• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUJI RAHAYU NINGSIH, MEDIKA RISNASARI PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP PGRI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUJI RAHAYU NINGSIH, MEDIKA RISNASARI PROSIDING SEMINAR NASIONAL STKIP PGRI SUMATERA BARAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

83 PENGEMBANGAN PERANGKAT TES DIAGNOSTIK TWO-TIER ALJABAR

LINIER BERBANTUAN MEDIA QUIZZIZZ UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI

Puji Rahayu Ningsih1, Medika Risnasari2 1,2

Universitas Trunojoyo Madura, Jl. Raya Telang Po Box 2 Telang, Bangkalan 1

Puji.ningsih@trunojoyo.ac.id, 2medika.risnasari@trunojoyo.ac.id

Abstract. The application of Distance Learning during the Covid-19 pandemic using various

online media has led to misconceptions and ineffective learning in students. The aim of the study was to develop a valid and reliable two-tier diagnostic test assisted by media quizzes to identify the misconceptions of students in linear algebra courses. The type of research uses research and development (R&D), with Tessmer's formative research type. There are two stages in the development process in the formative research development model, namely 1). the preliminary stage and 2). Self-evaluation. The results of the research that have been carried out obtained the data processing value for 1) Validity, obtained an average score of 80.36% for expert validator; The average score was 85.71% for the validation carried out to small group students and, through the calculation of experimental validation, 21 questions were obtained in the valid category and 4 questions in the invalid category; 2) for the reliability test data obtained that rtabel is 0.374 and the r11 is 0.84. Because r11> rtabel, it can be concluded that the question is reliable. While the reliability category is high reliability; and 3) For the calculation of the level of difficulty of the 25 questions on the two-tier diagnostic test, there is 1 question in the easy category, 14 questions in the medium category and there are 10 questions in the difficult category, which means there are 4% questions in the easy category, 56% in the easy category and there are 40% in the difficult category, so the number of questions is more than easy and difficult questions. From several tests it can be concluded that the questions developed can be used in the implementation of student misconception tests on linear equation systems material on linear algebra courses.

Key words: Lineat algebra, misconceptions, tes diagnostic two tier, quizizz

Abstrak. Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh selama masa pandemic covid-19 dengan berbagai

media perangkat daring telah menyebabkan miskonsepsi dan pembelajaran yang tidak efektif pada peserta didik. Tujuan dari penelitian adalah mengembangkan tes diagnostik two-tier berbantuan media quizizz yang valid dan reliabel untuk mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik Madura pada mata kuliah aljabar linier. Adapun jenis penelitian adalah research and development (R&D), dengan tipe formative research Tessmer. Proses pengembangan pada model pengembangan formative research terdapat dua tahap, yakni 1). tahap preliminary dan 2). Self-evaluation.Hasil penelitiaan yang telah dilakukan diperoleh diperoleh nilai pengolahan data untuk 1) Validitas, diperoleh skor rata-rata 80,36% untuk validator ahli; skor rata-rata 85,71% untuk validasi yang dilakukan kepada siswa kelompok kecil serta, melalui perhitungan validasi eksperimen diperoleh sebanyak 21 soal kategori valid dan 4 soal pada kategori tidak

valid; 2) untuk uji reliabilitas diperoleh data bahwa rtabel sebesar 0,374 dan didapatkan r11 sebesar

0,84. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal reliabel. Sedangkan kategori

reliabilisanya yaitu memiliki reliabilitas tinggi.; serta 3) Untuk perhitungan taraf kesukaran dari 25 soal tes diagnostik two-tier terdapat 1 soal dengan kategori mudah 14 soal dengan kategori sedang dan terdapat 10 soal dengan kategori sukar yang artinya terdapat 4% soal pada ketegori mudah, 56% pada kategori mudah dan terdapat 40% pada kategori sukar, sehingga jumlah soal sedang lebih banyk dari soal mudah dan sukar. Dari beberapa pengujian maka dapat disimpulkan bahwa soal yang dikembangkan dapat digunakan pada pelaksanaan tes miskonsepsi mahasiswa pada materi sistem persamaan linear pada aljabar linear.

(2)

84 PENDAHULUAN

Pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk negara Indonesia membuat sector bidang Pendidikan terutama proses belajar mengajar dilakukan secara daring. UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sejak bulan Maret 2020 menghimbau negara-negara di dunia untuk menerapkan system Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tentunya dalam Pembelajaran Jarak Jauh ini diperlukan suatu platform/media yang dapat menjangkau peserta didik dan guru dalam proses belajar mengajar [UNESCO, 2020]. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun juga mengambil kebikajan sebagai respon himbauan dari UNESCO perihal pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyeebaran covid-19. Sehingga disatuan Pendidikan fakultas ilmu Pendidikan UNiersitas Trunojoyo Madura juga menerapkan pembelajaran secara daring. Pembelajaran Jarak Jauh dapat diartikan sebagai pembelaaran ketika seorang pengajar dan peserta didik tidak bertemu secara fisik dalam satu tempat yang sama atau pembelajaran yang dilaksanakan tidak dalam bentuk tatap muka secara langsung tetapi menggunakan media elektronik yang menjembatani proses pembelajaran (ahmad,2020). Selama penerapan pembelajaran jarak jauh, dijumpai beberapa kendala baik dari segi sumber daya manusia yaitu pengajar dan peserta didik maupun fasilitas pendukung lainnya yaitu biaya dan kesulian akses internet. Hal tersebut menjadikan pembelajaran tidak efektif. Sebelum diberlakukannya pembelajaran daring, pembelajaran mata kuliah aljabar linier dilaksanakan secara tatap muka dan tidak jarang proses pembelajaran menggunakan model kooperatif dimana peserta didik embentuk kelompok-kelompok belajar untuk memudahkan pemahaman terhadap materi. Tentunya pembelajaran secara daring membuat metode pembelajaran berubah dan tidak jarang peserta didik tidak paham terhadap penjelasan konsep yang deberikan pengajar sehingga muncul adanya miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan pemahaman konsep atau prinsip yang tidak konsisten dengan penafsiran atau pandangan yang berlaku umum tentang konsep tersebut.

Miskonsepsi dapat terjadi pada peserta didik ketika peserta didik mendapatkan suatu informasi dari sumber yang kurang terpercaya. Misalnya berasal dari internet atau buku pelajaran yang terdapat suatu kesalahan dalam menguraikan materi. Miskosepsi terjadi karena kesalahan yang dilakukan seseorang dalam membangun konsepsi berdasarkan informasi lingkungan fisik di sekitarnya atau teori yang diterima. Dan pasca penerapan pembelajaran daring, peneliti melihat miskonsepsi yang dialami peserta didik pada mata kuliah aljabar linier lebih beragam dari pada ketika pembelajaran dilakukan di masa normal sebelumnya (Suwarto, 2017).

Miskonsepsi yang terjadi pada peserta didik pada mata kuliah aljabar linier dapat diidentifikasi menggunakan tes diagnostik. Arikunto (2013:48) mengemukakan bahwa tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut, dapat dilakukan penanganan yang tepat. Tes diagnostik bukan sekedar tes yang digunakan untuk mengukur ketuntasan peserta didik

dalam belajar. Namun, lebih tepatnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta

didik menguasai sebuah konsep agar dapat memudahkan pengajar dalam mengetahui

kesulitan peserta didik serta memberikan solusi yang tepat untuk memberi perlakuan terhadap peserta didik tersebut.

(3)

85 Haslam & Treagust (dalam Suwarto, 2017) pernah melakukan penelitian di bidang biologi. Tes yang digunakan adalah two-tier diagnostic test. Two-tier diagnostic test ini digunakan untuk menyelidiki tentang miskonsepsi siswa terhadap fotosintesis dan respirasi. Tes diagnostik two-tier banyak digunakan oleh beberapa peneliti dalam mengidentifikasi miskonsepsi. Instrumen tes diagnostik two-tier memiliki keunggulan dibandingkan dengan tes berformat pilihan ganda biasa, yaitu dapat mengungkap alasan dibalik opsi yang dipilih siswa. Depdiknas (2007:4) tes diagnostik memiliki karakteristik: (a) dirancang untuk mendeteksi kesulitan belajar siswa, karena itu format dan respons yang dijaring harus didesain memiliki fungsi diagnostik, (b) dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan yang mungkin menjadi penyebab munculnya masalah (penyakit) siswa, (c) menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat), sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap. Bila ada alasan tertentu sehingga menggunakan bentuk selected response (misalnya bentuk pilihan ganda), harus disertakan penjelasan mengapa memilih jawaban tertentu sehingga dapat meminimalisir jawaban tebakan, dan dapat ditentukan tipe kesalahah atau masalahnya, dan (d) disertai rancangan tindak lanjut (pegobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang teridentifikasi. Tes diagnostik two-tier memiliki 2 tingkatan jawaban, tingkat pertama berisi pilihan jawaban dan tingkat kedua merupakan pilihan alasan dari jawaban pada tingkat pertama. Untuk memudahkan pelaksanaan tes diagnostik, maka peneliti akan menggunakan media quizizz. Adapun media quizizz dibuat oleh alumni BITS Pilani (Birla Institute of technology and science) Vidya Vihar, Pilani, Rajasthan 333031, India

yang bernama Ankit Gupta dan Deepak Joy Cheenath pada tahun 2015. Menurut

Chaiyo & Nohkam (dalam Jurnal Yana dkk, 2019) “Quizizz merupakan sebuah web tool yang berupa permainan kuis online yang dapat digunakan sebagai penilaian formatif dalam pembelajaran”. Sedangkan menurut Suo (dalam Dewi. 2019) “Quizizz adalah salah satu alat evaluasi berbasis e-learning cocok dipakai untuk mengevaluasi dengan cepat dan langsung memberi hasil kepada guru unruk mengambil tindakan pada siswa”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa quizizz adalah sebuah web pembelajaran yang didalamnya terdapat permainan kuis secara online dan cocok dipakai untuk mengevaluasi hasil siswa secara cepat dan juga menyediakan data statistik dari hasil pengerjaan siswa yang dapat diunduh dalam bentuk spreadsheet.

Berdasarkan hal diatas, maka perlu adanya pengembangan instrument tes diagnostic two tier yang berbantuan media quizizz untuk mengidentifikasi miskonsepsi menjadi bagian penting untuk mengetahu keberhasilan proses belajar mengajar selama dalam kondisi Pembelajaran secara daring

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian menggunakan penelitian pengembangan atau reaserch and development (R&D), dengan tipe formative research Tessmer. Menurut Nursalam (2017:89), Hidayati (2016:392) dan Suwarto (2017:165), dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan pada model pengembangan formative research terdapat dua tahap, yakni tahap preliminary dan self-evaluationProsedur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 1. Secara detail untuk tahapan uji coba instrumen tes diagnostic two tier terdapat pada gambar 2.

(4)

86 Gambar 1. Prosedur penelitian

Gambar 2. Alur Pengembangan Formative Research Tessmer (dalam Suwarto, 2017:165)

Adapun penjelasan dari gambar1 tentang tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian, yaitu

1. Tahap Preliminary. Langkah awal dalam tahapan ini yakni melakukan persiapan meliputi:

a. Memilih tempat dan subjek uji coba yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan Informatika FIP UTM yang memprogram matakuliah aljabar linier.

b. Analisis kurikulum dilakukan telaah kurikulum matakuliah aljabar linier.

c. Analisis peserta didik, menggali informasi mengenai latar belakang pengetahuan, karakteristik dan tingkat kemampuan berpikir sebagai subjek uji coba.

Tahap Preliminary

 Pemilihan tempat dan subjek ujicoba

 Analisis kurikulum

 Analisis subjek ujicoba

 Analisis materi

Desain instrumen tes diagnostic two tier: kisi tes, soal tes,

jawaban dan penilaian

Tahap Self Evaluation

Expert Review : uji validitas ahli (prototype 1)

One to one : uji instrument ke tiga peserta didik (prototype2)

Small group : uji instrument ke enam peserta didik (prototype 3)

Field Test (Uji coba lapangan): uji coba ke subjek penelitian

Self Evaluation revise Small Group Field Test revise Expert Reviews One-to-one revise

(5)

87 d. Analisis Materi, membantu dalam mengidentifikasi materi-materi yang akan

digunakan sebagai bahan materi pengembangan instrumen tes diagnostik.

e. Desain, yaitu merancang atau mendesain instrumen tes diagnostik two-tier yang meliputi: kisi-kisi tes, soal tes, lembar jawaban dan pedoman penilaian.

2. Tahap Self evaluation yang bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap desain instrumen tes diagnostik yang akan dibuat oleh peneliti, meliputi:

a. Expert Review, Penilaian para ahli digunakan sebagai dasar dalam merevisi dan penyempurnaan prototype. Tahap ini juga biasa disebut dengan uji validitas, produk yang telah di desain, dinilai dan dievaluasi oleh para ahli.

b. One-to-one, dipilih tiga peserta didik nonsubjek uji coba yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan nilai hasil belajar. Ketiga siswa tersebut selanjutnya diminta memberikan komentar mengenai soal yang diberikan, dimana komentar yang diperoleh digunakan untuk merevisi desain instrumen tes yang telah dibuat. Hasil dari one-to-one ini adalah prototype 2. c. Small Group. Hasil revisi dari expert review dan one-to-one dijadikan dasar

untuk merevisi prototype 1 menjadi prototype 2. Kemudian hasilnya diuji cobakan pada tahap small group, yakni enam orang peserta didik non subjek penelitian. Karakteristik peserta didik terdiri atas dua peserta didik dengan kemampuan tinggi, dua peserta didik dengan kemampuan sedang dan dua peserta didik dengan kemampuan rendah. Desain instrumen tes yang direvisi setelah tahap ini disebut prototype 3

d. Tahap Field Tes (Uji Coba Lapangan). Prototype 2 yang telah direvisi dan divalidasi menghasilkan prototype 3. Kemudian prototype 3 diujicobakan pada subjek penelitian.

Dalam analisis data dilakukan dua pendekatan, yaitu

1. Analisis deskripstif kualitatif, analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data dari hasil uji coba atau review para ahli atau validator. Pengumpulan informasi dari Teknik analisis data kualitatif terdapat pada lembar saran dan komentar yang bahan evaluasi untuk perbaikan instrument tes diagnostic two tier. 2. Analisis deskriptif kuantitatif

a. Analisis Validitas Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier

Dalam penelitian ini, tes yang digunakan merupakan tes objektif. Sehingga menggunakan rumus Korelasi Point Biserial sebagai berikut (Purnomo, 2016:144):

√ (1)

Keterangan:

: Angka indeks korelasi point biserial

: jumlah siswa yang menjawab benar : jumlah siswa yang menjawab salah : standar deviasi semua item

: proporsi siwa yang menjawab benar : proporsi siwa yang menjawab salah

Tabel 1. Koefisien Korelasi Validitas Koefisien Validitas (r) Interpretasi

0,800 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

(6)

88 0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup

0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

(Sumber: Arikunto, 2013:89) Sedangkan untuk angket expert review dan angket respon siswa yang dianalisis untuk menentukan kategori tingkat validitas instrumen menggunakan rumus:

(2)

Keterangan: V ℎ: Validasi ahli

TSe: Total skor empirik yang dicapai (berdasarkan penilaian ahli) TSh: Total skor yang diharapkan

Tabel 2. Kategori Tingkat Validitas Instrumen Kriteria Validasi Kriteria Validitas Instrumen 84% ≤ Va< 100% Sangat valid, dapat digunakan tanpa revisi

68%≤ Va<84% Valid, dapat digunakan sesuai dengan saran perbaikan 52%≤ Va<68% Cukup valid, dapat digunakan banyak revisi

36%≤ Va<52% Kurang valid, belum dapat digunakan dan perlu konsultasi

20%≤ Va<36% Tidak valid, belum dapat digunakan dan perlu konsultasi

(Sumber: Akbar, 2017:82)

b. Analisis Reliabilitas Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier

Arikunto (2013:100) menjelaskan, suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tersebut dapat memberika hasil yang tetap. Perhitungan reliabilitas untuk soal pilihan ganda dapat menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut (Purnomo, KR-2016:153):

[ ] [ ∑ ] (3) Keterangan: : reliabilitas instrumen : jumlah item

: varian butir pertanyaan

: proporsi subjek yang menjawab benar pada butir soal : proporsi subjek yang menjawab salah pada butir soal

∑ : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi

0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah 0,20 ≤ r < 0,40 Rendah

0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup 0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi

(7)

89 0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi

(Sumber: Ratnawulan & Rusdiana, 2015:175)

c. Analisis Taraf Kesukaran Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier

Instrumen yang baik merupakan instrumen yang memiliki standar kesukaran yang memadai, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus yang digunakan untuk tipe soal objektif sebagai berikut (Purnomo, 2016:127):

(4)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya testee yang menjawab dengan benar JS= jumlah seluruh peserta tes (testee)

Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Rentang TK Kategori

0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang/Cukup 0,70 < TK < 1,00 Mudah

(Sumber: Purnomo, 2016:127)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun proses pengembangan Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Berbasis Quizizz dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Aljabar Linier Mahasiswa Madura Terdampak Pandemi Covid-19 menggunakan model pengembangan formative research tyang meliputi dua tahap, yakni tahap preliminary dan self-evaluation yang diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Preliminary. Langkah awal dalam tahapan ini yakni melakukan persiapan meliputi:

1) Memilih tempat dan subjek uji coba yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan Informatika FIP UTM yang memprogram matakuliah aljabar linier. Salah satunya selama mengampu matakuliah aljabar liner (terutama pada masa pandemi) banyak siswa mengalami keluhan/ sulit memahami materi. Hal tersebut terlihat dari ketika perkuliahan dimulai diminta untuk mengerjakan studi kasus terkait materi (Sistem Persamaan Linear) hanya beberapa siswa yang paham, bahkan tidak jarang ada beberapa siswa yang mengirim pesan melalui WAG selama perkuliahan berlangsung untuk menanyakan maksud dari pertanyaan ataupun cara mengerjakan. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi miskonsepsi yang dialami mahasiswa pada materi sistem persamaan linear terutama selama pandemi covid-19.; 2) Analisis kurikulum yang disesuaikan dengan Capaian Pembelajaran(Learning Outcome) Mata Kuliah Setelah mengikuti pembelajaran, deskripsi matakuliah serta ruang lingkupnya; 3) Analisis mahasiswa, dengan hasil diantaranya, ,mengingat subjek penelitian merupakan mahasiswa maka soal diujikan dalam bentuk C4 (Analisis), pilihan yang ditawarkan terdapat lima pilihan yaitu a sampai e, dan bertingkat, serta kecendrungan mahasiswa yang suka games sehingga soal tes dikemas dalam aplikasi quizizz, dimana aplikasi tersebut cenderung menarik dalam tampilan; dan 4) Analisis Materi, pada tahap ini peneliti memperinci kedalaman materi yang akan dibuat dalam mengembangkan Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Berbasis Quizizz dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Aljabar Linier diantaranya yaitu membuat peta konsep dari umum ke khusus.

(8)

90 2. Tahap Self-evaluation yang bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap desain

instrumen tes diagnostik yang akan dibuat oleh peneliti, meliputi:

a. Validitas ahli, penilaian para ahli yang digunakan sebagai dasar dalam merevisi dan penyempurnaan prototype. Terdapat dua validator ahli dan diperoleh nilai rekapitulasi validasi sebagai berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil dari Validator 1 dan 2

No Uraian Skor Validator Rata-rata 1 2 I Aspek petunjuk:

Petunjuk tes diagnostik two-tier Aljabar Linear dinyatakan dengan jelas

3 3 3

II Aspek Cakupan tes diagnostik two-tier Aljabar Linear:

1. Butir-butir tes diagnostik two-tier sesuai dengan materi pelajaran

2. Urutan tes diagnostik two-tier sesuai dengan urutan materi

3. Butir-butir tes diagnostik two-tier dibuat untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam mempelajari aljabar linear

4 3 4 3 4 3 3,5 3,5 3,5

III Aspek Bahasa:

1. Menggunakan Bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

2. Pernyataan pada setiap butir tes dinyatakan komunikatif

3. Menggunakan kalimat dan kata-kata yang mudah dipahami

3 3 3 3 3 3 3 3 3 Skor total 23 22 22,5

Penilaian (Validasi) Umum IV Penilaian (Validasi) umum terhadap tes

diagnostik two-tier untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam mempelajari aljabar linear b b b Sehingga diperoleh:

Untuk penilaian (Validasi) umum terhadap tes diagnostik two-tier untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam mempelajari aljabar linear mendapat keterangan b yaitu dapat direvisi dengan sedikit revisi. Sehingga dapat disimpulkan Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Berbasis Quizizz dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Aljabar Linier termasuk kriteria Valid, dapat digunakan sesuai dengan saran perbaikan.

Selanjutnya peneliti memilih tiga peserta didik non subjek uji coba yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi berdasarkan nilai hasil belajar. Ketiga siswa tersebut selanjutnya diminta memberikan komentar mengenai soal yang diberikan/validasi soal, yang digunakan untuk merevisi desain instrumen tes yang telah dibuat. Hasil dari one-to-one ini adalah prototype 2.

(9)

91

No Uraian Skor Validasi

siswa ke-

Rata-rata

1 2 3

I Aspek petunjuk:

Petunjuk tes diagnostik two-tier Aljabar Linear dinyatakan dengan jelas

3 3 3 3

II Aspek Cakupan tes diagnostik two-tier Aljabar

Linear:

1. Butir-butir tes diagnostik two-tier sesuai dengan materi pelajaran

2. Urutan tes diagnostik two-tier sesuai dengan urutan materi

3. Butir-butir tes diagnostik two-tier dibuat untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam mempelajari aljabar linear

4 4 4 4 4 3 3 4 4 3,7 4 3,7

III Aspek Bahasa:

1. Menggunakan Bahasa yang sesuai

dengan kaidah Bahasa Indonesia

2. Pernyataan pada setiap butir tes

dinyatakan komunikatif

3. Menggunakan kalimat dan kata-kata yang mudah dipahami

3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3,3 3,3 Skor total 20 19 23 24

Penilaian (Validasi) Umum

IV Penilaian (Validasi) umum terhadap tes

diagnostik two-tier untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam mempelajari aljabar linear b b b B Sehingga diperoleh:

Untuk penilaian (Validasi) umum terhadap tes diagnostik two-tier untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam mempelajari aljabar linear mendapat keterangan b yaitu dapat direvisi dengan sedikit revisi. Sehingga dapat disimpulkan Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Berbasis Quizizz dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Aljabar Linier termasuk kriteria Valid, dapat digunakan sesuai dengan saran perbaikan. Selanjutnya pasca dilakukan revisi, maka dilakukan uji lapangan dan diperoleh data validasi eksperimen sebagai berikut.

Tabel 7. Rekapitulasi Validasi Eksperimen Item Soal Nomor Soal rxy Harga r

tabel Kategori 1 0,234021 0,374 Tidak Valid 2 0,066197 0,374 Tidak Valid 3 0,836004 0,374 Valid 4 0,836004 0,374 Valid 5 1,382457 0,374 Valid 6 1,317304 0,374 Valid 7 1,364131 0,374 Valid 8 0,206051 0,374 Tidak Valid

(10)

92 9 1,164994 0,374 Valid 10 0,517911 0,374 Valid 11 1,562508 0,374 Valid 12 0,969874 0,374 Valid 13 1,247718 0,374 Valid 14 1,033234 0,374 Valid 15 0,833773 0,374 Valid 16 0,569448 0,374 Valid 17 0,429036 0,374 Valid 18 0,681019 0,374 Valid 19 0,935698 0,374 Valid 20 0,586078 0,374 Valid 21 0,705763 0,374 Valid 22 0,902987 0,374 Valid 23 0,201469 0,374 Tidak Valid 24 0,725244 0,374 Valid 25 0,653695 0,374 Valid

Dari tabel 7 dapat disimpulkan bahwa dari 25 soal tes diagnostik two tier, terdapat 21 soal tes yang berkategori valid dan terdapat 4 soal yang berkategori tidak valid yaitu pada nomor soal 1, 2, 8 dan 23.

 Reliabilitas Soal

Perhitungan reliabilitas untuk soal pilihan ganda soal tes diagnostic two tier menggunakan rumus KR-20, diperoleh data bahwa rtabel sebesar 0,374 dan didapatkan

r11 sebesar 0,84. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa soal reliabel.

Sedangkan kategori reliabilisanya yaitu memiliki reliabilitas tinggi.

 Taraf Kesukaran

Tabel 8. Taraf Kesukaran Soal No soal Taraf

Kesukaran

Kategori No soal Taraf Kesukaran Kategori 1 0,066667 sukar 14 0,433333 sedang 2 0,066667 sukar 15 0,333333 sedang 3 0,4 sedang 16 0,166667 sukar 4 0,4 sedang 17 0,166667 sukar 5 0,633333 sedang 18 0,233333 sukar 6 0,633333 sedang 19 0,4 sedang 7 0,666667 sedang 20 0,2 sukar 8 0,066667 sukar 21 0,233333 sukar 9 0,6 sedang 22 0,466667 sedang 10 0,133333 sukar 23 0,033333 sukar 11 0,733333 Mudah 24 0,266667 sukar 12 0,433333 sedang 25 0,166667 sukar

(11)

93

13 0,566667 sedang

Untuk perhitungan taraf kesukaran dari 25 soal tes diagnostik two-tier terdapat 1 soal dengan kategori mudah 14 soal dengan kategori sedang dan terdapat 10 soal dengan kategori sukar yang artinya terdapat 4% soal pada ketegori mudah, 56% pada kategori mudah dan terdapat 40% pada kategori sukar.

KESIMPULAN

Adapun proses pengembangan Instrumen Tes Diagnostik Two-Tier Berbasis Quizizz dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Aljabar Linier Mahasiswa Madura Terdampak Pandemi Covid-19 menggunakan model pengembangan formative research yang meliputi dua tahap, yakni tahap preliminary dan self-evaluation, diperoleh nilai pengolahan data untuk 1) Validitas, diperoleh skor 80,36% untuk validator ahli; skor 85,71% untuk validasi yang dilakukan kepada kelompok kecil serta, melalui perhitungan validasi eksperimen diperoleh sebanyak 21 soal kategori valid dan 4 soal pada kategori tidak valid; 2) untuk uji reliabilitas diperoleh data bahwa rtabel sebesar

0,374 dan didapatkan r11 sebesar 0,84. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa

soal reliabel. Sedangkan kategori reliabilisanya yaitu memiliki reliabilitas tinggi.; serta 3) Untuk perhitungan taraf kesukaran dari 25 soal tes diagnostik two-tier terdapat 1 soal dengan kategori mudah 14 soal dengan kategori sedang dan terdapat 10 soal dengan kategori sukar yang artinya terdapat 4% soal pada ketegori mudah, 56% pada kategori mudah dan terdapat 40% pada kategori sukar, sehingga dari beberapa pengujian maka dapat disimpulkan bahwa soal yang dikembangkan layak untuk digunakan pada pelaksanaan tes miskonsepsi mahasiswa pada materi sistem persamaan linear pada materi aljabar linear.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih ditujukan kepada segenap keluaga besar Pendidikan Informatika, Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Iqbal,Faza.2020.Asesmen Alternatif Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) Di Indonesia, Jurnal Pedagogik, Vol. 07 No. 01, Januari-Juni 2020

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Dewi, hartini. 2019. “Penerapan metode problem based learning untuk meningkatkan

ketuntasan belajar fisika berbantuan evaluasi Quizizz di sekolah bersistem kredit semester”. Jurnal mitra Pendidikan. Vol 3 No.10

Depdiknas. 2007. Tes Diagnostik. Jakarta: Depdiknas

Kemendikbud. 2020. Surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 36962/MPK.A/HK/2020 perihal pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahaan penyebaran covid-19 tanggal 17 Maret 2020. Nursalam, dkk. 2017. Pengembangan Tes Kemampuan Penalaran Matematis Peserta

Didik Madrasah Tsanawiyah di Makassar. Lentera Pendidikan. Vol. 20 No. 1 Juni 2017: 85-97.

(12)

94 Suwarto. 2017. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yana, dkk. 2019. “Analisis Pemahaman Konsep gelombang Mekanik Melalui Aplikasi Online Quizizz:. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. Volume 7, Nomor 2, halaman 143-152,2019.

UNESCO. (2020, Maret 4). 290 million students out of school due to COVID-19: UNESCO releases first global numbers and mobilizes response. Dipetik 10 nopember, 2020, dari UNESCO: https://en.unesco.org/news/290-million- students-out-school-due-covid-19-unesco-releases-first-global-numbers-and-mobilizes].

Gambar

Gambar 2. Alur Pengembangan Formative Research Tessmer (dalam Suwarto,  2017:165)
Tabel 2. Kategori Tingkat Validitas Instrumen  Kriteria Validasi  Kriteria Validitas Instrumen  84% ≤ Va&lt; 100%  Sangat valid, dapat digunakan tanpa revisi
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil dari Validator 1 dan 2
Tabel 7. Rekapitulasi Validasi Eksperimen Item Soal  Nomor Soal  r xy Harga r
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pelatihan Materi Sains Berbasis ICT Terhadap Peningkatan Scientific Literacy Dan ICT Literacy Guru Sekolah Dasar.. Universitas Pendidikan Indonesia |

BUPATI  BARITO  KUALA PROVINSI  KALIMANTAN  SELATAN KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 188.45/ 117 /KUM/2017

Hasil penelitian menjelaskan bahwa kerukunan dan toleransi yang telah lama dibangun bukan menjadi jaminan masyarakat bebas akan konflik, suatu bukti konflik yang pernah terjadi

1) Sebelum pelaksanaan pelatihan (implementasi model), melakukan pengujian awal penguasaan kompetensi pedagogik dan andragogik tutor (peserta) melalui observasi tutor

H. HASANUDDIN MURAD.. Hasbi Rahmani PANITIA PENYELENGGARA Ketua Umum Ketua I Ketua II Ketua III Sekretaris Wakil Sekretaris  Bendahara Wakil Bendahara 3. Seksi Upacara

Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung Kota Medan?.. Apa saja faktor-faktor terciptanya keserasian sosial masyarakat majemuk. kelurahan Bandar Selamat Kecamatan Medan Tembung

Tinjauan Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013 Tentang Pemilu Serentak Dengan Tujuan Memperoleh Kualitas Pemilu Yang Lebih Baik. Skripsi Bagian Hukum

Setelah dilakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran dan kualifikasi yang Saudara ajukan pada pekerjaan Renovasi Gedung Kantor Tahap Finishing dan Sarana Lingkungan