ISSN 2579-7766 330
MORPHOMETRIC VARIATIONS Fejervarya cancrivora (Gravenhorst, 1929) IN THE AREA OF PT. GALATTA LESTARINDO NAGARI SUNGAI
LANSEK KECAMATAN KAMANG BARU SIJUNJUNG DISTRIC
VARIASI MORFOMETRIK Fejervarya cancrivora (Gravenhorst, 1929) DI KAWASAN PT. GALATTA LESTARINDO NAGARI SUNGAI LANSEK
KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG
Deri Melda, Armein Lusi Zeswita, Ria Kasmeri
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Jl. Gunung Pangilun Padang
Email: derimelda4@gmail.com
ABSTRACT
Changes and destruction of habitat is a major threat to Amphibi conservation, as Amphibians are animals that require optimal environmental conditions.
Sehubunngan with it conducted research tetang Morfometrik Variations Fejervarya cancrivora (Gravenhorst, 1929) In the area of PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Sijunjung District. The purpose of this research is to know about Morphometric Variation Fejervarya cancrivora in PT region. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Sijunjung District and environmental factors in its habitat. This research was conducted in August 2017. Data collection was done by Visual Invite Survey Method (VES), ie walking observation and direct survey of Amphibious species found in the study site. The sample was 27 samples. morphological variations of Fejervarya cancrivora are found around PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Sijunjung Regency is categorized as medium type with size of body length 39,29 mm, head length 13,47 mm and head width 12,15 mm. The measured environmental physics factor was obtained with water temperature range 25-28 ℃ and air humidity 90-100% and soil humidity 3-8%.
From the measurement results obtained that the condition is still supportive for the life of Fejervarya cancrivora.
Keywords: Fejervarya cancrivora, Morphometrics, Sijunjung.
ABSTRAK
Perubahan dan kerusakan habitat merupakan ancaman utama terhadap konservasi Amphibi, karena Amphibi merupakan satwa yang membutuhkan kondisi lingkungan yang optimal. Sehubunngan dengan itu dilakukan penelitian tetang Variasi Morfometrik Fejervarya cancrivora (Gravenhorst, 1929) Di kawasan PT.
Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Variasi Morfometrik Fejervarya cancrivora di kawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dan faktor
ISSN 2579-7766 331
lingkungan pada habitatnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017.
Pengumpulan data dilakukan dengan Metode Visual Ecounter Survey (VES) yakni pengamatan berjalan dan survei langsung terhadap spesies Amphibi yang ditemukan di lokasi penelitian.. Sampel yang didapatkan sebanyak 27 ekor.
variasi morfologi dari Fejervarya cancrivora ditemukan disekitar PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dikategorikan type sedang dengan ukuran panjang badan 39,29 mm, panjang kepala 13,47 mm dan lebar kepala 12,15 mm. Faktor fisika lingkungan yang diukur didapatkan dengan kisaran suhu air 25-28 dan kelembaban udara 90- 100% dan kelembaban tanah 3-8% . Dari hasil pengukuran didapatkan bahwa kondisi tersebut masih mendukung bagi kehidupan Fejervarya cancrivora.
Kata Kunci: Fejervarya cancrivora, Morfometrik, Sijunjung.
I. PENDAHULUAN
Penambahan spesies Amphibi telah terjadi sebesar 63,9% di Sumatera pada periode 70 tahun terakhir dan diyakini masih akan terus bertambah pada tahun-tahun mendatang. Kajian identifikasi satwa melata Amphibi (kodok, katak, sisilia) untuk kawasan Sumatera telah banyak ditulis dan diteliti antara lain Van Kampen, De Rooij, Cooger Harold, D. Liswanto, Voris dan Kadarsan, Djoko.T.
Iskandar (Mistar, 2003).
Amphibi dibagi dalam 3 ordo yaitu Caudata (Urodella), Sesilia (Gymnophiona) dan Anura (salienta). Anura terdiri dari katak atau kodok yang memiliki ordo yang cukup banyak, dengan jumlah spesies 5.208 spesies (Stuarte, dkk 2008 dalam Winata, dkk 2015). 30 familia Anura yang telah dikenal, sepuluh terdapat di Indonesia (450 spesies) (Iskandar, 1998).
Penyebaran Fejervarya cancrivora yang sangat luas kemungkinan menyebabkan terjadinya variasi morfologi pada spesies Fejervarya cancrivora.
penelitan tentang morfometrik di Sumatera Barat telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Gusman (2003) melaporkan bahwa secara morfometri beberapa genus dari famili Ranidae dan Bufonidae di Sumatera Barat memiliki panjang kaki belakang dua kali panjang kaki depan.
Fejervarya cancrivora memiliki ciri-ciri berukuran besar dengan lipatan- lipatan atau bintil-bintil memanjang paralel dengan sumbu tubuh. Hanya terdapat satu bintil metatarsal dalam, selaput selalu melampui bintil subartikular jari
ISSN 2579-7766 332
terakhir jari kaki ke 3 dan ke 5. Tekstur kulit kasar, tertutup oleh bintil-bintil atau lipatan-lipatan memanjang dan menipis. Ukuran tubuh biasanya hanya sekitar 100 mm, tetapi dapat mencapai 120 mm (Kusrini, 2013).
Habitat utama Amphibi antara lain hutan primer, hutan rawa, sungai besar, sungai sedang, anak sungai, kolam dan danau (Mistar, 2003). Amphibi menghuni habitat yang sangat bervariasi, dari air tergenang, di bawah permukaan air sampai yang hidup di kawasan berhutan, karena membutuhkan kelembapan yang cukup untuk melindungi tubuhnya dari kekeringan (Iskandar, 1998).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kawasan PT. Gallata Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, ditemukan adanya perubahan kondisi hutan di wilayah tersebut.
Lokasi PT. Gallata Lestarindo dahulunya merupakan kawasan hutan, dan sawah penduduk, dan sehingga terjadinya perubahan fungsi hutan menjadi lahan untuk PT. Galatta Lestarindo dan lahan perkebunan. Aktivitas PT. Galatta Lestarindo menghasilkan limbah seperti abu dari pecahan kapur serta asap yang mengganggu. Hal ini akan berdampak pada kehidupan Amphibi, karena hutan merupakan salah satu habitat bagi kelompok Amphibi. Seperti dijelaskan oleh Kusmana (2015), bahwa semakin pesatnya kegiatan industri dan kegiatan pertanian telah menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara. Pencemaran lingkungan tersebut akan berdampak negatif terhadap biodiversitas, baik dalam tingkat genetik, spesies, maupun ekosistem. Pada Spesies Amphibi memerlukan lahan basah untuk bertahan hidup. Sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya informasi mengenai jenis-jenis Amphibi di Nagari Sungai lansek.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang Variasi Morfometrik Fejervarya cancrivora di kawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dan faktor lingkungan pada habitatnya.
ISSN 2579-7766 333
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2017. Penelitian dilakukan di kawasan PT Galatta Lestarindo Nagari sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Identifikasi sampel dilakukan di laboratorium STKIP PGRI Sumbar.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah senter, pisau, parang, tali rafia, tangguk kecil, meteran, karung, sarung tangan, botol koleksi, kamera digital, batrai, kertas label, kantong plastik, kertas, suntik, kapas dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah kloroform, alkohol 70%. Identifikasi Amphibi mengacu pada buku Iskandar (1998), Mistar (2003), Mistar (2008), Kusrini, (2013) dan Inger dan Stuebing (1997). Untuk pengukuran faktor lingkungan menggunakan termometer (pengukuran suhu), pengukuran kelembaban tanah menggunakan Soiltester dan Pengukuran kelembaban udara menggunakan termohigrometer.
Penelitian ini adalah penelitan survey langsung terhadap spesies Amphibi yang di dapat di lokasi. Pengamatan menggunakan metode Visual Encounter Survei (VES) yakni pengamat berjalan disepanjang jalur yang telah ditentukan atau pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada malam hari pukul 19.00-23.00 WIB. Setelah sampel didapat dilakukan pembiusan dengan cara memasukkan sampel kedalam kotak yang berisi kloroform yang terdapat kapas di dalamnya yang mana kapas tersebut sudah dibasahi dengan kloroform. Setelah Amphibi lemas suntikkan alkohol 70% kebagian perut dan bagian ektremitas pada katak yang berukuran besar. Pengukuran karakter morfometrik dilakukan terhadap 27 karakter yang didapatkan dilapangan.
ISSN 2579-7766 334
III. HASIL
Tabel 1. Hasil Pengukuran Variasi Morfometrik Fejervarya cancrivora (Gravenhorst, 1929) Di kawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung
Karakter Morfologi Yang Di Ukur Ukuran Rata-Rata (mm)
PB (Panjang Badan) 39,29 mm
PK (Panjang Kepala) 13,47 mm
LK (Lebar Kepala) 12,15 mm
DM (Diameter Mata) 4,61 mm
DT (Diameter Tympanum) 2,62 mm
JIN (Jarak Internares) 3,25 mm
JIO (Jarak interorbital) 2,35 mm
PKD (Panjang Kaki Depan) 14,26 mm
PTF (Panjang Tibia Fibula) 22,08 mm
PF ( Panjang Femur) 17,40 mm
PKB ( Panjang Kaki Belakang) 27,07 mm
PM (Panjang Moncong) 6,22 mm
Tabel 2. Pengukuran faktor lingkungan pada habitat Anura di PT Gallata Lestarindo Sungai Lansek Kamang Baru Sijunjung
No Faktor lingkungan yang diukur
Stasiun
I II III
1 Suhu air (0C) 26_ 28 Tidak diukur 25-28
2 Kelemban udara (%) 93-100 98-100 90-100
3 Kelembaban tanah (Pada skala soil tester)
3-8 3-6 3-7
IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian Islam et-al (2008) mendapatkan panjang badan Fejervarya cancrivora pada type besar dengan panjang tubuh betina 59,6 ± 3, 86 dan panjang tubuh jantan 49,2 ± 3,54 mm. Fejervarya cancrivora type sedang dengan panjang tubuh betina 37,4 ± 2,64 mm dan ukuran tubuh jantan 33,1 ± 3,63 mm. Sedangkan pada hasil penelitian di kawasan PT. Galatta Lestarindo panjang badan 39, 29 ± 7,42 mm sehingga Fejervarya cancrivora yang ditemukan dikawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru dikategorikan type sedang.
Berdasarkan hasil penelitian Islam et-al (2008) ukuran panjang kepala 21,8 ± 1,57 mm untuk ukuran betina dan 19,2 ± 1,04 mm untuk ukuran jantan, dikategorikan pada type besar. Sedangkan kategori type sedang panjang kepala katak betina 14,4 ± 0,97 mm, panjang kepala katak jantan 12,9 ± 1,01 mm.
Lebar kepala katak betina 23,0 ± 2,20 mm dan lebar kepala betina 19,2 ± 1,04
ISSN 2579-7766 335
mm dikategorikan type besar. Sedangakan kategori sedang lebar kepala katan betina 13,9 ± 1,24 mm dan lebar kepala katak jantan 12,2 ± 1,08 mm. Jika dibandingkan dengan penelitian dikawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru bahwa ukuran panjang badan, panjang kepala dan lebar kepala Fejervarya cancrivora yang ditemukan lebih pendek dibandingkan penelitian Islam et-al (2008). Fejervarya cancrivora yang ditemukan dapat dikategorikan kedalam kategori type sedang.
Karakter morfometrik Fejervara cancrivora di Kawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung adalah 12 karakter. Pada penelitian Ardila di Kawasan Universitas Riau juga diukur 18 karakter morfometrik. Futuyama (1986) menjelaskan variasi morfologi yang terjadi pada suatu spesies dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kondisi habitat, jarak antar populasi, dan isolasi grafis. semakin jauh jarak antar populasi semakin tinggi perbedaan karakter morfometriknya. Tingkatan variasi pada tiap-tiap populasi disebabkan oleh mutasi, migrasi, seleksi alam dan genetic drift (Wien et al 2009). Perbedaan morfometrik suatu populasi juga disebabkan oleh aktifitas mencari makan, adaptasi dengan lingkungan. Menurut Rositasari (1997) Variasi morfologi merupakan respon dari kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.
Ciri-ciri morfologi Fejervarya cancrivora yang ditemukan di kawan PT.
Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung yaitu ukuran tubuh yaitu 38,62 mm dengan diameter tympanum 2,61 mm. Ukuran tubuh spesies Fejervarya cancrivora ini berukuran sedang. Warna kulit coklat. Tubuh ditutupi bintil-bintil atau bercak berwarna hitam ada juga yang berwarna coklat. Kulit memiliki lipatan-lipatan. Pada spesies ini juga mempunyai selaput renang.
Hasil yang ditemukan sesuai yang dideskripsikan oleh Iskandar (1998) Fejervarya cancrivora memiliki ciri-ciri yaitu berukuran besar dengan liptan- lipatan atau bintil-bintil metatarsal dalam. Ukuran tubuhnya biasanya hanya sekitar 100 mm, tetapi dapat mencapai 120 mm. Warna kulit seperti warna lumpur yang kotor dengan bercak-bercak tidak simetris berwarna gelap. Beberapa
ISSN 2579-7766 336
spesimen besar berwarna hijau terang, juga mempunyai bentuk bercak yang sama.
Sering disertai garis dorsolateral yang lebar.
Perbedaaan karakter morfometrik Fejervarya cancrivora yang ditemukan di Unversitas Riau yaitu bentuk tympanum bulat utuh dengn tidak ada lapisan yang menutupi, dengan diameter tympanum 2,51 mm . tidak memiliki selaput renang pada tungkai depan , sedangkan pada tungkai belakang mencapai tiga per empat dari panjang jari tengah. Kulit cendrung basah karena memiliki kelenjar lendir dibawah kulit dan identik dengan tekstur kulit yang halus. Warna yang ditemukan di Universitas Riau memiliki warna punggung mulai dari coklat hingga coklat kehijauan.
Kekayaan jenis pada satu lokasi bisa berbeda dengan lokasi lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, ukuran daerah pengamatan, daerah yang lebih besar umumnya memiliki jenis yang lebih beragam dari pada daerah yang lebih kecil. Faktor ketinggian (efalasi) juga mempengaruhi kekayaan jenis.
Kekayaan jenis bisa berkurang atau bertambah dengan bertambahnya ketinggian dari muka laut. Letak lintang dan bujur daerah ekuator, mungkin memiliki kelimpahan Amphibi lebih tinggi dari pada di daerah bermusim. Selain faktor di atas keragaman tumbuhan atau habitat juga mempengaruhi keragamann dari Amphibi. Cuaca sebelumnya, musim kering berkepanjangan mungkin dapat menurunkan kekayaan jenis . Dengan adanya bencana alam, kekayaan jenis bisa berkurang jika terjadi kebakaran hutan, gunung meletus, gempa bumi dan lainnya (Kusrini, 2008).
Pengukuran faktor lingkungan di Kawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai Lansek Kecamatan Kamang Baru Kabupaten siunjung dengan kisaran 26- 28 pada stasiun III aliran sungai yang terdapat di belakang PT. Galatta Lestarindo yaitu 25-28 . Kanna (2005 dalam Azalia 2016) mengatakan bahwa secara umum, katak dapat hidup diberbagai tempat, baik pantai maupun dataran tinggi, dengan suhu air antara 200-350C. Kemudian kelembaban udara yang diperole distasiun I yaitu 93-100%, stasuin II 98-100% dan stasiun III berkisar antara 90-100%.
ISSN 2579-7766 337
V. KESIMPULAN
Populasi Fejervarya cancrivora di kawasan PT. Galatta Lestarindo Nagari Sungai lansek Kecamatan Kamang Baru memperlihatkan variasi morfologi 12 karakter ang berbeda nyata yaitu Baru Kabupaten Sijunjung didapatkatkan 12 karakter yang berbeda nyata yaitu PB, PK, LK, DM, DT, JIN, JIO, PKD, PTF, PF, PKB, PM.
DAFTAR PUSTAKA
Azalia, Mita Ria. 2016. Species Amphibia Pada Zona Pemanfaatan TNKS Jorong Pincuran Tujuh Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat.
Padang : Skripsi.
Futuyama, D. J. 1986. Evolutionary Biology. Sunderland. Mass: Snauer Associates, Inc, Itaca
Iskandar, D.T. 1998. Amphibian Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi LIPI: Bogor Islam et-al. 2008. Genetic Divergence and Reproductive Isolation in the Genus
Fejervarya (Amphibia: Anura) from Bangladesh Inferred from Morphological Observations, Crossing Experiments, and Molecular Analyses. Japan
Kusrini, Mirza D. 2013. Panduan Bergambar Identifikasi Amphibi Jawa Barat.
Bogor: Fakultas Kehutanan IPB
. 2008. Pedoman Penelitian Dan Survei Amfibi Di Alam.
Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Kusmana, Cecep. 2015. Keanekaragaman hayati (biodiversitas) Sebagai Elemen Kunci Ekosistem Kota Hijau. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Jawa Barat.
Mistar. 2003. Panduan Lapangan Amfibi kawasan Akosistem Leuser. Bandung : LIPI-NGO movenent.
Rositari R. 1997. Variasi Morfologi Pada Marga Ammonia. Jurnal Elektronik Biologi Oseana 2: 1-15.
ISSN 2579-7766 338
Winata, E. Y, Purnama, Arief A. P., dan Ria. K. 2015. Jenis-jenis katak (amphibia : Anura) di desa Kepenuhan Hulu Kecamatan Kepenuhan Hulu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Riau : Universitas Pasir Pengaraian : Jurnal
Wien JJ, Sukumaran , Pyron RA , Brown RM . 2009. Evolutionary and Biogeographic Origins Of High Tropical Diversity in Old World Frogs (Ranidae). Origianal Article . The Society For the Study Of Evolution.