World Class Universities On
The Web Menjadi Target UNAIR
UNAIR NEWS – Upaya menuju kampus dunia yang dilakukan oleh
Universitas Airlangga semakin nyata. Setelah berbenah di berbagai sektor, kini UNAIR semakin fokus pada pengelolaan situs web. Untuk itu, UNAIR menghadirkan editor rangking webometric Isidro F. Aquillo dalam acara public speech yang diadakan di Aula Garuda Mukti kampus C UNAIR, Senin (03/04). Melalui acara yang bertemakan world class universities on the web: future and challenges, civitas UNAIR berkesempatan mengetahui strategi dan cara meningkatkan peringkat situs web UNAIR pada persaingan global.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM. Dalam sambutannya, Joko mengatakan pentingnya sebuah strategi institusi untuk membranding diri yang tersaji dalam situs web, terlebih di era global seperti saat ini.
“Lokal pontensi yang disajikan dalam packaging bagus akan terlihat lebih menarik. Tidak hanya riset, lokal potensi harus dipentingkan dalam tatanan kompetisi global, setelah itu baru bisa dimuat dalam situs web,” terang Joko.
Senada dengan Joko, Isidro sebagai pemateri mengatakan bahwa kompetisi global bergantung dengan perspektif lokal. Pertama, menyelesaikan masalah-masalah yang ada di negara Indonesia. Hal ini dapat membantu universitas merumuskan masalah yang dapat memberi nilai kompetisi bagi universitas di Indonesia. “UNAIR sudah mengerahkan orang-orangnya dalam meningkatkan pembangunan website serta pembangunan universitas. Kontribusi dari mahasiswa juga penting untuk menunjang keberhasilan universitas. Dan juga yang lebih serius dalam peningkatkan isi content-content web yang harus diperhatikan,” paparnya.
Melihat dari tantangan yang ada saat ini, Isidro menegaskan bahwa universitas harus meningkatkan kualitas pengajaran, kualitas penelitian, serta mendorong dosen-dosen yang belum sepenuhnya bagus untuk menghasilkan penelitian yang bagus pula.
“Hal ini akan membantu dalam mewujudkan tujuan universitas ditingkat regional maupun internasional,” pungkasnya.
Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Nuri Hermawan
Fakultas Keperawatan UNAIR
Jadi Tuan Rumah Konferensi
Internasional
UNAIR NEWS – Para pengajar Fakultas Keperawatan (FKp)
Universitas Airlangga bekerjasama dengan 14 institusi pendidikan keperawatan seluruh Indonesia menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk ‘The 7th
International Nursing Conference: Global Nursing Challenge in Free Trade Area’. Seminar yang dilaksanakan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, pada Jumat (8/4) tersebut diikuti oleh 325 peserta yang terdiri dari mahasiswa jenjang S-1 hingga S-3, dosen, dan para perawat klinis.
Dalam sambutannya, Dekan FKp UNAIR Prof. Nursalam, S.Kp., M.Nurs, menjelaskan bahwa perawat adalah salah satu profesi tenaga medis yang terkena dampak perdagangan global, termasuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk mencetak lulusan
keperawatan yang berdaya saing global.
“Perguruan tinggi melakukan riset dan menghasilkan berbagai publikasi internasional yang berdampak pada pemeringkatan kampus kelas dunia. Perguruan tinggi dengan iklim riset yang memadai mampu menghasilkan perawat yang berkualitas, sehingga pelayanan publik di bidang kesehatan bisa terus meningkat,” tutur Prof. Nursalam.
Wakil Rektor IV UNAIR Junaedi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., Apt., mewakil Rektor UNAIR berharap agar konferensi internasional bisa lebih acap dilaksanakan.
“Saya berharap agar kolaborasi penelitian, seminar, dan konferensi internasional semacam ini bisa lebih sering dilaksanakan. Dengan kegiatan semacam ini, kita bisa mewujudkan masyarakat global yang sehat sesegera mungkin,” tutur Wakil Rektor IV UNAIR.
Pada konferensi internasional kali ini, sebanyak empat sesi diskusi panel dilaksanakan, yakni pada Jumat dan Sabtu (8 – 9 April 2016). Konferensi diikuti oleh 325 peserta yang terdiri dari 115 tim dan individu pemakalah lisan, serta 72 peserta lomba poster. Dari seluruh makalah yang dipresentasikan, akan dipilih lima makalah terbaik untuk diterbitkan di jurnal ‘Ners’ milik FKp UNAIR.
Sejumlah riset yang akan dipresentasikan dalam panel diskusi tersebut antara lain berjudul “Effectiveness of Lavender Aromatherapy on Axiety Level: A Literature Review” yang ditulis oleh mahasiswa jenjang S-2 FKp UNAIR, dan “Application Relations Professional Nursing Care Model (FGM) Tim with Hospital Patient Satisfaction in Jombang” yang ditulis oleh mahasiswa S-1 asal Universitas Darul Ulum Jombang.
Ke-14 institusi pendidikan yang hadir dalam konferensi internasional itu antara lain berasal dari delegasi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Politeknik Kesehatan – Kemenkes Surabaya, Politeknik Kesehatan – Kemenkes Malang,
Universitas Darul Ulum Jombang, STIKES Ngudia Husada Madura, dan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Pada salah satu sesi diskusi, pembicara asal JICA menyampaikan hasil risetnya berjudul ‘Advanced Nursing Practice in The Global Nursing’. Ikuko mengatakan bahwa konsep global nursing sudah mengemuka sejak tahun 1990. Meski demikian, tidak ada penjelasan khusus mengenai konsep global nursing.
“Saya pernah tinggal dan bekerja di tiga negara di Afrika, seperti Malawi, Kenya, dan Burundi. Mereka sama seperti di Indonesia, saya telah menghadapi situasi global nursing. Oleh karena itu, saya ingin memberikan pandangan saya untuk bidang penelitian yang berkembang dengan pesat ini,” tutur Ketua Penasihat JICA.
Konferensi internasional kali ini dihadiri pula oleh pembicara Kristen Graham, RN, RM, MNg, MPH&TM, MPEd&Tr, GDipMid, GdipHSc asal Universitas Flinders – Australia, SEKI Ikuko MPH, R.N, R.M.W, P.H.N., asal Japan International Cooperation Agency (JICA), dan Madiha Mukhtar, RN, MScN, BScN, RM asal Institut Penelitian dan Rumah Sakit Ibn-e-Seina Pakistan. (*)
Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh
Airlangga Model United Nation
Club, Belajar Berdiplomasi
Hingga Ke Tingkat Global
UNAIR NEWS – Menjadi delegasi di kompetisi bidang diplomasi
Namun, untuk bisa meraihnya, dibutuhkan proses yang tidak gampang. Salah satu proses yang bisa ditempuh adalah dengan membentuk komunitas dengan visi jelas.
Di Universitas Airlangga (UNAIR), terdapat satu komunitas bernama Airlangga Model United Nation (AIRMUN) club. Perkumpulan ini berdiri pada tanggal 27 Juni 2012. Mahasiswa yang tergabung dalam AIRMUN Club akan belajar bagaimana cara menjadi delegasi internasional, debat, dan membahas isu-isu global dengan model konferensi PBB atau United Nation (UN). “AIRMUN Club merupakan wadah untuk menyatukan mahasiswa-mahasiswa UNAIR yang tertarik dalam diplomasi, debat, dan isu-isu global,” tutur Nadia Hartono selaku Presiden AIRMUN Club.
Menurut Nadia, ada tiga ajang lomba dengan model konferensi UN. Yakni, Harvard National Model United Nations (HNMUN), London International Model United Nations (LIMUN), World Model United Nations (WMUN), dan Asia-Pacific Model United Nations (AMUN).
Anggota AIRMUN Club sudah mencapai 60 orang dan akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya minat mahasiswa UNAIR untuk bergabung dan menjadi delegasi UNAIR dalam Model UN. Selain melakukan persiapan untuk mengikuti ketiga model UN, anggota AIRMUN Club juga melakukan pertemuan rutin untuk membahas isu-isu global seperti kasus HAM di Afrika yang disebut ‘Weekly Roundtable’.
Kegiatan selanjutnya disebut ‘AIRMUN Club Review’ berupa publikasi artikel tentang kebijakan luar negeri, kebijakan internasional, aktivitas yang dilakukan oleh organisasi internasional yang dipublikasikan di website AIRMUN Club yang akan dilaksanakan tahun 2015. Publikasi tersebut dilakukan oleh anggota AIRMUN Club dengan panjang naskah dari 600 kata hingga 2500 kata. (*)