• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN ORANGTUA DALAM MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH MELALUI EDUKASI PERAWATAN BBLR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIAPAN ORANGTUA DALAM MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH MELALUI EDUKASI PERAWATAN BBLR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN ORANGTUA DALAM MERAWAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH MELALUI EDUKASI PERAWATAN BBLR

Novi Indrayati*, Dona Yanuar Agus Santoso

Program Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Jln Laut 31A Kendal, Jawa Tengah, Indonesia 51311

*noviindrayati68@gmail.com ABSTRAK

Bayi berat lahir rendah atau BBLR dengan berat kurang dari 2500 gram memiliki kondisi umum berukuran lebih kecil dibandingkan dengan bayi berat lahir normal. BBLR termasuk bayi beresiko tinggi sehingga memerlukan perawatan khusus untuk mengantisipasi kondisi kegawatan yang mengancam kematian, keadaan yang berbeda dengan kondisi bayi pada umumnya ini dapat mempengaruhi kesiapan orangtua dalam merawat bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan pre post test with control. Populasi penelitian ini adalah orangtua yang memiliki bayi BBLR di RS wilayah kendal. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 orangtua dengan bayi BBLR, sampel diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu, 20 responden sebagai kelompok intervensi dan 20 responden lainya sebagai kelompok kontrol. Analisis data untuk mengetahui perbedaan kesiapan orangtua sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan uji Mc Nemar sedangkan Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui Pengaruh pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan kesiapan orangtua dalam merawat BBLR sebelum dan sesudah diberikan edukasi perawatan BBLR dengan nila Pvalue 0.004 menggunakan uji Mc Nemar , dan ada pengaruh pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR dengan nilai Pvalue 0.002 menggunakan uji Chi-Square .

Kata kunci : bayi berat lahir rendah; edukasi; kesiapan; orangtua

READINESS OF PARENTS IN CARING FOR LOW BIRTH WEIGHT INFANTS THROUGH LBW CARE EDUCATION

ABSTRACT

Low birth weight or LBW babies weighing less than 2500 grams have the general condition of being smaller than normal birth weight babies. LBW is a high-risk baby so that it requires special care to anticipate emergency conditions that threaten death, a situation that is different from that of babies in general which can affect parents' readiness to care for babies. The purpose of this study was to see the effect of providing LBW education on parents' readiness to care for LBW. This study used a quasi-experimental design with pre post test with control. The population of this research is parents who have LBW babies in Kendal area hospital. The sampling technique used accidental sampling with a total sample of 40 people with LBW infants, the sample was classified into two groups, namely 20 respondents as the intervention group and 20 other respondents as the control group. Data analysis to see the readiness of parents before and after being given education used the Mc Nemar test, while the bivariate analysis in this study used the Chi-Square test to see the effect of providing LBW care education on parental readiness to care for LBW. The results showed that there were differences in readiness to care for LBW before and after being given LBW care education with a value of 0.004 tilapia using the Mc Nemar test, and there was an effect that provided LBW care education on parental readiness to care for LBW with a Pvalue of 0.002 using the Chi-Square test.

(2)

PENDAHULUAN

Neonatus adalah bayi baru lahir yang mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin dan bayi beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologis. Kemampuan penyesuaian bayi dari intra ke ekstra uterin dipengaruhi oleh kondisi bayi itu sendiri, salah satunya adalah bayi berat lahir rendah atau BBLR (Rukiyah 2012). BBLR termasuk bayi berisiko tinggi karena bayi yang lahir dengan berat lahir rendah, pada umumnya disertai tubuh yang belum matur. Kebutuhan dasar neonatus seperti pemeliharaan pernafasan, pola sirkulasi ekstra uteri, nutrisi, pengendalian dan pemeliharaan suhu tubuh, eliminasi, pencegahan infeksi, pembentukan hubungan orangtua dan bayi serta kebutuhan perkembangan harus dikaji sesegera mungkin (Reeder, S. J., & Griffin 2011).

BBLR adalah salah satu faktor risiko kematian bayi, untuk mencegah terjadinya kematian bayi penanganan BBLR secara tepat sangat diperlukan. Penyebab terjadinya BBLR adalah ibu hamil mengalami anemia, kurang asupan gizi waktu dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. BBLR sangat mudah mengalami hipotermi dan pembentukan organ-organ tubuh belum matur, hal ini dapat menjadi penyebab utama kematian bayi sehingga BBLR perlu penanganan yang serius. Persentase BBLR di Jawa Tengah pada tahun 2017 sebesar 4,4 persen, sedangkan pada tahun 2018 sebesar 4,3 persen. (Central Java Province Health Office 2017). BBLR harus mendapatkan perawatan khusus yang berbeda dengan bayi normal pada umumnya untuk mempertahankan kondisinya. Perawatan BBLR dapat dilakukan dengan mempertahankan suhu tubuh, mencegah infeksi, pengawasan nutrisi/ASI, dan pengawasan berat badan (Rukiyah 2012).

Perawatan BBLR diruang NICU merupakan kejadian yang tidak diharapkan orangtua dan dapat menimbulkan kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian, 50% ibu yang mempunyai bayi BBLR yang dirawat di ruang perinatologi mengalami tingkat kecemasan sedang, 31,2% mengalami kecemasan berat dan 18,8% mengalami kecemasan ringan (Wahyu Hendiyanto 2014). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara rawat inap (hospitalisasi) dengan kecemasan orang tua, rasa cemas orang tua dapat menghambat proses perawatan BBLR (Dyna Apryani 2013). Perpisahan antara orangtua dengan bayinya yang baru lahir, ketidakmampuan orangtua untuk menjaga dan merawat bayi, ketidakmampuan melindungi bayi dari nyeri, penggunaan teknologi serta alat-alat di ruang intensif, dan kritisnya kondisi bayi menyebabkan orangtua menjadi stres (Mundy 2010). BBLR dapat dirawat di rumah jika kondisi kesehatan bayi tersebut sudah stabil. Pemulangan lebih awal merupakan hal yang diharapkan ibu ketika sudah merasa siap dan mampu untuk merawat bayinya di rumah. Ibu yang memiliki keyakinan terhadap kemampuan dirinya akan berdampak positif terhadap interaksi antara ibu dan bayinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pelaksanaan perawatan BBLR di rumah masih dalam kategori kurang. Ibu memiliki pengetahuan kurang dalam mempertahankan suhu dan kehangatan 75,56% (Ningsih, Suryantoro, and Nurhidayati 2017).

Ibu memerlukan kesempatan untuk mengenal bayi dan belajar untuk merasa siap dalam memenuhi kebutuhan bayi. Upaya pelayanan kesehatan bagi BBLR salah satunya adalah pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat kepada ibu tentang perawatan bayi, perawatan diri ibu, keselamatan dan keamanan rumah serta imunisasi (Maryunani 2013).

(3)

Berdasarkan hasil penelitian pengalaman ibu dalam merawat bayi dengan prematur dan berat lahir rendah menunjukkan bahwa Ibu yang memiliki BBLR, tingkat kepercayaan dirinya yang lebih rendah dalam melakukan perawatan bayi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi berat lahir normal (Padila, Amin, and Rizki 2018). Hasil penelitian pengaruh edukasi dalam perencanaan pulang terhadap tingkat kecemasan dan tingkat efikasi diri ibu dalam merawat BBLR didapatkan hasil edukasi mampu menurunkan kecemasan dan meningkatkan efikasi diri ibu dalam merawat BBLR (Suyami 2013). Penelitian tentang pengalaman ibu dalam merawat bayi dengan prematur dan berat lahir rendah menunjukkan bahwa Ibu yang memiliki BBLR, tingkat kepercayaan dirinya yang lebih rendah dalam melakukan perawatan bayi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi berat lahir normal (Padila, Amin, & Rizki 2018).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RS Wilayah Kendal menggunakan alat ukur kuesioner dengan 8 orangtua BBLR di ruang Perinatologi se-Kabupaten Kendal terdapat 5 orangtua yang tidak siap dalam merawat BBLR. Edukasi pada orangtua yang memiliki BBLR merupakan salah satu upaya perawat untuk memenuhi kebutuhan orang tua dalam merawat bayinya. Materi–materi yang perlu disampaikan pada orangtua yang memiliki BBLR antara lain pemenuhan nutrisi bayi, monitoring respon respirasi, pencegahan perubahan suhu tubuh, pencegahan infeksi dan membantu perkembangan dengan stimulasi (sentuhan dan pemijatan) serta meningkatkan hubungan orangtua dan bayi. Berdasarkan fenomena yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesiapan orangtua dalam merawat bayi berat lahir rendah (BBLR) melalui edukasi perawatan BBLR.

METODE

Desain penelitian ini menggunakan quasi

eksperiment dengan pre post test with

control. Populasi penelitian ini adalah

orangtua yang memiliki bayi BBLR di RS wilayah kendal dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling

sejumlah 40 orangtua dengan bayi BBLR, sampel diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu, 20 responden sebagai kelompok intervensi dan 20 responden lainya sebagai kelompok kontrol. Analisis data untuk mengetahui perbedaan kesiapan orangtua sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan uji Mc Nemar sedangkan Analisis bivariat menggunakan

uji Chi-Square untuk mengetahui Pengaruh

pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur keispan orangtua dalam merawat BBLR adalah dengan menggunakan kuesioner. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 17 Mei sampai 4 Juni 2017 dengan menggunakan 20 responden dan dianalisis dengan menggunakan program komputer. Berdasarkan uji validitas tersebut maka didapatkan hasil r hitung dari 35 pernyataan tentang kesiapan adalah 0,671 - 915 > tabel 0,444 artinya 35 item pertanyaan dinyatakan valid, sedangkan untuk uji reliabel diketahui nilai α sebesar 0,980, nilai α dari item pernyataan mendekati 1 atau > r tabel 0,444 maka item pertanyaan penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Peneliti mengumpulkan data pre test untuk mengukur tingkat kesiapan orangtua dalam merawat BBLR dengan cara memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi sebelum pada kelompok kontrol maupun intervensi. Responden akan diukur kembali tingkat kesiapannya dalam merawat BBLR sesudah mendapatkan edukasi tentang perawatn BBLR pada kelompok intervensi. Post test akan diberikan kepada kelompok

(4)

kontrol tanpa memberikan intervensi, namun responden tetap mendapatkan pelayanan sesuai prosedur rumah sakit. Penelitian ini telah mendapatkan keterangan layak etik dengan nomor 34/KEPK/RSI/VII/2020 dari RS Islam Kendal.

HASIL

Tabel 1 menunjukkan bahwa Kesiapan orang tua merawat BBLR sebelum pemberian edukasi, siap dan Kesiapan orang tua merawat BBLR sesudah pemberian edukasi siap ada 10 responden. Responden dengan kesiapan tidak siap sebelum pemberian edukasi dan sesudah pemberian edukasi siap ada 9 responden. Responden dengan kesiapan tidak siap sebelum pemberian edukasi dan sesudah pemberian edukasi tidak siap ada 1

responden, sedangkan untuk kesipan orangtua siap sebelum pemberian edukasi dan tidak siap setelah pemberian edukasi 0 responden.

Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa responden yang tidak menerima intervensi edukasi perawatan BBLR, sebagian besar responden tidak siap merawat BBLR yaitu sejumlah 11 responden atau 91.7%, sedangan responden yang diberikan intervensi berupa edukasi perawatan BBLR mayoritas siap merawat BBLR, yaitu sebanyak 19 responden atau 67.9 %. Hasil analisis menggunakan Chi-Square didapatkan hasil P Value 0.002, hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengaruh pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR.

Tabel 1.

Perbedaan kesiapan orangtua merawat BBLR sebelum dan sesudah diberikan intervensi edukasi perawatan BBLR (n=20)

Kesiapan orang tua merawat BBLR sesudah pemberian intervensi edukasi perawatan BBLR Total P value Siap Tidak Siap Kesiapan orang tua

merawat BBLR sebelum pemberian intervensi edukasi perawatan BBLR Siap 10 0 10 0.004 Tidak Siap 9 1 10 Tabel 2.

Pengaruh Pemberian Edukasi Perawatan Bblr Terhadap Kesiapan Orangtua dalam Merawat BBLR (n=20; n=20)

Kesiapan orang tua merawat

BBLR Total P Value

Tidak Siap Siap

f % f % f % 0.002 Intervensi Tidak diberikan edukasi perawatan BBLR 11 91.7% 9 32.1% 20 50% Diberikan edukasi perawatan BBLR 1 8.3% 19 67.9% 20 50%

(5)

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan kesiapan orangtua dalam merawat BBLR sebelum dan sesudah diberikan edukasi perawatan BBLR dan ada pengaruh pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR, sejalan dengan Penelitian (Erna Rahma Yani 2009) tentang pengaruh paket pendidikan kesehatan “Rindu” terhadap kesiapan ibu merawat bayi prematur sepulang dari RS menyatakan bahwa paket pendidikan kesehtan “Rindu” efektif meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan ibu dalam merawat bayi premature di rumah, didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang perawatan BBLR yang baik dapat meningkatkan berat badan bayi (Ningsih, Suryantoro, and Nurhidayati 2017).

BBLR merupakan kelahiran yang tidak diharapkan oleh orangtua. BBLR memiliki tampilan tubuh yang lebih kecil dan fungsi organ yang belum matang berdampak negatif terhadap psikologis ibu yaitu kecemasan dan menimbulkan ketidaksiapan orangtua dalam merawat BBLR. Pengetahuan tentang merawat BBLR merupakan dasar kesiapan ibu dalam merawat BBLR, perawat memiliki peran penting sebagai pendidik dalam memberikan pengaruh dalam proses pembentukan kesiapan ibu dalam merawat BBLR. Pemberian pendidikan perawatan BBLR merupakan suatu proses dalam mempersiapkan orangtua agar mampu melakukan perawatan mandiri untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Hasil Analisa data dengan uji Mann Whitney dan

Wilcoxon pada penelitian Rahayu

menunjukkan bahwa ada perbedaan kemandirian ibu antara kelompok ibu yang diberikan pendampingan dan modul Perawatan Metode Kanguru dan kelompok kontrol dengan p value <0.0001. Kelompok ibu yang diberikan pendampingan dan modul tentang perawatan metode kanguru, ibu lebih

mandiri dibandingkan dengan kelompok kontrol (Rahayu 2016).

Pelaksanaan program edukasi selama perencanaan pulang yang dilakukan selama tiga hari dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu merawat bayi prematur, hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada perbedaaan yang signifikan antara rata-rata skor pengetahuan ibu merawat bayi prematur, skor keterampilan menyusui, dan skor keterampilan perawatan metode kanguru (PMK) sebelum dan sesudah diberikan edukasi selama perencanaan pulang dengan nilai p 0,001. (Julianti, Rustina, and Defi 2019). Penelitian lain menunjukkan bahwa 86,4% responden mengalami penurunan kecemasan dan 18,2% responden mengalami peningkatan efikasi diri sesudah diberikan edukasi. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan dan efikasi diri terdapat perbedaan yang bermakna pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan yang bermakna. (Suyami, Rustina, and Agustini 2014).

Memberikan edukasi dan melibatkan orangtua dalam merawat BBLR selama bayi dirawat dirumah sakit akan memberikan dampak positif. Hasil penelitian Rustina Y dkk (2014) didapatkan nilai p value <0,05 hal ini menunjukkan bahwa program pemberdayaan keluarga efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu serta status imunisasi meningkat pada kelompok intervensi dengan implikasi pada BBLR yang prematur terus menerus dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan sehingga dapat dicegah dengan memberdayakan orang tua (Rustina et al. 2014).

BBLR dapat menjadi indikator kesehatan masyarakat dari kesehatan ibu, nutrisi, pemberian layanan kesehatan, dan kemiskinan, keadaan BBLR yang mengalami ketidakmatangan sistem organ

(6)

dan gangguan pernapasan dapat menjadi penyebab utama kematian anak (Cutland et al. 2017). Kematian BBLR dapat disebabkan karena asfiksia, sindrom gangguan pernapasan, infeksi dan hipotermia. BBLR dapat dirawat dirumah apabila keadaan bayi stabil, seperti bayi dapat menghisap dengan baik, tidak mengalami gangguan pernapasan dan tidak terdapat tanda bahaya pada bayi. Orangtua secara fisik dan psikologis harus mampu dan siap untuk merawat BBLR di rumah setelah pulang dari rumah sakit (Proverawati, A & Ismawati 2010). Peran perawat sebagai edukator sangat penting dalam mempersiapkan orangtua merawat BBLR dirumah, karena dengan memberikan edukasi diharapkan ada peningkatan pengetahuan serta kemampuan orangtua dalam merawat BBLR, sesuai dengan salah satu hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Semakin baik peran perawat sebagai edukator, semakin positif persepsi pasien tentang penyakit, hal ini dapat berdampak semakin sedikit ancaman penyakit yang dirasakan oleh pasien (Anggraeni, Widayati, and Sutawardana 2020).

SIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kesiapan orangtua dalam merawat BBLR sebelum dan sesudah diberikan edukasi tentang perawatan BBLR dan ada pengaruh pemberian edukasi perawatan BBLR terhadap kesiapan orangtua dalam merawat BBLR. UCAPAN TERIMAKASIH

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada RISTEKBRIN yang telah membiayai penelitian ini dalam skema Penelitian Dosen Pemula tahun anggaran 2020. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh orangtua yang memiliki bayi BBLR di RS wilayah kendal yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua STIKES Kendal yang telah memberikan ijin penelitian,

LPPM STIKES Kendal yang telah memfasilitasi proses penelitian serta semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Nabila Cindy, Nur Widayati, and Jon Hafan Sutawardana. 2020. “Peran Perawat Sebagai Edukator Terhadap Persepsi Sakit Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Kabupaten Jember.” JURNAL PENDIDIKAN

KEPERAWATAN INDONESIA.

Central Java Province Health Office. 2017. “Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017.” Dinkes Jateng.

Cutland, Clare L. et al. 2017. “Low Birth Weight: Case Definition & Guidelines for Data Collection, Analysis, and Presentation of Maternal Immunization Safety Data.” Vaccine.

Dyna Apryani. 2013. “Hubungan Yang Signifikanantara Lama Rawat (Hospitalisasi) Dengankecemasan Orang Tuadiruanganak RSUD

Cianjur.” JKS, 8(2).

http://dx.doi.org/10.20884/1.jks.2013 .8.2.47.

Erna Rahma Yani. 2009. “Pengaruh Paket Pendidikan Kesehatan” Rindu” Terhadap Kesiapan Ibu Merawat Bayi Prematur Setelah Pulang Dari Rumah Sakit Di Kediri.” Universitas Indonesia.

http://lib.ui.ac.id/detail?id=124763&l okasi=lokal.

Julianti, Erna, Yeni Rustina, and Efendi Defi. 2019. “Program Perencanaan Pulang dapat Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur Merawat Bayinya.” Jurnal

Keperawatan Indonesia.

(7)

Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta: CV Trans Info Media.

Mundy, C. A. 2010. “Assessment of Family Needs in Neonatal Intensive Care Units.” American Journal of

Critical Care 19(2): 156–63.

http://ajcc.aacnjournals.org/cgi/doi/1 0.4037/ajcc2010130.

Ningsih, Sri Ratna, Purnomo Suryantoro, and Evi Nurhidayati. 2017. “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Dengan Kenaikan Berat Badan Bayi.” Jurnal

Kebidanan dan Keperawatan

Aisyiyah 12(2): 149–57.

Padila, Padila, Muhammad Amin, and Rizki Rizki. 2018. “Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Preterm Yang Pernah Dirawat Di Ruang Neonatus Intensive Care Unit Kota Bengkulu.”

Jurnal Keperawatan Silampari 1(2):

1–16.

Proverawati, A & Ismawati, C. 2010. Berat

Badan Lahir Rendah. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Rahayu, S. 2016. “Pengaruh Pendampingan Dan Pemberian Modul Kangaro Mother Care Terhadap Kemandirian Ibu Nifas Merawat Bblr Di Rumah.” Jurnal

Ilmiah Bidan 1(3): 55–61.

Reeder, S. J., & Griffin, K. 2011.

Keperawatan Maternitas: Kesehatan

Wanita, Bayi & Keluarga. Jakarta:

EGC.

Rukiyah. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi

Dan Anak Balita. Jakarta: CV Trans

Info Media.

Rustina, Yeni et al. 2014. “The Influence of Family Empowerment on the Health Status of Low Birth Weight Infant in Jakarta.” Makara Journal of

Health Research 18(1): 19–24.

Suyami. 2013. “Pengaruh Edukasi Dalam Perencanaan Pulang Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Tingkat Efikasi Diri Ibu Dalam Merawat BBLR.”

lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20335906.pdf%0A%0A.

Suyami, Yeni Rustina, and Nur Agustini. 2014. “Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Kecemasan Dan Tingkat Efikasi Diri Ibu Dalam Merawat BBLR.” Prosiding Seminar Nasiona. Wahyu Hendiyanto, Atri. 2014. “Tingkat Kecemasan Ibu Yang Mempunyai Bayi BBLR Di Ruang Prinatologi

RSUD Harjono.”

http://www.onesearch.id/Record/IOS 2857.599/Details.

(8)

Gambar

Tabel  1  menunjukkan  bahwa  Kesiapan  orang  tua  merawat  BBLR  sebelum  pemberian  edukasi,  siap  dan  Kesiapan  orang  tua  merawat  BBLR  sesudah  pemberian  edukasi  siap  ada  10  responden

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sampel dengan preekalmia berat dengan kejadian BBLR namun ada yang tidak mengalami BBLR, sementara di sisi lain,

Berdasarkan hasil wawancara mendalam yang dilakukan terhadap sepuluh partisipan, maka penelitian ini menemukan ada 5 tema terkait dengan pengalaman ibu usia remaja dalam merawat

Ibu yang berhasil merawat bayi premature dan BBLR di rumah merupakan suatu keadaan yang sangat menarik untuk dipelajari, karena dengan pengalaman yang baru mendapatkan

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa tingkat gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi lekat dengan BBLR di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar adalah

Proverawati dan Ismawati (2010) menyatakan bahwa definisi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa1. memandang

Metoda kanguru adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi prematur atau berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara melekatkan kulit bayi ke

Faktor maternal yang mempengaruhi kejadian BBLR adalah : usia ibu, paritas, status sosial ekonomi yang rendah, penyakit kronik atau akut ibu hamil, perdarahan antepartum, serviks

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram tanpa memandang masa