22
DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH
TAHUN 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunia-Nya, atas tersusunnya Rencana Kerja Perubahan SKPD Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2016.
Rencana Kerja Perubahan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2016 merupakan acuan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare dan hasil penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2013-2018.
Dalam penyusunan Rencana Kerja Perubahan ini telah memanfaatkan segala data dan informasi yang tersedia. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan masih adanya data atau informasi yang belum masuk sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja Perubahan ini. Oleh karena itu maka diharapkan pada tahap pembahasan selanjutnya, terhadap data dan informasi yang tertinggal tersebut, dapat dimasukan sesuai dengan kebutuhan.
Akhirnya semoga Rencana Kerja Perubahan yang telah di susun ini mampu mengakomodir usulan yang telah disampaikan, yang akhirnya dapat diwujudkan dengan baik.
KEPALA DINAS,
Drs. H.M.AMIR SABBI, M.Si
Pangkat : Pembina Utama Muda
NIP. 19580505 198102 1 009
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Landasan Hukum ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014 2.1 Evaluasi Pelaksanan Renja Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD ... 5
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD ... 22
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD ... 25
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD... 30
2.5 Penelaahan Program dan Kegiatan Masyarakat ... 40
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi ... 42
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja ... 43
3.3 Program dan Kegiatan ... 45
BAB IV PENUTUP 4.1 Catatan Penting Penyusunan Renja ... 52
4.2 Kaidah Pelaksanaan... 52
4.3 Rencana Tindak Lanjut ... 53
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
Sebagai dokumen rencana tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Renja mempunyai arti yang strategis dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan Pemerintahan Daerah mengingat beberapa hal sebagai berikut :
1. Renja SKPD merupakan dokumen yang secara substansial penerjemahan dari visi, misi dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Instansi sesuai arahan operasional dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
2. Renja merupakan acuan SKPD untuk memasukan program kegiatan kedalam KUA dan PPAS dan perencanaan program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2016.
3. Renja SKPD merupakan salah satu instrumen untuk evaluasi pelaksanaan program/kegiatan Instansi untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang tercantum dalam Rencana Kinerja Tahunan sebagai wujud dari kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Proses Perubahan Renca Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2016 didasarkan kepada Renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2013 - 2018 dengan tetap memperhatikan program prioritas yang telah dituangkan di dalam Dokumen Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016, agar di dalam pelaksanaan program/kegiatan terwujud sinergitas antara dokumen perencanaan di atasnya (RPJPD, RPJMD, RKPD dan Renstra), Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan dengan sasaran untuk melaksanakan Misi dan Visi yang telah ditetapkan.
Perubahan Rencana Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Parepare merupakan dokumen perencanaan untuk 1 tahun. Secara substansial memuat rencana program
dan kegiatan serta pendanaannya, yang pelaksanaanya difokuskan pada bulan Oktober, November dan
Desember Tahun 2016.
2 1.2. Landasan Hukum
Dasar Hukum penyusunan Rencana Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2016 adalah :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
9. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 3 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
10. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perencanaan dan Penganggaran Daerah Berbasis Masyarakat;
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja Perubahan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare adalah untuk memberikan gambaran mengenai kebijakan, program dan kegiatan beserta indikator kinerja dan pagu indikatif masing-masing program kegiatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare yang fokus pelaksanaannya pada bulan Oktober, November dan Desember serta mesinkronisasikan program dan kegiatan yang mengalami perubahan karena beberapa faktor yang mempengaruhinya untuk mendukung program prioritas pembangunan dan pencapaian visi dan misi SKPD. Maksud Renja Perubahan secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Memberikan arah bagi seluruh jajaran manajemen Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Parepare dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat.
3 2. Sebagai dokumen perencanaan guna membangun kinerja yang lebih akuntabel pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare.
3. Sikronisasi perencanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada perubahan anggaran Tahun 2016
Tujuan penyusunan Rencana Kerja Perubahan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2016 adalah:
1. Penjabaran tahunan dari perencanaan strategis yang tertuang dalan Renstra sebagai penjabaran visi dan misi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare.
2. Sebagai acuan untuk pelaksanaan program dan kegiatan prioritas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare.
Secara Khusus Rencana Kerja ini mempunyai tujuan :
1. Mewujudkan konsistensi dan sinkronisasi perencanaan tahunan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare berdasarkan Renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare dan hasil Musrenbang RKPD untuk melaksanakan Fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare.
2. Menjadikan renja sebagai suatu perangkat manajerial dalam manajemen perencanaan yang efektif, efesien, dan akuntabel dalam kurun waktu satu tahun kedepan.
3. Menyelaraskan perencanaan program kegiatan dalam penganggaran tahunan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare.
4. Menyediakan Informasi dan Gambaran hasil Evaluasi Pelaksanaan fungsi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare serta indikator kinerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare yang akan diwujudkan dalam pelaksanaan program tahun kedepan.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Kerja Perubahan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Tahun 2016, adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
4 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD
2.5 Penelaahan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja
3.3 Program dan Kegiatan BAB IV PENUTUP
4.1 Catatan Penting Penyusunan Renja 4.2 Kaidah Pelaksanaan
4.3 Rencana Tindak Lanjut
5
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2014
2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2014 dan Capaian Renstra SKPD Visi
Berdasarkan identifikasi potensi, permasalahan, tugas pokok dan fungsi maka ditetapkan Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Parepare sebagai berikut : “Terwujudnya Usaha Koperasi, Industri, Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah yang peduli sebagai lokomotif perekonomian kedua se-sulawesi selatan dan sebagai pusat studi banding”
Visi diatas mempunyai makna sebagai berikut :
1. Terwujudnya Usaha Koperasi, Industri, Perdagangan dan Usaha Mikro Kecil Menengah yang peduli mengandung makna usaha koperasi, industri, perdagangan dan UMKM bahu membahu, bersama-sama maju dan berkembang serta peduli terhadap sesama sehingga pembangunan dan pemerataan kesejahteraan dapat terwujud secara nyata
2. Sebagai lokomotif perekonomian kedua se-sulawesi selatan mengandung makna selama ini fokus perekonomian berada di ibu kota propinsi sehingga dimungkinkan untuk menjadikan Parepare sebagai lokomotif perekonomian kedua setelah Makassar karena didukung oleh kondisi wilayah Kota Parepare yang dapat menjadi gerbang perekonomian untuk wilayah Sulawesi Selatan bagian Utara serta dukungan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai.
3. Sebagai pusat studi banding mengadung makna untuk menambah wawasan usaha koperasi, industri, perdagangan dan UMKM selalu mengarah ke wilayah Indonesia bagian barat (Jawa, Bali) sehingga diupayakan Parepare dapat menjadi mercusuar/pusat studi banding untuk beberapa jenis komoditi industri, perdagangan serta usaha koperasi.
Misi
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Parepare menetapkan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif UMKM.
4. Meningkatkan koperasi berkualifikasi/bertaraf nasional.
5. Mengembangkan sistem perdagangan yang berdaya saing dan berorientasi pada konsumen.
6. Optimalisasi perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar.
7. Mengembangkan industri yang maju dan mandiri.
6 Berdasarkan hasil pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2014 telah dirumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah yang dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan penyusunan Renja tahun 2016 yaitu:
1) Melakukan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian target kinerja SKPD.
2) Melakukan reviu terhadap pencapaian target indikator sasaran sehingga dalam pelaksanaan program dan kegiatan dapat diprioritaskan yang mendukung pencapaian sasaran.
3) Meningkatkan pembinaan dan pendampingan terhadap UMKM serta koperasi.
4) Optimalisasi dan revitalisasi sarana perdagangan.
5) Meningkatkan pengawasan terhadap barang beredar dan alat UTTP serta perlindungan konsumen melalui BPSK.
6) Mendorong penciptaan wirausaha baru melalui kegiatan pemagangan, pemberian bantuan peralatan, serta pelatihan.
7) Mendorong penciptaan inovasi terhadap produk IKM sehingga mampu bersaing dipasar lokal.
Evaluasi Renja Tahun 2014
Penyusunan Rencana Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare ini pada dasarnya menyajikan pengukuran terhadap hasil kinerja kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2014 dan perkiraan target kinerja yang akan dicapai tahun 2016. Dengan demikian maka indikator target-target kinerja yang telah di tetapkan pada tahun sebelumnya tetap menjadi landasan utama untuk menentukan indikator kinerja pada tahun-tahun berikutnya. Kemudian atas dasar penetapan indikator inilah, ditentukan program kegiatan yang relevan.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Diinas Perindagkop dan UKM. maka berikut ini hasil analisa kinerja tahun anggaran 2014 : Sasaran Pertama : Meningkatnya Kualitas dan Profesionalisme Aparatur
Dengan Indikator Kinerja :
Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan administrasi
Tahun 2014 jumlah pegawai pada Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare sebanyak 49 orang, dari jumlah tersebut 42 orang (85,71%) menyatakan puas dengan pelayanan administrasi umum/kepegawaian sedangkan 7 orang (14,29%) menyatakan kurang puas dengan pelayanan administrasi umum/kepegawaian, sehingga melihat tingkat capaian kinerja maka target yang ditetapkan tidak tercapai.
Ada beberapa hal yang menjadi faktor tidak tercapainya target ini antara lain : i) ketersediaan alat tulis kantor, ii) pengurusan berkas mengenai kepegawaian (usulan berkala) sering terlambat.
Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan administrasi keuangan
Tahun 2014 pelayanan administrasi keuangan, dari 49 orang jumlah pegawai sebanyak 32 orang
(65,31%) yang terlayani dengan baik sedangkan 17 orang (34,69%) belum terlayani dengan maksimal. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain : i) penyusunan SPJ kegiatan yang kurang maksimal, ii)
kelengkapan SPJ kegiatan yang sering kurang, iii) pengelolaan uang persediaan belum maksimal. Untuk
7 meningkatkan pelayanan administrasi keuangan perlu koordinasi antara PPK, pejabat penatausahaan keuangan dan bendahara pengeluaran.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan alokasi anggaran Rp. 927.740.000,- dan realisasi sebesar Rp. 734.868.163,- atau 79,21% dan realisasi kinerja sebesar 98,58%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Penyediaan jasa surat menyurat, dengan hasil terlaksananya kegiatan surat menyurat sebanyak 1.000 surat keluar dan realisasi kinerja sebesar 99,70%.
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, dengan hasil terlaksananya pembayaran tagihan listrik, air, telpon dan internet sebanyak 114 rekening dan realisasi kinerja sebesar 88,60%.
Tidak maksimalnya pencapaian karena untuk pembayaran rekening air pasar lakessi tidak ada realisasi karena pengalihan dari meteran PDAM ke sumur bor.
3. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor, dengan hasil terlaksananya pembelian spanduk, bendera dan umbul-umbul sebanyak 24 bahan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
4. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional, dengan hasil terlaksananya pembayaran pajak tahunan kendaraan dinas sebanyak 15 unit dan realisasi kinerja sebesar 100%.
5. Penyediaan jasa administrasi keuangan, dengan hasil terlaksananya pembayaran jasa pengelola keuangan dan honorarium PTT sebanyak 546 jasa dan realisasi kinerja sebesar 93,96%.
6. Penyediaan jasa kebersihan kantor, dengan hasil terciptanya lingkungan kantor yang bersih dan rapi serta pembayaran jasa tenaga kebersihan kantor sebanyak 12 jasa dan realisasi kinerja sebesar 100%.
7. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja, dengan hasil terpeliharanya peralatan kerja berupa AC, laptop dan PC sebanyak 25 unit dan realisasi kinerja sebesar 100%.
8. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, dengan hasil terpenuhinya peralatan penerangan listrik/penerangan sebanyak 92 bahan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
9. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, dengan hasil tersedianya bahan ionformasi, referensi dan penambahan wawasan pegawai sebanyak 108 eksemplar dan realisasi kinerja sebesar 100%.
10. Penyediaan bahan logistik kantor, dengan hasil terpenuhinya kebutuhan logistik harian pegawai sebanyak 564 bahan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
11. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah, dengan hasil terjalinnya komunikasi dan koordinasi antara K/L/D/I dalam pelaksanaan tugas kedinasan sebanyak 40 kali dan realisasi kinerja sebesar 100%.
12. Operasional UPTD pasar lakessi, dengan hasil terpenuhinya kebutuhan operasional UPTD pasar serta
pembayaran jasa tenaga honorer pasar sebanyak 34.762 bahan dan realisasi kinerja sebesar 99,34%.
8 13. Penyediaan operasional administrasi kesekretariatan/perkantoran, dengan hasil tersedianya alat tulis kantor dalam mendukung operasional kesekretariatan sebanyak 1.780 bahan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Ketepatan waktu penyampaian laporan
Dalam rangka peningkatan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan di Dinas Perindagkop dan UKM maka sesuai dengan Permenpan 29 Tahun 2010, Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare telah menyusun LAKIP tahun 2013 dan TAPKIN 2014 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan yaitu pada akhir Bulan Maret 2014. Hal ini sesuai dengan target yang ditetapkan bahwa penyelesaian LAKIP/TAPKIN paling lambat tanggal 31 Maret 2014. Agar penyusunan LAKIP dan Perjanjian Kinerja dapat berjalan lebih efektif dan efisien maka perlu dilakukan pengumpulan data hasil pelaksanaan program dan kegiatan lebih awal melalui evaluasi internal SKPD.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dengan alokasi anggaran Rp. 25.500.000,- dan realisasi sebesar Rp. 25.499.300,- atau 99,997% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD, dengan hasil disetujuinya laporan kinerja SKPD sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas fungsi pokok SKPD sebanyak 1 dokumen dan realisasi kinerja sebesar 100%.
2. Penyusunan anggaran SKPD, dengan hasil disetujuinya dokumen rencana kerja dan anggaran (RKA), dokumen pelaksaaan anggaran (DPA) dan dokumen pelaksanaan perubahan anggaran (DPPA) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan SKPD sebanyak 3 dokumen dan realisasi kinerja sebesar 100%.
3. Penyusunan Renstra SKPD, dengan hasil disetujuinya Rencana Strategis SKPD 2013-2018 sebanyak 1 dokumen dan realisasi kinerja sebesar 100%.
4. Penyusunan Renja SKPD, dengan hasil disetujuinya Rencana Kerja Tahunan SKPD sebagai penjabaran dari Renstra SKPD serta pedoman penyusunan anggaran sebanyak 1 dokumen dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Meningkatnya aparatur yang mengikuti diklat/pelatihan
Untuk peningkatan kualitas sumber daya aparatur lingkup Dinas Perindagkop dan UKM maka pada tahun 2014 ada 2 orang pegawai yang mengikuti DIKLATPIM di Makassar sehingga jumlah pejabat lingkup Dinas Perindagkop dan UKM sebanyak 19 orang yang memenuhi persyaratan sebanyak 14 orang. Selain itu terdapat 2 orang pegawai yang mengikuti pelatihan pembuatan website.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu :
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan alokasi anggaran Rp. 10.000.000,- dan
realisasi sebesar Rp. 9.800.000,- atau 98,00% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
9 Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Pendidikan dan pelatihan formal, dengan hasil meningkatnya kualitas SDM pegawai melalui diklat, bimtek serta pelatihan formal sebanyak 4 orang dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Sasaran Kedua : Meningkatnya Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kantor yang Memadai Dengan indikator kinerja :
Persentase sarana dan prasarana kantor yang memadai
Pada tahun 2014 jumlah sarana dan prasarana kantor dalam kondisi baik sebanyak 155 unit, kurang baik sebanyak 42 unit dan rusak berat sebanyak 23 unit. Sehingga persentase sarana dan prasarana kondisi layak pakai sebesar 89,55% dari target sebesar 80 % dengan capaian kinerja sebesar 111,94%. Sarana dan prasarana yang ada pada Dinas Perindagkop dan UKM sebagian besar telah melampaui umur ekonomisnya sehingga diperlukan pemeliharaan yang intensif agar tetap digunakan.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan alokasi anggaran Rp. 24.705.000,- dan realisasi sebesar Rp. 24.235.000,- atau 98,10% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, dengan hasil terpeliharanya bangunan gedung kantor untuk mendukung pelaksanaan tugas pegawai sebanyak 2 unit dan realisasi kinerja sebesar 100%.
2. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor, dengan hasil terpeliharanya perlengkapan gedung kantor sebanyak 4 buah dan realisasi kinerja sebesar 100%.
3. Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pasar, dengan hasil tersedianya lods ikan pasar labukkang sebanyak 1 unit dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Persentase kendaraan dinas layak pakai
Kendaraan dinas yang ada pada Dinas Perindagkop dan UKM tahun 2014 sebanyak 29 unit terdiri dari 1 unit mobil dan 28 unit motor. Kendaraan dinas yang layak pakai sebanyak 19 unit (65,52%). Capaian kinerja tidak tercapai karena beberapa kendaraan dinas khususnya motor dalam kondisi rusak berat dan diusulkan untuk dihapus dari aset kendaraan. Selain itu ada kendaraan dinas yang sudah melewati usia ekonomisnya sehingga perlu pemeliharaan yang intensif agar tetap digunakan.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan alokasi anggaran Rp. 164.310.000,- dan realisasi sebesar Rp. 149.124.200,- atau 90,76% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, dengan hasil terpeliharanya kendaraan
dinas/operasional dalam mendukung pelaksanaan tugas sebanyak 15 unit dan realisasi kinerja
sebesar 100%.
10 Sasaran Ketiga : Meningkatnya UMKM di Kota Parepare
Dengan indikator kinerja :
Jumlah usaha mikro
Jumlah usaha mikro sebanyak 8.000 unit dari target 8.549 unit dengan capaian 93,58%. Terjadi penurunan jumlah usaha mikro karena memang sudah tidak beroperasi lagi dan ada yang meningkat menjadi usaha kecil.
Jumlah usaha kecil
Jumlah usaha kecil sebanyak 1.931 unit dari target 1.371 unit dengan capaian 140,85%. Terjadi peningkatan jumlah usaha kecil karena peningkatan jumlah modal usaha bagi usaha mikro sehingga digolongkan menjadi usaha kecil dan munculnya usaha baru.
Jumlah usaha menengah
Jumlah usaha menengah sebanyak 113 unit dari target 95 unit dengan capaian 118,95%. Terjadi peningkatan jumlah usaha menengah karena peningkatan jumlah modal usaha bagi usaha kecil sehingga digolongkan menjadi usaha menengah dan munculnya usaha baru.
Jumlah UMKM
Jumlah seluruh UMKM di Kota Parepare sebanyak 10.044 unit dari target 10.015 unit dengan capaian sebesar 100,29%. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya perekonomian di Kota Parepare dan semakin kondusifnya iklim investasi.
Persentase usaha mikro
Usaha mikro yang merupakan jenis usaha terbanyak di Kota Parepare memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh UMKM di Kota Parepare jumlah usaha mikro sebesar 79,65% dari target 85,36% dengan capaian sebesar 93,31%, target ini tidak terpenuhi karena keterbatasan aparat kami dalam mendata semua usaha mikro di Kota Parepare sehingga masih ada usaha mikro yang belum terdata pada tahun 2014.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif dengan alokasi anggaran Rp.
118.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 100.567.375,- atau 85,23% dan realisasi kinerja sebesar 66,67%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Fasilitasi pengembangan usaha kecil menengah, dengan hasil terlaksananya pemagangan pelaku usaha ke luar propinsi 0 orang dan realisasi kinerja sebesar 0%. Tidak ada pemagangan pelaku usaha karena keterbatasan anggaran sehingga dialihkan menjadi pelatihan untuk pengembangan SDM pelaku usaha.
2. Pelatihan dan pemberian peralatan usaha menjahit dan pengadaan gerobak jualan, dengan hasil
terlaksananya pemberian bantuan peralatan usaha sebanyak 20 UMKM dan realisasi kinerja sebesar
100%.
11 3. Pelatihan manajemen bagi UKM, dengan hasil terlaksananya pelatihan manajemen bagi UKM
sebanyak 30 orang dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Sasaran Keempat : Meningkatnya Kemampuan dan Kualitas UMKM Dengan indikator kinerja :
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM yang ada di Kota Parepare pada tahun 2014 sebanyak 2.044 unit dari target 4.358 unit dengan capaian sebesar 46,90%. Target tidak terpenuhi karena jenis usaha yang ada di Kota Parepare didominasi oleh usaha mikro, tetapi hal ini bukan menjadi alasan utama sehingga tidak tercapainya target. Dukungan dari Pemerintah Kota melalui Dinas Perindagkop dan UKM diharapkan mampu meningkatkan jumlah UKM sehingga tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat terpenuhi. Dukungan berupa bantuan modal, peralatan, pelatihan kewirausahaan baik dari Pemerintah maupun pihak lain masih perlu ditingkatkan sehingga minat dan kemauan masyarakat untuk menciptakan lapangan usaha terus berkembang.
Jumlah UMKM yang mendapat pendampingan
Kendala yang dihadapai pelaku usaha di Kota Parepare umumnya masalah permodalan, pemasaran produk, keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia. Pada tahun 2014 pendampingan UMKM melalui promosi produk UMKM tidak terlaksana begitu pula dengan pemberian bantuan permodalan, bantuan peralatan usaha dan pelatihan untuk peningkatan sumber daya manusia. Target 100 UMKM yang direncanakan menerima pendampingan tidak teralisasi.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dengan alokasi anggaran Rp. 120.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 84.061.400,- atau 70,05% dan realisasi kinerja sebesar 75,00%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Penyelenggaraan promosi produk usaha mikro kecil menengah, dengan hasil keikutsertaan dalam penyelenggaraan pameran luar dan dalam propinsi sebanyak 1 kali dan realisasi kinerja sebesar 0%.
Tidak dilaksanakan karena anggaran yang tersedia tidak memungkinkan untuk dipergunakan dalam keikutsertaan event promosi yang direncanakan di luar propinsi.
2. Penagihan dan penyelesaian dana bergulir, dengan hasil terlaksananya penagihan dana bergulir yang masih ada pada debitur sebanyak 1 laporan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
3. Penyelenggaraan pameran smart angin mammiri V makassar, dengan hasil keikutsertaan dalam penyelenggaraan pameran HUT propinsi sebanyak 1 kali dan realisasi kinerja sebesar 100%.
4. Fasilitasi pengembangan UKM melalui profil UKM, dengan hasil terlaksananya penyusunan profil UKM
se-Kota Parepare sebanyak 1 dokumen dan realisasi kinerja sebesar 100%.
12 Sasaran Kelima : Meningkatnya Koperasi Aktif
Dengan indikator kinerja :
Jumlah koperasi aktif
Tahun 2014 dari 204 koperasi yang ada hanya 109 koperasi yang aktif melakukan Rapat Anggota Tahunan dari target 113 koperasi dengan capaian 96,46%. Jika dilihat perbandingan jumlah seluruh koperasi dengan jumlah koperasi yang aktif terlihat perbedaan yang cukup tinggi, hal ini menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan. Dengan mengintensifkan pembinaan dan monitoring terhadap koperasi yang tidak aktif mencari permasalahan dan memberikan solusi agar koperasi tersebut menjadi lebih baik
Jumlah seluruh koperasi
Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan, inti dari koperasi adalah kerjasama antara anggota dan pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian. Tahun 2014 jumlah koperasi yang berbadan hukum di Kota Parepare sebanyak 204 koperasi dengan target 204 koperasi sehingga capaian mencapai 100%.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif dengan alokasi anggaran Rp. 42.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 41.993.500,- atau 99,985% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Pengawasan pelaksanaan perkreditan KSP/USP, dengan hasil terlaksananya pengawasan koperasi terhadap pelaksanaan kegiatan simpan pinjam sebanyak 80 koperasi dan realisasi kinerja sebesar 100%.
2. Penilaian kesehatan koperasi, dengan hasil terlaksananya penilaian kesehatan koperasi berdasarkan form yang telah ditentukan sebanyak 70 koperasi dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Sasaran Keenam : Meningkatnya Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB (ADH-K) Dengan indikator kinerja :
Persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan alat yang dapat digunakan untuk melihat
kondisi perekonomian suatu wilayah. Dengan melakukan perbandingan PDRB antar tahun dapat dilihat
pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat adanya aktifitas perekonomian selama kurun waktu satu tahun
berjalan. Persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB ADH Konstan tahun 2014 sebesar
16,24%.
13 Sasaran Ketujuh : Meningkatnya Tertib Hukum Legalitas Usaha Perdagangan
Dengan indikator kinerja :
Jumlah izin usaha perdagangan
Tertib hukum legalitas usaha berupa TDP, SIUP, TDG dan TDR wajib dimiliki para pelaku usaha yang ada di Kota Parepare. Untuk mengantisipasi adanya pelaku usaha yang tidak melengkapi perizinannya dilakukan pengawasan secara intensif dan memberikan teguran kepada pelaku usaha ynag belum melengkapai dokumen perizinannya.
Pada tahun 2014 jumlah berkas izin usaha TDP, SIUP, TDG dan TDR yang mendapat rekomendasi sebanyak 916 izin terdiri dari perpanjangan dan pengurusan izin baru, realisasi ini lebih tinggi dari target sebanyak 720 izin usaha dengan capaian 127,22%. Hal ini menunjukkan kesadaran pelaku usaha untuk melengkapi dan memperpanjang surat izin usahanya semakin baik.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam Negeri dengan alokasi anggaran Rp. 28.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 27.999.500,- atau 99,998% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Fasilitasi kemudahan perijinan pengembangan usaha, dengan hasil terlaksananya monitoring legalitas usaha perdagangan sebanyak 12 laporan dan realisasi kinerja 100%.
Sasaran Kedelapan : Meningkatnya Sarana Umum Perdagangan Dengan indikator kinerja :
Jumlah pasar yang termanfaatkan
Sarana distrubusi perdagangan yang ada di Kota Parepare sudah cukup banyak, terdapat hampir di semua kecamatan antara lain : i) pasar semi modern lakessi, ii) pasar labukkang, iii) pasar sumpang minanage, iv) pasar senggol, v) pasar kuliner, vi) pasar UKM, vii) pasar wekke’e, viii) pasar agribisnis.
Jumlah pasar yang ada di Kota Parepare sebanyak 8 pasar sedangkan yang aktif pada tahun 2014 sebanyak 4 pasar. Diharapkan pada tahun 2018 semua pasar yang ada di Kota Parepare dapat dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan dalam Negeri dengan alokasi anggaran Rp. 250.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 221.127.000,- atau 88,45% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan, dengan hasil terlaksananya monitoring harga bahan pokok dan bahan strategis sebanyak 12 laporan dan realisasi sebesar 100%.
2. Pelaksanaan operasi pasar sembako, dengan hasil terlaksananya operasi pasar untuk mengatasi
lonjakan harga pada waktu tertentu sebanyak 2 kali dan realisasi sebesar 100%.
14 Sasaran Kesembilan : Meningkatnya Pengawasan Alat UTTP
Dengan indikator kinerja :
Jumlah alat UTTP yang ditera dan tera ulang
Banyaknya alat ukur, takar timbang dan perlengkapannya (UTTP) yang dipergunakan masyarakat dalam proses perdagangan memungkinkan terjadinya kecurangan dalam transaksi jual beli. Untuk memininalkan kecurangan dalam proses ini dilakukan pengawasan secara kontinue dan intensif, memberikan teguran dan menyita alat UTTP yang diindikasi tidak sesuai dengan semestinya dan melakukan tera dan tera ulang bagi alat UTTP. Semakin sedikit jumlah alat UTTP yang disita dari pedagang semakin kondusif dan tertibnya proses ukur, takar dan timbang di Kota Parepare.
Tahun 2014 alat UTTP yang dirazia sebanyak 1.603 UTTP dari target sebanyak 2.140 UTTP dengan capaian sebesar 74,91%.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan alokasi anggaran Rp.
40.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 40.000.000,- atau 100% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah, dengan hasil terlaksananya monitoring UTTP dan pelaksanaan tera dan tera ulang sebanyak 2.140 alat UTTP dan realisasi kinerja sebesar 74,91%. Capaian kinerja kurang maksimal karena terlalu tingginya target serta kewenangan melaksanakan tera masih ada di Propinsi sehingga untuk memaksimalkan pelayanan tera masih terkendala waktu yang disiapkan oleh TIM kemetrologian dari Propinsi.
Sasaran Kesepuluh : Meningkatnya Penyelesaian Sengketa Konsumen Dengan indikator kinerja :
Jumlah kasus sengketa konsumen
Penyelesaian permasalahan pengaduan konsumen menjadi salah satu tugas Dinas Perindagkop dan UKM untuk mencarikan solusi pemecahan masalah apabila terjadi kasus sengketa konsumen sebelum beralih ke pihak kepolisian dan kejaksaan. Banyaknya jenis usaha yang ada di Kota Parepare memungkinkan munculnya kasus sengketa konsumen yang dirugikan atas tindakan suatu pihak. Tahun 2014 jumlah kasus sengketa konsumen yang diselesaikan melalui mediasi BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) sebanyak 16 kasus dari target 24 kasus dengan capaian 66,67%. Kasus sengketa konsumen masih didominasi oleh lembaga pembiayaan yang bersengketa dengan nasabahnya.
Semaksimal mungkin diupayakan penyelesaian kasus sengketa secara kekeluargaan sebelum dilimpahkan keaparat penegak hukum (polisi atau kejaksaan).
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan dengan alokasi anggaran Rp.
124.600.000,- dan realisasi sebesar Rp. 112.018.500,- atau 89,90% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
15 Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Fasilitasi penyelesaian permasalahan-permasalahan pengaduan konsumen, dengan hasil terlaksananya mediasi sengketa konsumen dan produsen serta pembayaran jasa anggota BPSK sebanyak 14 orang dan realisasi kinerja sebesar 100%.
2. Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa, dengan hasil terlaksananya monitoring barang beredar yang ada di Kota Parepare sebanyak 12 laporan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Sasaran Kesebelas : Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB (ADH-K) Dengan indikator kinerja :
persentase kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan alat yang dapat digunakan untuk melihat kondisi perekonomian suatu wilayah. Dengan melakukan perbandingan PDRB antar tahun dapat dilihat pertumbuhan ekonomi yang terjadi akibat adanya aktifitas perekonomian selama kurun waktu satu tahun berjalan.
Persentase kontribusi sektor industri terhadap PDRB ADH Konstan tahun 2014 sebesar 84,31%.
Sasaran Keduabelas : Meningkatnya Tertib Hukum Legalitas Usaha Industri Dengan indikator kinerja :
Jumlah izin usaha industri
Tertib hukum legalitas usaha berupa SITU dan TDI wajib dimiliki para pelaku usaha yang ada di Kota Parepare. Untuk mengantisipasi adanya pelaku usaha yang tidak melengkapi perizinannya dilakukan pengawasan secara intensif dan memberikan teguran kepada pelaku usaha yang belum melengkapai dokumen perizinannya. Hal ini diperlukan mengingat pencapaian target ini berkaitan dengan penerimaan PAD Kota Parepare dari retribusi izin usaha.
Pada tahun 2014 jumlah berkas izin usaha SITU dan TDI yang mendapat rekomendasi sebanyak 724 izin terdiri dari perpanjangan dan pengurusan izin baru, realisasi ini lebih tinggi dari target sebanyak 500 izin usaha dengan capaian 144,80%. Hal ini menunjukkan kesadaran pelaku usaha untuk melengkapi dan memperpanjang surat izin usahanya semakin baik.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial dengan alokasi anggaran Rp. 90.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 86.262.500,- atau 95,85% dan realisasi kinerja sebesar 100%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Monitoring SITU dan TDI, dengan hasil terlaksananya monitoring legalitas usaha perdagangan
sebanyak 9 laporan dan realisasi kinerja sebesar 100%.
16 Sasaran Ketiga belas : Meningkatnya Keanekaragaman Produk IKM
Dengan indikator kinerja :
Jumlah produk IKM
Meningkatnya jumlah IKM yang ada di Kota Parepare berbanding lurus dengan keanekaragaman jenis produk yang dihasilkan. Kreatifitas dan kemampuan menciptakan inovasi terhadap produk sangat dituntut dilakukan oleh pelau usaha untuk bersaing secara sehat dan mengurangi ketergantungan dengan barang impor dari luar.
Pada tahun 2014 berdasarkan hasil monitoring terhadap jenis usaha dan produk IKM di Kota Parepare terdapat 48 jenis produk usaha yang masih tetap diproduksi di Kota Parepare baik itu berupa barang dan jasa, makanan, minuman. Capaian sasaran ini sebesar 82,75% karena target tidak terpenuhi.
Hal ini disebabkan pada saat monitoring dilaksanakan sudah ada jenis produk yang tidak diproduksi lagi dan adanya penyempurnaan KBLI yang berlaku secara nasional.
Untuk mendukung pencapaian target kinerja sasaran didukung oleh program/kegiatan yaitu : Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial dengan alokasi anggaran Rp. 100.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 68.011.613,- atau 68,01% dan realisasi kinerja sebesar 50%.
Program tersebut dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, antara lain :
1. Penyelenggaraan pameran Dekranas, dengan hasil keikutsertaan dalam pameran promosi yang dilaksanakan dekranasda sebanyak 2 kali dan realisasi kinerja sebesar 50%. Capaian tidak maksimal karena seharusnya pelaksanaan pameran dekranas sebanyak 2 kali, tetapi untuk event yang dilaksanakan dalam propinsi tidak diikuti karena kurangnya persiapan karena agenda pelaksanaan yang dimajukan dari jadwal seharusnya.
Sasaram Keempatbelas : Meningkatnya Usaha Industri Dengan indikator kinerja :
Persentase usaha industri
Perkembangan usaha industri di Kota Parepare pada tahun 2014 mengalami penurunan jumlah unit usaha, hal ini dikarenakan ada beberapa jenis usaha yang dulunya terdata masuk kedalam kategori IKM setelah dilakukan pendataan ulang jenis usaha tersebut masuk dalam golongan UKM seperti : usaha service motor dan mobil yang tergolong jenis usaha yang menawarkan jasa.
Tahun 2014 jumlah usaha industri di Kota Parepare sebanyak 1.338 unit sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 1.552 unit usaha, terjadi penurunan sebesar (15,99%).
Untuk lebih detail pelaksanaan program dan kegiatan dalam pencapaian sasaran strategis Dinas Perindagkop
dan UKM Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.
17
Tabel 2.1
Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Kinerja SKPD s/d Tahun 2015
Kota Parepare
Kode Urusan/Bidang Jurusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcomes) / Kegiatan (Output)
Target Kinerja Capaian Kinerja SKPD Tahun 2018
(Akhir Periode Renstra SKPD)
Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan
s/d Tahun 2013
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan SKPD Tahun
2014 (n-2) Target Program
dan Kegiatan Renja Tahun 2015
(n-1)
Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d Tahun 2015 (n-1) Target Realisasi Tingkat Realisasi
(%) Realisasi Capaian Tingkat Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8 = (7/6)x100 (9) 10 = (5+7+9) 11 = (10/4)x100
SEKRETARIAT
2.06.01.01 Program pelayanan adinistrasi perkantoran
Persentase layanan
administrasi 100% 100 100 75,51 75,51 100
2.06.01.01.01 Penyedian jasa surat
menyurat Jumlah surat keluar 5.000 surat keluar 1000 1.000 997 99,70 1.000 1.997 39,94
2.06.01.01.02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
Jumlah tagihan
yang terbayar 636 rekening 96 114 101 88,60 147 248 38,99
2.06.01.01.03 Penyediaan jasa peraatan dan perlengkapan kantor
Jumlah spanduk, umbul-umbul dan
bendera 100 bahan 24 24 24 100 17 41 41,00
2.06.01.01.06
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional
Jumlah jasa perizinan kendaraan dinas/
operasional
89 STNK 14 15 15 100 17 32 35,96
2.06.01.01.07 Penyediaan jasa administrasi keuangan
Jumlah jasa administrasi
keuangan 1.981 jasa 516 546 513 93,96 494 1.007 50,83
2.06.01.01.08 Penyediaan jasa
kebersihan kantor Jumlah jasa tenaga
kebersihan 60 jasa 0 12 12 100 12 24 40,00
2.06.01.01.09 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
Jumlah peralatan kerja yang
diperbaiki 167 unit 22 25 25 100 25 50 29,94
2.06.01.01.12
Penyediaan komponen instalasi listrik/
penerangan bangunan kantor
Jumlah komponen/
bahan-bahan listrik 705 bahan 92 92 92 100 205 297 42,13
2.06.01.01.15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Jumlah bahan bacaan/surat kabar dan majalah
951 eksemplar 96 108 108 100 205 313 32,91
2.06.01.01.16 Penyediaan bahan
logistik kantor Jumlah bahan
logistik kantor 4.507 bahan 655 564 564 100 1.023 1.587 35,21
2.06.01.01.18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
Jumlah rapat koordinasi dan
konsultasi 262 kali 44 40 40 100 84 124 47,33
2.06.01.01.76 Operasional UPTD pasar lakessi
Jumlah bahan operasional UPTD
pasar 20.438 bahan 416 34.762 34.533 99,34 18.575 53.108 259,85
18
Kode Urusan/Bidang Jurusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcomes) / Kegiatan (Output)
Target Kinerja Capaian Kinerja SKPD Tahun 2018
(Akhir Periode Renstra SKPD)
Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan
s/d Tahun 2013
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan SKPD Tahun
2014 (n-2) Target Program
dan Kegiatan Renja Tahun 2015
(n-1)
Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d Tahun 2015 (n-1) Target Realisasi Tingkat Realisasi
(%) Realisasi Capaian Tingkat Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8 = (7/6)x100 (9) 10 = (5+7+9) 11 = (10/4)x100
2.06.01.01.79
Penyediaan operasional administrasi kesekretariatan/
perkantoran
Jumlah bahan operasional
perkantoran 160.410 bahan 3.128 1.780 1.780 100 34.175 35.955 22,41
2.06.01.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Persentase sarana dan prasarana
aparatur 80% 80 80 77,54 96,92 80
2.06.01.02.22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Jumlah gedung
yang terpelihara 5 unit 2 2 2 100 1 3 60,00
2.06.01.02.24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional
Jumlah kendaraan
dinas kondisi baik 95 unit 14 15 15 100 19 34 35,79
2.06.01.02.26
Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor
Jumlah perlengkapan gedung kantor yang terpelihara
28 buah 3 4 4 100 4 8 28,57
2.06.01.02.263 Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pasar
Jumlah sarana dan
prasarana pasar 17 buah 2 1 1 100 10 11 64,71
2.06.01.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Persentase aparat yang memiliki
kompetensi 90% 63 73 73,68 100,94 78
2.06.01.05.01 Pendidikan dan pelatihan formal
Jumlah aparat yang mengikuti
diklat/pelatihan 33 orang 4 4 4 100 12 16 48,48
2.06.01.06
Program Peningkatan Pengembangan Sistem pelaporan Capaian Kinerja Keuangan
Persentase hasil pelaporan capaian kinerja dan keuangan
100% 100 100 100 100 100
2.06.01.06.01
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
5 dokumen 1 1 1 100 1 2 40,00
2.06.01.06.06 Penyusunan anggaran
SKPD Penyusunan
dokumen anggaran 15 dokumen 3 3 3 100 3 6 40,00
2.06.01.06.24 Penyusunan Renstra SKDP
Penyusunan rencana strategis
SKPD 1 dokumen 0 1 1 100 - 1 100
2.06.01.06.34 Penyusunan Renja SKPD Penyusunan rencana kerja
SKPD 5 dokumen 1 1 1 100 1 2 40,00
UKM DAN KOPERASI 1.15.01.15
Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif
Persentase usaha ekonomi lokal yang berbasis klaster
6,5% 0 2 0 0 5
19
Kode Urusan/Bidang Jurusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcomes) / Kegiatan (Output)
Target Kinerja Capaian Kinerja SKPD Tahun 2018
(Akhir Periode Renstra SKPD)
Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan
s/d Tahun 2013
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan SKPD Tahun
2014 (n-2) Target Program
dan Kegiatan Renja Tahun 2015
(n-1)
Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d Tahun 2015 (n-1) Target Realisasi Tingkat Realisasi
(%) Realisasi Capaian Tingkat Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8 = (7/6)x100 (9) 10 = (5+7+9) 11 = (10/4)x100
1.15.01.15.08 Fasilitasi pengembangan usaha kecil dan menengah
Jumlah UMKM yang melakukan
pemagangan 11 orang 0 0 0 0 2 2 18,18
1.15.01.15.20 Pelatihan dan pemberian peralatan usaha menjahit dan pengadaan gerobak
Jumlah UMKM yang menerima
bantuan 20 UMKM 0 20 20 100 - 30 100
1.15.01.15.21 Pelatihan manajemen
bagi UKM Jumlah peserta
pelatihan 30 orang 0 30 30 100 - 30 100
1.15.01.17
Program
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM
Jumlah UMKM yang mendapat dukungan pemerintah
25 UMKM 100 5 2 40,00 5
1.15.01.17.09 Penyelenggaraan promosi produk UMKM
jumlah penyelenggaraan
pameran UMKM 7 kali 2 1 0 0 3 3 42,86
1.15.01.17.22 Penagihan dana bergulir Jumlah laporan penagihan dana
bergulir 2 laporan 1 1 1 100 1 2 100
1.15.01.17.38 Penyelenggaraan pameran smart anging mammiri
Jumlah penyelenggaraan pameran smart anging mammiri
5 kali 1 1 1 100 1 2 40,00
1.15.01.17.43 Fasilitasi pengembangan
UKM melalui profil UMKM Jumlah dokumen
data UMKM 1 dokumen 0 1 1 100 0 1 100
1.15.01.18 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Persentase
koperasi aktif 64,76 52,94 55,39 53,43 96,46 57,77
1.15.01.18.19 Pengawasan pelaksanaan perkreditan KSP/USP
Jumlah koperasi dalam pengawasan pelaksanaan perkreditan
80 koperasi 80 80 80 100 0 80 100
1.15.01.18.22 Penilaian kesehatan koperasi
Jumlah koperasi yang dinilai
kesehatannya 370 koperasi 80 70 70 100 70 140 37,84
PERDAGANGAN 2.06.01.15
Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
Persentase penyelesaian sengketa konsumen
100 100 100 78,57 78,57 100
2.06.01.15.02 Fasilitasi penyelesaian permasalahan- permasalahan konsumen
Jumlah anggota
BPSK 60 orang 14 14 14 100 14 28 46,66
2.06.01.15.03 Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa
Jumlah laporan pengawasan peredaran barang dan jasa
60 laporan 12 12 12 100 12 24 40,00
20
Kode Urusan/Bidang Jurusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program (Outcomes) / Kegiatan (Output)
Target Kinerja Capaian Kinerja SKPD Tahun 2018
(Akhir Periode Renstra SKPD)
Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan
s/d Tahun 2013
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan SKPD Tahun
2014 (n-2) Target Program
dan Kegiatan Renja Tahun 2015
(n-1)
Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d Tahun 2015 (n-1) Target Realisasi Tingkat Realisasi
(%) Realisasi Capaian Tingkat Capaian (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 8 = (7/6)x100 (9) 10 = (5+7+9) 11 = (10/4)x100
2.06.01.15.04 Operasionalisasi dan pengembangan UPT kemetrologian daerah
Jumlah alat UTTP
yang ditera 11.490 UTTP 1.900 2.140 1.603 74,91 2.200 3.803 33,10
2.06.01.18 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Persentase saran distribusi produk
yang aktif 100% 50 50 55,55 111,10 75
2.06.01.18.02 Fasilitasi kemudahan perizinan pengembangan usaha
Jumlah laporan monitoring izin
usaha perdagangan 60 laporan 12 12 12 100 12 24 40,00
2.06.01.18.06 Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
Jumlah laporan monitoring bahan pokok dan bahan strategis
60 laporan 12 12 12 100 12 24 40,00
2.06.01.18.13 Pelaksanaan operasi pasar sembako
Jumlah penyelenggaraan
operasi pasar 8 kali 2 2 2 100 1 3 37,50
PERINDUSTRIAN 2.07.01.19
Program
Pengembangan Sentra- Sentra Industri Potensial
Jumlah industri
yang potensial 8 jenis industri 0 4 4 100 5
2.07.01.19.20 Pemberian kemudahan perizinan usaha
Jumlah laporan monitoring izin
gangguan 39 laporan 9 9 9 100 6 15 38,46
2.07.01.19. Penyelenggaraan pameran dekranas
Jumlah penyelenggaraan
pameran dekranas 5 kali 2 2 1 50 0 1 20,00
21 Capaian Renstra SKPD
Berdasarakan hasil pengukuran, secara umum tingkat pencapaian sasaran Dinas Perindagkop dan UKM Tahun 2014, dapat dilihat pada tabel berikut :
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Nilai Capaian
(%) 1 Meningkatkan kualitas
sumber daya aparatur Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan administrasi
100% 85,71% 85,71
Persentase kepuasan pegawai dalam pelayanan
administrasi keuangan
100% 65,31% 65,31
Ketepatan waktu penyampaian laporan
3 bln 3 bln 100
Meningkatnya aparatur yang mengikuti diklat/pelatihan
4 orang 4 orang 100
2 Meningkatkan sarana dan
prasarana aparatur Persentase sarana dan prasarana dalam kondisi baik
80% 89,55% 111,94
Persentase kendaraan
dinas layak pakai 80% 65,52% 65,52
3 Meningkatnya UMKM di
Kota Parepare Jumlah usaha mikro 8.549 unit 8.000 unit 93,57
Jumlah usaha kecil 1.371 unit 1.931 unit 140,84
Jumlah usaha menengah
95 unit 113 unit 118,95
Jumlah UMKM 10.015 unit 10.044 unit 100,29
Persentase usaha
mikro 85,36% 79,65% 93,31
4 Meningkatnya kemampuan
dan kualitas UMKM Jumlah UKM non
BPR/LKM UKM 4.358 unit 2.044 unit 46,90
Jumlah UMKM yang mendapatkan pendampingan
100 UMKM - -
5 Meningkatnya koperasi aktif Jumlah koperasi aktif 113 koperasi 109 koperasi 96,46 Jumlah seluruh
koperasi
204 koperasi 204 koperasi 100
6 Meningkatnya kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB (ADH-K)
Persentase kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
22,30% 16,24% 72,82
7 Meningkatnya tertib hukum
legalitas usaha perdagangan Jumlah izin usaha
perdagangan 720 izin 916 izin 127,22
8 Meningkatnya pengawasan
alat UTTP Jumlah alat UTTP
yang ditera dan tera ulang
2.140 UTTP 1.603 UTTP 74,91
9 Meningkatnya penyelesaian
sengketa konsumen Jumlah kasus
sengketa konsumen 24 kasus 16 kasus 66,67
10 Meningkatnya sarana umum
perdagangan Jumlah pasar yang
termanfaatkan 4 pasar 4 pasar 100
11 Meningkatnya kontribusi sektor industri terhadap PDRB (ADH-K)
Persentase kontribusi sektor industri terhadap PDRB
2,55% 2,15% 84,31
12 Meningkatnya tertib hukum
legalitas usaha industri Jumlah izin usaha
industri 500 izin 724 izin 144,80
13 Meningkatnya
keanekaragaman produk IKM
Jumlah jenis produk IKM
58 produk 48 produk 82,75
14 Meningkatnya usaha industri Persentase usaha
industri 16,03% (15,99)% ---
22 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Untuk mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan kinerja pelayanan yang dilaksanakan Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare menetapkan beberapa
Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Indikator Kinerja Utama (IKU) selain indikator yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Indikator tersebut ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Parepare Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Parepare Tahun 2014 – 2018. Indikator yang ditetapkan tersebut diukur setiap tahun untuk
memberikan gambaran keberhasilan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Parepare dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kurun waktu satu tahun. Analisis Kinerja
Pelayanan SKPD dapat dilihat pada tabel 2.2.
23
Tabel 2.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Perindagkop dan UKM Kota Parepare
No Indikator SPM /
Standar Nasional
IKK (PP- 6/2008)
Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi
Catatan Analisis 2014
(n-2) 2015
(n-1) 2016
(n) 2017
(n+1) 2014
(n-2) 2015
(n-1) 2016
(n) 2017
(n+1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
I Indikator Kinerja Kunci (PP-6/2008) B Aspek Pelayanan Umum 1. Pelayanan penunjang
a. Persentase koperasi aktif
(%) 55,39 57,77 60,39 62,98 53,43 55,60 60,39 62,98 Target tidak tercapai, tetapi menunjukkan peningkatan
dari tahun sebelumnya hal ini menjadi bahan pertimbangan untuk lebih memaksimalkan pembinaan terhadap koperasi yang ada di Kota Parepare.
b. Jumlah UKM non
BPR/LKMUKM (unit) 4.358 4.403 4.410 4.421 2.044 2.044 4.410 4.421 Terjadi kesenjangan antara target yang terlalu tinggi
dengan capaian realisasi, disarankan untuk menurunkan target sesuai dengan hasil capaian renstra selama 2 (dua) tahun.
II Indikator Kinerja (RPJMD Kota Parepare)
1 Persentase usaha mikro (%) 83,36 85,61 85,82 86,04 79,65 81,29 85,82 86,04 Target tidak tercapai, tetapi menunjukkan peningkatan
dari tahun sebelumnya hal ini menjadi bahan pertimbangan untuk perencanaan program dan kegiatan yang mampu menumbuhkan usaha mikro di Kota Parepare.
2 Kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB (%) 22,30 22,35 22,40 22,45 16,25 - 22,40 22,45 Melakukan upaya maksimal untuk meningkatkan faktor-
faktor yang berpengaruh dalam peningkatkan PDRB sektor perdagangan.
3 Kontribusi sektor industri
terhadap PDRB (%) 2,55 2,60 2,65 2,70 2,15 - 2,65 2,70 Melakukan upaya maksimal untuk meningkatkan faktor-
faktor yang berpengaruh dalam peningkatkan PDRB sektor industri.
III Indikator Kinerja Utama (Sasaran Renstra SKPD)
1 Jumlah usaha mikro (unit) 8.549 8.745 8.942 9.144 8.000 8.880 8.942 9.144 Target tidak terpenuhi, tetapi potensi untuk lebih
meningkatkan jumlah usaha mikro lebih besar dibutuhkan pendataan yang lebih baik dan terpadu sehingga penyajian data lebih maksimal.
2 Jumlah usaha kecil (unit) 1.371 1.375 1.382 1.388 1.931 1.931 1.931 1.931 Capaian melewati target, hal ini disebabkan tumbuhnya
usaha-usaha baru pada kategori kecil menandakan iklim usaha semakin baik.
3 Jumlah usaha menengah
(unit) 95 95 95 95 113 113 113 113 Capaian melewati target, hal ini disebabkan tumbuhnya
usaha-usaha baru pada kategori menengah serta adanya usaha kecil yang sudah masuk kategori menengah menandakan iklim usaha semakin baik.
4 Jumlah UMKM (unit) 10.015 10.215 10.419 10.627 10.044 10.924 10.924 10.924 Capaian melewati target, hal ini disebabkan iklim
perekonomian di Kota Parepare khususnya UMKM semakin baik.
5 Jumlah UMKM yang menerima
bantuan (UMKM) 98 108 150 192 - - 150 192 Realisasi selama 2 (dua) tahun renstra nihil karena pada
tahun anggaran tersebut tidak ada bantuan peralatan yang diserahkan kepada masyarakat
6 Jumlah UMKM yang dilatih
(UMKM) 98 108 150 192 - - 150 192 Realisasi selama 2 (dua) tahun renstra nihil karena pada
tahun anggaran tersebut tidak ada program dan kegiatan pelatihan bagi UMKM
24
No Indikator SPM /
Standar Nasional
IKK (PP- 6/2008)
Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi
Catatan Analisis 2014
(n-2) 2015
(n-1) 2016
(n) 2017
(n+1) 2014
(n-2) 2015
(n-1) 2016
(n) 2017
(n+1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
7 Jumlah UMKM yang mendapatkan pendampingan (UMKM)
100 150 200 250 0 128 200 250 Pencapaian taget belum maksimal disebabkan program
dan kegiatan yang mendukung indikator belum maksimal di tahun pertama dan kedua renstra
8 Jumlah koperasi aktif
(koperasi) 113 119 125 131 109 114 125 131 Jumlah koperasi aktif masih menunjukkan kondisi yang
kurang maksimal dibanding jumlah seluruh koperasi walaupun mengalami peningkatan pada tahun kedua renstra, perlu diintensifkan pembinaan dan pengawasan terhadap koperasi tidak aktif
9 Jumlah seluruh koperasi
(koperasi) 204 206 207 208 204 205 207 208 Jumlah seluruh koperasi yang ada di Kota Parepare
semakin meningkat tetapi tidang berbanding lurus dengan koperasi yang aktif, disebabkan banyak koperasi yang sudak tidak aktif tetapi Badan Hukumnya belum dicabut sehingga masih tercatat.
10 Jumlah izin usaha
perdagangan (izin) 720 840 840 840 916 1.107 1.200 1.200 Legalitas usaha berupa perizinan merupakan persyaratan
yang harus dimiliki pelaku usaha, jumlah izin perdagangan yang terbit dan diperpanjang semakin meningkat memperlihatkan kondisi perekonomian di Kota Parepare semakin kondusif.
11 Jumlah pasar yang
termanfaatkan (pasar) 4 8 8 8 4 6 8 8 Jumlah pasar yang ada di Kota Parepare sudah cukup,
tetapi yang termanfaatkan belum semuanya. Revitalisasi pasar terus dilakukan, selain itu diupayakan langkah- langkah untuk mengaktifkan seluruh pasar 12 Jumlah alat UTTP yang ditera
dan tera ulang (UTTP) 2.140 2.200 2.250 2.400 1.603 685 2.250 2.400 Alat UTTP wajib ditera setiap tahunnya, adanya
pengalihan kewenangan pelaksanaan tera dan tera ulang dari propinsi ke kabupaten/kota mengakibatkan pencapaian target kurang maksimal karena sarana dan prasarana belum siap
13 Jumlah kasus sengketa
konsumen (kasus) 24 30 35 40 16 18 35 40 Kasus sengketa konsumen meningkat dari tahun
sebelumnya, ini berarti konsumen sudah paham akan haknya terhadap barang/jasa. Diupayakan penanganan kasus sengketa konsumen terus dilaksanakan dengan dukungan Pemerintah Kota.
14 Jumlah izin usaha industri
(izin) 500 500 500 500 724 787 800 800 Legalitas usaha berupa perizinan merupakan persyaratan
yang harus dimiliki pelaku usaha, jumlah izin industri yang terbit dan diperpanjang semakin meningkat
memperlihatkan kondisi perekonomian di Kota Parepare semakin kondusif.
15 Jumlah produk IKM (produk) 58 60 62 64 48 53 62 64 Produk IKM di Kota Parepare sudah beragam,
diupayakan untuk mendorong pelaku usaha untuk menciptakan produk-produk baru dengan mengalokasikan anggaran yang mendorong kearah tersebut.
16 Persentase usaha industri (%) 16,03 16,67 17,31 17,95 (15,99) 12,46 17,31 17,95 Usaha industri di tahun pertama mengalami penurunan
yang signifikan karena perubahan KBLI sehingga banyak usaha industri disederhanakan dan ada jenis industri yang dikategorikan jasa. Tetapi ditahun kedua mengalami peningkatan diupayakan pemberiaan dukungan untuk menciptakan usaha baru.