• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE UNIT : O JUDUL UNIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KODE UNIT : O JUDUL UNIT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KODE UNIT : O.842340.045.01

JUDUL UNIT : Mengoordinasikan petugas pendirian dan pelayanan dasar shelter

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini menjelaskan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dipersyaratkan untuk Koordinator dan Pengelola Pendirian Shelter dan Pelayanan Dasar Shelter.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan shelter 1.1 Karakteristik dan persyaratan pengelolaan shelter sesuai dengan jenis bencana diidentifikasi.

1.2 Desain shelter dan kelengkapan kebutuhansarana disajikan.

1.3 Rencana kawasan shelter dibuat sesuai Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Nasional.

1.4 Tim penilai diorganisasikan untuk melakukan penilaian

1.5 Hasil penilaian shelter dievaluasi. 1.6 Alternatif pendekatan shelter

dikelola.

1.7 Desain shelter dan kelengkapan kebutuhan sarana dinilai.

1.8 Tata letak shelter yang sudah dievaluasi disosialisasikan.

2. Mengelola pendirian dan penyediaan layanan shelter

2.1 Rancangan dasar barak sebagai hunian sementara diterapkan.

2.2 Pelayanan dasar shelter dilaksanakan secara terpadu, memadai, dan bermartabat sesuai dengan standar pelayanan.

2.3 Peran dan tanggungjawab setiap anggota tim shelter dibagi dan dikoordinasikan.

(2)

dilakukan secara efektif.

2.5 Pengelolaan pelayanan perlindungan terhadap kelompok rentan (ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak-anak, lanjut usia dan orang berkebutuhan khusus) dipraktikkan. 2.6 Pelayanan shelter berbasis isu

gender PRB, API, Lingkungan diaplikasikan.

3. Melakukan monitoring

dan evaluasi 1.1 Pelaksanaan monitoring dan evaluasi diorganisasikan. 1.2 Hasil monitoring, evaluasi dan

pelaporan dievaluasi. BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

1.1 Shelter (hunian) adalah penampungan/hunian sementara yang diberikan dalam bentuk tenda-tenda, barak, atau gedung fasilitas umum/sosial, seperti tempat ibadah, gedung olah raga, balai desa, dan sebagainya, yang memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat tinggal sementara.

Hunian yang didirikan harus memenuhi syarat – syarat keamanan, kenyamanan, kesehatan, dan bermartabat. Didalam shelter pengungsi mendapatkan akses pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih, penerangan, fasilitas ibadah, sesuai budaya, tempat untukmemenuhi kebutuhan sehari-hari dan memenuhi privasi dengan aman.

1.2 Pelayanan dasar shelter secara terpadu adalah jenis-jenis pelayanan dasar yang dilaksanakan secara terpadu di hunian (shelter), antara lain :

1.2.1 Makanan (Standar Dapur Umum) atau Food package (bila masak sendiri).

1.2.2 Air Minum

(3)

1.2.4 Pakaian

1.2.5 Perlengkapan Tidur (Tikar, Selimut)

1.2.6 Perlengkapan kebersihan diri (Higiene kit) 1.2.7 Piranti Rumah Tangga (Family kit)

1.2.8 Kelambu, khususnya untuk Bayi dan Balita

1.3 Isu-isu yang berdampak pada pengkoordinasian dan pengelolaan shelter, dapat mencakup:

1.3.1 Isu-isu kesehatan:

 Kebiasaan atau norma mengenai kesehatan

 Indikator-indikator kesehatan, seperti angka kematian, angka kesakitan, casefatality rate dan prevalensi gizi kurang pada balita.

 Survei-survei kesehatan untuk memperoleh data kesehatan

 Bantuan kesehatan, seperti program-program imunisasi atau pemberian makanan tambahan

 Standar kesehatan nasional dan WHO.

1.3.2 Isu-isu bantuan pangan dan mata pencaharian:

 Kebiasaan atau norma mengenai pangan dan mata pencaharian

 Program-program makanan untuk kerja

 Persyaratan yang berkaitan dengan makanan dari partisipan proyek, bumbu, alat masak, bahan bakar

 Standar pangan nasional

 Persyaratan yang berkaitan dengan budaya dari para partisipan proyek.

1.3.3 Isu-isu pengungsi:

 Kebiasaan atau norma mengenai pendatang dan pengungsi

(4)

Sphere dan hukum internasional yang relevan dengan para pengungsi dan hak-hak mereka

 Pertimbangan isu-isu budaya dan isu-isu mengenai kebutuhan dan hak-hak masyarakat yang menjadi tuan rumah.

1.3.4 Isu-isu air:

 Kebiasaan atau norma mengenai air.

 Akses terhadap air, jumlah, mutu, rasa, dan manajemennya

 Pengolahan air

 Rumus penghitungan volume air yang dibutuhkan  Kepemilikan air

 Pendistribusian air, termasuk infrastrukturpenyimpanan dan pipa air.

1.3.5 Isu-isu sumber daya manusia:

 Kebiasaan atau norma mengenai kerelawanan, ketenagakerjaan

 Mempekerjakan relawan lokal

 Peraturan perekrutan tenaga kerja lokal

 Tuntutan buruh lokal untuk pembayaran tunai harian  Akomodasi relawan dan kondisi-kondisi lainnya

1.4 Pemangku kepentingan ‘internal’ seperti:

1.4.1 Manajer Shelter sebagai atasan langsung

1.4.2 Komandan Penanganan Darurat sebagai atasan tidak langsung.

1.4.3 Hierarki BNPB atau Institusi Penyelenggara pendirian shelter seperti BPBD, SKPD, PMI, Masyarakat dan Dunia Usaha. 1.5 Efektivitas bantuan, termasuk:

1.5.1 Kepemilikan, termasuk:

(5)

pengambilan keputusan, pengimplementasian, pemantauan, dan evaluasi

 Mendorong kontribusi masyarakat dan pemerintah lokal dalam pemecahan masalah dalam pengelolaan Shelter. 1.5.2 Koordinasi dan Kolaborasi :

Secara aktif berusaha melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan masyarakat dan mitra kerja dalam proses layanan shelter, termasuk dalam pengambilan keputusan intervensi shelter.

2. Peralatan dan perlengkapan: 2.1 Peralatan

2.1.1 Contoh disain shelter.

2.1.2 Contoh model miniature shelter. 2.1.3 Contoh Food item dan Non Food Item. 2.1.4 Skenario shelter

2.2 Perlengkapan 2.2.1 Spidol

2.2.2 Kertas Manila/ kertas koran 3. Peraturan yang diperlukan:

3.1 Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

3.2 Perka BNPB Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian dan Besaran Bantuan Santunan Duka Cita

3.3 Perka BNPB Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

3.4 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2013 Tentang Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana.

(6)

3.5 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2013 tentang Bantuan Sosial Bagi Korban Bencana.

4. Norma dan Standar:

4.1 Tuntutan persyaratan SNI ISO 22320:2012 - Keamanan masyarakat — Manajemen kedaruratan — Persyaratan untuk penanganan insiden;

4.2 Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respon Kemanusiaan Proyek Sphere (2011) serta

4.3 SNI 7937:2013 Layanan Kemanusiaan dalam Bencana PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1 Pertimbangan Kesempatan dan Kesetaraan

1.1.1 Semua petugas dan operator shelter harus menyadari isu-isu kesempatan, kesetaraan, dan hak asasi manusia pada bidang kerja masing-masing

1.1.2 Semua petugas dan operator shelter harus mengembangkan kemampuan bekerja di dalam lingkungan budaya yang berbeda

1.1.3 Secara khusus, petugas dan operator shelter harus menyadari isu-isu budaya, historis, kebiasaan-kebiasaan dan isu-isu terbaru di dalam menghadapi masyarakat dan budaya di tempat mereka bekerja

1.1.4 Penguji dan pelatih harus mempertimbangkan isu-isu kesempatan dan kesetaraan yang relevan terkait dengan kebiasaan dan budaya setempat

1.2 Sumber Daya

1.2.1 unit ini dapat dinilai secara mandiri, tetapi tindakan pengujian menyeluruh dengan unit–unit lain yang berhubungan dengan kompetensi dianjurkan

(7)

1.2.2 pengujian pengetahuan dasar, selain pertanyaan penegasan, biasanya dilakukan di dalam konteks di luar lapangan

1.2.3 sumber daya yang diperlukan untuk penilaian meliputi akses kepada:

 lokasi tempat kerja atau tempat kerja simulasi  arahan-arahan spesifikasi dan pekerjaan

 buku pedoman kebijakan dan buku pedoman prosedur (baik internasional maupun setempat, mencakup operasional dan keamanan bantuan kemanusiaan)

 dokumen-dokumen yang relevan (seperti SOP, Panduan, rencana tanggapan dan laporan catatan penilaian) dan dokumen-dokumen standar

 alat-alat perlengkapan yang relevan (seperti perlengkapan tulis, shelter kit, tool kit dan alat komunikasi)

1.3 Metode penilaian

1.3.1 Metode penilaian perlu mempertimbangkan kesulitan praktis yang berhubungan dengan shelter apabila uji kompetensi dilakukan dalam suasana bantuan operasi tanggap darurat 1.3.2 Metode penilaian harus dengan observasi langsung tugas

dan meliputi pertanyaan pada pengetahuan dasar

1.3.3 pengujian mungkin diterapkan di bawah kondisi proyek terkait (sebenarnya atau simulasi) dan perlu pembuktian proses

1.3.4 pengujian harus didukung oleh bukti tambahan dari suatu jangkauan luas dari sumber, terutama meliputi pembuktian dari satu atau lebih bidang keadaan.

(8)

2. Persyaratan kompetensi

O.842340.001.01Melakukan Kerja Efektif dalam Sektor Penanggulangan Bencana

3. Pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan

3.1.1 Mampu memahami karakterisik dan persyaratan pengelolaan shelter berdasarkan kebutuhan dan ancaman bencana

3.2 Keterampilan

3.2.1 Mampu membuat disain shelter

3.2.2 Mampu menganalisis dan mengevaluasi proses penilaian shelter serta mengelola alternatif pendekatan shelter

3.2.3 Mampu mengevaluasi dan mendiseminasikan layout shelter 3.2.4 Mampu mengelola pendirian shelter dan penyediaan

layanan shelter

3.2.5 Mampu menganalisis proses dan hasil monitoring dan evaluasi

3.2.6 Mampu memimpin tim shelter 4. Sikap kerja :

4.1 Mampu menerapkan kerjasama dalam kelompok 5. Aspek Kritis

5.1 individu yang dinilai harus menunjukkan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang diperlukan, juga keterampilan

5.2 aplikasi kompetensi harus dinilai di tempat kerja atau tempat kerja yang tersimulasi secara realistis

5.3 pengujian harus dilakukan menurut pelaksanaan kerja standar dan sah, persyaratan keamanan, dan kendala lingkungan

(9)

yang dipersyaratkan sesuai dengan tempat kerja

5.5 testimoni para peserta proyek, pemerintah, atau organisasi-organisasi nonpemerintah baik tidak langsung maupun tidak diminta yang berhubungan dengan perilaku etis harus dipertimbangkan sebagai pembuktian penting sehubungan dengan unit ini

5.6 pengujian yang dilakukan harus memperkuat kesimpulan yang masuk akal bahwa kompetensi bukan hanya dapat dipenuhi dalam keadaan tertentu, tetapi juga dapat dialihkan kepada keadaan–keadaan lain.

Referensi

Dokumen terkait

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang dimaksud adalah dengan metode Self Asesment wajib pajak diberikan dan dipercayakan oleh Undang-undang untuk menghitung pajaknya

Rekam medis disebut lengkap apabila catatan medis tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien, sesuai dengan formulir yang disediakan, isi harus lengkap

Menjalankan usaha dibidang pembangunan, meliputi pemborong pada umumnya (general contractor); pemasangan komponen bangunan (berat/heavy-lifting); pembangunan konstruksi

Pada transeksi saraf akut ( lesi akson ) pemeriksaan Edx pada tempat lesi akan menghasilkan no response , tetapi bila dilakukan stimulasi pada segmen distal dan

Pada modal, transposisi dapat dilakukan dengan cara mentranspos tiap nada yang merupakan tangga nada dari suatu modal. Berikut contoh transposisi modal dengan

Persamaan Diferensial Sturm-Liouville (PDSL) merupakan persamaan diferensial linear (PDL) orde dua dengan koefisien berupa fungsi bernilai real dan kontinu pada

Katakanlah: “Allah memberi fatwa kepada kamu dalam perkara Kalalah itu, iaitu jika seseorang mati yang tidak mempunyai anak dan ia mempunyai seorang

1 Antara yang berikut yang manakah perkara yang tidak mampu difikirkan oleh akal tanpa bimbingan wahyu?. A