Konsep Pembangunan yang tepat untuk
Indonesia
Banyak permasalahan yang saat ini masih menjadi kendala dalam pembangunan di Indonesia. Salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan dan keterpurukan di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan, dimana rakyat ditindas dan dipekerjakan secara paksa. Kemudain berlanjut pada masa orde baru. Pada masa pemerintahan Soeharto dimana Indonesia disebut-sebut sebagai macan asia, namun pada realitanya kemajuan ekonomi terdisebut-sebut hanya dirasakan oleh kalangan elite politik saja. Kesenjangan social begitu nampak. Rakyat semakin dirugikan oleh pejabat-pejabat yang korupsi. Hingga pada puncaknya adalah saat krisis moneter melanda Bangsa Indonesia, yang berakibat meningkatnya angka kemiskinan.
Untuk menagani permasalahan ini, pemerintah orde reformasi mangambil kebijakan meminjam dana dari IMF untuk memperbaiki kondisi ekonomi dalam negeri. Hingga sampai saat sekarang ini Bangsa Indonesia masih sangat bergantung oleh modal-modal asing dalam menjalankan perekonomiannya. Dapat kita lihat dari sektor-sektor industri skala besar misalnya pertambangan yang sebagian besar masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing.
Dalam menghadapi tantangan pembangunan ini, saya pribadi sependapat dengan teori ketergantungan yang mengatakan bahwa negara dunia ketiga tetap terbelakang dan sulit untuk mencapai kemajuan ekonomi yang pesat disebabkan oleh adanya dominasi asing atau negara maju dalam pembangunan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Dominasi ini justru memperkaya negara maju melalui modalnya, sedangkan negara berkembang hanya mendapatkan hasil yang sangat sedikit dan tidak sebanding dengan yang didapatkan negara investor.
tersebut. Ketergantungan tersebut ada dalam format “neo-kolonialisme” yang diterapkan oleh negara maju kepada negara Dunia Ketiga tanpa harus menghapuskan kedaulatan negara Dunia Ketiga, (Arief Budiman, 2000:62-63).
Namun saya kurang setuju dengan pernyataan teori ketergantungan dimana negara berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju. Pemutusan hubungan secara spontan justru akan mengganggu jalannya perekonomian karena ketergantungan yang begitu besar kepada negara maju. Oleh karena itu yang harus dilakukan Indonesia adalah mengurangi secara perlahan- lahan ketergantungan tersebut. Cara yang dapat dilakukan oleh Bangsa Indonesia untuk mengurangi ketergantunagan itu adalah dengan industri substitusi impor.
Oleh karena itu konsep pembangunan yang paling tepat untuk Indonesia menurut saya adalah konsep dari Raul Prebisch yaitu industri substitusi impor. Dengan sumber daya alam yang melimpah di bumi Indonesia, tentunya akan sangat potensial bagi negeri ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Industri substitusi impor ini dimulai dari hal paling yang mendasar, yaitu kebutuhan-kebutuhan pokok. Bagaimana yang dapat kita lihat sekarang ini Bangsa Indonesia sudah mampu menghasilkan barang-barang kebutuhan pokok sendiri seperti makanan dan pakaian.
Kemudian industri substitusi impor dilanjutkan dengan industri pertanian. Dimana Bangsa Indonesia harus mengembangkan industri pertanian untuk bagaimana meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian, kemudian mengolah hasil pertanian tersebut sehingga menjadi barang yang memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Juga dengan mengusahakan swasembada pangan sehingga seluruh rakyat Indonesia dapat tercukupi kebutuhannya dan tidak perlu mengimpor barang pangan yang sebenarnya bisa diproduksi sendiri seperti beras dan kedelai.
Industri-industri riil juga tidak lagi dikuasai oleh pihak asing dan tidak lagi mengimpor bahan mentah keluar negeri.
Tentunya untuk menuju industrialisasi itu tidaklah mudah. Diperlukan adanya modal yang sangat besar, teknologi yang canggih, dan tenaga kerja yang terampil. Namun itulah yang harus diusahakan oleh pemerintah dalam pembangunan Indonesia menuju negara maju. Sembari juga tidak lupa untuk beriringan dalam melakukan pembangunan manusia yang modern ( Inkeles & Smith ) yang memiliki jiwa-jiwa wirausaha ( David Mc. Clelland ).
Kemudian dari masyarakat Indonesia sendiri harus menciptakan dan memiliki rasa bangga dengan produk buatan dalam negeri. Sehingga bangga menggunakan produk dalam negeri dan membuat industri dalam negeri dapat tumbuh berkembang, serta impor pun dapat dikurangi. Tidak lupa juga peran pemerintah dengan kebijakannya untuk dapat melindungi industri dalam negeri agar produk dalam negeri tidak kalah bersaing dengan barang produk asing.
Dari situlah kemudian akan tercipta kemandirian Bangsa Indonesia melalui industri substitusi impor, yang perlahan-lahan akan dapat mengurangi ketergantunngan Indonesia terhadap negara maju. Sehingga hubungan dengan negara maju yang terjadi adalah saling membutuhkan, bukan saling ketergantungan.
Diposkan 29th October 2012 oleh Rismawan Djoko
0
Tambahkan komentar
Rismawan Joko Handoyo
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
Masalah Sosial : Balapan Liar dan Solusinya
Resume Seminar “Otonomi Daerah : Problematika dan Tantangannya”
Landasan-landasan Ilmu (Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi)
Unsur Terpenting dalam Diri Manusia
Tipe Organisasi (Herbert G. Hicks)
Prinsip Dasar atau Karakteristik Ideal Birokrasi
Pemilihan Umum dan Sejarah Singkatnya di Indonesia
Macam-macam Manajemen
Kode Etik Birokrasi
Karakteristik atau Ciri Khusus Organisasi
Kapabilitas Sistem Politik
Fungsi Sistem Politik (Gabriel Almond)
Kewajiban Muslim terhadap Al-Islam
Syari'ah (Al-Islam)
Fungsi Manajemen
Bentuk-bentuk Organisasi
Aqidah & Keyakinan
Akibat bagi Orang yang Malas Sholat
Resensi Novel Rahasia Puri Tarantula
CIRI-CIRI IMAN DAN TAQWA
3SISTEM HUKUM NASIONAL
IJTIHAD ( Kedudukan, Syarat, dan Metode )
Macam atau Jenis Sistem Hukum di Dunia
2INTI KEBUDAYAAN
Kandungan Al-Qur’an
Fungsi As-Sunnah terhadap Al-Qur’an
PERBEDAAN RUANG LINGKUP ANTARA ILMU POLITIK DAN ILMU
PEMERINTAHAN
PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN
Implementasi Tugas Eksekutif di Indonesia
Fungsi Badan Eksekutif
Implementasi Fungsi Lembaga Yudikatif di Indonesia
Fungsi Lembaga Yudikatif
Konsep Pembangunan yang tepat untuk Indonesia
Pendapat Mengenai Teori Modernisasi
HUBUNGAN ANTARA INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR
POLITIK
3
Infrastruktur Politik
2Solusi Lemahnya Karakter atau Moralitas Bangsa Indonesia
Masalah Sosial : Balapan Liar dan Solusinya
Balapan liar adalah kegiatan adu kecepatan kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun mobil yang terjadi bukan di sirkuit balapan resmi melainkan di jalan raya atau jalanan umum. Namun yang sering ditemukan adalah balapan liar sepeda motor. Fenomena seperti ini dapat dikategorikan sebagai masalah sosial karena sangat meresahkan atau bahkan dapat membahayakan masyarakat. Apalagi pelaku balapan liar yang sering ditemukan adalah anak-anak yang masih berusia sekolah yaitu SMP dan SMA.
Balapan liar menurut pengamatan penulis, biasanya mereka lakukan pada saat tengah malam sekitar pikul 00.00 sampai pukul 03.00 dini hari. Mereka beradu cepat di jalan-jalan yang mulai sepi seolah-olah merupakan sirkuit balapan. Jam-jam seperti itu sejatinya untuk anak-anak sekolah merupakan jam istirahat karena esok paginya mereka mesti berangkat untuk belajar di sekolah.
Fenomena balap liar harusnya mnjadi tanggung jawab kita bersama mengingat kegiatan seperti tentunya membahayakan masyarakat yang melintas, kemudian dapat pula memicu permasalahan sosial seperti tawuran ataupun tindak kekerasan lainnya. Balapan liar merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja.
Balapan liar tentunya memberikan dampak negative, diantaranya yang penulis amati adalah : - Membahayakan Diri Sendiri dan Orang Lain
Balapan liar jelas membahayakan keselamatan diri sendiri, apalagi tidak dibarengi dengan perlengkapan keselamatan yang memadai. Resiko yang didapat apabila terjadi kecelakaan adalah mulai dari luka-luka, cedera, sampai yang paling parah yakni kematian. Resiko ini tidak hanya menghinggapi pelaku balapan liar, tetapi juga masyarakat yang menggunakan jalanan umum tersebut.
- Membawa pengaruh buruk bagi dirinya sendiri dan orang lain.
Pelaku balapan liar terutama yang masih duduk di bangku sekolah pastinya akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri. Waktu tengah malam yang harusnya digunakan untuk beristirahat, tetapi mereka gunakan untuk balapan liar. Hal tersebut tentu dapat mengakibatkan menurunnya prestasi belajar mereka di sekolah. Perilaku pelaku tersebut juga dapat mempengaruhi teman-temannya yang lain untuk mengikuti dan akhirnya terjerumus kedalam dunia balap liar.
- Memicu perilaku menyimpang lainnya.
1. Kesimpulan
Balapan liar merupakan salah satu masalah sosial yang sering di temukan khususnya di Daerah Kota Samarinda yaitu aksi kebut-kebutan sepeda motor yang dilakukan oleh remaja pada saat tengah malam yang tentunya sangat meresahkan warga. Pelaku balapan liar disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yakni biasanya karena keadaan dalam keluarga yang kurang kasih sayang ataupun tidak harmonis, sedangkan factor eksternal biasanya dipengaruhi oleh teman-teman sepermainan yang mengajak kemudian mereka mengikutinya. 2. Solusi
Solusi yang penulis berikan agar aksi balapan liar dapat diminimalisir maupun diberantas diantaranya adalah :
- Polisi harus sering melakukan razia balapan liar di tengah malam karena dapat membahayakan masyarakat yang melintas dan menindak tegas pelaku agar jera dan tidak mengulangi perbuatannya di kemudian hari.
- Sementara pihak sekolah harus memantau perilaku anak didiknya dan memberikan peringatan keras bagi yang ketahuan melakukan balapan liar. Selain itu pihak sekolah harus memberikan dan mewajibkan bagi setiap murid untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler agar waktu luang para siswa dapat diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat. Jikalau banyak waktu yang para siswa habiskan dengan kegiatan yang bermanfaat, niscaya mereka akan lelah kemudian beristirahat dan tidak sempat memikirkan hal-hal yang cenderung negative.
- Yang sangat penting adalah upaya preventif yang harus dimulai dari lingkungan keluarga. Dimana para orang tua harus memberikan waktu lebih untuk memantau dan memberi perhatian kepada anaknya agar anak mendapat kasih saying yang cukup. Juga dengan memberikan nasihat dan sanksi apabila anak melakukan kesalahan. Selain itu orang tua harus menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dan harmonis agar anak dapat betah berada di rumah.
Diposkan 29th May oleh Rismawan Djoko
0
Tambahkan komentar
Memuat