BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB, Dramaga, Bogor pada ketinggian 250 m dpl dengan tipe tanah Latosol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2010. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi benih kacang tanah varietas Anoa, Gajah, Kelinci, Kidang, Panther, Pelanduk, Sima, dan Turangga. Benih didapatkan dari Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Bogor. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dengan dosis 200 gram/m2dan pupuk majemuk dengan dosis 20 gram NPK/m2. Kapur pertanian yang
diberikan sebanyak 50 gram/m2. Pestisida yang diberikan yaitu Furadan berbahan aktif Karbofuran pada awal penanaman 1,5 gr/m2, Curacron berbahan aktif Profenofos dengan konsentrasi 2 ml/l, dan Benlox berbahan aktif Benomyl dengan konsentrasi 4.5 g/l . Peralatan yang diperlukan meliputi cangkul, kored, tugal, ember, meteran, timbangan, oven, kamera, dan alat tulis. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Perlakuan terdiri dari satu faktor berupa 8 varietas kacang tanah (Anoa, Gajah, Kelinci, Kidang, Panther, Pelanduk, Sima, dan Turangga) dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Layout percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1. Setiap petak percobaan berukuran 3 m x 5 m. Model linier rancangannya adalah sebagai berikut : Yij = µ + τi + βj + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan varietas kacang tanah ke-i dalam ulangan ke-j µ = Rataan umum
τi = Pengaruh perlakuan ke-i = 1,2,3,4,5,6,7,8 βj = Perlakuan ulangan ke-j = 1, 2, 3 εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan varietas ke-i dan ulangan ke-j Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F. Apabila hasil uji F menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji DMRT dengan taraf 5 %. Pelaksanaan Persiapan Lahan Persiapan lahan dilakukan dua minggu sebelum waktu penanaman. Kegiatan ini terdiri dari pembersihan lahan dari gulma, pembajakan, penggaruan, dan pemberian kapur. Lahan kemudian dibentuk menjadi 24 petakan percobaan dengan ukuran masing-masing petakan 3 m x 5 m. Pengapuran dilakukan dengan kapur pertanian dengan dosis 50 g/m2 . Penanaman Benih kacang tanah ditanam pada petakan yang telah disiapkan. Benih ditanam satu butir benih per lubang dengan kedalaman tanam 3 cm dan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Sebelum lubang tanam ditutup disertakan Furadan 1,5 gr/m2 dalam tiap lubang. Pupuk dasar majemuk diberikan sekaligus pada awal tanam dalam larikan dengan dosis 20 gram NPK/m2. Tanam dilakukan tanggal 25 Februari 2010. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan penyiraman, penyiangan gulma, pembumbunan, dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan penyiraman dilakukan apabila hujan tidak turun. Penyiangan gulma dilakukan pada saat tanaman berumur 4 Minggu Setelah Tanam (MST) dan 9 MST. Pembumbunan dilakukan pada 4 MST. Pengendalian hama penyakit dilakukan pada 5 MST, 6 MST, dan 10 MST.
Pengamatan Peubah Selama Destruksi Pengamatan pada tanaman kacang tanah dilakukan pada awal masa berbunga, 6 MST, 8 MST, 10 MST, dan 12 MST dengan destruksi 3 tanaman dari tiap petak perlakuan, yaitu 1 tanaman untuk pengamatan indeks luas daun dan 2 tanaman untuk bobot kering. Pengamatan pada awal berbunga artinya saat tanaman 75 % berbunga. Varietas Kidang dan Gajah mencapai 75 % berbunga pada 29 Hari Setelah Tanam (HST). Varietas Panther, Sima, Anoa, Pelanduk, Turangga mencapai 75 % berbunga pada 31 HST. Varietas Kelinci mencapai 75 % berbunga pada 39 HST. Destruksi dilakukan pada tanaman selain tanaman pinggir. Pengamatan indeks luas daun diukur dengan metode gravimetri. Pengamatan bobot kering dilakukan dengan cara memisahkan daun, cabang, ginofor, dan polong kemudian
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 80 oC selama 3 hari.
Pengukuran yang dilakukan pada saat destruksi antara lain adalah: 1. Jumlah daun Jumlah daun adalah banyaknya daun yang sudah terbentuk dan membuka sempurna per tanaman dari masing-masing varietas, merupakan rata-rata dua tanaman destruksi per ulangan setiap varietas. Jumlah daun dihitung pada saat destruksi awal berbunga, 6, 8, 10, dan 12 MST. 2. Jumlah cabang Jumlah cabang adalah banyaknya cabang yang terbentuk dari masing- masing varietas, merupakan rata-rata dua tanaman destruksi per ulangan setiap varietas. Jumlah cabang dihitung pada saat destruksi awal berbunga, 6, 8, 10, dan 12 MST. 3. Jumlah ginofor Ginofor merupakan pemanjangan struktur fungsional yang muncul dari bunga. Warna ginofor umumnya hijau, dan bila ada pigmen antosianin warnanya menjadi merah atau ungu, dan setelah masuk ke tanah warnanya menjadi putih. Ginofor yang berwarna hijau saat di atas tanah menandakan ginofor memiliki klorofil. Jumlah ginofor adalah banyaknya ginofor yang terbentuk per tanaman dari masing-masing
varietas. Pengamatan jumlah ginofor dilakukan apabila tanaman sudah menghasilkan ginofor. Pengamatan dilakukan pada saat destruksi 6, 8, 10, dan 12 MST. 4. Jumlah polong Ginofor yang berhasil menembus tanah akan membentuk polong. Jumlah polong adalah banyaknya polong yang terbentuk per tanaman dari masing-masing varietas. Pengamatan jumlah polong dilakukan apabila tanaman sudah menghasilkan polong. Pengamatan dilakukan pada saat destruksi 6, 8, 10, dan 12 MST. 5. Bobot kering brangkasan Bobot kering brangkasan diukur setelah daun, cabang, ginofor, dan
polong melalui proses pengovenan dengan suhu 80 oC selama 3 hari.
Pengamatan dilakukan pada saat destruksi awal berbunga, 6, 8, 10, dan 12 MST. 6. Jumlah bunga Jumlah bunga merupakan total banyaknya bunga yang terbentuk selama pertumbuhan kacang tanah. Pengamatan jumlah bunga dilakukan setiap pagi hari mulai dari 4 MST sampai 10 MST. 7. Indeks Luas Daun (ILD) ILD = Luas Daun / Luas Lahan yang Ternaungi Indeks luas daun adalah rasio luas daun tanaman sampel dengan luas lahan ternaungi yang merupakan jarak tanam dari kacang tanah yaitu 40 cm x 10 cm. Pengamatan dilakukan dengan metode perbandingan berat (gravimetri). Pengamatan ILD dilakukan pada awal berbunga, 6, 8, 10, dan 12 MST. 8. Jumlah stomata Pengamatan jumlah stomata dilakukan dengan cara menghitung jumlah stomata bagian atas daun dan bagian bawah daun pada 10 MST pada setiap mm2 daun pada masing-masing varietas. 9. Laju Pertumbuhan Tanaman / Crop Growth Rate (CGR) Crop Growth Rate adalah tingkat akumulasi bahan kering per satuan
cara mengkalkulasi pertambahan berat kering dengan luas lahan, pada 6, 8, 10, dan 12 MST. Keterangan: W1 = Bobot kering brangkasan pada awal interval W2 = Bobot kering brangkasan pada akhir interval SA = Luas lahan ternaungi per tanaman yang merupakan jarak tanam kacang tanah t2-t1 = jumlah interval hari 10. Laju Asimilasi bersih / Net Assimilation Rate (NAR) Net Assimilation Rate adalah tingkat akumulasi bahan kering per satuan luas daun per waktu, dinyatakan dengan g (m luas daun) -2 hari-1 Keterangan : W1 = Bobot kering brangkasan pada awal interval W2 = Bobot kering brangkasan pada akhir interval LD1= Luas daun awal interval LD2=Luas daun akhir interval t2-t1 = jumlah interval hari Panen Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 105 hari, yaitu 9 Juni 2010. Setiap petak percobaan dilakukan panen ubinan dengan luas ubinan 1 m2. Pengamatan Peubah Produksi dan Produktivitas meliputi : 1. Jumlah polong total, polong isi (penuh dan setengah penuh), dan polong cipo Penghitungan jumlah polong diambil dari rata-rata tanaman dalam setiap petak. Jumlah polong total = jumlah seluruh polong Jumlah polong isi = terdiri dari polong penuh dan polong setengah penuh
Jumlah polong cipo = jumlah polong yang hampa dan rusak
2. Bobot kering polong total per m2
Pengukuran bobot kering polong total diukur per m2. Bobot kering
polong diamati setelah polong dioven dengan suhu 80 oC selama 3
hari. 3. Persentase polong penuh, setengah penuh, dan cipo Persentase polong merupakan persentase jumlah polong penuh, setengah penuh, dan cipo terhadap jumlah polong total. Pengamatan persentase polong dilakukan setelah polong dioven dengan suhu 80 oC selama 3 hari. 4. Tinggi tanaman Tinggi tanaman dihitung saat panen, merupakan rata-rata dari tinggi 5 tanaman setiap ulangan. 5. Bobot 100 butir biji Bobot 100 butir biji diamati setelah biji dioven dengan suhu 80 oC selama 3 hari. 6. Rendemen (%) Rendemen adalah persentase bobot biji terhadap bobot polong. Penghitungan rendemen dilakukan pada tanaman dalam luasan 1 m2. 7. Indeks Panen (IP) Indeks panen menggambarkan nilai persentase bobot kering polong terhadap total bobot kering biomassa tanaman. Pengamatan indeks panen dilakukan pada saat panen setelah polong dioven dengan suhu 80 oC selama 3 hari. 8. Produktivitas kacang tanah dalam bentuk polong kering dan biji kering Produktivitas kacang tanah diperoleh dari sampel yang dipanen secara ubinan. Selanjutnya nilai ini dikonversi dalam satuan hektar.