• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) TAHUN 2013"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH

(RKP) TAHUN 2013

RAKER KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

2 Februari 2012

Prasetijono W MJ

(2)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

ISI PAPARAN

• KONDISI UMUM

1

• PEMIKIRAN AWAL ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2013

2

• INDUSTRI DALAM PRIORITAS NASIONAL

TAHUN 2013

3

• PENUTUP

4

(3)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

KONDISI UMUM

Pencapaian 2011, Prakiraan Tahun 2012

Permasalahan dan Tantangan 2013

(4)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PERTUMBUHAN EKONOMI

2009 2010 2011

Total I II III IV Total I II III I - III Pertumbuhan ekonomi 4,6 5,6 6,1 5,8 6,9 6,1 6,5 6,5 6,5 6,5 Sisi Lapangan Usaha

Pertanian 4,0 3,0 3,1 1,8 3,8 2,9 3,7 3,9 2,7 3,4

Pertambangan dan Penggalian 4,4 3,1 3,9 2,7 4,2 3,5 4,2 0,8 0,3 1,7

Industri Pengolahan 2,2 3,9 4,5 4,3 5,3 4,5 5,0 6,1 6,6 5,9

Listrik, Gas , dan Air Bersih 14,3 8,8 5,1 3,4 4,3 5,3 4,3 3,9 5,2 4,5

Bangunan 7,1 7,3 7,2 6,8 6,7 7,0 5,3 7,6 6,4 6,4

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,3 8,6 9,1 8,7 8,4 8,7 8,0 9,6 10,1 9,3 Pengangkutan dan komunikasi 15,5 12,0 13,0 13,2 15,5 13,5 13,7 10,7 9,5 11,2 Keuangan, Persewaan, Jasa Usaha 5,1 4,8 5,6 5,9 6,3 5,7 7,3 6,9 7,0 7,0

Jasa-jasa 6,4 4,8 5,3 6,4 7,5 6,0 7,0 5,7 7,8 6,8 Sisi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat 4,9 3,9 5,0 5,2 4,4 4,6 4,5 4,6 4,8 4,6 Konsumsi Pemerintah 15,7 -7,6 -7,3 4,8 7,3 0,3 2,8 4,5 2,5 3,3 Investasi 3,3 8,0 8,0 9,2 8,7 8,5 7,3 9,4 7,1 7,9 Ekspor -9,7 20,0 14,6 9,6 16,1 14,9 12,5 17,5 18,5 16,2 Impor -15,0 22,6 18,4 12,2 16,9 17,3 14,4 15,3 14,2 14,6

Kinerja ekonomi makro tetap terjaga. Dalam tiga triwulan pertama tahun 2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,5 persen (y-o-y) dengan daya beli masyarakat yang terjaga, investasi yang meningkat, dan dukungan ekspor yang kuat. Kondisi tersebut ditopang pula oleh industri pengolahan yang meningkat 5,9 persen (y-o-y) dengan industri pengolahan nonmigas yang meningkat 6,5 persen (y-o-y). Dalam keseluruhan tahun 2011, ekonomi diperkirakan tumbuh sebesar 6,5 persen (rincian pada halaman 18).

(5)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERTUMBUHAN PDB & INDUSTRI NONMIGAS

Sejak kuartal-4 tahun 2005, pertumbuhan industri non-migas selalu lebih rendah dari pertumbuhan PDB;

Akibatnya, share sektor industri di dalam PDB menurun dari 24% tahun 2004 menjadi 21,6% tahun 2010;

Itu sebabnya ditenggarai adanya deindustrialisasi di Indonesia.

Namun sejak kuartal-3 tahun 2009, gap antara pertumbuhan PDB dan pertumbuhan industri non-migas

semakin kecil;

Dan pada kuartal-3 tahun 2011, pertumbuhan industri non-migas sudah hampir sama dengan pertumbuhan

PDB;

Bila trend ini berlanjut terus, maka pada tahun 2012, pertumbuhan industri non-migas berpotensi melebihi

pertumbuhan PDB.

(6)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PERTUMBUHAN INDUSTRI NON-MIGAS

o

Pertumbuhan tertinggi terjadi

pada subsektor logam dasar, besi

dan baja. Hal ini didorong oleh

tingginya permintaan domestik

khususnya untuk konstruksi dan

industri kendaraan bermotor.

o

Selain itu, ada tiga subsektor

industri penyerap tenaga kerja

paling besar, yaitu :

Makanan, minuman dan tembakau;

Alat angkut, mesin dan peralatan;

Tekstil, barang kulit dan alas kaki;

o

Ketiganya secara konsisten

tumbuh positif dalam 2 tahun

terakhir.

o

Artinya, kesempatan kerja formal

tumbuh dengan baik di sektor

industri.

6,49 7,29 8,63 0,88 2,26 4,18 6,12 15,03 7,01 4,59

PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NON MIGAS Subsektor Makanan, Minuman dan

Tembakau

Subsektor Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki Subsektor Brg. kayu & Hasil hutan

lainnya.

Subsektor Kertas dan Barang cetakan Subsektor Pupuk, Kimia & Barang dari

karet

Subsektor Semen & Brg. Galian bukan logam

Subsektor Logam Dasar Besi & Baja Subsektor Alat Angk., Mesin &

Peralatannya Subsektor Barang lainnya

Persentase Pertumbuhan Subsektor

Industri Manufaktur Non-Migas

(7)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

STABILITAS EKONOMI (1)

o

Stabilitas Harga dapat dijaga rendah. Inflasi pada bulan Desember

2011 sebesar 0,28 persen (mtm), dan sebesar 3,78 persen (yoy).

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Ja n' 10 Fe b' 10 Ma r' 10 A pr '1 0 M ei' 10 Jun'10 Jul '10 A gu st' 10 Se pt '10 Ok t'10 N ov' 10 De s' 10 Ja n' 11 Fe b' 11 M ar '11 A pr '1 1 M ei' 11 Jun'11 Jul '11 A gu st' 11 Se pt '11 Ok t'11 N ov' 11 De s' 11

Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran

UMUM (headline) Transp, Kom & JK Dik, Rek & Or Kesehatan Sandang

Rmh, Utility & BB Mskn jd, Rkok & Tmbk Bhn Mknan

(8)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

STABILITAS EKONOMI (2)

o

Stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing masih terjaga pada level Rp.

9000-an pada akhir Desember 2011. Rata rata nilai tukar sepanjang tahun 2011 adalah

sebesar Rp. 8.787,82/USD. Rata rata nilai tukar pada bulan Januari 2012 sampai dengan

tanggal 24 Januari 2012 adalah sebesar Rp. 9.145/USD.

8.537 9.145 8.000 8.200 8.400 8.600 8.800 9.000 9.200 9.400 9.600 Ja n-10 Fe b-1 0 Ma r-1 0 A pr-1 0 Me i-10 Ju n-10 Ju l-1 0 A gu st -1 0 Sep -1 0 Ok t-1 0 No p-10 D es -1 0 Ja n-11 Fe b-1 1 Ma r-1 1 A pr-1 1 Me i-11 Ju n-11 Ju l-1 1 A gu st -1 1 Sep -1 1 Ok t-1 1 No p-11 De s-1 1 Ja n-12

Nilai Tukar Rp/US$

Nilai Tukar Rp/US$

N o m in al Rp/USD

(9)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

NERACA PEMBAYARAN

2009 2010 2011 I II III Transaksi Berjalan 10,6 5,6 2,1 0,5 0,2 Ekspor 119,6 158,1 45,8 51,8 52,8 - Migas 20,6 28,7 8.7 9.5 10.3 - Non-migas 99,0 129,4 37,1 42,3 42,4 Impor -88,7 -127,4 -37,1 -42,2 -43,2 - Migas -15,2 -25,4 -8.7 -10.4 -9.9 - Non-migas -73,5 -102,0 -28,5 -31,8 -33,3 Jasa-jasa*) -20,3 -25,0 -6,6 -9,2 -9,4

Transaksi Modal dan Finansial 4,9 26,2 6,4 13,1 -3,4

Transaksi Modal 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0

Transaksi Finansial 4,8 26,1 6,4 13,1 -3,4

- Investasi Langsung (neto) 2,6 10,7 3,2 3,5 2,4

- Investasi Portfolio 10,3 13,2 3,6 5,5 -4,7

- Investasi Lainnya (neto) -8,2 2,2 -0,4 4,1 -1,1

Total 15,5 31,7 8,5 13,6 -3,2

Selisih Perhitungan -3,0 -1,6 -0,8 -1,7 -0,8

Neraca Keseluruhan 12,5 30,3 7,7 11,9 -4,0

Cadangan Devisa 66,1 96,2 105,7 119,7 114,5

*) Termasuk pendapatan (neto) dan transfer

Sumber: BI

Neraca pembayaran dan cadangan devisa tetap terjaga. Surplus transaksi berjalan masih terjaga

dengan ekspor nonmigas dan impor nonmigas tumbuh masing-masing sebesar 33,1 persen dan 27,6

persen (y-o-y). Transaksi modal dan finansial mengalami tekanan di bulan September terkait krisis

Eropa. Pada akhir Desember 2011 cadangan devisa dapat terjaga sebesar USD110,1 miliar.

(10)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PENGANGGURAN TERBUKA

Tingkat pengangguran

terbuka (TPT-Agustus

2011) menurut Tingkat

Pendidikan menurun

hampir disemua

tingkatan pendidikan.

TPT lulusan Diploma dan

perguruan tinggi, tahun

2011 menurun

dibandingkan tahun

2010.

Jumlah penganggurnya

masing-masing menurun

dari 440 ribu dan 710 ribu

tahun 2010, menjadi 240

ribu dan 490 ribu orang

tahun 2011.

Tahun

SD

SMTP

SMTA Umum SMTA Kejuruan Diploma Universitas

2005

6,58%

14,15%

20,40%

18,92%

12,34%

11,64%

2006

6,09%

12,94%

18,08%

17,27%

9,99%

10,40%

2007

4,59%

10,73%

16,57%

21,00%

13,26%

13,61%

2008

4,57%

9,39%

14,31%

17,26%

11,21%

12,59%

2009

3,78%

8,37%

14,50%

14,59%

13,66%

13,08%

2010

3,81%

7,45%

11,90%

11,87%

12,78%

11,92%

2011

3,56%

8,37%

10,66%

10,43%

7,16%

8,02%

Tingkat Pengangguran Terbuka (persen)

0

1

2

3

4

5

Nop-05 Agust-06 Agust-07 Agust-08 Agust-09 Agust-10 Agust-11

juta

o

ra

ng

SD Kebawah SMP SMU SMK Diploma Universitas

Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan

(Juta Orang)

(11)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

11 54,2 47,2 42,3 40,6 35,0 30,0 27,2 25,9 22,5 34,0 49,5 48,0 38,7 37,9 38,4 37,3 36,1 35,1 39,3 37,2 35,0 32,5 31,0 30,0 40,1 33,3 28,6 26,9 21,6 17,4 15,1 13,7 11,3 17,5 24,2 23,4 19,1 18,4 18,2 17,4 16,7 16,0 17,8 16,6 15,4 14,2 13,3 12,5 0 10 20 30 40 50 60 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jumlah Penduduk Miskin (juta) Jumlah Penduduk Miskin (juta) Persentase Penduduk Miskin Persentase Pend Miskin

Catatan: Pada tahun 1996 BPS melakukan perubahan metode penghitungan kemiskinan dengan mempertinggi kriteria ambang batas kemiskinan di bidang pendidikan.

(12)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

Per Provinsi Tahun 2011

(13)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERKUATAN DEMOKRASI (1)

13

62,72

54,60

86,97

67,30

52,30

53,00

75,70

60,40

Lembaga

Demokrasi

Hak-hak

Politik

Kebebasan

Sipil

IDI

2007

2009

• Konsolidasi demokrasi Indonesia

sejak tahun 2009 mengalami

sejumlah ujian tidak ringan

• Kebebasan sipil berada pada

tingkat yang relatif tinggi, dengan

pengecualian sejumlah tindakan

kekerasan sektarian dan konflik

agraria yang mendapat sorotan

luas, karena adanya penghilangan

nyawa orang, pembakaran rumah

ibadah, dan sebagainya

• Hak-hak politik membaik walaupun

masih terganggu oleh hak memilih

dan dipilih yang bermasalah pada

pemilu nasional dan daerah

• Lembaga demokrasi masih di titik

terendah dibandingkan aspek

demokrasi lainnya, dengan

kredibilitas dan kapasitas parpol

yang berada di titik sangat rendah

(14)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

PERKUATAN DEMOKRASI (2)

o Ada gap besar antara aspek Kebebasan Sipil dengan

Hak Politik dan Lembaga Demokrasi yang secara umum terjadi di hampir semua provinsi

o Grafik menunjukkan Kebebasan Sipil yang luar biasa

tinggi, tidak diimbangi dengan kemampuan lembaga demokrasi, yang masih jauh masih sangat lemah.

o Warga sangat aktif melaporkan keluhan-keluhan

merupakan civil discontent. Jika civil discontent ini tidak mampu direspon dengan baik oleh lembaga demokrasi dan pemenuhan hak politik, akan bisa bergulir ke yang lain-lain yang lebih merepotkan, seperti ethnic, religious, regional discontent

o Jika gap terus menerus tinggi, Pemerintah dan

masyarakat harus bersiap-siap untuk munculnya berbagai discontent tersebut.

14

Grafik 2 Indeks Variabel pada Aspek 1 (Kebebasan Sipil) Grafik 3 Indeks Variabel pada Aspek 2 (Hak-hak Politik)

(15)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PENEGAKAN HUKUM

15

PERKEMBANGAN INDEKS PERSEPSI KORUPSI (IPK) INDONESIA

Sumber: Transparansi Internasional; IPK :0-10 (Terkorup-Terbersih) 2.0 2.2 2.4 2.3 2.6 2.8 2.8 3.0 3.2 4.0 5.0 0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

IPK INDONESIA

Keterangan: Target RKP 2012 = 3,2 Target RKP 2013 = 4,0 (draft) Target RPJMN pd 2014 = 5,0

(16)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

TANTANGAN EKSTERNAL

a) Pemerintah negara-negara Uni

Eropa mulai menemukan solusi

politik penyelesaian krisis

keuangannya.

b) Ekonomi di AS mulai tumbuh

walau masih kecil.

1

Dampak krisis masih berlanjut 

pengangguran masih tinggi 

konsumsi menurun  permintaan

domestik turun;

2 Aktifitas perdagangan dunia

melambat;

3 Pergerakan arus modal melambat

dan volatilias nilai tukar meningkat;

4 Perubahan iklim, cuaca ekstrim, dan

bencana alam cenderung meningkat;

5 Ketegangan geopolitik di Timur

Tengah;

6 Semuanya mempengaruhi harga

komoditi primer khususnya minyak

mentah dan beras

(17)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

TANTANGAN INTERNAL

KEKUATAN

Perekonomian Tumbuh dan Stabil

Kepercayaan Global Meningkat

“Investment Grade”

KELEMAHAN

Keteresediaan dan kualitas Infrastruktur dan

Energi belum memadai

Hambatan Investasi  perijinan dan

ketidakpastian hukum

Penyimpangan dan Korupsi masih terjadi 

pajak dan APBN

Kekerasan horizontal dan anarki terjadi lagi

Kesiapsiagaan dan kesigapan menangani bencana

masih belum memadai

Konflik dan benturan karena masalah pertanahan

Persoalan politik lokal Aceh dan Gangguan

(18)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PEMIKIRAN AWAL ARAH KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN NASIONAL

(19)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

ARAH UTAMA

Mengembangkan dan mendayagunakan

seluruh potensi yang ada di dalam negeri

demi peningkatan kesejahteraan rakyat

(20)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PEMIKIRAN TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2013

KATA KUNCI TAHUN 2013:

(1) DAYA TAHAN PEREKONOMIAN NASIONAL; dan

(2) KESEJAHTERAAN RAKYAT

Arahan RPJP/RPJMN:

Mandiri, Pertumbuhan yang Tinggi

(paling tidak 7,0 persen)

EXTERNAL

Krisis Ekonomi Eropa dan

AS

INTERNAL

Pertumbuhan dan Stabilitas

tetap TERJAGA

(21)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

RESILLIENCE: Daya Tahan…..

Daya Tahan Makro:

Neraca pembayaran,

Fiskal,

Moneter, dan

Keuangan tetap Kuat

Daya Tahan Mikro

(Sektor Riil):

Industri

Pertanian

Pariwisata

Perdagangan

Investasi

Infrastruktur dan

Energi

RESILLIENCE

(daya tahan)

Crisis

Management

Protocol

(CMP)

(22)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

DAYA TAHAN MAKRO

• Defisit terkendali

• Subsidi terkendali

• Rasio hutang pemerintah terhadap PDB menurun

FISKAL

• Kebijakan bauran berjalan optimal

MONETER

• Terjaganya stabilitas sektor keuangan

• Mitigasi resiko sistemik

SEKTOR

KEUANGAN

• Terjaganya surplus transaksi berjalan

• Terjaganya kecukupan cadangan devisa

• Pengelolaan arus masuk modal asing

NERACA

PEMBAYARAN

(23)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

Daya Saing

Daya Tahan Mikro (Sektor Riil)

MENDORONG

DAYA BELI MASYARAKAT

PENINGKATAN

PRODUKSI DOMESTIK /

KETERSEDIAAN BARANG

DAN JASA

Peningkatan

Investasi dan

Mendorong

Ekspor

Penguatan

Industri,

Pertanian, dan

Pariwisata

Pengelolaan

Impor

St

abilit

as

Ek

on

om

i M

akr

o

Perkuatan

Perdagangan

Dalam Negeri

Mendorong pertumbuhan

Meningkatkan pendapatan dan

mengurangi kesenjangan

(24)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PEMBANGUNAN INDUSTRI DALAM

PRIORITAS NASIONAL RKP 2013

(25)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

1

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

2

Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan

Ketahanan Pangan

Infrastruktur

Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Energi

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan

Pasca-konflik

Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

3

PNL Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

PNL Bidang Perekonomian

PNL Bidang Kesejahteraan Rakyat

4

5

6

7

8

14

9

10

12

11

1877 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar 001 Revitalisasi Industri Pupuk

1835 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan

001 Revitalisasi Industri Gula

13

1877 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kimia Dasar

006 Klaster Industri Berbasis Migas 007 Center of Excellence Industri Petrokimia

a. Industri Pengolahan non Migas

b. Kerjasama Ekonomi Internasional

c. Tenaga Kerja Indonesia

DIPERLUAS

(26)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

PNL BIDANG PEREKONOMIAN

26

Pembangunan di bidang perekonomian

lainnya yang mencakup:

a. pembangunan industri pengolahan

menyongsong reindustrialisasi;

b. peningkatan kerjasama ekonomi di kawasan

ASEAN; dan

c. peningkatan layanan bagi Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) di daerah, pusat, dan di luar

negeri;

(27)

KEMENTERIAN PPN/ BAPPENAS

INDUSTRI PENGOLAHAN DDALAM PNL PEREKONOMIAN

NO ISU STRATEGIS SASARAN INPUT UTAMA INDUSTRI PENGOLAHAN

1. Pengembangan

industri pengolah sumber daya alam dan penyedia utama lapangan kerja

Tumbuhnya industri berbasis hasil tambang:

• Industri aluminium di Kuala Tanjung – Sumut dan industri alumina di Kalbar;

• bijih besi di Kulonprogo - DIY dan Batulicin - Kalsel; • industri berbasis nikel, tembaga, batubara,

petrokimia, dan migas.

Hasil perundingan dengan Jepang tentang Inalum Ketersediaan bahan baku dan energi

Infrastruktur pendukung produksi dan distribusi Insentif fiskal dan non-fiskal

Tumbuhnya industri pengolah hasil pertanian:

• Industri minyak sawit di KEK Sei Mangke - Sumut, Maloy – Kaltim, dan Dumai – Riau;

• industri pengolah karet, cokelat, bubur kayu dan kertas,

Ketersediaan bahan baku dan energi

Infrastruktur pendukung produksid an distribusi Akses ke sumber pembiayaan

Insentif fiskal dan nonfiskal

Tumbuhnya industri berbasis SDM dan untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik:

• tekstil, pakaian jadi, alas kaki, • komponen elektronika,

• komponen dan aksesories kendaraan bermotor, dan galangan kapal,

• alat rumah tangga, furnitur dan rotan • Industri Obat dan Alat Kesehatan

Insentif bea masuk bagi bahan baku, setengah jadi, mesin dan peralatan

Insentif fiskal bagi R&D dan diklat SDM Akses terhadap sumber pembiayaan Pengamanan pasar domestik

2. Membangun industri

kecil dan menengah (IKM) yang kuat, sehat, dan mandiri

Tumbuhnya IKM:

• meningkatnya populasi IKM ; • berkembangnya inovasi pada IKM; • tumbuhnya industri kreatif; dan

• berkembangnya IKM sebagai pemasok bagi industri besar.

Peningkatan akses pada KUR, modal ventura, dll. Peningkatan akses pasar melalui promosi dan pameran Peningkatan kompetensi SDM IKM dan penumbuhan wirausaha baru

Peningkatan kemampuan IKM sebagai pemasok bagi industri besar / lainnya

(28)

KEMENTERIAN PPN/

BAPPENAS

TERIMA KASIH

Gambar

Grafik  4  Indeks Variabel pada Aspek 3 (Lembaga Demokrasi)

Referensi

Dokumen terkait

syndrome di atas, menunjukkan bahwa penggunaan metode glenn doman efektif untuk meningkatkan pemahaman lambang bilangan anak down syndrome. Ini terlihat

memiliki peran penting dalam upaya membangun masyarakat yang lebih sejahtera. Dengan demikian, pemastian penunaian pajak serta pengelolaan pajak secara bijak.. harus

Klon PSJT 941 dan VMC 86- 550 memiliki nilai koefisien regresi lebih dari 1 (bi>1), berarti klon tersebut beradaptasi khusus terhadap lingkungan yang baik

(1) Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah ini adalah penyelenggaraan perumahan oleh pengembang dengan jumlah paling sedikit 5 (lima) kaveling yang

Hal ini didasarkan oleh hasil penelitian Mirlina (2011) yang menyatakan bahwa penggunaan konsentrasi garam 1%; 1,5%; 2%; 2,5%; dan 3% tidak memberikan pengaruh yang berbeda

Fungsi perencanaan dan penganggaran yang sebagian berada di Departemen Keuangan dan sebagian lainnya di Bappenas sudah selayaknya disatu padukan dengan menggabungkan kedua

Untuk mendiagnosis pasti kelainan ini disamping gejala klinis yang ditemukan pada penderita, pemeriksaan penunjang berperan penting dalam mendiagnosis osteogenesis imperfekta,

Sesuai dengan Standar Dirjen Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek