Tesis
Diajukan oleh
SITI MARIYAM
151202805
Kepada
MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
2016
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
TESIS
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat sarjana S2/gelar Magister
pada Program Magister Manajemen
STIE WIDYA WIWAHA
Diajukan oleh :
SITI MARIYAM
151202805
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2016
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
DAERAH dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN
Oleh :
SITI MARIYAM
NIM : 151202805
Tesis ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Pada tanggal...
Dosen Penguji I
Dr. Endy Gunanto, MM
Dosen Penguji II/Pembimbing
Dra S uci Utami Wikaningtyas, MM
Dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar M agister
Yogyakarta, ...
Mengetahui,
PROGRAM MAGIS TER MANAJEMEN S TIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
DIREKTUR
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Desember 2016
SITI M ARIYAM
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
penyusunan tesis ini dengan tidak ada halangan apapun. Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai derajat sarjana S2 pada Program M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
Selama penelitian dan penyusunan tesis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang sangat besar artinya dalam penyelesaian tesis ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Bupati Pacitan dan Direktur RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti pendidikan;
2. Direktur Program M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di STIE Widya Wiwaha;
3. Bapak Drs. John Suprihanto, M M , Ph.D dan Ibu Dra. Suci Utami Wikaningtyas, M M selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi hingga tersusunnya tesis ini;
4. Kepala Bidang Keuangan RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan yang telah memberi ijin sebagai lokasi penelitian;
5. Suami dan anak-anakku yang selalu memberikan semangat dan motivasi; 6. Bapak alm., Ibu dan mertuaku tercinta yang selalu mendoakan anak-anaknya
untuk sukses dan hidup lebih baik;
7. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya, namun demikian penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat sebagai salah satu informasi ilmiah.
Yogyakarta, Desember 2017
Penulis
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
HALAM AN PENGESAHAN ... ii
HALAM AN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR GAM BAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Perumusan M asalah ... 9
C. Pertanyaan Penelitian... 9
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. M anfaat Penelitian ... 10
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis ... 11
B. Strategi ... 11
C. Kinerja ... 16
D. Pendekatan Analisis SWOT ... 19
E. Kerangka Konseptual SWOT ... 24
BAB III M ETODE PENELITIAN A. Rancangan/Desain Penelitian ... 27
B. M etode Pengumpulan Data... 27
C. M etode Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN A. Gambaran Umum RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan... 31
B. Analisis SWOT Bidang Keuangan ... 46
C. Strategi Peningkatan Kinerja Berdasarkan Posisi... 74
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tabel 1.2 Pengajuan dan Pelunasan Klaim BPJS ... 4
Tabel 1.3 Pembayaran Obat Jatuh Tempo ... 7
Tabel 1.4 Target dan Realisasi SPM ... 8
Tabel 4.1 Jumlah Pegawai ... 43
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Pegawai Bidang Keuangan ... 44
Tabel 4.3 Jabatan Fungsional Umum Bidang Keuangan ... 44
Tabel 4.4 Bobot Faktor Kekuatan ... 63
Tabel 4.5 Bobot Faktor Kelemahan ... 63
Tabel 4.6 Bobot Faktor Peluang ... 64
Tabel 4.7 Bobot Faktor Ancaman ... 64
Tabel 4.8 Nilai Faktor Kekuatan ... 65
Tabel 4.9 Nilai Faktor Kelemahan ... 66
Tabel 4.10 Nilai Faktor Peluang ... 69
Tabel 4.11 Nilai Faktor Ancaman ... 70
Tabel 4.12 Total Nilai Tertimbang ... 71
Tabel 4.13 Selisih Nilai Tertimbang ... 73
Tabel 4.14 M atriks Strategi Utama ... 76
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Gambar 2.2 M atriks Strategi Utama ... 24
Gambar 2.3 Gambaran Konseptual M atriks SWOT ... 26
Gambar 3.1 M atriks SWOT ... 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Kab. Pacitan ... 42
Gambar 4.2 Posisi Bidang Keuangan ... 74
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Lampiran 2. Hasil Wawancara
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Oleh : SITI M ARIYAM
Bidang Keuangan merupakan salah satu bidang di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan yang memiliki tugas dan fungsi dalam pengelolaan keuangan yaitu mengkoordinasikan penggerakan kegiatan anggaran, pemantauan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan anggaran keuangan, mobilisasi, akuntansi dan verifikasi. Fungsi pengelolaan keuangan ini meliputi pencatatan transaksi baik pendapatan maupun belanja sekaligus penyajian laporan keuangan rumah sakit sesuai standar akuntansi pemerintah.
Peningkatan kinerja bidang keuangan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Selanjutnya faktor-faktor tersebut dikaji dengan analisis SWOT-4K untuk menentukan strategi yang paling optimal berdasarkan posisi pada kuadran berdasarkan matrik SWOT.
Dari hasil penelitian, strategi yang diambil berdasarkan faktor internal dan ekternal yang mempengaruhi bidang keuangan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan yang berada pada kuadran II yaitu :
1. M engajukan formasi untuk penambahan jumlah tenaga dengan kompetensi sesuai kebutuhan.
2. M eningkatkan koordinasi dengan instansi terkait agar kesalahan administrasi atas kurang ketelitian petugas dapat segera diselesaikan.
3. M eningkatkan kerjasama dengan Dewan Pengawas sehingga dapat belajar tentang pengelolaan keuangan BLUD yang lebih baik serta mengirimkan petugas keuangan yang dimiliki untuk mengikuti pelatihan.
4. Pengembangan aplikasi barang sesuai kondisi di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku tanpa bertentangan dengan peraturan PPK-BLUD.
5. M erencanakan pembangunan ruang gudang penyimpanan arsip keuangan sesuai kemampuan anggaran BLUD.
Dengan strategi yang baik diharapkan kinerja bidang keuangan dapat lebih optimal untuk mendukung pencapaian kinerja rumah sakit sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Kata Kunci : Strategi, kinerja, matrik SWOT
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ekonomi dan dunia usaha telah menimbulkan persaingan
yang makin tajam, demikian halnya dengan industri pelayanan kesehatan
sebagai dampak dari kemajuan teknologi bidang kesehatan sehingga menuntut
pembiayaan dan investasi yang sangat mahal, sementara itu kemampuan
pemerintah dalam membiayai pelayanan kesehatan masyarakat semakin terbatas. Oleh karena itu perlu memberikan otonomi dengan ruang gerak yang
lebih leluasa bagi rumah sakit dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya. Kebijakan yang diambil oleh Pemerintah untuk mengatasi kondisi
diatas adalah dengan status Badan Layanan Umum (BLU) bagi rumah sakit.
Status ini memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan agar rumah sakit mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. (Depkes,
2010).
Soeroso, S (2003) menambahkan bahwa rumah sakit harus
diselenggarakan sesuai kemajuan teknologi yang memiliki konsekuensi biaya,
maka perlu diselenggarakan secara efisien dan efektif. Hal ini dikarenakan rumah sakit adalah institusi yang padat modal (Capital Intensive), padat
teknologi (Technology Intensive), padat karya (Labor Intensive) dan padat
ketrampilan (Skill Intensive) dalam menjalankan fungsi pelayanannya.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pacitan yang mana Rumah
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan merupakan salah satu
satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Pacitan. Sedangkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2007
tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Pacitan, maka Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan merupakan unsur pendukung penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten
Pacitan yang dipimpin oleh Direktur yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan adalah melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pengobatan di Rumah Sakit. Berdasarkan peraturan di atas, salah satu bidang yang ada di rumah
sakit untuk mendukung fungsi pelayanan pengobatan adalah bidang
keuangan. Bidang keuangan mempunyai tugas dalam pengelolaan keuangan
yaitu mengkoordinasikan penggerakan kegiatan anggaran, pemantauan dan
pengawasan pelaksanaan kegiatan anggaran keuangan, mobilisasi, akuntansi dan verifikasi. Fungsi pengelolaan keuangan ini meliputi pencatatan transaksi
baik pendapatan maupun belanja sekaligus penyajian laporan keuangan rumah
sakit sesuai standar akuntansi pemerintah.
Bidang keuangan secara struktur organisasi memiliki 2 (dua) Seksi
yaitu Seksi Anggaran dan Seksi Akuntansi dan Verifikasi, namun dalam pelaksanaan tugasnya memiliki kepanjangan pelaksana teknis yaitu loket
pembayaran dan tim asuransi. Data dari Seksi Informasi dan Pengaduan
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 adanya pengaduan tentang pelayanan di
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
loket pembayaran baik mengenai petugas maupun kejelasan pembayaran
pasien terutama pasien BPJS yang naik kelas.
Grafik 1.1
Prosentase Pengaduan M asyarakat tentang Pelayanan Keuangan dibanding Total Pengaduan M asyarakat Terhadap Rumah Sakit Tahun 2015
90 kasus 15 kasus
non keuangan keuangan
Loket pembayaran dalam penatausahaan penerimaan untuk pengembalian kelebihan pembayaran pasien dilakukan melalui mekanisme
belanja di Seksi Anggaran. Berdasarkan data dari Seksi Anggaran jumlah
pengembalian kelebihan pembayaran pada tahun 2015 sebanyak 54 transaksi.
Jumlah pengembalian untuk setiap bulan pada tahun 2015 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jumlah Transaksi Pengembalian Atas Kelebihan Bayar Pasien RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
No Bulan Jumlah
9. September s/d Desember 0 Jumlah 54
Sumber : Seksi Informasi dan Pengaduan RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Th. 2015
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Pendapatan rumah sakit selain dari pasien umum atau pasien yang
bayar langsung juga berasal dari pasien peserta asuransi BPJS. Data dari
Seksi Anggaran menunjukkan bahwa untuk pengajuan klaim BPJS rata-rata
tiap bulan belum dapat tepat waktu. Belum tepat waktu pengajuan klaim ini
artinya dalam pengajuan klaim BPJS bulan bersangkutan tidak seluruh pasien yang berkunjung dalam bulan bersangkutan diajukan dalam 1 (satu) ajuan
klaim tetapi ada pengajuan kedua yang merupakan susulan dari pengajuan
pertama. Adanya susulan pengajuan klaim BPJS pada tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2
Pengajuan dan Pelunasan Klaim Pasien Peserta BPJS RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
Sumber : Seksi Anggaran RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan
Pendapatan rumah sakit diutamakan digunakan untuk mencukupi biaya
operasional pelayanan dan pendukung pelayanan yang mencakup belanja
pegawai, barang/jasa dan modal. Pembagian pendapatan ke dalam pos anggaran belanja didasarkan pada Peraturan M enteri Kesehatan Nomor 12
Tahun 2013 tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit di
Lingkungan Kementerian Kesehatan yang mana pada pasal 28 ayat (2)
menyebutkan bahwa biaya pegawai paling besar 44% dan biaya operasional
dan investasi paling kecil 56%. Belanja bahan yang termasuk ke dalam belanja barang yang sangat penting di rumah sakit sesuai dengan tugas dan
fungsinya adalah belanja obat-obatan. Berdasarkan data dari Seksi Anggaran
bahwa pada tahun 2015 terdapat pembayaran belanja obat yang melampaui
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
jatuh tempo sesuai dengan tanggal yang tertera pada faktur penjualan. Data
pembayaran sebagaimana dimaksud pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.3
Jumlah Pembayaran Obat yang Jatuh Tempo Beradasarkan Faktur Di RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
No Bulan
Transaksi Obat
Total Tepat Waktu Setelah Jatuh
Tempo
Sumber : Seksi Anggaran RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan
Dalam menjalankan fungsi penyajian laporan keuangan maka rumah sakit berpedoman pada pernyataan nomor 13 dari Komite Standar Akuntansi
Pemerintahan. Dalam peraturan ini menyebutkan bahwa laporan operasional
mencakup pendapatan dan beban BLU diakui pada saat timbulnya kewajiban
yaitu pada saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke BLU tanpa diikuti
keluarnya kas. Berdasarkan data dari Seksi Akuntansi dan Verifikasi menunjukkan bahwa laporan operasional yang sesuai aturan belum bisa
disediakan tiap bulan. Laporan operasional yang memuat pendapatan dan
beban secara akrual baru bisa disediakan pada akhir tahun.
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya bidang keuangan pada tahun
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2015 didukung dengan 28 karyawan/karyawati yang sebagian besar
berpendidikan setingkat sma atau sederajat. Setiap karyawan dibidang
keuangan belum menduduki jabatan fungsional tertentu sehingga masih
merupakan jabatan fungsional umum sebagai petugas adminitrasi keuangan.
Indikator kinerja rumah sakit sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka M enengah (RPJM ) Kabupaten Pacitan yang
mencerminkan kinerja bidang keuangan adalah Cost Recovery Rate (CRR).
Realisasi capaian indikator ini pada tahun 2015 sebesar 79,96% atau
mengalami kenaikan apabila dibanding realisasi capaian tahun 2014 sebesar
75,96%. Sedangkan indikator kinerja bidang keuangan menurut Standar Pelayanan M inimal Rumah Sakit adalah:
Tabel 1.5
Target dan Realisasi Standar Pelayanan M inimal (SPM ) Bidang Keuangan RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
No Indikator Target Realisasi
1 2 3 4
1. Ketapatan waktu penyusunan laporan keuangan
100% 100%
2. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap
< 2 jam 34,59 menit
3. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu
100% 100%
Sumber : Bidang Pelayanan RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
Dengan melihat kondisi diatas meskipun dalam pencapaian indikator
kinerja keuangan sudah mencapai target namun masih adanya hal-hal yang belum sesuai dengan harapan masyarakat, maka diperlukan adanya upaya
peningkatan kinerja bidang keuangan yang berada di rumah sakit dengan
strategi yang handal sehingga bisa lebih optimal. Oleh karena itu kami
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
mengambil judul penelitian ‘’STRATEGI PENINGKATAN KINERJA
BIDANG KEUANGAN RUM AH SAKIT UM UM DAERAH dr. DARSONO
KABUPATEN PACITAN‘’
B. PERUMUS AN MAS ALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kinerja bidang keuangan pada Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan belum optimal.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka didapatkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa sajakah faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada upaya peningkatan kinerja bidang keuangan pada Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan ?
2. Berada di posisi manakah bidang keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan berdasarkan analisis SWOT ?
3. Bagaimana strategi peningkatan kinerja bidang keuangan pada Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengkaji hal-hal yang terkait dengan peningkatan kinerja bidang keuangan pada Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan antar lain ;
1. M engidentifikasi faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
ancaman pada upaya peningkatan kinerja bidang keuangan pada Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan.
2. M engetahui posisi bidang keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Darsono Kabupaten Pacitan berdasarkan analisis SWOT.
3. M erumuskan strategi peningkatan kinerja bidang keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Pihak M anajemen Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan untuk evaluasi kinerja dan membantu menentukan
strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja bidang keuangan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan.
2. Bagi Peneliti
M emperoleh pengalaman dan pengembangan wawasan dalam menentukan
strategi yang efektif untuk peningkatan kinerja bidang keuangan pada
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan. 3. Bagi Kampus
Penelitian ini dapat digunakan acuan bagi peneliti lain dalam menentukan
strategi upaya peningkatan kinerja di organisasi melalui analisis SWOT.
4. Bagi ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dibidang penelitian sejenis dan dapat pula dikembangkan lebih lanjut.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENELITIAN S EJENIS
Siswanto, D. (2015:46) “Strategi Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan dan Pelatihan pada Pegawai Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Pacitan”. Dari hasil analisa faktor-faktor
lingkungan yang ada didapatkan faktor yang menonjol adalah faktor internal
yang merupakan kekuatan dan faktor eksternal yang merupakan peluang.
Hasil perhitungan selisih antara nilai tertimbang kekuatan dengan nilai
tertimbang kelemahan merupakan selisih positif dan selisih antara nilai
tertimbang peluang dan nilai tertimbang ancaman adalah selisih positif, sehingga posisi kekuatan organisasi terletak di kuadran I yaitu pada posisi
pertumbuhan.
B. S TRATEGI
1. Pengertian
Strategi adalah perencanaan lengkap atau suatu perencanaan yang menunjukan secara spesifik pilihan mana yang harus diambil oleh seorang
pemain pada setiap kemungkinan situasi yang dihadapi. Strategi adalah
posisi yang dalam teori organisasi banyak dikaitkan dengan lingkungan
organisasi. Disamping itu, strategi adalah perspekstif yang bukan saja
mengandung kesadaran akan posisi organisasi terhadap lingkungannya, tetapi juga bagaimana cara pandang organisasi terhadap dunia luar.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(Soeroso,2002)
Pengertian Strategi dalam Wikipedia Bahasa Indonesia adalah
pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor
pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara
rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.
2. M anajemen Strategi
Beberapa pakar dalam ilmu manajemen mendefinisikan manajemen
strategis dengan cara yang berbeda-beda. Ketchen (2009) dalam Wikipedia
mendefinisikan manajemen strategis sebagai analisis, keputusan, dan aksi
yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan
keunggulan kompetitif. Definisi ini menggambarkan dua elemen utama manajemen strategis. Pertama, manajemen strategis dalam sebuah
perusahaan berkaitan dengan proses yang berjalan (ongoing processes):
analisis, keputusan, dan tindakan. M anajemen strategis berkaitan dengan
bagaimana manajemen menganalisis sasaran strategis (visi, misi, tujuan)
serta kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menciptakan keputusan strategis. Tindakan yang perlu
dilakukan akan mendorong manajer untuk mengalokasikan sumber daya
dan merancang organisasi untuk mengubah rencana menjadi kenyataan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Elemen kedua, manajemen strategis adalah studi tentang mengapa
sebuah perusahaan mampu mengalahkan perusahaan lainnya. M anajer
perlu menentukan bagaimana perusahaan bisa menciptakan keunggulan
kompetitif yang tidak hanya unik dan berharga, tetapi juga sulit ditiru atau
dicari subtitusinya sehingga mampu bertahan lama. Keunggulan kompetitif yang mampu bertahan lama biasanya didapatkan dengan melakukan
aktivitas berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, atau melakukan
aktivitas yang sama dengan cara yang berbeda.
Lebih lanjut dijelaskan dalam Wikipedia bahwa tugas pertama
dalam manajemen strategis pada umumnya adalah kompilasi dan penyebarluasan pernyataan misi. Aktivitas ini mendokumentasikan
kerangka dasar organisasi dan mendefinisikan lingkup aktivitas yang
hendak dijalankan oleh organisasi. Setelah itu, organisasi bersangkutan
akan melakukan pemindaian lingkungan untuk membangun keselarasan
dengan pernyataan misi yang telah dibuat.
Pembentukan strategi adalah kombinasi dari tiga proses utama yaitu
melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing terhadap
lingkungan internal maupun eksternal, baik lingkungan mikro maupun
makro. Bersamaan dengan proses tersebut selanjutnya tujuan dirumuskan.
Tujuan ini harus bersifat paralel dalam rentang jangka pendek dan juga jangka panjang. M aka di sini juga termasuk di dalamnya penyusunan
pernyataan visi (cara pandang jauh ke depan dari masa depan yang
dimungkinkan), pernyataan misi (bagaimana peran organisasi terhadap
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik finansial
maupun strategis), tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun
strategis), dan tujuan taktis.
Lebih lanjut dijelaskan dalam Wikipedia bahwa ada tiga tingkatan
strategi dibuat dalam organisasi yang lebih besar, yakni meliputi strategi perusahaan, bisnis, dan fungsional (atau operasional). Sementara strategi
perusahaan akan menentukan bisnis apakah yang perusahaan akan
benar-benar beroperasi di sana, strategi bisnis akan menentukan bagaimana
perusahaan akan bersaing di masing-masing bisnis yang telah dipilih. Dan
strategi tingkat operasional akan menentukan bagaimana masing-masing bidang fungsional (seperti sumber daya manusia atau akuntansi)
benar-benar akan mendukung strategi-strategi bisnis dan korporasi. Semua
strategi ini harus berkaitan erat untuk memastikan bahwa organisasi
bergerak ke arah yang menyatu.
3. Aspek Strategi yang berkontribusi terhadap kinerja sumber daya manusia Banyak faktor yang menyebabkan sumber daya manusia memiliki
kinerja unggul, sehingga mampu mendorong keberhasilan organisasi.
Faktor-faktor tersebut antara lain : (Sudarmanto, 2009)
a. Aspek Kompetensi
Karekteristik personal yang mencakup ; dorongan, sifat/watak, citra diri, pengetahuan akan menentukan bagaimana perilaku orang dalam
bekerja. Perilaku yang merupakan tindakan seseorang dalam
pekerjaan juga ditentukan oleh sejauh mana ia di dukung oleh
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
ketrampilan/keahlian yang dimilikinya. Asumsinya, semakin trampil
seseorang atau semakin ahli orangda;am pekerjaan tertentu, maka
semakin mendorong penampilan kerja yang baik atau unggul
b. Aspek Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki kontribusi yang menentukan dalam membentuk perilaku pegawai. Budaya organisasi merupakan nilai,
sikap sikap yang telah diyakini pegawai, sehingga telah menjadi
perilaku pegawai dalam keseharian. Sikap sikap dan nilai nilai yang
telah mengkristal dalam organisasi akan menuntun pegawai untuk
berprilaku sesuai dengan sikap dan nilai yang di yakini. Dengan kata lain, budaya organisasi akan mempengaruhi anggota organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi.
c. Aspek Sistem Penghargaan
Sistem penghargaan terkait dengan cara organisasi memberikan
pengakuan dan imbalan kepada pegawai dalam rangka memjaga keselarasan antara kebutuhan individu dengan tujuan organisasi.
Sistem penghargaan dapat mendorong perilaku pegawai atau
memberikan pengukuhan atas perilaku pegawai yang telah dilakukan.
Sistem penghargaan / imbalan dapat memberikan kontribusi penting
bagai pencapaian tujuan organisasi jika :
a. M engintregasikan strategi dan kebijakan imbalan / perhargaan dengan
strategi utama umtuk mencapai pertumbuhan dan peningkatan kerja.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. M enopang nilai nilai organisasi, terutama nilai nilai yang berkaitan
inovasi, kerja sama tim, fleksibilitas, pelayanan pelanggan, dan mutu
c. Sesuai dengan budaya dan gaya manajemen organisasi sedang berlaku
atau di rencanakan.
d. M endorong atau mendukung perilaku yang diinginkan dari semua level karyawan dengan menunjukkan kepada karyawan mengenai jenis jenis
perilaku yang diberi penghargaan, bagaimana perilaku dijalankan dan
bagaimana harapan mereka akan terpuaskan.
e. M emberi keunggulan kompetitif yang diperlukan organisasi untuk
menarik dan mempertahankan ketrampilan yang dibutuhkan organisasi. f. M emungkinkan organisasi mendapatkan nilai sesuai dengan nilai yang
dikeluarkan dalam praktek imbalan / penghargaan.
C. KINERJA
1. Definisi kinerja
M enurut Sudarmanto (2009), kinerja akan menjadi isu aktual dalam organisasi karena apapun organisasinya kinerja merupakan pertanyaan
kunci terhadap efektifitas atau keberhasilan organisasi. Organisasi yang
berhasil dan efektif merupakan organisasi dengan individu yang
didalamnya memiliki kinerja yang baik. Organisasi yang efektif atau
berhasil akan ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak organisasi yang berhasil atau efektif yang berhasil atau efektif
karena ditopang oleh kinerja sumber daya manusia. Sebaliknya, tidak
sedikit organisasi yang gagal karena faktor kinerja sumber daya manusia.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Dengan demikian, ada kesesuaian antara keberhasilan organiasi atau
kinerja organisasi dengan kinerja individu atau sumber daya manusia.
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik
organisasi tersebut bersifat profit oreited dan non profit oriented yang
dihasilkan selama satu periode waktu. Lebih lanjut menurut Amstrong dan Baron (1998) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
perumusan skema strategis (strategi planning) suatu organisasi (dikutip
dalam Fahmi, 2013; 2). 2. Level Kinerja
Terkait dengan konsep kinerja, Rummler dan Brache (1995)
mengemukakan ada 3 (tiga) level kinerja, yaitu : (dikutip dalam
Sudarmanto, 2009 : 8)
a. Kinerja Organisasi
M erupakan pencapaian hasil pada level atau unit analisis organisasisi.
Kinerja pada level ini terkait dengan tujuan organisasi, rancangan
organisasi, dan manejemen organisasi
b. Kinerja Proses
M erupakan kinerja pada proses tahapan dalam menghasilkan produk atau layanan. Kinerja pada level proses ini dipegaruhi oleh tujuan
proses, dan manajemen proses.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. Kinerja individu/pekerjaan
M erupakan pencapaian atau efektifitas pada tingkat pegawai atau
pegawai. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan,
rancangan pekerjaan, dan menejemen pekerjaan serta karakteristik
individu. 3. Dimensi Kinerja
Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek aspek yang menjadi
ukuran dalam menilai kinerja. Ukuran ukuran dijadikan tolok ukur dalam
menilai kinerja. John M iner (1988), mengemukakan 4 dimensi yang dapat
dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, yaitu : (dikutip dalam Sudarmanto, 2009 : 12)
a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan;
b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan;
c. Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidak hadiran,
keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja yang hilang; d. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja.
Armstrong (2003) menyatakan bahwa pengukuran kinerja
merupakan hal yang sangat penting untuk dapat memperbaiki pelaksanaan
kerja yang dapat dicapai. M enurutnya ada empat jenis ukuran kinerja,
yaitu: (dikutip dalam Sudarmanto, 2009 : 13)
a. Ukuran uang yang mencangkup pendapatan, pengeluaran, dan
pengembalian.
b. Ukuran upaya atau dampak yang mencakup pencapaian sasaran,
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
penyelesaian proyek, tingkat pelayanan, serta kemampuan
mempengaruhi perilaku rekan kerja dan pelanggan.
c. Ukuran reaksi yang menunjukkan penilaian rekan kerja, pelanggan
atau pemegang pekerjaan lainnya
d. Ukuran waktu yang menunjukkan pelaksanaan kinerja dibandingkan jadwal, batas akhir, kecepatan respon, atau jumlah pekerjaan sasaran.
4. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan
pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya,
termasuk informasi atas : efiesiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik
barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh
pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang
diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson,
2002).
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran
kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena
pengukuran kinerja dapat diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system (M ardiasmo, 2009).
D. PENDEKATAN ANALIS IS S WOT
Di dalam menganalisis terhadap suatu masalah dapat menggunakan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
berbagai macam pendekatan. Dalam tesis ini penulis menggunakan
pendekatan M atriks SWOT 4K, sesuai dengan namanya, memiliki empat
kuadran yang terbentuk oleh sumbu horizontal yang mencerminkan variabel
lingkungan internal perusahaan dan satu sumbu vertikal yang mencerminkan
lingkungan eksternal. Setengah sumbu horisotal bernilai positif merupakan simbol kekuatan perusahaan, sedangkan setengah yang lain merupakan
sumbu bernilai negatif yang merupakan representatif kelemahan perusahaan.
Setengah sumbu vertikal bernilai positif merupakan representative peluang
bisnis, sedangkan setengah lainnya bernilai negatif merupakan simbol
ancaman bisnis (Suwarsono, 2009). Gambar 2.1
M atriks Strengh Weakness Opportunity Threat (SWOT)
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
Sumber : Suwarsono, M., 2008:39
1. Kuadran I terbentuk oleh potongan sumbu horizontal positif (kekuatan
Kuadran I di peroleh ketika nilai tertimbang kekuatan lebih besar dari nilai
tertimbang kelemahan perusahaan dan saat yang sama nilai tertimbang
peluang lebih besar dari pada nilai tertimbang ancaman bisnis. Dengan
kata lain kuadran I terbentuk dari dua nilai positif.
2. Kuadran II terbentuk oleh potongan sumbu vertical positif (peluang bisnis) dan potongan sumbu horizontal negatif (kelemahan perusahaan). Kuadran
II didapat jika nilai tertimbang peluang masih lebih besar dibanding nilai
tertimbang ancaman bisnis dan saat yang sama nilai tertimbang kelemahan
lebih besar daripada kekuatan perusahaan. Posisi perusahaan di kuadran II
di bentuk oleh nilai positif dan satu nilai negatif.
3. Kuadran III terbentuk oleh potongan sumbu horizontal negatif (kelemahan
perusahaan) dan potongan sumbu vertikal negatif (ancaman bisnis).
Kuadran III diperoleh ketika nilai tertimbang kelemahan lebih besar
dibanding nilai tertimbang kekuatan perusahaan dan di saat yang sama
nilai tertimbang ancaman lebih besar daripada nilai tertimbang peluang bisnis. Kuadran III di bentuk oleh dua nilai negatif.
4. Kuadran IV terbentuk oleh potongan sumbu vertikal negatif (ancaman
bisnis) dan potongan horizontal positif (kekuatan perusahaan). Kuadran IV
didapat jika nilai tertimbang ancaman lebih besar daripada nilai tertimbang
peluang bisnis dan saat yang sama nilai tertimbang kekuatan masih lebih besar disbanding nilai tertimbang kelemahan perusahaan. Posisi kuadran
IV dibentuk oleh nilai negatif dan positif.
M atriks SWOT-4K dimulai dengan membuat daftar tentang kekuatan,
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
kelemahan, peluang dan ancaman bisnis yang dihadapi oleh satu perusahaan
tertentu. Barulah kemudian pada tahapan berikutnya diikuti dengan usaha
merumuskan implikasi strategi yang harus dipilih oleh manajemen
berdasarkan posisi perusahaan dalam salah satu dari empat kuadran yang ada.
Setelah daftar indikator dari empat variabel SWOT ditemukan, semua indikator tersebut dihitung nilai tertimbangnya secara keseluruhan setelah
sebelumnya diberikan bobot dan nilai untuk masing-masing indikator. Untuk
variabel internal, total nilai kekuatan (S) dikurangi dengan total nilai
kelemahan (W). Demikian pula untuk variabel lingkungan bisnis, total nilai
peluang (O) dikurangi total nilai ancaman (T). Kombinasi dua nilai akhir tersebutlah yang menjadi penentu posisi perusahaan dalam salah satu empat
kuadran yang tersedia, sekaligus sebagai penentu pilihan strategi yang
dianggap pas.
Dalam kerangka konsep matriks SWOT-4K, setelah mengetahui posisi
dalam matriks SWOT selanjutnya merumuskan strategi bersaing yang seharusnya dipilih oleh manajemen tersebut berdasarkan posisi yang dimiliki.
Penjabaran strategti berdasarkan posisi pada kuadran adalah :
a. Perusahaan yang berada pada kuadran I seyogyanya menerapkan strategi
pertumbuhan, sesuai dengan kekuatan perusahaan yang dimiliki dan
besarnya peluang bisnis yang masih tersedia. Strategi tersebut meliputi pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, integrasi
kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horisontal dan diversifikasi
konsentrik.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. Perusahaan yang berada pada kuadran II seyogyanya menerapkan strategi
stabilisasi karena perusahaan memiliki kelemahan yang cukup signifikan
pada saat sesuangguhnya masih tersedia peluang bisnis. Perusahaan belum
memiliki keunggulan bersaing yang memadai dan oleh karena itu
perusahaan tidak dapat merubah potensi pasar menjadi keunggulan kinerja perusahaan. M anajemen berusaha mempertahankan penguasaan pasar
yang dimiliki untuk mengurangi kelemahan perusahaan. Strategi bersaing
dalam kuadran ini dapat berupa kombinasi atau alternatif dari berbagai
strategi berikut ini : mempertahankan pasar yang telah dikuasai,
pengembangan pasar dan produk dengan intensitas rendah, divestasi dan likuidasi. Strategi pada kuadran ini juga sering disebut dengan strategi
konsolidasi.
c. Perusahaan yang berada pada kuadran III disarankan menggunakan
stratgei penyelamatan yang diperlukan untuk mempertahankan hidup
perusahaan. Oleh karena itu strategi pada kuadran ini juga sering disebut strategi bertahan. Perusahaan perlu menyehatkan dirinya dengan
melakukan efisiensi melalui penciutan usaha dan disaat yang sama
mencoba melakukan terobosan baru melalui strategi diversifikasi, dengan
sisa-sisa kekuatan yang masih tersisa. Oleh karena itu sering juga disbut
dengan strategi penyehatan. Jika tidak lagi memungkinkan, perusahaan terpaksa karus keluar dari pasar melalui divestasi dan likuidasi.
d. Perusahaan yang berada pada posisi kudran IV seyogyanya menggunakan
strategi diversifikasi, baik diversifikasi konsentrik maupun konglomerasi.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Perusahaan sesungguhnya memiliki keunggulan bersaing memadai, akan
tetapi pasar yang kini menjadi lahan perusahaan tidak lagi menjanjikan.
Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan terobosan dengan keunggulan
yang dimiliki untuk memasuki pasar baru dengan produk lama maupun
baru. Perusahaan tidak perlu ragu-ragu untuk meninggalkan pasar lama, karena hanya menyisakan sedikit sekali peluang, bahkan justru
menyediakan ancaman bisnis.
Gambar 2.2 M atriks Strategi Utama
M engurangi Kelemahan
M emaksimalkan Kekuatan
Sumber : Suwarsono, M., 2008:35
E. KERANGKA KONS EPTUAL S WOT
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasi suatu pengertian. Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau
Landasan Teori adalah kesimpulan dari Tinjauan Puskata yang berisi tentang Eksternal Internal
I - Integrasi Veritkal
- Diversifikasi konglomerasi II
- Penyehatan - Divestasi - Likuiditas
IV - Integrasi Horisontal - Diversifikasi Konsentrik - Patungan
III - Konsentrasi
beberapa konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan Kerangka Teori diatas
disusunlah Kerangka Konsep yaitu suatu bagan yang menggambarkan
hubungan antar konsep yang akan diteliti. Ada lima langkah untuk melakukan
analisis situasi perusahaan, antara lain:
1. M engevaluasi seberapa baik strategi yang saat ini sedang bekerja. Ini
dilakukan dengan melihat kinerja strategi perusahaan dan menentukan
apakah berbagai strategi logis konsisten.
2. M elakukan analisis SWOT. Kekuatan perusahaan adalah hal yang penting
karena mereka dapat berfungsi sebagai pondasi utama untuk strategi. Kelemahan perusahaan adalah penting karena mereka dapat mewakili
kerentanan perusahaan yang perlu untuk dikoreksi. Peluang dari luar dan
ancaman ikut bermain karena strategi yang baik bertujuan yang
menangkap peluang yang menarik dan bertahan terhadap ancaman yang
berguna bagi kesejahteraan perusahaan.
3. M engevaluasi posisi biaya perusahaan dibandingkan terhadap pesaing
(menggunakan konsep analisis biaya strategis dan biaya kerja jika perlu).
Strategi harus selalu bertujuan menjaga biaya cukup sejalan dengan
saingan untuk memelihara kemampuan perusahaan secara menyeluruh
4. M engakses posisi kompetitif perusahaan dan kekuatan kompetitif. Langkah ini melihat bagaimana sebuah perusahaan saingan cocok pada
faktor penentu utama keberhasilan kompetitif. Peringkat kekuatan
kompetitif menunjukkan di mana letak sebuah perusahaan yang kuat dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
lemah; sebagai aturan, strategi bersaing sebuah perusahaan harus dibangun
di atas kekuatan kompetitif dan merupakan upaya untuk menopang daerah
kompetitif yang rentan. Sebuah perusahaan memiliki potensi terbaik untuk
serangan di daerah di mana perusahaan tersebut itu kuat dan saingan
lemah.
5. M enentukan beberapa isu strategis dan masalah perusahaan yang perlu
dibahas. Tujuan dari langkah analitis untuk mengembangkan agenda
strategi yang sempurna dengan menggunakan hasil dari kedua analisis
situasi perusahaan dan industri dan analisis kompetitif. Langkah ini
membantu manajemen menarik kesimpulan tentang kekuatan dan kelemahan strategi dan menentukan beberapa isu pembuat strategi yang
perlu dipertimbangkan.
Gambar 2.3
Gambaran Kerangka Konseptual SWOT
Dari Gambar 2.3 diatas dapat diketahui bahwa gambaran konseptual
SWOT meliputi input, process, dan output dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.Input merupakan strategi perusahaan saat ini, beserta faktor internal
(strength, weakness) faktor eksternal (opportunity, threat) yang
mempengaruhinya.
2.Process merupakan beberapa langkah analisis SWOT.
3.Output merupakan strategi baru dan solusi dari hasil analisis SWOT yang dilakukan untuk mengembangkan potensial perusahaan lebih maju
Input Process Output
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN/DES AIN PENELITIAN
Rancangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
M etode penelitian ini sering digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
yang alamiah, yang mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
B. METODE PENGUMPULAN DATA
M etode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode
wawancara. Wawancara yaitu memperoleh data melalui tanya jawab dengan
pihak terkait sesuai yang telah ditetapkan. Informan yang akan diwawancara
dalam penelitian ini adalah : a. Kepala bidang keuangan;
b. Kepala seksi anggaran;
c. Petugas entry tagihan pembayaran;
d. Petugas entry pendapatan;
e. Bendahara pengeluaran; f. Bendahara penerimaan;
g. Petugas klaim asuransi;
h. Pembuat laporan keuangan.
C. METODE ANALIS IS DATA
Dalam menganalisis penelitian ini mengunakan metoda SWOT-4K terdiri dari analisis kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
(Opportunity) dan Ancaman (Threats). Langkah pokok yang digunakan untuk
menyusun matriks SWOT-4K adalah sebagai berikut :
a. M enyusun variabel lingkungan eksternal dan internal yang diperkirakan
mempengaruhi kinerja bidang keuangan. Jumlah indikator yang mewakili
yaitu antara tiga sampai dengan lima belas. Hal ini dikarenakan jika indikator yang digunakan terlalu sedikit mengakibatkan kurang
mencerminkan veriabel yang hendak diukur. Akan tetapi jika indikator
yang digunakan terlalu banyak juga mengakibatkan tidak focus pada
permasalahnya. Indikator yang telah jelas identifikasinya dikelompokkan
ke dalam kategori sebagai kekuatan, kelemahan, peluang atau hambatan bukan sekedar sebagai indikator lingkungan internal dan eksternal.
b. M emberi bobot pada masing-masing indikator dengan cara
membandingkan peran satu indikator tertentu dengan indikator yang
lainnya. Pemberian bobot lebih banyak berkaitan dengan pembanding
besar kecilnya peran antar indikator. Bobot maksimum yang diberikan untuk setiap kategori adalah 1 atau 100 persen. Bobot maksimum tersebut
kemudian didistribusikan pada semua indikator dalam kategori tersebut
sesuai dengan derajat pengaruh masing-masing indikator.
c. M emberi penilaian terhadap besar kecilnya sumbangan dan hambatan yang
diberikan oleh masing-masing indikator terhadap pencapaian tujuan organisasi. Penilaian ini lebih langsung menunjuk pada perbandingan
peran antar indikator, penilaian ini lebih langsung menunjuk pada
sumbangan atau hambatan yang hendak diberikan oleh masing-masing
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
indikator pada pencapaian kinerja organisasi. Perlu membedakan apakah
pengaruh yang dimiliki oleh masing-masing kategori variabel bersifat
positif atau negatif terhadap kinerja organisasi.
Penilaian pada masing-masing indikator biasanya dilakukan dengan
memberikan skor mulai dari 1 sampai dengan 5 untuk kategori variabel kekuatan dan peluang, karena kedua kategori tersebut memiliki hubungan
positif dengan kinerja organisasi. Penilaian diberikan dengan angka -1
sampai dengan -5 untuk kategori variabel kelemahan dan ancaman karena
kedua variabel tersebut memiliki hubungan negatif dengan angka positif
akan tetapi diberlakukan sebagai pengurang ketika menentukan posisi kuadran organisasi. Angka 1 berarti sangat tidak penting, angka 2 berarti
tidak penting, angka 3 berarti netral, angka 4 berarti setuju, dan angka 5
berarti sangat setuju.
d. M enghitung nilai tertimbang dari masing-masing indikator dalam satu
kategori variabel dan menjumlahkannya. Nilai tertimbang merupakan hasil perkalian antara bobot dan nilai masing-masing indikator. Setelah nilai
tertimbang masing-masing indikator ditemukan, selanjutnya nilai
tertimbang tersebut dijumlahkan. Hasil akhirnya adalah total nilai
tertimbang untuk semua kategori variabel.
e. M enentukan posisi organisasi dalam salah satu kuadran dari keempat kuadran yang dimiliki dengan matrik SWOT-4K dan sekaligus
menentukan strategi yang seyogyanya dilaksanakan berdasarkan posisi
yang dimiliki tersebut. Dihitung terlebih dahulu selisih nilai tertimbang
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
antara variabel kekuatan dan kelemahan serta sekaligus nilai tertimbang
antara peluang dan ancaman. Jika selisih nilai positif, maka posisi
perusahaan berada di kuadran I, jika nilai tertimbang peluang lebih besar
dari ancaman dan saaat yang sama nilai tertimbang kekuatan lebih kecil
dari kelemahan maka perusahaan berada di kuadran II. Jika selisih kedua nilai tersebut negatif, maka posisi perusahaan berada di kuadran III. Jika
tertimbang peluang lebih kecil dari ancaman dan di saat yang sama nilai
tertimbang kekuatan lebih besar dari pada kelemahan, maka posisi
organisasi berada di kuadran IV.
Gambar 3.1
M atriks Strengh Weakness Opportunity Threat (SWOT) Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
Sumber : Suwarsono, M., 2008:39
Kekuatan
(Strengh)
Kelemahan
(Weakness)
I Pertumbuhan II
Stabilisasi
IV Diversifikasi III
Pertahanan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB IV
HASIL PENELI TIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM RUMAH S AKIT UMUM DAERAH DR.
DARS ONO KABUPATEN PACITAN.
1. Pembentukan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organisasi
Lembaga Teknis Perangkat Daerah Kabupaten Pacitan. Sedangkan tugas
pokok dan fungsinya diatur berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2007 tentang Uraian Tugas, fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Pacitan. Rumah Sakit merupakan unsur
pendukung penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Pacitan, dipimpin
oleh Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertangung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 188.45/566/KPTS/408.21/
2015 tentang Penetapan Nama Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pacitan, maka sejak tanggal ditetapkan yaitu 29 Juni 2015 Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Pacitan bernama Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Darsono Kabupaten Pacitan. Pemberian nama dr. Darsono kepada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan merupakan wujud
penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Pacitan kepada dr. Darsono yang
merupakan direktur pertama sejak rumah sakit berdiri.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. Tugas dan Fungsi
a. Tugas
Rumah Sakit Umum Daerah dr Darsono Kabupaten Pacitan
bertugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pelayanan pengobatan di Rumah Sakit. b. Fungsi
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas mempunyai
fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan pengobatan di Rumah Sakit;
2) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
dibidang pelayanan pengobatan di Rumah Sakit;
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pelayanan pengobatan
di Rumah Sakit;
4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pacitan adalah sebagai berikut :
1. Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Program, Evalusi dan Pelaporan;
c. Sub Bagian Advokasi.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. Bidang Keuangan terdiri dari :
a. Seksi Anggaran;
b. Seksi Akuntansi dan Verifikasi.
3. Bidang Pelayanan terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan M edis dan Penunjang; b. Seksi Pelayanan Keperawatan.
4. Bidang Pengembangan terdiri dari :
a. Seksi Sumber Daya Rumah Sakit;
b. Seksi Informasi dan Pengaduan.
5. Kelompok Jabatan Fungsional. BAGIAN TATA US AHA
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan dibidang ketatausahaan,
umum, kepegawaian, sarana dan prasarana, program, evaluasi pelaporan
dan keadvokasian, serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Fungsi Bagian Tata Usaha adalah sebagai
berikut :
1) M erencanakan kebutuhan kegiatan urusan rumah tangga, surat
menyurat, kearsipan, perpustakaan dan keprotokolan;
2) M enyusun rencana pembinaan pegawai serta pengembangan
pengelolaan adminsitrasi kepegawaian;
3) M engkoordinasikan penyelenggaraan dan pengelolaan keadvokasian;
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4) M enhkoordinasikan penyusunan program kerja, pelaporan serta
melaksanakan evaluasi program kerja.
a. S ub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
sebagai berikut :
a) M elaksanakan pengelolaan surat menyurat, tata naskah dinas, tata
kearsipan, urusan rumah tangga, keamanan kantor dan
penyelenggaraan upacara, pertemuan, rapat dinas dan
perpustakaan;
b) M elaksanakan tugas tugas keprotokolan dan adminsitrasi perjalanan dinas;
c) M elaksanakan analisa kebutuhan dan pengadaan serta
pengadministrasian perlengkapan kantor dan perbekalan lain serta
inventaris terhadap barang-barang;
d) M elaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang inventaris;
e) M elaksanakan adminsitrasi kepegawaian yang meliputi
pengumpulan data kepeagawaian, buku induk pegawai, mutasi,
kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, pembinaan karier,
pengurusan penghargaan dan kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai;
f) M engelola administrasi tentang kedudukan dan hak pegawai,
menyusun administrasi dan evaluasi pegawai serta penyiapan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
bahan pembinaan pegawai;
g) M enyiapkan dan mengusahakan peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan disiplin pegawai;
h) M enginventrisir tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bagian Tata Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. S ub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan
Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai
tugas sebagai berikut :
a) M enghimpun dan menyusun rencana program kegiatan Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan;
b) M elakukan koordinasi dengan lintas sektor dan program terkait;
c) M elaksanakan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan program dan
anggaran di Rumah Sakit;
d) M elaksanakan pengelolaan data dan mendokumentasikan data hasil
pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit;
e) M enyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan di Rumah sakit;
f) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian
Tata Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. S ub Bagian advokasi
Sub Bagian Advokasi mempunyai tugas sebagai berikut :
a) M elaksanakan persiapan peraturan perundang-undangan tentang
Rumah Sakit;
b) M elaksanakan perencanaan dan penyusunan peraturan
perundang-STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
undangan tentang Rumah Sakit;
c) M endokumentasikan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan Rumah Sakit baik berasal dari dalam maupun dari
luar Rumah Sakit;
d) Sebagai rujukan konsultasi hukum di lingkup Rumah sakit;
e) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bagian Tata
Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya.
BIDANG PELAYANAN
Bidang Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan dibidang pelayanan medis penunjang dan pelayanan keperawatan serta melaksanakan tugas-tugas lain
yang diberikan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan
sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pelayanan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. M engkoordinasikan perencanaan kegiatan/program pelayanan medis dan penunjang serta pelayanan keperawatan;
b. M engkoordinasikan pelaksanaan kegiatan/program pelayanan medis
dan penunjang serta keperawatan;
c. M engkoordinasikan penatalaksanaan pelayanan medis, pelayanan
keperawatan dan pelayanan penunjang;
d. M erumuskan dan menyusun kebijakan kegiatan pelayanan medis,
pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1. S eksi Pelayanan Medis dan Penunjang
Seksi Pelayanan M edis dan Penunjang mempunyai tugas
sebagai berikut :
1) M enghimpun, mengkaji dan menyusun rencana kegiatan medis dan
penunjang. Pelayanan medis dimaksud adalah kegiatan pelayanan di Instalasi rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, intensive care
unit, bedah sentral dan rehabiltasi medik, sedangkan pelayanan
penunjang adalah kegiatan pelayanan di instalasi laboratorium,
instalasi radiologi, instalasi pemeliharaan sarana, instalasi gizi,
Instalasi central steril supply division (CSSD), dan instalasi pemulasaraan jenazah.
2) M elaksanakan kegiatan pelayanan medis dan penunjang;
3) M enghimpun dan merumuskan prosedur tetap pelayanan medis dan
penunjang;
4) M elaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan medis dan penunjang. 5) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. S eksi Pelayanan Keperawatan
Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas sebagai
berikut:
1) M enyusun rencana kegiatan pelayanan keperawatan;
2) M elaksanakan kegiatan pelayanan keperawatan;
3) M enyusun prosedur tetap pelaksanaan pelayanan keperawatan;
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4) M elaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan;
5) M elaksanakan pengelolaan terhadap peningkatan mutu dan etik
asuhan keperawatan;
6) M elaksanakan evaluasi pelaksanaan keperawatan;
7) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
BIDANG PENGEMBANGAN
Bidang pengembangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan di bidang Sumber Daya Rumah Sakit, Informasi dan Pengaduan serta melaksanakan tugas
tugas lain yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Pacitan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk
melaksanakan tugasnya maka Bidang Pengembangan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. M engkoordinasikan penyiapan bahan penyusunan perencanaan
kegiatan pengembangan sumber daya rumah sakit, informasi dan
pengaduan;
b. M engkoordinasikan kegiatan pengembangan sumber daya rumah
sakit, informasi dan pengaduan;
c. Pengerahan kegiatan pengembangan sumber daya rumah sakit,
informasi dan pengaduan;
d. M engkoordinasikan pelaksanaan pengawasan kegiatan pengembangan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
sumber daya rumah sakit, informasi dan pengaduan.
1. S eksi S umber Daya Rumah S akit
Seksi Sumber Daya Rumah Sakit mempunyai tugas sebagai
berikut :
1) M enghimpun dan mengkaji data sumber daya rumah sakit; 2) M enyusun rencana pengembangan sumber daya rumah sakit;
3) M elaksanakan perencanaan kebutuhan dan meningkatkan sumber
daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan;
4) M elaksanakan evaluasi terhadap sumber daya rumah sakit;
5) M elaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dengan instansi pelaksana penelitian dan pengembangan;
6) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. S eksi Informasi dan Pengaduan
Seksi Informasi dan Pengaduan mempunyai tugas sebagai berikut :
1) M enyusun rencana kegiatan promosi yang berkaitan dengan
pengembangan rumah sakit;
2) M elaksanakan kegiatan promosi yang berkaitan dengan
pengembangan rumah sakit;
3) M enghimpun dan mengolah data serta menyebarluaskan informasi
kepada masyarakat;
4) M enampung pengadaan dari masyarakat dan mengkaji hasil aduan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
tersebut untuk digunakan sebagai bahan evaluasi pelayanan di
rumah sakit;
5) M elaksanakan pengelolaan rekam medis di rumah sakit;
6) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya. BIDANG KEUANGAN
Bidang Keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan di bidang Anggaran,
Akuntansi dan Verifikasi serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugasnya maka
Bidang Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut :
a. M engkoordinasikan perencanaan kegiatan anggaran keuangan,
mobilisasi, akuntansi dan verifikasi;
b. M engkoordinasi penggerakan kegiatan anggaran keuangan, mobilisasi, akuntansi dan verifikasi;
c. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan anggaran
keuangan, mobilisasi, akuntansi dan verifikasi;
d. Penyusunan evaluasi, menggali sumber dana lain yang dapat
meningkatkan PAD dan pelaporan keuangan rumah sakit.
1. S eksi Anggaran
Seksi Anggaran mempunyai tugas sebagai berikut :
1) M elakukan penyusunan perencanaan penganggaran dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
perubahannya;
2) M elaksanakan rencana penerimaan, pengeluaran dan pengendalian
anggaran;
3) M elaksanakan pencatatan pembukuan, penatausahaan administrasi
keuangan sesuai dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran;
4) M embuat laporan pertanggungjawaban penerimaan dan
pengeluaran;
5) M elaksanakan analisa dan evaluasi belanja pengeluaran dan
dokumentasi peñatausahaan keuangan;
6) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. S eksi Akuntasi dan Verifikasi
Seksi Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas sebagai
berikut :
1) M elaksanakan penyusunan akuntasi keuangan, perhitungan unit cost dan pola tarif;
2) M elaksanakan penyusunan laporan keuangan dan verifikasi;
3) M elaksanakan analisa laporan keuangan;
4) M elaksanakan perencanaan verifikasi keuangan rumah sakit;
5) M elaksanakan penyiapan bahan informasi keuangan;
6) M elaksanakan penelitian bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran;
7) M elaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang
Keuangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan
Keterangan : Garis Komando
Garis Koordinasi
Sumber data : Peraturan Daerah Nomor 62 Tahun 2007
DIREKTUR
BAG IAN TATA USAHA
SUB BAG UMUM DAN
AKUNTANSI & VERIFIKASI SEKSI
PELAYANAN MEDIS DAN PENUNJANG
JAB ATAN FUNG SIONAL
BIDANG PENG EMBANG AN
SEKSI
INFORMASI DAN PENG ADUAN SEKSI
SUMBER DAYA RUMAH SAKIT
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4. S usunan Kepegawaian
Berdasarkan data dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
menunjukkan bahwa jumlah pegawai pada tahun 2015 di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan sebanyak 493 orang.
Berdasarkan jenis tenaga maka pegawai rumah sakit secara rinci adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Jumlah Pegawai Berdasar Jenis Tenaga tahun 2015 RSUD dr. Darsono Kabupaten Pacitan
No Jenis Tenaga Jumlah (Orang) Keterangan
1 2 3 4
8 Analis Laboratorium 17
9 Fisioterapi 3
10 Elektro M edis 6
11 Radiografer 6
12 Sanitarian 8
13 Nutrisionis 12
1 2 3 4
20 Non Kesehatan 149
Jumlah 493
Sumber data : Profil Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan 2015
Jumlah pegawai yang bertugas di bidang keuangan sebanyak 28 (dua puluh delapan) pegawai dengan 3 (tiga) pegawai menduduki jabatan struktural
dan 25 (dua puluh lima) pegawai menempati jabatan fungsional umum.
Sedangkan tingkat pendidikan dari pegawai bidang keuangan adalah :
Tabel 4.2
Jumlah Pegawai Bidang Keuangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 2 3 4
Sumber : Subbag Umum&Kepegawaian RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan
Sedangkan berdasarkan jenis jabatan fungsional umum sesuai aturan
kepegawaian, pegawai bidang keuangan terdiri dari :
Tabel 4.3
Jumlah Pegawai Bidang Keuangan Berdasarkan Jenis Jabatan Fungsional Umum (JFU) RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan Tahun 2015
No Jabatan Fungsional Umum Jumlah Prosentase (%)
1 2 3 4
1. Pengadministrasi Keuangan 13 52
2. Petugas verifikasi 1 4
3. Bendahara pengeluaran 4 16
4. Bendahara penerimaan 1 4
5. Penata laporan keuangan 2 8
6. Pembuat daftar gaji 1 4
7. Pengadministrasi klaim 3 12
Jumlah 25 100
Sumber : Subbag Umum&Kepegawaian RSUD dr. Darsono Kab. Pacitan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
5. S arana dan Prasarana
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Kabupaten Pacitan berdiri
di atas lahan seluas 27.998 m2 dengan bangunan yang berdiri diatas lahan
tersebut seluas 11.951,38 m2. Sebagian besar bangunan rumah sakit
merupakan bangunan lama yang belum dilakukan rehabilitasi total sehingga memerlukan rehabilitasi bangunan. Sedangkan berdasarkan
capaian indikator RPJM tentang kondisi ruangan, maka relaisasi indikator
% ruangan rawat inap, rawat jalan, penunjang medis dan kantor rumah
sakit dalam kondisi baik sebesar 69,57%. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi bangunan rumah sakit masih memerlukan perbaikan.
Sedangkan untuk kecukupan peralatan kedokteran/kesehatan
sebagai penunjang pelayanan medis, berdasarkan realisasi capaian
indikator pada tahun 2015 yaitu cakupan minimal kelayakan peralatan
pelayanan pada rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (kondisi
baik) sebesar 85,97%. Indikator ini menilai kelayakan peralatan medis berdasarkan kondisi fisik alat dan kalibrasi oleh badan yang berkompeten.
Bidang keuangan menempati ruangan dengan dengan ukuran 5x7
m, sedangkan untuk mendekatkan dengan pelayanan maka loket
pembayaran menempati ruangan terpisah dari bidang keuangan begitu pula
dengan petugas administrasi klaim asuransi.