• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II TENTANG ASUPAN NUTRISI ANAK PADA GOLDEN AGE PERIODE DI RUMAH BERSALIN MEDIKA JUWANGI BOYOLALI TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II TENTANG ASUPAN NUTRISI ANAK PADA GOLDEN AGE PERIODE DI RUMAH BERSALIN MEDIKA JUWANGI BOYOLALI TAHUN 2014"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II

TENTANG ASUPAN NUTRISI ANAK PADA GOLDEN AGE

PERIODE DI RUMAH BERSALIN MEDIKA

JUWANGI BOYOLALI

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Desi Andriyani

NIM B11 010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang Asupan Nutrisi Anak pada Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014”. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Yunia Renny Andhikatias, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Sumarni, Amd.Keb, selaku Pimpinan Rumah Bersalin Medika Juwangi

Boyolali yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

v

7. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

8. Semua teman-teman angkatan 2011 yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Imiaha ini.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2014

(6)

vi

TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TRIMESTER II TENTANG ASUPAN NUTRISI ANAK PADA GOLDEN AGE

PERIODE DI RB MEDIKA JUWANGI BOYOLALI

TAHUN 2014

xiii + 49 halaman + 20 lampiran + 5 tabel + 3 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Prevalensi Balita Kurang Gizi pada tahun 2010 sebesar 17,9%

yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13% gizi kurang. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan salah satunya status gizi ibu hamil. Semua calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum hamil atau setelah hamil. Golden age periode merupakan periode rawan karena pertumbuhan dan perkembangan di usia ini menentukan kondisinya dikemudian hari. Studi pendahuluan 12 bumil di RB Medika Juwangi Boyolali didapatkan hasil 8 bumil belum mengetahui dan 4 bumil sudah mengetahui tentang nutrisi anak pada golden age periode.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida trimester II tentang

asupan nutrisi anak pada Golden Age Periode di rumah bersalin Medika Juwangi Boyolali Tahun 2014 pada tingkat baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif

kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di RB Medika Juwangi Boyolali pada bulan

Maret-April 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 34 ibu hamil, pengambilan sampel yaitu dengan teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari data primer dan data sekunder. Variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan primigravida trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode. Analisa menggunakan analisa

univariat.

Hasil Penelitian : dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (17,6%),

pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (67,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,8%)

Kesimpulan : Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida trimester II tentang

asupan nutrisi anak pada golden age periode di RB Medika Juangi Boyolali Tahun 2014 pada tingkat cukup

Kata Kunci : Pengetahuan, hamil, nutisi, golden age periode Kepustakaan : 25 literatur (tahun 2006 – 2013)

(7)

vii

MOTTO

1. Sesunggunya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6)

2. . . . dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir (QS. Yusuf : 87)

3. Bukan tidak mungkin bagi Allah SWT, segala sesuatu bisa saja terjadi atas izinNya. Maka, janganlah takut bermimpi. (penulis)

PERSEMBAHAN

1. Terimakasih dan sujud syukur kepada Allah SWT atas kebesaranNya menunjukkan jalan hidup bahwa saya dari bukan siapa siapa mampu mengenyam pendidikan diploma III kebidanan.

2. Terimakasih untuk ibuku tercinta, atas doamu yang tiada henti untukku, tanpamu aku bukanlah apa apa.

3. Hapsoro Nanung Nugroho, terimakasih atas suport, kasih sayang dan perhatian yang tiada tara.

4. Sahabatku Anna Laila, Ayu, Candra Suci, Desi Maria, Amik Kusuma terimakasih atas bantuan, do'a, nasehat, hiburan, tlaktiran, ojekan dan semangat yang kalian berikan, tertawa dan menangis bersama kalian, yang selalu mengisi hari hariku

5. Teman-teman BEM, terimakasih sudah mengajariku untuk menjadi pemimpin.

6. Teman-teman seperjuangan STIKes Kusuma Husada Surakarta tahun 2011

7. Almamater tercinta, STIKes Kusuma Husada Surakarta.

(8)

viii

BIODATA

Nama : Desi Andriyani

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 14 Desember 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Klaruan Rt 01/16 Palur, Mojolaban Sukoharjo

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri Palur 1 Sukoharjo Lulus tahun 2005 2. SMP Negeri 13 Kab. Tebo, Jambi Lulus tahun 2008 3. SMA Negeri 2 Kab. Tebo, Jambi Lulus tahun 2011 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian 1. Umum ... 3 2. Khusus ... 4 1. Manfaat Penelitian ... 4 2. Keaslian Penelitian ... 5 3. Sistematika Penulisan ... 5

(10)

x

2. Kehamilan ... 17

3. Bayi Balita ... 20

4. Nutrisi Anak Golden Age Periode…... 21

B. Kerangka Teori... 28

C. Kerangka Konsep ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 31

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Definisi Operasional ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 36

I. Etika Penelitian ... 39

J. Jadwal Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 41

B. Hasil Penelitian ... 42

C. Pembahasan ... 44

(11)

xi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 28 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 29 Gambar 4.1 Diagram Tingkat Pengetahuan ... 44

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis dan Frekuensi bayi usia 0 – 2 tahun ... 26

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS ... 42

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014... ... 43

(14)

xiv Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan menjadi Responden Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 10. Kuesioner Uji Coba Instrumen Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran 12. Kuesioner Penelitian

Lampiran 13. Kunci Jawaban Penelitian Lampiran 14. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Lampiran 16. Tabel Nilai r Product Moment Lampiran 17. Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 18. Data Tabulasi Penelitian

Lampiran 19. Perhitungan Manual Hasil Penelitian Lampiran 20. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang konsen terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dilihat dari hasil SDKI tahun 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan dari tahun 2007 sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan target MDGs pada tahun 2015 adalah 32 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. Indikator lainnya adalah status gizi anak, dimana berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi Balita Kurang Gizi (BKG) pada tahun 2010 adalah sebesar 17,9 persen yang terdiri dari 4,9 persen gizi buruk dan 13 persen gizi kurang (SDKI, 2012).

Angka Kematian Bayi AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75 per 1.000 kelahiran hidup, AKB merupakan jumlah kematian bayi (0-11 bulan) per 1000 kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi (Profil Kesehatan Prop. Jawa Tengah, 2012).

Kehamilan adalah suatu hal yang dapat membuat keluarga bahagia dalam kehidupan. Saat kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi cukup sebelum hamil

(16)

dan setelah hamil. Mempunyai kebiasan makan yang teratur dan bergizi, berolah raga teratur dan tidak meorokok. Jika ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kekurangan gizi. Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan sebagian oleh faktor keturunan, akan tetapi lingkungan mempunyai peranan yang besar. Faktor-lingkungan yang yang berperan dalam tumbuh kembang anak adalah masukan makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani keadaan kesehatan. Bagi pertumbuhan bayi yang penting tentunya pemberian makanan yang kualitas maupun kuantitasnya baik hingga bayi dapat tumbuh normal (Paath, dkk, 2005).

Masa kanak-kanak terutama usia balita yang sering disebut golden age

periode merupakan periode yang “rawan” karena pertumbuhan dan

perkembangan di usia ini menentukan kondisinya di kemudian hari. Terkait hal tersebut, asupan makanan bergizi sangat penting diperhatikan karena mempengaruhi pertumbuhan sel-sel otak sebagai dasar kecerdasan setiap individu. Sejak janin dalam kandungan dan usia bayi hingga usia sekitar dua tahun, pertumbuhan sel otak begitu cepat. Oleh sebab itulah sejak dini orangtua dianjurkan dapat memberikan makanan yang baik dan sehat yang notabene mengandung zat-zat gizi penting untuk si kecil. Orangtua perlu mengatur pola makan buah hati dengan asupan gizi seimbang dan bervariasi. Dalam menu sehari misalnya terdapat sayuran, buah-buahan, biji-bijian, produk susu dan sebagainya (Kompas, 2013).

(17)

3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RB Medika Juwangi Boyolali jumlah kunjungan ibu hamil pada bulan Oktober yaitu sebanyak 37 ibu hamil. Setelah penulis melakukan wawancara dengan memberikan pertanyaan tentang nutrisi anak pada golden age periode terhadap 12 ibu hamil didapatkan 8 ibu hamil belum mengetahui tentang nutrisi anak pada golden age periode dan 4 ibu hamil sudah mengetahui tentang nutrisi anak pada Masa kanak-kanak-- terutama usia balita yang sering disebut golden

age periode merupakan periode yang “rawan” karena pertumbuhan dan

perkembangan di usia ini menentukan kondisinya di kemudian hari. Terkait hal tersebut, asupan makanan bergizi sangat penting diperhatikan

Karena pertumbuhan dan perkembangan pada golden age period menentukan kondisinya di kemudian hari, asupan makanan bergizi sangat penting diperhatikan untuk itu penulis tertarik mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang Asupan Nutrisi Anak pada

Golden Age Periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2013

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014?”

C. Tujuan Penelitian

(18)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada tingkat baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada tingkat cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

2. Peneliti

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya tingkat pengetahuan asupan nutrisi anak pada golden age

(19)

5

3. Institusi a. Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang asupan nutrisi anak pada golden age

periode.

b. Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali

Sebagai bahan masukan dan peningkatan pelayanan khususnya dalam upaya mempersiapkan pada ibu hamil untuk menjadi seorang orang tua yang seutuhnya.

E. Keaslian Penelitian

Peneliti belum menemukan penelitian yang sejenis.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

(20)

Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan, konsep dasar kehamilan, nutrisi anak golden age periode, kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan gambaran umum penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(21)

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa

(22)

seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

(23)

9

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

b. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

(24)

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

(25)

11

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis.

(26)

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

(27)

13

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

(28)

1) Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. 2) Media masa atau informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

(29)

15

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

(30)

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

d. Cara Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau responden. Dari hasil wawanar tersebut menurut Riwidikdo (2009), dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD 2. Kehamilan

a. Pengertian

Menurut Wiknjosastro (2010), kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi (pertemuan sel telur dengan sel sperma) sampai

lahirnya janin dimana lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

(31)

17

b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Tanda dugaan kehamilan a) Amenore

Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya

konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi.

b) Mual dan mutah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. d) Sinkope (pingsan)

Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

e) Payudara tegang

Pengaruh estrogen-progesteron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.

(32)

Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

f) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h) Pigmentasi kulit

Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis

anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol).

2) Tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak) d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam)

e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan). f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks.

(33)

19

g) Teraba ballotement

h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif) 3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec -umur kehamilan 17 – 22 minggu.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu.

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka janin dapat dilihat.

c. Klasifikasi kehamilan

Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan:

1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu 2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu 3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu

Menurut Wiknjosastro (2010), gravida dapat dibedakan menjadi 3 yaitu primigravida, multigravida, dan grandemultigravida:

(34)

Primigravida adalah wanita yang hamil untuk pertama kalinya. b. Multigravida

Multigravida adalah wanita yang telah hamil dua sampai 4 kali. c. Grandemultigravida

Grandemultigravida adalah wanita yang telah hamil lebih dari 5 kali. 3. Bayi balita

Masa bayi berlansung selama 2 tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri, masa bayi adalah masa yang sesungguhnya meskipun seluruh anak merupakan masa dasar. Beberapa tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak, yaitu: belajar makan-makanan, belajar berjalan, belajar berbicara, belajar mengendalikan pembuangan kotoran, mempelajari perbedaan seks, belajar membedakan benar dan salah, mulai mengembangkan hati nurani, masa perkembangan anak sampai usia 3 tahun adalah masa kritis atau yang disebut dengan golden age atau golden

periode.

Masa bayi berlangsung selama 2 tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir, selama dua minggu. Masa bayi sering dianggap sebagai keadaan tidak berdaya dimana bayi setiap hari belajar untuk semakin mandiri. Masa bayi adalah masa dasr yang sesungguhnya,

meskipun seluruh masa anak-anak merupakan masa dasar (Marimbi, 2009).

(35)

21

Sedangkan menurut Proverawati dan Asfuah (2009), Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi di baah satu tahu juga termasuk dalam golongan balita. Balita usia 1 – 5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: anak usia lebih dari 1 tahun sampai 3 tahun (Batita) dan anak usia antara 4 – 5 tahun (Balita).

4. Nutrisi anak Golden Age Periode a. Pengertian Nutrisi

Nutrisi (gizi)merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan kesehatan. Nutrisi membahas sifat-sifat nutrien. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) zat gizi (Paath, dkk, 2005). Nutrisi atau gizi adalah makanan dan zat gizi dalam makanan yang berguna bagi kesehatan (Purwitasari dan Maryanti, 2009).

b. Tujuan pemberian nutrisi

Menurut Purwitasari dan Maryanti (2009), tujuan pemberian nutrisi pada bayi yaitu: mencapai, memperbaiki dan mempertahankan kesehatan tubuh melalui konsumsi makanan. Makanan harus memenuhi kebutuhan fisik yaitu memberi rasa kenyang, kebutuhan kimia yaitu memenuhi kebutuhan nutrisi dan kebutuhan biologis yaitu memberi rasa puas.

(36)

1) Bayi baru lahir – 6 bulan

Makanan paling bagus pada usia ini adalah ASI. Maka berikanlah ASI pada bayi sedini mungkin. Waktu dan lama

menyusui disesuaikan kondisi serta kebutuhan bayi (Riyadi dan Ratnaningsih, 2012).

ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi 0 – 6 bulan. Untuk itu ibu harus menerapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI. Word Health Organiasi (WHO) ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain (Marimbi, 2010).

Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu ASI sebagai nutrisi dikarenakan ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau

(37)

23

berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.

Menurut Arini (2012), komposisi yang terkandung dalam ASI, yaitu :

a) Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI.

b) Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah dipecah menjadi glukosa dan galaktrose dengan bantuan enzim laktosa sejak lahir. Lakstosa mempunyai manfaat lain yang mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan

lactobacilus bifidus.

c) Protein

Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah di cenan, dalam ASI terdapat dua macam asam

(38)

amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.

d) Garam dan mineral

Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan.

e) Vitamin

ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.

2) Usia 6 – 12 bulan

Menurut Sutomo (2013), sejalan dengan bertambahnya usia bayi, maka kebutuhan nutrisinya juga bertambah. Gizi untuk bayi

(39)

25

tidak akan mencukupi lagi dengan ASI, sehingga diperlukan makanan pendamping ASI (MPASI).

Tujuan pemberian MPASI yaitu melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung energi tinggi (Marimbi, 2010).

3) Usia 12 – 18 Bulan

Menurut Marimbi (2009), asupan zat gizi yang lengkap masih terus dibutuhkan anak selama proses tumbuh kembang. Zat gizi yan dibutuhkan anak usia 12 – 18 bulan ini porsi makanan yang dikonsumsi bertambah sesuai denan pertambahan berat badan tubuhnya. Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak. Oleh karenanya pola makan yang baik dan teratur perlu dikenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalkan jam-jam makan dan variasi makanan. Gizi seimbang dapat dipenuhi dengan pemberian makanaan sehari-hari pada saat:

Pagi : sarapan

Pukul 10.00 WIB : sebagai selingan yaitu tambahan susu Pukul 12.00 WIB : pada waktu makan siang

(40)

Menurut Paath, dkk (2005), setelah anak berumur satu tahun menuna harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah. Ada kalanya ana tidak mau makan dan sebagai gantinya ibu memberikan susu. Anak di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan badan yang pesat sehingga memerlukan zat-zat yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi.

Tabel 2.1 Jenis dan Frekuensi bayi usia 0 – 2 tahun Umur Jenis dan Frekuensi

0 – 2 bulan ASI sekehendak 2 – 4 bulan ASI Sekehendak 4 – 6 bulan ASI Sekehendak 6 – 9 bulan ASI sekehendak Buah 1 – 2 kali Makanan lumat 2 kali Makanan lembek 1 kali 9 – 12 bulan ASI/ PASI 2 kali

Buah 1 – 2 kali Makanan lumat 1 kali Makanan lembek 2 kali Telur 1 kali

12 – 24 bulan ASI 2 – 3 kali Buah 1 kali Bubur susu 3 kali Makanan kecil 1 kali Sumber: Purwitasari (2009)

(41)

27

4) Anak usia 3 – 4 tahun

Anak usia 3 – 4 tahun mulai fase negatifisik yaitu menolak makanan karena menunjukkan keakuannya. Makanan selalu ditolak, maka ibu harus menyajikan makanan semenarik mungkin. Kadang bisa jadi anak tidak lapar karena sudah terlalu banyak makan makanan selingan. Anak usia 3 – 4 atau sekitar 4 tahun sering kali susah untuk makan karena mereka lebih asik untuk bermain (Waryana, 2010).

d. Penyebab kekurangan gizi

Menurut Waryana (2010) penyebab kekurangan gizi , yaitu 1) Penyebab langsung

Penyebab tak langsung yaitu makanan anak dan infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi anak tidak hanya disebabkan oleh makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Dengan demikian anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.

2) Penyebab tak langsung

Penyebab tak langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan anggota keluarga

(42)

untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya.

(43)

29

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Waryana (2010) Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan 2. Tingkat Pengetahuan 3. Cara memperoleh pengetahuan 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 5. Cara pengukuran pengetahuan Kehamilan Nutrisi Anak Golden Age Periode Primigravida Multigravida Grandemultigravida 1. Pengertian Nutrisi 2. Tujuan pemberian nutrisi 3. Tahapan pemberian nutrisi pada bayi

Golden Age Period

4. Penyebab kekurangan gizi

(44)

C. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Baik Cukup Kurang Nutrisi Anak Golden Age Periode Pengetahuan ibu hamil

(45)
(46)

32

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Menurut Susetyo (2012), penelitian deskriptif hanya mereduksi, menguraikan atau memberikan keterangan suatu data, fenomena atau keadaan ke dalam beberapa besaran untuk disajikan secara bermakna dan mudah dimengerti. Penelitian

kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk

angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2013.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret dan 15 April 2014.

(47)

33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok, masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik (Silalahi, 2012). Rata – rata kunjungan ANC ibu hamil primigravida trimester II di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada bulan Oktober 2013 sampai bulan Januari 2014 yaitu 37 orang. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu primigravida trimester II yang melakukan kunjungan ANC pada tanggal 15 Maret 2014 dan 15 April 2014 di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali yaitu ada 34 orang. 2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi (Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100, maka dapat diambil 10 – 15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida Trimester II di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada saat penelitian berlangsung berjumlah 34 sampel. 3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini teknik sampling dengan menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel

(48)

(Sugiyono, 2010). Jumlah sampling yang dilakukan pada penelitian ini ada 34 responden.

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Nama Variabel

Pengertian Indikator Alat Ukur Skala Pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi anak golden age periode Kemampuan Ibu hamil menjawab dengan benar kuesioner tentang asupan nutrisi anak golden age

periode

1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal

(49)

35

yang di ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Kuesioner diambil dari sumber teori tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode. Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif (favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah, pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan dengan skor 1 untuk jawaban salah, jumlah pernyataan ada 35 pernyataaan.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Pernyataan Penelitian

Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable Tingkat pengetahuan Ibu primigravida trimester II tentang tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode 1. Pengertian nutrisi 1,2,4 3 4 2. Tujuan pemberian nutrisi 5,6,8,9 7, 5 3. Tahapan pemberian pada bayi golden age periode 11,13,14,16, 17,18,19,21, 22,23,26,27, 29 12,15,20,24, 30 18 4. Penyebab kekurangan gizi 31,32,33,34 35 5 Jumlah 32

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data. Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di RB Barokah Juwangi Boyolali pada tanggal 16 Januari 2014 dengan 30 responden, dengan hasil 32 pernyataan valid dan 3 pernyataan tidak valid.

(50)

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus

product moment. Menurut Hidayat (2011), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 0,05, begitu pula sebaliknya jika nilai rhitung < rtabel berarti tidak valid. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 3 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 25 dan nomor 28, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid tidak digunakan dalam kuesioner penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

( )

X }{N Y -

( )

Y } X { Y X. -XY . N 2 2 2 2 Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ = N rxy

(51)

37

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

      Σ     − = t b k k r 2 2 11 1 1

σ

σ

Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Setelah dilakukan uji reliabilitas dari 32 pernyataan valid didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,913 > 0,60, sehingga instrument dikatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

(52)

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner oleh ibu primigravida trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age

periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali yang berjumlah 34

responden. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data berdasarkan buku registrasi kunjungan ANC di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada tahun 2014, yaitu ada 38 primigravida trimester II yang melakukan kunjungan ANC pada bulan Januari 2014 dan Februari 2014.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010) adalah:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab

(53)

39

dengan lengkap. Pada saat Editing tidak ada kuesioner yang kurang lengkap.

b. Coding

Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Setelah editing selesai, kegiatan selanjutnya ialah memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan selanjutnya ialah menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam table atau disebut tabulating.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Setelah tabulasi data selesai, kegiatan selanjutnya memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau soffware komputer.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).

(54)

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Penelitian ini hanya mendeskirpsikan pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age

periode.

Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n x

Keterangan : X : rata-rata ( mean )

x

: Jumlah seluruh jawaban responden n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya.

(55)

41 Rumus : SD = 1 ) ( 2 2 − −

n n xi xi Keterangan: x : nilai responden n : jumlah responden

Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan Ibu hamil tentang asupan nutrisi anak golden age periode digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu:

fi Persentase = ––– x 100% n fi = Frekuensi n = total kasus I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

(56)

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.

(57)

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali dipimpin oleh Ibu Sumarni, Amd. Keb dengan dibantu 1 Dokter dan 9 bidan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali antara lain meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), cek darah dan penyakit umum. Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali melayani selama 24 jam.

Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai terdiri dari Kelas 1 terdapat 2 kamar dengan masing-masing 1 tempat tidur, Kelas 2 terdiri dari 4 kamar masing-masing-masing-masing 2 tempat tidur, kelas 3 terdiri dari 2 kamar masing-masing 2 tempat tidur, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar mandi untuk pasien. Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali menerapkan ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat gabung (rooming in) dan buka 24 jam. Selain itu Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali juga melayani sakit umum, medikasi atau jahit luka, gangguan reproduksi dan USG (Ultra Sonografi).

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin

(58)

Medika Juwangi Boyolali tahun 2014 dengan jumlah responden sebanyak 34 orang.

1. Hasil perhitungan

Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age

periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014 pada

kategori baik, cukup dan kurang.

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS

Variabel N Min Max Mean Std. Deviation

pengetahuan primigravida

Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age

periode di Rumah

Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014

34 11,00 29.00 22,7 5,2

Sumber : data primer, April 2014

Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 22,7 dan nilai standar deviasi sebesar 5,2.

2. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan hasil perhitungan mean dan standar deviasi digunakan untuk perhitungan tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014 yaitu :

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD (x) > 22,7+ 1 x 5,2

(59)

45

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 27,9 Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ + 1 SD

22,7 – 1 x 5,2 ≤ x ≤ 22,7+ 1 x 5,2 (x) 17,5 ≤ x ≤ 27,9

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 17,5 ≤ x ≤ 27,9 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD

(x) < 22,7 – 1 x 5,2 (x) < 17,5

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 17,5

Hasil penelitian tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Primigravida Trimester II tentang asupan

nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali tahun 2014

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%) 1 2 3 Baik Cukup Kurang 6 23 5 17,6 67,6 14,8 Total 34 100

Sumber : data primer, Mei 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (17,6%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 23 responden (67,6%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,8%), sehingga mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup.

(60)

Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode

Boyolali tahun 2014 dapat digambarkan pada diagram pie di bawah ini, sebagai berikut:

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden menunjukkan hasil bahwa

responden (17,6%),

responden (67,6%), tingkat p

(14,8%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada

di Rumah Bersalin

Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang hampir 90 % Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi

golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi

tahun 2014 dapat digambarkan pada diagram pie di bawah ini, sebagai berikut:

Gambar 4.1

Diagram Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden menunjukkan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik sebanyak 6 responden (17,6%), tingkat pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 23 responden (67,6%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,8%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi Boyolali pada tingkat pengetahuan c Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang hampir 90 %

Cukup 67,6% Kurang

14,8%

Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi anak pada golden age

periode di Rumah Bersalin Medika Juwangi

Boyolali

Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II tentang asupan nutrisi Medika Juwangi tahun 2014 dapat digambarkan pada diagram pie di bawah ini,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 34 responden responden dengan pengetahuan baik sebanyak 6

pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak 23 engetahuan kurang sebanyak 5 responden (14,8%). Berdasarkan hasil tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan

golden age periode

pada tingkat pengetahuan cukup. Hal ini bisa dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang hampir 90 %

Baik 17,6%

Tingkat pengetahuan primigravida Trimester II

golden age

(61)

47

berpendidikan SMP, usia, dan pengalaman yang kurang. Responden yang tingkat pengetahuannya baik hal ini dipengaruhi oleh pendidikan responden yang sudah sampai jenjang SLTA sederajat, sedangkan responden yang tingkat pengetahuannya kurang, dipengaruhi oleh faktor pendidikan, usia yang masih belia, dan pengalaman yang kurang.

Menurut Nashrulloh (2009), pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.

Berdasarkan analisa kuesioner mayoritas responden kurang tepat pada pernyataan tahapan pemberian nutrisi pada bayi golden age periode. Menurut

Riyadi dan Ratnaningsih (2012), makanan paling bagus pada usia ini adalah ASI. Maka berikanlah ASI pada bayi sedini mungkin. Waktu dan lama menyusui disesuaikan kondisi serta kebutuhan bayi. Sedangkan menurut Sutomo (2013), sejalan dengan bertambahnya usia bayi, maka kebutuhan nutrisinya juga bertambah. Gizi untuk bayi tidak akan mencukupi lagi dengan ASI, sehingga diperlukan makanan pendamping ASI (MPASI).

Gambar

Tabel 2.1 Jenis dan Frekuensi bayi usia 0 – 2 tahun  Umur   Jenis dan Frekuensi
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian  Baik  Cukup  Kurang Nutrisi Anak Golden Age Periode Pengetahuan ibu hamil
Tabel 3.1   Definisi Operasional  Nama
+2

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dari faktor penyebab orangtua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur tidak melapor kepada Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di Badan Narkotika Nasional (BNN)

Menurut Susanto (2013: 186) pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit buah manggis memiliki kandungan total fenolik dan aktivitas antioksidan yang besar, dengan

Hubungan nilai keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Kota Jambi. No

Ini akan sembuh tanpa pengobatan (Romauli, 2011).. Jelaskan tentang tanda persalinan. Rasional : informasi yang diberikan tentang tanda persalinan membantu ibu untuk

Menurut hasil penelitian dari Fitrianasari (2008) dalam Wulandari (2014), menunjukan bahwa rasio profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik FGD efektif digunakan dalam proses penyuluhan peternakan, teknik FGD berdampak positif dan memiliki hubungan yang signifikan

Tetapi konflik akan muncul saat keseimbangan itu diusik, saat tidak jelas siapa mendominasi siapa, saat mayoritas mulai memaksakan keyakinan yang mereka yakini ke