• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Pola Konsumsi Media Remaja Dalam Memperoleh Informasi Kesehatan Reproduksi (Studi Deskriftif Tentang Pola Konsumsi Media Remaja Dalam Memperoleh Informasi Kesehatan Reproduksi di SMAN 1 Stabat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Pola Konsumsi Media Remaja Dalam Memperoleh Informasi Kesehatan Reproduksi (Studi Deskriftif Tentang Pola Konsumsi Media Remaja Dalam Memperoleh Informasi Kesehatan Reproduksi di SMAN 1 Stabat)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Dalam melakukan penelitian, teori membantu peneliti dalam menentukan tujuan dan arah penelitian dan dalam memilih konsep-konsep yang tepat guna pembentukan hipotesis. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2006: 43). Neuman menjelaskan bahwa teori memberikan kepada kita suatu kerangka yang membantu dalam dalam melihat permasalahan.

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:

2.1.1 Media Sebagai Penyampai Informasi

Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang, selain itu manusia juga bisa saling berinteraksi satu sama lain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu “medius” yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Kata media, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara etimologi berarti perantara atau pengantar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian media adalah alat atau sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses berkomunikasi dan menyebarkan informasi agar lebih efektif dan efisien (Agung, 2011).

(2)

pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Menurut Oxfoord English Dictionary pengertian informasi adalah that of which one is apprised or told: intelligence, news yaitu informasi adalah salah satu yang dapat memberitahukan di mana menyangkut kecerdasan dan berita. Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU (Rancangan Undang-Undang) teknologi informasi yang mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer, database (www.ensiklopedia.com).

Wilbur Schramm dalam Rakhmad (1992) mendefenisikan informasi sebagai segala sesuatu yang mengurangi segala ketidakpastian atau mengurangi jumlah alternatif dalam situasi. Fungsi utama dan pertama dari informasi adalah menyampaikan pesan (informasi), atau menyebarluaskan informasi kepada orang lain. Artinya diharapkan dari penyebarluasan informasi itu, para penerima informasi akan mengetahui sesuatu yang ingin diketahui (Liliweri, 2007).

Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media sebagai penyampai informasi adalah alat untuk mengumpulkan dan menyusun kembali catatan sebuah peristiwa yang terjadi, baik berupa data, fakta, dan pengetahuan, maupun segala gejala yang terjadi dalam masyarakat yang tercatat dan dapat di salurkan kepada orang lain atau disebarkan yang dapat bermanfaat untuk perubahan dalam kehidupan.

Media sebagai penyampaian informasi dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu :

(3)

2. Representational media, adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur, dan lain-lain. Semua jenis media ini memiliki konvensi estetika baik secara teknis maupun praktis.

3. Mechanical media, adalah media radio, televisi, video, film, surat kabar, majalah, dan telepon yang digunakan untuk memperkuat dua media di atas. Misalnya surat kabar merekam tampilan wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah dan suara, dan video merekam suatu komposisi musik.

2.1.2 Manfaat Informasi

Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya. Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut Sutanta (2003: 11) adalah :

1. Menambah pengetahuan : Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi : Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan : Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan : Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah.

(4)

2.1.3 Sifat-sifat informasi

Untuk dapat menyajikan informasi yang terpilih maka harus diketahui sifat-sifat informasi adalah sebagai berikut:

1. Informasi relevan dan tidak relevan, yang dimaksud dengan informasi yang relevan adalah informasi yang ada hubungannya atau ada kepentingannya bagi si penerima, sedangkan informasi yang tidak relevan adalah informasi yang tidak ada atau sedikit sekali kepentingan bagi si penerima.

2. Informasi dapat berguna dan kurang berharga

3. Informasi dapat tepat waktunya dapat pula tidak tepat waktunya. Informasi dikatakan tepat waktunya apabila dapat mencapai si penerima sebelum ia melakukan pengambilan keputusan, tetapi apabila informasi tersebut terlambat datangnya setelah keputusan diambil, maka informasi tersebut tidak tepat waktunya.

4. Informasi dapat valid dan dapat tidak valid. Apabila informasi yang diberikan kepada seseorang merupakan informasi keliru, maka informasi tersebut merupakan informasi yang tidak valid, sebaliknya bila informasi itu benar maka informasi itu valid

Perkembangan yang semakin cepat di bidang teknologi komunikasi menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kegiatan penyebarluasan informasi atau gagasan. Media massa (pers, radio, televisi dan film) sangat membantu kegiatan hubungan masyarakat, dengan menggunakan media massa penyebarluasan informasi bukan saja sangat luas tetapi juga cepat dan serentak (Widjaja, 2008).

(5)

2.1.4 Jenis Kebutuhan Informasi

Ada banyak jenis kebutuhan informasi, seperti Katz yang dikutip oleh Yusuf (2009: 205), antara lain adalah :

1. Kebutuhan kognitif. Ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

2. Kebutuhan afektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estesis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Misalnya, orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak lain karena mencari hiburan.

3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

5. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

(6)

Menurut Morgan dan King yang dikutip oleh Wilson (1995) mengemukakan bahwa jenis kebutuhan informasi muncul dari tiga motif, yaitu : 1. Physiological motives : Kebutuhan informasi didasari atas kebutuhan diri

sendiri.

2. Unlearned motives : Kebutuhan informasi terjadi karena adanya tugas, atau informasi digunakan untuk mengambil suatu keputusan.

3. Social motives : Kebutuhan informasi terjadi karena adanya permintaan informasi dari orang lain.

2.1.5 Media Massa

Media massa merupakan media informasi yang terkait dengan masyarakat, digunakan untuk berhubungan dengan khalayak (masyarakat) secara umum, dikelola secara profesional dan bertujuan mencari keuntungan (Mondry, 2008: 12). Menurut Bungin (2008: 85), media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan.

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan atau informasi dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002)

Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibandingkan dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).

(7)

2.1.5.1Jenis-jenis Media Massa

Adapun bentuk media massa antara lain media cetak (surat kabar, majalah/ tabloid), media elektronik (radio, televisi), film, internet dan telepon selular (Bungin, 2008: 85).

1. Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa paling tua dibandingkan media massa lainnya, paling banyak dan paling luas penyebarannya dan paling dalam daya mampunya dalam merekam kejadian sehari- hari sepanjang sejarah di Negara manapun di dunia (Effendy, 2000:90).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, surat kabar adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita dan sebagainya, sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, surat kabar atau koran berasal dari bahasa Belanda yaitu “krant” dan dari bahasa Prancis yaitu “courant”. Surat kabar atau koran adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudan dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa politik, kriminalitas, olahraga, cuaca dll.

Di Indonesia surat kabar pertama dibawa oleh bangsa Belanda pada abad 18 atau pada tahun 1744. Sampai abad 19, semua surat kabar di Indonesia diterbitkan dan dikelola oleh penguasa Belanda. Pembacanya berasal dari kalangan orang-orang Belanda atau bangsa Pribumi yang mengerti bahasa Belanda.

Surat kabar pertama sebagai bacaan untuk kaum pribumi dimulai pada tahun 1854 ketika diterbitkannya majalah Bianglala disusul oleh Bromartani pada tahun 1885, keduanya terbit di Weltevreden. Pada tahun 1856 terbit Soerat Kabar Bahasa Melajoe di Surabaya. Sampai tahun 1904, pers di Indonesia mulai bangkit pada saat Raden Mas Djokomono mendirikan NV Javaansche Boekhandle & Drukkerij en Handel in Schrifbehoeften Medan Prijaji di Bandung. Diikuti dengan terbitnya mingguan Medan Prijaji pada tahun 1907 dan pada tahun 1910

(8)

terbitan Indonesia mulai berkembang. Isi dari surat kabar terbitan anak bangsa ini umumnya bersifat perjuangan.

Menurut Rhenald Kasali (1992:107-108) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Periklan, kekuatan surat kabar adalah dapat menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai dengan cakupan pasarnya (nasional, regional, atau lokal), surat kabar dapat dibawa kemana-mana, dan hal yang dimuat dalam surat kabar adalah hal-hal aktual yang perlu segera diketahui khalayak pembacanya. Sedangkan kelemahan surat kabar adalah surat kabar dibaca orang dalam tempo yang singkat sekali, umumnya tidak lebih dari lima belas menit, dan mereka hanya membaca sekali saja. Surat kabar juga cepat basi, hanya berusia 24jam, sekalipun surat kabar memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasar tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik. Sebagai contohnya pembaca dengan bahasa yang berbeda dan umumnya surat kabar adalah bacaan bagi pria.

2. Majalah

Menurut Junaedhie (2010:13) majalah adalah media cetak yang terbit secara berkala, memiliki sampul, setidak-tidaknya punya wajah, dan dirancang secara khusus, dijilid atau sekurang-kurangnya memiliki sejumlah halaman tertentu.

Majalah sebagai salah satu bentuk media cetak memiliki sejarah yang cukup panjang hingga saat ini. Majalah juga berjasa pada masa pergerakan kebangsaan bahkan dalam masa mempertahankan kemerdekaan, dimana majalah berperan sebagai corong yang menyuarakan program-program organisasi para pejuang.

Masa menjelang kemerdekaan Republik Indonesia, media cetak termasuk majalah yang diterbitkan pada masa itu merupakan tandingan dari surat kabar yang diterbitkan pemerintah Jepang. Terjadi banyak pembredelan surat kabar karena isinya yang bersifat propaganda bagi pemerintah pada waktu itu, seperti surat kabar Berita Indonesia, Harian Rakyat, dan Soeara Indonesia.

(9)

menyuarakan semangat gerakan kebangsaan, maka pada masa itu penerbitan pers menyuarakan semangat untuk mempertahankan kemerdekan. Majalah-majalah yang terbit pada masa itu antara lain, Pantja Raja, Pembangoenan Indonesia, dan

Siasat.

Jurnalisme media cetak mencapai puncak kejayaannya ketika berbagai majalah dan surat kabar mulai menyertakan fotografi di halamannya untuk menguatkan isi berita yang dimuat. Audience yang menjadi sasaran mereka pun meluas. Perkembangan penerbitan majalah semakin bervariasi dan bercorak khusus, dengan misi dan target pembaca yang khusus pula.

Majalah memiliki kelebihan dibanding media lainnya, antara lain mempunyai kemampuan untuk menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi, mempunyai kemampuan mengangkat produk-produk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak terhadap prestise majalah yang bersangkutan, memiliki usia edar yang panjang dibandingkan media lainnya, memiliki kualitas visual yang baik karena umumnya majalah dicetak di kertas yang berkualitas tinggi dengan desain yang menarik.

Majalah juga memiliki beberapa kelemahan yang kurang menguntungkan bagi penggunanya antara lain fleksibilitas yang terbatas, karena pengiklan harus segera memberikan final artwork iklannya sebelum pembuatan desain majalah, biaya yang dipakai untuk menjangkau pembacanya menjadi lebih mahal karena majalah hanya beredar di lingkungan yang terbatas, proses pendistribusian yang kurang lancar, yang mengakibatkan peredaran majalah menjadi lambat sehingga menumpuk di rak-rak toko buku.

3. Radio

Radio adalah alat untuk menyampaikan pernyataan umum (information) yang auditif melalui gelombang elektromagnetis / gelombang listrik frekuensi tinggi dan bekerja atas dasar prinsip getaran udara

(10)

memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya (Masduki, 2001)

Perkembangan radio siaran di Indonesia dimulai dari masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, zaman kemerdekaan dan zaman orde baru. Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase radio siaran Vereniging (BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta, setelah BRV berdiri secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan yang terbesar dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij) di Jakarta, Bandung dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah Hindia Belanda.

Ketika Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tidak dapat disiarkan langsung melalui radio siaran karena radio siaran masih dikuasai Jepang. Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia baru dapat disiarkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris pukul 19.00 WIB namun hanya dapat didengar oleh penduduk sekitar Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945 naskah bersejarah itu dapat dikumandangkan ke luar batas tanah air, dibuat pemancar gelap dan berhasil berkumandang di udara radio siaran dengan stasiun call “Radio Indonesia Merdeka”.

Akhir tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio siaran ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media informasi dan hiburan, pada masa orde baru, radio siaran melalui RRI menyajikan acara pendidikan dan persuasi (Effendy, 2007:156-166).

(11)

kelemahan diantaranya cepat dan langsung. Sarana tercepat, lebih cepat dari Koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh waktu banyak, seperti siaran televisi atau sajian media cetak, suara penyiar hadir di rumah atau didekat pendengar, panduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi emosi pendengar, tidak rumit, tidak banyak pernik, bagi pengelola maupun pendengar, siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA (suku, agama, ras,antar golongan), dan kelas sosial, dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi, pesawat radio relative jauh lebih murah, radio memiliki kesetaraan alami (transient nature) sehingga berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan, siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa mengganggu aktifitas yang lain. (Romli, 2004 : 23)

Radio juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya, siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan, pendengarnya tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaanya dari awal tulisan, sajian informasi radio bersifat global, tidak detail, waktu siaran relative terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat kabar, yang bias menambah jumlah halaman dengan bebas, program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah ada, tidak bisa meloncat-loncat berbeda dengan surat kabar, pembaca bisa langsung ke halaman tengah, akhir atau langsung ke rubrik yang ia sukai dan siaran radio mengandung gangguan, seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise factor”.

4. Televisi

(12)

mengubah emosi dan pikiran pemirsanya (Effendy, 1993: 192).

Media televisi sebagai salah satu pioner dalam penyebaran informasi dan dengan menggunakan perangkat satelit, kini menjadi media informasi yang terus berkembang pesat (Kuswandi, 1996: 1). Televisi siaran merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya bersifat heterogen. (Effendy, 2002:21).

Media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Bermula dari ditemukannya electrische teleskop sebagai perwujudan gagasan seorang mahasiswa dari Berlin (Jerman Timur) yang bernama Paul Nipkov, menemukan sistem penyaluran sinyal gambar, untuk mengirim gambar melalui udara dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem ini dianggap praktis, sehingga diadakan percobaan pemancaran serta penerimaan sinyal televisi tersebut, hal ini terjadi antara tahun 1883-1884. Nipkov akhirnya diakui sebagai ‘Bapak’ televisi.

Media televisi di Indonesia bukan lagi sebagai barang mewah. Media layar kaca tersebut sudah menjadi salah satu barang kebutuhan pokok bagi kehidupan masyarakat untuk mendapatkan informasi.

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan status sampai sekarang. Tahun 1962-1963 TVRI berada di udara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.

(13)

Televisi memiliki kekuatan dan kelemahan (Rhenald kasali,1992: hal 121-122) kekuatan Televisi diantaranya, efisiensi biaya karena banyak produsen memendang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kormersialnya. Televisi memiliki kemampuanya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indra: penglihatan dan pendengaran. Televisi memiliki pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran.

Kelemahan Televisi yaitu biaya yang besar dan absolute yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. Khalayak yang tidak selektif, sekalipun teknologi telah memperkenalkaan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetap sebuah media yang tidak selektif. Televisi juga memiliki kesulitan teknik karena media ini juga tidak luas dalam pengaturan teknis. Acara-acara yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiaran.

5. Film

Menurut undang-undang Republik Indonesia No.8 tahun 1992 tentang perfilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya. Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail, 1987).

(14)

gambar pada sebuah lempengan timah yang tebal. Thomas Alva Edison (1847-1931) seorang ilmuwan Amerika Serikat penemu lampu listrik dan fonograf (piringan hitam), pada tahun 1887 terinspirasi untuk membuat alat untuk merekam dan membuat (memproduksi) gambar. Edison tidak sendirian. Ia dibantu oleh George Eastman, yang kemudian pada tahun 1884 menemukan pita film (seluloid) yang terbuat dari plastik tembus pandang. Tahun 1891 Eastman dibantu Hannibal Goodwin memperkenalkan satu rol film yang dapat dimasukkan ke dalam kamera pada siang hari.

Film pertama kali dipertontonkan untuk khalayak umum dengan membayar berlangsung di Grand Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28 Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandai lahirnya film dan bioskop di dunia. Meskipun usaha untuk membuat "citra bergerak" atau film ini sendiri sudah dimulai jauh sebelum tahun 1895, bahkan sejak tahun 130 masehi, namun dunia internasional mengakui bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai lahirnya film pertama di dunia.

Perjalanan film terus mengalami perkembangan besar bersamaan dengan perkembangan atau kemajuan-kemajuan teknologi pendukungnya. Awalnya hanya dikenal film hitam putih dan tanpa suara atau dikenal dengan sebutan “film bisu”. Masa film bisu berakhir pada tahun 1920-an, setelah ditemukannya film bersuara. Film bersuara pertama diproduksi tahun 1927 dengan judul “Jazz Singer”, dan diputar pertama kali untuk umum pada 6 Oktober 1927 di New York, Amerika Serikat.

Di Indonesia, film pertama kali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). Pada masa itu film disebut “Gambar Idoep". Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah Abang dengan tema film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Namun pertunjukan pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal. Sehingga pada 1 Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton.

(15)

Melayu, dan film cerita impor ini cukup laku di Indonesia, dibuktikan dengan jumlah penonton dan bioskop pun meningkat. Daya tarik tontonan baru ini ternyata mengagumkan.

Film lokal pertama kali diproduksi pada tahun 1926, dengan judul “Loetoeng Kasaroeng” yang diproduksi oleh NV Java Film Company, adalah sebuah film cerita yang masih bisu. Agak terlambat memang, karena pada tahun tersebut di belahan dunia yang lain, film-film bersuara sudah mulai diproduksi. Kemudian, perusahaan yang sama memproduksi film kedua mereka dengan judul “Eulis Atjih”.

Kekuatan dari Film adalah dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan keterampilan tangan dan sebagainya, dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu, penggambarannya bersifat tigadimensional, suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni, film yang berwarna dapat menambah realita objek yang diperagakan, memberikan kesan yang dapat diterima secara merata oleh penontonnya, lebih realistis dan dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan

Kelemahan dari Film adalah harga untuk pembuatan film yang cukup mahal, pembuatannya memerlukan banyak tenaga dan waktu, dan penonton tidak dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

6. Internet

Internet merupakan singkatan dari Interconnection Networking. Internet berasal dari bahasa latin “inter” yang berarti antara. Secara kata perkata Internet berarti jaringan antara atau penghubung, sehingga kesimpulan dari defenisi internet ialah merupakan hubungan antara berbagai jenis komputer dan jaringan di dunia yang berbeda sistem operasi maupun aplikasinya dimana hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan komunikasi (telepon dan satelit) yang menggunakan protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP (Transmission Control/Internet Protocol) pengertian tersebut dijelaskan menurut pendapat Supriyanto (2008:60).

(16)

komputer, bahkan jutaan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan atau terkoneksi satu sama lainnya. Media yang digunakan bisa menggunakan kabel/serat optic, satelit atau melalui sambungan telepon (Harjono 2009)

(17)

tepatnya tahun 1987 tak kurang dari 100.000 komputer bergabung dan membentuk jaringan.

Program editor dan browser diperkenalkan oleh Tim Bernes Lee pada tahun 1990 program ini disebut dengan www atau world wide web. Pada tahun 1992 muncullah istilah-istilah lainnya seperti surfing the internet, virtual shopping atau e-retail dan kemudian ditahun yang sama didirikan juga yahoo dan Netscape Navigator (Haris, 1996:1-2).

Perkembangan teknologi Internetwork yang dimulai dari sejarah pendiriannya dan perkembangannya hingga saat ini benar–benar dapat dirasakan sangat bermanfaat dalam setiap aspek kehidupan.

Di Indonesia jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di Universitas Indonesia, berupa UInet oleh Dr.Joseph F.P Luhukay yang ketika itu baru saja menamatkan program dokter filosofi ilmu komputer di Amerika Serikat. Jaringan itu dibangun selama empat tahun. Pada tahun yang sama, Luhukay juga mulai mengembangkan University Network (UNInet) dilingkungan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan yang merupakan jaringan komputer dengan jangkauan yang lebih luas yang meliputi Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Surabaya, Universitas Hasanuddin dan Ditjen. Jaringan internet telah menjadi pelopor terjadinya revolusi teknologi. Internet semakin diminati oleh banyak kalangan baik perorangan maupun instansi–instansi pemerintah ataupun swasta, termasuk diantaranya perpustakaan.

(18)

Kelemahan Internet diantaranya ketergantungan pada jaringan telepon dan internet service provider (ISP) dimana fasilitas jaringan telepon dan ISP sangat berpengaruh terhadap biaya pemakaian Internet yang masih relatif mahal. Informasi yang tersedia di Internet sangat besar jumlahnya, namun tidak semuanya dibutuhkan. Salah satu masalah yang juga tak kalah peliknya adalah risiko terkena virus komputer yang mudah menyebar lewat jaringan Internet, baik lewat e-mail maupun file-file yang di-download. Banyak yang mencoba memfilter informasi di internet, namun kenyataannya hal itu tidak bisa dengan mudah menyingkirkan informasi yang membahayakan atau tidak pantas seperti pornografi.

7. Telepone Selular

Telepone Selular seringnya disebut handpone (disingkat HP) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepone fixed line konvensional, namun dapat dibawa kemana-mana (portable, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepone menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Sistem handpone terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Tanpa perangkat lunak handpone hanya perangkat keras saja, demikian juga tanpa perangkat keras, tanpa perangkat keras hanya merupakan kode-kode computer saja. (www. Wikipedia.com)

Konsep dasar teknologi yang dipakai dalam sebuah ponsel sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi radio yang dipadukan dengan teknologi komunikasi telepon. Telepon diciptakan oleh Allexander Graham Bell pada tahun 1976, dan komunikasi tanpa kabel (wireless) ditemukan oleh Nikolai Tesla pada tahun 1880 yang kemudian dikembangkan oleh Guglielmo Marconi. Sebelum ponsel diciptakan biasanya radio telepon dipasang ke dalam mobil untuk dapat digunakan sebagai sarana komunikasi secara mobile.

(19)

hingga 70 Km, karena saluran yang cukup terbatas mengakibatkan tidak semua orang dapat menggunakan radio telepon ini. Sejak tahun 1940 teknologi wireless dan cellular mulai diperkenalkan secara komersil, sistem radio seluler ini ternyata telah menjadi proyek nasional di negara Jepang sejak 1967, sejak tahun tersebut Jepang melakukan beberapa eksperimen tentang teknologi perambatan pada radio, kekuatan sinyal dan penelitian tentang daya tangkap sinyal diarea perkotaan menggunakan frekwensi 400 Mhz dan kemudian 900 Mhz.

Uji coba sistem seluler ini termasuk sukses dilaksanakan pada tahun 1965 dan diterapkan dikota metropolitan Tokyo. Salah satu perusahaan yang sangat ambisius dalam hal pengembangan mikroprosesor dan semi konduktor adalah Motorola. Kerja keras dan proyek ambisius ini ternyata membuahkan hasil yaitu sirkuit-sirkuit buatan Motorola digunakan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat, pada awal program ruang angkasa dimulai, pada tahun 1973 Motorola mempetakan sistem radio sehingga pada tahun 1973 Project Manager Motorola Dr. Couper untuk pertama kalinya memasang base station di network dan membuat prototipe telepon seluler.

Pada tahun 1974 federal communication commision (FCC) Amerika memutuskan untuk membuka dan menambah spektrum 115 Mhz serta 2300 chanel untuk digunakan bagi perkembangan telepon seluler secara komersil. Dengan persetujuan ini maka bisnis radio dan manufacture telepon semakin berkembang dengan pesat akhirnya pada tahun 1975 FCC memberikan ijin kepada bell system untuk mengembangkan dan melakukan uji coba sistem yang telah ditelitinya. Bell lab adalah pesaing Motorola dalam hal pengembangan telepon seluler. Sejak tahun 1960 hingga 1970 kedua perusahaan ini bersaing untuk menciptakan penerangan teknologi seluler bagi kehidupan sehari-hari, Bell system telah diuji cobakan di Chicago dan Illionis, ternyata Bell system ini telah berkembang dengan pesat dan menjadi pelayanan telepon terbaik didunia. Bell system melayani kota-kota kecil dan besar di Amerika Serikat dan telah mencapai 80 % dari penduduk Amerika.

(20)

kini semakin canggih, dapat digunakan untuk internet, sehingga pengguna handphone dapat mengakses informasi dengan menggunakan handphone lewat media internet. Beberapa perangkat hasil dari teknologi komunikasi telephone selular menyediakan fasilitas game, audio, dan video.

Kekurangan Telepone Selular yaitu menurunkan prestasi belajar siswa sebab dalam kehidupan pelajar yang tidak jauh dari handphone, menjadikan pelajar lebih senang memanfaatkan handphone daripada buku pelajaran. Hal tersebut dapat mengganggu belajar serta menghambat prestasi belajar. Telepone sellular juga rawan terhadap tindak kejahatan. Handphone dan internet tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang didapatkan pada penyedia informasi tersebut.

2.1.6 Remaja

2.1.6.1 Defenisi Remaja

Remaja berasal dari bahasa latin “adoloscere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Widyastuti, 2009).

Menurut Sarwono (2007), remaja adalah suatu massa ketika individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda- tanda sosial seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Sedangkan menurut Soetjaningsih (2004). Masa remaja adalah suatu tahapan dengan perubahan yang cepat dan penuh tantangan yang sulit. Berbagai tantangan ini kadang-kadang sulit diatasi sebab secara fisik sudah dewasa namun secara psikologis belum tentu. Kejadian serupa tidak jarang terjadi di berbagai Negara termasuk Indonesia.

(21)

kemudian disatukan dalam sebuah terminologi kaum muda (young people) yang mencakup 10-24 tahun. Sementara itu dalam program BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 10-24 tahun. Batasan ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia inilah tercapai kematangan mental, pribadi dan sosial, walaupun kematangan biologis mungkin sudah terjadi lebih awal pada waktu usia belasan tahun. Pada masa remaja, individu akan mengalami situasi pubertas dimana ia akan mengalami perubahan yang mencolok secara fisik maupun emosional/psikologis. Secara psikologis masa remaja merupakan masa persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan perkembangan kepribadian selanjutnya yaitu menjadi dewasa.

Kematangan biologis remaja perempuan pedesaan biasanya diikuti dengan perkawinan usia belia yang mengantarkan remaja pada risiko kehamilan dan persalinan, sementara kematangan biologis remaja laki-laki dan perempuan di perkotaan dibayang-bayangi kemungkinan lebih dininya usia pertama aktif seksual, kehamilan tak diinginkan, aborsi tidak aman, infeksi saluran reproduksi dan penyakit menular seksual (Wiknjosastro, 2006).

2.1.6.2Ciri-ciri Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Perubahan-perubahan yang terjadi menimbulkan ciri-ciri yang khas pada remaja antara lain : (Episentrum, 2010).

(22)

berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa kuliah.

2. Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3. Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis dan dengan orang dewasa.

4. Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa. 5. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.

2.1.6.3Tugas Perkembangan Remaja

(23)

a. Perkembangan fisik.

Masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11 tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun.

b. Perkembangan kejiwaan

Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah:

1. Perubahan emosi.

 Sensitif atau peka, misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan

sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi pada remaja putri.

 Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar yang memengaruhinya, suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.

 Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama temannya dari pada tinggal di rumah.

2. Perkembangan intelegensia.

 Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan

kritik.

 Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.

Menurut Widyastuti (2009), tugas yang harus dipenuhi sehubungan dengan perkembangan seksual remaja adalah :

1. Memiliki pengetahuan yang benar tentang seks dan berbagai peran jenis kelamin yang dapat diterima masyarakat.

(24)

3. Mengenali pola-pola perilaku heteroseksual yang dapat diterima masyarakat.

4. Menetapkan nilai-nilai yang harus diperjuangkan dalam memilih pasangan hidup

2.1.6.4 Perubahan Yang Terjadi Pada Masa Remaja

Perubahan-perubahan yang terjadi pada saat seorang anak memasuki usia remaja antara lain dapat dilihat dari 3 dimensi yaitu dimensi biologis, dimensi kognitif dan dimensi sosial.

a. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun mimpi basah pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, panggul mulai membesar, timbul jerawat dan tumbuh rambut pada daerah kemaluan. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, tumbuhnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih besar, otot-otot membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik lainnya. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

b. Dimensi Kognitif

(25)

alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.

c. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dan sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

2.1.6.5 Remaja dan Kesehatan Reproduksi

(26)

Remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral seks, dan bersenggama (sexual intercourse). Perilaku seksual pranikah pada remaja ini pada akhirnya dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan remaja itu sendiri. Seringkali remaja merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks pranikah sehingga mereka kemudian mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa.

Penelitian menunjukkan bahwa remaja sangat membutuhkan informasi mengenai persoalan seksual dan reproduksi. Remaja seringkali memperoleh informasi yang tidak akurat mengenai seks dari teman-teman mereka, bukan dari petugas kesehatan, guru atau orang tua (Gemari, 2003).

Data yang dihimpun PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) tahun 2006 menunjukkan remaja yang mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah adalah remaja usia 17-19 tahun. Sebanyak 60% di antaranya mengaku tidak menggunakan alat kontrasepsi dan mengaku melakukannya di rumah sendiri, karena kurangnya informasi atau pengetahuan akan reproduksi dan seksual yang benar menjadikan seks sebagai ajang coba-coba yang berujung pada beberapa risiko di antaranya kehamilan.

Data BKKBN menunjukkan, Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2002-2003 menyebutkan, remaja yang mengaku memiliki teman yang pernah berhubungan seksual sebelum menikah pada usia 17-19 tahun mencapai 34,7% untuk perempuan dan 30,9% untuk laki-laki. Mereka yang berumur 20-24 tahun yang pernah melakukan hal serupa ada 48,6% untuk perempuan dan 46,5% untuk laki-laki.

(27)

remaja ini sebenarnya memerlukan pelayanan kesehatan reproduksi lebih spesifik. Dengan mendapatkan informasi yang benar mengenai risiko Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), maka diharapkan remaja akan semakin berhati-hati dalam melakukan aktivitas kehidupan reproduksinya.

2.1.7 Kesehatan Reproduksi

2.1.7.1Defenisi Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus secara global sejak diangkatnya isu tersebut dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development, ICPD), di Kairo, Mesir pada tahun 1994. Hal penting dalam konferensi tersebut adalah disepakatinya perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta upaya pemenuhan hak-hak reproduksi (Widyastuti,2009:1).

Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan kata “produksi” yang berarti membuat atau menghasilkan. Jadi, kesehatan reproduksi adalah proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya (Delyuzar, 2001).

UU No 23 tahun 1992 menjelaskan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik mental dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Sumiati 2009).

World Health Organization menyebutkan kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Dengan demikian kesehatan reproduksi dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalani fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman, termasuk mendapatkan keturunan yang sehat (Surjadi, 2001).

(28)

integral dari sistem tubuh manusia lainnya serta hubungannya secara timbal balik dengan lingkungannya (Pangkahila, 2005).

Kesehatan reproduksi dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksi secara sehat dan aman, juga setiap orang berhak dalam mengatur jumlah keluarganya termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya seperti pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi bayi baru lahir, kesehatan remaja dan lain-lain perlu dijamin (Azwar, 2001).

Pengertian diatas menjelaskan bahwa kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin fungsi reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik, mental maupun sosial dan bukan saja terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat reproduksi.

2.1.7.2 Tujuan Kesehatan Reproduksi

Para remaja memerlukan tempat yang nyaman untuk memeriksakan diri atau konsultasi dengan para petugas dan orang-orang yang tepat dalam menangani masalah-masalah keremajaan. Adapun tujuan kesehatan reproduksi remaja, yaitu:

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensip kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya.

Tujuan Khusus kesehatan reproduksi adalah :

1. Meningkatkan kemandirian perempuan, khususnya dalam peranan dan fungsi reproduksinya

2. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam konteks kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan, dan jarak antar kehamilan

(29)

4. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi.

2.1.7.3 Sistem dan Fungsi Reproduksi

Manusia bereproduksi berlangsung secara seksual. Alat reproduksi pada manusia berupa alat kelamin pada dan alat kelamin pada wanita dan pria.

1. Wanita

Organ reproduksi wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam.

Organ reproduksi bagian luar:

1. Vulva, yaitu daerah organ kelamin luar pada wanita yang meliputi labia majora, labia minora, mons pubis, bulbus vestibuli, vestibulum vaginae,

glandula vestibularis major dan minor, serta orificium vaginae.

2. Labia majora, yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit dan memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis. 3. Mons pubis, yaitu bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan

anterior simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis akan ditutupi oleh rambut ikal yang membentuk pola tertentu.

4. Payudara / kelenjar mamae yaitu organ yang berguna untuk menyusui.

Organ reproduksi bagian dalam:

1. Labia minora, yaitu merupakan labia sebelah dalam dari labia majora, dan berakhir dengan klitoris, ini identik dengan penis sewaktu masa perkembangan janin yang kemudian mengalami atrofi. Di bagian tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya air kemih saja.

(30)

3. Vagina, yaitu berupa tabung bulat memanjang terdiri dari otot-otot melingkar yang di kanan kirinya terdapat kelenjar (Bartolini) menghasilkan cairan sebagai pelumas waktu melakukan aktifitas seksual. 4. Uterus (rahim), yaitu organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian

bawahnya mengecil dan berakhir sebagai leher rahim/cerviks uteri. Uterus terdiri dari lapisan otot tebal sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin. Pada dinding sebelah dalam uterus selalu mengelupas setelah menstruasi.

5. Tuba uterina (fallopi), yaitu saluran di sebelah kiri dan kanan uterus, sebagai tempat melintasnya sel telur/ovum.

6. Ovarium, yaitu merupakan organ penghasil sel telur dan menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Organ ini berjumlah 2 buah.

Fungsi organ:

Organ-organ reproduksi tersebut mulai berfungsi saat menstruasi pertama kali pada usia 10-14 tahun dan sangat bervariasi. Pada saat itu, kelenjar hipofisa mulai berpengaruh kemudian ovarium mulai bekerja menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Hormon ini akan mempengaruhi uterus pada dinding sebelah dalam dan terjadilah menstruasi. Setiap bulan pada masa subur, terjadi ovulasi dengan dihasilkannya sel telur / ovum untuk dilepaskan menuju uterus lewat tuba uterina. Produksi hormon ini hanya berlangsung hingga masa menopause, kemudian tidak berproduksi lagi. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini sehingga payudara akan membesar.

2. Pria

Alat kelamin pria juga dibedakan menjadi alat kelamin pria bagian luar dan alat kelamin pria bagian dalam.

Organ reproduksi bagian luar:

(31)

2. Skrotum, yaitu organ yang tampak dari luar berbentuk bulat, terdapat 2 buah kiri dan kanan, berupa kulit yang mengkerut dan ditumbuhi rambut pubis.

Organ reproduksi bagian dalam:

1. Testis, yaitu merupakan isi skrotum, berjumlah 2 buah, terdiri dari saluran kecil-kecil membentuk anyaman, sebagai tempat pembentukan sel spermatozoa.

2. Vas deferens, yaitu merupakan saluran yang membawa sel spermatozoa, berjumlah 2 buah.

3. Kelenjar prostat, yaitu merupakan sebuah kelenjar yang menghasilkan cairan kental yang memberi makan sel-sel spermatozoa serta memproduksi enzim-enzim.

4. Kelenjar vesikula seminalis, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan untuk kehidupan sel spermatozoa, secara bersama-sama cairan tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen, yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi.

Fungsi organ:

Organ-organ tersebut mulai berfungsi sebagai sistem reproduksi dimulai saat pubertas sekitar usia 11 -14 tahun. Aktifitas yang diatur oleh organ-organ

tersebut antara lain:

1. Keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini berlangsung selama kehidupannya.

2. Organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah mendapat pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel

(32)

2.1.7.4 Proses Reproduksi

1. Proses Reproduksi Pada Wanita

Organ reproduksi dengan kondisi normal atau baik, dan siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya adalah tanda utama kesuburan pada wanita.

Organ reproduksi wanita umumnya bersifat internal. Vagina adalah salah satunya. Saluran antara bagian luar, disebut vulva, dengan bagian dalam, disebut cervix atau mulut rahim. Rahim adalah sebuah organ tubuh yang penuh otot-otot berukuran dan berbentuk seperti buah pear. Di sini tempat sel telur dibuahi sel sperma dan kemudian menjadi tempat berkembangnya embryo, yang kemudian berevolusi menjadi janin.

Rahim dilengkapi lapisan kaya nutrisi yang disebut endometrium. Tuba falopi memanjang dari atas rahim hingga ke bagian belakang menuju ovarium, tempat terdapatnya dua kantong kecil yang berisi sel telur. Seorang wanita sehat dan memiliki siklus haid yang teratur, memiliki sel telur sebanyak 400.000 buah dan akan mengalami sekitar 400 kali ovulasi sepanjang masa suburnya, sebelum menopause.

Memproduksi sel telur matang pada setiap siklus menstruasi, ovarium juga memproduksi hormon wanita yang disebut estrogen dan progesterone. Setiap bulannya hanya satu sel telur, yang matang dalam folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan siklus, sel telur dilepaskan dari folikel dalam sebuah proses yang disebut ovulasi dan kemudian akan ditangkap dalam tuba falopi.

Bagian paling luar dan terakhir dari tuba ini lebih memiliki ukuran yang lebih lebar dan memiliki ujung berbentuk seperti jari-jari, yang disebut fimbria, di mana sel telur akan menunggu untuk dibuahi oleh sel sperma. Sel telur kemudian berjalan menuju ke bawah tuba falopi menuju ke rahim.

Siklus menstruasi menunjukkan proses kematangan dan pelepasan sel telur, dan persiapan rahim untuk menerima dan mematangkan embrio. Beberapa siklus memerlukan kira kira 28 sampai 32 hari dan dibagi kedalam beberapa fase:

 Follicular - Hari ke 1 sampai hari ke 13.

(33)

terdapat di dasar otak melepaskan dua macam hormone yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan letuinising hormone (LH), yang akan menstimulasi ovarium yang akan memicu pertumbuhan follicular. Pertumbuhan folikel menghasilkan hormon estrogen, di mana hal ini akan merubah rahim menjadi licin pada saat ovulasi dan siap untuk menerima kedatangan sel sperma.

 Ovulatory - sekitar hari ke 14, tergantung lamanya siklus.

Fase ini ditandai dengan meningkatnya hormone LH yang mengakibatkan folikel luruh hingga kemudian sel telur dilepaskan ke dalam ovarium. Fimbria dari tuba falopi menyapu ovarium dan membawa sel telur ke dalam tuba falopi.

 Luteal - hari ke 15 sampai sekitar hari ke 28.

Fase Luteal dimulai setelah ovulasi. Folikel yang memproduksi sel telur menjadi basah, disebut corpus luteum, memproduksi hormon estrogen dan progesterone yang diperlukan untuk mematangkan dan memberikan nutrisi hingga sel telur yang telah dibuahi dapat dapat tertanam dan tumbuh.

Sel telur bertemu dengan sel sperma di dalam tuba falopi, terjadi pembentukan konsepsi sel telur yang telah dibuahi yang kemudian akan bergerak menuju rahim dengan bantuan rambut kecil yang menempel, yang akan menyapu sel telur tersebut.

(34)

2. Proses Reproduksi pada Pria

Sistem reproduksi pada pria terdiri dari 2 jenis, yaitu eksternal dan internal. Sperma diproduksi di bagian tubuh pria yang bernama testis. Sperma yang dihasilkan kemudian akan melalui saluran epididimis untuk penyimpanan dan mendapat nutrisi.

Sperma matang akan bergerak menuju vas deferens, yaitu sebuah tempat yang menghubungkan epididimis dengan dengan saluran penghasil semen. Bentuknya berupa dua kantong kelenjar yang berada di belakang kandung kemih yang akan menghubungkan setiap saluran vas deferens menuju ke urethra. Saluran penghasil sperma ini menghasilkan sekitar 90% cairan pada setiap ejakulasi. Saat ejakulasi terjadi, cairan semen akan membentuk seperti gel yang kemudian akan menjadi cair dalam waktu 5 hingga 30 menit. Sperma dapat bertahan hidup selama 48 sampai 72 jam dalam saluran reproduksi wanita guna membuahi sel telur. Hal ini menjadi penyebab mengapa hubungan seksual selama masa ovulasi memiliki kemungkinan terbesar untuk terjadinya konsepsi atau kehamilan.

Faktor yang menentukan mampu tidaknya sel sperma seorang pria dapat membuahi sel telur :

 Jumlah semen yang dihasilkan, umumnya berjumlah 1,5 sampai 5 ml.  Kepadatan sperma, normalnya berjumlah 20 juta per ml.

 Bentuk sperma, > 60% berbentuk normal.

 Gerak sperma, > 50% bergerak cepat, rapat, mengarah ke depan.

Jumlah sperma dinilai sangat penting, gerak sperma menjadi lebih penting dalam menentukan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Seorang pria tetap dikatakan subur apabila memiliki sel sperma berkualitas tinggi kendati jumlahnya hanya sedikit.

Tiga (3) macam hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sperma :  Follicle Stimulating Hormone (FSH)

 Luteinising Hormone (LH)  Testosterone

(35)

tanggung jawab yang berbeda. FSH bertanggung jawab untuk menstimulasi produksi sperma di dalam testis, sedangkan LH membantu menstimulasi produksi testosterone. Testosterone adalah hormone yang mendorong keinginan seksual dan memproduksi sperma.

2.1.7.5 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Sejak tahun 1994, masalah remaja dibicarakan secara terbuka sebagai salah satu masalah kesehatan reproduksi di konferensi kependudukan di Kairo. Di negara-negara berkembang, salah satu penyebab masalah kesehatan reproduksi seperti angka kematian ibu yang tinggi diduga terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja. Antara lain, karena masa transisi dari periode anak-anak ke orang dewasa berlangsung capat di negara-negara berkembang (Wiknjosastro, 2006).

Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa permasalahan utama kesehatan reproduksi remaja di Indonesia adalah sebagai berikut (Azwar, 2001) ;

1. Informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.

(36)

pada akhirnya dapat menjalani proses reproduksinya dengan sehat dan selamat serta menghasilkan keturunan yang sehat pula.

2. Masalah Perilaku

Arus globalisasi saat ini memberikan kemudahan akan akses terhadap napza, alcohol dan rokok pada remaja. Pada pengguna napza, kontrol diri menjadi sangat kurang, rasa malu menipis, kesadaran memudar, dan semuanya ini memudahkan untuk terjun ke dalam seks bebas dan penuh risiko tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), terjadinya penularan melalui jarum suntik sangat mudah pada pengguna napza, di samping itu peningkatan status gizi dan kesehatan pada remaja disertai dengan pengaruh hormone seksual yang mulai diproduksi pada masa remaja menyebabkan kematangan organ seksual menjadi lebih cepat, adanya dorongan seksual akibat kumulasi dari informasi yang merangsang organ reproduksi disertai kurangnya pembekalan mental, moral dan tata nilai serta etika, dapat mengakibatkan remaja aktif seksual sebelum tercapai kematangan mental dan sosial, pada keadaan ini remaja dengan masalah perilaku seksual aktif sebelum pernikahan mungkin akan mengalami masa lajang dengan penuh risiko antara lain (1) kehamilan yang tak diinginkan, (2) aborsi yang tidak aman, dan (3) penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

3. Masalah Pelayanan Kesehatan

Akses remaja terhadap pelayanan kesehatan reproduksi remaja masih kurang, beberapa penyebab adalah kurangnya informasi tentang adanya pelayanan tersebut, adanya keengganan pergi ke tempat pelayanan tersebut karena pelayanan yang tidak “youth friendly”, petugas yang kurang terampil, pelayanan kurang komprehensif, ditambah waktu yang tidak sesuai.

4. Peraturan dan perundangan Perubahan tata nilai, kemajuan

(37)

Perundangan kita tidak memberikan perlindungan bagi remaja seksual aktif ini. Alat dan kontrasepsi pada institusi kesehatan milik pemerintah hanya disediakan bagi pasangan usia subur. Remaja hamil karena perkosaan atau dengan masalah masalah psikososial yang berat tidak dapat menerima layanan terminasi kehamilan karena sesuai Undang-Undang, aborsi hanya dibenarkan atas indikasi medis. Tidak adanya dukungan peraturan yang mengijinkan remaja hamil dan remaja pasca melahirkan untuk tetap bersekolah akan mendatangkan masa depan yang gelap bagi remaja yang bersangkutan.

2.1.7.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi

Notoatmodjo (2007) menyebutkan secara umum terdapat 4 faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, yaitu

1. Faktor sosial-ekonomi, dan demografi. faktor ini berhubungtan dengan kemiskiinan dan tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil.

2. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rezeki, dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi.

3. Faktor psikologis: keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharganya wanita di mata pria yang membeli kebebasan dengan materi.

4. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya.

2.2 Kerangka Konsep

(38)

Konsep atau variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Pola Konsumsi Media Remaja Dalam Memperoleh Informasi Kesehatan Reproduksi.

2.3 Model Teoritis

Model teoritis berguna untuk menggambarkan rencana atau strategi penelitian yang akan dilakukan. Adapun model teoritik dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Model Teoritis

Model teoritik ini dibangun agar membantu proses identifikasi, penggambaran atau kategorisasi komponen-komponen yang relevan dari suatu proses, dan dapat menunjukkan keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses. Keberadaannya dapat ditunjukkan secara nyata, didalam bagan ini terlihat dan disorot dengan jelas permasalahan remaja mengkonsumsi media dalam memperoleh informasi mengenai kesehatan reproduksi diantaranya system dan fungsi reproduksi, proses reproduksi, masalah kesehatan reproduksi, dll.

(39)

2.4 Operasional Variabel

Kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka dibentuklah operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Operasional Variabel

Variabel Penelitian Indikator

Pola konsumsi media remaja dalam memperoleh informasi kesehatan

reproduksi

Media Massa : 1. Surat kabar 2. Majalah 3. Radio 4. Film 5. Televisi 6. Internet

7. Telepon Seluler

Informasi tentang kesehatan reproduksi

1. Sistem dan fungsi reproduksi 2. Proses reproduksi

3. Masalah kesehatan reproduksi

2.5 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Pola konsumsi media remaja dalam memperoleh informasi kesehatan reproduksi

a. Media massa

(40)

- Surat Kabar merupakan penerbitan berupa lembaga yang berisi berita-berita karangan, iklan yang dicetak dan diterbitkan secara tetap atau lebih periodik dan untuk dijual kepada umum.

- Majalah merupakan penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan mingguan, dwimingguan dan bulanan.

- Radio adalah tekhnologi yang digunakan untuk pengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).

- Film merupakan gambar hidup yang biasa disebut movie. Film secara kolektif, sering disebut ‘sinema’. Gambar-gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan maupun bisnis. - Televisi adalah sistem penyiaran dengan disertai bunyi (suara)

melalui kabel atau angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat didengar.

- Internet merupakan jaringan komputer luas dan mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer, dari suatu Negara ke Negara lain diseluruh dunia, dimana didalamnya terdapat sumber daya informasi dari mulai statis hingga yang dinamis dan interaktif. - Telepon Seluler merupakan perangkat komunikasi elektronik yang

mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap. Namun dapat dibawa kemana-mana (portable, mobile). Berfungi untuk melakukan panggilan dan menerima panggilan telepon, ponsel juga umumnya mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat, jasa videophone, dan gadget yang multifungsi.

2. Informasi tentang kesehatan reproduksi

(41)

b. Proses reproduksi yaitu proses melanjutkan keturunan yang menjadi tanggung jawab bersama laki-laki maupun perempuan, karena itu baik laki-laki maupun perempuan harus tahu dan mengerti mengenai berbagai aspek kesehatan reproduksi. Kesalahan dimana persoalan reproduksi lebih banyak menjadi tanggung jawab perempuan tidak boleh terjadi lagi.

Gambar

5. Televisi Gambar 2.1 6. Internet
Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Jabatan : Kader Mu’ayyin (Muda) DPC PKS Medan Polonia. Usia :

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk saluran yang telah ditransposisikan, yaitu suatu metode pengembalian keseimbangan ketiga fasa dengan mempertukarkan

Mitochondria Structure and Function Ribosome Structure and Function Nucleus Structure and Function Cell Wall Structure and Function Vacuoles (especially in plant cells)

Penelitian (Hermy, Ari 2011) Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2010, hasil

Gajah Mada kota Medan didapatkan Hasil nilai R 2 sebesar 0,938 yang artinya pengaruh usia, masa kerja dan sikap kerja mempengaruhi keluhan musculoskeletal

Kimpul (Xanthosoma sagittifolium Schott) adalah salah satu jenis umbi yang banyak mengandung karbohidrat, sebagian besar berupa pati. Edible film yang berasal dari pati

In collecting data the writer takes some advertisement “English Slogan” on Television to analyze in semantic aspect like lexical meaning and grammatical

 Perlu adanya tambahan dalam desain inkubator agar lebih menarik supaya menambah banyak telur yang akan ditetaskan