• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL KARYA DESAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL KARYA DESAIN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN JUDUL KARYA DESAIN

Judul tugas akhir adalah “Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya”. Pengertian dari kata-kata yang tercantum dalam judul tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Perancangan adalah:

- Proses pengembangan dari konsep penyelesaian perabot dan perlengkapan

dalam interior sebuah bangunan dan ruangan. (Ensiklopedia of America Architecture, 1980)

- Hasil dari suatu proses pemecahan masalah yang disertai dengan pemikiran

yang kreatif dan logis guna mencapai hasil yang optimal, melalui pengidentifikasian masalah, analisis, dan pengupayaan beberapa alternatif pemecahan masalah yang paling efektif dimana proses tersebut didasari oleh permintaan konsumen dan juga batasan-batasan lainnya. (Departemen Pendidikan Nasional, 2001)

- Tahap yang berawal dari proses pengenalan suatu masalah, merumuskan suatu

masalah, mengumpulkan data dan menganalisanya serta berakhir dengan pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah. (Ching, 1996: 20)

Interior adalah:

- Bagian dalam dari gedung atau ruang yang dibatasi oleh lantai, dinding, dan

plafon. (Departemen Pendidikan Nasional, 2001)

- Tatanan perabot di dalam ruang sebuah gedung. (Departemen Pendidikan

Nasional, 2001)

- Karya arsitek atau desainer yang khususnya menyangkut bagian dalam dari

sebuah bangunan, bentuk-bentuknya sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu dipengaruhi unsur-unsur geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang diwujudkan dalam gaya-gaya kontemporer. (Pamudji Suptandar, 1999: 28)

(2)

Kantor Pos adalah:

- balai (gedung, rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan

kirim-mengirim barang; surat; uang; dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Kendangsari adalah:

- Jalan yang berada pada daerah Surabaya utara.

- Jalan utama yang menghubungkan antara Jemursari raya dengan daerah

Tenggilis. Surabaya adalah:

- Ibukota sekaligus pusat pemerintahan propinsi Jawa Timur. (Encyclopedia Nasional Indonesia jilid 15, 1991)

- Kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta way. (Microsoft Encarta Reference Library, 2003)

Kesimpulan:

Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya memiliki pengertian yaitu proses merancang bagian dalam suatu gedung yang memiliki aktivitas dan kegiatan yang berhubungan dengan kinerja sebuah kantor pos yang berada di jalan Kendangsari kota Surabaya.

1.2. LATAR BELAKANG MASALAH

Seiring perkembangan dunia, sarana komunikasi pun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Apalagi pada kota besar seperti Surabaya, banyak dari kecanggihan teknologi sudah dapat digunakan. Komunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan.

Salah satu media komunikasi yang tersedia adalah melalui pesan tertulis, diantaranya adalah surat. Tetapi seiring perkembangan teknologi, maka ditemukan cara lain dalam mengirim sebuah pesan tertulis, bisa melalui telegram, mesin fax, sms (short message service), dan bahkan lewat e-mail. Melalui kecanggihan teknologi tersebut, masyarakat dapat mengirim pesan dengan cepat dan mudah.

Kantor pos sebagai salah satu badan lembaga yang bergerak dalam bidang media komunikasi semakin lama semakin ditinggalkan oleh masyarakat karena

(3)

tidak lagi dinilai efektif. Hal ini disebabkan karena kecanggihan teknologi yang semakin pesat membuat kantor pos tenggelam dalam kepamoran ilmu teknologi sekarang ini, hanya dengan menggunakan sms, masyarakat dapat menerima pesan dalam hitungan detik, meskipun jaraknya jauh. Sedangkan melalui kantor pos, masyarakat baru dapat menerima pesan dalam hitungan jam bahkan hari. Fenomena inilah yang membuat masyarakat meninggalkan kantor pos, karena dinilai sudah tidak efektif lagi. Dari tahun ke tahun jumlah pemakai jasa kantor pos semakin menurun (Pos Indonesia Online-valuta).

Pada kenyataannya, masih banyak daerah yang tidak terjangkau oleh kecangihan teknologi dalam bidang komunikasi. Masyarakat pada khususnya para orang urban tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang berada di tempat terpencil dan jauh dari peradaban teknologi. Karena hal tersebut, kantor pos masih diperlukan.

Kurangnya fasilitas yang ada menjadi faktor utama kenapa kantor pos tidak lagi diminati masyarakat. Seharusnya kantor pos menyediakan fasilitas komunikasi yang modern dan lengkap, sehingga masyarakat mendapatkan banyak alternatif pilihan dalam berkomunikasi.

Selain permasalahan di atas, kantor pos masih kurang komunikatif dalam menawarkan produk-produk yang dimilikinya. Sebagai contohnya, masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui cara mengirim surat, dan tidak sedikit juga masyarakat yang tidak tahu macam-macam produk dari kantor pos. Masyarakat masih berpikir bahwa kantor pos hanyalah tempat untuk mengirim surat saja.

Dalam perancangan karya desain tugas akhir ini, perancang diminta untuk membuat tempat/sarana yang berguna bagi masyarakat sub-urban (masyarakat peralihan dari desa ke kota). Oleh sebab itu sarana yang dirasa perlu bagi perancang salah satunya adalah kantor pos, karena masyarakat yang mengalami perpindahan dari desa ke kota akan memerlukan sebuah sarana komunikasi dengan sanak saudara atau teman-temannya yang berada di desa yang mungkin berada dalam lingkungan yang masih sulit dijangkau oleh kecanggihan teknologi komunikasi.

Banyaknya kantor pos yang ada telah memberikan kontribusi tersendiri bagi dunia komunikasi. kantor pos sebagai sarana komunikasi dirasa kurang oleh

(4)

perancang dalam hal penataan ruang dalam. Interior kantor pos yang ada biasanya hanya terkesan apa adanya, hal ini juga bisa membuat masyarakat kurang respek untuk masuk ke dalamnya, “sebuah tempat/bangunan akan membawa efek psikologis orang untuk memasuki bangiunan tersebut jika dirasa itu menarik, entah itu bangunan gudang, bangunan pemerintah, mall, atau sekolahan” (De Chiara, Joshep & John Hancock Callender: 1990)

Dengan penataan ruang dalam kantor pos dan penambahan fasilitas komunikasi yang lengkap di jalan Kendangsari, diharapkan agar masyarakat dapat lebih meningkatkan minat masyarakat kota Surabaya terhadap sarana media komunikasi tertua di Indonesia ini setelah mengetahui produk-produk yang ada. Dengan adanya kantor Pos ini, masyarakat sub-urban dapat memperoleh sebuah instansi yang bergerak dalam bidang komunikasi untuk memudahkan mereka dalam mengirimkan sebuah berita, pesan, atau bahkan barang. Selain itu, masyarakat kota juga dapat menemukan alternatif lain dalam memperoleh fasilitas komunikasi dan logistik.

Fungsi-fungsi ruang yang terakomodasi dalam kantor pos diantaranya yaitu, ruang tunggu, ruang pengiriman telegram, ruang fax, ruang lobi, kantor, galeri. Selain fungsi-fungsi ruang tersebut masih ada penambahan fungsi ruang lain ditinjau dari fenomena perubahan gaya hidup masyarakat Surabaya. Akibat dari semakin berkembangnya kota Surabaya yang kian pesat,terjadilah perubahan gaya hidup masyarakat Surabaya yang memunculkan kebutuhan akan tempat untuk bersosialisasi sekedar untuk berbincang santai, area kantin untuk pengunjung serta karyawan, dan tempat sarana komunikasi lainnya, seperti wartel dan warnet. Sehingga semua sarana komunikasi dapat ditemukan di kantor pos ini. 1.3. PERUMUSAN MASALAH.

Perumusan masalah Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang interior kantor pos yang komunikatif dan dinamis

di kota Surabaya, sabagai sarana komunikasi masyarakat dewasa ini ? 2. Bagaimana Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya

(5)

masyarakat kota secara umumnya dalam memenuhi kebutuhan komunikasi?

3. Bagaimana merancang kantor pos dengan penambahan fasilitas

komunikasi yang modern ? 1.4. TUJUAN PERANCANGAN

Berbagai tujuan yang ingin dicapai melalui Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya antara lain:

1. Menciptakan Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya

sebagai sarana komunikasi yang fungsional, edukatif, informatif, dan tidak membosankan.

2. Mengubah paradigma masyarakat kota akan kantor pos yang selama ini

terkesan kuno dan membosankan, menjadi sebuah tempat sarana komunikasi yang lengkap serta menambah apresiasi masyarakat terhadap kantor pos.

3. Menciptakan Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya

dengan adanya penambahan fasilitas cafe internet tanpa menghilangkan nilai komersial dari Kantor Pos itu sendiri.

1.5. MANFAAT PERANCANGAN

Melalui Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya ini, manfaat yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

Bagi penulis:

Menambah pengetahuan tentang perancangan interior sebuah kantor

khususnya yang bergerak dalam bidang pelayanan masyarakat.

Menambah pengetahuan mengenai segala sesuatu tentang ilmu komunikasi

serta seluk beluk kantor pos yang didapat melalui survey. Bagi masyarakat:

Memberikan tempat sarana komunikasi yang dapat membantu masyarakat

sub-urban pada umumnya dalam hal menyampaikan pesan, berita ataupun informasi dengan berbagai alternatif yang tersedia.

(6)

1.6. RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Ruang lingkup Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya meliputi: 1. Obyek perancancangan Lobi Kantor Area Tunggu Cafe Internet

Ruang warung telepon Area Pelayanan Pelanggan

2. Luasan perancangan

Luasan Perancangan pada Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya berkisar antara 1.000m² - 1.200m².

Merupakan ruang komersial (comercial space) 3. Lokasi perancangan

Berada di kota Surabaya Selatan, sebagai daerah yang banyak ditinggali oleh masyarakat sub urban, dikarenakan daerah ini merupakan kawasan industri di Surabaya

1.7. METODE PERANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA Metode Perancangan ini mencakup beberapa hal:

1.7.1. Data yang Diperlukan

Data yang diperlukan untuk perancangan antara lain: a. Data Lapangan, meliputi:

• Lokasi Kantor Pos Kendangsari.

• Lokasi dan luasan yang ada (tapak luar).

• Data mengenai struktur organisasi dan job description.

b. Data Wawancara

• Data mengenai pandangan masyarakat akan kantor pos saat ini. • Data mengenai kebutuhan ruang setiap karyawan.

c. Data Literatur

(7)

• Data mengenai peraturan yang baik dalam ruang kantor yang meliputi

pemilihan warna, pembagian ruang, sirkulasi ruang dan beberapa hal lain yang patut diperhatikan dalam perancangan.

• Data mengenai kepengurusan P.T. Pos Indonesia.

1.7.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh perancang dalam Perancangan Interior Kantor Pos Kendangsari di Surabaya:

a. Studi Lapangan Observasi

Perancang mengadakan observasi pada beberapa kantor pos di Surabaya dan Magelang yang menyediakan berbagai fasilitas tambahan, diantaranya berupa ruang internet dan ruang telepone

Observasi dilakukan dengan mengamati lokasi dan aktivitas pengunjung untuk dijadikan dasar pelaksanaan perancangan. Selain melakukan observasi secara langsung pada kantor pos yang ada di Surabaya dan Magelang, perancang juga mengumpulkan informasi melalui internet dan majalah mengenai sejarah dan peran serta kantor pos bagi masyarakat Indonesia dewasa ini..

Angket

Perancang mengadakan angket yang dibagi ke masyarakat umum mengenai pendapat mereka tentang kantor pos. Jumlah angket yang dibagikan sebanyak 100 buah. Para pengisi angket berumur antara 14-40 tahun laki-laki maupun perempuan. Hasil dari angket tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat menilai kantor pos saat ini tidak diminati masyarakat lagi. (isi angket dapat dilihat pada lampiran hal. 81).

Wawancara

Perancang mengadakan wawancara secara langsung dengan beberapa mahasiswa, pengunjung, dan masyarakat mengenai harapan mereka tentang desain kantor pos yang diinginkan sesuai dengan gaya hidup masyarakat saat ini. Selain wawancara dengan pungunjung, perancang juga mengadakan wawancara dengan pekerjai kantor pos untuk mengetahui kebiasaan pengunjungnya serta pendapat mereka tentang kantor pos sekarang ini..

(8)

b. Studi Pustaka

Mengamati data – data teori yang dapat digunakan sebagai landasan teori dalam obyek perancangan ini, seperti data literatur, media masa, dan laporan karya desain.

.

1.7.3. Metode Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah dengan cara disortir, dimana data yang dirasa perlu dan berguna akan disimpan untuk digunakan sebagai data acuan perancangan proyek. Selain itu digunakan cara Tabulasi (tertera pada tema perancangan) yang digunakan untuk menghitung angket, yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat tentang interior yang diinginkan dalam merancang sebuah kantor pos.

1.7.4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode komparatif, dengan membandingkan beberapa pandangan masyarakat akan keberadaan kantor pos dan interior kantor yang serupa. Selain itu juga menggunakan metode induktif.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pembuatan serbuk bahan bakar dari bahan/paduan lunak sebaiknya menggunakan teknik hydride-dehydride dan atau atomisasi karena: prosesnya mudah, cepat dan serbuk yang

KAITAN GLASGOW COMA SCORE AWAL DAN JARAK WAKTU SETELAH CEDERA KEPALA SAMPAI DILAKUKAN OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE.. PENELITI

MATA Bisa menyebabkan iritasi mata pada orang yang rentan.. Efek spesifik

Kedelai yang diperjualbelikan oleh bapak Jamilan ternyata terjadi kenaikan harga, karena selain menjual tentunya bapak Jamilan juga menginginkan laba yang cukup,

7) Kepada Masyarakat Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga skripsi ini bisa selesai. 8) Kepada

illegal artinya adalah sejak semula tidak sah, oleh karenanya perbuatan tersebut merupakan suatu perbuatan yang melanggar hukum. Suatu perbuatan itu dengan

• Orang di dunia kerja Tidak dapat Serohani dengan mereka yang full-time di gereja. • Fungsi utama dari

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari