• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0800775 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0800775 Chapter3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010, hlm.3). Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode quasi-eksperimental. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan kelompok-kelompok yang terbentuk secara alamiah. Selain

itu sampel tidak dilakukan secara acak.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest

posttest design. Dalam desain ini, sampel yang diuji diberikan pretest (tes awal)

sebelum perlakuan dan posttest (tes akhir) setelah perlakuan. Desain ini dipilih

karena dianggap sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti yaitu

untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran problem posing. Berikut merupakan tabel desain penelitian one

group pretestposttestdesign. (Sugiyono, 2010)

Tabel 3.1 Theone group pretest and posttest design

O1 X O2

Pretest Treatment Posttest

Keterangan :

O1 : tes awal (pretest)

O2 : tes akhir (posttest)

X : perlakuan (treatment), yaitu penerapan model pembelajaran problem posing

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP di kota

(2)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kota Bandung. Sampel dipilh menggunakan purposive sampling yaitu penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu dan berdasarkan rekomendasi guru.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga

tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi lapangan / studi pendahuluan.

b. Melakukan studi literatur.

c. Melakukan studi kurikulum

d. Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian.

e. Mengkonsultasikan dan judgment instrumen penelitian kepada dua dosen dan

guru mata pelajaran fisika yang berada di sekolah tempat penelitian akan

dilaksanakan.

f. Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgment.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal

yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui

kemampuan awal siswa.

b. Memberikan perlakuan kepada sampel berupa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran problem posing.

c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian untuk

mengetahui prestasi belajar siswa.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah dan menganalisis data penelitian.

b. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari

(3)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara keseluruhan skema penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tahap Akhir

Kesimpulan Pengolahan dan

Analisis data Pembahasan

Tahap Pelaksanaan Pretest

Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pembelajaran Problem posing

Posttest Tahap Persiapan

Studi Pendahuluan dan Identifikasi Masalah Studi Pustaka

Merumuskan Masalah

Membuat Instrumen Penelitian

Penyusunan perangkat pembelajaran

Judgement

Uji coba

Studi Kurikulum

Analisis hasil uji coba dan revisi

(4)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk

menguji sampel setelah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model

problem posing adalah:

1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan terhadap guru dan

siswa. Lembar observasi ini berisi tahapan pembelajaran yang digunakan untuk

melihat keterlaksanaan aktivitas guru selama pembelajaran menggunakan metode

pembelajaran problem posing. Lembar observasi ini diisi oleh observer ketika

proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan tanda checklist sesuai

kolom indikator yang sedang diobservasi. Lembar observasi ini diolah dengan

tafsiran persentase. Lembar observasi yang telah disusun tidak diujicobakan.

2. Tes Berpikir Kritis

Cornell Critical Thinking Test Level X merupakan Instrumen yang

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa tingkat 4-14. Cornell

Critical Thinking Test Level X merupakan instrumen berupa pilihan ganda yang

digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yang secara keseluruhan

terdiri dari 71 soal. Pada penelitian ini difokuskan pada kemampuan berpikir

deduksi, terdapat 14 soal (jumlah 15 soal termasuk contoh). Tes kemampuan

berpikir kritis tidak diujicobakan.

3. Tes Prestasi Belajar

Soal dibuat berdasarkan jenjang kognitif yang dikembangkan oleh Bloom,

meliputi jenjang C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), dan C4 (analisis).

(5)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari dua puluh empat soal materi “Usaha dan Energi” dalam bentuk pilihan

ganda.

Untuk instrumen tes prestasi belajar, dilakukan analisis untuk mengetahui

validasi butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal.

Hasil analisis ini dapat menunjukkan apakah instrumen penelitian yang dibuat

layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan

analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes

penelitian.

a. Analisis Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes (Suharsimi,

2003). Tes yang valid (absah = sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa

yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat

menggunakan suatu teknik korelasi product momen seperti yang dikemukakan

oleh Pearson yang dirumuskan sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y

X = Skor siswa tiap butir soal

Y = Skor total tiap siswa uji coba

N = Jumlah siswa

Harga koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan dengan

menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Tes

(6)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Realibilitas digunakan untuk melihat ketepatan atau keajegan alat dalam

mengukur apa yang diukurnya. Reliabilatas yang digunakan adalah KR-20 dengan

rumus (Arikunto, 2009).

Keterangan : r= reliabilitas tes secara keseluruhan

p = jumlah siswa yang menjawab dengan benar

q = jumlah siswa yang menjawab dengan salah

S = standar deviasi dari hasil tes

n = Jumlah siswa

Nilai r yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan

reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada Tabel berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kategori

0,80 < r  1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r  0,80 Tinggi 0,40 < r  0,60 Cukup 0,20 < r  0,40 Rendah 0,00 < r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Tingkat kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar

dan mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00.

Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00

menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan

bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari P adalah:

dengan P: indeks kesukaran

B: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

(7)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi indeks kesukaran berdasarkan nilai P yang didapaatkan dapat

dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kategori

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P 0,30 Sukar 0,31  P 0,70 Sedang

0,71  P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto, 2009)

d. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Angka yang

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi/daya pembeda.

Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks

diskriminatif:

dengan: D : daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut

dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut

dengan benar

JA : banyaknya peserta kelompok atas

JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi daya pembeda adalah apabila D = 0 berarti butir soal tidak

mempunyai daya pembeda, apabila D = 1 berarti bahwa butir soal hanya bias

dijawab oleh kelompok tinggi dan apabila D < 0 (negatif) berarti bahwa kelompok

rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada

kelompok tinggi. Klasifikasi tingkat daya pembeda secara rinci disajikan pada

(8)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kategori

Instrumen digunakan untuk menguji prestasi belajar siswa diuji untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Nilai

reliabilitas dari instrumen penelitian yang dibuat adalah 0,45 dengan kategori

“cukup”. Sedangkan hasil analisis butir soal secara rinci dari instrumen yang

dibuat disajikan pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Hasil Analisis Butir Soal

(9)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengolahan Data

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif. Data kuantitatif

berupa hasil tes diolah dengan cara sebagai berikut.

1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Format observasi ini berbentuk Rating Scale dan membuat kolom ya/tidak,

observasi ini dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan strategi problem solving dan keterlaksanaan kegiatan membaca.

Untuk observasi keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca yang

dilakukan oleh guru dan siswa dihitung dengan:

Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk menghitung persentase

keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca adalah sebagai berikut ini :

a. Menghitung jumlah jawaban “ya” yang observer isi pada lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan

membaca.

b. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca

dengan menggunakan persamaan persentase keterlaksanaan.

c. Menafsirkan kategori keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca

berdasarkan Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Kategori

80 atau lebih Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 - 20 Rendah Sekali

(Ridwan, 2000)

2. Analisis Tes Prestasi Belajar

Setelah instrumen tes diketahui validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya tes

(10)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Data skor pretest dan posttest dirata-ratakan, kemudian ditentukan besar

gain dengan perhitungan sebagai berikut:

(Hake, 1999)

Peningkatan pretasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran problem posing dapat dihitung dengan

menggunakan gain yang dinormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung

gain yang dinormalisasi adalah :

(Hake, 1999)

Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh tabel

berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Kriteria

<g> > 0,7 Tinggi

0,7 > <g> > 0,3 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

3. Analisis Tes Berpikir Kritis

Berdasarkan Adminitration Manual Cornell Critical Thinking, perhitungan

skor menggunakan perumusan jumlah benar dikurangi setengah jumlah salah (R

½ W). Hitung jumlah jawaban yang benar, hitung jumlah jawaban yang salah,

kalikan setengah pada jumlah jawaban yang salah, kemudian selisihkan dengan

jumlah jawaban yang benar.

Untuk menentukan batas-batas kelompok skor berpikir kritis, seperti pada

tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Kriteria skor Berpikir Kritis

Persentase Klasifikasi

(11)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor rata-rata – SD < skor  skor rata-rata + SD Sedang

skor > skor rata-rata + SD Tinggi

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Tabel 3.9 Kriteria skor Berpikir Kritis

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write Terhadap Peningkatan Kemampuan Analogi Dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama.. Universitas Pendidikan Indonesia

(2) demonstrates this and shows that even though a point has been identified as a change by being evaluated against a point on the cliff, the actual change relates to the

Briket dari sampah plastik dibuat dengan menggunakan alat teknologi briket sampah plastik yang mana prinsip kerja alat ini adalah dengan pemanasan pada suhu yang

350.00.000,- (Tiga ratus lima puluh juta rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Daerah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Naskah Dinas dilingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Peraturan Rektor ISI

ditetapkan oleh UU baik untuk faskes yang sudah maupun yang belum bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Korban KLL non BPJS Kesehatan namun dapat dijamin

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Jalanan Menurut Umur di Kota Medan Tahun 2014 .... Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Kota

Status gizi kurus ditemukan pada anak jalanan yang tingkat kecukupan proteinnya defisit tingkat sedang (28,6% kurus), sementara anak jalanan dengan tingkat kecukupan