• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Produksi Bubuk Teh (kg)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jumlah Produksi Bubuk Teh (kg)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

PT. Perkebunan Nusantara merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunan Nusantara adalah nama dari empat belas perusahaan Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) yang beroperasi di bidang perkebunan di seluruh Indonesia, salah satunya adalah PT. Perkebunan Nusantara VIII, Ciater yang berdiri pada tahun 1957. Kegiatan usaha perusahaan meliputi pembudidayaan tanaman, pengolahan atau produksi, dan penjualan hasil perkebunan teh, karet, kelapa sawit, kina, dan kakao.

PT. Perkebunan Nusantara VIII, Ciater menghasilkan teh hitam orthodoks. Jenis teh hitam orthodoks yang dihasilkan terbagi menjadi tiga grade diantaranya adalah

grade 1 (BOP I, BOP, BOP F, PF, DUST, BT, BP), grade 2 (PF II, DUST II, BT

II, F II, DUST III), dan grade 3 (BM, FLUFF). Perusahaan melakukan sistem penjualan teh dengan menggunakan sistem lelang, sehingga perusahaan selalu melakukan produksi secara terus menerus. Pada Gambar I.1 dapat dilihat jumlah produksi untuk seluruh grade.

Gambar I. 1 Jumlah Produksi Periode Juli s/d Desember (PTPN VIII Ciater, 2016)

Pada salah satu proses produksi teh, yaitu proses pengepakan. Perusahaan melakukan packaging yang berbeda pada ketiga grade, untuk grade 1 dan grade 2

2589 4928 9683 27876 1446513742 3571 5914 1827 3573 21667 6251

(2)

2

perusahaan akan melakukan packaging menggunakan paper sack dan grade 3 melakukan packaging menggunakan karung bogor. Selain packaging yang berbeda, sebelum dilakukan proses pengepakan, hasil bubuk teh dengan grade 1 dan grade 2 akan disimpan dalam peti mring sesuai jenisnya, sedangkan grade 3 akan di

packahing menggunakan karung bogor. Teh akan disimpan di dalam peti miring

hingga isi peti miring terpenuhi. Tujuan penyimpanan teh di dalam peti miring adalah untuk melakukan sekali proses pengepakan dalam jumlah yang banyak. Isi peti miring penuh untuk setiap bubuk teh sama dengan 40 paper sack. Berdasarkan Gambar I.2 dapat dilihat alur proses dilakukannya pengepan untuk bubuk teh grade 1 dan grade 2.

Bulker Pengisian Penimbangan

Pemadatan Pemindahan Sortasi Jalur 1 Sortasi Jalur 2.2 Finishing 0 Finishing 2 Finishing 1 Tea Wind 2 BP DUST II BOP BOP F PF II PF BOP I BT II DUST BT F II DUST III Sortasi Jalur 2.1 Tea Wind 1

(3)

3

Dalam proses pengepakan terdapat 5 karyawan yang bekerja, diantaranya adalah 1 orang mandor yang bertugas untuk menjaga proses pengepakan agar sesuai dengan prosedur pengepakan dan 4 orang pekerja yang bertugas melakukan pengepakan. Pada Tabel I.1 dapat dilihat jumlah karyawan di proses pengepakan.

Tabel I. 1 Jumlah Karyawan di Proses Pengepakan Jabatan Jumlah

Mandor 1 Operator 4 Jumlah 5

Pemenuhan isi peti miring untuk setiap bubuk teh membutuhkan waktu yang berbeda. Jarak perbedaan waktu tercepat dan waktu terlama adalah 17 hari, sehingga untuk jenis teh yang memiliki waktu tercepat akan sering dilakukan pengepakan, hal ini dikarenakan proses pengepakan akan dilakukan apabila isi peti miring telah terpenuhi untuk setiap bubuk teh. Pada Tabel I.2 dapat dilihat waktu menunggu peti miring sampai terisi penuh.

Tabel I. 2 Waktu Menunggu Peti Miring Data Menunggu Peti Miring

Jenis Hari BOP I 19 BOP 21 BOP F 12 PF 5 DUST 5 BT 7 BP 21 PF II 7 DUST II 9 BT II 22 F II 9 DUST III 11

Waktu menunggu peti miring mengakibatkan adanya waktu menganggur untuk operator di proses pengepakan, sehingga proses pengepakan tidak selalu dilakukan

(4)

4

setiap hari. Dalam periode 6 bulan rata-rata proses pengepakan menganggur selama 13 hari. Pada Gambar I.3 dapat dilihat idle time proses pengepakan.

Gambar I. 3 Idle Time Proses Pengepakan (PTPN VIII Ciater, 2016)

Pada Gambar I.4 dapat dilihat Fishbone Diagram yang menunjukkan penyebab terjadinya idle time pada proses pengepakan di PTPN VIII Ciater.

Idle Time Proses Pengepakan Proses pemenuhan

isi peti miring

Pekerja menganggur

Gambar I. 4 Fishbone Diagram Permasalahan Idle Time Proses Pengepakan di PTPN VIII Ciater

Mixed model sering diterapkan pada proses just-in-time untuk melakukan

peningkatan efektifitas proses produksi yang dilakukan untuk line model yang 15

11

16

13 13 13

Juli Agustus September Oktober November Desember

(5)

5

berbeda. Melakukan pengaplikasian mixed model pada proses produksi dapat mengurangi inventory dan dapat mengurangi delay pada suatu proses produksi (Ghorbanali dan Darius, 2016). Pada suatu industri yang melakukan proses produksi berdasarkan variasi permintaan yang lebih besar akan mengakibatkan terjadinya beban kerja dan alur proses produksi. Hal ini umumnya sering terjadi pada proses pemindahan. Penerapan mixed model dapat meminimalisir kendala tersebut (Seker, 2013).

Mixed model dapat menyeimbangkan waktu proses, meminimasi smoothest index

dan meningkatkan line efficiency (Samouel, 2017). Mixed model dapat menghasilkan variasi produk yang berbeda namun berada dalam jalur produksi yang sama (Reginato, 2016). Mixed model adalah lintasan produksi dimana terdapat berbagai macam model produk yang di produksi dan memiliki karakteristik yang sama. Produk yang dihasilkan dalam dilakukannya proses mixed model biasanya memiliki perbedaan dalam jumlah produksi, kerja, dan waktu proses pengerjaan tergantung pada line model tersebut (Yuniar, 2014).

Mixed model adalah tipe lini produksi yang dapat digunakan untuk berbagai macam

produk yang memiliki kesamaan proses produksi. Pada mixed model terdapat proses produksi yang saling berkaitan antara satu sama lain (Rabbani, 2016). Penerapan

mixed model pada proses pengepakan PTPN VIII Ciater dapat digunakan karena

adanya variasi bubuk teh yang di produksi, proses pengepakan yang memiliki kemiripan antara proses bubuk teh yang lainnya, memiliki waktu proses yang dimiliki berbeda. Proses mixed model pada proses pengepakan akan dilakukan dengan tidak melewati proses penyimpanan telebih dahulu di dalam peti miring. I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pada Tugas Akhir, yaitu:

1. Bagaimana melakukan mixed model untuk meminimasi idle time, dan waktu menganggur pada proses pengepakan di PTPN VIII Ciater.

2. Bagaimana melakukan pengurangan jumlah pekerja yang digunakan pada proses pengepakan di PTPN VIII Ciater.

(6)

6 I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan di PT. Perkebunan Nusantara VIII, Ciater, yaitu:

1. Mencapai kecepatan produksi yang di inginkan untuk meminimasi idle time, dan waktu menganggur pada proses pengepakan di PTPN VIII Ciater. 2. Menentukan jumlah pekerja yang sesuai untuk proses pengepakan di PTPN

VIII Ciater. I.4 Batasan Masalah

Agar penelitian Tugas Akhir dapat berfokus pada tujuan penelitian, maka diperlukan adanya beberapa batasan masalah, yaitu:

1. Data historis yang digunakan pada penelitian ini hanya bulan Juli sampai dengan bulan Desember tahun 2016.

2. Penyimbangan lintasan di lakukan pada proses pengepakan dengan mengambil output dari proses sortasi.

3. Jenis teh yang menjadi objek penelitian adalah grade 1 dan grade 2. 1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan tingkat produksi dengan mengurangi idle time, dan waktu menunggu pada proses pengepakan di PTPN VIII Ciater.

2. Mengurangi jumlah pekerja yang tidak di perlukan pada proses pengepakan di PTPN VIII Ciater.

I.6 Sitematika Penulisan

Penelitian in akan diuraikan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi mengenai uraian tentang latar belakang masalah yang menjadi dasar penelitian di PTPN VIII Ciater perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab ini menggambarkan penelitian yang dilakukan di PTPN VIII Ciater secara umum pada proses pengepakan.

(7)

7 Bab II Landasan teori

Pada bab ini berisi mengenai literature yang berhubungan dengan permsalahan yang diteliti. Literatur yang ada pada bab ini akan dijadikan sebagai landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian ini dalam penyelesaian masalah yang ditemukan. Adapun kajian teori yang digunakan sebagai metode pengerjaan pada penelitian ini adalah mixed model.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah untuk melaksanakan penelitian mulai dari objek penelitian, jenis data yang digunakan, teknik pengumpulan data, langkah-langkah pengolahan data serta kerangka pemecahan masalah yang disusun secara sistematis yang akan menjadi panduan dalam penyelesaian masalah pada penelitian ini. Sehingga penelitian pada proses pengepakan teh menghasilkan

output yang sesuai dengan tujuan penelitian. Bab ini berisi metode

penelitian, model konseptual serta sistematika penelitian. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini diuraikan tentang pengumpulan dan pengolahan data yang digunkan dalam penelitian. Pengumpulan data dibedakan menjadi 2 yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dan data yang di olah sendiri sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan data untuk penelitian. Sedangkan pengolahan data berisi data yang diolah mulai dari adanya skenario proses sampai waktu operasi kerja.

Bab V Analisis Data

Pada bab ini berisi analisis dari penelitian. Dimana analisis data terdiri dari analisis metode mixed model.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran untuk PTPN VIII Ciater dan penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar I. 1 Jumlah Produksi Periode Juli s/d Desember (PTPN VIII Ciater, 2016)
Gambar I. 2 Alur Proses Pengepakan
Tabel I. 1 Jumlah Karyawan di Proses Pengepakan  Jabatan  Jumlah
Gambar I. 4 Fishbone Diagram Permasalahan Idle Time Proses Pengepakan di  PTPN VIII Ciater

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau2. Kawasan perkotaan yang

• Fokus pada perencanaan SI/TI secara detail, untuk menetapkan cara terbaik dalam menerapkan aplikasi dan teknologi pendukung, atau untuk kasus tertentu, penerapan kembali sistem

Untuk mengetahui peluang ( opportunity ) dan ancaman ( threat ) dari Rachel Bakery and Cookies, peneliti menyiapkan kuesioner yang akan diisi oleh pemilik,

bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi yang nyata untuk diolah dalam industri guna menghasilkan barang hasil keperluan kehidupan rakyat umum, jika

Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat Level 2, Kelas Q:Perilaku sehat Hasil yang menggambarkan Hasil yang menggambarkan tindakan individu untuk tindakan individu untuk meningkatkan

terhadap perkembangan motorik kasar anak kelompok B di TK Harapan Masa Banjarmasin diketahui dari hasil analisis SPSS 15 Uji T akan membuktikan hipotesis dari penelitian

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengambilan data. 2) Reliabitas Instrumen Risk Taking Tabel 3.5. Reliabilitas Instrumen