• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 21/05/32/Th.XVIII, 2 Mei 2016

1

No. 21/05/32/Th. XVIII, 2 Mei 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

APRIL 2016 DEFLASI SEBESAR 0,37 PERSEN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

April 2016 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota

Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami penurunan indeks.

IHK dari 121,77 di Maret 2016 menjadi 121,32 di April 2016; dengan demikian terjadi

deflasi

sebesar 0,37

persen.

Laju inflasi tahun kalender “

year to date”

(Januari - April 2016) sebesar 0,24 persen dan laju inflasi dari

tahun ke tahun

“year on year”

(April 2016 terhadap April 2015) tercatat sebesar 3,17 persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami

deflasi

yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,56

persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,16 persen, dan Kelompok

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 1,45 persen. Sementara kelompok pengeluaran lain

mengalami

inflasi

yaitu Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,26 persen,

Kelompok Sandang sebesar 0,21 persen, dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,01 persen, dan Kelompok

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,00 persen.

Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat April 2016, seluruhnya mengalami

deflasi

yaitu Kota Bogor

sebesar 0,33 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,50 persen, Kota Bandung sebesar 0,17 persen, Kota

Cirebon sebesar 0,14 persen, Kota Bekasi sebesar 0,61 persen, Kota Depok sebesar 0,36 persen dan

Kota Tasikmalaya sebesar 0,32 persen.

Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan menjadi penyumbang deflasi tertinggi dengan angka

deflasi sebesar 1,45 persen. Adapun sub kelompok transport yang mengalami deflasi tertinggi untuk

kelompok pengeluaran ini yaitu sebesar 2,22 persen. Komoditi yang mengalami penurunan pada sub

kelompok transport yaitu

bensin, solar, angkutan dalam kota, tarif taksi.

.

(2)

Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan di Jawa Barat

tercatat bahwa pada April 2016 mengalami deflasi sebesar 0,37 persen atau terjadi penurunan Indeks

Harga Konsumen (IHK) dari 121,77 pada Maret 2016 menjadi 121,32 pada April 2016. Dengan

demikian laju inflasi tahun kalender “

year to date”

(Januari - April 2016) sebesar 0,24 persen dan

laju inflasi dari tahun ke tahun

“year on year”

(April 2016 terhadap April 2015) tercatat sebesar 3,17

persen.

Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan

sebesar 0,56 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,16 persen, dan

Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 1,45 persen. Sementara kelompok

pengeluaran lain mengalami inflasi yaitu Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

sebesar 0,26 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,21 persen, dan Kelompok Kesehatan sebesar 0,01

persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,00 persen.

Pada Grafik 1 di bawah ini terlihat pergerakan inflasi dari April 2015 sampai dengan April

2016.

Grafik 1

Perkembangan Inflasi Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat

Sementara pada Tabel 1 terlihat pergerakan IHK selama dua belas bulan terakhir terjadi

inflasi sebesar 3,17 persen. Selama dua belas bulan terakhir dari tujuh kelompok pengeluaran, yang

mengalami inflasi tertinggi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 9,42 persen, diikuti Kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 5,36 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 3,41

persen, Kelompok Sandang sebesar 2,00 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar

1,41 persen, dan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,78 persen.

Sementara Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan mengalami deflasi sebesar 0,83 persen.

0.18 0.59 0.79 -0.17 0.41 -0.18 0.58 0.79 0.51 0.22 -0.17 0.20 -0.37 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

Apr'15 Mei'15 Juni'15 Juli'15 Ags'15 Sep'15 Okt'15 Nov'15 Des'15 Jan'16 Feb'16 Mar'16 Apr'16

0.18 0.59 0.79 -0.17 0.41 -0.18 0.58 0.79 0.51 0.22 -0.17 0.20 -0.37 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00

Apr'15 Mei'15 Juni'1

5 Juli'1 5 Ags'1 5 Sep'15 Okt'1 5

(3)

Tabel 1

IHK dan Laju Inflasi Gabungan 7 Kota di Jawa Barat Bulan April 2016

Menurut Kelompok Pengeluaran (IHK 2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK April

2016 Inflasi April 2016*) Inflasi Tahun 2016 **) Inflasi Tahun ke Tahun ***) Andil Inflasi/Deflasi Tahun 2016**) [1] [2] [3] [4] [5] [6]

Umum

121,32

-0,37

0,24

3,17

0,24

1. Bahan Makanan

134,77

-0,56

2,22

9,42

0,46

2

2. Makanan Jadi,Minuman, Rokok &

Tembakau

122,38

0,26

1,61

5,36

0,27

3

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar

115,79

-0,16

-0,23

0,78

-0,06

4 4. Sandang

106,82

0,21

0,80

2,00

0,04

5 5. Kesehatan

115,31

0,01

0,68

3,41

0,03

6

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

113,99

0,00

0,11

1,41

0,01

7

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

124,65

-1,45

-2,81

-0,83

-0,53

Keterangan : *) Perubahan IHK April 2016 terhadap IHK Maret 2016 **) Perubahan IHK April 2016 terhadap IHK Desember 2015 ***) Perubahan IHK April 2016 terhadap IHK April 2015

Bila dilihat menurut andilnya terhadap inflasi/deflasi tahun 2016, pada Tabel 1 tampak andil

inflasi diberikan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,46 persen, Kelompok Makanan Jadi,

Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,27 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,04 persen,

Kelompok Kesehatan sebesar 0,03 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar

0,01 persen. Sementara yang memberikan andil deflasi yaitu Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas

& Bahan Bakar sebesar 0,06 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar

0,53 persen.

Perbandingan besarnya inflasi Januari - April dalam kurun waktu tahun 2012 sampai 2016

terlihat pada Tabel 2. Inflasi gabungan Januari - April di Jawa Barat tertinggi terjadi pada tahun 2013

sebesar 2,52 persen, dan terendah pada tahun 2015 deflasi sebesar 0,19 persen.

Tabel 2

Inflasi Januari - April Gabungan 7 Kota Jawa Barat

Tahun 2012 – 2016

Tahun Inflasi Januari - April

[1] [2] 2012 0,91 2013 2,52 2014 1,29 2015 -0,19 2016 0,24

(4)

BAWANG PUTIH TOMAT BUAH DAUN BAWANG JENGKOL MINYAK GORENG BAYAM BENSIN TARIF LISTRIK KENTANG SOLAR TELUR AYAM RAS CABE RAWIT ANGKUTAN DALAM KOTA

KANGKUNG MELON

JERUK

TOMAT SAYUR BERAS

DAGING AYAM RAS

CABE MERAH

SERVIS KENDARAAN

BAWANG MERAH

-0.30 -0.25 -0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20

Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama April 2016 tercatat beberapa komoditas

mengalami kenaikan/penurunan harga dan memberikan andil inflasi/deflasi cukup siginifikan.

Komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain

bensin,

cabe merah, beras, daging ayam ras, tarif listrik, kentang, solar, telur ayam ras, cabe rawit.

Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara

lain

tomat sayur, bawang merah, bawang putih, jeruk, tomat buah, daun bawang, jengkol, minyak

goreng.

Grafik 2

Andil Inflasi/Deflasi Barang & Jasa April 2016 (persen)

Besarnya andil inflasi/deflasi per kelompok pengeluaran pada April 2016 terlihat pada

Grafik 3. Andil deflasi diberikan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,12 persen, Kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,04 persen, dan Kelompok Transpor,

Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,27 persen. Sementara andil inflasi diberikan oleh Kelompok

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar sebesar 0,04 persen, dan Kelompok Sandang

(5)

sebesar 0,01 persen. Untuk Kelompok Kesehatan dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

memberikan andil inflasi/deflasi sangat kecil.

Inflasi Gabungan April 2016 di Jawa Barat berdasarkan kelompok pengeluaran dan jenis

komoditas yang memberikan andil inflasi atau deflasi dapat diuraikan sebagai berikut :

1.

Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan mengalami penurunan IHK dari 135,53 pada Maret 2016 menjadi

134,77 pada April 2016 atau terjadi deflasi sebesar 0,56 persen. Deflasi pada kelompok ini dipicu oleh

penurunan harga-harga komoditi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 1,48

persen, sub kelompok daging & hasilnya sebesar 2,15 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 0,40

persen, sub kelompok telur, susu & hasil-hasilnya sebesar 1,57 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan

sebesar 3,73 persen. Sementara sub kelompok lain mengalami inflasi yaitu sub kelompok ikan diawetkan

sebesar 0,36 persen, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,59 persen, sub kelompok kacang-kacangan

sebesar 0,14 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 2,46 persen, sub kelompok lemak & minyak

sebesar 1,18 persen, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 1,19 persen.

Andil deflasi gabungan Jawa Barat untuk Kelompok Bahan Makanan pada April 2016 sebesar

0,12 persen. Adapun komoditas pada Kelompok Bahan Makanan yang mengalami penurunan harga

diantaranya

cabe merah, beras, daging ayam ras, kentang, telur ayam ras, cabe rawit, kangkung, melon,

kacang panjang, udang basah.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,26 persen.

Inflasi tersebut dikarenakan IHK naik dari 122,06 pada Maret 2016 menjadi 122,38 pada April 2016. Dari

tiga sub kelompok yang ada, seluruhnya mengalami inflasi yaitu sub kelompok makanan jadi sebesar 0,14

persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,40 persen, dan sub kelompok tembakau

dan minuman beralkohol sebesar 0,46 persen.

-0.37 0.04 -0.04 0.01 0.00 0.00 -0.27 -0.12 UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Grafik 3

(6)

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau menyumbang andil inflasi sebesar 0,04

persen terhadap inflasi gabungan Jawa Barat April 2016. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan

harga diantaranya

rokok kretek, rokok kretek filter, teh, kopi manis, gula pasir.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar mengalami penurunan IHK dari 115,98

pada Maret 2016 menjadi 115,79 pada April 2016 atau terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Deflasi terjadi

pada sub kelompok bahan bakar, penerangan & air sebesar 0,90 persen. Sementara sub kelompok lain

mengalami inflasi yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,01 persen, sub kelompok

perlengkapan rumah tangga dan sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga masing-masing sebesar

0,02 persen.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar memberikan andil deflasi sebesar 0,04

persen terhadap gabungan Jawa Barat di April 2016. Adapun komoditas yang mengalami penurunan

harga diantaranya

tarif listrik, besi beton, bahan bakar rumah tangga, semen, kayu balokan.

4.

Sandang

Kelompok Sandang pada April 2016 mengalami inflasi sebesar 0,21 persen. Inflasi tersebut

dikarenakan IHK Kelompok Sandang mengalami kenaikan dari 106,60 pada Maret 2016 menjadi 106,82

pada April 2016. Inflasi terjadi pada sub kelompok sandang wanita sebesar 0,03 persen, sub kelompok

sandang anak-anak sebesar 0,57 persen, dan sub kelompok barang pribadi & sandang lainnya sebesar 0,29

persen.

Kelompok Sandang pada April 2016 memberikan andil inflasi sebesar 0,01 persen terhadap

inflasi gabungan Jawa Barat. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan antara lain

baju anak setelan

,

emas perhiasan.

5.

Kesehatan

Kelompok Kesehatan pada April 2016 mengalami inflasi sebesar 0,01 persen. Inflasi tersebut

dikarenakan kenaikan IHK dari 115,30 pada Maret 2016 menjadi 115,31 pada April 2016. Adapun sub

kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,03 persen, sub kelompok

obat-obatan sebesar 0,20 persen, dan sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,04 persen.

Sementara sub kelompok perawatan jasmani & kosmetika mengalami deflasi sebesar 0,07 persen.

Kelompok Kesehatan memberikan andil inflasi sangat kecil terhadap inflasi gabungan Jawa Barat

April 2016

.

6.

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

IHK Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga tidak mengalami perubahan dari 113,99 pada

Maret 2016 tetap 113,99 pada April 2016, dengan demikian tidak terjadi inflasi ataupun. Sub kelompok

yang mengalami perubahan hanya sub kelompok olahraga sebesar 0,11 persen.

Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga memberikan andil inflasi sangat kecil terhadap laju

inflasi gabungan Jawa Barat April 2016.

(7)

7.

Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan pada April 2016 terjadi deflasi sebesar 1,45

persen, atau mengalami penurunan IHK dari 126,49 pada Maret 2016 menjadi 124,65 pada April 2016.

Deflasi pada kelompok ini disebabkan penurunan pada sub kelompok biaya transpor sebesar 2,22

persen. Sementara sub kelompok sarana & penunjang transpor mengalami inflasi sebesar 1,09 persen.

Andil deflasi Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,27 persen terhadap

inflasi gabungan Jawa Barat April 2016. Komoditas yang mengalami penurunan yaitu

bensin, solar,

angkutan dalam kota, tarif taksi.

(8)

Perbandingan Inflasi 82 Kota IHK di Indonesia Bulan April 2016

Dari 82 kota IHK pada April 2016, deflasi terjadi di 77 kota IHK, sementara inflasi terjadi di 5

kota IHK. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,79 persen, diikuti Kota Bukittinggi sebesar

1,59 persen. Sementara deflasi terendah terjadi di Kota Singaraja sebesar 0,06 persen. Untuk kota yang

mengalami inflasi tertinggi yaitu Kota Tarakan sebesar 0,45 persen.

(9)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Bulan April 2016 dan Perubahannya

di 82 kota di Indonesia (IHK 2012=100)

Kota IHK April 2016 Inflasi

April 2016* Tahun 2016 ** Tahun ke tahun***

[1] [2] [3] [4] [5] 1 MEULABOH 122.01 -0.14 0.62 2.89 2 BANDA ACEH 115.46 -1.09 -0.72 1.90 3 LHOKSEUMAWE 117.80 -0.39 -0.43 3.41 4 SIBOLGA 124.29 -1.79 0.73 5.35 5 PEMATANG SIANTAR 126.20 -0.66 0.10 4.79 6 MEDAN 125.87 -1.22 0.94 5.09 7 PADANGSIDIMPUAN 120.67 -0.69 0.37 3.30 8 PADANG 127.72 -0.92 0.49 4.97 9 BUKITTINGGI 121.09 -1.59 -0.35 4.69 10 TEMBILAHAN 127.02 -0.36 0.32 2.98 11 PEKANBARU 121.61 -1.26 -0.97 2.25 12 DUMAI 123.43 -0.64 0.55 3.77 13 BUNGO 121.23 -0.12 0.52 4.36 14 JAMBI 121.01 -1.45 -0.56 3.16 15 PALEMBANG 120.82 -0.19 0.24 4.19 16 LUBUKLINGGAU 120.37 -0.75 -0.12 4.63 17 BENGKULU 128.10 -0.84 -0.39 4.46 18 BANDAR LAMPUNG 123.26 -0.76 -0.52 3.78 19 METRO 130.78 -0.80 0.38 3.88 20 TANJUNG PANDAN 126.79 -0.66 -0.90 2.26 21 PANGKAL PINANG 124.55 -0.95 0.63 4.85 22 BATAM 121.88 -0.85 -0.54 4.39 23 TANJUNG PINANG 122.47 -1.39 0.16 2.45 24 DKI JAKARTA 123.41 -0.27 0.05 3.06 25 BOGOR 122.58 -0.33 0.73 3.07 26 SUKABUMI 122.01 -0.50 0.04 2.48 27 BANDUNG 122.21 -0.17 0.41 3.71 28 CIREBON 119.11 -0.14 0.14 2.28 29 BEKASI 119.94 -0.61 -0.13 2.59 30 DEPOK 121.50 -0.36 0.25 3.35 31 TASIKMALAYA 121.62 -0.32 0.43 3.88

GABUNGAN JAWA BARAT

121.32

-0.37

0.24

3.17

32 CILACAP 124.84 -0.38 0.38 3.38 33 PURWOKERTO 120.76 -0.45 0.37 3.51 34 KUDUS 128.35 -0.63 0.09 3.95 35 SURAKARTA 120.59 -0.19 0.63 3.87 36 SEMARANG 121.74 -0.50 -0.02 3.29 37 TEGAL 119.37 -0.63 0.09 4.44 38 YOGYAKARTA 120.81 -0.16 0.30 3.14 39 JEMBER 120.43 -0.46 0.16 2.94 40 BANYUWANGI 120.45 -0.61 0.21 2.86 41 SUMENEP 120.33 -0.39 -0.03 3.04 42 KEDIRI 120.73 -0.45 -0.21 1.92 43 MALANG 123.20 -0.40 0.06 3.09 44 PROBOLINGGO 121.34 -0.16 0.09 2.46 45 MADIUN 120.67 -0.08 0.52 3.18 46 SURABAYA 122.49 -0.15 0.53 3.20 47 TANGERANG 130.20 -0.66 0.03 4.16 48 CILEGON 126.31 -0.50 0.49 4.36 49 SERANG 129.22 -0.70 0.31 4.79 50 SINGARAJA 131.14 -0.06 1.50 3.70 51 DENPASAR 120.08 -0.20 0.42 2.80 52 MATARAM 121.80 -0.51 0.42 3.55

(10)

Tabel 3 (lanjutan)

Indeks Harga Konsumen Bulan April 2016 dan Perubahannya

di 82 kota di Indonesia (IHK 2012=100)

Kota IHK April 2016

Inflasi

April 2016* Tahun 2016 ** Tahun ke tahun***

[1] [2] [3] [4] [5] 53 BIMA 126.99 -0.12 1.41 4.92 54 MAUMERE 117.16 -0.29 -0.37 3.42 55 KUPANG 125.75 0.09 -0.32 5.06 56 PONTIANAK 129.89 -0.51 0.10 3.82 57 SINGKAWANG 122.66 -0.19 0.23 2.86 58 SAMPIT 123.27 -0.46 -0.54 4.43 59 PALANGKARAYA 120.34 -0.29 -0.58 3.69 60 TANJUNG 124.17 -0.16 -0.46 5.77 61 BANJARMASIN 122.84 0.04 0.85 5.66 62 BALIKPAPAN 126.16 -0.40 -0.16 4.66 63 SAMARINDA 126.16 -0.30 0.69 4.52 64 TARAKAN 132.98 0.45 1.54 4.96 65 MANADO 122.84 -0.87 -1.88 3.93 66 PALU 123.76 -0.53 -1.17 5.08 67 BULUKUMBA 126.65 -0.42 -1.32 1.79 68 WATAMPONE 118.06 -0.18 -0.36 2.15 69 MAKASSAR 123.91 -0.39 1.12 5.56 70 PARE-PARE 119.14 -0.53 -0.36 2.81 71 PALOPO 121.15 -0.37 0.56 3.64 72 KENDARI 119.43 -0.62 1.16 4.20 73 BAU-BAU 126.00 -0.74 -0.55 3.06 74 GORONTALO 120.11 -0.32 -0.09 5.24 75 MAMUJU 122.12 -0.09 -0.54 5.00 76 AMBON 120.67 -1.07 -0.97 0.64 77 TUAL 136.09 0.22 0.00 2.68 78 TERNATE 127.71 0.05 -0.09 4.86 79 MANOKWARI 115.89 -0.17 0.16 2.87 80 SORONG 123.97 -0.44 0.62 5.74 81 MERAUKE 127.22 -0.66 -2.92 2.82 82 JAYAPURA 124.68 -0.32 0.91 3.57 NASIONAL

123.19

-0.45

0.16

3.60

Keterangan : *) Perubahan IHK April 2016 terhadap IHK Maret 2016 **) Perubahan IHK April 2016 terhadap IHK Desember 2015 ***) Perubahan IHK April 2016 terhadap IHK April 2015

(11)

Tabel 4

IHK Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat Bulan April 2016 serta Perubahannya, Andil Inflasi /

Deflasi Menurut Kelompok / Sub Kelompok Pengeluaran (IHK 2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok

Gabungan 7 Kota IHK di Jawa Barat IHK Maret’16 IHK April’16 Perubahan Indeks (%) Andil Inflasi/Deflasi (%) [1] [2] [3] [4] [5] Umum 121.77 121.32 -0.37 -0.37 I. Bahan Makanan 135.53 134.77 -0.56 -0.12 1. Padi2-an. Umbi2-an dan hasil-hasilnya 124.67 122.83 -1.48 -0.06 2. Daging & Hasil-hasilnya 126.73 124.01 -2.15 -0.06 3. Ikan segar 142.37 141.80 -0.40 -0.01 4. Ikan diawetkan 140.91 141.42 0.36 0.00 5. Telur. susu & hasil-hasilnya 120.41 118.52 -1.57 -0.03 6. Sayuran 151.70 157.14 3.59 0.07 7. Kacang-kacangan 129.76 129.94 0.14 0.00 8. Buah-buahan 151.32 155.05 2.46 0.05 9. Bumbu-bumbuan 192.13 184.96 -3.73 -0.09 10. Lemak dan minyak 105.52 106.77 1.18 0.01 11. Bahan Makanan Lainnya 125.41 126.90 1.19 0.00 II. Makanan Jadi. Minuman. Rokok & Tembakau 122.06 122.38 0.26 0.04 1. Makanan Jadi 120.12 120.29 0.14 0.01 2. Minuman yang Tidak Beralkohol 116.41 116.88 0.40 0.01 3. Tembakau & Minuman Beralkohol 135.09 135.71 0.46 0.02 III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 115.98 115.79 -0.16 -0.04 1. Biaya tempat tinggal 110.97 110.98 0.01 0.00 2. Bahan bakar. penerangan & air 141.59 140.31 -0.90 -0.05 3. Perlengkapan rumah tangga 108.66 108.68 0.02 0.00 4. Penyelenggaraan rumah tangga 111.81 111.83 0.02 0.00 IV. Sandang 106.60 106.82 0.21 0.01 1. Sandang laki-laki 108.19 108.19 0.00 0.00 2. Sandang wanita 108.39 108.42 0.03 0.00 3. Sandang anak-anak 105.54 106.14 0.57 0.01 4. Barang pribadi dan sandang lainnya 104.55 104.85 0.29 0.00 V. Kesehatan 115.30 115.31 0.01 0.00 1. Jasa Kesehatan 113.92 113.95 0.03 0.00 2. Obat-obatan 107.62 107.83 0.20 0.00 3. Jasa Perawatan jasmani 122.39 122.44 0.04 0.00 4. Perawatan jasmani dan kosmetik 117.67 117.59 -0.07 -0.01 VI. Pendidikan. Rekreasi & Olahraga 113.99 113.99 0.00 0.00 1. Jasa pendidikan 118.90 118.90 0.00 0.00 2. Kursus-kursus/pelatihan 112.99 112.99 0.00 0.00 3. Perlengkapan/Peralatan pendidikan 111.03 111.03 0.00 0.00 4. Rekreasi 106.58 106.58 0.00 0.00 5. Olah raga 107.19 107.31 0.11 0.00 VII. Transpor. Komunikasi & Jasa Keuangan 126.49 124.65 -1.45 -0.27 1. Transpor 140.30 137.19 -2.22 -0.28 2. Komunikasi dan pengiriman 99.22 99.22 0.00 0.00 3. Sarana dan penunjang transpor 113.45 114.69 1.09 0.02 4. Jasa Keuangan 114.96 114.96 0.00 0.00

Referensi

Dokumen terkait

Jadi tegasnya yang dimaksud dengan judul pada skripsi ini adalah usaha-usaha atau tindakan untuk memecahkan persoalan yang dilakukan guru pendidikan agama Islam terhadap perilaku

Data kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah pada nomor 1 yaitu gambaran persentase bidang masalah mahasiswa di program studi Fakultas Ilmu Keolahragaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bersaing yang diterapkan oleh Padang TV saat ini dalam menghadapi persaingan di industri media televisi lokal di Kota

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di ambil konsep tentang Motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan memiliki dorongan dari dalam dan

yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang... Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas akan menimbulkan berbagai

Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

Panti Jompo kelas premium memiliki fasilitas lebih banyak dan perawatan yang lebih baik, di lingkungan yang aman untuk membantu warga lansia dapat hidup

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada