• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 51/09/32/Th.XVII, 1 September 2015 1 No. 51/09/32/Th. XVII, 1 September 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

AGUSTUS 2015 INFLASI SEBESAR 0,58 PERSEN

Dari hasil pendataan harga yang meliputi tujuh kota pantauan IHK Gabungan di Jawa Barat tercatat bahwa pada Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,58 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,61 pada Juli 2015 menjadi 120,30 pada Agustus 2015. Dengan demikian laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari – Agustus 2015) sebesar 2,11 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) tercatat sebesar 6,57 persen.

BPS PROVINSI JAWA BARAT

 Agustus 2015 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan indeks. IHK dari 119,61 di Juli 2015 menjadi 120,30 di Agustus 2015; dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,58 persen.

Laju inflasi tahun kalender “year to date” (Januari – Agustus 2015) sebesar 2,11 persen dan laju inflasi dari tahun ke tahun “year on year” (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) tercatat sebesar 6,57 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,81

persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,66 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,09 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,51 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,46 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,08 persen. Sementara Kelompok Sandang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.

Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat Agustus 2015, enam kota mengalami inflasi yaitu Kota Bogor sebesar 0,58 persen, Kota Sukabumi sebesar 0,64 persen, Kota Bandung sebesar 0,49 persen, Kota Bekasi sebesar 0,82 persen Kota Depok sebesar 0,49 persen dan Kota Tasikmalaya sebesar 0,37 persen. Sementara Kota Cirebon mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.

 Kelompok Bahan Makanan menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan inflasi sebesar 1,81 persen. Adapun sub kelompok yang paling tinggi inflasi nya yaitu sub kelompok daging & hasilnya sebesar 6,62 persen. Sementara komoditi yang mengalami kenaikan tertinggi pada kelompok ini antara lain daging ayam ras, beras, cabe rawit, telur ayam ras, buncis, ketimun, kacang panjang, sawi hijau.

(2)

Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 1,81 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,66 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,09 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,51 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,46 persen, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,08 persen. Sementara Kelompok Sandang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen.

Pada Grafik 1 di bawah ini terlihat pergerakan inflasi dari Agustus 2014 sampai dengan Agustus 2015.

Grafik 1

Perkembangan Inflasi Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat

Sementara pada Tabel 1 terlihat pergerakan IHK selama dua belas bulan terakhir terjadi inflasi sebesar 6,57 persen. Selama dua belas bulan terakhir dari tujuh kelompok pengeluaran, yang mengalami inflasi tertinggi Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 10,55 persen, diikuti Kelompok Bahan Makanan sebesar 9,50 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 5,47 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 4,90 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 5,10 persen, Kelompok Sandang sebesar 2,23 persen dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 2,03 persen.

0.21 0.22 0.41 -0.25 0.26 -0.37 2.14 1.59 0.32 0.44 0.51 0.79 0.58 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Ags'1 4 Sep'1 4

Okt'14 Nov'14 Des'14 Jan'1 5 Feb'1 5 Mar'1 5 Apr'1 5 Mei'1 5 Juni'1 5 Juli'1 5 Ags'1 5 0.21 0.22 0.41 -0.25 0.26 -0.37 2.14 1.59 0.32 0.44 0.51 0.79 0.58 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 Ags'1 4 Sep'1 4 Okt'14 Nov'1 4 Des'1 4 Jan'1 5 Feb'1 5 Mar'1 5 Apr'1 5 Mei'1 5 Juni'1 5 Juli'1 5 Ags'1 5

(3)

Tabel 1

IHK dan Laju Inflasi Gabungan 7 Kota di Jawa Barat Bulan Agustus 2015 Menurut Kelompok Pengeluaran (IHK 2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran IHK

Agustus 2015 Inflasi Agustus 2015*) Inflasi Tahun 2015 **) Inflasi Tahun ke Tahun ***) Andil Inflasi/Deflasi Tahun 2015*) [1] [2] [3] [4] [5] [6] Umum 120.30 0.58 2.11 6.57 2.11 1. Bahan Makanan 131.57 1.81 4.51 9.50 0.88 2

2. Makanan Jadi,Minuman, Rokok &

Tembakau 118.29 0.66 3.42 5.47 0.58

3

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar 115.44 0.09 1.98 4.90 0.55 4 4. Sandang 105.58 -0.06 1.85 2.23 0.09 5 5. Kesehatan 112.73 0.51 2.96 5.10 0.12 6

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 113.15 0.46 0.86 2.03 0.07

7

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 128.26 0.08 -1.01 10.55 -0.19 Keterangan : *) Perubahan IHK Agustus 2015 terhadap IHK Juli 2015

**) Perubahan IHK Agustus 2015 terhadap IHK Desember 2014 ***) Perubahan IHK Agustus 2015 terhadap IHK Agustus2014

Bila dilihat menurut andilnya terhadap inflasi/deflasi sepanjang tahun 2015, pada Tabel 1 tampak andil inflasi diberikan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,88 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,58 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,55 persen, Kelompok Sandang sebesar 0,09 persen, Kelompok Kesehatan sebesar 0,12 persen, dan Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,07 persen. Sementara yang memberikan andil deflasi yaitu Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,19 persen.

Perbandingan besarnya inflasi Januari – Agustus dalam kurun waktu tahun 2011 sampai 2015 terlihat pada Tabel 2. Inflasi gabungan Januari – Agustus di Jawa Barat tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 9,67 persen, dan terendah pada tahun 2011 sebesar 1,77 persen.

Tabel 2

Inflasi Januari- Agustus Gabungan 7 Kota Jawa Barat Tahun 2011 – 2015

Tahun Inflasi Januari - Agustus

[1] [2] 2011 1.77 2012 3.53 2013 9.67 2014*) 3.10 2015*) 2.11 *) IHK 2012=100

(4)

CABE RAWIT TARIF JALAN TOL KUE KERING BERMINYAK MIE SEPEDA MOTOR SEWA RUMAH BAWANG MERAH MINYAK GORENG EMAS PERHIASAN BATU BATA TAHU MENTAH CAT TEMBOK

TELUR AYAM RAS

DAGING AYAM RAS TARIF KERETA API

PETAI

ANGKUTAN ANTAR KOTA

ROKOK KRETEK FILTER

BERAS

-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25

Hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Agustus 2015 tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan/penurunan harga dan memberikan andil inflasi/deflasi cukup siginifikan. Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain daging ayam ras sebesar 0,19 persen, beras sebesar 0,07 persen, telur ayam ras & cabe rawit masing-masing sebesar 0,05 persen, tarif jalan tol sebesar 0,03 persen, kue kering berminyak, mie, sepeda motor, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen.

Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain bawang merah sebesar 0,09 persen, angkutan antar kota sebesar 0,04 persen, tarif kereta api dan petai masing-masing sebesar 0,02 persen, minyak goreng dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01 persen.

Grafik 2

Andil Inflasi/Deflasi Barang & Jasa Agustus 2015 (persen)

(5)

Besarnya andil inflasi/deflasi per kelompok pengeluaran pada Agustus 2015 terlihat pada Grafik 3. Andil inflasi terbesar diberikan oleh Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,37 persen, diikuti Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,11 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,04 persen, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar dan Kelompok Kesehatan masing-masing sebesar 0,02 persen, Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen. Sementara untuk Kelompok Sandang menyumbangkan andil sangat kecil terhadap inflasi gabungan Jawa Barat Agustus 2015.

Inflasi Gabungan Agustus 2015 di Jawa Barat berdasarkan kelompok pengeluaran dan jenis komoditas yang memberikan andil inflasi atau deflasi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok Bahan Makanan mengalami kenaikan IHK dari 129,23 pada Juli 2015 menjadi 131,57 pada Agustus 2015 atau terjadi inflasi sebesar 1,81 persen. Inflasi pada kelompok ini dipicu oleh kenaikan harga-harga komoditi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 1,79 persen, sub kelompok daging & hasil-hasilnya sebesar 6,62 persen, sub kelompok ikan segar sebesar 0,95 persen, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,22 persen, sub kelompok telur, susu & hasil-hasilnya sebesar 2,30 persen, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,86 persen. Sementara sub kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,40 persen, sub kelompok buah-buahan sebesar 0,73 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 1,50 persen, sub kelompok lemak & minyak sebesar 1,26 persen dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,48 persen.

Andil inflasi gabungan Jawa Barat untuk Kelompok Bahan Makanan pada Agustus 2015 sebesar 0,37 persen. Adapun komoditas pada Kelompok Bahan Makanan yang mengalami kenaikan harga diantaranya daging ayam ras, beras, telur ayam ras, cabe rawit, buncis, ketimun, kacang panjang, sawi hijau.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau mengalami inflasi sebesar 0,66 persen, inflasi tersebut dikarenakan IHK naik dari 117,52 pada Juli 2015 menjadi 118,29 pada Agustus 2015.

0.58 0.11 0.02 0.00 0.02 0.04 0.01 0.37 UMUM Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transport, Komunikasi & Jasa Keuangan

Grafik 3

(6)

Dari tiga sub kelompok yang ada, semuanya mengalami inflasi antara lain sub kelompok makanan jadi sebesar 0,75 persen, sub kelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,22 persen, dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,76 persen.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau menyumbang andil inflasi sebesar 0,11 persen terhadap inflasi gabungan Jawa Barat Agustus 2015. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya kue kering berminyak, mie, rokok kretek filter, nasi, soto, teh manis, rokok kretek.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar mengalami kenaikan IHK dari 115,34 pada Juli 2015 menjadi 115,44 pada Agustus 2015 atau terjadi inflasi sebesar 0,09 persen. Inflasi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,09 persen, sub kelompok bahan bakar, penerangan & air sebesar 0,08 persen, dan sub kelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,37 persen. Sementara sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,01 persen.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen terhadap gabungan Jawa Barat di Agustus 2015. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya sewa rumah, tarif listrik, kontrak rumah, semen, Air Conditioner (AC), keramik.

4. Sandang

Kelompok Sandang pada Agustus 2015 mengalami deflasi sebesar 0,06 persen. Deflasi tersebut dikarenakan IHK Kelompok Sandang mengalami penurunan dari 105,64 pada Juli 2015 menjadi 105,58 pada Agustus 2015. Inflasi terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki sebesar 0,13 persen, sub kelompok sandang wanita sebesar 0,21 persen, dan sub kelompok sandang anak-anak sebesar 0,22 persen. Sementara sub kelompok barang pribadi & sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,71 persen.

Kelompok Sandang pada Agustus 2015 memberikan andil sangat kecil terhadap inflasi gabungan Jawa Barat.

5. Kesehatan

Kelompok Kesehatan pada Agustus 2015 mengalami inflasi sebesar 0,51 persen. Inflasi tersebut dikarenakan kenaikan IHK dari 112,16 pada Juli 2015 menjadi 112,73 pada Agustus 2015. Adapun sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,68 persen, sub kelompok obat-obatan sebesar 0,29 persen, sub kelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,42 persen dan sub kelompok perawatan jasmani & kosmetika sebesar 0,40 persen.

Kelompok Kesehatan memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen terhadap gabungan Jawa Barat Agustus 2015. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan antara lain tarif rumah sakit, dokter umum, pasta gigi, bedak, kacamata plus/minus, tarif gunting rambut anak, shampoo.

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

IHK Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga mengalami kenaikan dari 112,63 pada Juli 2015 menjadi 113,15 pada Agustus 2015, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,46 persen. Kenaikan pada kelompok pengeluaran ini dipengaruhi oleh sub kelompok jasa pendidikan sebesar 0,61 persen, sub kelompok kursus-kursus/Pelatihan sebesar 0,47 persen, sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,31 persen, sub kelompok rekreasi 0,08 dan sub kelompok olahraga sebesar 0,17 persen.

(7)

Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga memberikan andil inflasi sebesar 0,04 persen terhadap laju inflasi gabungan Jawa Barat Agustus 2015. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain tarif SLTP, tarif SD, tarif SMA.

7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan pada Agustus 2015 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen, atau mengalami kenaikan IHK dari 128,16 pada Juli 2015 menjadi 128,26 pada Agustus 2015. Inflasi pada kelompok ini disebabkan kenaikan pada sub sarana & penunjang transpor sebesar 2,31 persen. Sementara sub kelompok lain mengalami deflasi yaitu sub kelompok biaya transpor sebesar 0,17 persen, dan sub kelompok komunikasi & pengiriman sebesar 0,01 persen.

Andil inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,01 persen terhadap inflasi gabungan Jawa Barat Agustus 2015. Komoditas yang mengalami kenaikan yaitu sepeda motor, angkutan dalam kota, bensin.

(8)

Perbandingan Inflasi 82 Kota IHK di Indonesia Bulan Agustus 2015

Dari 82 kota IHK pada Agustus 2015, inflasi terjadi di 59 kota IHK, sementara deflasi terjadi di 23 kota IHK. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen diikuti Kota Bengkulu sebesar 1,99 persen. Sementara inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo, Kota Kediri dan Kota Sumenep masing-masing sebesar 0,02 persen. Untuk kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Kota Ambon sebesar 1,77 persen.

Perbandingan inflasi di Pulau Jawa, hamper seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 0,92 persen diikuti Kota Bekasi sebesar 0,82 persen. Sementara deflasi terjadi di Kota Cirebon sebesar 0,06 persen.

(9)

Tabel 3

Indeks Harga Konsumen Bulan Agustus 2015 dan Perubahannya di 82 kota di Indonesia (IHK 2012=100)

Kota IHK Agustus 2015 Inflasi

Agustus 2015* Tahun 2015 ** Tahun ke tahun***

[1] [2] [3] [4] [5] 1 MEULABOH 120.30 -0.63 -0.22 3.47 2 BANDA ACEH 115.71 -0.22 0.76 5.17 3 LHOKSEUMAWE 115.70 -0.15 0.18 4.84 4 SIBOLGA 122.41 -0.73 2.52 7.97 5 PEMATANG SIANTAR 123.34 -0.20 1.12 6.77 6 MEDAN 123.63 0.59 2.44 7.86 7 PADANGSIDIMPUAN 119.03 -0.33 0.65 5.53 8 PADANG 125.44 0.38 -0.47 7.30 9 BUKITTINGGI 119.74 0.55 1.29 6.78 10 TEMBILAHAN 126.25 0.25 1.77 5.07 11 PEKANBARU 121.53 0.45 1.65 6.59 12 DUMAI 122.44 0.55 2.37 7.13 13 BUNGO 119.45 0.23 0.33 6.22 14 JAMBI 121.47 0.25 1.19 6.78 15 PALEMBANG 118.61 0.27 1.41 7.75 16 LUBUKLINGGAU 119.42 0.49 2.53 8.98 17 BENGKULU 128.41 1.99 3.10 9.68 18 BANDAR LAMPUNG 122.19 0.41 3.20 8.25 19 METRO 129.26 -0.33 1.87 5.44 20 TANJUNG PANDAN 128.17 2.29 1.06 5.72 21 PANGKAL PINANG 122.35 0.58 3.46 7.93 22 BATAM 121.67 0.70 3.98 9.20 23 TANJUNG PINANG 121.42 -0.34 1.75 6.15 24 DKI JAKARTA 122.37 0.51 2.48 7.40 25 BOGOR 121.25 0.58 2.33 6.59 26 SUKABUMI 121.20 0.64 1.56 6.30 27 BANDUNG 120.62 0.49 3.00 7.51 28 CIREBON 118.62 -0.06 1.29 4.72 29 BEKASI 119.82 0.82 1.98 6.60 30 DEPOK 120.47 0.49 1.26 5.85 31 TASIKMALAYA 119.23 0.37 1.93 5.74

GABUNGAN JAWA BARAT 120.30 0.58 2.11 6.57

32 CILACAP 123.35 0.24 1.79 5.44 33 PURWOKERTO 119.02 0.13 1.41 5.05 34 KUDUS 126.58 0.60 1.95 6.26 35 SURAKARTA 118.50 0.19 1.42 5.86 36 SEMARANG 120.68 0.28 1.64 6.50 37 TEGAL 117.69 0.38 2.58 6.56 38 YOGYAKARTA 119.09 0.33 1.93 5.70 39 JEMBER 119.17 0.31 1.40 6.65 40 BANYUWANGI 119.20 0.35 1.30 5.75 41 SUMENEP 118.76 0.02 1.24 6.15 42 KEDIRI 119.65 0.02 0.58 5.51 43 MALANG 121.54 0.28 2.00 7.05 44 PROBOLINGGO 120.36 0.02 1.38 5.45 45 MADIUN 118.79 0.08 1.68 6.04 46 SURABAYA 120.83 0.48 2.56 7.13 47 TANGERANG 128.70 0.67 3.11 8.84 48 CILEGON 124.23 0.74 2.74 8.11 49 SERANG 126.78 0.92 3.01 8.82 50 SINGARAJA 127.84 0.20 1.89 8.62 51 DENPASAR 118.91 0.34 2.12 6.72 52 MATARAM 119.29 0.45 1.55 5.62

(10)

Tabel 3 (lanjutan)

Indeks Harga Konsumen Bulan Agustus 2015 dan Perubahannya di 82 kota di Indonesia (IHK 2012=100)

Kota IHK Agustus 2015

Inflasi

Agustus 2015* Tahun 2015 ** Tahun ke tahun***

[1] [2] [3] [4] [5] 53 BIMA 122.18 0.16 1.58 3.92 54 MAUMERE 115.54 0.53 2.07 3.66 55 KUPANG 121.21 -0.92 0.96 6.46 56 PONTIANAK 128.59 -1.00 5.21 9.37 57 SINGKAWANG 120.88 -0.01 2.73 6.39 58 SAMPIT 121.22 0.42 3.40 7.72 59 PALANGKARAYA 118.72 -0.67 2.20 5.76 60 TANJUNG 120.80 0.80 3.31 7.76 61 BANJARMASIN 118.96 0.06 2.58 6.57 62 BALIKPAPAN 125.16 -0.23 5.25 8.82 63 SAMARINDA 123.21 0.11 2.51 6.98 64 TARAKAN 129.58 -0.15 2.33 7.82 65 MANADO 120.51 -0.53 1.60 8.64 66 PALU 121.14 -0.75 0.77 4.85 67 BULUKUMBA 127.23 0.42 1.29 5.73 68 WATAMPONE 117.05 0.11 -0.26 3.57 69 MAKASSAR 120.73 0.44 3.63 8.75 70 PARE-PARE 118.47 0.08 0.65 6.87 71 PALOPO 118.79 0.03 1.93 6.05 72 KENDARI 117.29 0.64 0.97 6.08 73 BAU-BAU 124.77 -0.49 2.36 7.37 74 GORONTALO 117.52 0.58 1.96 7.24 75 MAMUJU 119.58 -0.20 2.34 7.01 76 AMBON 119.95 -1.77 4.27 6.95 77 TUAL 135.55 1.16 8.15 14.26 78 TERNATE 126.73 1.56 3.62 9.25 79 MANOKWARI 113.22 -1.68 0.57 2.61 80 SORONG 123.04 0.78 6.03 7.71 81 MERAUKE 121.58 -0.70 -1.87 5.23 82 JAYAPURA 121.29 -0.61 0.91 7.76 NASIONAL 121.73 0.39 2.29 7.18

Keterangan : *) Perubahan IHK Agustus 2015 terhadap IHK Juli 2015 **) Perubahan IHK Agustus 2015 terhadap IHK Desember 2014 ***) Perubahan IHK Agustus 2015 terhadap IHK Agustus 2014

(11)

Tabel 4

IHK Gabungan Tujuh Kota di Jawa Barat Bulan Agustus 2015 serta Perubahannya, Andil Inflasi / Deflasi Menurut Kelompok / Sub Kelompok Pengeluaran (IHK 2012=100)

Kelompok dan Sub Kelompok

Gabungan 7 Kota IHK di Jawa Barat IHK Juli’15 IHK Agustus’15 Perubahan Indeks (%) Andil Inflasi/Deflasi (%) [1] [2] [3] [4] [5] Umum 119.61 120.30 0.58 0.58 I. Bahan Makanan 129.23 131.57 1.81 0.37 1. Padi2-an. Umbi2-an dan hasil-hasilnya 118.14 120.25 1.79 0.07 2. Daging & Hasil-hasilnya 129.77 138.36 6.62 0.20 3. Ikan segar 140.17 141.50 0.95 0.02 4. Ikan diawetkan 132.75 133.04 0.22 0.00 5. Telur. susu & hasil-hasilnya 120.40 123.17 2.30 0.05 6. Sayuran 142.47 147.97 3.86 0.08 7. Kacang-kacangan 127.24 126.73 -0.40 0.00 8. Buah-buahan 142.30 141.26 -0.73 -0.01 9. Bumbu-bumbuan 151.82 149.55 -1.50 -0.03 10. Lemak dan minyak 108.11 106.75 -1.26 -0.01 11. Bahan Makanan Lainnya 123.61 123.02 -0.48 0.00 II. Makanan Jadi. Minuman. Rokok & Tembakau 117.52 118.29 0.66 0.11 1. Makanan Jadi 116.70 117.57 0.75 0.08 2. Minuman yang Tidak Beralkohol 114.13 114.38 0.22 0.01 3. Tembakau & Minuman Beralkohol 123.95 124.89 0.76 0.02 III. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 115.34 115.44 0.09 0.02 1. Biaya tempat tinggal 110.04 110.14 0.09 0.02 2. Bahan bakar. penerangan & air 143.03 143.14 0.08 0.00 3. Perlengkapan rumah tangga 107.09 107.49 0.37 0.01 4. Penyelenggaraan rumah tangga 110.06 110.05 -0.01 0.00 IV. Sandang 105.64 105.58 -0.06 0.00 1. Sandang laki-laki 107.34 107.48 0.13 0.00 2. Sandang wanita 107.22 107.44 0.21 0.00 3. Sandang anak-anak 104.73 104.96 0.22 0.00 4. Barang pribadi dan sandang lainnya 103.54 102.81 -0.71 -0.01 V. Kesehatan 112.16 112.73 0.51 0.02 1. Jasa Kesehatan 109.99 110.74 0.68 0.01 2. Obat-obatan 105.73 106.04 0.29 0.00 3. Jasa Perawatan jasmani 121.64 122.15 0.42 0.01 4. Perawatan jasmani dan kosmetik 114.72 115.18 0.40 0.03 VI. Pendidikan. Rekreasi & Olahraga 112.63 113.15 0.46 0.04 1. Jasa pendidikan 117.29 118.01 0.61 0.03 2. Kursus-kursus/pelatihan 111.51 112.03 0.47 0.00 3. Perlengkapan/Peralatan pendidikan 108.26 108.60 0.31 0.00 4. Rekreasi 106.40 106.48 0.08 0.00 5. Olah raga 106.33 106.51 0.17 0.00 VII. Transpor. Komunikasi & Jasa Keuangan 128.16 128.26 0.08 0.01 1. Transpor 143.88 143.63 -0.17 -0.02 2. Komunikasi dan pengiriman 99.17 99.16 -0.01 0.00 3. Sarana dan penunjang transpor 108.30 110.80 2.31 0.03 4. Jasa Keuangan 113.39 113.39 0.00 0.00

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada

x Produk model TASC untuk meningkatkan kemampuan mencipta peserta didik dalam fisika yang dihasilkan telah memenuhi kategori valid, terbaca, dan praktis namun belum

Larik pertama ungkapan seloko di atas yaitu perampokan yang dilakukan didaerah pemukiman penduduk. Jenis kehatan ini dianggap melanggar hukum dan akan dikenakan sanksi

Menurut Ibnu Maskawaih, akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti keadaan jiwa yang mengajak seseorang melakukan perbuatan-perbuatan tanpa memikirkan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten sebagai guru kelas Sekolah Dasar yang berkemampuan mengajar dari kelas 1-6 SD, yang mempunyai

Jadi tegasnya yang dimaksud dengan judul pada skripsi ini adalah usaha-usaha atau tindakan untuk memecahkan persoalan yang dilakukan guru pendidikan agama Islam terhadap perilaku

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan atau dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang

Kawasan hutan dan areal perkebunan gampong Pasir Belo terletak di dalam KEL dengan status lahan APL (Areal Penggunaan Lain), sebahagian besar hutan yang baru