KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RENCANA KERJA PEMERINTAH
(RKP) TAHUN 2013
RAKER KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2 Februari 2012
Prasetijono W MJ
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
ISI PAPARAN
• KONDISI UMUM
1
• PEMIKIRAN AWAL ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2013
2
• INDUSTRI DALAM PRIORITAS NASIONAL
TAHUN 2013
3
• PENUTUP
4
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
KONDISI UMUM
Pencapaian 2011, Prakiraan Tahun 2012
Permasalahan dan Tantangan 2013
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERTUMBUHAN EKONOMI
2009 2010 2011
Total I II III IV Total I II III I - III Pertumbuhan ekonomi 4,6 5,6 6,1 5,8 6,9 6,1 6,5 6,5 6,5 6,5 Sisi Lapangan Usaha
Pertanian 4,0 3,0 3,1 1,8 3,8 2,9 3,7 3,9 2,7 3,4
Pertambangan dan Penggalian 4,4 3,1 3,9 2,7 4,2 3,5 4,2 0,8 0,3 1,7
Industri Pengolahan 2,2 3,9 4,5 4,3 5,3 4,5 5,0 6,1 6,6 5,9
Listrik, Gas , dan Air Bersih 14,3 8,8 5,1 3,4 4,3 5,3 4,3 3,9 5,2 4,5
Bangunan 7,1 7,3 7,2 6,8 6,7 7,0 5,3 7,6 6,4 6,4
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,3 8,6 9,1 8,7 8,4 8,7 8,0 9,6 10,1 9,3 Pengangkutan dan komunikasi 15,5 12,0 13,0 13,2 15,5 13,5 13,7 10,7 9,5 11,2 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 5,1 4,8 5,6 5,9 6,3 5,7 7,3 6,9 7,0 7,0
Jasa-jasa 6,4 4,8 5,3 6,4 7,5 6,0 7,0 5,7 7,8 6,8 Sisi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat 4,9 3,9 5,0 5,2 4,4 4,6 4,5 4,6 4,8 4,6 Konsumsi Pemerintah 15,7 -7,6 -7,3 4,8 7,3 0,3 2,8 4,5 2,5 3,3 Investasi 3,3 8,0 8,0 9,2 8,7 8,5 7,3 9,4 7,1 7,9 Ekspor -9,7 20,0 14,6 9,6 16,1 14,9 12,5 17,5 18,5 16,2 Impor -15,0 22,6 18,4 12,2 16,9 17,3 14,4 15,3 14,2 14,6
Kinerja ekonomi makro tetap terjaga. Dalam tiga triwulan pertama tahun 2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,5 persen (y-o-y) dengan daya beli masyarakat yang terjaga, investasi yang meningkat, dan dukungan ekspor yang kuat. Kondisi tersebut ditopang pula oleh industri pengolahan yang meningkat 5,9 persen (y-o-y) dengan industri pengolahan nonmigas yang meningkat 6,5 persen (y-o-y). Dalam keseluruhan tahun 2011, ekonomi diperkirakan tumbuh sebesar 6,5 persen (rincian pada halaman 18).
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERTUMBUHAN PDB & INDUSTRI NONMIGAS
•
Sejak kuartal-4 tahun 2005, pertumbuhan industri non-migas selalu lebih rendah dari pertumbuhan PDB;
•
Akibatnya, share sektor industri di dalam PDB menurun dari 24% tahun 2004 menjadi 21,6% tahun 2010;
•
Itu sebabnya ditenggarai adanya deindustrialisasi di Indonesia.
•
Namun sejak kuartal-3 tahun 2009, gap antara pertumbuhan PDB dan pertumbuhan industri non-migas
semakin kecil;
•
Dan pada kuartal-3 tahun 2011, pertumbuhan industri non-migas sudah hampir sama dengan pertumbuhan
PDB;
•
Bila trend ini berlanjut terus, maka pada tahun 2012, pertumbuhan industri non-migas berpotensi melebihi
pertumbuhan PDB.
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERTUMBUHAN INDUSTRI NON-MIGAS
o
Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada subsektor logam dasar, besi
dan baja. Hal ini didorong oleh
tingginya permintaan domestik
khususnya untuk konstruksi dan
industri kendaraan bermotor.
o
Selain itu, ada tiga subsektor
industri penyerap tenaga kerja
paling besar, yaitu :
–
Makanan, minuman dan tembakau;
–
Alat angkut, mesin dan peralatan;
–
Tekstil, barang kulit dan alas kaki;
o
Ketiganya secara konsisten
tumbuh positif dalam 2 tahun
terakhir.
o
Artinya, kesempatan kerja formal
tumbuh dengan baik di sektor
industri.
6,49 7,29 8,63 0,88 2,26 4,18 6,12 15,03 7,01 4,59PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NON MIGAS Subsektor Makanan, Minuman dan
Tembakau
Subsektor Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki Subsektor Brg. kayu & Hasil hutan
lainnya.
Subsektor Kertas dan Barang cetakan Subsektor Pupuk, Kimia & Barang dari
karet
Subsektor Semen & Brg. Galian bukan logam
Subsektor Logam Dasar Besi & Baja Subsektor Alat Angk., Mesin &
Peralatannya Subsektor Barang lainnya
Persentase Pertumbuhan Subsektor
Industri Manufaktur Non-Migas
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STABILITAS EKONOMI (1)
o
Stabilitas Harga dapat dijaga rendah. Inflasi pada bulan Desember
2011 sebesar 0,28 persen (mtm), dan sebesar 3,78 persen (yoy).
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Ja n' 10 Fe b' 10 Ma r' 10 A pr '1 0 M ei' 10 Jun'10 Jul '10 A gu st' 10 Se pt '10 Ok t'10 N ov' 10 De s' 10 Ja n' 11 Fe b' 11 M ar '11 A pr '1 1 M ei' 11 Jun'11 Jul '11 A gu st' 11 Se pt '11 Ok t'11 N ov' 11 De s' 11
Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran
UMUM (headline) Transp, Kom & JK Dik, Rek & Or Kesehatan Sandang
Rmh, Utility & BB Mskn jd, Rkok & Tmbk Bhn Mknan
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
STABILITAS EKONOMI (2)
o
Stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing masih terjaga pada level Rp.
9000-an pada akhir Desember 2011. Rata rata nilai tukar sepanjang tahun 2011 adalah
sebesar Rp. 8.787,82/USD. Rata rata nilai tukar pada bulan Januari 2012 sampai dengan
tanggal 24 Januari 2012 adalah sebesar Rp. 9.145/USD.
8.537 9.145 8.000 8.200 8.400 8.600 8.800 9.000 9.200 9.400 9.600 Ja n-10 Fe b-1 0 Ma r-1 0 A pr-1 0 Me i-10 Ju n-10 Ju l-1 0 A gu st -1 0 Sep -1 0 Ok t-1 0 No p-10 D es -1 0 Ja n-11 Fe b-1 1 Ma r-1 1 A pr-1 1 Me i-11 Ju n-11 Ju l-1 1 A gu st -1 1 Sep -1 1 Ok t-1 1 No p-11 De s-1 1 Ja n-12
Nilai Tukar Rp/US$
Nilai Tukar Rp/US$
N o m in al Rp/USD
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
NERACA PEMBAYARAN
2009 2010 2011 I II III Transaksi Berjalan 10,6 5,6 2,1 0,5 0,2 Ekspor 119,6 158,1 45,8 51,8 52,8 - Migas 20,6 28,7 8.7 9.5 10.3 - Non-migas 99,0 129,4 37,1 42,3 42,4 Impor -88,7 -127,4 -37,1 -42,2 -43,2 - Migas -15,2 -25,4 -8.7 -10.4 -9.9 - Non-migas -73,5 -102,0 -28,5 -31,8 -33,3 Jasa-jasa*) -20,3 -25,0 -6,6 -9,2 -9,4
Transaksi Modal dan Finansial 4,9 26,2 6,4 13,1 -3,4
Transaksi Modal 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0
Transaksi Finansial 4,8 26,1 6,4 13,1 -3,4
- Investasi Langsung (neto) 2,6 10,7 3,2 3,5 2,4
- Investasi Portfolio 10,3 13,2 3,6 5,5 -4,7
- Investasi Lainnya (neto) -8,2 2,2 -0,4 4,1 -1,1
Total 15,5 31,7 8,5 13,6 -3,2
Selisih Perhitungan -3,0 -1,6 -0,8 -1,7 -0,8
Neraca Keseluruhan 12,5 30,3 7,7 11,9 -4,0
Cadangan Devisa 66,1 96,2 105,7 119,7 114,5
*) Termasuk pendapatan (neto) dan transfer
Sumber: BI
Neraca pembayaran dan cadangan devisa tetap terjaga. Surplus transaksi berjalan masih terjaga
dengan ekspor nonmigas dan impor nonmigas tumbuh masing-masing sebesar 33,1 persen dan 27,6
persen (y-o-y). Transaksi modal dan finansial mengalami tekanan di bulan September terkait krisis
Eropa. Pada akhir Desember 2011 cadangan devisa dapat terjaga sebesar USD110,1 miliar.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PENGANGGURAN TERBUKA
Tingkat pengangguran
terbuka (TPT-Agustus
2011) menurut Tingkat
Pendidikan menurun
hampir disemua
tingkatan pendidikan.
TPT lulusan Diploma dan
perguruan tinggi, tahun
2011 menurun
dibandingkan tahun
2010.
Jumlah penganggurnya
masing-masing menurun
dari 440 ribu dan 710 ribu
tahun 2010, menjadi 240
ribu dan 490 ribu orang
tahun 2011.
Tahun
SD
SMTP
SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma Universitas
2005
6,58%
14,15%
20,40%
18,92%
12,34%
11,64%
2006
6,09%
12,94%
18,08%
17,27%
9,99%
10,40%
2007
4,59%
10,73%
16,57%
21,00%
13,26%
13,61%
2008
4,57%
9,39%
14,31%
17,26%
11,21%
12,59%
2009
3,78%
8,37%
14,50%
14,59%
13,66%
13,08%
2010
3,81%
7,45%
11,90%
11,87%
12,78%
11,92%
2011
3,56%
8,37%
10,66%
10,43%
7,16%
8,02%
Tingkat Pengangguran Terbuka (persen)
0
1
2
3
4
5
Nop-05 Agust-06 Agust-07 Agust-08 Agust-09 Agust-10 Agust-11
juta
o
ra
ng
SD Kebawah SMP SMU SMK Diploma UniversitasPenganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
(Juta Orang)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
11 54,2 47,2 42,3 40,6 35,0 30,0 27,2 25,9 22,5 34,0 49,5 48,0 38,7 37,9 38,4 37,3 36,1 35,1 39,3 37,2 35,0 32,5 31,0 30,0 40,1 33,3 28,6 26,9 21,6 17,4 15,1 13,7 11,3 17,5 24,2 23,4 19,1 18,4 18,2 17,4 16,7 16,0 17,8 16,6 15,4 14,2 13,3 12,5 0 10 20 30 40 50 60 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Penduduk Miskin (juta) Jumlah Penduduk Miskin (juta) Persentase Penduduk Miskin Persentase Pend Miskin
Catatan: Pada tahun 1996 BPS melakukan perubahan metode penghitungan kemiskinan dengan mempertinggi kriteria ambang batas kemiskinan di bidang pendidikan.
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
Per Provinsi Tahun 2011
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERKUATAN DEMOKRASI (1)
1362,72
54,60
86,97
67,30
52,30
53,00
75,70
60,40
Lembaga
Demokrasi
Hak-hak
Politik
Kebebasan
Sipil
IDI
2007
2009
• Konsolidasi demokrasi Indonesia
sejak tahun 2009 mengalami
sejumlah ujian tidak ringan
• Kebebasan sipil berada pada
tingkat yang relatif tinggi, dengan
pengecualian sejumlah tindakan
kekerasan sektarian dan konflik
agraria yang mendapat sorotan
luas, karena adanya penghilangan
nyawa orang, pembakaran rumah
ibadah, dan sebagainya
• Hak-hak politik membaik walaupun
masih terganggu oleh hak memilih
dan dipilih yang bermasalah pada
pemilu nasional dan daerah
• Lembaga demokrasi masih di titik
terendah dibandingkan aspek
demokrasi lainnya, dengan
kredibilitas dan kapasitas parpol
yang berada di titik sangat rendah
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
PERKUATAN DEMOKRASI (2)
o Ada gap besar antara aspek Kebebasan Sipil dengan
Hak Politik dan Lembaga Demokrasi yang secara umum terjadi di hampir semua provinsi
o Grafik menunjukkan Kebebasan Sipil yang luar biasa
tinggi, tidak diimbangi dengan kemampuan lembaga demokrasi, yang masih jauh masih sangat lemah.
o Warga sangat aktif melaporkan keluhan-keluhan
merupakan civil discontent. Jika civil discontent ini tidak mampu direspon dengan baik oleh lembaga demokrasi dan pemenuhan hak politik, akan bisa bergulir ke yang lain-lain yang lebih merepotkan, seperti ethnic, religious, regional discontent
o Jika gap terus menerus tinggi, Pemerintah dan
masyarakat harus bersiap-siap untuk munculnya berbagai discontent tersebut.
14
Grafik 2 Indeks Variabel pada Aspek 1 (Kebebasan Sipil) Grafik 3 Indeks Variabel pada Aspek 2 (Hak-hak Politik)
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PENEGAKAN HUKUM
15
PERKEMBANGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) INDONESIA
Sumber: Transparansi Internasional; IPK :0-10 (Terkorup-Terbersih) 2.0 2.2 2.4 2.3 2.6 2.8 2.8 3.0 3.2 4.0 5.0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
IPK INDONESIA
Keterangan: Target RKP 2012 = 3,2 Target RKP 2013 = 4,0 (draft) Target RPJMN pd 2014 = 5,0KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
TANTANGAN EKSTERNAL
a) Pemerintah negara-negara Uni
Eropa mulai menemukan solusi
politik penyelesaian krisis
keuangannya.
b) Ekonomi di AS mulai tumbuh
walau masih kecil.
1
Dampak krisis masih berlanjut
pengangguran masih tinggi
konsumsi menurun permintaan
domestik turun;
2 Aktifitas perdagangan dunia
melambat;
3 Pergerakan arus modal melambat
dan volatilias nilai tukar meningkat;
4 Perubahan iklim, cuaca ekstrim, dan
bencana alam cenderung meningkat;
5 Ketegangan geopolitik di Timur
Tengah;
6 Semuanya mempengaruhi harga
komoditi primer khususnya minyak
mentah dan beras
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
TANTANGAN INTERNAL
KEKUATAN
Perekonomian Tumbuh dan Stabil
Kepercayaan Global Meningkat
“Investment Grade”
KELEMAHAN
Keteresediaan dan kualitas Infrastruktur dan
Energi belum memadai
Hambatan Investasi perijinan dan
ketidakpastian hukum
Penyimpangan dan Korupsi masih terjadi
pajak dan APBN
Kekerasan horizontal dan anarki terjadi lagi
Kesiapsiagaan dan kesigapan menangani bencana
masih belum memadai
Konflik dan benturan karena masalah pertanahan
Persoalan politik lokal Aceh dan Gangguan
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PEMIKIRAN AWAL ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
ARAH UTAMA
Mengembangkan dan mendayagunakan
seluruh potensi yang ada di dalam negeri
demi peningkatan kesejahteraan rakyat
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PEMIKIRAN TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2013
KATA KUNCI TAHUN 2013:
(1) DAYA TAHAN PEREKONOMIAN NASIONAL; dan
(2) KESEJAHTERAAN RAKYAT
Arahan RPJP/RPJMN:
Mandiri, Pertumbuhan yang Tinggi
(paling tidak 7,0 persen)
EXTERNAL
Krisis Ekonomi Eropa dan
AS
INTERNAL
Pertumbuhan dan Stabilitas
tetap TERJAGA
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
RESILLIENCE: Daya Tahan…..
Daya Tahan Makro:
Neraca pembayaran,
Fiskal,
Moneter, dan
Keuangan tetap Kuat
Daya Tahan Mikro
(Sektor Riil):
Industri
Pertanian
Pariwisata
Perdagangan
Investasi
Infrastruktur dan
Energi
RESILLIENCE
(daya tahan)
Crisis
Management
Protocol
(CMP)
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
DAYA TAHAN MAKRO
• Defisit terkendali
• Subsidi terkendali
• Rasio hutang pemerintah terhadap PDB menurun
FISKAL
• Kebijakan bauran berjalan optimal
MONETER
• Terjaganya stabilitas sektor keuangan
• Mitigasi resiko sistemik
SEKTOR
KEUANGAN
• Terjaganya surplus transaksi berjalan
• Terjaganya kecukupan cadangan devisa
• Pengelolaan arus masuk modal asing
NERACA
PEMBAYARAN
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
Daya Saing
Daya Tahan Mikro (Sektor Riil)
MENDORONG
DAYA BELI MASYARAKAT
PENINGKATAN
PRODUKSI DOMESTIK /
KETERSEDIAAN BARANG
DAN JASA
Peningkatan
Investasi dan
Mendorong
Ekspor
Penguatan
Industri,
Pertanian, dan
Pariwisata
Pengelolaan
Impor
St
abilit
as
Ek
on
om
i M
akr
o
Perkuatan
Perdagangan
Dalam Negeri
•
Mendorong pertumbuhan
•
Meningkatkan pendapatan dan
mengurangi kesenjangan
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PEMBANGUNAN INDUSTRI DALAM
PRIORITAS NASIONAL RKP 2013
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
1
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2
Pendidikan
Kesehatan
Penanggulangan Kemiskinan
Ketahanan Pangan
Infrastruktur
Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Energi
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan
Pasca-konflik
Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
3
PNL Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
PNL Bidang Perekonomian
PNL Bidang Kesejahteraan Rakyat
4
5
6
7
8
14
9
10
12
11
1877 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar 001 Revitalisasi Industri Pupuk
1835 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan
001 Revitalisasi Industri Gula
13
1877 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar
006 Klaster Industri Berbasis Migas 007 Center of Excellence Industri Petrokimia
a. Industri Pengolahan non Migas
b. Kerjasama Ekonomi Internasional
c. Tenaga Kerja Indonesia
DIPERLUAS
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PNL BIDANG PEREKONOMIAN
26
Pembangunan di bidang perekonomian
lainnya yang mencakup:
a. pembangunan industri pengolahan
menyongsong reindustrialisasi;
b. peningkatan kerjasama ekonomi di kawasan
ASEAN; dan
c. peningkatan layanan bagi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di daerah, pusat, dan di luar
negeri;
KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS
INDUSTRI PENGOLAHAN DDALAM PNL PEREKONOMIAN
NO ISU STRATEGIS SASARAN INPUT UTAMA INDUSTRI PENGOLAHAN
1. Pengembangan
industri pengolah sumber daya alam dan penyedia utama lapangan kerja
Tumbuhnya industri berbasis hasil tambang:
• Industri aluminium di Kuala Tanjung – Sumut dan industri alumina di Kalbar;
• bijih besi di Kulonprogo - DIY dan Batulicin - Kalsel; • industri berbasis nikel, tembaga, batubara,
petrokimia, dan migas.
Hasil perundingan dengan Jepang tentang Inalum Ketersediaan bahan baku dan energi
Infrastruktur pendukung produksi dan distribusi Insentif fiskal dan non-fiskal
Tumbuhnya industri pengolah hasil pertanian:
• Industri minyak sawit di KEK Sei Mangke - Sumut, Maloy – Kaltim, dan Dumai – Riau;
• industri pengolah karet, cokelat, bubur kayu dan kertas,
Ketersediaan bahan baku dan energi
Infrastruktur pendukung produksid an distribusi Akses ke sumber pembiayaan
Insentif fiskal dan nonfiskal
Tumbuhnya industri berbasis SDM dan untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik:
• tekstil, pakaian jadi, alas kaki, • komponen elektronika,
• komponen dan aksesories kendaraan bermotor, dan galangan kapal,
• alat rumah tangga, furnitur dan rotan • Industri Obat dan Alat Kesehatan
Insentif bea masuk bagi bahan baku, setengah jadi, mesin dan peralatan
Insentif fiskal bagi R&D dan diklat SDM Akses terhadap sumber pembiayaan Pengamanan pasar domestik
2. Membangun industri
kecil dan menengah (IKM) yang kuat, sehat, dan mandiri
Tumbuhnya IKM:
• meningkatnya populasi IKM ; • berkembangnya inovasi pada IKM; • tumbuhnya industri kreatif; dan
• berkembangnya IKM sebagai pemasok bagi industri besar.
Peningkatan akses pada KUR, modal ventura, dll. Peningkatan akses pasar melalui promosi dan pameran Peningkatan kompetensi SDM IKM dan penumbuhan wirausaha baru
Peningkatan kemampuan IKM sebagai pemasok bagi industri besar / lainnya