• Tidak ada hasil yang ditemukan

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia

(2)

 Jumlah kasus AIDS yang tercatat adalah sebesar 33.364 orang (Desember 2010)

 90% adalah kelompok usia produktif

 Sekitar 70% masuk dalam kriteria untuk memperoleh terapi ARV.

 Hampir 30% dari mereka tidak memperoleh terapi yang tersedia.

 59% dari yang pernah memperoleh terapi, masih meneruskan terapi

 Angka kematian terkait dengan AIDS sebesar 46% (2001) menurun menjadi 18% (2009).

(3)

 penurunan pendapatan yang signifikan karena untuk perawatan anggota keluarga yang sakit

 pengeluaran untuk kesehatan menjadi lebih besar,

 kemungkinan kehilangan asset rumah tangga menjadi lebih besar,

 kesempatan bersekolah bagi anak-anak menjadi lebih kecil.

 perempuan cenderung mengalami dampak sosial ekonomi yang lebih besar dari pada laki-laki.

(4)

 Semua upaya yang diarahkan untuk:

o Menyediakan pendapatan atau konsumsi kepada kelompok miskin, o Melindungi kerentanan terhadap berbagai risiko yang berpengaruh

terhadap kesehteraannya, dan

o Memperkuat status dan hak sosial dari kelompok yang

termarginalisasi.

 UU no 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional:

o menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi

masyartakat Indonesia melalui jaminan kesehatan, jaminan

kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian

(5)

 Asuransi Sosial

o Jamsostek (pekerja formal)

o Askes (Asuransi Kesehatan untuk Pegawai Negeri) o Asabri (Polisi/Tentara dan PNS di TNI/Polri)

o Taspen (PNS)

o Jamkesmas, Jamkesos, Jamkesda (masyarakat miskin) o Jampersal (Bumil/Bulin)

 Asuransi Swasta  Bantuan Sosial

(6)

Program Kesehatan Jumlah Peserta (dalam juta)

Jaminan Kesehatan Masyarakat 76.4

Jaminan Kesehatan Daerah 10.8

Jaminan Sosial Kesehatan untuk Pegawai Negeri (PT Askes) 14.9

Jamsostek untuk pegawai swasta 3.9

Jaminan Kesehatan untuk tentara dan polisi 2.0

Asuransi Komersial Swasta 8.8

Total 116.8

(7)

 Mengidentifikasi jenis dan karakteristik skema perlindungan sosial di Indonesia.

o Struktur, mekanisme dan proses setiap skema perlindungan sosial o Implementasi masing-masing skema di daerah

o Kemungkinan pemanfaatan setiap jenis skema oleh ODHA o Kendala dan peluang dalam pemanfaatannya oleh ODHA

 Menyediakan kerangka kerja yang diperlukan untuk mengembangkan jaminan sosial bagi ODHA dan

(8)

 Metode: Studi Kasus

 Lokasi: Yogyakarta, Semarang, Pontianak  Pengumpulan Data:

o Data Primer: FGD dan Interview mendalam bagi Pemanfaat

Layanan, Pengelola, Pemerintah Daerah, LSM

o Data Sekunder: Artikel yang dipublikasi, Laporan Penelitian,

Dokumen Perundang-undangan  Analisis: Deskriptif Analitik

(9)

Yogyakarta Asal peserta/ Lembaga Perempuan Laki-laki Transgender Total FGD

Stakeholder

KPA Provinsi, Dinkes Provinsi, Dinsos Provinsi, RSUD Sardjito, Puskesmas Gedong Tengen, LSM Kebaya, LSM Victory Plus, Jothi Provinsi

0 7 1 8

FGD ODHA 2 6 0 8

Wawancara mendalam

Subdit Pembiayaan Jamkesmas, Subdit Perlindungan Anak Dinsos Provinsi, Bapel Jamkesos, LSM Kebaya, LSM

Victoria Plus, Puskesmas Gedong Tengen, Pakar Jam Sosial

2 4 1 7

Semarang FGD

Stakeholder

KPAP, Dinkes Kota, Dinsos Kota, Kelurahan Kali Benteng Kidul, RS Kariadi, Bappeda Kota

1 5 0 6

FGD ODHA 1 4 2 7

Wawancara mendalam

Subdit Pembiayaan, Dinkes Kota, LSM Graha Mitra , LSM Kalandra, LSM Griya Asa PKBI, Bappeda Kota, Orang Kunci

3 3 1 7

Pontianak FGD

Stakeholder

KPAP, Dinsos Provinsi, RSUD Sudarso, Puskesmas Yos Sudarso, LSM Pontianak Plus, Biro Kesra, Kantor Gubernur, PT Askes Pontianak

3 4 0 7

FGD ODHA 4 6 0 10

Wawancara mendalam

KPA Provinsi Kalbar, Dinsos Provinsi, Kalbar, RSUD Sudarso, LSM Pontianak Plus, PT Askes Pontianak

1 4 0 5

Jakarta Wawancara mendalam

Pusat Pembiayaan Kemenkes, Forum Asuransi kesehatan PT Taspen, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Ahli Jaminan Sosial, IPPI, JOTHI

(10)

 Jenis perlindungan sosial yang bisa/sering dimanfaatkan oleh ODHA untuk perawatan kesehatan:

o Proyek Global Fund untuk Tes HIV dan Akses ARV

o Skema jamkesmas, jamkesos, jamkesda untuk mendukung perawatan kesehatan yang membutuhkan rawat inap terkait dengan infeksi

oportunistik yang dialaminya

o Bantuan Sosial untuk peningkatan ekonomi dan Pendidikan dari Kementerian/Dinas Sosial

 belum ada satupun bentuk skema jaminan kesehatan yang ditawarkan oleh swasta maupun oleh perusahaan

pemerintahyang bisa diakses oleh ODHA

 Bagi yang tidak miskin, beban perawatan kesehatan ini memberikan beban yang berat bahkan membuat mereka akhirnya menjadi miskin.

(11)

 Meski termasuk di dalam layanan yang dicakup dalam

Jamkesmas, kecenderungan bagi rumah sakit daerah untuk tidak memberikan pelayanan dan merujuk ke rumah sakit rujukan AIDS yang lebih tinggi

 Pemahaman bahwa perawatan HIV/AIDS telah ditanggung pembiayaannya oleh Global Fund sehingga tidak perlu

ditanggung lagi oleh Jamkesos atau Jamkesda.

 Pengalihan kategori perawatan HIV menjadi perawatan infeksi opurtunistik ini dimungkinkan agar bisa ditanggung perawatan di RS

 Isu terkait kepemilikan identitas kependudukan (KTP) yang menjadi kendala untuk mendapatkan SKTM yang menjadi persyaratan utama memperoleh Jamkesmas/jamkesda

(12)

1. Aksesibilitas:

o ODHA yang tergabung dalam KDS atau LSM cenderung

lebih mudah mengakses jaminan kesehatan yang tersedia

o Hambatan untuk mengakses jaminan kesehatan:

• Administratif: tidak memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan sosial, tidak mengikuti prosedur pengurusan

pelayanan, tidak mengetahui informasi persyaratan untuk

mendapatkan bantuan sosial, dan tidak memiliki kelengkapan kepesertaan (KTP, KK, SKTM)

• diketahui status HIVnya atau telah memperoleh label pasien HIV • memilih untuk tidak memanfaatkan layanan

(13)

2. Manfaat yang bisa diperoleh ODHA

o Jamkesmas maupun Jamkesos/Jamkesda menanggung

100% biaya yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan medis termasuk kebutuhan untuk diagnostik

o Dalam prakteknya tidak semua pembiayaan yang

dikeluarkan oleh pasien bisa ditanggung oleh

Jamkesos/Jamkesda karena pengelola membuat batasan manfaat yang bisa ditanggung

o Pembelian obat untuk infeksi oportunistik tidak bisa

ditanggung oleh Jamkesos karena obat yang diresepkan bukan obat generik seperti yang telah ditentukan di

(14)

3. Luas wilayah yang dicakup oleh skema jaminan

sosial

o Jamkesmas hanya mencakup sebagian keluarga/orang

miskin yang ada di sebuah wilayah, sisanya menjadi tanggung jawab dari pemerintah propinsi dan

kabupaten/kota

o Jamkesos/Jamkesda tidak mencerminkan prinsip

portabilitas karena hanya menanggung orang yang memiliki alamat di wilayah yang bersangkutan

(15)

4. Kecukupan dan kualitas dari layanan yang ditanggung

o masih menitikberatkan pada aspek perlindungan dari sisi finansial

dari risiko yang diakibatkan oleh upaya perawatan kesehatan

o Aspek-aspek pemeliharaan dan pemulihan kesehatan masih

belum memperoleh perhatian

o Alokasi anggaran Jamkesda tidak merefleksikan kebutuhan medis

yang ditanggung oleh skema tersebut

o Terbatasnya informasi tentang jaminan kesehatan sosial yang

tersedia di wilayahnya:

• Persepsi bahwa prosedur untuk mendapatkannya berbelit-belit, proses

menunggu yang lama, ditelantarkan ketika mengurus persyaratan dan harus berulangkali kembali untuk melengkapi persyaratan

o Sikap dari penyedia layanan yang dinilai menganggap rendah

(16)

 Bantuan pendidikan bagi anak yang terdampak AIDS

sebagai salah satu bentuk Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) cakupannya juga masih sangat terbatas baik dari sisi kecukupan, pemanfaatan dan kualitasnya.

 Bantuan pengembangan usaha ekonomi bagi ODHA juga memiliki cakupan yang sangat kecil baik dari jumlah ODHA yang memanfaatkan, kualitas pelayanan yang rendah

karena tidak ada pendampingan setelah modal diberikan sehingga banyak yang tidak meneruskan pengembangan usahanya.

(17)

 Belum secara langsung diarahkan untuk mengantisipasi

berbagai dampak yang diakibatkan oleh HIV dan AIDS tetapi lebih diarahkan pada status kemiskinannya.

 Masih sangat terbatas dalam cakupannya: o ODHA yang memanfaatkan,

o Manfaat yang diperoleh, o Cakupan wilayah

o Kecukupan dan kualitas layanannya

 Belum ada perlindungan sosial yang bersifat preventif atau promotif, apalagi yang bersifat transformatif

 Belum ada jaminan sosial kesehatan yang bisa dimanfaatkan untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatannya agar

memungkinkan bisa memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan dan hidup lebih produktif.

(18)

 Integrasi upaya pengembangan perlindungan sosial ke dalam program penanggulangan AIDS yang ada:

o Memasukkan agenda perlindungan sosial sebagai salah satu upaya

prioritas di dalam penanggulangan HIV/AIDS secara nasional

o Pengembangan upaya perlindungan sosial yang sensitif terhadap

gender

 Mempertegas inklusi isu HIV/AIDS di dalam

penyempurnaan sistem jaminan sosial nasional:

o Perluasan cakupan kelompok yang ditanggung dari jaminan sosial

yang ada sekarang

o Penyederhanaan proses kepesertaan

o Melakukan sinkronisasi berbagai jaminan sosial kesehatan yang

(19)

 Mendorong peran organisasional pemangku kepentingan penanggulangan HIV dan AIDS:

Keluarga dan Komunitas:

• menyediakan dukungan sosial yang dibutuhkan oleh ODHA untuk

mengurangi dampak sosial ekonomi yang diakibatkan oleh AIDS Organisasi Masyarakat Sipil:

• peran dalam pendidikan, perawatan dan dukungan serta advokasi

terhadap pengambil kebijakan masih harus terus dilakukan Pemerintah:

• menyikapi isu AIDS bukan sebagai kondisi gawat darurat saja tetapi

merupakan upaya pembangunan kesehatan yang memiliki dimensi jangka panjang

Lembaga Internasional

• memfasilitasi masyarakat sipil untuk mendorong upaya perlindungan sosial

yang sensitif HIV ini ke dalam peraturan dan kebijakan jaminan sosial yang sedang dikembangkan

(20)

 Para Narasumber di Jakarta, Yogyakarta, Semarang dan Pontianak

 LSM Victory Plus Yogyakarta  LSM Graha Mitra Semarang  Pontianak Plus

Referensi

Dokumen terkait

Siswa dapat menentukan berat benda dengan alat ukur tidak baku menggunakan benda-benda konkret dengan benar.. siswa dapat membandingkan berat dua benda

Saat ini kerap terjadi pelanggaran privasi di media sosial berbasis ojek online, timbulnya pelanggaran privasi pada ojek online ini karena aplikasi

Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya,

Eksperimentasi Model Pembelajaran Inkuiri dengan Pendekatan Kontekstual dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams Achievement Division (STAD) dengan

SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham pada saat Initial Public Offering (ipo) di Bursa Efek Indonesia Periode 2005–2009. Skripsi, Program

sehingga informasi secara tahunan perusahaan dapat diketahui, tidak mengalami delisting selama periode penelitian, menyajikan lapor- an keuangannya dalam satuan mata uang

Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang dipergunakan merupakan data primer yang ditunjang dengan data sekunder, dimana data yang dikumpulkan untuk penelitian tersebut