• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 8 MANADO

Novita Assa*, Nova H. Kapantow*, Shirley E. S. Kawengian*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Latar Belakang: Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan

pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin. Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi berdasarkan indeks antropometri IMT/U.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cros

sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 275 sampel yang memenuhi kriteria sampel. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner metode food recall , timbangan berat badan untuk mengukur berat badan dan alat ukur tinggi badan untuk mengukur tinggi badan. Uji statistic yang digunakan menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi-square. Hassil penelitian: menunjukkan bahwa sebagian besar pelajar memiliki status gizi normal berdasarkan IMT/U 73,5%. Kesimpulan: hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan antara asupan energi dan protein dengan status gizi berdasarkan IMT/U.

Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

ABSTRACT

Background: Generally, the malnutrition caused by poverty, lack of food supply, the poorness of

environment quality, society’s lack of nutrition knowledge, balanced menu and health and existence of destitute area. In other ways, nutrition issue has more effected by the economic development on certain society layers along with the lack of nutrition knowledge, balanced menu, and health. Protein is a very important nutrition substance. Because it has the closest relation with life processes. This research was supposed to find out the relation between energy intake and protein and nutrition status based by anthropometric IMT/U. Research Methods: This research is using the cross sectional method with the cross sectional study approximation. Sample used in this research were 275 samples that fulfilled the sample criteria. The data collection by interview using food recall method quotionaire, weight scale to weight, and height scale to measure the height. Statistic test used to analyze the relationship between variables was chi-square. Research Results: Result showed that most of the student has a normal nutrition status based by IMT/U 73,5%. Conclusion: The data analysis result showed there is arelationship between energy intake and protein and nutrition status based by IMT/U.

(2)

PENDAHULUAN

Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin (iodium). Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan (Almatsier, 2009). Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang drastis itu. Kedua, perubahan gaya hidup

dan kebiasaan makan remaja

mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukan proporsi status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) pada remaja umur 13-15 tahun untuk Provinsi Sulawesi Utara yaitu 0,7% sangat kurus, 5,3% kurus, sedangkan gemuk 3,4%. Kemudian pada tahun 2013 hasil Riset Kesehatan Dasar status gizi pada remaja umur 13-15 tahun menurut Indeks Massa

Tubuh untuk Provinsi Sulawesi Utara mengalami kenaikan yaitu 2,2% sangat kurus, 6,3% kurus, sedangkan 4,3% sangat gemuk dan gemuk 11,8%. Dari data ini menunjukkan bahwa obesitas tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata Indonesia yaitu 2,5% sangat gemuk dan 8,3% gemuk.

Status gizi dapat dipengaruhi oleh faktor langsung dan tidak langsung. Salah satu faktor langsung yaitu asupan energi dan asupan protein (Supariasa, 2012). Asupan energi yang melebihi kebutuhan tubuh akan menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan zat gizi. Sebaliknya, asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan akan menyebabkan tubuh menjadi kurus dan rentan terhadap penyakit. (Sulistyoningsih, 2011).

Timbulnya masalah gizi pada remaja pada dasarnya dikarenakan perilaku gizi yang salah, yakni ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Bila konsumsi gizi selalu kurang dari kecukupan maka seseorang akan mengalami masalah gizi kurang sehingga berdampak seseorang lebih terlihat kurus. Remaja yang kurus penampilannya malah cenderung kurang menarik, mudah letih dan resiko sakitpun

(3)

tinggi dan kurang mampu bekerja keras. Sebaliknya jika konsumsi melebihi kecukupan akan menderita gizi lebih atau obesitas dan berdampak sebagai faktor risiko berbagai penyakit seperti hipertensi, hiperkoresterol, penyakit jantung dan diabetes mellitus. Selain itu, penampilan penderita obesitas juga kurang menarik gerakan tidak lincah dan cenderung lamban (Sulistyoningsih, 2011).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Manado, Pada bulan September - Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelajar kelas VIII dan IX yaitu sebanyak 881 pelajar. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel menurut Taro Yamane. Metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan cara simple random sampling yaitu sebanyak 275 pelajar. Sampel diambil setelah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, formulir recall 2x24jam, timbangan berat badan merek seca, Microtoise merek seca, food model, program Nutrisurvey, program SPSS, alat tulis menulis, dan kalkulator.

Pengumpulan data dilakukan dengan dibantu oleh 2 orang bersama peneliti melakukan penelitian. data diperoleh melalui pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, wawancara langsung. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi square pada α = 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Jumlah Sampel dalam penelitian ini yaitu 275 pelajar kelas VIII dan IX yang bersekolah di SMP Negeri 8 Manado. Adapun karateristik sampel dalam penelitian ini yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendidikan orang tua. Pada tabel 4.1 terlihat kelompok umur terbanyak yaitu umur 13 tahun sebesar (54,2%), umur 14 tahun (40,34%) dan untuk umur 15 tahun sebesar (5,5%). Untuk jenis kelamin sebagian besar perempuan sebanyak (76,4%) dan untuk jenis kelamin laki-laki sebesar (23,6%). Pekerjaan orang tua PNS sebesar (18,5%), pegawai swasta (27,6%), wiraswasta (32,4%), buruh/tukang (17,5%) dan untuk petani sebesar (4,0%). Untuk pendidikan orang tua untuk ayah sebagian besar dengan tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar (55,3%), pendidikan SD sebesar (8,0%) SLTP sebesar (10,5%)

(4)

pendidikan D3 berjumlah (5,5%) dan sarjana berjumlah 20,7%. Untuk pendidikan ibu sebagian besar pendidikan SLTA sebesar (52,0%), SD sebesar (8,4%), pendidikan D3 sebesar (5,5%) dan pendidikan sarjana yaitu sebesar (15,6%).

Gambaran Status Gizi Pelajar di SMP Negeri 8 Manado

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan di SMP Negeri 8 Manado, dapat diketahui bahwa responden penelitian yang mempunyai status gizi kurus sebanyak 73 responden dengan persentase (26,5%), dan normal berjumlah 202 dengan persentase (73,5%). Status gizi yang didapat, didasarkan pada kategori Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U). Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Budi Luhur Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow sama seperti penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 8 Manado bahwa 115 responden berstatus gizi normal lebih banyak dengan persentase (83,3%) dan kurus berjumlah 1 dengan persentase (0.7%) (Agung, 2014).

Gambaran Asupan Energi Pelajar di SMP Negeri 8 Manado

Berdasarkan hasil wawancara konsumsi makanan dengan menggunakan formulir

recall yang dilakukan pada 275 pelajar yang duduk di kelas VIII dan IX SMP Negeri 8 Manado menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kecukupan energi (80-110%) menurut Angka Kecukupan Gizi tahun 2013 umur 13-15 tahun untuk laki-laki 2475 kkal dan untuk perempuan umur 13-15 tahun 2125 kkal, dimana berdasarkan hasil penelitian yang didapat sebesar (84,7%) responden yang memenuhi angka kecukupan zat gizi dan (15,3%) memiliki asuapan energi yang kurang.

Terpenuhinya kebutuhan zat gizi adalah hal yang mutlak diperlukan untuk mecapai tingkat kesehatan yang optimal. Pada remaja secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat badan dan tinggi badan serta remaja pada umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi sehingga mendasari remaja memerlukan zat gizi yang lebih banyak. Jika kebutuhan gizi tidak diperhatikan maka akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada perempuan karena akan menyebabkan menstruasi tidak lancar (Sulistyoningsih, 2011).

(5)

Gambaram Asupan Protein Pelajar di SMP Negeri 8 Manado

Protein sangat bermanfaat bagi tubuh, karena memiliki berbagai macam fungsi seperti pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, membentuk senyawa-senyawa esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, mempertahankan kenetralan tubuh, membentuk antibodi dan mentranspor zat gizi (Cakrawati dan Mustika, 2012).

Dari hasil penelitian terlihat sebagian besar responden memiliki tingkat asupan protein cukup sebanyak 184 dengan persentae (66,9%), kurang sebanyak 91 responen dengan persentase (33.1%).

Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi (IMT/U)

Hasil penelitian yang dilaksanakan pada pelajar di SMP Negeri 8 Manado pada tabel 1 menunjukkan bahwa responden dengan asupan energi kurang berjumlah (26,5%), sedangkan asupan energi normal berjumlah (73,5%) dan dapat dilihat bahwa asupan energi kategori kurang dengan status gizi dengan kategori kurus berjumlah 23 dengan persentase (8,4%), asupan energi kategori kurang dengan status gizi kategori normal yaitu berjumlah 19 dengan persentase (6,9%) sedangkan asupan energi kategori cukup dengan status gizi kategori kurus

berjumlah 50 dengan persentase (18,2%), asupan energi dengan kategori cukup dengan status gizi normal berjumlah 183 (66,5%). Selanjutnya hasil uji dengan status gizi chi-square pada tingkat kemaknaan 95% diperoleh taraf signifikan atau nilai p sebesar 0,000 yakni lebih kecil dibandingkan α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi (IMT/U).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dillaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan tahun 2013 ditemukan terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi terhadap status gizi (Amelia, 2013). Penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilaksanakan pada pelajar di SMPN 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT/U) (Klau, 2012).

Tabel 1 Hubungan Antara asupan energy dengan status gizi (IMT/U)

Asupan Energi IMT/U Total p Value Kurus Normal n % Kurang 23 19 42 15,3 0,000 Cukup 50 183 233 84,7 Jumlah 73 202 275 100,0

(6)

Hubungan Antara Asupan Protein dengan Status Gizi (IMT/U)

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2, responden dengan asupan protein kurang berjumlah (26,5%) sedangkan asupan protein normal berjumlah (73,5%) dan dapat dilihat bahwa asupan kategori kurang dengan status gizi dengan kategori kurus berjumlah 47 dengan persentase (17,1%), asupan protein kategori kurang dengan status gizi normal berjumlah 44 dengan persentase (16,0%) sedangkan asupan protein kategori cukup dengan status gizi kategori kurus berjumlah 26 dengan persentase (9,5%), asupan protein kategori cukup dengan status gizi kategori normal berjumlah 158 dengan persentase (57,5%). Selanjutnya hasil uji dengan status gizi chi-square pada tingkat kemaknaan 95% diperoleh taraf signifikan atau nilai p sebesar 0,000 yakni lebih kecil dibandingkan α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi (IMT/U).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Posyandu Lestari IV desa Kali Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara tahun 2014 bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan

protein dengan status gizi berdasarkan (IMT/U).

Tabel 2. Hubungan antara asupan protein dengan status gizi (IMT/U)

Asupan Protein IMT/U Total p Value Kurus Normal n % Kurang 47 44 91 33,1 0,000 Cukup 26 158 184 66,9 Jumlah 73 202 275 100,0 KESIMPULAN

1. Gambaran asupan energi pelajar SMP Negeri 8 Manado sebagian besar responden memiliki tingkat asupan energi yang cukup (15,3%)

2. Gambaran asupan protein pelajar SMP Negeri 8 Manado sebagian besar responden memiliki tingkat asupan protein yang cukup (33,1%).

3. Gambaran status gizi sebagian besar pelajar SMP Negeri 8 Manado berada pada status gizi normal (IMT/U) normal (73,5%) .

4. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan status gizi (IMT/U) pada pelajar SMP Negeri 8 Manado.

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan status gizi

(7)

(IMT/U) pada pelajar SMP Negeri 8 Manado.

SARAN

1. Perlunya kerjasama lintas program dan lintas sektoral baik dari pemerintah

maupun masyarakat untuk

menanggulangi masalah gizi.

Penanggulangannya dapat melalui pendidikan gizi yaitu penyuluhan gizi kepada guru-guru, anak-anak, serta pada keluarga dan masyarakat, serta pengawasan dan monitoring secara berkala dari puskesmas untuk mengetahui keadaan gizi dan masalah gizi pada masyarakat.

2. Perlu adanya penganekaragaman makanan pada pelajar agar terus dapat memenuhi kebutuhan zat gizi yaitu kebutuhan akan asupan lemak, karbohidrat dan zat besi setiap hari. 3. Perlunya dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu aktifitas fisik dan penyakit infeksi dan asupan karbohidrat, lemak dan zat besi pada pelajar di SMP Negeri 8 Manado.

DAFTAR PUSTAKA

Agung W. 2014. Hubungan Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pada Pelajar Sekolah Menengah Pertama

Budi Luhur Kembang Mertha

Kecamatan Dumoga Timur

Kabupaten Bolaang Mongondow

Tahun 2014. Jurnal. Manado:

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado. Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum. Almatsier S. 2011. Gizi Seimbang Dalam

Daur Kehidupan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Umum.

Amelia A. 2013. Hubungan Asupan Energi dan Zat Gizi dengan Status Gizi Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan tahun 2013. Program Studi Ilmu Gizi FKM UNHAS. Makassar. Cakrawati dan Mustika. 2012. Bahan

Pangan Gizi dan Kesehatan.

Bandung. Alfabeta.

Hana L. P. 2014. Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi Anak 1-5 tahun di Posyandu Lestari IV Desa Kalipucangwetan Kecamatan Welehan Kabupaten Jepara tahun 2014. Skripsi, Fakultas Kesehatan

(8)

Universitas Dian Nuswantoro. Semarang

Klau Y. B. 2012. Hubungan Antara Asupan

Energi, Protein, Lemak dan

Karbohidrat dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta. Jurnal UNRIYO. Yogyakarta: UNRIYO

Riskesdas. 2013. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

Sulistioningsih H. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu

Supariasa dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun bukan yang paling tinggi, namun kelompok kedua juga memiliki rata-rata persentase peserta yang tidak menggunakan MKJP cukup tinggi, artinya masih banyak

Harish, kumar et all .(2015),” PI/FL Based Blade Pitch Angle Control For Wind Turbine Used in Wind Energy Conversion System ”, IEEE.. Pahlevi, Emir Lutfi & Yana

Dari beberapa jenis analisis keuangan yang disebutkan di atas, analisis rasio profitabilitas merupakan alat analisis yang paling dapat menunjukan kinerja keuangan

Persamaan 2.9 adalah persamaan selisih untuk FIR, ini adalah persamaan dalam domain waktu dan menyatakan filter FIR dalam bentuk tidak rekursif yaitu output pada suatu saat,

Metoda yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji beda Independent Sample T-test, Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 4 rasio keuangan CAMEL

Hasil uji deskriptif yang dapat dilihat pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan ekstrak jahe merah terhadap bubuk instan akar alang- alang maka

Bobot larva ikan gabus yang diberi pakan cacing sutera memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan pemberian pakan yang lainnya.. Laju pertumbuhan spesifik

dilakukan pada uji coba terbatas memperoleh skor total 341 dengan nilai presentase dari skor maksima 360 adalah 94,7%, maka motivasi siswa terhadap media pembelajaran