• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Inflasi Kota Kendari bulan Maret tahun 2016, tercatat sebesar 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 120,18. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, lima puluh delapan kota tercatat inflasi dan dua puluh empat kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Bukittinggi (Provinsi Sumatera Barat) 1,18 persen dan inflasi terendah tercatat di Kota Yogyakarta, Malang, Tangerang dan Singkawang 0,02 persen. Sementara itu deflasi terbesar tercatat di Kota Tanjung Pandan (Provinsi Lampung) 1,22 persen.

 Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sandang 1,33 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,79 persen; kesehatan 0,38 persen; bahan makanan 0,21; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen. Sementara kelompok yang tercatat negatif yaitu transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,15 persen.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah sawi hijau; jantung pisang; emas perhiasan; layang/benggol; terong panjang; upah pembantu rumahtangga; cakalang/sisik; cumi-cumi; celana panjang jeans serta sewa rumah.

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah telur ayam ras; tarip listrik; daging ayam ras; angkutan udara; rambe; telepon seluler; kentang; tomat buah; ketimun serta tomat sayur.

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, enam kota tercatat inflasi dan lima kota tercatat deflasi. Inflasi tertingi tercatat di Kota Palu (Provinsi Sulawesi Tengah) 0,38 persen dengan IHK 124,42 dan inflasi terendah tercatat di Kota Watampone (Provinsi Sulawesi Selatan) 0,04 persen dengan IHK 118,27  Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-Maret) 2016 tercatat 1,80 persen dan tingkat

inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) 4,82 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari-Maret) 2015 -1,30 persen dan laju inflasi year on year (Maret 2015 terhadap Maret 2014) tercatat sebesar 6,81 persen.

 Inflasi Nasional Maret 2016 tercatat 0,19 persen, laju inflasi (Januari – Maret 2016) tercatat 0,62 dan laju inflasi year on year (Maret 2016 terhadap Maret 2015) tercatat 4,45 persen.

No. 01/4/Th. XIX, 1 April 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada Maret 2016 tercatat inflasi sebesar 0,23 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,90 pada Februari 2016 menjadi 120,18 pada Maret 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Maret) 2016 1,80 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) sebesar 4,82 persen.

Inflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok sandang 1,33 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,79 perse; kesehatan 0,38 persen; bahan makanan 0,21 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,07 persen; serta pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen. Sementara kelompok yang tercatat deflasi yaitu transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,15 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2016 antara lain:sawi hijau; kemeja pendek katun; cabai merah; jantung pisang; nangka muda; celana dalam wanita; celana panjang jeans; bawang putih; celana pendek laki-laki serta terong panjang.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah kentang; ketimun; pepaya muda; wortel; daun kelor; jeruk nipis/limau; kol putih/kubis; daging ayam ras; telur ayam ras serta jeruk

.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Maret 2016, yaitu: kelompok sandang 0,092 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,080 persen, kelompok bahan makanan 0,053 persen; kelompok kesehatan 0,017 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,016 persen. Sedangkan yang memberikan sumbangan negatif yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,030 persen, sedang kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil inflasi maupun deflasi.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari Maret 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan Maret 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) Maret 2015 Desember 2015 Maret 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 114,65 118,06 120,18 0,23 1,80 4,82 1 Bahan Makanan 112,75 121,01 127,35 0,21 5,24 12,95

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 113,31 119,95 123,44 0,79 2,91 8,94

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 121,22 122,93 123,02 0,07 0,07 1,48

4 Sandang 99,55 98,16 100,83 1,33 2,72 1,29

5 Kesehatan 111,71 113,66 117,10 0,38 3,03 4,82

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 103,52 105,92 106,92 0,01 0,94 3,28

7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 120,17 121,39 120,58 -0,15 -0,67 0,34

1) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Maret 2016 terhadap IHK bulan Maret 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), Maret 2015 – Maret 2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – Maret 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%) Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Maret 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desemberi 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Februari 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari

Februari 2016 dan Maret 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%) Februari Maret (1) (2) (3) U M U M 0,07 0,23 1. Bahan Makanan -0,31 0,05

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,10 0,08

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -0,05 0,02

4. Sandang 0,10 0,09

5. Kesehatan 0,11 0,02

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,06 0,00

(5)

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) Maret 2016 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Maret 2016 tercatat inflasi 0,21 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,08 pada Februari 2016 menjadi 127,35 pada Maret 2016.

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat enam subkelompok diantaranya inflasi dan lima subkelompok tercatat deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 2,84; sayur-sayuran 1,89; ikan segar 0,95; kacang-kacangan 0,53; padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,31 serta bahan makanan lainnya 0,07. Sedangkan subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 3,71; buah-buahan 3,36; telur, susu dan hasil-hasil-hasilnya 3,00 serta lemak dan minyak 0,05.

Kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: sawi hijau 0,065 persen; jantung pisang 0,052 persen; layang/benggol 0,031 persen; terong panjang 0,030; serta cakalang/sisik dan cumi-cumi masing-masing 0,025 persen.

(6)

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada Maret 2016 tercatat inflasi 0,79 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,47 pada Februari 2016 menjadi 123,44 pada Maret 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Maret 2016 yaitu, subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,36 persen; minuman yang tidak beralkohol 0,75 persen serta makanan jadi 0,52 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu rokok putih 0,020 persen; donat 0,013 persen serta rokok kretek filter 0,012 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Maret 2016 mencatat inflasi sebesar 0,07 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 122,94 pada Februari 2016 menjadi 123,02 pada Maret 2016.

Dari empat subkelompok, tercatat tiga subkelompok inflasi dan satu subkelompok deflasi. Subkelompok yang tercatat inflasi masing-masing, subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 1,38 persen; subkelompok biaya tempat tinggal 0,32 persen serta perlengkapan rumahtangga 0,05 persen. Sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air tercatat deflasi 0,74 persen.

Pada Maret 2016 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu: upah pembantu rumahtangga 0,026 persen; sewa rumah 0,024 persen serta kayu balokan 0,017 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Maret 2016 tercatat inflasi sebesar 1,33 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 99,51 pada Februari 2016 menjadi 100,83 pada Maret 2016.

Semua subkelompok tercatat inflasi pada Maret 2016 yaitu, subkelompok sandang laki-laki 2,27 persen; barang pribadi dan sandang lainnya 2,05 persen; sandang wanita 1,01 persen serta sandang anak-anak 0,01 persen.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu emas perhiasan 0,035 persen; celana panjang jeans 0,024 persen; kemeja pendek katun dan blus masing-masing 0,008 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Maret 2016 tercatat inflasi 0,38 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 116,66 Februari 2016 menjadi 117,10 pada Maret 2016.

Dua subkelompok yang tercatat inflasi pada Maret 2016 yaitu subkelompok obat-obatan 0,85 persen serta perawatan jasmani dan kosmetik 0,44 persen. Sementara subkelompok jasa kesehatan dan jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

(7)

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu obat dengan resep dan bedak masing-masing 0,005 persen; deodorant 0,004 persen serta pasta gigi 0,003 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada Maret 2016 tercatat inflasi 0,01 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 106,91 pada Februari 2016 menjadi 106,92 pada Maret 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada Maret 2016, yaitu subkelompok rekreasi 0,02 persen. Sedang subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan tercatat deflasi 0,01 persen. Sementara subkelompok pendidikan, kursus-kursus/pelatihan serta olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada Maret 2016 secara keseluruhan tidak memberikan sumbangan/andil inflasi maupun deflasi.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada Maret 2016 tercatat deflasi 0,15 persen atau terjadi penurunan indeks dari 120,76 pada Februari 2016 menjadi 120,58 pada Maret 2016.

Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok komunikasi dan pengiriman 0,45 persen serta transpor 0,06 persen. Sementara subkelompok sarana dan penunjang transpor serta jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Maret 2016 memberikan sumbangan deflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil negatif adalah angkutan udara dan telepon seluler masing-masing 0,027 persen dan 0,021 persen, serta bensin 0,004 persen.

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan Maret 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 120,18 0,23

I BAHAN MAKANAN 127,35 0,21

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 130,58 0,31

Daging dan Hasil-hasilnya 114,38 -3,71

Ikan Segar 125,97 0,95

Ikan Diawetkan 137,91 -1,83

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 125,90 -3,00

Sayur-sayuran 136,16 1,89

Kacang – kacangan 111,80 0,53

Buah – buahan 107,42 -3,36

Bumbu – bumbuan 142,02 2,84

Lemak dan Minyak 116,30 -0,05

Bahan Makanan Lainnya 118,32 0,07

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 123,44 0,79

Makanan Jadi 123,19 0,52

Minuman yang Tidak Beralkohol 115,24 0,75

Tembakau dan Minuman Beralkohol 131,63 1,36

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 123,02 0,07

Biaya Tempat Tinggal 112,95 0,32

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 159,28 -0,74

Perlengkapan Rumahtangga 108,98 0,05 Penyelenggaraan Rumahtangga 120,88 1,38 IV SANDANG 100,83 1,33 Sandang Laki-laki 94,62 2,27 Sandang Wanita 106,88 1,01 Sandang Anak-anak 111,87 0,01

Barang Pribadi dan Sandang Lain 92,25 2,05

V KESEHATAN 117,10 0,38

Jasa Kesehatan 112,49 0,00

Obat-obatan 108,67 0,85

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 124,06 0,44

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 106,92 0,01

Pendidikan 99,40 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 138,87 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103,23 -0,01

Rekreasi 110,57 0,02

Olahraga 103,61 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 120,58 -0,15

Transpor 131,46 -0,06

Komunikasi Dan Pengiriman 96,01 -0,45

Sarana dan Penunjang Transpor 117,25 0,00

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Inflasi Kota Kendari Maret 2016 tercatat 0,23 persen dan tahun kalender (Januari - Maret) 2016 tercatat 1,80 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2016 terhadap Maret 2015) tercatat 4,82 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama Maret 2015 tercatat 0,57 persen, tahun kalender (Januari – Maret) 2015 sebesar –1,30 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Maret 2015 terhadap Maret 2014 tercatat 6, 81 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. Maret -0,10 0,57 0,23

2. (Januari - Maret) tahun kalender -0,76 -1,30 1,80

3. Maret terhadap Maret (year on year)

(tahun n) (tahun n-1) 5,13 6,81 4,82

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada Maret 2016 di Kota Kendari tercatat inflasi sebesar 0,23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 120,18. Dari 82 kota IHK, lima puluh delapan kota tercatat inflasi dan dua puluh empat kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Bukittinggi 1,18 persen dengan IHK 123,05 dan inflasi terendah tercatat di Kota Yogyakarta, Malang, Tangerang dan Singkawang masing-masing 0,02 persen dengan IHK 121,00; 123,69; 131,06 dan 122,89 . Sementara deflasi terbesar tercatat di Kota Tanjung Pandan 1,22 persen dengan IHK 127,63.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK diwilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Maret 2016, 18 kota tercatat inflasi dan 5 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Bukittinggi 1,18 persen dengan IHK 123,05 dan inflasi terendah tercatat di Kota Bengkulu 0,04 persen dengan IHK 129,19. Sedangkan deflasi terbesar tercatat di Kota Tanjung Pandan 1,22 persen dengan IHK 127,63 (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A Maret IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Bukittinggi 123,05 1,18 2. Medan 127,42 0,88 3. Sibolga 126,56 0,75 4. Pematang Siantar 127,04 0,66 5. Lubuklinggau 121,28 0,58 6. Padang 128,91 0,55 7. Padangsidimpsan 121,51 0,54 8. Pekanbaru 123,16 0,54 9. Bandar Lampung 124,20 0,49 10. Tanjung Pinang 124,20 0,29 11. Tembilahan 127,48 0,27 12. Jambi 122,79 0,26 13. Pangkal Pinang 125,74 0,26 14. Batam 122,93 0,26 15. Dumai 124,23 0,23 16. Palembang 121,05 0,22 17. Metro 131,84 0,13 18. Bengkulu 129,19 0,04 19. Meulaboh 122,18 -0,07 20. Lhoksesmawe 118,26 -0,19 21. Banda Aceh 116,73 -0,26 22. Bungo 121,38 -0,31 23. Tanjung Pandan 127,63 -1,22 NASIONAL 123,75 0,19

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Maret 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa 23 kota tercatat inflasi dan 3 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Purwokerto 0,55 persen dengan IHK 121,31 dan terendah tercatat di Kota Yogyakarta, Malang dan Tangerang 0,02 persen dengan masing-masing IHK 121,00; 123,69 dan131,06 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A Maret IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Purwokerto 121,31 0,55 2. Kudus 129,16 0,51 3. Surakarta 120,82 0,42 4. Semarang 122,35 0,39 5. Cilegon 126,94 0,38 6. Depok 121,94 0,35 7. Tegal 120,13 0,32 8. Serang 130,13 0,29 9. Bogor 122,98 0,20 10. Bandung 122,42 0,20 11. Dki Jakarta 123,75 0,15 12. Bekasi 120,68 0,15 13. Tasikmalaya 122,01 0,13 14. Cilacap 125,32 0,11 15. Kediri 121,27 0,09 16. Madiun 120,77 0,08 17. Jember 120,99 0,07 18. Surabaya 122,67 0,06 19. Cirebon 119,28 0,05 20. Banyuwangi 121,19 0,03 21. Yogyakarta 121,00 0,02 22. Malang 123,69 0,02 23. Tangerang 131,06 0,02 24. Probolinggo 121,54 -0,08 25. Sukabumi 122,62 -0,16 26. Sumenep 120,80 -0,27 NASIONAL 123,75 0,19

(12)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada Maret 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat 12 kota inflasi dan 10 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Tual 0,82 persen dengan IHK 135,79 dan terendah tercatat di Kota Singkawang 0,02 persen dengan IHK 122,89 (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A Maret IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Tual 135,79 0,82 2. Singaraja 131,22 0,81 3. Samarinda 126,54 0,44 4. Jayapura 125,08 0,30 5. Ternate 127,64 0,28 6. Tanjung 124,37 0,17 7. Banjarmasin 122,79 0,14 8. Manokwari 116,09 0,13 9. Tarakan 132,39 0,09 10. Denpasar 120,32 0,06 11. Singkawang 122,89 0,02 12. Palangkaraya 120,69 -0,04 13. Balikpapan 126,67 -0,04 14. Mataram 122,43 -0,05 15. Pontianak 130,56 -0,08 16. Bima 127,14 -0,14 17. Sorong 124,52 -0,14 18. Sampit 123,84 -0,34 19. Ambon 121,97 -0,36 20. Merauke 128,07 -0,41 21. Kupang 125,64 -0,76 22. Maumere 117,50 -0,77 NASIONAL 123,75 0,19

(13)

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada Maret 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi 6 kota tercatat inflasi dan 5 kota tercatat deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Kota Palu 0,38 persen dengan IHK 124,42 dan terendah di Kota Watampone 0,04 persen dengan IHK 118. Sedangkan deflasi terbesar tercatat di Kota Pare-Pare 0,90 persen dengan IHK 119,77 (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi Maret 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) Maret IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Palu 124,42 0,38 2. Palopo 121,60 0,25 3. Kendari 120,18 0,23 4. Makassar 124,40 0,17 5. Gorontalo 120,50 0,15 6. Watampone 118,27 0,04 7. Mamuju 122,23 -0,02 8. Manado 123,92 -0,03 9. Baubau 126,94 -0,04 10. Bulukumba 127,18 -0,31 11. Pare-Pare 119,77 -0,90 NASIONAL

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: Zalima@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Wa Zalima, S. Si

Referensi

Dokumen terkait

Luas Wilayah, Ketinggian dari Permukaan Laut dan Kedalaman Air Tanah (Sumur) Dirinci Menurut Desa dalam Wilayah Kecamatan Patani Utara,

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian lebih lanjut adalah analisis deskriptif tentang konsep – konsep model RIDEE (Reading, Identify, Define,

Berkaitan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Soekarno, maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini ialah melihat hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno

Pabrik Kediri: Produksi makanan olahan (Nata de coco, jelly, ice bon-bon, lidah buaya, bekicot kaleng, bekicot beku, jagung manis, dan jagung muda).. 17 Juni 2011 16

Berangkat dari masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi

, sebagai badan khusus yang bertugas mengadministrasi kan semua perjanjian di bidang HAKI telah membuat model mengenai perjanjian lisensi untuk negara berkembang. Di dalam

Elevasi ekstremitas bawah ini diharapkan bisa menjadi salah satu metode perawatan pasien dengan ulkus diabetik untuk mempercepat proses penyembuhan ulkus. The

Iktiyanto (2010) menyatakan bahwa Nitrogen merupakan unsur yang paling dominan diantara unsur yang diperlukan oleh tanaman tebu karena berfungsi untuk