• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hidrogen Sulfida (H2S), adalah gas

beracun yang sangat berbahaya. Dalam waktu singkat gas ini dapat melumpuhkan sistem pernafasan dan dapat mematikan seseorang yang menghirupnya. Pada konsentrasi rendah, H2S memiliki bau seperti telur busuk, namun

pada konsentrasi tinggi, bau telur busuk tidak tercium lagi, karena secara cepat gas H2S

melumpuhkan sistem syaraf dan mematikan indera penciuman [1].

Pada dasarnya semua sulfur yang memasuki atmosfer diubah dalam bentuk SO2,

dimana SO2 sangat berbahaya karena

langsung dapat meracuni makhluk di sekitarnya, dapat mengakibatkan iritasi saluran pernafasan dan kenaikan rekresi mucus. Orang yang mempunyai pernafasan lemah sangat peka terhadap kandungan SO2

yang tinggi di atmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, dapat menyebabkan kematian pada manusia [2].

Karena adanya kesadaran akan bahaya gas tersebut, maka banyak penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan gas H2S, salah satunya dengan menggunakan serat

optik. Beberapa tahun terakhir ini, serat optik berkembang dan dimanfaatkan sebagai sensor, diantaranya adalah sensor gas.

Pada penelitian kali ini akan digunakan dye methyl violet sebagai cladding sensitif untuk mendeteksi keberadaan gas H2S.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuat sensor serat optik yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas H2S.

TINJAUAN PUSTAKA Hidrogen Sulfida

Hidrogen sulfida (H2S), dihasilkan dari

proses pembusukan bahan-bahan organik yang mengandung belerang oleh bakteri anaerob, juga sebagai hasil reduksi dengan kondisi anaerob terhadap sulfat oleh mikroorganisme dan sebagai salah satu bahan pencemar gas yang dikeluarkan dari air panas bumi [2].

Belerang terdapat secara luas di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan SO2, dalam

bijih sulfida logam dan sebagai sulfat seperti

gips dan anhidrit (CaSO4), magnesium sulfat,

dan sebagainya [3].

Belerang dapat ditemukan dengan cukup mudah, salah satunya di dalam air. Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam air adalah S (IV) dalam ion sulfat, SO42-. Dalam kondisi anaerobik SO42- dapat

direduksi oleh aktifitas bakteri menjadi H2S,

HS-, atau garam sulfid yang tidak larut. Gas

H2S yang dihasilkan dari reduksi sulfat

tersebut menyebabkan bau “telur busuk” yang dikeluarkan oleh air yang tergenang dan air-air tanah [2].

Gas H2S juga terdapat di atmosfer.

Sejumlah bahan pencemar anorganik berbentuk gas masuk ke atmosfer sebagai hasil dari aktifitas manusia, salah satunya adalah H2S, yang jumlahnya relatif kecil jika

dibandingkan gas CO2 dalam atmosfer. Secara

global senyawa-senyawa belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke atmosfer melalui aktivitas manusia sekitar 100 juta metrik ton belerang setiap tahunnya, terutama sebagai SO2 dari pembakaran batu bara dan

gas buang pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang juga dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses perombakan bahan

organik, dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah yang dihasilkan dari proses biologis ini dapat mencapai kurang lebih 1 juta metrik ton H2S per tahun.

Pada dasarnya semua sulfur yang memasuki atmosfer diubah dalam bentuk SO2,

dan hanya 1% atau 2% saja sebagai SO3. SO2

sangat berbahaya karena langsung dapat meracuni makhluk di sekitarnya, dapat mengakibatkan iritasi saluran pernafasan dan kenaikan rekresi mucus. Orang yang mempunyai pernafasan lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi di

atmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, dapat menyebabkan kematian pada manusia. Tidak hanya pada manusia, belerang dioksida juga berbahaya bagi tanaman, karena adanya gas ini dengan konsentrasi yang tinggi dapat membunuh jaringan pada daun (necrosis daun). Kerusakan lebih lanjut dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur, batu pualam, dan dolomit akan rusak oleh SO2 dari udara. Efek dari kerusakan ini

akan nampak dari penampilannya, integritas struktur, dan umur dari gedung tersebut [2]. Peralatan metal juga dapat retak karena H2S,

hal ini disebabkan metal menderita tingkat tarikan yang tinggi di daerah korosif H2S.

hampir semua metal berekasi dengan H2S dan

(2)

menimbulkan terjadinya kerusakan pada peralatan yang terbuat dari metal, kerusakan pada pipa dapat menyebabkan pipa patah secara mendadak [1].

Hidrogen Sulfida (H2S), adalah gas

beracun yang sangat berbahaya. Dalam waktu singkat gas ini dapat melumpuhkan sistem pernafasan dan dapat mematikan seseorang yang menghirupnya. Pada konsentrasi rendah, H2S memiliki bau seperti telur busuk, namun

pada konsentrasi tinggi, bau telur busuk tidak tercium lagi, karena secara cepat gas H2S

melumpuhkan sistem syaraf dan mematikan indera penciuman.

Gas H2S bersifat ekstrim racun yang

menempati kedudukan kedua setelah hidrogen sianida (HCN), dan sekitar lima kali lebih beracun dari karbon monoksida (CO). Gas H2S sangat berbahaya jika terhirup masuk ke

saluran pernafasan. Jika jumlah gas H2S yang

terserap ke dalam sistem peredaran darah melampaui kemampuan oksidasi dalam darah, akan menimbulkan keracunan terhadap sistem syaraf. Setelah itu dengan segera diikuti terjadinya sesak nafas dan kelumpuhan pernafasan, pada konsentrasi tinggi. Jika penderita tidak segera dipindahkan ke ruangan berudara segar dan diberikan bantuan pernafasan maka akan segera terjadi kematian akibat kelemasan. Pengaruh gas H2S pada

konsentrasi rendah mengakibatkan terjadinya gejala pusing, mual, rasa melayang, batuk-batuk, gelisah, mengantuk, rasa kering, serta nyeri di hidung, tenggorokan, dan dada. Gas H2S pada konsentrasi rendah

(0,025-25 ppm) akan tercium seperti bau telur busuk yang memberikan peringatan kepada seseorang yang berada di lingkungan tersebut untuk segera lari meninggalkan tempat tersebut dan segera menggunakan alat bantu pernafasan. Karena jika konsentrasi gas H2S

terus meningkat di atas 25 ppm akan dapat mematikan indera penciuman dan korban mulai tidak sadarkan diri [1].

Serat optik

Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Berlainan dengan media transmisi lainnya, pada serat optik sinyal pembawanya bukan sinyal listrik, akan tetapi berupa gelombang optik [4].

Struktur serat optik terdiri dari inti (core) silinder dari bahan kaca atau plastik, mantel (cladding), dan bahan pelindung berupa jaket (coating).

Gambar 1. Struktur serat optik

Serat optik menggunakan cahaya untuk mengirimkan informasi (data) dan merupakan teknologi baru yang menawarkan kecepatan pengiriman data dan kapasitas yang lebih besar sepanjang jarak yang lebih jauh dengan harga yang lebih rendah daripada sistem kawat tembaga. Cahaya yang membawa informasi dipandu melalui serat optik berdasarkan fenomena total internal reflection (Pantulan Internal Total).

Pantulan internal total terjadi pada bidang batas antara dua media dengan indeks bias yang berbeda yaitu n1 dan n2. Hubungan

antara sudut datang i1 dan sudut bias i2

terhadap indeks bias dielektrik dinyatakan oleh hukum Snell: [5]

(1)

Pada salah satu sudut datang tertentu, cahaya akan dibiaskan sepanjang permukaan kedua medium, sudut inilah yang dinamakan dengan sudut kritis.

Nilai sudut kritis diberikan oleh:

sin (2) Dan ketika sudut datang lebih besar dari sudut kritis, sinar yang dibiaskan akan dipantulkan sepenuhnya kembali ke medium pertama (pantulan internal total) [6].

Gambar 2. Pemantulan Internal Total Inti (core) serat optik berfungsi sebagai media penjalaran gelombang optik melalui fenomena pemantulan internal total di dalam inti. Oleh karena itu, inti (core) harus

(3)

mempunyai indeks bias lebih besar dari indeks bias cladding, sehingga ketika gelombang optik memasuki inti pada sudut lebih besar dari sudut kritis. Gelombang optik akan mengalami pemantulan total secara berulang-ulang di dalam inti serat [7].

Salah satu parameter penting dalam serat optik adalah Numerical Aperture (NA) yang didefinisikan sebagai sinus sudut terbesar sebuah sinar datang yang dapat mengalami pemantulan internal total di dalam inti serat optik. NA adalah ukuran kemampuan memandu cahaya dari sebuah serat optik. Nilai NA dapat ditentukan dengan mengukur sudut divergen kerucut cahaya ruang yang dapat memasuki inti dan menjalar sepanjang serat optik, dirumuskan sebagai

(3) dimana n1 adalah indeks inti dan n2 adalah

indeks refraksi cladding. Sudut penerimaan penuh adalah 2α [8].

Serat optik dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan sebaran (distribusi) indeks bias inti, yaitu:

1. Serat Optik Gradded Index (GRIN), mempunyai indeks bias inti yang bervariasi secara parabolik dengan indeks maksimum pada sumbu inti dan mengecil ke arah bidang batas inti-cladding. Penjalaran sinarnya tidak lurus tapi melengkung akibat pembiasan yang terjadi di dalam inti membentuk lintasan parabolik.

2. Serat optik step index, mempunyai indeks bias yang konstan di semua bagian inti yang lebih besar daripada indeks cladding sehingga membentuk tangga (step) pada batas inti-cladding. Penjalaran sinar dalam inti lurus karena tidak ada variasi indeks bias inti [8].

Sedangkan berdasarkan sifat karakteristiknya jenis serat optik secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Multimoda

Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimoda.

Sedangkan berdasarkan sebaran indeks biasnya serat optik multimoda memiliki dua profil yaitu graded index (Gambar 3B) dan step index (Gambar 3A). Pada graded index, serat optik mempunyai indeks bias cahaya yang merupakan fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik. Dengan demikian cahaya yang menjalar melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada

ujung lainnya pada waktu yang bersamaan. Berlainan dengan graded index, maka pada serat optik step index sinar yang menjalar pada sumbu akan sampai pada ujung lainnya dahulu. Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik. Sebagai hasilnya terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang frekuensi. Oleh karena itu secara praktis hanya serat optik graded index sajalah yang dipergunakan sebagai saluran transmisi serat optik multimoda [4].

2. Singlemoda

Serat optik singlemoda atau monomoda mempunyai diameter inti (core) yang sangat kecil 3 – 10 mm, sehingga hanya satu berkas cahaya saja yang dapat melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh indeks bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung satu ke ujung yang lainnya, dengan demikian serat optik singlemoda sering dipergunakan pada sistem transmisi serat optik jarak jauh atau luar kota [4].

Serat optik singlemoda hanya memiliki satu profil yaitu step index (Gambar 3C).

Gambar 3. Jenis-jenis Serat Optik Ada beberapa keunggulan serat optik di banding media transmisi lainnya, yaitu lebar bidang yang luas, sehingga sanggup menampung informasi yang besar, bentuk yang sangat kecil dan murah, tidak terpengaruh oleh medan elektris dan medan magnetis, isyarat dalam kabel terjamin keamanannya, karena di dalam serat tidak terdapat tenaga listrik, maka tidak akan terjadi ledakan maupun percikan api, disamping itu serat tahan terhadap gas beracun, bahan kimia dan air, sehingga cocok ditanam dalam tanah, substan sangat rendah, sehingga memperkecil jumlah sambungan dan jumlah pengulang. Tetapi di samping kelebihan yang telah

(4)

disebutkan di atas, serat optik juga mempunyai beberapa kelemahan di antaranya yaitu, sulit membuat terminal pada kabel serat, penyambungan serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi [9].

Gelombang evanescent

Saat berkas cahaya berpropagasi sepanjang serat optik, medan elektromagnetik tidak mendadak jatuh ke nol pada bidang batas core-cladding, namun sebagian kecil menembus cladding dan meluruh cepat dalam arah tegak lurus bidang batas. Medan ini dikenal dengan medan evanescent.

Gambar 4. Gelombang evanescent

Intensitas medan ini meluruh secara eksponensial terhadap jarak tegak lurus (z) bidang batas menurut persamaan

(4)

Dengan I0 adalah intensitas radiasi datang, dan

dp adalah kedalaman penetrasi.

Kedalaman yang bisa dicapai oleh gelombang evanescent (kedalaman penetrasi) adalah

(5)

Dengan n adalah n2 dibagi dengan n1 [10].

Peningkatan indeks bias cladding akan meningkatkan kedalaman penetrasi, sehingga intensitas medan evanescent akan meningkat. Berdasarkan hal ini dikembangkan sistem sensor serat optik berbasis absorpsi medan evanescent dengan mengganti cladding asli serat optik dengan bahan yang mengalami sifat optik terhadap gangguan yang diberikan [11].

Sensor serat optik

Sensor adalah sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan lingkungan fisik atau kimia. Pada saat ini, sensor telah dibuat dengan ukuran sangat kecil dengan orde nanometer. Ukuran yang sangat

kecil ini sangat memudahkan pemakaian dan menghemat energi.

Ada dua jenis sensor yang kita kenal, yaitu sensor fisika dan sensor kimia. Sensor fisika mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum-hukum fisika. Contoh sensor fisika adalah sensor cahaya, sensor suara, sensor gaya, sensor kecepatan, sensor percepatan, dan sensor suhu. Sedangkan Sensor kimia mendeteksi jumlah suatu zat kimia dengan cara mengubah besaran kimia menjadi besaran listrik. Biasanya melibatkan beberapa reaksi kimia. Contoh sensor kimia adalah Sensor pH, sensor oksigen, sensor ledakan, dan sensor gas.

Perkembangan sensor optik dalam analisis kimiawi sangat menarik karena kemungkinan aplikasinya di biologi, bioteknologi dan ekologi dan karena keuntungan-keuntungan yang didapatkan dari serat optik [12]. Perkembangan sensor optik kimia, terutama sensor gas telah menarik perhatian secara global seiring dengan peningkatan kesadaran akan kebutuhan dalam memonitor polusi udara terutama yang mengandung racun, misalnya karbon monoksida, karbon dioksida, nitrogen oksida, hidrogen sulfida, dll [13]. Teknologi sensor serat optik mulai berkembang tahun 1960 ketika laser dan serat optik dikenal. Setelah itu, dilakukan banyak penelitian secara khusus mengenai hal tersebut karena adanya beberapa kelebihan sensor serat optik dibandingkan dengan sensor biasa, diantaranya adalah ketelitian dan sensitifitasnya, lebih mudah dalam menghantarkan sinyal, dapat digunakan dengan resiko bahaya yang kecil, dan masih banyak keuntungan yang lainnya. Sensor serat optik di kategorikan dalam tiga bagian: sensor intensitas, sensor polarimetrik, dan sensor interferometrik [14].

Sensor serat optik merupakan piranti yang dapat mengukur perubahan modulasi cahaya yang terpandukan akibat adanya gangguan-gangguan, baik intrinsik maupun ekstrinsik [15]. Sensor serat optik intrinsik adalah sensor yang mengukur perubahan penjalaran gelombang yang disebabkan gangguan dari dalam serat optik, seperti perubahan indeks bias pada cladding, adanya kisi core, dan lain-lain. Sedangkan sensor serat optik ekstrinsik adalah sensor yang mengukur perubahan penjalaran gelombang yang disebabkan gangguan dari lingkungan, seperti cahaya yang masuk ke dalam serat selain sumber cahaya [14].

(5)

Dye Methyl Dye ada kimia yang masing dye berbeda-bed diaplikasika mendeteksi senyawa H2 Gambar BA Tempat dan Penelitia Biofisika De Bogor, pad September 2 Bahan dan Bahan ya 1. Serat opt 2. Dye meth 3. Aquades 4. Asam klo 5. kitosan 6. Aseton 7. Silver pa Alat yan 1. Bundle f 2. Magneti 3. High Sen 4. Tungsten 5. USB200 6. PASCO 7. Data Stu 8. Fiber op 9. Amplas 10. Botol ka 11. Masker 12. Timbang l violet lah molekul p dapat menye memiliki panj da. Methyl an sebagai ion S2- y S [12]. 5. Struktur ki AHAN DAN n Waktu Pen an ini dilaku epartemen Fis da bulan M 2009. Alat ang digunakan tik plastik 100 hyl violet s orida (HCL) aint ng digunakan a fiber optic c stirrer hotpl nsitivity Light n Halogen Lig 0 VIS-NIR spe Science Work udio Software ptic stripper aca gan analitik pigmen atau s erap cahaya. M jang gelomban l violet reagen yang terdapa imia methyl vi METODE nelitian kan di labor sika Institut Pe Maret 2009 n adalah: 00/960 µm adalah: late t Sensor (PASC ght Sources ectrophotome kshop 750 inte senyawa Masing-ng yaMasing-ng dapat untuk at pada iolet ratorium ertanian sampai CO) ter erface Metode Pene Pembuatan G Serbuk dy dicampurkan aquades 0.5 Larutan kem magnetic stir 60°C selama larutan gel. Pembuatan P Serat opt bagian jaketn ujung denga stripper, dan cara dicelupk tanpa claddin didoping dye pengganti. P mencelupkan claddingnya k violet sampa merata, kem dibawah sinar Setelah me dihaluskan amplas, lalu d reflektor. Pengujian S Gas H2S untu Karakteris absorbansi di terlihat pada G Ujung p dilengkapi k bundel serat sedangkan u elemen senso terdapat gas yang lain dihu berupa lampu dihubungkan pengujian, se yang selanj spektrofotom komputer. elitian Gel ye Methyl Viol dengan ki ml hingga mudian diaduk rrer dan dipa a 10 menit h Probe Sensor tik plastik m nya sepanjan an menggun n claddingnya kan ke larut ng ini dilapis e methyl viole elapisan dilak n serat optik ke gel yang d ai serat optik mudian serat r matahari kur engering, uj dengan me dilapisi denga Sensor Serat uk Melihat N sasi untuk ilakukan deng Gambar 6. probe serat konektor dihu optik bifurk ujung lainnya or akan dimas H2S. Kedua ubungkan den u halogen dan ke spekt erat optik ak jutnya akan meter dan dat

let sebanyak 7 itosan 5 m tercampur m k perlahan d anaskan pada hingga memb r Serat Optik multimoda dik ng 2 cm di b nakan fiber a dikelupas d tan aseton. B si dengan gel et sebagai cla kukan dengan k yang terk didoping dye m k terlapisi d optik dikeri rang lebih 15 ung serat enggunakan an cat perak s t Optik ter Nilai Absorba melihat gan set up ala

optik yang ubungkan ke kasi (berbentu a dimana te sukan ke boto a ujung serat ngan sumber c ujung yang l trofotometer. kan dijalarkan n dianalisis tanya terlihat 7.5 mg l dan merata. dengan a suhu bentuk kelupas bagian optic dengan Bagian l yang adding n cara kelupas methyl dengan ingkan menit. optik kertas ebagai hadap ansi nilai at yang telah ujung uk Y), erdapat ol yang t optik cahaya ainnya Saat n sinar oleh t pada

Gambar

Gambar 2. Pemantulan Internal Total   Inti  (core) serat optik berfungsi sebagai  media penjalaran gelombang optik melalui  fenomena pemantulan internal total di dalam  inti
Gambar 3. Jenis-jenis Serat Optik    Ada beberapa keunggulan serat optik di  banding media transmisi lainnya, yaitu lebar  bidang yang luas, sehingga sanggup  menampung informasi yang besar, bentuk  yang sangat kecil dan murah, tidak  terpengaruh oleh meda

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak—Wisata, rekreasi, dan hiburan telah mejadi hal penting dalam kehidupan masyarakat modern. Seiring berkembangnya jaman, padatnya aktivitas, dan tingkat stress yang

permukaan kulit, (3) Massage yang bertujuan untuk memelihara fisiologi otot dan memberikan efek rileksasi, (4) Mirror exercise yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan

Namun apabila pemberian pupuk ke tanaman pada umur kurang dari satu setengah bulan,.. akan mengakibatkan tanaman tidak akan tumbuh dengan subur, karena tanaman masih sangat mudah

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dengan menggunakan larutan daun salam terhadap kualitas fisik daging

Dengan strategi yang baik diharapkan kinerja bidang keuangan dapat lebih optimal untuk mendukung pencapaian kinerja rumah sakit sesuai dengan tugas dan fungsinya.. Kata Kunci

Untuk mengikuti perkembangan perekonomian dan perbankan, maka berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 1998 dan Akta Pendirian Nomor 4 tanggal 8 April 1999 berikut Akta

Pada Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa hanya sebagian saja dari tegangan output PMG dalam rentang kecepatan angin yang dapat digunakan sebagai tegangan input PLS

Sampai saat ini telah dilepas 66 varietas unggul kedelai, dimana perkembangan varietas-varietas tersebut dari tahun ke tahun memiliki karakteristik tinggi tanaman yang cenderung