• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas informasi laba merupakan hal yang sangat penting dari produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kualitas informasi laba merupakan hal yang sangat penting dari produk"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Kualitas informasi laba merupakan hal yang sangat penting dari produk pelaporan keuangan yang terkandung didalam laba perusahaan yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena investor akan “membeli” laba perusahaan dimasa mendatang (future earnings) yang berasal atau terdapat didalam laba tahun berjalan (current earnings) yang dilaporkan perusahaan. Pentingnya informasi laba bagi para penggunanya menjadikan tiap perusahaan berlomba- lomba meningkatkan labanya. Namun, bagi pihak tertentu ada yang melakukan cara tidak sehat guna mencapai tujuan individunya terhadap informasi laba perusahaan. Hal ini yang menjadikan praktek manipulasi laba pada sekarang ini juga tidak jarang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang mengetahui kondisi internal perusahaan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk menarik para investor agar menginvestasikan dananya pada perusahaan mereka. Kejadian ini yang mengakibatkan laba perusahaan yang tidak berkualitas.

Kasus-kasus perusahaan multinasional seperti kasus Enron, WorldCom, dan Xerox merupakan contoh konkrit yang berkaitan dengan permasalahan kualitas informasi laba. Permasalahan yang muncul adalah apakah laba tahun berjalan (current earning) memiliki kualitas yang baik. Laba tahun berjalan

(2)

memiliki kualitas yang baik jika laba tersebut bisa menjadi indikator yang baik untuk laba dimasa mendatang atau berasosiasi secara kuat dengan arus kas operasi dimasa mendatang (future operating cash flow) (Penman, 2003 dan Cohen, 2003 dalam Pagalung, 2006:3). Dengan demikian diharapkan pihak manajemen perusahaan mengelola dengan baik kebijakan akuntansinya agar laba yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi sehingga aktivitas perusahaan dapat berlangsung terus menerus atau berkesinambungan (sustainable).

Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan selama ini didasari pada akuntansi akrual (accrual-based accounting), karena masih relevan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Implikasi penerapan aplikasi akuntansi akrual tersebut antara lain dapat mengurangi masalah ketepatan waktu (timing) dan penandingan (matching) yang terjadi pada akuntansi arus kas. Implikasi lainnya adalah bahwa laba (earnings) menjadi sumber informasi utama bila dibandingkan dengan informasi lainnya (Pagalung, 2006:2).

Laba yang tidak dilaporkan sesuai dengan fakta yang terjadi dapat diragukan kualitasnya. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, yaitu laba yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas dan komparabilitas atau konsistensi (Sutopo, 2009 dalam Adriani, 2011:4). Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan dalam pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga

(3)

nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006 dalam Adriani, 2011:4).

Proses dari dasar akrual memungkinkan adanya perilaku manajer dalam melakukan rekayasa laba atau earnings management guna menaikkan atau menurunkan angka akrual dalam laporan laba rugi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kelonggaran (flexibility principles) dalam memilih metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Kelonggaran dalam metode ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan nilai laba yang berbeda-beda di setiap perusahaan. Perusahaan yang memilih metode penyusutan garis lurus akan berbeda hasil laba yang dilaporkan dengan perusahaan yang menggunakan metode angka tahun atau saldo menurun. Praktik seperti ini dapat memberikan dampak terhadap kualitas laba yang dilaporkan (Boediono, 2005 dalam Aprilia, 2010:1).

Praktek manajemen laba, seperti perataan laba dapat mengurangi kualitas laba.

Kualitas laba dianggap baik jika manajemen tidak mengelola laba (Shaw, 2003 dalam Jaffar et. al, 2007:27).

Kualitas laba adalah laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan. Dalam literatur penelitian akuntansi, terdapat berbagai pengertian kualitas laba dalam perspektif kebermanfaatan dalam pengambilan keputusan (decision usefulness). Sutopo (2009) dalam Paulus (2012:15) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan: sifat runtun-

(4)

waktu dari laba, karakteristik kualitatif dalam rerangka konseptual, hubungan laba-kas-akrual, dan keputusan implementasi.

Pada umumnya, baik bank konvensional maupun bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan yang memberikan alternatif sumber dana bagi masyarakat, baik digunakan untuk pembiayaan jangka pendek maupun jangka panjang. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki tugas utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary), yaitu mempertemukan pihak yang kelebihan dana (surplus saving) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit saving) untuk menghasilkan keuntungan (Ismail, 2011:46).

Walaupun bank konvensional dan bank syariah mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai financial intermediary, namun keduanya mempunyai prinsip yang berbeda dalam sistem operasionalnya. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem perbankan konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan operasionalnya. Sedangkan perbankan syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit sharing) sebagai landasan dasar bagi sistem operasionalnya secara keseluruhan. Prinsip perbankan syariah adalah berdasarkan kaidah al- mudharabah yang menjadikan bank syariah sebagai mitra bagi penabung

maupun bagi pengusaha yang meminjam dana (Achsan, 2013).

Penilaian kinerja bank syariah tidak jauh berbeda dengan bank konvensional (Zahara dan Veronica, 2009 dalam Setiawati, 2010:3-4). Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah juga terdapat manajemen laba dalam bank syariah. Zahara dan Veronica (2009) dalam Setiawati (2010:4) telah meneliti

(5)

adanya indikasi praktik manajemen laba di perbankan syariah selama periode 2005-2006 yang diproksikan dengan akrual diskresioner, sehingga terdapat indikasi pula bahwa kualitas laba di sektor perbankan syariah adalah kurang berkualitas.

Penelitian kualitas informasi laba dapat dilakukan dengan dua pendekatan (Francis et. al, 2004 dalam Pagalung, 2006:3). Pendekatan pertama adalah penelitian yang berkaitan dengan mengkaji faktor-faktor apa yang menyebabkan sehingga laba yang dihasilkan berkualitas, dan pendekatan kedua adalah sejauh mana kualitas informasi laba direspon oleh para pemakai laporan keuangan. Pendekatan pertama berkaitan dengan kajian faktor-faktor penentu yang menghasilkan kualitas informasi laba. Fokus pendekatan ini berkaitan dengan faktor-faktor internal perusahaan yang terkait dengan faktor inheren atau faktor intrinsik yang melekat di perusahaan itu sendiri, sehingga banyak penelitian memberikan istilah dengan faktor spesifik atau karakteristik perusahaan (firm spesifics or firm characteristics). Sedangkan pendekatan kedua berkaitan dengan faktor eksternal yang merupakan respon pemakai informasi keuangan atau laporan keuangan.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa struktur modal yang diproksikan dengan leverage memiliki pengaruh negatif dengan kualitas laba.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Harris dan Raviv (1990) dalam Murwaningsari dan Mulyani (2007). Sedangkan penelitian Puspitasari (2003) menunjukkan bahwa struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas laba.

(6)

Hasil penelitian Collins dan Kothari (1989) dalam Tiolemba dan Ekawati (2008) menunjukkan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh positif terhadap kualitas laba, sedangkan hasil penelitian Lesia, et. al, (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas laba.

Berdasarkan penelitian dan Puspitasari (2003), ukuran perusahaan berhubungan positif dengan kualitas laba. Namun berbeda dengan hasil penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.

Likuiditas berpengaruh positif terhadap kualitas laba berdasarkan penelitian Lesia, et. al, (2007), hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian dari Irawati (2012) yang menunjukkan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas laba. Dalam beberapa literatur menyatakan bahwa profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.

Oleh karena itu, peneliti ingin menguji pengaruh dari profitabilitas terhadap kualitas laba.

Merujuk dari ketidakkonsistenan hasil penelitian sebelumnya yang telah diuraikan di atas, maka peneliti ingin mengkonfirmasi kembali hasil penelitian terdahulu dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba, sehingga penelitian ini menggunakan variabel struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba. Selain itu, penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang menggunakan perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang

(7)

terdaftar di BEI atau Jakarta Stock Exchange sebagai obyek penelitian seperti penelitian dari Puteri (2012), Paulus (2012), Adriani (2011), Aprilia (2010), Rahmawati dan Triatmoko (2007). Berdasarkan uraian tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa belum ada penelitian mengenai kualitas laba di perbankan syariah, sehingga masih terdapat kemungkinan untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laba pada bank syariah. Maka penelitian ini mengambil judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perbankan Syariah di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap kualitas laba bank syariah?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menemukan bukti empiris mengenai pengaruh struktur modal, pertumbuhan laba, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap kualitas laba bank syariah.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Aspek teoritis

1) Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan akuntansi keuangan.

2) Bagi penelitian yang akan datang diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau pertimbangan terutama untuk penelitian mengenai struktur modal, ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, profitabilitas, likuiditas dan kualitas laba.

b) Aspek Praktis

1) Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melaporkan laba.

2) Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi.

1.5 Batasan Penelitian

Adapun batasan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan melaporkan kondisi keuangannya di Bank Indonesia selama periode 2011- 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penelitian yang akan penulis lakukan tertuang dalam proposal skripsi ini berjudul “Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Minat Beli Air Mineral Isi Ulang

Berdasarkan masalah penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mendapatkan “informasi yang jelas tentang peranan guru terhadap pergaulan bebas di Sekolah

Kata keterangan adalah suatu kata atau kelompok yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi menerangkan kata kerja, kata sifat, kata keterangan yang masing-masing

Hero Digital Printing juga bergerak di bidang penjualan alat-alat percetakan. Menjalin kerjasama dengan perusahan yang bergerak di bidang yang sama sehingga Hero

Berdasarkan hasil penelitian, untuk meningkatkan pengaruh Electronic Word of Mouth produk Chatime Indonesia terhadap Purchase Intention disarankan agar Chatime Indonesia

Pengusaha-pengusaha tambang di Australia bergerak melalui komunitas pertambangan yang ada di Australia melalui saluran-saluran seperti misalnya demonstrasi, media massa serta

Sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kepada wisatawan antara lain seperti fasilitas umum (toilet), restaurant, ruang informasi, sarana transportasi di dalam

Pompa hidrolik atau biasa disebut dengan pompa hydram adalah suatu peralatan yang unik, dimana peralatan ini menggunakan energi dari aliran air yang memiliki