Penyusun
Buklet ini dikembangkan oleh tim Water and Sanitation Program yang terdiri dari Nilanjana Mukherjee, Deviariandy Setiawan, Djoko Wartono, Amin Robiarto, Ari Kamasan, Wano Irwantoro dan Effentrif dengan kontribusi editorial Yosa Yuliarsa. Tim mengucapkan terima kasih atas kontribusi berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan TSSM (Total Sanitation and Sanitation Marketing) di Provinsi Jawa Timur. Peer reviewers: Zainal Ilyas Nampira dari Direktorat Penyehatan Lingkungan - Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Maraita Listyasari dari Direktorat Permukiman dan Perumahan - Bappenas.
Kontak kami
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
wspeap@worldbank.org sekretariat@stbm-indonesia.org
Kita tidak bisa
mentoleransi
Indonesia kehilangan
US$6,3 miliar
atau Rp56
triliun per tahun akibat buruknya sanitasi dan
kebersihan.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare
yang memakan
korban lebih dari 50.000 jiwa
akibat kondisi sanitasi yang buruk.
Biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk
mencapai Rp139.000 per orang atau
Rp31 triliun
secara nasional.
Air limbah yang tidak diolah menghasilkan
6 juta
ton kotoran manusia
per tahun yang dibuang
langsung ke badan air, sehingga biaya pengolahan
air bersih menjadi semakin mahal.
Enam puluh persen penduduk perdesaan
tidak
mempunyai akses terhadap sanitasi yang layak dan
menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi
Apakah kita sudah
peduli pada kondisi
higiene dan sanitasi
yang buruk?
Pemutakhiran data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta
penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan (BABS) di sungai, kali,
danau, laut atau di daratan. Mayoritas pelaku praktik buang air besar sembarangan
tinggal di desa-desa.
Hanya 38,4% dari penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang
layak. Akses sanitasi di perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun
terakhir. Pemerintah Indonesia telah mengindikasikan bahwa target Tujuan
Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal – MDG) untuk sanitasi
sebagai suatu sasaran yang “memerlukan perhatian khusus” karena tidak berada pada
jalur yang benar. Dengan hanya tersisa tiga tahun lagi sampai tahun 2015, kita harus
menemukan metode-metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk
Dapatkah provinsi dan kabupaten Anda memperkirakan
kerugian yang diderita akibat sanitasi buruk?
Suatu perhitungan sederhana menunjukkan bahwa kerugian karena higiene dan
sanitasi yang buruk mencapai US$191 juta (Rp1,75 triliun) untuk tingkat provinsi
per tahun, atau US$15,75 juta (Rp145 miliar) untuk kabupaten per tahun, diukur
dengan nilai tukar tahun 2006.
Sebaliknya, tahukah Anda betapa menguntungkannya
investasi dalam perbaikan sektor sanitasi?
Kajian Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization - WHO) tahun
2005 menyebutkan bahwa setiap US$1 yang diinvestasikan untuk perbaikan
sanitasi memberikan imbal hasil (return) paling sedikit sebesar US$8. Analisis
ekonomi lainnya menunjukkan fakta yang sama, meskipun angka-angka imbal
hasil bervariasi. Tentu saja imbal hasil tersebut tidak langsung, melainkan diperoleh
dari penghematan biaya, produktivitas yang meningkat, lebih sedikit kerugian, dan
sebagainya.
Higiene dan sanitasi yang baik di kabupaten atau provinsi berarti:
• bayi-bayi lebih sehat, yang pertumbuhannya tidak terganggu oleh penyakit
yang disebabkan oleh lingkungan;
• pekerja lebih produktif;
• anak-anak lebih sehat, dan mempunyai lebih banyak waktu dan energi untuk
belajar serta berkembang secara optimal;
• air sungai berkualitas lebih baik, dengan biaya pengolahan yang lebih rendah
bagi konsumsi manusia;
• lokasi yang lebih menarik bagi para investor industri;
• usaha pariwisata yang lebih menguntungkan karena adanya pantai-pantai,
hutan-hutan, dan sungai-sungai yang bersih dan bebas polusi.
Dana
pemerintah dan
donor terlalu kecil untuk
menutup kesenjangan
akses sanitasi yang layak
di perdesaan, atau
untuk memenuhi
sasaran-sasaran
MDG.
Dibutuhkan investasi lebih dari US$600
juta setiap tahun selama tahun
2005-2015 agar Indonesia dapat mencapai
tar-get MDG di bidang sanitasi.
Diband-ingkan dengan kebutuhan, investasi
pemerintah di sektor sanitasi, termasuk
dana-dana dari donor, rata-rata hanya
US$27 juta per tahun. Sebagian besar
dana investasi digunakan untuk
pem-bangunan prasarana kota. Dengan jumlah
sedemikian kecil dan hanya bergantung pada
investasi sektor publik, kemungkinan
diperlu-kan lebih dari 100 tahun untuk mencapai target
MDG!
Untuk mencapai target MDG di bidang sanitasi, harus
ditemu-kan cara-cara untuk mempercepat dan memperluas investasi,
terutama dari sektor rumah tangga dan swasta.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pengadaan jamban bersubsidi untuk
be-berapa rumah tangga terpilih di masyarakat sebenarnya menghambat kemajuan sebab
rumah lainnya kemudian akan memutuskan untuk tidak menginvestasikan dana
mer-eka sendiri, karena berharap akan memperoleh bantuan subsidi sejenis dari
pemer-intah. Kita tidak dapat meneruskan pendekatan lama seperti menyebarkan beberapa
jamban bersubsidi, kalau berjuta-juta rumah tangga masih kekurangan akses terhadap
sanitasi. Anggaran pemerintah yang terbatas harus digunakan lebih bijaksana, dan
secara inovatif, untuk memancing investasi yang jauh lebih besar dari sumber-sumber
non pemerintah, seperti rumah tangga dan sektor swasta domestik. Hal ini
membu-tuhkan strategi untuk membebaskan daya pengeluaran konsumen dan kekuatan pasar
sambil meyakinkan bahwa pasar sanitasi lokal berkembang dengan mekanisme yang
mempertimbangkan kelompok masyarakat.
Strategi baru Pemerintah Indonesia yang dirancang untuk tujuan tersebut adalah
San-itasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang diluncurkan pada tahun 2008, untuk
meningkatkan cakupan nasional secara cepat menuju SANITASI TOTAL.
Pendekatan baru untuk perluasan cakupan sanitasi perdesaan - Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Institusionalisasi
Peningkatan penyediaan sanitasi Peningkatan kebutuhan sanitasi Peningkatan lingkungan yang kondusifSTBM
merupakan
ke-sempatan untuk
mem-bebaskan kabupaten Anda
dari BAB sembarangan dalam
beberapa tahun kedepan. TETAPI,
hal ini akan terwujud bila Anda
mendukung dengan strategi
yang tepat, seperti
dipapar-kan di dalam dokumen
strategi STBM.
Dengan dukungan pengembangan kapasitas STBM dari pemerintah pusat, Anda
dapat meningkatkan permintaan konsumen akan sanitasi yang layak di provinsi atau
kabupaten Anda, dan mendorong pasar lokal untuk menawarkan lebih banyak opsi
kepada rumah tangga miskin untuk mendapatkan akses terhadap sanitasi yang layak.
Bila hal ini terjadi, masyarakat lokal akan tampil ke depan menginvestasikan sumber
daya mereka sendiri untuk memperbaiki fasilitas sanitasi, dan dengan cepat menuju
dusun, desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi yang bebas dari BAB sembarangan.
Sebagai tambahan, jika terbangun kebijakan yang mendukung dan lingkungan
kelem-bagaan yang menunjang STBM di kabupaten, maka manfaat sanitasi akan menjadi
permanen. Masyarakat akan melakukan lebih dari sekedar menjadi suatu masyarakat
yang bebas dari buang air besar sembarangan, namun menjadi masyarakat SANITASI
TOTAL dimana setiap rumah tangga melaksanakan perilaku higiene dan sanitasi
sebagai kunci untuk menjaga kesehatan, produktivitas, dan kemakmuran masyarakat
terhadap aktivitas ekonomi, termasuk pariwisata.
OD ODF SANITASI TOTAL - Adanya proses pemicuan - Adanya Komite/”Natural leaders” - Adanya Rencana Aksi - Adanya peman-tauan terus menerus - Tersedianya paso-kan - 100% masyarakat sudah berubah perilakunya dengan status ODF (terverifikasi) - Adanya rencana untuk merubah perilaku higiene lainnya - Ada aturan dari
masyarakat untuk menjaga status ODF - Adanya
peman-tauan dan verifikasi secara berkala - Terjadinya peningkatan kualitas sarana sanitasi - Terjadinya perubahan perilaku higiene lainnya di masyarakat - Adanya upaya pemasaran dan promosi aktif - Adanya
peman-tauan dan evalu-asi Masyarakat sudah mempraktikkan perilaku higiene sanitasi secara berkelanjutan Rangk aian P erubahan P erilak u Peningk atan Kualit as Sanit asi Lingk ungan
Diterbitkan oleh Sekretariat STBM
TANGGA PERUBAHAN PERILAKU
Visi STBM
Perbaikan Sarana + Perilaku Higiene
“Semua ini bukanlah fiksi. Hal ini sudah terjadi di
provinsi Jawa Timur, tempat Pemerintah Indonesia
menguji coba operasionalisasi STBM pada skala provinsi
selama tahun 2008-2010. Silakan lihat apa yang terjadi
di kabupaten-kabupaten provinsi Jawa Timur ketika
diterapkan pendekatan STBM”
“Lebih dari 1,5 juta masyarakat miskin dapat akses
jamban layak dalam periode 2008 - 2011,
tanpa subsidi”
Sejak tahun 2009, kabupaten yang sudah melaksanakan STBM sesuai dengan
kapasitas mereka, melembagakan prinsip dan pendekatan STBM dengan
baik, mendapatkan hasil yang nyata serta pembiayaan program yang lebih
efektif, seperti terlihat pada grafik penilaian kinerja. Kabupaten Bojonegoro
memenangkan JPIP award pada tahun 2011, Kabupaten Jombang pada
tahun 2010 dan Kabupaten Lumajang tahun 2009. Jawa Pos Institute Pro-
Otonomi di Jawa Timur telah mulai melakukan evaluasi kinerja kepemerin-
tahan kabupaten menurut azas-azas STBM. Hal ini kemungkinan besar akan
diperluas ke provinsi-provinsi lain, dengan JPIP atau dengan badan regional
sejenis lainnya.
Rata-rata investasi masyarakat yang tumbuh per tahun per daerah Rp 1 juta investasi pemerintah
di 29 kabupaten di Jawa Timur (periode 2008 - 2011)
Rata-rata penambahan rumah tangga yang akses ke jamban sebagai hasil intervensi program STBM
di Jawa Timur (periode 2008 - 2011) BOJONEGORO GRESIK MAGETAN MALANG TRENGGALEK LUMAJANG PACITAN MOJOKERTO JEMBER LAMONGAN SAMPANG PAMEKASAN BLITAR PONOROGO PROBOLINGGO SITUBONDO JOMBANG NGANJUK NGAWI KEDIRI TULUNGAGUNG SUMENEP BANGKALAN BANYUWANGI BONDOWOSO PASURUAN MADIUN SIDOARJO TUBAN BOJONEGORO GRESIK MAGETAN MALANG TRENGGALEK LUMAJANG PACITAN MOJOKERTO JEMBER LAMONGAN SAMPANG PAMEKASAN BLITAR PONOROGO PROBOLINGGO SITUBONDO JOMBANG NGANJUK NGAWI KEDIRI TULUNGAGUNG SUMENEP BANGKALAN BANYUWANGI BONDOWOSO PASURUAN MADIUN SIDOARJO TUBAN 37 28 17 14 13 12 11 10 6.6 6 6 5 5 5 5 4.7 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
0 500 1000 1500 2000 2500
Hasil Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM di Jawa Timur (2008-2011)
1. Peningkatan akses 2. Perubahan perilaku secara kolektif
Jumlah orang yang meningkataksesnya ke jamban sehat
Jumlah Or
ang (r
ibu)
Jumlah Komunitas yang sudah mencapai ODF (Open Defecation Free)*
Jumlah K
omunit
as
*) ODF/SBAB (Stop Buang Air Besar Sembarangan) 0 300 600 900 1200 1500 Jun 2008 Jun 2009 Jun 2010 Jun 2011 Des 2008 Des 2009 Des 2010 Des 2011 Jun 2008 Jun 2009 Jun 2010 Jun 2011 Des 2008 Des 2009 Des 2010 Des 2011
Hasil Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM
di Jawa Timur (2008-2011) - Peningkatan akses
0 500 1000 1500 2000 2500
Hasil Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM di Jawa Timur (2008-2011)
1. Peningkatan akses 2. Perubahan perilaku secara kolektif
Jumlah orang yang meningkat aksesnya ke jamban sehat
Jumlah Or
ang (r
ibu)
Jumlah Komunitas yang sudah mencapai ODF (Open Defecation Free)*
Jumlah K
omunit
as
*) ODF/SBAB (Stop Buang Air Besar Sembarangan)
0 300 600 900 1200 1500 Jun 2008 Jun 2009 Jun 2010 Jun 2011 Des 2008 Des 2009 Des 2010 Des 2011 Jun 2008 Jun 2009 Jun 2010 Jun 2011 Des 2008 Des 2009 Des 2010 Des 2011
Hasil Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan TSSM
di Jawa Timur (2008-2011) -
STBM berarti suatu perubahan besar dari cara kita
melaksanakan program-program sanitasi sebelumnya.
Dari pengalaman pelaksanaan berbagai proyek sanitasi selama 30 tahun
sebelum-nya, Pemerintah Indonesia menyadari bahwa memberikan subsidi kepada beberapa
rumah tangga untuk konstruksi belum tentu berdampak pada perbaikan perilaku
sanitasi mereka, dan hal itu juga tidak merangsang anggota masyarakat lainnya
untuk berinvestasi di bidang sanitasi. Akibatnya, akses terhadap sanitasi tetap rendah
dan mayoritas masyarakat tetap terus mengotori lingkungan dengan BAB
semba-rangan. Meskipun subsidi dimaksudkan untuk menolong rumah tangga yang paling
miskin, subsidi tersebut seringkali tidak sampai kepada kelompok miskin.
Dengan demikian, STBM menyatakan bahwa dana pemerintah tidak boleh dipakai
untuk memberikan subsidi rumah tangga (individu dan on-site). Dana subsidi ini
harus digunakan untuk pengembangan pendekatan yang telah terbukti sangat efektif
dalam memperbaiki perilaku sanitasi masyarakat, dan untuk meningkatkan investasi
masyarakat dalam memperbaiki sanitasi.
Jalan Menuju Sanit
asi T
ot
al
ponen
STBM
Yang dapat dilak
uk
an oleh se
tiap k
abupat
en
(bimbing
an t
eknis, pelat
ihan
, sumber
-sumber
peng
et
ahuan dan bahan y
ang t
elah diuji coba di lapang
an
,
semuany
a t
er
sedia pada P
emer
int
ah Indonesia)
Yang t
idak boleh dilak
uk
an at
au
ber
hent
i melak
uk
an
(s
tr
at
egi-s
tr
at
egi k
on
vensional y
ang
tidak ber
hasil)
taan AAN asi 1. Pemicuan S TBM pada tingk at k omunit as. 2. Penelitian f or matif meng enai per ilak u k onsumen untuk mengidentifik asi sebab-sebab or ang melak uk an B AB sembar angan, sebab-sebab mer
ek a ber pindah dar i B AB sembar ang an k
e jamban, sebab-sebab mer
ek a ber in ves tasi dalam k epemilik an f asilit as sanit asi. 3. Kam pany e media k omunik asi ber dasar kan penelitian f or matif, deng an menggunak an motiv asi y
ang ada untuk mengubah
per ilak u. 4. Mena w ar
kan opsi-opsi untuk tindak
an k onsumen (misalny a desain y ang berbeda/bia ya/pilihan pemba yar an untuk membangun at au meningk atk an f asilit as, ber kait an deng an pena w ar an pasar seper ti di jelask an di ba w ah ini. 1. Ber fok us pada k ons tr uk si jamban
alih-alih pada per
ubahan per ilak u. 2. “P endek at an mendidik”, member it ahu masy ar ak at apa y ang mer ek a har us ker jak an. 3. Mem pr omosik an “k esehat an” sebag ai manf aat sanit asi satu-satuny a. 4. Mem pr oduk si bahan-bahan Inf or masi, Eduk asi, dan K omunik asi (Inf or mation,
Education, and Communication - IEC) tan
pa penelitian y ang t epat untuk me -mahami y ang diingink an par a k onsumen, pr oduk apa y ang ber sedia mer ek a ba yar , dan apa y ang memudahk an mer ek a untuk ber in ves
tasi di bidang sanit
asi. 5. Mene tapk an sasar an untuk k ons tr uk si jamban, at au k omunit as dan k ecamat an yang B AB sembar ang an. T ar ge t k apan masy ar ak at ak an t erbebas dar i B AB sembar ang an hany a dit entuk an oleh komunit as sendir i, sebag ai pencer minan ny at a dar i per mint aan k omunit as ak an per ubahan. perbaiki an - asi 1. Penilaian pasar pr
ovinsi untuk membandingk
an opsi-opsi
sanit
asi apa sa
ja y
ang ada deng
an k
einginan dan k
esediaan
konsumen miskin dan tidak miskin untuk memba
yar . 2. Meng embangk an suatu kisar an opsi y ang diingink an dan ter jangk au untuk semua k at egor i k onsumen di pr ovinsi. 3. Peng embang an k at
alog pilihan sanit
asi la yak , untuk membantu k onsumen memilih. 4.
Pembinaan pengusaha lok
al dan pelatihan tuk
ang bangunan untuk pilihan t eknologi deng an jaminan k ualit as. 1. Meng
ambil alih fungsi peny
edia la
yanan
dan tidak membiar
kan pasar ber
fungsi deng an bebas. 2. Meny ediak an uang tunai at au subsidi mat er ial k epada r umah t angg a. 3. Membat asi pilihan k onsumen dan menghambat peng embang an pasar an lok al deng an meny ediak an subsidi mat er ial dar i dana pemer int ah at au pr oy ek . tak an GKUN GAN G MENDU -G 1. Mener apk an k ebi jak an lok al untuk melak sanak an S TBM di kabupat en melalui siner
gi semua sumber dana pr
og ram at au pr oy ek sanit asi per desaan. 2. Meng embangk an k er angk
a pendanaan khusus dalam angg
ar
an
pemer
int
ah untuk sanit
asi berbasis masy
ar ak at. 3. Meny ediak
an dana pembangunan dan peningk
at an k apasit as lok al deng an me todologi S TBM untuk pencip taan per mint aan, perbaik an pasok an pasar , pemant
auan berbasis masy
ar ak at dar i k eluar an dan hasil pr og ram sanit asi (misalny a v er ifik asi Bebas dar i B AB sembar ang an/ODF). 4. Membuat analisis t ent ang ef ektifit as pembia yaan dar i masuk an, k eluar
an, dan hasil pr
og ram sanit asi dalam pelapor an k ema juan pr og ram k abupat en. 5. Memf or mulasik an R encana S tr at egis Multi T ahun untuk pelak sanaan S TBM di k abupat en (t er masuk sasar an int er vensi tahunan, s tr at egi pelak sanaan, per kir aan angg ar an t ahunan dan t enag a k er ja, ser ta jadw al t er encana dar i k egiat an y ang mencak up selur uh k abupat en). 1. Mene tapk an sasar an dan t angg al untuk komunit as at au k ecamat an bebas dar i BAB sembar ang
an, dan sebag
ainy a. Sasar an-sasar an ini har us dit entuk an oleh k omunit as sendir i. 2. Membolehk an pr og ram-pr og ram pember i
subsidi dapat dit
er usk an di pr ovinsi at au k ecamat
an, meskipun tidak sejalan
deng an pelak sanaan pendek at an S TBM.
Jalan Menuju Sanit
asi T
ot
al
Yang dapat dilak
uk
an oleh se
tiap k
abupat
en
(bimbing
an t
eknis, pelat
ihan
, sumber
-sumber
peng
et
ahuan dan bahan y
ang t
elah diuji coba di lapang
an
,
semuany
a t
er
sedia pada P
emer
int
ah Indonesia)
Yang t
idak boleh dilak
uk
an at
au
ber
hent
i melak
uk
an
(s
tr
at
egi-s
tr
at
egi k
on
vensional y
ang
tidak ber
hasil)
1. Pemicuan S TBM pada tingk at k omunit as. 2. Penelitian f or matif meng enai per ilak u k onsumen untuk mengidentifik asi sebab-sebab or ang melak uk an B AB sembar angan, sebab-sebab mer
ek a ber pindah dar i B AB sembar ang an k
e jamban, sebab-sebab mer
ek a ber in ves tasi dalam k epemilik an f asilit as sanit asi. 3. Kam pany e media k omunik asi ber dasar kan penelitian f or matif, deng an menggunak an motiv asi y
ang ada untuk mengubah
per ilak u. 4. Mena w ar
kan opsi-opsi untuk tindak
an k onsumen (misalny a desain y ang berbeda/bia ya/pilihan pemba yar an untuk membangun at au meningk atk an f asilit as, ber kait an deng an pena w ar an pasar seper ti di jelask an di ba w ah ini. 1. Ber fok us pada k ons tr uk si jamban
alih-alih pada per
ubahan per ilak u. 2. “P endek at an mendidik”, member it ahu masy ar ak at apa y ang mer ek a har us ker jak an. 3. Mem pr omosik an “k esehat an” sebag ai manf aat sanit asi satu-satuny a. 4. Mem pr oduk si bahan-bahan Inf or masi, Eduk asi, dan K omunik asi (Inf or mation,
Education, and Communication - IEC) tan
pa penelitian y ang t epat untuk me -mahami y ang diingink an par a k onsumen, pr oduk apa y ang ber sedia mer ek a ba yar , dan apa y ang memudahk an mer ek a untuk ber in ves
tasi di bidang sanit
asi. 5. Mene tapk an sasar an untuk k ons tr uk si jamban, at au k omunit as dan k ecamat an yang B AB sembar ang an. T ar ge t k apan masy ar ak at ak an t erbebas dar i B AB sembar ang an hany a dit entuk an oleh komunit as sendir i, sebag ai pencer minan ny at a dar i per mint aan k omunit as ak an per ubahan. 1. Penilaian pasar pr
ovinsi untuk membandingk
an opsi-opsi
sanit
asi apa sa
ja y
ang ada deng
an k
einginan dan k
esediaan
konsumen miskin dan tidak miskin untuk memba
yar . 2. Meng embangk an suatu kisar an opsi y ang diingink an dan ter jangk au untuk semua k at egor i k onsumen di pr ovinsi. 3. Peng embang an k at
alog pilihan sanit
asi la yak , untuk membantu k onsumen memilih. 4.
Pembinaan pengusaha lok
al dan pelatihan tuk
ang bangunan untuk pilihan t eknologi deng an jaminan k ualit as. 1. Meng
ambil alih fungsi peny
edia la
yanan
dan tidak membiar
kan pasar ber
fungsi deng an bebas. 2. Meny ediak an uang tunai at au subsidi mat er ial k epada r umah t angg a. 3. Membat asi pilihan k onsumen dan menghambat peng embang an pasar an lok al deng an meny ediak an subsidi mat er ial dar i dana pemer int ah at au pr oy ek . 1. Mener apk an k ebi jak an lok al untuk melak sanak an S TBM di kabupat en melalui siner
gi semua sumber dana pr
og ram at au pr oy ek sanit asi per desaan. 2. Meng embangk an k er angk
a pendanaan khusus dalam angg
ar
an
pemer
int
ah untuk sanit
asi berbasis masy
ar ak at. 3. Meny ediak
an dana pembangunan dan peningk
at an k apasit as lok al deng an me todologi S TBM untuk pencip taan per mint aan, perbaik an pasok an pasar , pemant
auan berbasis masy
ar ak at dar i k eluar an dan hasil pr og ram sanit asi (misalny a v er ifik asi Bebas dar i B AB sembar ang an/ODF). 4. Membuat analisis t ent ang ef ektifit as pembia yaan dar i masuk an, k eluar
an, dan hasil pr
og ram sanit asi dalam pelapor an k ema juan pr og ram k abupat en. 5. Memf or mulasik an R encana S tr at egis Multi T ahun untuk pelak sanaan S TBM di k abupat en (t er masuk sasar an int er vensi tahunan, s tr at egi pelak sanaan, per kir aan angg ar an t ahunan dan t enag a k er ja, ser ta jadw al t er encana dar i k egiat an y ang mencak up selur uh k abupat en). 1. Mene tapk an sasar an dan t angg al untuk komunit as at au k ecamat an bebas dar i BAB sembar ang
an, dan sebag
ainy a. Sasar an-sasar an ini har us dit entuk an oleh k omunit as sendir i. 2. Membolehk an pr og ram-pr og ram pember i
subsidi dapat dit
er usk an di pr ovinsi at au k ecamat
an, meskipun tidak sejalan
deng an pelak sanaan pendek at an S TBM.