• Tidak ada hasil yang ditemukan

TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN BERBASIS SMS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

63

TELEMETRI ARAH MATA ANGIN DAN KECEPATAN ANGIN

BERBASIS SMS

1.

Imam Tazi, 1.

Dosen Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang

Abstrak

Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang bertujuan untuk dapat berkomunikasi. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short Message Service). Saat ini dibutuhkan alat yang dapat membaca dengan cepat dan mudah serta menghasilkan data akurat. Maka dalam penelitian ini dibuat alat yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin yang menggunakan sensor optocoupler, dengan menggunakan HP (Handphone) dan PC (Perconal Computer) sebagai alat komunikasi pembacaannya sehingga datanya dapat ditampilkan langsung di PC dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi SMS pada telepon genggam.

Untuk mengetahui seberapa besar akurasi alat pengukur arah dan kecepatan angin dengan memanfaatkan fasilitas SMS (Short Message Service) pada HP (Handphone) yang diharapkan bisa bermanfaat untuk menginformasikan arah dan kecepatan angin sejak dini melalui SMS. Hasil analisis data pengujian sensor didapatkan hubungan yang linier antara alat pengukur kecepatan angin dengan kecepatan angin anemometer dan hasil data dari pengujian dengan menggunakan alat ini dan menggunakan anemometer sebagai kalibrator menunjukkan bahwa prosentase kesalahan relatif rata-rata terhadap Anemometer ( KRan ) sebesar 3, 42 %.

Kata Kunci: Telemetri, Angin, SMS (Short Message Service), Optocoupler . 1. LATAR BELAKANG

Cuaca sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Salah satunya yang dapat kita lihat adalah kehidupan para nelayan di daerah pantai yang mana mereka sangat tergantung pada cuaca untuk melakukan kegiatan mereka. Selain kehidupan para nelayan tersebut, masih terdapat bidang-bidang kehidupan lain seperti bidang penerbangan, meteorologi, pengawasan cuaca, dan pertanian. Cuaca yang akan terjadi selain tergantung pada intensitas dan durasi harian dari energi radian matahari yang diterima di atmosfer di atas permukaan daerah, juga dipengaruhi oleh faktor arah dan kecepatan angin, dimana angin berfungsi sebagai penyebar suhu secara mendatar.

Kondisi pengontrolan pengukuran arah dan kecepatan angin pada kehidupan masyarakat saat ini khususnya di BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) masih tergolong konvensional (berdasarkan kondisi) yaitu hanya menggunakan prinsip pengontrolan jarak dekat (manual) atau bisa dikatakan prinsip pengontrolan yang belum mampu dilakukan dalam jarak jauh. Hal ini merupakan alasan utama untuk membuat sebuah alat pengendali pengukuran arah dan kecepatan angin yang prinsip pengontrolannya bisa dilakukan dari jarak jauh dengan harapan dapat memudahkan dan mempercepat dalam memberikan informasi tentang kekuatan arah dan kecepatan angin. BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) dan Departemen

(2)

64

Perhubungan bagian penerbangan mempunyai kendala waktu dan jarak dalam hal mengontrol atau mengendalikan pengukuran arah dan kecepatan angin di lapangan. Sehingga membutuhkan sistem pengukuran kecepatan angin seperti ini.

Melihat permasalahan di atas dan perkembangan teknologi elektronika pada saat ini, banyak dibuat alat yang dapat membantu kegiatan manusia. Begitu pula untuk mengetahui berapa besarnya arah dan kecepatan angin, maka dapat diketahui dengan teknologi elektronika yang ada, bisa dengan sistem analog atau digital. Sedangkan peralatan yang menggunakan sistem analog mempunyai banyak kelemahan antara lain : data yang dihasilkan berupa skala, kemungkinan besar banyak terjadi kesalahan dalam pembacaan sehingga tidak dapat dibaca dengan tepat dan mudah. Hal ini dapat mengurangi keakuratan atau ketelitian data yang dihasilkan.

Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu hasil teknologi yang bertujuan untuk dapat berkomunikasi dimanapun dan kapanpun juga. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, ponsel tidak hanya mengirimkan data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut SMS (Short Message Service). Saat ini dibutuhkan alat pengukur arah mata angin dan kecepatan angin melalui SMS yang dapat membaca dengan cepat dan mudah serta menghasilkan data akurat. Maka dibuatlah alat yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin yang menggunakan komputer dan printer port yang datanya ditampilkan di komputer dan dapat dipantau dari jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi SMS pada telepon genggam.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Angin

Pada prinsipnya angin atau aliran udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Angin adalah pergerakan udara pada arah horisontal, sedangkan aliran udara adalah pergerakan udara arah vertikal. Angin diberi nama berdasarkan dari mana arah angin itu bertiup.

Udara yang bergerak dekat permukaan bumi yang tidak tetap kecepatan dan arahnya dinamai turbulensi. Terjadinya turbulensi disebabkan oleh gesekan udara dengan permukaan. Gesekan ini sangat dipengaruhi oleh kekasaran permukaan, lebih kasar permukaan bumi lebih besar pula turbulensi. Turbulensi kecil terjadi pada permukaan laut oleh karena kecilnya gesekan.

Ada beberapa jenis angin yang diketahui antara lain sebagai berikut: a. Angin Laut dan Angin Darat

Angin laut dan angin darat terjadi dari perbedaan sifat thermal daratan dan lautan. Dikarenakan kecilnya daya hantar dan panas jenis dari permukan daratan, maka terjadi perbedaan suhu di darat dan di atas lautan. Akibatnya di daratan pada siang hari lebih panas dan pada malam hari lebih dingin. Pada siang hari udara di daratan mengembang dan naik karena mempunyai berat jenis yang kecil. Akibatnya tekanan udara di atas daratan menjadi lebih kecil. Sedangkan proses yang terjadi di atas lautan pada saat yang sama suhunya lebih rendah dari pada di daratan karena mempunyai kerapatan dan tekanan lebih besar, akibatnya terjadi pergerakan udara dari laut ke darat, angin ini dinamai angin laut.

b. Angin Lembah dan Angin Gunung

Di siang hari terdapat pemanasan yang lebih cepat di tepi lembah atau lereng gunung, akibatnya udara di atas lereng gunung mengembang dan naik begitu pula terjadi perbedaan suhu dan tekanan udara pada lembah dan di atas lereng gunung mengakibatkan udara akan bergerak dari lembah ke lereng gunung dan dinamai angin lembah.

(3)

65

Perbedaan pemanasan antara daratan dan lautan dalam skala besar terjadi antara benua dan samudera. Sistem yang terjadi dinamakan angin musim (monsoon).

d. Angin Pasat

Perbedaan panas yag terjadi terus-menerus antara daerah pada khatulistiwa dan daerah bertekanan tinggi pada sub tropis menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara antara kedua daerah itu. Akibatnya timbul pergerakan udara dari kedua daerah sub tropis dikedua belahan bumi mengalir ke khatulistiwa. Pergerakan udara itu kekal sepanjang tahun dan dinamakan angin pasat.

e. Angin Lokal

Angin merupakan proses cuaca yang sangat peka terhadap indra perasa manusia sehingga terdapatlah ratusan nama lokal dari angin yang sangat berkesan bagi sesuatu daerah. Pada umumnya ada dua tipe angin lokal yakni angin panas dan angin dingin. Angin panas dapat berasal dari daerah sumber panas maupun oleh karena adanya pemanasan dinamis dari udara yang turun dari daerah yang lebih tinggi.

2.2 Optocoupler

Optocoupler (disebut juga optoisolator atau isolator yang tergandeng optik)

menggabungkan LED (Light Emitting Diode) dan fotodioda dalam satu kemasan. Gambar dibawah menunjukkan salah satu contoh dari optocoupler, optocoupler mempunyai LED pada sisi masukan dan fotodioda pada sisi keluaran.

Gambar 1. Optocoupler

Tegangan sumber V1 dan tahanan seri R2 menghasilkan arus melalui LED. Sebagai gantinya,

cahaya dari LED mengenai fotodioda, dan ini menyebabkan timbulnya arus balik . I2 Dengan

menambahkan tegangan-tegangan melingkari simpal keluaran diperoleh:

Optocoupler merupakan gabungan dari sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah

fototransistor dalam satu paket. Optocoupler memiliki LED di sisi input dan transistor di sisi output. Tegangan sumber kiri (Vin) dan resistor seri memberikan sebuah arus ke LED.

Kemudian cahaya dari LED mengenai fototransistor, sehingga menimbulkan perubahan arus pada sisi kolektor, dan ini menimbulkan perubahan tegangan pada terminal kolektor-emitor. Gambar dibawah menunjukkan gambar sebuah optocoupler.

(4)

66

Gambar 2. Optocoupler dengan fototransistor 2.3. PORT Printer

Port paralel printer adalah sebuah port yang umumnya sudah disediakan oleh komputer

untuk berhubungan dengan printer. Port ini biasanya terdiri atas 3 alamat (untuk mode ECP dan EPP, port printer yang lebih lanjut, terdapat 8 alamat), yaitu Port Data, Port Status, dan Port

Kontrol. Port printer biasanya memiliki alamat standar, yaitu: Tabel 1. Port Printer dan Alamat Standarnya

Port Alamat Banyaknya Jalur

Port Data H0378 8

Port Status H0379 5

Port Kontrol H037A 4 2.4 Telepon Genggam

Telepon genggam adalah suatu jenis telepon bergerak yang menggunakan teknologi

cellular sebagai akses komunikasinya, sehingga memudahkan seseorang untuk berkomunikasi

dimanapun dan dalam kondisi apapun. Sebuah telepon genggam dapat mengirim dan menerima data suara dengan menggunakan pemancar RF (Radio Frekuensi). Dengan adanya telepon genggam, maka komunikasi lebih mudah dan lebih efisien tetapi lebih mahal. Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang mobile system, telepon genggam tidak hanya mengirim data suara tetapi juga data karakter atau biasa disebut Short Message Service (SMS). Disamping itu, pesatnya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan telepon genggam tidak hanya dapat berkomunikasi antar sesama telepon genggam, tetapi juga dapat berkomunikasi dengan komputer. Hal ini menyebabkan pengiriman data antara komputer dan telepon genggam dapat dilakukan.

2.5 PDU (Protocol Data Unit) untuk kirim SMS ke SMS Centre PDU untuk mengirim SMS terdiri dari 8 sub header, yaitu:

1. Nomer SMS center. Terdiri dari 3 sub header:

 Jumlah pasangan SMS center dalam bilangan heksa.

 Nasional/Internasional kode (81 kode Nasional, 91 kode Internasional).

 No SMS centre sendiri dalam pasangan heksa dibolak balik, jika ada bilangan heksa yang tidak memiliki pasangan maka dipasangkan dengan huruf F didepannya. 2. Tipe SMS

Untuk SEND tipe SMS=, jadi bilangan heksanya adalah 01 3. Nomer referensi SMS

Nomer referensi iasanya diberikan secara

otomatis oleh ponsel atau gateway. 4. Nomer ponsel penerima

(5)

67

a.

b. telex

c. fax

6. Skema enkonding I/O, ada dua skema enconding, yaitu: a.

b.

7. Jangka waktu sebelum expired

8. Isi SMS, terdiri dari 3 subheader, yaitu: a.

b. Isi SMS sesuai dengan skema enconding yanhg dipakai dalam pasangan bilangan heksa. Contoh: untuk nomor SMS Center Telkomsel dapat ditulis dengan dua cara, yaitu:

Cara 1: 0811000000 diubah menjadi: a. 06, artinya 6 pasang

b. 81, artinya 1 pasang

c. 80-11-00-00-00, artinya 5 pasang

Digabung menjadi: 06818011000000 dan total 6 pasang. Cara 2: 62811000000 diubah menjadi:

a. 07, artinya 7 pasang b. 91, artinya 1 pasang

c. 26-18-01-00-00-F0, artinya 6 pasang

Digabung menjadi: 07912618010000F0 dan total 7 pasang. 3 METODE PENELITIAN

Secara umum sistem pengukuran arah dan kecepatan angin dan pendeteksi arah angin dapat digambarkan secara blok diagram sebagai berikut:

Gambar 3. Blok diagram umum system pengukur arah dan kecepatan angin

a. Optocoupler 1 bit : Untuk menghasilkan pulsa sesuai dengan putaran dari piringan pendeteksi kecepatan angin dan untuk mengetahui adanya penghalang atau tidak adanya penghalang dari piringan kecepatan angin.

b. Optocoupler 5 bit : Sensor pendeteksi arah angin terdiri dari 5 buah fotodioda yang berfungsi untuk menghasilkan data arah angin sesuai dengan pola pada piringan pendeteksi arah angin. c. Personal computer : Menerima, memproses, dan menyimpan data arah dan kecepatan angin

yang ditransferkan ke handphone.

d. Handphone 1 : Berfungsi sebagai menerima request SMS yang diterima dari pemantau komputer dan mengirim data arah dan kecepatan angin ke HP pengguna.

e. Handphone 2 : Berfungsi mengirim SMS permintaan hasil pengukuran berupa kode ke HP alat pengukur arah dan kecepatan angin dan menerima SMS data arah dan kecepatan angin dari komputer ke HP alat pengukur arah dan kecepatan angin.

(6)

68

4 CARA KERJA ALAT

Untuk mengaktifkan alat ini, telepon genggam dihidupkan terlebih dahulu supaya komputer dapat menginisialisasi data yang diterima oleh telpon genggam, disediakan sebuah saklar (switch) yang berfungsi untuk menyambung atau memutus arus (rangkaian). Light

Emitting Diode (LED) yang berfungsi sebagai cahaya infra merah akan memancarkan cahaya

yang kemudian ditangkap oleh fotodioda sebagai pendeteksi cahaya. Jika cahaya yang dipancarkan melewati lubang pada piringan maka cahaya akan diterima dan diteruskan oleh fotodioda. Namun jika cahaya terhalang maka fotodioda tidak dapat mendeteksi cahaya tersebut. Apabila baling-baling belum berputar maka pada komputer akan muncul tampilan: Arah: (Sesuai dengan arah yang ditunjuk oleh penunjuk arah sebelum terkena angin), kecepatan: 0 Km/h. Alat ini bisa diamati dengan dua cara.

Pertama dengan cara pengamatan langsung, apabila baling-baling pengukur kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan angin secara otomatis yang dapat dilihat pada komputer, sama halnya dengan penunjuk arah angin akan menunjukkan arah angin yang berhembus yang dapat dilihat pada komputer.

Kedua dengan cara pengamatan jarak jauh dengan cara mengirimkan sms pada alat tersebut yang sudah dilengkapi telepon genggam sebagai komunikasi jarak jauh, isi sms request adalah dengan mengetik paswordnya, jam dan menit contohnya (BMG 08.30) dan nomor telepon genggam harus sama dengan yang terprogram pada komputer, jika sms dan nomor telepon genggam ditulis selain itu maka alat tidak akan mengirimkan umpan balik, apabila baling-baling pengukur kecepatan angin terkena tiupan angin maka akan berputar menghitung kecepatan angin secara otomatis, kemudian hasil dari kecepatan tersebut akan dikonversi kebilangan septet sehingga dapat dibaca oleh telepon genggam, sebelum dikirim hasil akan disimpan diregister terlebih dahulu, kemudian penunjuk arah angin akan menunjukkan arah angin yang berhembus, hasil dari sensor penunjuk arah angin berupa arah angin akan menentukan pilihan PDU yang sudah diprogram di komputer terlebih dahulu sehingga mempercepat proses pengiriman. Setelah semua selesai maka data siap dikirimkan melalui sms kepada telepon genggam yang merequest.

5 Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin

Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm, dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masingmasing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masingmasing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64 = 5,625°. Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan jumlah pulsa sesuai dengan jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa.

(7)

69

Jika banyaknya pulsa dihitung dalam satuan waktu, maka dengan mengabaikan faktor gesekan pada poros didapat persarsamaan kecepatan angin sebagai berikut :

Sedangkan persamaan kecepatan linear dari angin yang diukur memenuhi persamaan:

6 PIRINGAN PENDETEKSI ARAH ANGIN

Piringan untuk pendeteksi arah angin dibuat dari bahan mika yang tembus cahaya, namun untuk bit gelap diberi tanda hitam dengan menggunakan tinta. Piringan yang digunakan untuk mendeteksi arah angin adalah sebuah piringan tipis dengan diameter piringan 9 cm dan dibagi menjadi 32 bagian, dimana masing-masingg bagian sebesar 11,25 o dan terdiri dari 5 jalur dengan pola tertentu.

Sensor yang digunakan pada piringan pendeteksi arah angin ini adalah lima buah photodioda yang disusun dalam sate garis, sehingga masing-masing sensor akan berada di tiap-tiap jalur pada pola piringan. Jika piringan berputar maka masing-masing photodioda akan mengeluarkan output yang mewakili 1 bit kode biner sesuai dengan pola yang dideteksinya. Jika photodioda mendeteksi pola terang, maka outputnya berupa tegangan dengan kondisi tinggi (1) dan jika photodioda mendeteksi pola gelap, maka outputnya berupa tegangan dengan kondisi rendah ( 0 )

Gambar 5. Piringan Pendeteksi Arah Angin 7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang telah ditentukan. Pengujian dilakukan untuk mengatahui kerja perangkat keras pada masing-masing blok rangkaian penyusun sistem, antara lain pengujian dengan menggunakan balingbaling mangkuk sebagai penggerak pengukur kecepatan angin bersamaan itu pula piringan yang tembus cahaya dapat berputar sehingga sensor

optocoupler dan photodioda mendeteksi perubahan pola gelap-terang dan piringan. Untuk

komunikasi jarak jauh memanfaatkan teknologi SMS (Short Message Service) pada telpon genggam. Telepon genggam ini digunakan sebagai menerima request dari telepon genggam

(8)

70

user dan digunaan sebagai output pada saat mengirim data arah dan kecepatan angin setelah menerima SMS request.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Arah dan Kecepatan Angin

Tabel 3. Hasil Pengujian Alat dengan Anemometer

8 PEMBAHASAN

Bagian yang diuji pada sensor arah dan kecepatan angin adalah pada tegangan output

photodioda dan optocoupler. Pengujian penunjuk arah angin disini untuk mengetahui

simpangan dan piringan penunjuk arah angin. Sensitivitas dari piringan arah angin itu adalah sebagai berikut:

Apabila sensor tepat berada di tengah-tengah sensitivitas maka akan ditampilkan arah angin sesuai dengan program. Tapi bila arah angin bergeser ke kiri atau ke kanan maka akan terjadi simpangan sebesar 11,25. Piringan untuk pendeteksi kecepatan angin dibuat dengan diameter 9 cm, dan diberi celah pada pinggirannya sebanyak 32 celah (n=32). Secara keseluruhan piringan pendeteksi kecepatan angin ini memiliki 64 buah pola yang masingmasing terdiri dari 32 buah pola terang dan 32 buah pola gelap. Lebar masingmasing pola adalah sama. Jadi besarnya sudut interval dari tiap pola adalah 360/64 = 5,6250 . Pada piringan ini dipasang satu buah optocoupler, yang mengeluarkan jumlah pulsa sesuai dengan

(9)

71

jumlah putaran piringan berlubang tersebut. Karena pada piringan terdapat 32 celah, maka dalam satu kali putaran, optocoupler akan mengeluarkan pulsa sebanyak 32 pulsa.

Adapun cara pengambilan data sensor ini adalah sebagai berikut:

Menghubungkan alat arah mata angin dan kecepatan angin dengan sumber tegangan 220 volt dari adaptor dan keluarannya menghasilkan tegangan +5 volt, kemudian menyalakan

Handphone pada alat pengukur arah mata angin dan kecepatan angin. Kemudian alat

dinyalakan, lalu meletakkan alat pada ketinggian tertentu supaya tertiup angin.

Namun dalam pengkalibrasian (perbandingan), pengujian pengukuran alat arah mata angin dan kecepatan angin terhadap anemometer ini menggunakan gaya kipas angin (fan) yang mempunyai tegangan masukan 100volt sampai 300volt dikarenakan dalam pencarian kipas (fan) tidak ada yang mempunyai ukuran tegangan tinggi yang bisa dirubah-rubah sampai lebih dari 300 volt, maka peneliti menggunakan kipas yang berukuran tegangan 100 volt sampai 300 volt. Kipas (fan) mempunyai tegangan 100 volt, 200 volt, 300 volt dan dalam setiap tegangan 100 volt yang terdiri dari 5 bit atau 2n (25 ) terdapat 32 biner data pada alat arah mata angin dan kecepatan angin berdasarkan SMS (Short Message Service) dapat menghasilkan 3 data arah mata angin (derajat) dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan papan yang digeser-geser di belakang kipas (fan) untuk menghasilkan data arah mata angin (derajat) dan data kecepatan angin yang dibandingkan terhadap anemometer. Apabila menggunakan 6 bit atau 2n (26) terdapat 64 biner data, tetapi pada alat pengukur arah mata angin dan kecepatan angin ini cukup menggunakan 5 bit atau 2n (25 ) karena sudah menghasilkan data yang teliti terhadap anemometer standar.

Hasil Durasi pada harga mutlak antara nilai alat pengukur kecepatan angin dengan anemometer standar menghasilkan data relatif yang kurang sistematis terjadi karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah kesalahan dalam mengatur papan di belakang kipas (fan). Kesalahan dalam mengatur papan atau hembusan angin di belakang kipas yang menjadi patokan nilai data kecepatan angin yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena kurang ketelitian dalam mengatur papan di belakang kipas (fan). Sehingga mempengaruhi pembacaan sensor optocoupler yang kurang stabil. Berdasarkan sensivitas 11,250 nilai percelah pada piringan arah angin dan pada nilai besarnya sudut interval dari tiap pola pada sensor

optocoupler alat pengukur kecepatan angin yang terdiri dari 1 bit adalah 360/64 = 5,6250 . Kemudian pada tegangan 200 volt juga menghasilkan 3 data arah mata angin dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda dengan menggunakan papan yang digeser-geser di belakang kipas (fan). Tegangan 300 volt terakhir menghasilkan 4 data arah mata angin dan kecepatan angin dengan nilai yang berbeda, sehingga menghasilkan nilai data arah mata angin dan kecepatan angin keseluruhan sebanyak sepuluh data. Kemudian mengirim SMS (Short Message

Service) request ke telepon genggam yang terpasang pada alat arah mata angin dan kecepatan

angin, tunggu balasan dari telepon genggam yang terpasang pada alat tersebut. Dari hasil pengukuran, pada kecepatan angin (V alat) 0,65 m/s, 0,86 m/s, 1,02 m/s, 1,22 m/s, 1,39 m/s, 1,69 m/s, 1,88 m/s, 2,23 m/s, 2,39 m/s, 2,59 m/s mempunyai nilai kedekatan yang sangat signifikan dengan pengukuran menggunakan Anemometer (V anemometer) 0,62 m/s, 0,82 m/s, 0,99 m/s, 1,18 m/s, 1,38 m/s, 1,62 m/s, 1,82 m/s, 2,11 m/s, 2,34 m/s, 2,54 m/s. Dengan demikian sensor dapat bekerja dengan baik karena terlihat dari garis lurus linier yang dibentuk. 9 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Telemetri Arah Mata Angin dan Kecepatan Angin Berbasis SMS (Short Message Service) yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

(10)

72

1. Sistem yang dibuat ini dapat bekerja dengan baik. Sensor optocoupler dan photodiode dapat menerima sinyal dari efek putaran baling-baling, sehingga mampu menghasilkan nilai arah dan kecepatan angin pada komputer dan HP.

2. Alat ini mampu mengukur arah dan kecepatan angin dengan nilai minimal untuk arah angin 00 -11,250 dan nilai maksimum 3150 -3600 , sedangkan untuk kecepatan angin dengan nilai minimal 0,65 m/s dan nilai maksimal 2,59 m/s dan memiliki Kesalahan Relatif Rata-rata terhadap Anemometer ( KR ) sebesar 3,42%

10. DAFTAR PUSTAKA

ETSI, 1996, Technical Realization of the Short Message Service (SMS) Pont-to-Pont (PP)

(GSM 03.40).>(Didownload 12 Juni 2008).

Green, DC, 1995. Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi

Hogenboom. 1992. Data Sheet Book 4 Peripheral Chips. Jakarta: PT. Elexmedia Komputindo. Hartono, J., 1999. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Ismail, A. A. F., 2000. Tafsir Ibnu Kasir. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kartasapoetra, Ance G., 2004, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Kang, Bustam, 2003, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS. Jakarta: PT Elex Media Computindo.

Lakitan, Benyamin, 1994, Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo. Malvino, Barmawi., 1984. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Erlangga.

Manan, M., dkk., 1986. Alat Pengukuran Cuaca di Stasiun Klimatologi. Bogor: IPB Bogor. Petruzella, Frank D., 1996. Elektronik Industri. Yogyakarta: Andi.

Solihat I., 2008. Port Paralel. Bandung: Universitas Islam Bandung.

Sanggala, E., Aplikasi SMS Dengan VB dan Mobile FBUS 1.5 ActiveX Control. Bandung: Universitas Pasundan Bandung.

Wardhana, L., 2006. Mikrokontroler AVR Seri ATMMega8535. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Zakaria, T.M., 2006. Aplikasi SMS Untuk Berbagai Keperluan. Bandung: Informatika

Gambar

Gambar 1. Optocoupler
Gambar 2. Optocoupler dengan fototransistor  2.3. PORT Printer
Gambar 3. Blok diagram umum system pengukur arah dan kecepatan angin
Gambar 4. Piringan Pendeteksi Kecepatan Angin
+3

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang akan diterapkan ini akan membuat guru lebih mudah untuk menerangkan dengan bantuan cerita-cerita dengan menggunakan grammar tertentu dan akan membuat siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu struktur kalimat dan tipe-tipe sentence fragments atau kalimat tidak lengkap yang ada di abstrak skipsi kualitatif yang dibuat

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sandang 1,33 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,79

Di mana dalam penelitian ini dicoba untuk mempelajari pemanfaatan abu dari limbah kertas dan limbah sekam padi yang digunakan sebagai powder pada campuran beton

Latar belakang kota Cirebon menjadikan bangunan Makam Sunan Gunung Jati memiliki sentuhan budaya Cina.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi

eniviroment and appear to function as a next step following a rousal that alerts WKH SHUVRQ WR WKH RFFXUUHQFH RI RQ HYHQW (PRWLRQDO HQHUJL]HWKH LQGLYLGXDO¶V attempts to