• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar KETUA TIM PENELITI JUPRI NUGROHO SUPERVISI SUHENDAR M. IBNU NOVIT. N ACO ARDIANSYAH.A.P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Pengantar KETUA TIM PENELITI JUPRI NUGROHO SUPERVISI SUHENDAR M. IBNU NOVIT. N ACO ARDIANSYAH.A.P"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Kata Pengantar

Hibah oleh pemerintah daerah bertujuan untuk menunjang penyelenggaran urusan pemerintah daerah, dalam salah satu poin penjabarannya alokasi Hibah harus berdasarkan asas rasionalitas yaitu keputusan atas pemberian hibah harus tepat sasaran dan dapat di pertanggung jawabkan artinya jika sudah tepat sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan maka kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi.

Namun bagaiamana jika Hibah hanya di jadikan untuk mengakomodir kepentingan politik tertentu sampai penyelenggaraannya yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, mulai dari seleksi penerima, realisasi anggaran sampai pertanggung jawaban. Dengan demikian maka perlu adanya suatu proses partisipasi masyarakat dalam melihat sudah tepat sasarankah pengalokasian Hibah tersebut.

Oleh karena itu kami yang tergabung dalam Sekolah Anti Korupsi (SAKTI) Tangerang Angkatan III (Tiga) yang di selenggarakan oleh Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengadakan penelitian terhadap penerima Hibah Pemerintah Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2015.

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan penelitian yang dilakukan sejak 5 November 2016 dan berakhir pada 14 Januari 2017 dan membuat hasil penelitian ini. Dan ucapan terima kasih kepada:

TIM PENELITI, atas kerja kerasnya selama penelitian

PENGURUS TRUTH (Tangerang Public Transparency Watch), atas saran dan bimbingan dalam proses penelitian. ICW (Indonesia Corruption Watch), atas dukungan baik moril maupun materil dalam gerakan anti korupsi.

PARA NARASUMBER, atas waktu dalam memberikan keterangan yang jujur dan objektif.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk kami dan para pembaca pada umumnya, serta saran dan kritik sangat kami harapkan agar dipenelitian berikutnya dapat lebih baik.

JUPRI NUGROHO Divisi Advokasi dan Investigasi

PENELITI Ahmad Jamil Pasaribu

Adam Alfian Romli Rimali KETUA TIM PENELITI

JUPRI NUGROHO SUPERVISI SUHENDAR M. IBNU NOVIT. N ACO ARDIANSYAH.A.P

(4)
(5)

Daftar Isi

1. Kata Pegantar 1 2. Daftar Isi 2 3. Bab I Pendahuluan 3 Latar Belakang 3 Tujuan Penelitian 4

Dasar Hukum Hibah Sesuai Perundang-Undangan Yang Berlaku 5

Objek Penelitian 7

Metode Penelitian 9

4. Bab II Hasil Penelitian 10

A. Kepatuhan Pemkot Tangsel Terhadap Regulasi Dalam Memberikan

Dan Kepatuhan Lembaga/Organisasi Yang Menerima Dana Hibah 2015

Terhadap Regulasi (Sebelum uu No 23 Tahun 2014) 10

B. Kepatuhan Pemkot Tangsel Terhadap Regulasi Dalam Memberikan Dan

Kepatuhan Lembaga/Organisasi Yang Menerima Dana Hibah 2015

Terhadap Regulasi (Sesudah Uu No 23 Tahun 2014) 20

C. Penerima Hibah Dengan Realisasi Anggaran Berdasarkan Konfirmasi 22

5. Bab III Penutup 27

A. Kesimpulan 27

B. Rekomendasi 28

(6)
(7)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hibah menjadi poin dalam belanja APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang sangat menarik untuk dibahas. Dalam aturan yang sudah diterapkan pemberian hibah oleh pemerintah daerah bertujuan untuk menunjang penyelenggaran urusan pemerintah daerah, dalam salah satu poin penjabarannya alokasi Hibah harus berdasarkan asas rasionalitas yaitu keputusan atas pemberian hibah harus tepat sasaran dan dapat di pertanggung jawabkan artinya jika sudah tepat sasaran dan dapat dipertanggung jawabkan maka kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi namun bagaiamana jika Hibah hanya di jadikan untuk mengakomodir kepentingan politik tertentu.

Pemberian bantuan hibah oleh pemerintah daerah menjadi rawan penyalahgunaan terutama menjelang adanya pemilihan umum kepala daerah, dimana terdapat kecenderungan bantuan hibah digunakan sebagai alat politik pencitraan oleh kepala daerah/wakil kepala daerah, terutama Kepala Daerah Incumbent yang mencalonkan diri. Seharusnya pemerintah daerah dalam memberikan bantuan hibah disesuaikan kepada kemampuan keuangan daerahnya sendiri dan harus tetap memprioritaskan pemenuhan belanja urusan wajib terlebih dahulu.

Pasal 21 ayat (2) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 2 tahun 2012 tentang Hibah Daerah juga menyatakan bahwa “Hibah dari Pemerintah Daerah dapat dianggarkan apabila Pemerintah Daerah telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan wajib guna memenuhi standar pelayanan minimum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.”Pemberian bantuan hibah oleh pemerintah daerah itu sendiri diperbolehkan berdasarkan PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang telah diubah beberapa kali terakhir dengan Pemendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Namun, pengaturannya secara spesifik baru ditetapkan melalui Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang telah disempurnakan kembali dengan Permendagri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

(8)

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pada 2015 Kota Tangerang Selatan menganggarkan Hibah dari APBD sebesar sebesar Rp29.568.000.000; dan pada tahun yang sama momentum Pemilihan Kepala Daerah di gelar dengan demikian maka perlu adanya suatu proses partisipasi masyarakat dalam melihat sudah tepat sasarankah pengalokasian Hibah tersebut baik dalam hal realisasi sampai kepada regulasi yang digunakan dalam merealisasikan Dana Hibah tersebut kepada penerima Hibah serta dapat dipertanggung jawabkan bukan hanya di jadikan untuk mengakomodir kepentingan politik tertentu. Oleh karena itu kami yang tergabung dalam Sekolah Anti Korupsi (SAKTI) Tangerang Angkatan III (Tiga) yang di selenggarakan oleh Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) dan Indonesia Corruption Watch (ICW) mengadakan penelitian terhadap penerima Hibah Pemerintah Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2015 sebanyak 106 lembaga dan organisasi dengan merujuk pada Peraturan walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran.

B. TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang mendasari kami untuk melakukan penelitian Terhadap 106 Lembaga dan Organisasi Penerima Hibah adalah:

1. Untuk mengukur kepatuhan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memberikan hibah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sehingga penerima hibah adalah benar-benar penerima yang layak (memenuhi syarat) sebelum Undang-Undang 23 Tahun 2014 Berlaku

2. Untuk mengukur kepatuhan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memberikan hibah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sehingga penerima hibah adalah benar-benar penerima yang layak (memenuhi syarat) sesudah Undang-Undang 23 Tahun 2014 Berlaku

(9)

C. DASAR HUKUM HIBAH SESUAI PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 27 Ayat 7 huruf f hibah masuk dalam kelasifikasi belanja daerah yang menurut fungsi sebagaimana dimaksud digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara. Kemudian dapat dilihat dalam proses penganggaran APBD pada Pasal 37 PP No. 58 Tahun 2005, hibah termasuk dalam klasifikasi belanja tidak langsung, ini sejalan dengan bunyi Pasal 21 ayat (2) PP No. 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah, yang berbunyi “Hibah dari Pemerintah Daerah dapat dianggarkan apabila Pemerintah Daerah telah memenuhi seluruh kebutuhan belanja urusan wajib guna memenuhi standar pelayanan minimum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.” Maksud dari belanja tidak langsung itu sendiri menurut Pasal 36 ayat (2) PP No. 13 Tahun 2006, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Maka, pelaksanaan penganggaran Hibah Daerah baru dapat dianggarkan kepada lembaga/organisasi yang telah melakukan pengajuan secara tertulis jika telah memenuhi persyaratan minimal sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Ketentuan lebih lanjut tentang belanja hibah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Adapun penjelasan hibah secara singkat dapat dilihat pada Gambar berikut:

(10)

Ketentuan tersebut di atas menjadi persyarat formal yang harus dipenuhi oleh penerima hibah. Sehingga, jika penerima hibah tidak memenuhi salah satu persyaratan dari ketentuan tersebut di atas, maka calon penerima hibah tidak dapat menerima hibah. Adapun tanggungjawab penerima hibah ditentukan dalam Pasal 19 yang mengharuskan penerima hibah bertanggung jawab secara formal dan material atas penggunaan hibah yang diterimanya. Pertanggungjawaban penerima hibah secara material meliputi laporan penggunaan hibah, surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa hibah yang diterima telah digunakan sesuai NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) dan bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-undangan bagi penerima hibah berupa uang atau salinan bukti serah terima barang/jasa bagi penerima hibah berupa barang/jasa.

D. OBJEK PENELITIAN

Objek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, orang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat yang dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas dan kualitas yang bisa berupa perilaku kegiatan, pendapat, pandangan penilaian, sikap pro kontra, simpati-antipati, keadaan batin bisa juga berupa proses. Objek penelitian ini dilakukan dengan mendatangi Lembaga/organisasi penerima hibah berdasarkan Peraturan walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penjabaran Anggaran

(11)

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 yang tersebar di seluruh wilayah Pemerintah Kota Tangerang selatan seperti pada Tabel berikut:

NAMA LEMBAGA NO NAMA LEMBAGA

1. BNN Tangsel 57 Yayasan Roudhotul Ikhwan

2. KPU Tangsel 58 Masjid Jami Baiturahman

3. ORARI 59 LPPQ Al-Hidayah

4. KONI Tangsel 60 Masjid Nurussa'dah

5. BAPOPSI 61 Masjid Nurul Janah

6. Purna Paskibraka Indonesia (PPI) 62 DMI Pondok Aren

7. KNPI Tangsel 63 Ponpes Nurul Badriyah

8. IMM 64 TPQ/TKQ Nurul Quran

9. HMI 65 FGN Pondok Aren

10. PMII 66 NAHDATUL WATHON

11. Yayasan Nurul Al-Mubarokah 67 TKA/TPA An Nida

12. Yayasan Darul Aulia Assholihin 68 TKQ/TPQ Baabul Karim

13. Persatuan Wredatama Indonesia (PWRI) 69 Yayaysan Pendidikan Nurul Huda

14. DMI Ciputat 70 Ikatan Pemuda/i Pondok Pucung

15. Masjid Darussalam 71 Yayaysan Pendidikan Al-Falah

16. Masjid As Salam 72 Gerakan Aktivis Islam

17. Ponpes Atthoyibin (MTS Athoyibin) 73 Masjid Al-Madani

18. Ponpes Al-Hakam 74 Ponpes Insan Qurani Al-Barakah

19. FGN Ciputat 75 Yayaysan Ainurohmah

20. Yayasan Tirai Banten 76 Yayaysan Pendidikan Nurul Iman

21. Yayasan Hazinatul Musthofa 77 Ponpes Al-Husainy

22. Ponpes Bahrul Maghfiroh 78 Yayasan Al-Hidayah

23. Ponpes Bina Azahra 79 FGN Serpong

24. Masjid Nurul Hikmah 80 GP Anshor Tangsel

25. Mushola Ash Shidiqiyah 81 Yayasan Pendidikan Tri Bakti Mandiri

26. FGN Ciputat Timur 82 Majelis Ilmi As Salam

27. Forum Silaturahmi Masyarakat Cempaka Putih 83 Masjid Al-Hakim

28. DMI Ciputat Timur 84 Masjid Baitul Muttaqin

29. Mushola Al-Hidayah 85 DMI Serpong

30. Yayasan Almawadah Rempoa 86 Masjid Al-Latief

31. Yayasan Al-Jihad 87 Parisada Hindu Dharma Indonesia

32. BAZDA TANGSEL 88 Holistik Modern Plus

33. FKPA Tangsel 89 DMI Serpong Utara

34. LP2M Tangsel 90 Masjid Jami Assalam

35. Masjid Jami An Nabawi 91 FGN Serpong Utara

36. Ponpes As Salam 92 Kurma Tangsel

37. TKA/TPA Al-Ikhlas 93 Yayasan Kahfi

38. YPI Baiturrahman 94 FGN Setu

39. LPTQ Tangsel 95 Masjid Baithul Ihsan

40. DMI Pamulang 96 Mushola Raudahtul Jannah

41. RA,TKA,TPQ Plus Al-Hidayah 97 DMI Setu

42. Masjid Al Adzkar 98 Him-Pas

43. Yayasan Bina Insan Indonesia 99 Masjid Al-Barkah

44. FGN Pamulang 100 LVRI/PKRI

45. Forum persatuan Majelis Ta'lim 101 Karang Taruna Tangsel

46. Forum Remaja Muslim Pd. Cabe Ilir 102 TP-UKS Tangsel

47. Paguyuban SGA Radio 103 Pengurus Posyandu Seledri 1

48. Yayasan Alzha Pamulang 104 Forum Kader Posyandu

49. Masjid Jami Al-Barkah 105 Komisi Penanggulangan Aids

50. Masjid Jami Nurul Huda 106 PMI Tangsel

51. Ponpes Salaf Daarul Musthofa

52. Yayasan Pendidikan Islam Arrahmah

53. Paguyuban Gg.H.Mu'in

54. Forum Silaturahmi Pondok Pesantren

55. Yayasan Bahrul Ulum

(12)

E. METODE PENELITIAN 1. Observasi

Di lakukan dengan mendatangi alamat lembaga/organisasi penerima hibah Tahun 2015

2. Wawancara

Melakukan wawancara dengan lembaga/organisasi penerima hibah Tahun 2015 3. Dokumentasi

Mendokumentasikan hasil observasi di lapangan berupa foto, rekaman wawancara serta dokumen pendukung penerimaan hibah Tahun 2015.

Penelitian ini mengungkap fakta-fakta dari hasil konfirmasi oleh peneliti, berdasarkan keterangan pihak-pihak terkait: penerima hibah serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Untuk flowchart proses penelitian Hibah seperti pada Gambar berikut:

(13)

HASIL PENELITIAN

A. KEPATUHAN PEMKOT TANGSEL TERHADAP REGULASI DALAM MEMBERIKAN

DAN KEPATUHAN LEMBAGA/ORGANISASI YANG MENERIMA DANA HIBAH 2015 TERHADAP REGULASI (Sebelum UU NO 23 TAHUN 2014)

Dalam proses penyeleksian pemberian hibah sebelum mencapai tahap realisasi didahului dengan pengajuan kepada Kepala Daerah yang dilakukan oleh lembaga/organisasi calon penerima hibah. Selanjutnya Kepala Daerah bersangkutan akan menunjuk SKPD (Satuan Kerja Perangkat Dinas) terkait untuk melakukan evaluasi usulan dari proses pengajuan secara tertulis tersebut yang merupakan bagian dari seleksi, apakah syarat formil dari lembaga/organisasi telah terpenuhi sehingga layak untuk menerima Hibah.

Setelah proses tersebut SKPD yang ditunjuk oleh Pemerintah melakukan evaluasi, evaluasi ini meliputi sifat selektif untuk menentukan apakah lembaga/organisasi (yang mengajukan hibah) termasuk dalam; Pemerintah, Pemerintah daerah lainya, Perusahaan daerah, Masyarakat; dan/atau Organisasi Kemasyarakatan. Serta apakah lembaga/organisasi tersebut telah memenuhi persyaratan minimal penerima hibah yang tertera dalam Perundang-Undangan. Berikut hasil penelitian terkait persyaratan formil dan materil pada Tabel dan Gambar berikut:

1.PENERIMA HIBAH PEMERINTAH

J U M L A H L E M B A G A / O R G A N IS A S

I SYARAT FORMIL SYARAT MATERIL

BERDOMISILI DI TANGSEL NPHD LPH

M TM TT TA M TM TT TA M TM TT TA

2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0

(14)

Syarat Formil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 5 dan 6), dalam diagram

Berdasarkan hasil konfirmasi dengan

mendatangi Lembaga/Organisasi yang masuk kategori Pemerintah di simpulkan bahwa: 2 lembaga tersebut berkedudukan di wilayah administratif pemda bersangkutan

Syarat Materil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 19), dalam diagram:

Berdasarkan hasil konfirmasi dengan

mendatangi Lembaga/Organisasi yang masuk kategori Pemerintah di simpulkan bahwa:

1. Tidak ada yang memiliki

2. 1 Tidak Memiliki

3. 1 Tidak terbuka

Terkait tanggungjawab penerima hibah(LPH)

1. BNN Tangsel tidak terbuka sehingga

tidak dapat diidentifikasikan

melaksanakan tanggungjawab sebagai penerima hibah.

2. Sedangkan Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Tangerang Selatan mengatakan tidak menerima hibah, sehingga KPU tidak melaksakan tanggungjawabnya sebagai penerima hibah.

KESIMPULAN (Penerima Hibah Pemerintah), dalam diagram:

Berdasarkan syarat formil dan materil dapat dismpulkan bahwa

1. Tidak ada yang memenuhi

2. Ada 1 yang tidak memenuhi karena

tidak mendapatkan Dana Hibah

3. Dan ada 1 yang tidak terbuka

4. Serta tidak ada yang tidak ada

lembaga organisasi/Fiktif. 0 1 1 0 M TM TT Tidak Ada 2 0 0 M TM TT SKD 0 1 1 M TM TT

NPHD

0 1 1 M TM TT

LPH

(15)

2. PENERIMA HIBAH MASYARAKAT

Syarat Formil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 5 dan 6), Dalam Diagram:

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 26 lembaga/organisasi Kategori Masyarakat, Di simpulkan bahwa: 1. 23 memiliki kepengurusan, 2. 1 tidak memiliki kepengurusan, 3. 0 Tidak Terbuka

4. Dan 2 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 26 lembaga/organisasi Kategori Masyarakat, Di simpulkan bahwa: 1. 6 memiliki 2. 11 tidak memiliki, 3. 7 tidak terbuka,

4. Dan 2 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif) J U M L A H L E M B A G A / O R G A N IS A S I

SYARAT FORMAL SYARAT MATERIAL

KEPENGURURUSAN SKD NPHD LPH M TM TT TA M TM TT TA M TM TT TA M TM TT TA 26 23 1 0 2 6 11 7 2 10 5 9 2 10 5 9 2 23 1 0 2 M TM TT TA

Kepengurusan

2 6 11 7 TA M TM TT

SKD

(16)

Syarat Materil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 19) ), dalam diagram: Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 26 lembaga/organisasi Kategori Masyarakat, Di simpulkan bahwa: 1. 10 memiliki 2. 5 tidak memiliki, 3. 9 tidak terbuka,

4. Dan 2 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif) Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 26 lembaga/organisasi Kategori Masyarakat, Di simpulkan bahwa: 1. 10 memiliki 2. 5 tidak memiliki, 3. 9 tidak terbuka,

4. Dan 2 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

KESIMPULAN (Penerima Hibah Masyarakat), dalam diagram:

Berdasarkan kesimpulan dari syarat formil dan materil terhadap

lembaga/organisasi kategori masyarakat dapat disimpulkan bahwa:

1. Hanya 5 lembaga/organisasi yang memenuhi

2. Dan ada 12 lembaga/organisasi tidak memenuhi

3. Ada 7 lembaga/organisasi yang tidak terbuka

4. Serta 2 lembaga/organisasi yang tidak ada/fiktif tidak ada lembaga/organisasi 10 5 9 2 M TM TT TA

NPHD

2 10 5 9 TA M TM TT

LPH

M; 5

TM;

12

TT; 7

TA; 2

(17)

3. PENERIMA HIBAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN a. Berbadan Hukum

Syarat Formil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 5 dan 6), dalam diagram:

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 6 memiliki

2. 15 tidak memiliki, 3. 26 tidak terbuka,

4. Dan 12 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 13 memiliki 2. 7 tidak memiliki, 3. 27 tidak terbuka,

4. Dan 12 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif) 6 15 26 12 M TM TT TA

Minimal 3 Tahun

12 13 7 27 TA M TM TT

SKD

(18)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 44 memiliki 2. 2 tidak memiliki, 3. 1 tidak terbuka,

4. Dan 12 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 6 memiliki 2. 15 tidak memiliki, 3. 26 tidak terbuka,

4. Dan 12 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Syarat Materil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 19) , dalam diagram:

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 12 memiliki 2. 6 tidak memiliki, 3. 29 tidak terbuka,

4. Dan 12 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif) 44 2 1 12 M TM TT TA

Sekretariat Tetap

12 6 15 26 TA M TM TT

SK Kemenkumham

12 6 29 12 M TM TT TA

NPHD

(19)

KESIMPULAN (Penerima Hibah Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum), dalam diagram:

Berdasarkan kesimpulan dari syarat formil dan materil terhadap

lembaga/organisasi kategori Organisasi masyarakat berbadan hukum dapat disimpulkan bahwa: 1. Hanya 1 lembaga/organisasi yang memenuhi 2. Dan ada 17 lembaga/organisasi tidak memenuhi 3. Ada 29 lembaga/organisasi yang tidak terbuka 4. Serta 12

lembaga/organisasi yang tidak ada/fiktif tidak ada

lembaga/organisasi Total organisasi Masyarakat Berbadan Hukum adalah 59 Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 11 memiliki 2. 7 tidak memiliki, 3. 29 tidak terbuka,

4. Dan 12 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

M; 1

TM; 17

TT; 29

TA; 12

12 11 7 29 TA M TM TT

LPH

(20)

b. Tidak Berbadan Hukum

Syarat Formil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 5 dan 6), dalam diagram:

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 1 memiliki

2. 4 tidak memiliki, 3. 7 tidak terbuka,

4. Dan 7 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 1 memiliki

2. 4 tidak memiliki, 3. 7 tidak terbuka,

4. Dan 7 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif) 1 5 6 7 M TM TT TA

Minimal 3 Tahun

7 1 4 7 TA M TM TT

SKD

(21)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 4 memiliki 2. 7 tidak memiliki, 3. 1 tidak terbuka,

4. Dan 7 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Syarat Materil Berdasarkan Permendagri 32 Tahun 2011 (Pasal 19) ), dalam diagram:

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 59

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 2 memiliki 2. 4 tidak memiliki, 3. 6 tidak terbuka,

4. Dan 7 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif)

Berdasarkan Konfirmasi dengan mendatangi 19

lembaga/organisasi Kategori Organisasi Masyarakat Tidak Berbadan Hukum Di simpulkan bahwa:

1. 2 memiliki 2. 4 tidak memiliki, 3. 6 tidak terbuka,

4. Dan 7 tidak ada (karena lembaga tersebut tidak ditemukan sehingga diidentifikasikan fiktif) 4 7 1 7 M TM TT TA

Sekretariat Tetap

7 2 4 6 TA M TM TT

NPHD

7 2 4 6 TA M TM TT

LPH

(22)

KESIMPULAN (Penerima Hibah Organisasi Masyarakat Tidak Berbadan Hukum), dalam diagram:

Berdasarkan kesimpulan dari syarat formil dan materil terhadap lembaga/organisasi kategori Organisasi masyarakat Tidak berbadan hukum dapat disimpulkan bahwa: 1. Tidak ada lembaga/organisasi yang memenuhi 2. Dan ada 7 lembaga/organisasi tidak memenuhi 3. Ada 5 lembaga/organisasi yang tidak terbuka

4. Serta 7

lembaga/organisasi yang tidak ada/fiktif tidak ada lembaga/organisasi Total organisasi Masyarakat Berbadan Hukum adalah 19

M; 0

TM; 7

TT; 5

TA; 7

(23)

B. KEPATUHAN PEMKOT TANGSEL TERHADAP REGULASI DALAM MEMBERIKAN DAN KEPATUHAN LEMBAGA/ORGANISASI YANG MENERIMA DANA HIBAH 2015 TERHADAP REGULASI (Sesudah UU NO 23 TAHUN 2014)

Penerima hibah sejak UUD 23 TAHUN 2014 di berlakukan sangat berbeda dengan peraturan perundang-undangan sebelumnya, pada penerima hibah seperti yang di atur pada pasal 298 ayat (4) Belanja hibah dan bantuan sosial dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, Khusus terhadap penerima hibah diatur dalam ayat (5) Belanja hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat diberikan kepada (a)Pemerintah Pusat, (b) Pemerintah Daerah lain, (c) badan usaha milik negara atau BUMD; dan/atau (d) badan, lembaga, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.

Dengan demikian penerima hibah harus sudah berbadan hukum indonesia yaitu kepada badan yang berbadan hukum, lembaga yang berbadan hukum, dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum. Selain penerima hibah yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka sesungguhnya tidak layak/dapat menerima hibah. oleh karenanya penerima hibah yang sesungguhnya tidak layak/dapat menerima hibah namun pada faktanya menerima, harus dipandang sebagai perbuatan melawan hukum sehingga berakibat pada adanya kerugian keuangan negara sebesar dana yang direalisasikan penerimaanya.

Berdasarkan ketentuan tersebut penerima hibah pada anggaran 2015 kota Tangerang Selatan akan di dapatkan hasil sebagai berikut:

1. Pemerintah

2. Badan lembaga dan organisasi kemasyarakatan berbadan hukum indonesia 3. Penerima yang tidak layak/dapat menerima hibah

(24)

LAYAK; 3

TIDAK LAYAK;

103

Bila di konversi dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Berdasarkan konfimasi kepada seluruh 106 lembaga/Organisasi penerima hibah, sesungguhnya hanya 3 lembaga/organisasi yang layak karena benar-benar berbadan hukum, selain dan selebihnya tidak berbadan hukum.

(25)

C. PENERIMA HIBAH DENGAN REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN KONFIRMASI

1. Penerima Hibah Pemerintah

Berdasarkan konfirmasi terkait realisasi hibah kategori Pemerintah ditemukan bahwa: 1. KPU Tangerang Selatan mengaku tidak menerima hibah; dan

2. BNN Tangerang Selatan tidak terbuka sehingga tidak bisa diidentifikasikan menerima atau tidak menerima hibah.

Total besaran jumlah yang dianggarkan kepada lembaga pemerintah sebesar Rp 1.250.000.000,- Rp-Rp1.000.000.000 Rp250.000.000 Rp-MENERIMA TIDAK MENERIMA TIDAK TERBUKA FIKTIF MENERIMA TIDAK SESUAI

(26)

3. Penerima Hibah Masyarakat

Berdasarkan konfirmasi terkait realisasi hibah kepada masyarakat dari 26 lembaga/organisasi ditemukan bahwa:

1. 22 lembaga/organisasi menerima hibah. Jumlah yang diterima dari 22 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 1,840,000,000,-

2. 1 tidak menerima. Jumlah yang diterima dari 1 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 5,000,000,-

3. 1 tidak terbuka. Jumlah yang diterima dari 1 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 100,000,000,-

2 fiktif. Jumlah yang diterima dari 2 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 105,000,000,- Rp1.840.000.000 Rp5.000.000 Rp100.000.000 Rp105.000.000 Rp-MENERIMA TIDAK MENERIMA TIDAK TERBUKA FIKTIF MENERIMA TIDAK SESUAI

(27)

4. Penerima Organisasi Kemasyarakatan a. Berbadan Hukum

Berdasarkan konfirmasi kepada penerima hibah kategori organisasi kemasyaraktan berbadan hukum dari 59 lembaga/organisasi ditemukan bahwa:

1. 26 lembaga/organisasi mengatakan menerima hibah. Jumlah yang diterima dari 26 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 3,276,500,000,-

2. 10 lembaga/organisasi mengatakan tidak menerima hibah. Jumlah nominal yang dianggarkan kepada 10 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 353,500,000,- 3. 8 lembaga/organisasi tidak terbuka, sehingga tidak bisa diidentifikasikan keenam

lembaga tersebut menerima atau tidak menerima hibah. Jumlah nominal yang dianggarkan kepada 6 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 8,315,000,000,- 4. 12 lembaga/organisasi tidak ada,. Jumlah nominal yang dianggarkan kepada 14

lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp Rp 4,400,000,000,-

5. 3 lembaga/organisasi menerima namun tidak sesuai dengan yang dianggarkan,. Jumlah nominal yang dianggarkan kepada 3 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 159.500.000, namun yang diterma ketiga lembaga/organisasi tersebut sebesar 41.500.000,-. Sehingga dipertanyakan sisanya yang sebesar Rp 118,000,000 tidak diberkan. Rp3.276.500.000 Rp353.500.000 Rp8.315.000.000 Rp4.400.000.000 Rp118.000.000 MENERIMA TIDAK MENERIMA TIDAK TERBUKA FIKTIF MENERIMA TIDAK SESUAI

(28)

b. Tidak Berbadan Hukum

Berdasarkan konfirmasi kepada lembaga/organisasi kategori organisasi kemasyarakatan tidak berbadan hukum ditemukan bahwa:

1. 9 lembaga/organisasi mengatakan menerima hibah. Jumlah yang diterima dari 9 lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 9,045,000,000,-

2. 1 lembaga/organisasi mengatakan tidak menerima hibah. Jumlah anggaran yang dialokasikan kepada lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 240,000,000,- 3. 2 lembaga/organisasi mengatakan tidak terbuka sehingga tidak dapat

diidentifikasikan apakah kedua lembaga terisebut menerima atau tidak menerima hibah. Jumlah anggaran yang dialokasikan kepada kedua lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 220,000,000,-

4. 7 lembaga/organisasi tidak ada,. Jumlah nominal yang dianggarkan kepada ketujuh lembaga/organisasi tersebut sebesar Rp 300,000,000,-

Rp9.045.000.000 Rp240.000.000 Rp220.000.000 Rp300.000.000 Rp-MENERIMA TIDAK MENERIMA TIDAK TERBUKA FIKTIF MENERIMA TIDAK SESUAI

(29)

MENERIMA; Rp14.161.500.000 TIDAK MENERIMA; Rp1.598.500.000 TIDAK TERBUKA; Rp8.885.000.000 TIDAK ADA; Rp4.805.000.000 MENERIMA TIDAK SESUAI; Rp118.000.000

Kesimpulan (Penerima Hibah Dengan Realisasi Anggaran Berdasarkan Konfirmasi)

Dapat disimpulakn bahwa berdasarkan hasil konfirmasi dengan mendatangi penerima hibah serta merujuk pada Peraturan walikota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 terkait realisasi dana hibah sebagai berikut:

1. Hanya Sebesar Rp 14.161.500.000,00; atau Berjumlah 57 Lembaga/Organisasi yang Menerima.

2. Ada Sebesar Rp1.598.500.000,00; atau Berjumlah 13 Lembaga/Organisasi yang Tidak Menerima.

3. Dan ada Sebesar Rp 8.885.000.000; atau berjumlah 12 Lembaga/Organisasi yang Tidak Terbuka.

4. Serta ada Sebesar Rp 4.805.000.00; atau berjumlah 21 Lembaga/Organisasi yang Tidak Ada/Fiktif

5. Serta ada Sebesar Rp 118.000.000,00; atau berjumlah 3 Lembaga/Organisasi yang Menerima Tidak Sesuai

(30)

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan:

1. Kepatuhan Pemerintah Kota Tangerang Selatan terhadap perundang-undang a. Sebelum UU 23 Tahun 2014 berlaku.

Bahwa lembaga/organisasi yang sesuai dan layak menerima hibah dalam daftar penerima hibah sebagaimana tercantum pada Lampiran III Perwal Nomor 1 Tahun 2015 hanya berjumlah 6 (enam) lembaga/organisai. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah melanggarkan peraturan perundang-undang karena telah memberikan hibah kepada lembaga/organisasi yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Permendagri 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Ketidakpatuhin Pemerintah Kota Tangerang Selatan kepada peraturan perundang-undang sehingga berdampak merugian keuangan negara.

b. Sesudah UU 23 Tahun 2014 berlaku

Bahwa kategori masyarakat dan organisasi kemasyaratan yang tidak berbadan hukum tidak layak menerima hibah. Karena dalam UU 23 Tahun 2014 belanja hibah dapat diberikan kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau BUMD, dan badan, lembaga dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia.

Dari ketegori penerima hibah yang tercatum pada Lampiran III Perwal Nomor 1 Tahun 2015 yang layak menerima hibah hanya 3 (Tiga) lembaga/organisasi.

2. Kebenaran Realisasi Hibah

Berdasarakan konfirmasi dengan mendatangi lembaga/organisasi penerima hibah terkiat realisasi hibah ditemukan:

a. Hanya sebesar Rp 14.161.500.000,00; atau berjumlah 57 lembaga/organisasi yang menerima.

b. ada sebesar Rp1.598.500.000,00; atau berjumlah 13 lembaga/organisasi yang tidak benerima.

(31)

c. ada Sebesar Rp 8.885.000.000; atau berjumlah 12 lembaga/organisasi yang tidak terbuka.

d. kemudian ada sebesar Rp 4.805.000.00; atau berjumlah 21 lembaga/organisasi yang tidak ada/Fiktif

e. serta ada sebesar Rp 118.000.000,00; atau berjumlah 3 lembaga/organisasi yang menerima tidak sesuai

Dari hasil konfirmasi tersebut ditemukan lembaga/organisasi yang tidak menerima hibah, menerima tidak sesuai dengan yang dianggarkan, serta lembaga/organisasi tidak ada/Fiktif, maka diidentifikasikan realisasi hibah yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 6.521.500.000,- (enam milyar lima ratus dua puluh satu juta lima ratus ribu rupiah).

B. REKOMENDASI

1. Pemerintah Kota Tangerang Selatan agar Lebih Patuh Terhadap Peraturan Perundang-undangan dalam Pemberian Hibah.

2. DPRD Kota Tangerang Selatan untuk membentuk pansus terkait peyelenggaraan Hibah 2015.

(32)
(33)

LAMPIRAN

(34)
(35)

1. PENERIMA HIBAH PEMERINTAH

NO. NAMA LEMBAGA

FORMIL MATERIL BERDOMISILI DI TANGSEL NPHD LPH M TM TT TA M TM TT TA M TM TT TA 1 BNN Tangsel 2 KPU Tangsel 3 TOTAL 2 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0

(36)

1. PENERIMA HIBAH MASYARAKAT NO NAMA LEMBAGA/ORGANISASI FORMIL MATERIL Kepengurusan SKD NPHD LPH M TM TT TA M TM TT TA M TM TT TA M TM TT TA 1 Masjid Darussalam 2 Masjid As Salam

3 Masjid Nurul Hikmah

4 Mushola Ash Shidiqiyah

5 Mushola Al-Hidayah

6 Masjid Jami An Nabawi

7 Masjid Al Adzkar

8 Forum Remaja Muslim Pd. Cabe Ilir

9 Masjid Jami Al-Barkah

10 Masjid Jami Nurul Huda

11 Paguyuban Gg.H.Mu'in

12 Masjid Jami Baiturahman

13 Masjid Nurussa'dah

14 Masjid Nurul Janah

15 Ikatan Pemuda/i Pondok Pucung

16 Masjid Al-Madani

17 Majelis Ilmi As Salam

18 Masjid Al-Hakim

19 Masjid Baitul Muttaqin

20 Masjid Al-Latief

21 Masjid Jami Assalam

22 Kurma Tangsel

23 Masjid Baithul Ihsan

24 Mushola Raudahtul Jannah

25 Masjid Al-Barkah

26 Ponpes Salaf Daarul Musthofa

(37)

2. PENERIMA HIBAH ORGANISASI KEMASYARAKATAN

(38)
(39)
(40)
(41)

LAMPIRAN

(TABEL LEMBAGA/ORGANISASI

PENERIMA HIBAH DENGAN REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN

(42)
(43)
(44)
(45)

3. PENERIMA HIBAH ORGANISASI MASYARAKAT

(46)
(47)
(48)

Referensi

Dokumen terkait

Guru menerapkan model pembelajaran “ular tangga PAI ( SKI dan Fiqih )” untuk memahami konsep materi sistem yang akan diberikan dengan tahapan sebagai berikut :. • Permainan ini

Merekam dalam bentuk MIDI § Musik direkam dalam bewntuk MIDI § Berbagai software musik: Cakewalk, Cubase, Nuendo § Cara mengopreasi- kan program: Cakewalk, Cubase dan Nuendo

asset, leverage, dan opini audit terhadap audit delay yang diberi judul Pengaruh Profitabilitas, Total Aset, Leverage dan Opini Auditor Terhadap Audit Delay ( Studi Empiris

adalah silabus dan RPP yang digunakan guru pada pembelajaran bahasa Indonesia. khusus aspek menulis yang meliputi keterampilan bahasa

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Adapun skripsi ini berjudul : “Pengaruh Biochar dan Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.)”yang merupakan salah satu

Dari hasil penghitungan disimpulkan bahwa menggunakan metode perkecambahan UAK (Uji Antar Kertas) adalah yang lebih efektif untuk mendapatkan gambaran tentang viabilitas benih

Presentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Kabupaten/Kota dan Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Barat Percentage Population Aged 10 Years and Over Who