• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 6. Peta Kabupaten Karawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 6. Peta Kabupaten Karawang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

4.1. Kabupaten Karawang

4.1.1. Administratif dan Geografis

Kabupaten Karawang berada di bagian utara Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak pada posisi 5o56’ - 6o34’ LS dan 107o02’ - 107o40’ BT (Gambar 6). Secara administratif, Kabupaten Karawang mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

• Utara : Laut Jawa

• Selatan : Kabupaten Purwakarta • Timur : Kabupaten Subang • Barat : Kabupaten Bekasi

• Tenggara : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur.

Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 km2 atau 3,73% dari luas Provinsi Jawa Barat dan terbagi menjadi 30 (tiga puluh) kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 297 dan 12 kelurahan.

Sumber: Bappeda Kabupaten Karawang (2007) Gambar 6. Peta Kabupaten Karawang

(2)

4.1.2. Kondisi Fisik

4.1.2.1. Fisiografi Kawasan

Kabupaten Karawang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara sehingga secara umum kondisi fisiografi didominasi oleh daerah yang relatif datar, dengan variasi ketinggian 0 – 5 m diatas permukaan laut. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit pada ketinggian antara 0 – 1.200 m, yaitu pada bagian selatan Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang mempunyai variasi kemiringan lahan 0 – 2%, 2 – 15% dan di atas 40%, yaitu bagian selatan Kabupaten Karawang (RDTR Tanjung Baru, 2003).

4.1.2.2. Geologi

Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar berupa dataran pantai yang luas, yang terhampar di bagian pantai utara dan terbentuk dari batuan sedimen yang terdiri dari bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedang di bagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m di atas permukaan laut (RDTR Tanjung Baru, 2003).

4.1.2.3. Iklim

Sesuai dengan bentuk fisiografinya Kabupaten Karawang merupakan dataran rendah dengan temperatur udara rata-rata 27oC dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%. Secara regional, kontrol dominan pada arus dan gelombang di laut Jawa adalah angin muson yang bertiup tetap dari arah tenggara pada bulan April-November dan dari arah barat laut pada bulan Desember-Maret, kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam (RDTR Tanjung Baru, 2003).

4.1.2.4. Hidro-oceanografi

Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke utara. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan Sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat 3 saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Tarum Tengah dan Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.

(3)

Kabupaten Karawang mempunyai panjang pantai sekitar 84,32 Km (RDTR Tanjung Baru, 2003) yang membentang di sembilan wilayah kecamatan (Cilamaya Kulon, Cilamaya Wetan, Tempuran, Pedes, Cilebar, Cibuaya, Tirtajaya, Batujaya, dan Pakisjaya). Laut teritorial kabupaten sesuai Undang-Undang Otonomi Daerah seluas 4 mil dari pasang surut terendah, dengan demikian dapat diketahui luas laut keseluruhan Kabupaten Karawang adalah ± 621,27 Km2.

Pantai Karawang termasuk ke dalam Pantai Utara yang memiliki kondisi topografi laut/batimetri yang relatif mendatar/landai. Secara umum perairan Kabupaten Karawang mempunyai kedalaman berkisar antara 0-20 meter. Pada bagian pinggir pantai mempuyai kedalaman antara 0-5 meter (RDTR Tanjung Baru, 2003). Peta batimetri perairan Kabupaten Karawang memperlihatkan morfologi undulasi, yaitu morfologi yang berbentuk punggungan berselingan dengan cekungan dengan kemiringan lereng yang relatif datar, dan tidak memperlihatkan morfogi tonjolan, kecuali di perairan Kecamatan Cilamaya Kulon terdapat delta dan terumbu karang. Kedalaman rata-rata daerah berterumbu karang tersebut sekitar 4-8 meter dan berupa gosong karang (Patch reefs), yaitu tumpukan karang yang sudah mati seperti terlihat pada Gambar 7. Peta batimetri perairan Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Gambar 8.

Sumber: DKP Kabupaten Karawang (2007) Gambar 7. Gosong Karang (Patch reef)

Terumbu Karang di Kabupaten Karawang luasnya mencapai ± 2.091,47 ha (DLHPE, 2008) dan dari hasil pengamatan citra satelit kondisi terumbu karang yang masih baik seluas ± 500 ha. Kerusakan terumbu terjadi karena pengeboman ikan, penangkapan ikan hias dengan menggunakan racun sianida, pencurian

(4)

karang untuk bangunan, jangkar nelayan yang lego disekitar terumbu karang, dan sedimentasi. Bagi nelayan setempat, rusaknya ekosistem ini disadari atau tidak sangat signifikan berpengaruh buruk pada mata pencaharian mereka. Produktivitas ikan cenderung menurun beberapa tahun terakhir karena kerusakan ekosistem yang mengganggu keseimbangan siklus kehidupan mereka.

Sumber: DKP Kabupaten Karawang (2004)

Sifat pasang surut di perairan Karawang termasuk ke dalam tipe campuran dominan tunggal, yaitu terjadi satu kali sampai dua kali air pasang dan air surut dalam sehari semalam (Dinas Cipta Karya, 2004). Gambar 9 menunjukkan kurva pasang surut di perairan Kabupaten Karawang. Kondisi iklim pesisir sangat dipengaruhi oleh adanya arus laut. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain secara vertikal maupun horizontal. Pergerakan arus laut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni angin, bentuk topografi dasar lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya serta pengaruh dari adanya gaya Corilolis dan arus Ekman (Dinas Cipta Karya, 2004).

Gambar 8. Peta Batimetri Kabupaten Karawang dan Lokasi Terumbu Karang Lokasi PTB

(5)

Sumber: Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang (2004)

Arus laut di Kabupaten Karawang juga dipengaruhi oleh angin, terutama angin Muson Timur dan angin Muson Barat. Pada bulan Desember-Februari angin bertiup dari arah tenggara, bulan Maret-Mei angin bertiup dari arah timur laut, bulan Juni-Agustus angin bertiup dari arah barat dan pada bulan September-Nopember angin bertiup dari arah selatan (Gambar 10).

Sumber: DLHPE Kabupaten Karawang (2008)

Gambar 9. Kurva Pasang Surut Air Laut di Perairan Karawang

Gambar 10. Peta Pergerakan Arus Laut Sepanjang Tahun di Kabupaten Karawang

1315 16.517.5181817.516.515.5 1514 1211 9.5 8 6.55.5 4.254 4.56.25 8 9.5 1113 0 5 10 15 20 6 8 10 12 14 16 18 20 22 0 2 4 6 Ti n ggi Pasu t (m) Waktu

(6)

4.1.3. Pola Penggunaan Lahan 

Lahan di Kabupaten Karawang dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan non-sawah, dimana lahan sawah dibagi menjadi lahan berpengairan teknis, setengah teknis dan berpengairan sederhana. Lahan non-sawah terdiri dari lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, tegal/kebun/ladang/ huma, padang rumput, tambak, kolam/ tebet/empang, lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan untuk tanaman kayu-kayuan dan perkebunan negara/swasta. Luas seluruh lahan di Kabupaten Karawang adalah 175.327 ha dengan perincian sebagai berikut: lahan sawah seluas 94.311 ha dan lahan kering seluas 81.016 ha. Dari jumlah tersebut sebesar 33,14% digunakan untuk bangunan dan halaman sekitarnya (DCK Kabupaten Karawang, 2004).

Pola penggunaan lahan di sekitar Desa Pasirjaya, yaitu Desa Muktijaya dan Desa Sukajaya (Kecamatan Cilamaya Kulon) dan Desa Ciparagejaya (Kecamatan Tempuran) secara umum terdiri dari sawah beririgasi, empang/tambak, permukiman, kebun, dan ladang. Penggunaan terbesar yaitu sebagai sawah irigasi di Desa Muktijaya dan Desa Sukajaya, sedangkan di Desa Ciparagejaya hampir 75% digunakan sebagai area tambak. Kebun dan ladang hanya terdapat di Desa Muktijaya.

Kecenderungan di dalam pemanfaatan lahan saat ini adalah terjadinya perubahan lingkungan alamiah (natural environment) menjadi lingkungan binaan (build up land use). Di satu sisi terdapat kemajuan dalam artian ekonomis, namun tidak jarang pula mendatangkan permasalahan baru karena tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya, seperti munculnya persoalan limbah dan sampah, bencana alam (banjir, abrasi, pantai, erosi permukaan tanah, amblasan, dan longsoran). Perubahan yang nyata yang terjadi adalah lahan mangrove menjadi lahan pertambakan atau area persawahan (Tabel 6). Data dari BPS Kabupaten Karawang menyebutkan bahwa pada tahun 2003 luas areal persawahan di daerah pesisir Kabupaten Karawang adalah sekitar 42.376 Ha, sedangkan pada tahun 2006 terjadi penambahan sebesar 897 Ha hingga mencapai 43.273 Ha. Penambahan areal sawah ini besar kemungkinan terjadi dari pengalihfungsian lahan hutan, baik itu hutan produksi maupun hutan lindung termasuk juga hutan mangrove menjadi lahan pertanian padi sawah.

(7)

Tabel 6. Perbandingan penutupan lahan tahun 2006-2008

Penggunaan Lahan Luas (Ha)

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

Persawahan/perkebunan 105.962 104.398 93.619

Hutan 16.164 18.632 22.582

Permukiman 29.306 26.848 18.351

Tambak/empang 11.617 11.952 13.831

Lain-lain 12.278 13.497 26.944

Sumber: DLHPE Kabupaten Karawang (2008) 4.1.4. Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Karawang pada tahun 2008 tercatat berjumlah 2.094.408 jiwa. Jumlah ini meningkat sebesar 38.939 jiwa atau 1,89% dari tahun 2007, yang pada saat itu jumlah penduduknya berjumlah 2.055.469 jiwa. Perkembangan penduduk di Kabupaten Karawang pada tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Gambar 11. Pembagian jumlah penduduk antara pria dan wanita tidak terlalu jauh berbeda, yaitu 1.060.919 jiwa pria dan 1.033.489 jiwa wanita. Sex ratio penduduk Kabupaten Karawang adalah 102,65 yang artinya penduduk laki-laki hampir sebanding dengan penduduk perempuan. Dengan luas Kabupaten Karawang sebesar 1.759,27 km², maka kepadatan penduduk per km² sebesar 1.103 jiwa.

Sumber: BPS Kabupaten Karawang (2009)

Gambar 11. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Karawang 900000 920000 940000 960000 980000 1000000 1020000 1040000 1060000 1080000 1 2 3 4 5 Ju mla h Pend ud uk (J iwa ) Tahun

Perkembangan Penduduk Kabupaten Karawang 2004-2008

Wanita Pria

(8)

4.2. Pariwisata di Kabupaten Karawang 4.2.1. Potensi Wisata Bahari

Beberapa daerah yang menjadi daerah tujuan wisata bahari di Kabupaten Karawang adalah Pantai Cemara Jaya, Pantai Tanjung Pakis, Pantai Ciparage, Pantai Tanjung Baru, Perairan Sungai Buntu (Samudera Baru), dan Perairan Pasir Putih. Namun wisata pantai yang sering dikunjungi di Kabupaten Karawang adalah Pantai Tanjung Pakis, Pantai Samudera Baru, Pantai Ciparage, dan Pantai Tanjung Baru seperti terlihat pada Gambar 12. Di daerah Cemara Jaya, Tanjung Pakis, Ciparage, dan Tanjung Baru berkembang wisata laut berupa kegiatan pemancingan di lepas pantai dan wisata kuliner.

  Gambar 12. Lokasi Wisata Pantai di Kabupaten Karawang

4.2.2. Potensi Pengunjung

Pengunjung di daerah Pakisjaya, Samudera Baru, Ciparage, dan Tanjung Baru umumnya didominasi oleh warga sekitar kawasan dan dari luar kawasan masih terbatas berasal dari Kabupaten Karawang itu sendiri. Pengunjung umumnya ramai pada hari libur sekolah/kerja sedangkan pada hari biasa jumlahnya sedikit. Aktivitas yang dilakukan yaitu berenang menggunakan ban karet dan naik kapal motor ke arah laut (memancing/melihat terumbu karang).

(9)

4.2.3. Kebijakan Sektor Wisata

Peraturan Daerah (Perda) mengenai pariwisata di Kabupaten Karawang belum ada. Secara umum di Kabupaten Karawang telah berkembang beberapa objek wisata yang menjadi daerah tujuan wisata. Namun keadaan dan pengembangannya masih belum kelihatan secara signifikan. Disamping itu, kondisi daerah wisata bahari Kabupaten Karawang masih belum dikembangkan secara terencana menjadi daerah tujuan wisata dan belum dikelola sebagai layaknya daerah tujuan wisata lainnya di Jawa Barat. Potensi tersebut belum dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Karawang.

4.3. Desa Pasirjaya

4.3.1. Administrasi dan Geografis

Desa Pasirjaya merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Cilamaya Kulon selain Desa Sukajaya. Luas Desa Pasirjaya adalah sebesar 862 ha. Peta administrasi dan batas Desa Pasirjaya dapat dilihat pada Gambar 13.

4.3.2. Demografi

Jumlah penduduk Desa Pasirjaya (Monografi Desa Pasirjaya, 2008) sebanyak 8.158 orang, dengan jumlah pria sebanyak 4.081 orang dan wanita sebanyak 4.077 orang. Dari data tersebut dapat terlihat perbandingan jumlah pria dan wanita hampir seimbang, sedangkan jumlah kepala keluarga 2.662 orang. Tingkat pendidikan penduduk di Desa Pasirjaya bervariasi dan dapat dilihat pada Tabel 7. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa Sunda dan cenderung mayoritas menggunakan bahasa Jawa (wilayah yang mendekati pantai). Mata pencaharian mayoritas penduduk di Desa Pasirjaya bervariasi dan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 7. Tingkat pendidikan penduduk Desa Pasirjaya

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 Tidak tamat SD/sederajat 2.893

2 Tamat SD/sederajat 1.341

3 Tamat SLTP/sederajat 971

4 Tamat SLTA/sederajat 520

5 Tamat D-3 82

(10)

Gambar 13.

Peta Administrasi Desa

(11)

Tabel 8. Mata pencaharian penduduk Desa Pasirjaya

No. Mata Pencaharian Jumlah (orang) %

1 Buruh tani 2.722 48,5

2 Petani 871 15,5

3 Swasta 225 3,9

4 Pegawai negeri 31 0,5

5 Pedagang 337 5,9

6 Nelayan tambak/empang dan udang rebon 571 10,1

7 Guru swasta 99 1,75

8 Buruh migran pria 777 18,05

Mayoritas penduduk di kawasan ini bekerja sebagai buruh tani, petani, nelayan tambak, dan sebagainya. Penduduk yang tinggal di area PTB umumnya tidak terlalu menggantungkan hidupnya kepada sumberdaya laut. Hanya terdapat beberapa warga yang mencari udang rebon (Gambar 14a) sebagai bahan baku terasi yang nantinya akan dijual kepada pengepul. Kondisi permukiman warga PTB dapat dilihat pada Gambar 14b.

(a) (b)

Gambar

Gambar 7. Gosong Karang (Patch reef)
Gambar 8. Peta Batimetri Kabupaten Karawang dan Lokasi Terumbu Karang
Gambar 10. Peta Pergerakan Arus Laut Sepanjang Tahun di Kabupaten Karawang131516.517.5181817.516.515.5151412119.586.55.54.254 4.56.2589.51113051015206810 12 14 16 18 20 220246Tinggi Pasut (m)WaktuKurva Pasang Surut
Tabel 6. Perbandingan penutupan lahan tahun 2006-2008
+4

Referensi

Dokumen terkait

The content of this presentation may not be used, duplicated or transmitted in any form without the written consent from Prodia.. All

Metode penelitian dari skripsi ini adalah perancangan software menggunakan bahasa C++ yang di buat menggunakan software Visual Studio 2015 dan dengan memanfaatkan library

Bank Aceh adalah Bank milik Pemerintah Aceh bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh yang dibentuk terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

• Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga keutu- hannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam perjalanan, ada

Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sepaku Desa Tengin baru di simpulkan bahwa kerja sama, tanggung jawab dan kedisplinan para pegawai di nilai baik

Memahami jadwal (schedule) dengan menggunakan fitur seperti task drivers untuk mengetahui kenapa suatu tugas (task) berjalan pada tanggal tertentu, multiple level

[r]

Analisis perpajakan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketaatan pemilik showroom “M” dalam membayar pajak serta memberikan saran tentang perencanaan pajak yang