• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KENDARI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Deflasi Kota Kendari bulan September tahun 2016, tercatat sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 121,65. Secara nasional dari 82 kota yang menghitung inflasi, dua puluh empat kota tercatat deflasi dan lima puluh delapan kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Pontianak (Provinsi Kalimantan Barat) 1,06 persen dan deflasi terendah tercatat di Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara 0,01 persen. Sementara itu inflasi terbesar tercatat di Sibolga (Provinsi Sumatera Utara) 1,85 persen.

 Deflasi yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,60 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu sandang 2,11 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,86 persen; transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,53 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,22; kesehatan 0,08 serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,06 persen

 Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar adalah ekor kuning; bayam; kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso; kangkung; jantung pisang; tomat sayur; sawi hijau; daun singkong; batu bata/batu tela serta bandeng/bolu.

 Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah tarip pulsa ponsel; celana panjang jeans pria; rokok kretek filter; ayam hidup; tarip listrik; cakalang/sisik; rokok putih; kelapa; layang/benggol serta rokok kretek .

 Dari sebelas kota di Pulau Sulawesi, empat kota tercatat deflasi dan tujuh kota tercatat inflasi. Deflasi tertingi tercatat di Manado (Provinsi Sulawesi Utara) 0,68 persen dengan IHK 124,02 dan deflasi terendah tercatat di Kendari (Provinsi Sulawesi Tenggara) 0,01 persen dengan IHK 121,65.

 Tingkat inflasi Kota Kendari tahun kalender (Januari-September) 2016 tercatat 3,04 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) 3,09 persen.

 Laju inflasi periode yang sama tahun kalender (Januari-September) 2015 1,58 persen dan laju inflasi year on year (September 2015 terhadap September 2014) tercatat sebesar 6,86 persen.

 Inflasi Nasional September 2016 tercatat 0,22 persen, laju inflasi (Januari – September 2016) tercatat 1,97 persen dan laju inflasi year on year (September 2016 terhadap September 2015) tercatat 3,07 persen.

No. 52/10/Th. XIX, 3 Oktober 2016

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI KOTA

K

ENDARI

(2)

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan kota, paket komoditas, dan diagram timbang. Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK. Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Paket komoditas nasional hasil SBH 2012 terdiri dari 862 komoditas. Paket komoditas terbanyak ada di Jakarta yaitu 462 komoditas, dan yang palling sedikit di Singaraja sebanyak 225 komoditas.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Kendari pada September 2016 tercatat deflasi sebesar 0,01 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari

121,66

pada Agustus 2016 menjadi 121,65 pada September 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-September) 2016 3,04 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) sebesar 3,09 persen.

Deflasi yang yang terjadi di Kota Kendari tercatat disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,60 persen. Sementara kelompok yang tercatat inflasi yaitu sandang 2,11 persen; makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,86 persen; transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,53 persen; pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,22; kesehatan 0,08 serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,06 persen .

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada September 2016 antara lain: sawi hijau; kol putih/kubis; daun singkong; tomat sayur; bayam; kangkung; jantung pisang; daun kelor; wortel serta papaya muda.

Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah celana panjang jeans pria; baju anak stelan; jaket pria; ayam hidup; tas sekolah; kelapa; dokter gigi; anggur; celana dalam wanita serta kerang

.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada September 2016, yaitu: kelompok bahan makanan -0,39. Sedangkan yang memberikan sumbangan positif yaitu kelompok sandang 0,15 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,11; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,09 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,01 serta kelompok kesehatan 0,004.

(3)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Kendari September 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun 2016, Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi Bulan September 2016 1) Laju Inflasi Tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun Ke Tahun 3) September 2015 Desember 2015 September 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 118,00 118,06 121,65 -0,01 3,04 3,09 1 Bahan Makanan 122,10 121,01 126,69 -1,60 4,69 3,76

2 Makanan Jadi, minuman, Rokok & Tembakau 118,60 119,95 127,94 0,86 6,66 7,88 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 122,15 122,93 123,32 0,06 0,32 0,96

4 Sandang 98,90 98,16 104,71 2,11 6,67 5,87

5 Kesehatan 113,39 113,66 119,83 0,08 5,43 5,68

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 105,98 105,92 114,40 0,22 8,01 7,94 7 Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 121,25 121,39 120,94 0,53 -0,37 -0,26

1) Persentase perubahan IHK bulan September 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan September 2016 terhadap IHK bulan Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan September 2016 terhadap IHK bulan September 2015

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Kota Kendari (2012=100), September 2015 – September 2016 -8.00 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 U M U M Bahan Makanan

Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan 2015

2016

(4)

Tabel 2

Perkembangan Inflasi dan Laju Inflasi Kota Kendari dan Nasional Bulan Januari 2015 – September 2016 (2012 = 100,00)

B u l a n Inflasi (%) Laju Inflasi (%)

Kota Kendari Nasional Kota Kendari Nasional

(1) (2) (3) (4) (5) Januari -0,96 -0,24 -0,96 -0,25 Februari -0,91 -0,36 -1,86 -0,61 Agustus 0,57 -0,17 -1,30 -0,43 April -0,03 0,36 -1,33 -0,08 Mei 0,64 0,50 -0,70 0,42 Juni 0,28 0,54 -0,42 0,96 Juli 0,75 0,93 0,33 1,90 Agustus 0,64 0,39 0,97 2,29 September 0,61 -0,05 1,58 2,24 Oktober -0,36 -0,08 1,22 2,16 November -0,10 0,21 1,12 2,37 Desember 0,51 0,96 1,64 3,35 Januari 1,49 0,51 1,49 0,51 Februari 0,07 -0,09 1,56 0,42 Maret 0,23 0,19 1,80 0,62 April -0,62 -0,45 1,16 0,16 Mei 0,15 0,24 1,31 0,40 Juni 0,93 0,66 2,25 1,06 Juli 0,77 0,69 3,04 1,76 Agustus 0,01 -0,02 3,05 1,74 September -0,01 0,23 3,04 1,97

(5)

Tabel 3

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi di Kota Kendari Agustus 2016 dan September 2016 (2012=100)

No. Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%) Agustus September (1) (2) (3) U M U M 0,01 -0,01 1. Bahan Makanan -0,36 -0,39

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,10 0,09 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,07 0,01

4. Sandang 0,07 0,15

5. Kesehatan 0,06 0,004

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,03 0,02 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,03 0,11

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Kendari (2012=100) September 2016 (Persen)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada September 2016 tercatat deflasi 1,60 persen atau terjadi penurunan indeks dari 128,75 pada Agustus 2016 menjadi 126,69 pada September 2016.

0,01 0,39 0,09 0,01 0,15 0,004 0,11 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 0.10 0.20 U M U M Bahan Makanan

Makanan Jadi, minuman, Rokok dan Tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor & Komunikasi dan Jasa Keuangan

(6)

Dari sebelas subkelompok bahan makanan, tercatat tujuh subkelompok diantaranya deflasi dan empat subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok sayur-sayuran 9,20; ikan diawetkan 2,98; ikan segar 1,93; buah-buahan 1,33; bumbu-bumbuan 1,03; kacang-kacangan 0,32 serta telur, susu dan hasil-hasilnya 0,04. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah daging dan hasil-hasilnya 4,89; lemak dan minyak 2,81; padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya 0,09 serta bahan makanan lainnya 0,02.

Kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,39 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: ekor kuning, bayam dan kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso masing-masing 0,05 persen; kangkung, jantung pisang, tomat sayur dan sawi hijau masing-masing 0,04 persen serta daun singkong 0,03 persen.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok ini pada September 2016 tercatat inflasi 0,86 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 126,85 pada Agustus 2016 menjadi 127,94 pada September 2016.

Satu subkelompok tercatat deflasi pada September 2016 yaitu minuman yang tidak beralkohol 0,22 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 3,26 persen dan makanan jadi 0,06 persen.

Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu rokok kretek filter 0,05 serta rokok putih dan rokok kretek masing-masing 0,02 persen.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada September 2016 mencatat inflasi sebesar 0,06 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 123,25 pada Agustus 2016 menjadi 123,32 pada September 2016.

Dari empat subkelompok, tercatat dua subkelompok tecatat deflasi dan dua subkelompok tercatat inflasi. Subkelompok yang tercatat deflasi adalah subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 0,24 persen serta subkelompok biaya tempat tinggal 0,12 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,38 persen serta subkelompok perlengkapan rumahtangga 0,16 persen.

Pada September 2016 kelompok ini secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi yaitu: tarip listrik 0,04 persen serta papan dan panci masing-masing 0,01 persen.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada September 2016 tercatat inflasi sebesar 2,11 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 102,55 pada Agustus 2016 menjadi 104,71 pada September 2016.

(7)

Semua subkelompok tercatat inflasi pada September 2016 yaitu, subkelompok sandang laki-laki 5,27 persen; sandang wanita 1,65 persen; barang pribadi dan sandang lainnya 0,83 persen serta sandang anak-anak 0,74 persen.

Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,15 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu celana panjang jeans pria 0,07 persen dan baju anak stelan 0,02 persen.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada September 2016 tercatat inflasi 0,08 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 119,73 Agustus 2016 menjadi 119,83 pada September 2016.

Subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami deflasi 0,15. Sementara dua subkelompok yang tercatat inflasi pada September 2016 yaitu jasa kesehatan 0,54 persen dan subkelompok obat-obatan 0,10 persen. sedang subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,004 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif yaitu dokter gigi 0,05 persen; sabun mandi dan pasta gigi masing-maisng 0,002 persen.

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada September 2016 tercatat inflasi 0,22 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 114,15 pada Agustus 2016 menjadi 114,40 pada September 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi pada September 2016, yaitu subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan 1,09 persen. Sementara subkelompok rekreasi mengalami deflasi 0,02 persen, sedang subkelompok pendidikan; kursus-kursus/pelatihan dan olahraga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Kelompok ini pada September 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan positif, yaitu tas sekolah 0,014 persen; buku tulis bergaris 0,003 persen serta pulpen/bollpoint 0,001 persen.

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada September 2016 tercatat inflasi 0,53 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 120,30 pada Agustus 2016 menjadi 120,94 pada September 2016.

Subkelompok yang tercatat inflasi adalah subkelompok komunikasi dan pengiriman 2,27 persen; sarana dan penunjang transpor 0,05 persen serta transpor 0,03 persen. Sedangkan subkelompok jasa keuangan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada September 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil positif adalah tarip pulsa ponsel 0,123 persen serta mobil dan angkutan udara masing-masing 0,003 persen. /////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

(8)

Tabel 3

IHK dan Inflasi Kota Kendari Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Bulan September 2016 (2012 = 100,00)

No. Kelompok/Sub kelompok IHK Inflasi %

(1) (2) (3)

A U M U M 121,65 -0,01

I BAHAN MAKANAN 126,69 -1,60

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 123,22 0,09

Daging dan Hasil-hasilnya 124,30 4,89

Ikan Segar 131,57 -1,93

Ikan Diawetkan 143,15 -2,98

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 124,22 -0,04

Sayur-sayuran 117,03 -9,20

Kacang – kacangan 113,54 -0,32

Buah – buahan 110,89 -1,33

Bumbu – bumbuan 155,23 -1,03

Lemak dan Minyak 124,70 2,81

Bahan Makanan Lainnya 121,07 0,02

II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK DAN TEMBAKAU 127,94 0,86

Makanan Jadi 124,79 0,06

Minuman yang Tidak Beralkohol 120,25 -0,22

Tembakau dan Minuman Beralkohol 141,78 3,26

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS DAN BAHAN BAKAR 123,32 0,06

Biaya Tempat Tinggal 112,22 -0,12

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 161,40 0,38

Perlengkapan Rumahtangga 109,60 0,16 Penyelenggaraan Rumahtangga 122,41 -0,24 IV SANDANG 104,71 2,11 Sandang Laki-laki 100,86 5,27 Sandang Wanita 108,22 1,65 Sandang Anak-anak 115,21 0,74

Barang Pribadi dan Sandang Lain 96,67 0,83

V KESEHATAN 119,83 0,08

Jasa Kesehatan 114,48 0,54

Obat-obatan 107,60 0,10

Jasa Perawatan Jasmani 118,06 0,00

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 129,71 -0,15

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 114,40 0,22

Pendidikan 113,79 0,00

Kursus-kursus / Pelatihan 148,24 0,00

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 105,60 1,09

Rekreasi 111,56 -0,02

Olahraga 105,16 0,00

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 120,94 0,53

Transpor 130,61 0,03

Komunikasi Dan Pengiriman 99,11 2,27

Sarana dan Penunjang Transpor 117,96 0,05

(9)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Deflasi Kota Kendari September 2016 tercatat 0,01 persen dan tahun kalender (Januari - September) 2016 tercatat 3,04 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2016 terhadap September 2015) tercatat 3,09 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama September 2015 tercatat 0,61 persen, tahun kalender (Januari – September) 2015 sebesar 1,58 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk September 2015 terhadap September 2014 tercatat 6,86 persen.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Tahun ke Tahun, 2014- 2016

Inflasi 2013 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4) (5)

1. September -0,82 -0,13 0,61 -0,01

2. (Januari - September) tahun kalender 7,21 2,10 1,58 3,04

3. September terhadap September (year on year)

(tahun n) (tahun n-1)

7,30 1,05 6,86 3,09

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada September 2016 di Kota Kendari tercatat deflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,65. Dari 82 kota IHK, dua puluh empat kota tercatat deflasi dan lima puluh delapan kota tercatat inflasi. Deflasi terbesar tercatat di Pontianak 1,06 persen dengan IHK 133,94 dan deflasi terendah tercatat di Kendari 0,01 persen dengan IHK 121,65. Sementara inflasi tertinggi tercatat di Sibolga 1,85 persen dengan IHK 129,12 dan inflasi terendah tercatat di Purwokerto dan Banyuwangi sebesar 0,02 persen dengan masing-masing IHK 121,81 dan 121,84.

Perandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada September 2016, empat kota tercatat deflasi dan sembilan belas kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Tanjung Pandan 0,68 persen dengan IHK 131,70 dan deflasi terendah tercatat di Bungo 0,06 persen dengan IHK 123,02. (lihat Tabel 5).

(10)

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera dengan Nasional

(2012=100) K O T A September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 124,85 0,83 2. Banda Aceh 118,94 0,78 3. Lhoksesmawe 121,52 1,44 4. Sibolga 129,12 1,85 5. Pematang Siantar 129,51 0,29 6. Medan 130,29 1,32 7. Padangsidimpsan 123,75 0,83 8. Padang 131,16 0,58 9. Bukittinggi 125,20 1,11 10. Tembilahan 129,02 -0,22 11. Pekanbaru 125,12 0,94 12. Dumai 125,91 0,64 13. Bungo 123,02 -0,06 14. Jambi 124,65 -0,17 15. Palembang 123,53 0,24 16. Lubuklinggau 122,72 0,79 17. Bengkulu 134,05 0,07 18. Bandar Lampung 125,16 0,30 19. Metro 133,06 0,15 20. Tanjung Pandan 131,70 -0,68 21. Pangkal Pinang 130,56 0,64 22. Batam 125,34 0,35 23. Tanjung Pinang 125,04 0,13 NASIONAL 125,41 0,22

(11)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada September 2016 kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa tiga kota tercatat deflasi dan dua puluh tiga kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Yogyakarta 0,16 persen dengan IHK 122,33 dan terendah tercatat di Cilegon 0,12 persen dengan IHK 129,06 (lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa dengan Nasional

(2012=100) K O T A September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 125,32 0,18 2. Bogor 124,37 0,09 3. Sukabumi 123,99 0,10 4. Bandung 123,67 0,14 5. Cirebon 120,61 0,28 6. Bekasi 121,86 0,26 7. Depok 123,64 0,37 8. Tasikmalaya 123,44 0,12 9. Cilacap 126,96 0,05 10. Purwokerto 121,81 0,02 11. Kudus 129,70 0,04 12. Surakarta 121,43 0,06 13. Semarang 123,60 0,13 14. Tegal 121,91 0,07 15. Yogyakarta 122,33 -0,16 16. Jember 121,37 0,22 17. Banyuwangi 121,84 0,02 18. Sumenep 121,78 0,04 19. Kediri 121,58 0,21 20. Malang 125,31 0,17 21. Probolinggo 122,31 -0,14 22. Madiun 121,65 0,16 23. Surabaya 124,88 0,18 24. Tangerang 131,90 0,40 25. Cilegon 129,06 -0,12 26. Serang 132,21 0,51 NASIONAL 125,41 0,22

(12)

Perbandingan Antarkota Wilayah Luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi

Pada September 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi tercatat 13 kota tercatat deflasi dan 9 kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Pontianak 1,06 persen dengan IHK 133,94 dan terendah tercatat di Sorong 0,02 persen dengan IHK 127,35. (lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2016

Kota-Kota di Luar Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi dengan Nasional (2012=100) K O T A September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 133,64 0,07 2. Denpasar 122,15 0,26 3. Mataram 122,64 -0,66 4. Bima 129,12 -0,45 5. Maumere 118,41 1,20 6. Kupang 125,41 -0,37 7. Pontianak 133,94 -1,06 8. Singkawang 124,95 -0,75 9. Sampit 125,32 -0,46 10. Palangkaraya 121,98 0,11 11. Tanjung 125,24 -0,45 12. Banjarmasin 125,44 0,11 13. Balikpapan 129,88 0,21 14. Samarinda 127,49 -0,20 15. Tarakan 135,10 -0,44 16. Ambon 123,93 -0,11 17. Tual 137,15 -0,71 18. Ternate 129,78 0,09 19. Manokwari 120,79 -0,67 20. Sorong 127,35 -0,02 21. Merauke 130,76 0,27 22. Jayapura 126,84 0,55 NASIONAL 125,41 0,22

Perbandingan Antarkota di Pulau Sulawesi

Pada September 2016 kota IHK di wilayah Pulau Sulawesi empat kota tercatat deflasi dan tujuh kota tercatat inflasi. Deflasi tertinggi tercatat di Manado 0,68 persen dengan IHK 124,02 dan terendah di Kendari 0,01 persen dengan IHK 121,65. (lihat Tabel 8).

(13)

Tabel 8

Perbandingan Indeks dan Inflasi September 2016 Kota-Kota di Pulau Sulawesi dengan Nasional

(2012=100) September IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Manado 124,02 -0,68 2. Palu 126,24 0,59 3. Bulukumba 129,02 0,60 4. Watampone 120,08 0,30 5. Makassar 125,50 0,41 6. Pare-Pare 120,52 -0,50 7. Palopo 123,02 0,05 8. Kendari 121,65 -0,01 9. Baubau 129,58 0,27 10. Gorontalo 120,98 -0,40 11. Mamuju 123,94 0,32 NASIONAL 125,41 0,22

(14)

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara

Email: antitoar@bps.go.id Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Surianti Toar, MS

Referensi

Dokumen terkait

yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang... Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas akan menimbulkan berbagai

Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

Berkaitan dengan pemikiran yang dikemukakan oleh Soekarno, maka yang menjadi tujuan dari penulisan ini ialah melihat hal-hal yang telah dilakukan oleh Soekarno

Hasil kajian yang dilaksanakan di Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi mendapati penjadualan perjalanan yang tidak efisien dan ketidakselesaan merupakan masalah utama yang

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian lebih lanjut adalah analisis deskriptif tentang konsep – konsep model RIDEE (Reading, Identify, Define,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian meniran merah terhadap jumlah limfosit pada organ Limpa Mencit Balb/C yang diinfeksi bakteri Salmonella

Larik pertama ungkapan seloko di atas yaitu perampokan yang dilakukan didaerah pemukiman penduduk. Jenis kehatan ini dianggap melanggar hukum dan akan dikenakan sanksi

Pola baru tafsir Indonesia modern adalah keberadaan corak pendidikan dalam tafsir.Upaya Mahmud Yunus dalam Tafsir Al-Qur’a>n Karim bertujuan untuk menggali