• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Partisipan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Partisipan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

12

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di kelompok tani Tranggulasi dapat diperoleh gambaran umum menyangkut, umur, pendidikan, peran, lama menekuni aktifitas, serta luas lahan. Adapun keterangan dari partisipan secara umum dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel. 4.1. Gambaran Umum Partisipan

No Nama Umur (tahun)

Pendidikan Peran Lama Menekuni Aktifitas (tahun) Luas Lahan (m2) 1 Abdul Wahab 40 SMA Petani 14 3.250 2 Harto Slamet 56 SD Petani 15 5.000

3 Cipto 70 SD Petani dan Ketua

Koperasi

11 2.500

4 Retna Suparmi

40 S1 Tim Penyuluh dan Pelatihan Kabupaten Semarang 9 - 5 Beh Ooi Gin 33 S1 Perusahaan Pemasaran “Oge Tranggulasi Farm” 4 - 6 Agus Prabowo 47 S1 Pegepul “Seraphine” 1 - 7 Sukristyo-nubowo 54 S3 Balai Penelitian Tanah Bogor 1 -

8 Sarwoto 50 S1 Bank Perkreditan

Daerah

3 -

Sumber: Data primer, 2013

4.2. Gambaran Umum Key Informant

Adapun gambaran umum mengenai key informant, yang merupakan pendiri dan ketua dari kelompok tani Tranggulasi, serta sekaligus tokoh kunci untuk kegiatan berusaha tani sayuran organik yaitu Bapak Pitoyo Ngatimin. Bapak Pitoyo merupakan ketua dan pendiri kelompok tani Tranggulasi, Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

4.3. Peran kelembagaan Pertanian dalam Kegiatan Usaha Tani Sayuran Organik

Untuk menunjukan peran serta dampak positif dan negatif dari kelembagaan pertanian yang meliputi: peran kelembagaan petani, peran kelembagaan pemerintah dan peran kelembagaan swasta, akan diuraikan pada sub bab berikut ini.

(2)

4.3.1. Peran Kelembagaan Petani

Dari data penelitian yang telah diperoleh, kelembagaan petani memberikan banyak peran kepada petani di dalam berusaha tani sayuran organik. Gambaran ini dapat dilihat pada tabel. 4.2.

Tabel 4.2.Peran Kelembagaan Petani

Kelembagaan Petani

Variabel Peran Dampak

Positif Negatif Kelompok tani - Menyediakan forum bagi anggota petani. - Menampung dan menyalurkan aspirasi dari semua anggota kelompok

- Semua anggota petani dapat berkumpul untuk membicarakan masalah usaha tani sayuran organik dan itu terjadwal.

- Semua anggota petani berhak menanyakan dan memberikan masukan.

- Dalam rapat materi yang dibahas mengenai keuangan sehingga petani kurang merasa nyaman. - Pendapat yang dikemukakan petani tidak dilaksanakan. Gabungan kelompok tani - Membantu dalam memasarkan produk. - Meningkatkan jumlah produksi

- Mencukupi permintaan kebutuhan pasar.

- Adanya kegiatan pelatihan-pelatihan, pemberian informasi mengenai alat pengemasan produk dan pengolahan lahan organik.

- Sistem retur kepada anggota kelompok tani. - Kurangnya pelatihan

dari dalam kelompok tani Tranggulasi itu sendiri.

Koperasi - Memasarkan produk dari petani - Memberikan

pinjaman bagi anggota kelompok

- Menampung produk sayuran organik yang berasal dari petani untuk dipasarkan ke konsumen. - Petani memperoleh pinjaman uang

dengan nilai maksimal peminjaman Rp 500.000

- Adanya sistem retur ke petani.

- Modal yang diberikan masih dirasa kurang. - Menyediakan

saprodi pertanian - Menjaga

kestabilan harga saprodi pertanian

- Petani tidak perlu mencari saprodi sampai keluar daerah

- Harga yang dibebankan ke petani sudah termasuk biaya transportasi sehingga petani tidak perlu bersusah payah untuk membeli sendiri.

- Ketersediaan bibit yang tidak kontinyu.

- Harga saprodi lebih tinggi dibandingkan harga pasaran.

Sumber: Data primer, 2013

Kelembagaan dalam kelompok tani dirasa cukup memberikan dampak terhadap partisipasi keanggotaanya. Dengan adanya faktor lembaga, kehadiran para petani di dalam berbagai pertemuan tentunya akan meningkat pula. Hal ini tergambarkan dalam ungkapan Bapak Wahab:

“Rapat yang dilakukan pada tanggal 6 pukul 21:00 setiap bulanya, yang dilaksanakan dirumah-rumah para petani. Diharapkan dapat membahas dan menyelesaikan masalah yang terjadi mengenai proses produksi hingga pemasaran”.

Kehadiran para anggota dalam setiap pertemuan menumbuhkan sosialisasi yang baik antara anggota sehingga, mereka tidak enggan dalam memberikan masukan di setiap forum rapat yang diadakan. Hal yang sama seperti yang diungkapkan di dalam penelitian Rusmono, (2012) bahwa setiap anggota kelompok tani diharapkan dapat mengemukakan pendapat, keinginan, masalah-masalah yang

(3)

dihadapi dalam pengelolaan kelompok tani dan pengembangan agribisnis. Namun sayangnya lembaga dalam aplikasinya, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak yang negatif yaitu kurangnya tanggapan terhadap aspirasi anggota serta adanya kegiatan penarikan uang pinjaman yang kemudian mengakibatkan menurunya minat anggota petani untuk mengikuti rapat. Hal ini seperti yang diungkapakan dibawah ini:

“Setiap rapat saya selalu meminta uang ke petani yang belum melunasi dan melewati tenggang waktu pembayaran, agar uang tersebut bisa digunakan untuk kegiatan lain dalam kelompok” (Bapak Slamet).

“Petani merasa malu untuk datang ke rapat kelompok, sebab di dalam rapat anggota juga kami membahas masalah keuangan” (Bapak Pitoyo).

Kelembagaan petani dalam gabungan kelompok tani memberikan kemudahan bagi anggota petani. Kemudahan dirasakan dengan adanya bantuan produk sayuran organik dari kelompok satu ke kelompok tani lainya. Bantuan diberikan apabila kelompok tani Tranggulasi kekurangan produk maka kelompok tani lainya akan memberikan produk mereka untuk mencukupi permintaan konsumen begitupula sebaliknya. Serta adanya pelatihan-pelatihan sesama kelompok yang dilakukan seperti teknik budidaya dan penggunaan alat-alat pertanian. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Wahab:

“Gabungan kelompok tani yang bernama KOMPOR, terdiri dari kelompok tani mardi santoso, Bangkit merbabu dan Tranggulasi melakukan kerjasama dalam pemenuhan produk yang akan dipasarkan ke konsumen. serta melakukan pelatihan dalam teknik budidaya serta pemasaran diantara kelompok”

Kerjasama tersebut memberikan hal positif karena dapat meningkatkan jalannya usaha tani sayuran organik. Menurut Syahyuti (2011), gapoktan menjadi lembaga gerbang (gateway institution) penghubung antara petani yang berada di dalam satu daerah dengan lembaga-lembaga lain di luarnya serta saling membantu dalam usaha tani yang dijalankan. Gapoktan diharapkan berperan untuk fungsi-fungsi pemenuhan pemasaran produk pertanian, dan termasuk menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani. Namun di dalam pelatihan yang diberikan kelompok tani Tranggulasi kepada kelompok lainya membuat kelompok tani Tranggulasi tidak mendapatkan pengetahuan baru. Hal ini seperti yang diucapkan Bapak Wahab:

“Kelompok tani lainya harus memberikan kualitas produk sayuran organik yang baik kepada kelompok tani tranggulasi yang nantinya akan dipasarkan ke konsumen. apabila produk tersebut jelek akan dikembalikan walaupun dalam jumlah yang banyak karena sudah ada perjanjian terlebih dahulu”.

(4)

Koperasi yang berada di kelompok tani Tranggulasi ini berdiri sejak tahun 2003, berguna untuk membantu petani dalam peminjaman uang, penyedia saprodi pertanian. Koperasi ini juga, membantu dalam memasarkan produk dari petani yang selanjutnya akan dijual kepada lembaga pemasaran atau langsung ke konsumen. Dari sisi lain koperasi juga merupakan pedagang perantara dari produk pertanian yang dihasilkan oleh anggotanya. Kegiatan ini mencakup perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya lainnya agar penyediaan sarana produksi atau input usaha tani memenuhi kriteria tepat waktu, jumlah, jenis, mutu, harga dan produk (Herman, 2013). Dengan adanya koperasi usaha sayuran organik yang dijalankan oleh petani semakin meningkat dalam hal pemasaran. Hal ini sesuai dengan penjelasan dibawah ini:

“Koperasi memberikan modal uang ke petani dengan jumlah maksimal Rp 500.000,00 dan bunga sebesar 0,5%. Dikoperasi juga menyediakan alat semprot, mulsa, obat –obatan, pupuk cair dan pacul” (Bapak Slamet).

“Dibentuknya koperasi membantu petani dalam pemasaran, sehingga petani tidak usah bingung hendak memasarkan produknya dimana dan petani sekarang tidak perlu ragu kalu produknya busuk akibat tidak ada yang membeli” (Bapak Pitoyo).

Seiring dengan berjalannya waktu koperasi mempunyai dampak negatif yang mengganggu jalannya usaha tani sayuran organik tentang tingkat stabilitas ketersedian bibit. Hal ini dijelaskan oleh Bapak slamet:

“Koperasi hanya menyediakan bibit-bibit untuk jenis sayuran tertentu, sedangkan bibit yang tidak disediakan koperasi, harus diperoleh dari luar yaitu di penjual bibit yang berada di daerah Kopeng, namun terkadang penjual bibit ini juga biasanya tidak menyediakan, sehingga mengganggu proses usaha tani sayuran organik. Saya juga terus berusaha mencari bibit yang dibutuhkan sampa saya mendapatkanya ”.

Dalam menanggapi masalah ini koperasi harus bisa menciptakan bibit sendiri untuk semua jenis sayuran, yang hendak ditanaman oleh anggota petani agar tidak mengganggu proses usaha tani sayuran organik terutama permintaan pasar.

4.3.2. Peran Kelembagaan Pemerintah

Dari data penelitian yang telah diperoleh, kelembagaan pemerintah memberikan banyak peran kepada petani di dalam berusaha tani sayuran organik. Gambaran ini dapat dilihat pada tabel. 4.3.

(5)

Tabel 4.3. Peran Kelembagaan Pemerintah

Kelembagaan Pemerintah

Variabel Peran Dampak

Positif Negatif Penyuluhan dan pelatihan - Mengunggulkan pertanian organik. - Meningkatkan teknik budidaya sayuran organik. - Mengendalikan hama penyakit.

- Memberikan keuntungan ekonomis bagi petani dan kesehatan bagi konsumen

- Sekolah lapang bagi petani dalam melakukan praktek proses penyemaian, agroklimatologi dan penggunaan pupuk cair.

- Pemberian obat-obatan dan racun di lahan petani.

- Pengaplikasian yang tergolong sulit. - Waktu petani tersita

untuk mengikuti pelatihan.

- Petani harus mengeluarakan biaya yang lebih besar dalam membeli obat dan racun.

Penelitian - Melakukan analisis pupuk dan air

- Membantu didalam menganalisis jenis pupuk dan kandungan air irigasi.

- Ketidak mandirian petani. Perbankan - Mempercepat proses peminjaman modal - Member pinjaman modal untuk mencukupi usaha tani sayuran organik

- Petani dapat membeli kebutuhan yang diperlukan dalam mencukupi usaha tani sayuran organiknya.

- Petani semakin dapat meningkatkan usaha tani sayuran organik.

- Petani harus memberikan jaminan sertifakat tanah. - Adanya biaya yang

dikeluarkan untuk membayar bunga.

Sumber: Data primer, 2013

Dalam mengusahakan agribisnis sayuran organik ada hubungan kerjasama yang dilakukan petani dengan Dinas Pertanian Kab. Semarang mengenai penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan yang dilakukan seperti seminar dan workshop. Bagi petani dalam membudidayakan sayuran organik dapat meningkatkan ekonomi keluarga. Bagi konsumen yang mengkonsumsinya dapat memberikan kesehatan. Pelatihan juga dilakukan untuk memberi bekal kepada petani dalam budidaya sayuran organik. Serta penanggulangan hama penyakit dilakukan oleh tim penyuluh pertanian . Hal ini sesuai dengan penjelasan dibawah ini:

“Penyuluhan sering dilakukan ke petani dengan melakukan seminar tingkat pusat di Jakarta, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Semarang. Workshop diberikan kepada petani agar petani menjual produk mereka ke supermarket dan dibeli supermarket dengan harga yang tinggi dibandingkan menjual ke pasar tradisional, karena produk petani yang dijual ke pasar tradisional akan dibeli rendah oleh konsumen” (Ibu Retna).

“Ya, sering adanya penyuluhan yang diberikan dari dinas kabupaten dan kecamatan” (Bapak Pitoyo).

Dampak negatif dari adanya penyuluhan dan pelatihan yang diberikan terhadap para petani adalah petani harus bekerja keras dengan proses teknik budidaya sayuran organik yang lebih intensif. Produk sayuran organik berbeda dengan

(6)

sayuran yang non organik sebab peluang terkenanya hama dan penyakit lebih besar. Hal ini sesuai dengan penjelasan Ibu Retna:

“Dengan menanam sayuran organik selain memberikan keuntungan ekonomis yang tinggi, petani juga harus ekstra keras bekerja dalam mengusahakan sayuran organik serta penyuluh pertanian juga tidak bisa hanya menepatkan diri pada sayuran organik, komoditas lain juga harus diperhatikan”.

Dalam proses teknik budidaya sayuran organik, pemeliharaaan dan perawatan secara tepat tidak hanya dilakukan setelah terjadinya gangguan hama dan penyakit, tetapi dari awal penanaman, merupakan tindakan pencegahan yang baik. Perawatan yang dimaksud meliputi pemupukan, pengairan atau penyiraman, penyiangan dan sebagainya (Palungkun, 1992).

Dengan dilakukanya penelitian dari bagian Litbang Tanah Bogor, untuk mengetahui berapa besar kandungan unsur hara pada pupuk dan kadar lumpur air irigasi yang digunakan oleh petani. Sebab hal ini sangat mempengaruhi kualitas produk dari usaha tani sayuran organik. Menurut penelitian Maryam (2009) pupuk kandang adalah urin dan kotoran lain yang diproduksi oleh ternak dan bukan merupakan kompos. Pupuk yang dibuat dari bahan dasar hewan sering digunakan dalam jumlah besar mencapai 2 ton atau lebih sehingga berpotensi menimbulkan pencemaran tanah dan air oleh sebab itu perlu memperhatikan keasaman bahan, kadar air, tahap dekomposisi, vertifikasi dengan melakukan analisis labolatorium seperti yang tertera pada lampiran. Hal ini ditegaskan oleh Bapak Kris:

“Dengan penelitian ini diharapkan kualitas dari sayuran organik yang diproduksi oleh kelompok tani Tranggulasi tetap terjaga dimata konsumen dan lembaga pemasaran.”.

Penelitian yang sudah terlaksana ini tidak terlepas dari aplikasi negatif yang diberikan badan penelitian. Ketergantungan dengan lembaga peneliti dalam menganalisis masalah-masalah yang terjadi dan petani harus membayar setiap hasil penelitian dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam usaha tani sayuran organik. Hal ini seperti yang diungkapkan Bapak Pitoyo:

“Iya, kita tidak bisa menganalisis pupuk dan air yang kita gunakan sendiri serta petani harus tergantung kepada tim peneliti sehingga petani menjadi kurang mandiri. Hasil penelitian ini harus kita bayar dan apabila ada penelitian yang geratis saya mau”.

Dalam penelitian ini modal usaha tani sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi berasal dari Bank Jateng, dengan pemberian modal cepat tanpa perlu melalui serangkaian aturan-aturan yang membuat petani bingung. Sehingga dapat membantu petani mencukupi usaha tani sayuran organik. Menurut penelitian Nurmanaf (2013), sumber pembiayaan lembaga formal yang menjadi pilihan dan

(7)

dekat dengan masyarakat di pedesaan adalah Bank Mandiri, Bank BNI, BPD melalui BPR dan BKK dan lain-lain juga dapat diakses masyarakat. Tergantung dari petani ingin memilih akses yang mudah dan cepat dalam proses peminjaman serta pemberian modal yang besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan sebagai berikut:

“Dalam proses peminjaman uang kelompok tani Tranggulasi kami prioritaskan juga, karena kelompok ini sering meminjam modal serta sudah saling kenal satu sama lainya” (Bapak Sarwoto).

“Dalam proses peminjaman uang oleh petani ke bank prosesnya sangat lancar dan uang cepat didapatkan oleh petani, biasanya uang dipinjam untuk kebutuhan kelompok bukan kebutuhan individu saja” (Bapak Slamet).

Dalam peminjaman modal yang dilakukan oleh petani, bank harus penyimpan sertifikat tanah petani sebagai jaminan apabila petani tidak mampu mengembalikan uang yang dipinjam. Hal ini ditegaskan oleh bapak Pitoyo:

“Petani juga harus memberikan jaminan lahan mereka dengan nilai jual yang tinggi seperti sertifikat lahan dan rumah sebagai jaminan di bank. Contohnya sertifikat rumah saya yang dijadikan jaminan. Apabila kelompok tidak mampu mengembalikan uang yang dipinjam, rumah saya akan diambil oleh pihak bank”.

4.3.3. Peran Kelembagaan Swasta

Dari data penelitian yang telah diperoleh, kelembagaan swasta memberikan banyak peran kepada petani di dalam berusaha tani sayuran organik Gambaran ini dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Peran Kelembagaan Swasta

Kelembagaan Swasta

Variabel Peran Dampak

Positif Negatif Perusahaan pemasaran dan pengepul - Harga yang sebanding - Memperluas jaringan konsumen

- Harga yang diberikan ke petani mengikuti perkembangan harga pasar. - Pemasaran dalam negeri ke Superindo dan individu sedangkan pemasaran luar negeri ke Oge Tranggulasi Farm dan Live Wall.

- Pembayaran produk yang dibeli dari petani tidak tepat waktu - Belum adanya

sinkronisasi data permintaan dan penawaran komoditi. Sumber: Data primer, 2013

Di dalam proses pemasaran produk, petani menjual komoditi sayuran organik ke Oge Tranggulasi Farm sebagai perusahaan pemasaran dan Seraphine sebagai pengepul. Peran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran, sesuai dengan penelitian Riyanto (2012) salah satu prinsip penting dalam penentuan harga bagi manajemen perusahaan adalah menitik beratkan kemampuan dan kemauan membeli dengan harga yang telah disepakati bersama. Pemasaran makin bergeser dari mencoba memaksimumkan keuntungan pada suatu transaksi menjadi memaksimumkan hubungan manfaat dengan pihak lain (Wijayanti, 2009).

(8)

Lembaga pemasaran membantu petani memasarkan produk mereka ke konsumen dengan harga yang cukup tinggi, diharapkan menguntungkan bagi petani dan lembaga pemasaran itu sendiri serta dapat memperluas jaringan konsumen. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara di bawah ini:

“Kami membeli produk sayuran organik dengan harga yang cukup tinggi dan selalu di ikuti dengan harga pasar sayuran serta saya mencoba menawarkan produk kepada

Live well disingapura dan akhirnya perusahaan tersebut mengambil produk ke petani

sampai saat ini” (Bapak Beh Ooi Gin).

“Ya produk yang kami ambil dari petani sangat berkualitas dan disukai oleh banyak konsumen sehingga kami sering mengambil produk untuk dibawa ke Superindo Semarang, Solo dan Yogyakarta serta penambahan rekan bisnis yang berasal dari warung organik, Magelang” (Bapak Agus).

“Kerjasama dilakukan dengan perusahaan pemasaran dan pedagang pengumpul agar petani lebih mudah memasarkan produk, dengan harga yang sesuai” (Bapak Cipto).

Selain membantu petani, lembaga pemasaran memberikan dampak negatif dimana produk yang dibeli dari petani, tidak dibayarkan langsung ke petani, hingga melewati batas waktu kesepakatan dalam proses pembayaran seperti perusahaan pemasaran Oge Tranggulasi Farm. Permasalahan ini mengakibatkan perputaran uang di petani tidak lancar. Hal ini ditegaskan oleh Bapa Pitoyo:

“Tersendatnya pembayar membuat petani harus meminjam modal ke bank agar usaha tani sayuran organik tetap berjalan lancar, dan kami juga tetap percaya kepada lembaga pemasaran, bahwa uang tersebut akan tetap di bayar”.

4.4. Potensi Pengembangan Usaha tani Sayuran Organik Kelompok Tani Tranggulasi.

Dalam upaya menggali potensi pengembangan usaha tani sayuran organik akan dilihat faktor internal dan eksternal menyangkut kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (treath) di kelompok tani Tranggulasi. Penelitian ini juga memfokuskan pada perumusan alternatif strategi pengembangan usaha tani sayuran organik yang dikelola oleh kelompok tani Tranggulasi. Untuk itu digunakan analisis SWOT, sehingga dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta alternatif strategi untuk mengembangkan usaha tani sayuran organik di kelompok tani Tranggulasi.

Untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang potensi pengembangan usaha tani sayuran organik dengan analisis SWOT, maka akan dilakukan secara bertahap dengan menganalisis matrik IFAS dan EFAS serta matrik SWOT.

(9)

4.4.1. Matrik (IFAS) Internal Factor Analysis Summary.

Matrik IFAS yang berisi kekuatan dan kelemahan kelompok tani Tranggulasi digunakan untuk mengetahui indikator yang mempunyai pengaruh besar di dalam faktor internal.

4.5. Tabel (IFAS) Internal Factor Analysis Summary

Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot X Rating Kekuatan (Strengths)

- Kelompok tani yang aktif dan kompak - Mudah menerima inovasi baru - Struktur organisasi yang jelas.

0 30 0,20 0,20 4 4 4 1,20 0,80 0,80 Total 0,70 2,80 Kelemahan (Weaknesses)

- Kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak luar - Kekurangan modal - Sistem retur 0,15 0,10 0,05 2 2 2 0,30 0,20 0,10 Total 0,30 0,60 Total rata-rata 1, 00 3, 40

Sumber: Data primer, 2013

Dari matrik IFAS untuk elemen kekuatan dan kelemahan diperoleh nilai indeks akumulatif skor 3,40. Untuk nilai indeks elemen kekuatan memiliki nilai skor 2,80, hal ini menunjukan adanya elemen kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan elemen kelemahan. Melihat hasil ini potensi pengembangan usaha tani sayuran organik memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan kelemahan secara internal. Dengan demikian sebenarnya usaha tani sayuran organik ini telah mampu mengatasi kelemahan yang ada.

Dari hasil analisis dalam matrik IFAS faktor strategis yang merupakan kekuatan terbesar dan paling berpengaruh di dalam kelompok tani tranggulasi adalah kelompok tani yang aktif dan kompak dengan nilai skor 1,20. Karena dari awal berdirinya kelompok tani tranggulasi setiap para anggota sudah mempunyai tekat untuk menciptakan dan mengusahan pertanian organik khususnya sayuran organik demi menciptakan lingkungan yang alami dan meningkatkan nilai ekonomis bagi petani. Sementara untuk faktor mudah menerima inovasi baru dan struktur organisasi yang jelas juga memberikan dampak yang penting bagi kekuatan yang dimiliki oleh kelompok tani, dengan nilai skor masing-masing 0,80 Faktor internal yang merupakan kelemahan terbesar dalam kelompok tani Tranggulasi adalah sistem retur dengan nilai bobot terendah yaitu 0,10. Sistem retur yang masih diberlakukan membuat petani mengalami sedikit kerugian.

(10)

4.4.2. Matrik (EFAS) External Factor Analysis Summary.

Matrik EFAS yang berisi peluang dan ancaman kelompok tani Tranggulasi digunakan untuk mengetahui indikator yang mempunyai pengaruh besar di dalam faktor eksternal.

4.6. Tabel (EFAS) External Factor Analysis Summary.

Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot X Raiting Peluang (Opportunies)

- Pasar

- Penggunaan teknologi dalam Inovasi Produk. - Menjadi tempat wisata sayuran organik.

0,35 0,15 0,25 4 3 4 1,40 0,45 1,00 Total 0,75 2,85 Ancaman (Treaths)

- Banyak Saingan Pelaku pasar

- Berkurangya lahan untuk pertanian organik - Pembayaran yang tidak lancar oleh perusahaan

0,05 0,10 0,10 3 1 1 0,15 0,10 0,10 Total 0,25 0,35 Total rata-rata 1,00 3,20

Sumber: data primer 2013

Dari matrik EFAS untuk elemen peluang dan ancaman diperoleh nilai indeks akumulatif skor 3,20. Untuk nilai indeks elemen peluang memiliki skor 2,85, hal ini menunjukan adanya elemen peluang yang lebih besar dibandingkan dengan elemen ancaman. Melihat hasil ini potensi pengembangan usaha tani sayuran organik memiliki peluang yang lebih besar dibandingkan ancaman secara eksternal. Dengan demikian sebenarnya usaha tani sayuran organik ini telah mampu mengatasi ancaman yang ada.

Berdasarkan hasil perhitungan matrik EFAS, faktor strategis yang merupakan ancaman terbesar dan paling berpengaruh bagi kelompok tani Tranggulasi adalah berkurangnya lahan untuk pertanian organik disebabkan pembangunan tempat tinggal yang dilakukan terus menerus. Terhambatnya pembayaran produk yang dibeli perusahaan pemasaran dari petani dengan nilai skor 0,10, mengakibatkan petani kekurangan modal. Sementara untuk faktor banyak saingan pelaku pasar juga memberikan dampak yang penting bagi kelompok tani, dengan nilai skor 0,15.

Faktor esternal yang menjadi peluang terbesar dan paling berpengaruh yaitu pasar dengan nilai skor 1,40. Pasar yang dimiliki kelompok tani tranggulasi saat ini sudah bekerjasama dengan perusahaan pemasaran yang besar dilihat dari jumlah produk yang diambil ke petani dan dikenal oleh banyak konsumen. Sehingga perusahaan pemasaran lainya akan melakukan kerjasama kedepannya.

Kelompok tani ini mempunyai basis dalam elemen kekuatan dan peluang dalam menjalankan usaha tani sayuran organik.

(11)

4.4.3. Matrik (SWOT) Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix

Tujuan dari tahap pencocokan matrik SWOT adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matrik SWOT akan dipilih untuk implementasi. Empat tipe strategi yang disarankan yaitu strategi S-O (strength-opportunities), strategi W-O (weaknesses-opportunities), strategi S-T (strength - threats), dan strategi W-T (weaknesses -threats).

4.7. Tabel (Matrik SWOT) Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix

IFAS

EFAS

STRENGTHS (S)

(KEKUATAN)

1. Kelompok tani yang aktif dan kompak

2. Mudah menerima inovasi baru 3. Struktur organisasi yang jelas

WEAKNESSES (W) (KELEMAHAN)

1. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak luar

2. Kekurangan Modal 3. Sistem retur

OPPORTUNIES (O)

(PELUANG)

1. Pasar

2. Penggunaan teknologi dalam Inovasi Produk

3. Menjadi tempat wisata sayuran organik

STRATEGI SO

(Strengths-Opportunities)

- Mendorong kelompok tani yang aktif dan kompak dapat menjadi modal untuk menguasai pasar. (O1, S1)

STRATEGI WO

(Weaknesses-Opportunities)

- Memperkuat struktur organisasi kelompok tani untuk membuka komunikasi dengan pihak perusahaan pemasaran dan konsumen. (W1, O1)

TREATHS (T) (ANCAMAN)

1. Banyak Saingan Pelaku pasar 2. Berkurangnya lahan untuk

pertanian organik

3. Pembayaran yang tidak lancar oleh perusahaan

STRATEGI ST

(Strengths-Threats)

- Melakukan inovasi baru kelompok tani dapat memenangkan persaingan pasar. (S2, T1)

STRATEGI WT

(Weaknesses-Threats)

- Membangun komunikasi dengan pihak perusahaan pemasaran agar pembayaran tepat waktu sehingga kelompok tani memiliki modal kerja (W1,

W2, T3) Sumber : Analisis data primer, 2013

Terdapat 4 jenis strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kelompok tani Tranggulasi:

1) Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

Strategi S-O disusun dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dan memanfaatkan peluang yang ada. Keaktifan dan kekompakan kelompok tani digunakan untuk mengatur penanaman jenis sayuran yang berbeda ditiap musim tanam. Dengan demikian masa panen komoditi sayuran akan berkesinambungan dan dapat memenuhi kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri dan secara tidak langsung kelompok tani pada akhirnya menguasai pasar.

2) Strategi W-O (Weakness-Opportunities)

Strategi W-O disusun untuk mengurangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan struktur organisasi yang jelas, kelompok tani dapat menugaskan satu orang pengurus, sebagai juru bicara kelompok tani Tranggulasi untuk membangun komunikasi dengan pihak

(12)

lain. Terjalinnya komunikasi dengan para pihak terutama pihak perusahaan pemasaran dan konsumen maka kelompok tani mudah memasarkan hasil produknya dan juga mudah mengakses permodalan kepada pihak perbankan.

3) Strategi S-T (Strengths-Threats)

Strategi S-T strategi yang disusun dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman bagi pengembangan usaha tani. Dilakukan dengan melakukan inovasi baru seperti menanam jenis sayuran unggul yang disukai pasar dan menggunakan kemasan yang lebih menarik dan simple serta promosi melalui media cetak dan elektronik. Hal ini akan membuat kelompok tani mudah memenangkan persaingan pasar dan menguasai pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

4) Strategi W-T (Weakness-Threats)

Startegi W-T disusun dengan dasar meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman yang ada dalam pengembangan usaha tani. Membangun komunikasi yang baik dengan kedua belah pihak, diharapkan ada rasa saling pengertian dan memahami satu dengan yang lain. Pihak perusahaan memahami bahwa pembayaran komoditi yang lancar, akan menjadi modal usaha kelompok tani dan usaha kelompok tani Tranggulasi menjadi lancar serta berkesinambungan. Berkesinambunganya usaha kelompok tani maka supply komoditi dari kelompok tani kepada perusahaan menjadi semakin lancar. Kesimpulanya dengan komunikasi yang baik maka semua pihak diuntungkan. Strategi penyusunan matrik SWOT sesuai yang dilakukan oleh (Wijayanti, 2009).

Gambar

Tabel 4.2.Peran Kelembagaan Petani
Tabel 4.3. Peran Kelembagaan Pemerintah
Tabel 4.4. Peran Kelembagaan Swasta

Referensi

Dokumen terkait

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Mari kita kembali kepada Tuhan, biarlah diri kita berada dalam kuasa Yesus untuk mengalahkan iblis.. Jangan pernah menyerah terhadap iblis karena Yesuslah yang lebih

Peserta dalam video yang diunggah pada portal youtube dengan judul sesuai juknis LKSN PDBK Tahun 2021 dan dikirimkan melalui portal aplikasi registrasi LKSN PDBK Tahun 2021 merupakan

Sedangkan, pada bagian belakang kartu matching cards menggunakan warna kontras dari biru tua yaitu merah marun dengan warna emas yang melambangkan pekerjaan

Sinarmas Multifinance Cabang Bima dan umumnya pada organisasi atau perusahan agar dapat membantu karyawan dalam mengatasi stres kerja, karena kalao karyawan mengalami

Penelitian ini tidak berbahaya,tetapi dapat timbul komplikasi ringan setelah pengambilan darah seperti pembengkakan (hematom) dan infeksi ringan dan akan segera hilang jika

Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Alwasilah (2007, hlm. 44) bahwa pelajaran menulis baru berarti andai diminati oleh siswa dan dikuasai oleh guru. Umpan balik menjadi hal