• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI TEKNIK PAGAR UPT DINAS PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SPESIFIKASI TEKNIK PAGAR UPT DINAS PERTANIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

B

BA

AB

B

X

XI

II

I

S

SP

PE

ES

SI

IF

FI

IK

KA

AS

SI

I

T

TE

EK

KN

NI

IS

S

PEKERJAAN PENDAHULUAN

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi : Pekerja-pekerja, tenaga ahli, bahan, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar.

Pekerjaan Pengukuran

Penentuan lokasi bangunan, jalan, lanscaping dan lain-lain. Penentuan duga.

b. Persyaratan

Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.

Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan dimintakan persetujuannya.

Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan menentukan patokan utama sebagai dasar dari gedung, jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

c. Material

Theodolite, waterpass serta peralatannya dan patok-patok yang kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

d. Pelaksanaan

Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk dimintakan keputusannya segera.

Pekerjaan pengukuran sepenuhnya dilakukan pemborong disaksikan oleh Direksi atau Pengawas. Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan / sepengetahuan Pengawas / direksi dianggap tidak sah dan diulang kembali.

Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat / teliti dengan mempergunakan alat ukur, agar sudut-sudut betul-betul benar sesuai yang diminta.

Patok profil / bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang / berubah dari tempatnya serta di cat / diberi tanda yang jelas.

2. Pekerjaan Papan Bangunan (Bouwplank)

Bahan papan bangunan harus dibuat dari kayu kelas III ukuran 3/20 yang kering dan kuat dengan tiang-tiang ukuran 5/7 dari kayu sejenis setiap 1 m. Papan harus diketam dahulu bagian atasnya dan tiangnya harus benar-benar kuat.

3. Cara Pemasangan

Papan ini harus benar-benar rata (waterpass) dan saling tegak lurus, dalam hal ini harus dibantu dengan alat ukur.

Selama pekerjaan masih berlangsung papan bangunan ini harus dijaga dan dipelihara jangan sampai berubah letak maupun tingginya.

(2)

PEKERJAAN TANAH

1. U m u m

Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan, kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan : clearing, stripping, grubbing, penggalian, pengurugan, perataan, pemadatan, termasuk pembongkaran dan lain-lain sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.

b.Pekerjaan pada seksi lain yang berhubungan dengan hal ini antara lain pekerjaan tanah untuk pekerjaan konstruksi.

2. Persyaratan

a. Standar Pengujian Tanah : laporan mengenai hal ini dapat diperoleh di kantor Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.

b. Pemeriksaan lapangan dan melihat kondisi dan bahan-bahan yang akan dikerjakan sebelum memulai pekerjaan.

c. Pemeriksaan dan pengujian pekerjaan tanah yang dilakukan akan diperiksa dan diuji pada laboratorium Penyelidikan Tanah yang dipilih oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

d. Jasa-jasa laboratorium akan meliputi :

- Pengawasan pekerjaan pengurugan.

- Pengujian pekerjaan pemadatan tanah.

- Penyerahan laporan pengujian kepada Konsultan Pengawas.

- Rekomendasi-rekomendasi supaya dapat mencukupi persyaratan dan spesifikasi. e. Biaya Pengujian

f. Kontraktor harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila hasil pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka Kontraktor harus menggali, mengurug dan memadatkan lagi sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya Kontraktor sendiri.

g. Prosedur Pengujian

h. Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase relatif dari density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan pemadatan yang dibandingkan dengan test-test laboratorium sebelumnya atau density kering secara teoritis.

i. Pengujian-pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik & Pengelola Proyek.

3. M a t e r i a l

Bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Pengelola Proyek yang ditentukan sebagai berikut :

a. Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.

b. Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir kasar, tidak mengembang dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan organik lainnya. c. Lapisan teratas urugan setebal 30 cm tidak boleh dimasuki butir-butir yang lebih besar dari 3

cm.

4. Pelaksanaan

a. Pengertian Clearing, Stripping dan Grubbing :

Clearing : membersihkan semua sampah-sampah dan barang-barang yang tidak perlu. Stripping : memapras semua rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya kecuali pohon-pohon

yang memang dipertahankan.

Grubbing : menyingkirkan dan membuang semua sampah dari tempat kerja. b. Pengupasan tanah bagian atas :

(3)

c. Pemadatan area bangunan (dengan tanah) sampai 1 meter diluar tembok dan kolom harus dipakai paling sedikit mencapai 90% dari pemadatan maksimum dan dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum 30 cm.

d. Pemadatan yang bukan area bangunan

Tanah urug ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari pemadatan maksimum. e. Pemadatan area jalan

Di daerah yang akan dibuat jalan tanahnya harus dipadatkan sampai 95% dari pemadatan maksimum.

f. Finish Grading :

Tanah di bawah plat beton dan jalan tanahnya harus dengan baik dan elevasinya tidak boleh berada lebih dari 1,5 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar.

Di daerah untuk lanscaping, elevasinya tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dengan elevasi yang tercantum dalam gambar.

g. Pekerjaan-pekerjaan untuk melindungi kerusakan :

Kontrol air di permukaan dan dibawah tanah selama masa pembangunan dan masa pemeliharaan dengan jaminan, lindungilah seluruh lapangan terhadap air yang menggenang, yang dapat menimbulkan erosi.

Hal ini meliputi pembuatan tanggul-tanggul, selokan-selokan sementara, sumur-sumur, alat-alat pompa dan lain-lain guna mencegah kerusakan atau dibawah tanah tempat yang berdekatan.

Perpanjangan jangka waktu kontrak yang disebabkan lapangan basah tidak akan dipertimbangkan, kecuali bila Kontraktor telah melakukan semua usaha-usaha perlindungan yang mungkin.

Semua pekerjaan galian/urugan tanah dikerjakan sesuai dengan letak, elevasi, kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan memperhitungkan ruang kerja untuk ukuran bangunan. Tanah galian yang memenuhi syarat untuk urugan, setelah memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas dapat dipakai sebagai tanah urug dan pelaksanaan pengurugan harus dilakukan secepat mungkin sehingga tidak mengganggu lingkungan. Tanah yang tidak terpakai untuk mengurug harus dikeluarkan dari lokasi.

Semua material galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan kembali harus dikeluarkan dari lokasi.

Pembuangan material tidak boleh mengganggu lingkungan sekitarnya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas tuntutan dari pihak manapun, yang diakibatkan hal tersebut.

Kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik masyarakat atau pribadi yang disebabkan pelaksanaan Kontraktor dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti atas biaya Kontraktor.

Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Kontraktor harus mendapatkan izin Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan menempatkan orang untuk mengawasinya dari kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan alam maupun harta benda. Bekas pembakaran harus dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan.

5. Pengukuran Elevasi Tanah

Untuk memulai penggalian, Kontraktor harus mengukur elevasi tanah asli dengan disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

Pekerjaan ini meliputi pengukuran untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang batas-batas galian, kontour, dan volume pekerjaan galian/urugan.

(4)

6. Stripping

Sebelum pekerjaan stripping dilakukan, ketinggian permukaan tanah asli harus ditetapkan dan disepakati secara tertulis terlebih dahulu Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, Kontraktor dan Pemberi Tugas berdasarkan hasil pengukuran.

Permukaan tanah / dasar yang akan diurug tanah padat untuk keperluan konstruksi harus distripping atau dibuang lapisan tanah atas (humus) setebal  15 cm atau seperti ditetapkan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

Material hasil pekerjaan stripping harus dikeluarkan dari lokasi galian tanah. Elevasi galian ditunjukkan dalam gambar atau diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, patok tanda galian (bouwplank) harus dipasang dengan teliti, dan elevasinya diukur serta disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada bouwplank ini dituliskan elevasi-elevasi yang perlu serta titik as galian.

7. Pasangan Turap

Apabila diperlukan, Kontraktor harus menurap dan mempergunakan penyokong-penyokong untuk mencegah longsornya tanah. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik juga akan minta gambar konstruksi penurapan yang dipandang perlu. Biaya untuk pembuatan gambar semacam ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

8. Perataan Tanah dan Pemadatan

Untuk pemadatan urugan dan galian pondasi perlu dilakukan pemadatan yang diinginkan, persyaratan dan pemadatan tanah ini akan diberikan setelah didapat hasil dari Laboratorium Penyelidikan Tanah atau ditentukan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada pekerjaan bangunan sederhana dimana pemadatan tidak memerlukan test uji laboratorium, maka Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik harus memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk dapat melaksanakan pemadatan. Petunjuk ini tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor atas hasil pemadatan yang dilakukan.

9. Pembongkaran Bangunan Eksisting

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan bongkaran.

Pelaksanaan

Dimana ditunjukkan pada gambar, bangunan-bangunan yang ada harus dibongkar, Kontraktor harus membongkar bangunan tersebut.

Sebelum dilakukan pembongkaran, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Pimpro. Tanpa persetujuan ini, walaupun gambar rencana menunjukkan perlu dibongkar, pembongkaran tidak boleh dilaksanakan.

Segala perijinan yang diperlukan untuk pembongkaran ini, pengurusannya merupakan kewajiban Kontraktor.

Pembongkaran harus dilaksanakan hingga ke pondasi bangunan segala sisa bongkaran harus dikeluarkan dari tapak kecuali Pimpro/Pemberi Tugas menentukan lain.

(5)

10. Pekerjaan Tanah Untuk Pekerjaan Konstruksi A. U m u m

a. Meliputi : Pekerja-pekerja, peralatan-peralatan, bahan-bahan yang sehubungan dengan galian dan urugan untuk pekerjaan kontruksi seperti yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar.

b. Pekerjaan ini berhubungan dengan : 1. Penyiapan lahan.

2. Pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan seksi ini.

B. Persyaratan

a. Standar pengujian seperti tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.

b. Laporan penyelidikan tanah untuk pondasi bangunan ini dapat dilihat di kantor Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atau Pemberi Tugas.

c. Syarat - syarat sama seperti yang tercantum pada bagian Penyiapan Lahan.

C. Material

Material sama seperti yang tercantum bagian Penyiapan Lahan.

D. Pelaksanaan

Pada umumnya pekerjaan urugan, perataan dan pemadatan tanah untuk pada bagian Penyiapan Lahan harus telah selesai dikerjakan sebelum pekerjaan pada bagian ini dimulai. Semua pekerjaan pada bagian ini harus mengikuti persyaratan sesuai dengan persyaratan pada bagian Penyiapan Lahan dan dengan persyaratan lain sebagai berikut :

Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik memeriksa dan menyetujui semua permukaan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.

Semua sisa tanah yang berasal dari galian harus dibuang seluruhnya hingga bersih. Jika galian tanah vertikal selalu runtuh maka alternatif ini tidak diijinkan.

Galian tanah vertikal ini jika memenuhi syarat 1,2 dan 3 diatas juga pada masing-masing sisinya lebih besar 2,5 cm dari pada yang ditunjukan dalam gambar.

Pada galian tanah yang lebih tinggi dari 2 meter Kontraktor wajib menyiapkan tindakan pengamanan berupa sheet pile atau dolken-dolken dengan biaya merupakan tanggungan Kontraktor.

Bila galian tanah dibuat terlalu dalam tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik terlebih dahulu kelebihan galian ini tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi harus diisi dengan pasir urug atau beton tergantung dari jenis pondasinya.

PEKERJAAN STRUKTUR

Yang dimaksud dengan Pekerjaan Struktur adalah :

Seluruh pekerjaan konstruksi kerangka bangunan maupun atap yang terbuat dari beton bertulang dan baja, yang pelaksanaannya sesuai dengan gambar rancang maupun penjelasan-penjelasan lainnya.

1. PEKERJAAN PONDASI

1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN PONDASI Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pekerjaan penggalian, pengisian/pengurugan dan pembuatan pondasi.

(6)

Selama masa pelelangan, semua rekanan harus memahami secara tepat mengenai sifat penggalian dan pengurugan yang diharuskan, sehingga harga-harga penawarannya telah memungkinkan bagi pekerjaan tersebut.

1.2. PENGGALIAN TANAH Syarat-Syarat Pelaksanaan.

Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan.

Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedangkan lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.

Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi, harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.

Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

Kepada Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut, sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu, yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan.

Material bekas bongkaran (puing) pondasi harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai tanah urug peninggian peil.

1.3. PENGURUGAN TANAH 1. Jenis Urugan.

Pengurugan dilakukan untuk :

Untuk peninggian guna mencapai suatu level halaman atau konstruksi dengan ketebalan sesuai dengan gambar.

Urugan kembali pada akhir pekerjaan pondasi untuk pengisian dan leveling disekitar konstruksi pondasi.

2. Bahan-bahan

Bila tidak dicantumkan dalam gambar-gambar detail, maka pada bagian atas urugan, di bawah pelat-pelat beton bertulang, beton rabat dan pondasi-pondasi harus terdiri dari urugan pasir setebal 10 cm padat.

Kontraktor wajib mengusahakan agar semua bahan urugan terdiri dari mutu bahan yang terbaik.

3. Konstruksi

Urugan tersebut harus dipadatkan lapis demi lapis. Ketebalan setiap lapis tidak lebih dari 20 cm (padat). Kepadatannya yang dicapai harus 95 % dari kepadatan standart proctor pada kadar air 2% dari kadar air optimum atau mencapai CBR 5%. Pemadatan harus menggunakan vibro stamper untuk lokasi di dalam gedung dan roller untuk lokasi yang berada di luar gedung.

Terhadap hasil pemadatan yang dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan “density

(7)

setiap luas maksimum 400 m2

. Kontraktor harus mengadakan penelitian minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di lapangan.

Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisi nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1556-64 atau PB-0103-76.

Bila material urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan apapun yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, tanpa adanya biaya tambahan.

Sebelum dilaksanakan pengurugan, lapisan humus tanaman harus dikupas terlebih dahulu, sedemikian hingga lapisan dasar bebas dari lapisan humus dan segala material yang dikemudian hari dapat melapuk.

1.4 PEKERJAAN PASANGAN BATU GUNUNG A. UMUM

Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang pasangan batu kali, serta pelaksanaan pekerjaan batu kali itu sendiri di tempat, satu dan lain hal sesuai dengan gambar-gambar daerah denah serta potongan.

B. PERSYARATAN

Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan dasar dan puncak, tinggi serta panjangnya) bersih dari segala macam kotoran (bekas-bekas tumbuhan dan akar-akar) bersih dari lumpur dan sebagainya. Sebelum memulai pemasangan, seyogyanya Kontraktor harus memberitahukan dulu kepada Konsultan Pengawas akan tindakannya.

C. MATERIAL

Bahan yang harus disediakan antara lain :

Batu kali pecah / belah yang keras, ukurannya rata-rata sama, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 9.

Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan yang tersebut dalam NI-8, satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton dan pasangan batu bata.

Pasir yang digunakan dalam persyaratan ini jenis pasir pasang, yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 Pasal 14 ayat 2.

Satu dan lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton.

Air untuk mengaduk semen dan pasir tersebut di atas harus bersih, satu dan lain hal sesuai dengan NI-3 Pasal 10.

D. PELAKSANAAN

Pelaksanaan pasangan batu kali ini seperti lazimnya :

Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-zet) secara teliti (seperti sudah dijelaskan di atas) sesuai dengan gambar.

Batu kali harus bersih dari tanah dan lumpur.

(8)

1.5. PEKERJAAN TIE BEAM A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Tanah dibawah areal sloof harus diperbaiki sehingga memenuhi persyaratan kepadatan tanah dasar.

Setelah lapisan tanah dasar memenuhi persyaratan, diatasnya diberi lapisan pasir setebal 10 cm padat dan diatasnya lagi diberi lapisan lantai kerja setebal 5 cm dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil.

B. PEKERJAAN BEKISTING

Sebelum dimulai pekerjaan bekisting Kontraktor harus terlebih dulu mengajukan shop drawing tentang pekerjaan yang bersangkutan dan bila telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, maka pekerjaan dapat dilanjutkan. Persyaratan pekerjaan bekisting harus disesuaikan dengan persyaratan bekisting untuk pekerjaan struktur atas.

C. PEKERJAAN PEMBESIAN

Pembesian harus dipasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas. Mutu besi tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 >  12 mm dan BJTP 24  12 mm.

D. PEKERJAAN BETON

Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus mengajukan permohonan pengecoran ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Dalam permohonan pengecoran ini harus dicantumkam berbagai hal yang akan berpengaruh terhadap konstruksi. Permohonan pengecoran ini akan digunakan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik untuk mengecek persiapan ke lokasi yang akan dicor. Mutu beton untuk pondasi, plat lantai plat dak adalah K-225 sedangkan untuk struktur lain K-225

2. PEKERJAAN BETON

2.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau sebagaimana diperlukan.

2.2. PERATURAN-PERATURAN

Peraturan yang yang mengikat untuk pekerjaan beton adalah :

- PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) / NI-2.

- ACI 1983 (Association Concrete International)

- SII (Standar Industri Indonesia)

- SKBI-2.3.53.1987.

- NI-8 (Peraturan Portland Cement Indonesia ) 1972

- PPKI 1961 (NI-5)

- Petunuk Perencanaan Beton 1987

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983 & 1987

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

- Peraturan Bangunan Nasional tahun 1987

- Standar Besi Beton SII No. 0136 – 84

(9)

2.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut, Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana. Sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebut Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut.

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton diwajibkan membuat Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dan keputusan dari Pemberi Tugas sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama, Kontraktor sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu beton K 225 dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik atau Direktorat Penyelidikan masalah bangunan yang tentunya sebelumnya menyerahkan contoh bahan yang akan dipergunakan. Sebagian contoh yang ditestkan disimpan oleh Pemberi Tugas untuk pengecekan bahan pada waktu pengecoran.

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah harus dibuatkan lantai kerja beton ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1 : 3 : 5. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar umum yang berlaku. Apabila Pemberi Tugas memandang perlu, Kontraktor dapat meminta nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas atas beban Kontraktor.

2.4. JENIS KETEGUHAN BETON

Untuk beton bertulang , mutu beton yang digunakan adalah K-225.

Mutu beton ini digunakan pada semua pekerjaan beton bertulang konstruksi atas, kecuali disebut lain.

2.5. BAHAN-BAHAN

Sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1991 dan Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung 1983. Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap bahan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui serta yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Semua biaya yang berhubungan dengan pengujian tersebut sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

Jika karena keadaan pasaran besi tulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan, maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI - 1991. Dalam hal ini harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

1. Portland Cement

Digunakan Portland Cement type jenis I menurut SII.13 1977 menurut ASTM dan memenuhi S.400 menurut standar portland cement yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia atau setara, berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi. Pertimbangan Direksi hanya dapat dilakukan dalam keadaan :

Tidak adanya persediaan di pasaran dari merk yang tersebut di atas

Kontraktor memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen penggantinya setara dengan mutu semen tersebut di atas.

(10)

tersebut kepada Direksi Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dan untuk ini tidak ada penambahan biaya.

Kantong-kantong PC yang rusak jahitannya atau ada dalam keadaan robek-robek atau setelah dilakukan penimbangan ternyata volume/beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, tidak boleh dipergunakan.

PC yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak boleh untuk dipergunakan.

Penyimpanan PC harus pada gudang tertutup dengan lantai yang ditinggikan 40 cm dari tanah sekitarnya dan selalu ada dalam keadaan kering.

2. Agregat

Kualitas agregat harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Agregat kasar harus berupa koral atau batu pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous), kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 40% berat.

Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna, kekerasan, tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan hancur yang telah mengeras. 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, Kontraktor harus sudah mengambil sampelnya dengan ukuran tertentu dan type tertentu untuk dites sesuai dengan percobaan-percobaan yang tercantum dalam PBI 1971 dan dari hasil ini Kontraktor mengambil 2 (dua) buah contoh yang representatif untuk diambil grading analisisnya. Percobaan-percobaan selanjutnya harus dilakukan untuk setiap pengiriman sebanyak 50 (lima puluh) ton atau sewaktu-waktu diperintahkan oleh Direksi lapangan. Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap agregate yang telah disetujui oleh Direksi Pelaksana dan hal ini dimaksudkan untuk menjamin kesamaan kualitas dan grading selama masa pelaksanaan.

3. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, garam, alkalis atau satu dan lain hal sesuai dengan yang disyaratkan PBI.

Sebelum mempergunakan air dari suatu sumber, Kontraktor harus memberikan hasil tes tersebut 2 (dua) minggu sebelumnya ke Direksi Pelaksana untuk diteliti.

Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan di laboratorium menjadi tanggungan Kontraktor.

4. Besi Beton

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi dari jenis U24 (polos) untuk besi berdiameter 12 mm ke bawah, untuk besi berdiameter 13 mm ke atas memakai U39 (ulir).

Besi beton yang harus digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat / terdapat serpih-serpih, retak, gelembung, lipatan atau tanda-tanda yang menunjukkan kelemahan dari material tersebut. Pada percobaan lengkung 180° tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.

Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak, karat lepas atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi perlekatan beton dengan besinya.

(11)

Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.

Sambungan tulangan dan pengangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium apabila tidak ada maka secara periodik minimum masing-masing 2 (dua) contoh percobaan (stress-strain) dan perlengkapan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan dilakukan untuk laboratorium-laboratorium yang disetujui oleh Direksi Pelaksana.

Semua standar bar (stek-stek tulangan) dari kolom dan dinding harus diperpanjang sampai dengan 40 D di atas tarap (peil) dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.

5. Admixture

Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu dengan mempertimbangkan kondisi site, cuaca dan lain-lain. Kontraktor diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari pengawas/Direksi mengenai hal tersebut. Untuk itu Kontraktor diharapkan memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan lain yang dianggap perlu.

Bila diputuskan untuk mempergunakan bahan admixture, Kontraktor harus memberikan hasil-hasil percobaan, perbandingan berat dan W/C ratio serta crushing test kubus-kubus beton berumur 7, 14, 21 dan 28 hari dari beton yang mempergunakan bahan-bahan admixture itu.

6. Penyimpanan

Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaannya.

Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresf/belum mulai mengeras, bagian tersebut masih dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah tidak lebih dari 10%. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlah tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misalnya minyak dan lain-lain) dan tidak diperkenankan penyimpanan besi beton melebihi waktu yang lama, maximum 1 minggu, lebih dari jangka waktu tersebut, tidak diizinkan untuk dipergunakan.

Agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

2.6. ADUKAN

Untuk mendapatkan beton sesuai dengan persyaratan, maka Kontraktor harus

mengadakan “Trial Mix” adukan beton sebelumnya dan disamping itu mutu beton harus

(12)

dan disetujui Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik mengenai kekuatan/ kebersihannya. Semua biaya pengujian tersebut menjadi beban Kontraktor

2.7. PENGUJIAN / PEMERIKSAAN MUTU BETON

Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton 15 x 15 x 15 cm sesuai standar dalam PBI 1991 Bab 4 Pasal 4.1.2. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di Laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial mix di laboratorium yang ditunjuk.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis, atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan harus disertai sertifikat dari laboratorium yang bersangkutan. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan

pengujian “slump”, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam

PBI - 1971 Bab 4 Pasal 4.4. Jumlah kubus beton dan slam akan ditentukan kemudian tebal penutup beton minimal bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai dengan persyaratan PBI - 1991 Bab 7 Pasal 7.2.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.

Penahan-penahan jarak untuk keperluan penutup beton dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimal 4 (empat) buah setiap meter persegi cetakan. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar merata dan harus dapat berfungsi dengan tepat.

Selama pelaksanaan pembetonan harus ada pengujian slump, minimum 7 cm dana maximum 12 cm. Cara pengujian slump adalah mengikuti cara-cara slump test sebagai berikut :

Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan di atas kayu atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk - tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan yang di bawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).

Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatan mix design maupun pada pekerjaan fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan berat, satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam PBI 1971.

Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak tergenang air, selama 7 hari berturut-turut dan selanjutnya dalam udara terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur perawatan khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.

Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti halnya ditetapkan dalam PBI 1971 dengan tidak menambah biaya bagi Pemberi Tugas.

2.8. PERAWATAN BETON

(13)

yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hidrasi semen serta pengerasan beton.

Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu Beton pada awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut, pelaksanaan perawatan tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Beton harus dibasahi paling sedikit 7 hari berturut-turut setelah pengecoran dan harus dipersiapkan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

2.9. PENGECORAN BETON

Sebelum melaksanakan pekerjaan beton Kontraktor diwajibkan memeriksa seluruh perhitungan konstruksi beton yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika ternyata terdapat kesalahan pada bagian perhitungan tersebut Kontraktor diwajibkan melapor kepada Direksi yang akan diteruskan ke Perencana sebelum ada keputusan mengenai perhitungan tersebur Kontraktor tidak diperbolehkan untuk mulai melaksanakan sebagian pekerjaan tersebut. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu ke Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas pengecoran beton baru dapat dilaksanakan. Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang dicor tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik atas biaya Kontraktor sendiri. Sebelum pengecoran dimulai, maka semua tempat - tempat yang akan dicor terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran (misalnya: potongan kayu, batu, sisa beton, tanah, dll) dan dibasahi dengan air semen. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru) maka permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan sikat besi sampai agregat kasar tampak, kemudian disiram dengan air semen atau bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Tinggi jatuh dari beton yang akan dicor jangan lebih 2 m bila disebutkan lain atau disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.

2.10. PEMADATAN BETON

Kontraktor harus menyiapkan vibrator tanpa adanya penundaan pada saat pengecoran berlangsung. Untuk itu Kontraktor harus menyediakan beberapa vibrator cadangan yang siap pakai.

Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekwensi tidak kurang dari 6000 cycles permenit dan kemampuan memberikan percepatan 6 g pada beton setelah kontak dengan beton.

Harus dihindarkan pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran melalui bekisting, dll.

2.11. LAIN-LAIN

Semua konstruksi beton yang berlubang harus diberi tambahan tulangan diagonal seluas tulangan yang dipotong.

(14)

Bila tidak disebutkan lain atau persetujuan Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 2.00 m.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.

Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran- ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Perencana untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.

2.12. BEKISTING

Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan gambar rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat Konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan dari sistem rangkanya.

Bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar-gambar rencana. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan. Bekisting harus diberi perkuatan-perkuatan secukupnya, dapat terjamin kedudukan dan bentuknya yang tetap. Bekisting harus terbuat dari bahan yang baik yang tidak mudah meresap air dan direncanakan sedemikian rupa hingga mudah dapat dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus mempergunakan plywood ketebalan minimal 15 mm type I (WBP) atau plat baja ketebalan minimal 1 mm, balok 5/7, 6/10, dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lain yang disetujui oleh Direksi.

Bekisting kolom, dinding dan listplang harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dll. Bekisting untuk beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.

Bekisting yang harus memikul beban-beban yang besar dan/atau harus mengatasi bentang-bentang yang besar, maka harus dibuat perhitungan dan gambar-gambar kerja khusus. Dalam perencanaan harus ditinjau hal-hal berikut :

Kecepatan dan cara pengecoran.

Beban-beban pelaksanaan, termasuk beban-beban vertikal, horizontal dan beban kejut. Disamping kekuatan dan kekakuan dari bekisting juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik.

Tiang-tiang bekisting dari kayu harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus mudah dapat disetel dengan baji. Tiang-tiang bekisting tersebut harus tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong ke arah samping. Bambu tidak boleh digunakan sebagai tiang bekisting.

(15)

Cetakan samping dari balok kolom dan dinding boleh dibongkar setelah beton berumur 3 x 24 jam.

2.13. PEKERJAAN PERANCAH 1. Definisi

Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah.

2. Pelaksanaan

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akib.

2.14. BETON KOLOM

1. Pembesian

Sebelum melaksanakan pekerjaan pembesian kolom, Kontraktor harus mengajukan shop drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian kolom baru dapat dimulai. Sambungan-sambungan kolom harus mengikuti

gambar rencana atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas

lapangan/direksi teknik. Sambungan-sambungan las tidak diperkenankan.

Pembengkokan pada daerah yang mengalami pengecilan harus linear mulai dari permukaan bawah balok bersangkutan hingga permukaan atasnya. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 > 12 mm dan BJTP 24   12 mm. Sambungan besi tulangan  25 mm harus menggunakan sistem “sambungan mekanis” dengan mutu setaraf Riken.

2. Bekisting

Dalam pemasangan bekisting kolom, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga posisi vertikalnya. Unting-unting harus selalu dipasang pada dua sisinya dan harus mudah dicek oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Pada as-as kolom harus diberi tanda untuk memudahkan pengecekan terhadap pengukuran horizontal maupun vertikal. Tanda-tanda dapat dibuat dari cat dengan warna yang kontras.

Mutu beton

Mutu beton yang digunakan untuk semua kolom adalah K 225.

3. Pengecoran

Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian kolom. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.

2.15. BETON BALOK

1. Pembesian

(16)

Setelah ada persetujuan dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik, pembesian balok baru dapat dimulai. Sambungan-sambungan balok harus mengikuti gambar rencana atau atas petunjuk dari Konsultan Pengawas. Sambungan-sambungan las tidak diperkenankan. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah BJTD 40 >  12 mm dan BJTP 24   12 mm.

2. Bekisting

Dalam pemasangan bekisting balok, harus diperhatikan dimensi-dimensinya dan juga posisi horizontalnya.

Mutu beton.

Mutu beton yang digunakan untuk semua balok adalah K 225

3. Pengecoran.

Kegiatan pengecoran tidak boleh mengganggu stabilitas bekisting dan pembesian balok. Bila hal ini terjadi, Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dapat menghentikan pengecoran dan Kontraktor harus memperbaikinya tanpa ada tambahan biaya.

2.16. CACAT-CACAT PEKERJAAN

Konstruksi beton yang berporos, konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti direncanakan atau posisinya tidak sesuai dengan gambar. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Persyaratan Teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan, misalnya susunan yang tidak teratur, pecah, retak, ada gelembung udara, keropos, berlubang, benjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan. Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Kontraktor.

2.17. SIAR-SIAR KONSTRUKSI DAN PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dari gambar, harus mengikuti pasal 5.8. dan 6.4. dari PBI 1971. Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Direksi Pelaksana.

2.18 .PENGGANTIAN BESI

Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.

Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan yang memerlukan penyempurnaan pekerjaan pembesian yang ada, maka :

Kontraktor dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertara dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada Perencana Konstruksi untuk sekedar informasi.

(17)

Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian, maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana Konstruksi. Mengajukan usul dalam rangka tersebut di atas adalah merupakan juga keharusan dari Kontraktor.

Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dan lebih besar, dengan catatan :

Harus ada persetujuan dari Direksi

Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jumlah luas)

Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

Toleransi Besi

Diameter, ukuran sisi jarak antara dua permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat yang

diperbolehkan Toleransi diameter

Di bawah 10 mm +/- 7% +/- 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi tidak

termasuk Ø 16 mm) +/- 5% +/- 0,4 mm

16 mm sampai 28 mm tidak

termasuk Ø 28 mm) +/- 4% +/- 0,5 mm

2.19. KUALITAS DAN PENGUJIAN BETON

Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K.225 untuk struktur utama, K.225 untuk struktur praktis dengan didahului mix design (B15). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

Kontraktor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di tempat atau dengan mengadakan trial-mixed di laboratorium yang ditunjuk.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7. dan 4.9 dari PBI 1971, mengingat bahwa w/c faktor yang sesuai di sini adalah sekitar 0,52 -–0,55 maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat 1 benda uji tiap 3 m3 beton. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disyahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium harus dengan persetujuan Direksi Pelaksana.

2.20. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Penambalan pada daerah yang tidak sempurna, keropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan dan sepengetahuan Direksi.

(18)

c. Ketidaksempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak ada gelembung udara, keropos, berlubang, tonjolan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang diharapkan/diinginkan.

2.21. PEMASANGAN PIPA, SALURAN LISTRIK DAN LAIN-LAIN YANG AKAN TERTANAM DI DALAM BETON

Penempatan saluran / pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7

Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.

Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan di dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.

Apabila di dalam pemasangan pipa, saluran listrik bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi.

Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggeser/memindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa izin tertulis dari Direksi.

2.22. BENDA-BENDA YANG DITANAM DALAM BETON

Semua bagian-bagian/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.

Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan.

Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kusen atau instalasi

Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton.

2.23. PEMBERSIHAN

Jangan dibiarkan puing-puing, sampah, sampai tertimbun, pembersihan harus dilakukan secara baik dan teratur.

2.24. CONTOH-CONTOH YANG HARUS DISEDIAKAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh material : koral, split, pasir, besi beton, PC untuk mendapat persetujuan Direksi.

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.

(19)

PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.

1.2. PERSYARATAN BAHAN

1. Semen Portland

Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merek atas persetujuan Pemberi Tugas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.

Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen.

2. Pasir Beton

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, PBI 1991.

3. Koral Beton / Split

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan / penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain, sehingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

4. Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organisir/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Pemberi Tugas dapat meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

5. Besi Beton

Digunakan mutu U 24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Panampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

- Peraturan-peraturan/standard setempat yang biasa dipakai

- Peraturan SKSNI Tentang Peraturan Beton Bertulang SKSNI01991-03

- Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

(20)

- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat

- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV)

No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Pemberi Tugas/Konsultan

- Standard Normalisasi Jerman (DIN)

- American Society for Testing and Material (ASTM)

- American Concrete Institute (ACI)

1.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Mutu Beton

Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI 1971.

2. Pembesian

Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI 1971.

Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi

Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai ketentuan dalam PBI 1971.

Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pemberi Tugas / Konsultan.

3. Cara Pengadukan

Cara pengadukan harus menggunakan beton molen

Takaran untuk semen portland dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas / Konsultan

Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.

4. Pengecoran Beton

Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pemberi Tugas / Konsultan

Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka tempat pemberhentian tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan.

5. Pekerjaan Acian / Bekisting

Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan / diperlukan dalam gambar.

(21)

Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.

Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan semen portland) kepada Pemberi Tugas / Konsultan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.

Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetepa terjamin sesuai persyaratan.

Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971)

Beton harus dilingdungi dari pengarus panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.

Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran. Contoh Bahan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan

Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan, akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.

6. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlebel pabriknya.

Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.

Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

7. Pengujian Mutu Pekerjaan

Sebelum dilaksanakan pemasangan Kontraktor diwajibkan untuk memberikan pada

Pemberi Tugas / Konsultan “ Certificate Test “ bahan dari produsen/ pabrik.

Bila tidak ada “ Certificate Test “ maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.

Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji berupa kubus/slinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Pemberi Tugas / Konsultan. Jumlah dan frekwensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971.

Kontraktor diwajibkan membuat “ Trial Mix “ terlebih dahulu, sebelum memulai

pekerjaan beton.

Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Pemberi Tugas / Konsultan secepatnya.

8. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan

(22)

Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain.

Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI 1971)

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.

Selain persyaratan teknis yang tercantum diatas, Pemborong diwajibkan pula mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain:

Pembuatan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemda setempat surat IMB ini harus sudah diserahkan kepada Pemimpin Proyek sebelum Serah Terima Pertama Pekerjaan.

Surat Bukti Keer Listrik/pengetesan dari PLN, dan pengetesan lainnya yang diperlukan.

Sebelum Penyerahan Pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.

Pekerjaan pemberesan halaman ini harus dilaksanakan berdasarkan petunjuk dari Konsultan Pengawas/pengawas lapangan/direksi teknik.

Kepada pemborong wajib menyerahkan bahan atap sebanyak lebih kurang 50 buah, kepada proyek sebagai reserve/cadangan.

Meskipun telah ada pengawas lapangan dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggung jawab pelaksana lapangan, untuk itu Pihak Kontraktor pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

P E N U T U P

Referensi

Dokumen terkait

f) bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sebagaimana tercantum dalam LDP. 5) Apabila penyedia tidak memenuhi persyaratan teknis, Pejabat Pengadaan menyatakan.

bahwa pejabat dan pegawai yang namanya tercantum dalam Lampiran Keputusan ini dianggap mampu dan memenuhi persyaratan untuk duduk dan melaksanakan

pekerjaan yang tercantum dalam RAB dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan memenuhi syarat apabila diuraikan perhitungan volume pelaksanaan tiap

a) Metoda pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantive yang ditetapkan dalam dokumen lelang dan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik dan memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam

4 bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan sesuai dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam LDP. KETERANGAN

memenuhi persyaratan air minum. Pada pengerjaan beton, air merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam pencampuran beton, karena mampu membantu mempercepat terjadinya

Dalam evaluasi teknis, persyaratan yang harus dipenuhi adalah Metode pelaksanaan memenuhi persyaratan substantif yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir