• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD N DESA PENGLATAN KECAMATAN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD N DESA PENGLATAN KECAMATAN BULELENG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD N

DESA PENGLATAN KECAMATAN BULELENG

Md. Wirama

1

, Kt. Pudjawan.

2

, I Kt. Dibia

3

1,3

Jurusan PGSD,

2

Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: madewira513@yahoo.co.id

1

, ketutpudjawan@gmail.com

2

, dibiabhs@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester ganjil di SD Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan non-equivalent post test only control group design dengan melibatkan sampel sebanyak 57 siswa SD Negeri di Desa Penglatan. Sampel penelitian diambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar matematika adalah tes pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial menggunakan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (thitung = 4,906 > ttabel = 2,000). Dengan demikian, Pendekatan Matematika Realistik (PMR) berpengaruh terhadap hasil belajar matematika kelas V di SD Negeri 1 Penglatan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: PMR, Pembelajaran Konvensional, Hasil Belajar Matematika

Abstract

This study aims to determine the differences in mathematics results between groups of students who taught by Realistic Mathematics Approach ( PMR ) with a group of students who taught with conventional learning models in the first semester of fifth grade students in elementary school in Penglatan village, Buleleng district of Buleleng regency in the academic year 2013/2014. This study was a quasi-experimental study (quasi- experiment) with the design of non-equivalent post -test only on control group design which was involving 57 of elementary students in Penglatan village. The samples were taken by simple random sampling technique. The research instrument used in this research to collect the Mathematics Learning Outcomes data was a multiple choice test.

The data obtained were analyzed using descriptive statistics and inferential statistics which inferential statistics using t-test. The results showed that there is a significant difference between groups of students who taught by Realistic Mathematics Approach (PMR) with a group of students who taught by conventional learning model (tvalue = 4.906

> ttable = 2.000). Thus, Realistic Mathematics Approach (PMR) affect on learning outcomes in mathematics of fifth grade students in SD Negeri 1 Penglatan, Buleleng district of Buleleng regency in the academic year 2013/2014.

Keywords: PMR, Conventional Learning, Math Learning Outcomes

(2)

PENDAHULUAN

Matematika merupakan bidang ilmu yang berperan penting dalam era globalisasi seperti sekarang. Menurut Masrinawati (2003) mengatakan, peranan matematika dapat terlihat pada berbagai sektor kehidupan manusia, seperti dalam komputerisasi, transportasi, komunikasi, ekonomi/perdagangan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha untuk menguasai pengetahuan matematika, apalagi bagi Indonesia yang merupakan negara berkembang salah satu usaha yang dapat dilaksanakan yaitu melalui pembelajaran matematika di sekolah sehingga nantinya dapat dimanfaatkan dalam kehidupan.

Banyak menganggap matematika sangat sulit. Penyebab sulitnya matematika bagi siswa karena siswa merasakan pembelajaran itu kurang bermakna, artinya guru dalam pembelajaran di kelas kurang mengaitkan dengan pengalaman yang telah dimiliki siswa dan kurang memberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkontruksikan sendiri ide matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Sehubungan dengan itu Suharta (2001:642) mengatakan bahwa “bila anak belajar matematika terpisah dari pengalaman mereka sehari-hari maka anak akan cepat lupa dan tidak dapat mengaplikasikan matematika”. Ini berarti bahwa pembelajaran matematika di kelas ditekankan pada keterkaitan antara konsep- konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari

` Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika sangat berperan penting dalam era globalisasi seperti sekarang, sehingga dibutuhkan usaha untuk menguasai pengetahuan matematika. Untuk menguasai pengetahuan matematika anak perlu dibelajarkan dengan mengaitkan pengalaman kehidupan nyata dengan ide- ide matematika dalam pembelajaran di kelas agar pembelajaran lebih bermakna.

Masalah yang paling dirasakan di era globalisasi adalah menyangkut mutu pendidikan. Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan atau khususnya hasil belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya kurikulum yang menjadi acuan dasar, program pengajaran, kualitas guru, materi pembelajaran, buku sebagai sumber belajar dan teknik atau bentuk penilaian. Berbicara mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa seperti yang disampaikan di atas, pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mendapatkan perhatian dalam keseluruhan pengelolaan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum yang menguatkan metode pembelajaran dengan cakupan teoritis.

Mengingat begitu pentingnya penguasaan matematika dalam peningkatan sumber daya manusia dan manfaatnya, pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas memegang peranan yang penting agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan, karena pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, maka siswa diharapkan mampu memaknai pembelajaran tersebut. Siswa hendaknya menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata, sehingga tidak menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa itu sendiri. Namun kenyataan saat ini, justru siswa lebih pasif dalam mengikuti pembelajaran di kelas.ini terlihat saat pembelajaran, penyampaian materi oleh guru kepada siswa masih berlangsung secara tradisional atau konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru.

Pembelajaran di kelas hanya dipandang sebagai suatu aktivitas pemberian informasi yang harus ditelan oleh siswa yang wajib diingat dan dihafal. Siswa dipandang sebagai individu yang pasif dan diperlukan tidak menjadi bagian realita yang diajarkan kepada mereka.

(3)

Hal serupa terjadi di SD Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Hasil belajar siswa kelas V semester satu tahun pelajaran 2012/2013 dalam mata pelajaran matematika belum menunjukan hasil yang memuaskan. Berikut ini tabel rata-rata hasil

belajar matematika pada raport siswa kelas V di Desa Penglatan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran 2012/2013.

Tabel 1 Rata-rata nilai raport matematika siswa kelas V di Desa Penglatan

No. Nama Sekolah

Tahun Pelajaran 2012/2013

I

1 SD N. 1 Penglatan 68,5

2 SD N. 2 Penglatan 67,7

3 SD N. 3 Penglatan 67

Dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 70. Hal ini berarti hasil belajar matematika siswa kelas V belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Berdasarkan permasalahan ini dilakukan identifikasi untuk menemukan solusi cara mengatasi permasalahan tersebut.

Ada beberapa hal yang diidentifikasi sebagai faktor penyebab rendahnya hasil belajar matenatika pada siswa kelas V di SD Penglatan yaitu: Pertama, guru dalam menyampaikan materi kepada siswa berlangsung secara tradisional atau konvensional yaitu pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru cendrung menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi kepada siswa, sementara siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan oleh guru sehingga siswa menjadi pasif. Pengetahuan masih ditranformasikan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Hal ini berarti siswa hanya mendapat pengetahuan dan pemahaman yang terbatas pada informasi yang diberikan oleh gurunya. Kedua, guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan, terbatasnya media yang ada di sekolah serta guru kurang inisiatif untuk membuat alat peraga sesuai dengan materi yang diajarkan. Akibatnya guru sulit untuk menjelaskanapa yang ingin disampaikan kepada siswa. Walaupun dapat dijelaskan oleh guru kadang-kadang siswa tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan gurunya dan pembelajaran pun menjadi kurang efektifkarena siswa merasa jenuh

dan kerang tertarik terhadap materi yang diajarkan.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, guru sebaiknya menjadikan suasana pembelajaran di kelas lebih menyenangkan, menarik dan bermakna.

Suasana pembelajaran di kelas menyenangkan, menarik, dan bermakna bagi siswa akan dapat meningkatkan pemahaman serta penguasaan materi.

Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.

Guru perlu melakukan suatu pembaharuan dalam penerapan pendekatan maupun metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sehingga berdampak positif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas V SD Penglatan. Salah satu alternatif upaya pemecahan masalah tersebut adalah melauli pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik.

Pendekatan matematika realistik lebih menekankan pada pembelajaran yang bermakna yaitu pembelajaran yang mengaitkan pengetahuan dengan aktivitas nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari.

Pendekatan ini berfokus pada proses pemerolehan pengetahuan yang dapat mengembangkanpemikiran siswa sehingga menemukan ide dan konsep matematika.

Pendekatan matematika realistik menginginkan berkurangnya dominasi guru dalam proses belajar mengajar, sebaliknya memberi keleluasaan siswa untuk lebih

(4)

berani, mandiri, aktif, kritis, dan kreatif dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, siswa dapat bebas mengeluarkan ide untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mereka sendiri.

Pendekatan matematika realistik (PMR) adalah sebuah pendekatan belajar matematika yang dikembangkan sejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematikan dari Freundenthal Institate Utrecht University di negri Belanda.

Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Freundenthal (dalam Suherman 2003) bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Menurut pendekatan ini, kelas matematika bukan tempat memindahkan matematika dari guru kepada siswa melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata.

Mengkaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematikadalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Pengalaman belajar akan terbentuk apabila siswa ikut terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Pendekatan matematika realistik juga menekankan untuk membawa matematika mengarah pada pembelajaran yang lebih bermakna dan mengkaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari yang bersifat realistik.

Pendekatan Matematika Realistik (PMR) memiliki banyak kelebihan – kelebihan. Suwarsono (dalam Suharta dan Suarjana, 2006) mengatakan bahwa kelebihan-kelebihan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) tersebut adalah sebagai berikut. 1.Memberikan pengertian yang jelas dan operasional mengenai keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari.

2.Memberikan pengertian yang jelas dan operasional bahwa matematika merupakan suatu bidang kajian yang dapat dikontruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa. 3.

Memberikan pengertian yang jelas dan operasional bahwa pemecahan suatu masalah matematika tidak perlu tunggal dan boleh berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. 4. Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran

merupakan suatu yang utama, dan untuk mempelajari matematika orang harus belajar sendiri menemukan sendiri konsep- konsep matematika. 5.Menumbuh kembangkan sikap kerja sama, saling menghargai mengambil keputusan seta mengembangkan penalaran siswa karena dalam proses pembelajaran siswa dituntut memberikan alasan dan dapat mengambil keputusan. 6.Memadukan dari kelebihan- kelebihan dari berbagai pendekatan, seperti pemecahan masalah, kontruktivisme, penemuan, dan pendekatan berbasis lingkungan.

Kelebihan-kelebihan yang disajikan di atas cukup beralasan karena dalam Pendekatan Matematika Realistik (PMR), masalah kontekstual digunakan sebagai pangkal tolak pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk memecahkan dengan cara formal, siswa diberikan kesempatan menemukan dan mengkontruksi konsep- konsep matematika. Selanjutnya siswa dihadapkan kembali kepada masalah kontekstual untuk mengaplikasikan dengan konsep-konsep yang telah mereka pelajari.

Dengan demikian jelaslah bahwa masalah kontekstual selain dijadikan sumber inspirasi penemuan dan pengkontruksian konsep juga digunakan sebagai tempat mengaplikasikan konsep-konsep matematika sehingga keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari semakin erat.

Berdasarkan paparan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik (PMR) dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional.

METODE

Dilihat dari fokus masalah dan kaitan antar variabel yang dilibatkan dalam penelitian, maka penelitian ini termasuk kategori penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Tempat penelitian ini adalah SD Negeri di Desa Penglatan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng dan waktu pelaksanaannya pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

(5)

tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Desa Penglatan yang berjumlah 83 siswa yang tersebar pada 3 sekolah.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik simple random sampling, tetapi yang dirandom adalah kelas. Hal ini dikarenakan, tidak memungkinkan untuk merubah kelas yang ada.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah non-equivalent post test only control group design. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa Pendekatan Matematika Realistik (PMR) , sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Pada akhir kegiatan penelitan, kedua kelompok diberikan post- test.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang Hasil Belajar Matematika. Untuk mengukur hasil belajar siswa digunakan metode tes.

“Metode tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tersebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor (data interval)” (Agung, 2011:60). Instrumen yang digunakan untuk mengukur Hasil Belajar Matematika adalah tes pilihan ganda.

Pada tes pilihan ganda, setiap pertanyaan ada empat pilihan, Setiap item soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan d) setiap item diberi skor 1 bila siswa menjawab dengan benar dan siswa yang menjawab salah diberi skor 0. Kemudian skor setiap item dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar matematika.

Instrumen yang disusun terlebih dahulu perlu melalui uji validitas isi oleh dua orang dosen ahli. Setelah instrumen dianggap memenuhi syarat validitas isi, instrumen tersebut diuji cobakan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda tes.

Instrumen diuji cobakan di kelas VI dengan melibatkan 80 responden. Dari hasil uji validitas tes, diperoleh 30 soal yang valid dari 40 tes yang diuji cobakan.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tes,

diperoleh koefesien reliabilitas tes sebesar 0,86. Hal ini, berarti tes tersebut termasuk ke dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.

Jadi, tes Hasil Belajar Matematika tersebut dianggap layak untuk digunakan dalam penelitan. Selanjutnya, tes tersebut dianalisis tingkat kesukarannya, dengan kriteria pengujian yaitu suatu tes dapat digunakan apabila dapat memenuhi 0,20≤TK≤0,80. Berdasarkan hasil analisis dari 30 soal, 10 soal berada kategori baik,9 soal berada pada kategori cukup baik, 11 soal berada pada kategori kurang baik (revisi). hal tersebut menunjukkan 30 soal tersebut memenuhi kriteria pengujian.

Untuk uji daya beda tes digunakan kriteria pengujian yaitu item dikatakan mempunyai daya beda yang baik, jika memiliki IDB antara 0,15–0,20 atau lebih. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut, diperoleh 30 soal yang memenuhi syarat untuk disertakan sebagai soal post-test pada penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran sekilas mengenai data Hasil Belajar Matematika, baik secara numerik maupun grafis. Pada analisis deskriptif dihitung mean, modus, median, standar deviasi, dan varians. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk grafik poligon. Statistik inferensial digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan hasil analisis data.

Sebelum pengambilan keputusan diperlukan uji prasyarat, yakni uji homogenitas dan uji normalitas. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Dalam penelitian ini dikaji hipotesis yaitu terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Desa Penglatan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian ini adalah skor hasil belajar matematika antara siswa yang

(6)

mengikuti Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dari hasil

analisis deskriptif ditemukan nilai-nilai statistiknya seperti disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Data dengan Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Mean 75,8 62,21

Median 79,62 61,7

Modus 82,92 60,7

Stadar Deviasi 11,05 9,82

Varians 122,32 96,59

Sebelum data penelitian ini dianalisis dengan statistik inferensial, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data. Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-benar berasal dari populasi yang berdistribusi tunggal.

Berdasarkan analisis uji normalitas dengan rumus Chi-square, diperoleh 2hitung sebesar 10,86 dan 2tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 5 adalah 11,070.

Hal ini berarti 2hitung < 2tabel, maka data hasil post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan, 2hitung hasil post-test kelompok kontrol adalah 10,85 dan 2tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk= 5 adalah 11,070. Hal ini berarti

2

hitung < 2tabel, maka data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal.

Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan rumus uji–F.

Berdasarkan analisis uji homogenitas varians, diperoleh Fhitung = 1,267 sedangkan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% serta dk pembilang 28 dan dk penyebut 27 adalah 1,97. Hal ini berarti Fhitung < Ftabel, sehingga varians data Hasil Belajar Matematika siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol adalah homogen.

Berdasarkan hasil uji prasyarat, yakni uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh hasil yaitu: 1) distribusi data Hasil Belajar Matematika siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah berdistribusi normal, 2) varian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.

Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan rumus uji–t polled varians. Hasil analisis uji–t disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

Kelompok Varians n Db thitung ttabel Kesimpulan Eksperimen 75,8 29

55 4,906 2,000 thitung > ttabel H0 ditolak

Kontrol 62,2 28

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh hasil thitung sebesar 4,906. Sedangkan ttabel

dengan db= 55 dan taraf signifikansi 5%

adalah 2,000. Hal ini berarti thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel) sehingga H0

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan

kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Desa Penglatan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.

Pembahasan pada penelitian ini memamparkan hasil belajar Matematika siswa baik pada kelompok yang menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) maupun pada kelompok

(7)

Gambar 2. Kurve Poligon Hasil belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol

yang menggunakan pembelajaran Konvensional. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran Konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada hasil belajar Matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari analisis data hasil belajar Matematika siswa. Analisis yang dimaksud adalah analisis deskriptif.

Secara deskriptif, hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol.

Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar Matematika dan kemiringan kurve poligon. Rata-rata skor hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen adalah 75,8 berada pada kategori sangat tinggi sedangkan rata-rata skor hasil belajar Matematika siswa kelompok kontrol adalah 62,21 berada pada kategori tinggi. Jika skor hasil belajar Matematika siswa kelompok eksperimen digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Pada kelompok kontrol, jika skor hasil belajar Matematika pada siswa kelompok kontrol digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran data merupakan juling positif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah.

Rata-rata skor Hasil Belajar Matematika siswa kelompok eksperimen adalah 75,8 berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan skor Hasil Belajar Matematika kelompok eksperimen dapat digambarkan sebagai kurve juling negatif, karena Mo>Md>M (82,92> 79,62>75,8). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor kelompok eksperimen cenderung tinggi. Data hasil post-test kelompok eksperimen disajikan dalam Gambar 1.

0 2 4 6 8 10 12

Frekuensi

Interval

Rata-rata skor Hasil Belajar Matematika siswa kelompok kontrol adalah 62,2 berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan skor Hasil Belajar Matematika siswa kelompok kontrol dapat digambarkan sebagai kurve juling positif, karena Mo<Md<M (60,7<61,7<62,21). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor kelompok kontrol cenderung rendah. Data hasil post-test kelompok kontrol disajikan dalam Gambar 2.

0 2 4 6 8 10 12

Frekuensi

Interval

Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data hasil belajar

Gambar 1. Kurve Poligon Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen.

(8)

Matematika siswa kelompok eksperimen dan kontrol adalah normal dan homogen.

Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (Ha) dan hipotesis nol (H0). Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians dengan kriteria H0 ditolak jika thit > ttab dan H0 diterima jika thit < ttab.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji-t, diperoleh thitung =4,906.

Sedangkan ttabel dengan db=55 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan Hasil Belajar Matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional hal ini disebabkan karena perbedaan perlakuan pada langkah–langkah pembelajaran dan proses penyampaian materi. Penerapan pendekatan ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal ini tercermin dalam langkah-langkah pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) pada fase pemecahan masalah, fase penyajian, hasil kerja, refleksi dan evaluasi. Pada bagian fase pemecahan masalah, siswa diberikan kebebasan untuk berpikir secara aktif sesuai dengan ide-ide dan gagasannya sendiri dalam menemukan dan memahami suatu konsep serta membangun sendiri pengetahuannya.

Dengan demikian siswa dapat bebas mengeluarkan ide untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dengan cara mereka sendiri, dan jika ada siswa yang belum bisa mengerjakan soal yang telah diberikan oleh guru, maka guru memberikan kesempatan yang seluas-

luasnya pada siswa lain untuk menjawab dari pertanyaan tersebut sehingga siswa lain yang mempunyai ide atau gagasan diharapkan bisa menjawab persoalan yang diberikan oleh guru. Pada bagian fase penyajian hasil kerja siswa mempersentasikan hasil pemecahan masalah atas permasalahan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan media yang ada. Dengan demikian siswa mengungkapkan sudut pandang dan pemahaman mereka dalam memecahkan masalah sehingga siswa memberikan alasan dari jawabannya dan mem,berikan tanggapan atas pertanyaan temannya.

Pada fase refleksi dan evaluasi siswa diajak menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu dan pada akhir pelajaran siswa mengerjakan soaal evaluasi terhadap proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami pelajaran yang telah berlangsung. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar matematika yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswa yang dibelkajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Freudenthal (dalam Suherman 2003) menjelaskan bahwa pada dasarnya pendekatan realistik membimbing siswa untuk “menemukan kembali” konsep- konsep matematika. yang pernah ditemukan oleh para ahli matematika atau bila memungkinkan siswa dapat menemukan hal yang sama sekali belum pernah ditemukan. Selain itu Pitajeng (2006:78) menurutnya untuk pembelajaran matematika sangat diperlukan media belajar yang berbentuk alat peraga yang tepat maupun benda-benda kongrit yang dimanipulasi anak untuk memahami matematika. Dengan kata lain penerapan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan bantuan alat peraga yang kongrit sangat membantu siswa dalam menemukan konsep dari materi yang diberikan sehingga siswa lebih banyak terlibat dalam diskusi ataupun dalam memahami materi. Dari kegiatan tersebut

(9)

siswa akan dibiasakan dan selalu dilatih dalam memecahkan masalah sehari-hari.

Proses pembelajaran yang demikian sesuai dengan karakteristik Pendekatan Matematika Realistik (PMR) yakni menggunakan masalah kontekstual.

Penelitian ini mendukung dari hasil- hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu: penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2010) membutikan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik terbukti lebih baik dari pada siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan prestasi belajar matematika dari segi rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,83 dengan daya serap siswa sebesar 78,88% pada siklus 1, 85,17%

pada siklus 2.Penelitian lain yang dilaksanakan oleh Soviawati (2011) mengenai Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar.

menunjukan bahwa dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi pelajaran namun juga tidak cepat lupa dengan apa yang telah diperolehnya tersebut. Pendekatan ini pula tepat diterapkan dalam mengajarkan konsep- konsep dasar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi dengan kata lain Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dalam penelitian ini adalah suatu konsep belajar, yang dapat membantu guru untuk dapat menghubungkan kegiatan/materi pembelajaran di kelas dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk

“menemukan kembali” konsep-konsep matematika.

Dari paparan di atas, secara umum telah mampu menjawab rumusan masalah.

Penelitian ini dapat dikatakan berhasil, karena semua kriteria yang ditetapkan telah terpenuhi. Hal ini menandakan bahwa dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas V di SD No 1 Penglatan Kecxamatan Buleleng Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran 2013/2014

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, hasil penelitian, dan pembahasan seperti yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V semester ganjil di SD Penglatan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Hal itu terlihat dari hasil analisis uji t sampel tidak berkorelasi dengan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4, 906 >2,000 dengan derajat kebebasan 55.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dicapai oleh kelas yang mengikuti pembelajaran dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) lebih baik dibandingkan dengan kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Secara teoretis penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran matematika Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Siswa hendaknya dapat menjadikan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) sebagai salah satu cara belajar yang lebih menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar. 3) Penelitian ini agar digunakan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam hal mengelola pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika dan dijadikan pertimbangan untuk memilih model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar.

4) Penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi peneliti sebagai calon tenaga pendidik dalam upaya peningkatan hasil belajar melalui pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Penelitian ini hendaknya dapat dilakukan untuk jumlah

(10)

sampel yang lebih besar untuk mendapat hasil yang lebih baik.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.

Astuti, Ida Ayu Komang. 2010. “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik untuk Menumbuhkembangkan Sikap Positif dan Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas IV Semester II SD No. 4 Kaliuntu Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: UNDIKSHA.

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Marsinawati, A. 2003. Peranan Matematika dalam Era Globalisasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka.

Soviawati, Evi. 2011. “Pendekatan Matematika Realistik (PMR) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar”.

Tersedia pada

http://jurnal.upi.edu/file/9-

Evi_Soviawati-edit.pdf. (Diakses tanggal 1 Februari 2013).

Suharta, I Gusti Putu. 2001. Pengaruh Pemodelan Matematika Realistik Terhadap Respon Realistik.

Singaraja : IKIP.

.

Pitajeng. 2006. Pembelajaran Matematika yang menyenangkan. Jakarta:

Depdiknas.

Referensi

Dokumen terkait

propagation of callus used lhe leaf explant of binahong wilh Completely Randomized Design (CRD). rne resutr showeo tnat

[r]

Untuk itu perlu diketahui keamanan makanan formula olahan hasil laut serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan pada tikus percobaan, sehingga hasilnya akan bermanfaat bagi

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Lombok, jumlah wisatawan Pulau Lombok pada tahun 2016 mencapai 3.094.437 orang namun jumlah kapal yacht yang beroperasi hanya

Bagi memperkasakan pendidikan dalam menghadapi ekonomi global, penulis telah menyarankan empat strategi yang perlu dilakukan iaitu pertama, negara

Sumber bising yang dapat mempengaruhi kenyamanaan di dalam gerbong kereta api terdiri dari berbagai jenis sumber yang cukup kompleks, mulai dari bising yang disebabkan oleh

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Kualitas Produk (X1), Kesadaran Merek (X2), Word of Mouth (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Keputusan

Poli asam laktat atau Poli laktida (PLA) dengan rumus kimia (CH 3 CHOHCOOH)n adalah sejenis polimer atau plastik yang bersifat biodegradable, thermoplastic dan