24 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini yakni penelitian diskriptif. Metode diskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan secara terperinci terhadap fenomena sosial. Fenomena sosial yang terjadi dengan cara pencarian data-data sesuai dengan masalah yang akan diteliti.
Terdapat dua macam diskriptif pada penelitian ini yaitu diskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pada diskriptif kuantitatif diguanakan untuk mennetukan nilai bobot, rating serta skor dari indikator variabel dan pada diskriptif kualitatif digunakan untuk menjelasan secara terperinci mengenai gambaran Agrowisata petik jeruk Selorejo, hasil analisis pada matrik SWOT, IFAS, dan EFAS dan juga metode perumusan strategi alternatif pemasaran agrowisata.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Agrowisata Petik Jeruk Mandiri milik Bapak Suwaji di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive area). Kebun
jeruk milik Bapak Suwaji dipilih sebagai lokasi penelitian karena merupakan
salah satu sentra penghasil jeruk di Malang, cocok untuk dijadikan tempat wisata
petik jeruk mandiri, pemerintah desa dan masyarakat mendukung adanya wisata
petik jeruk mandiri, memiliki tenaga kerja dan alat komunikasi yang cukup memadai dan udara sekitar yang sejuk. Penelitian dilaksanakan pada 01 Oktober – 14 Oktober 2019.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling, teknik pengambilan sampel bedasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara kebetulan ditemui pada saat mengunjungi agrowisata petik jeruk.
Responden diambil dari pihak eksternal yaitu berasal dari konsumen.
Responden dari pihak konsumen tersebut diharapkan dapat memberikan penilaian yang lebih objektif. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunoto, 1990).
Bedasarkan pertimbangan di atas maka dalam penelitian ini diambil 10%
dari jumlah populasi konsumen agrowisata petik jeruk di Desa Selorejo pada
bulan Oktober tahun 2019 sejumlah 432 konsumen. Jadi responden minimal yang
harus diambil adalah: 10% x 432 = 43 responden, dalam penelitian ini diambil 45
responden dari konsumen agrowisata petik jeruk di Desa Selorejo.
3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data peneliti menggunakan jenis data yang terdiri dari data primer dan sekunder.
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak internal yaitu manajer dan wakil manajer Agrowisata petik jeruk Selorejo, pihak eksternal yaitu dinas wisatawan. Beberapa metode pengumpulan untuk data primer:
a. Observasi lapang, dengan kegiatan yang dilakukan terhadap suatu obyek untuk mengumpulkan data melalui pengamatan langsung di lapang secara cermat.
b. Kuesioner, dengan teknik pengumpulan informasi menggunakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
2. Data Sekunder, yaitu diperoleh dari jurnal, buku dan penelitian terdahulu.
3.5 Metode Analisis Data
Pada metode analisis data hanya menggunakan 1 analisis untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan tujuan. Tujuan yang ingin dicapai oleh penelitian mengenai faktor internal dan eksternal wisata petik jeruk sehingga terciptanya strategi pemasaran untuk wisata tersebut. Berikut ini penjelasan mengenai metode analisis yang akan digunakan.
3.5.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah kegiatan mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis yang digunakan untuk merumuskan suatu strategi
(Rangkuti, 2003). Perumusan strategi berlandasankan pada variabel kekuatan dan kelemahan yang merupakan lingkungan internal sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Komponen SWOT tersusun dari empat variabel, antara lain:
1. Kekuatan (Strengths) adalah bagian lingkungan internal dari analisis SWOT yang menunjukan keunggulan yang dimiliki oleh Agrowisata Petik Jeruk Selorejo untuk memperkuat dalam perumusan strategi.
2. Kelemahan (Weakness) adalah bagian lingkungan internal dari analisis SWOT yang menjadi kelemahan dari Agrowisata Petik Jeruk Selorejo sehingga dapat menjadi acuan untuk meminimalisir kelemahan dalam perumusan strategi.
3. Peluang (Opportunities) adalah bagian lingkungan eksternal dari analisis SWOT yang dapat dimanfaatkan dengan kekuatan dari Agrowisata Petik Jeruk Selorejo.
4. Ancaman (Threats) adalah bagian lingkungan eksternal dari analisis SWOT yang dapat mengancam terhadap Agrowisata Petik Jeruk Selorejo sehingga dapat menjadi acuan untuk menyelamatkan Agrowisata Petik Jeruk Selorejo.
Analisis SWOT digunakan pada proses kegiatan pencarian data dengan
mengidentifikasi peluang, kekuatan, ancaman, dan kelemahan yang nantinya
akan dijelaskan dengan menggunakan diskripsi kualitatif. Ini salah satu cara
analisis memudahkan peneliti untuk memperoleh strategi yang digunakan
untuk pemasaran Agrowisata Petik Jeruk mandiri milik Bapak Suwaji.
Analisis setelah dilakukan identifikasi lingkungan strategi peneliti kemudian menggunakan analisis internal factor dan eksternal factor sehingga nanti akan diperoleh hasil penelitian secara kuantitatif dari beberapa responden yang sudah ditentukan sebelumnya untuk pemberian rating pada setiap pertanyaan yang sudah tertulis pada kuesioner. Pemberian rating tersebut nantinya akan dianalisis kedalam matrik yang disebut matrik faktor strategi internal atau IFAS (Internal Strategic Factor Analisis Summary). Faktor eksternal dimasukkan kedalam matrik yang disebut
matrik faktor strategi eksternal EFAS (Eksternal Strategic Factor Analisis Summary). Berikut dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3 :
Tabel 3.2 Contoh Matrik IFAS
Internal Faktor Bobot (%) Rating Bobot X Rating
1 2 3 4
Kekuatan 1.
2. Dst.
Jumlah skor kekuatan Kelemahan
1.
2. Dst.
Jumlah skor kelemahan
Total 1,00
Sumber : Rangkuni, 1997
Pada Tabel 3.2 IFAS (Internal Factor Analysis Strategi), terdapat penulisan faktor internal strategi yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
IFAS ini termasuk dalam kekuatan dan kelemahan yang terjadi pada
Agrowisata Petik Jeruk mandiri itu sendiri, kemudian dilakukan penilaian
pada setiap strategi tersebut. Penilai ini responden harus mengisi pada kolom
pembobotan dan rating.
Tabel 3.3 Contoh Matrik EFAS
Internal Faktor Bobot (%) Rating Bobot X Rating
1 2 3 4
Peluang 1.
2. Dst.
Jumlah skor peluang Ancaman
1.
2. Dst.
Jumlah skor ancaman
Total 1,00
Sumber : Rangkuni, 1997
Pada Tabel 3.3 EFAS (Eksternal Factor Analysis Strategi), penulisan faktor eksternal strategi yang sudah diidentifikasi sebelumnya. EFAS ini termasuk dalam peluang dan ancaman yang terjadi pada Agrowisata Petik Jeruk mandiri tersebut, kemudian dilakukan penilaian pada setiap strategi.
Penilai ini responden harus mengisi pada kolom pembobotan dan rating.
Menurut Sedarmayanti, (2014), ada beberapa tahapan untuk pengisian tabel IFAS dan EFAS, antara lain sebagai berikut:
1. Kolom 1 diisi dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) atau Faktor eksternal (peluang dan ancaman).
2. Kolom 2 diisi dengan pemberian bobot pada masing-masing faktor berdasarkan dampak yang mungkin ditimbulkan pada keberhasilan suatu usaha agrowisata masa kini atau yang akan datang, dengan skala 1,00 (paling penting) sampai 0,00 (tidak penting) dan semua bobot tersebut jumlahnya tidak melebihi skor total 1,00.
3. Kolom 3 dengan menentukan rating bagi setiap faktor. Pemberian skor
untuk rating dalam setiap faktor dapat dilakukan dengan cara
memberikan skala yang dapat diinterpretasikan dengan ditabulasikan sebagai berikut:
Tidak Sejutu (T) : 1 Kurang Sejutu (KS) : 2
Setuju (S) : 3
Sangat Setuju (SS) : 4
4. Kolom 4 penentuan hasil skor dengan cara pengkalikan bobot dan rating.
Langkah selanjutnya setelah menentukan bobot, rating, hingga
diperoleh skor dengan menggunakan matrik IFAS dan EFAS, maka
selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan matrik SWOT untuk
menentukan asumsi alternatif strategi. Berikut dapat dilihat pada Bagan 3.2
Bagan 3.1 Diagram Matrik SWOT (Kuadran)
Diagram matrik SWOT ini adalah alat untuk memastikan atau menjawab hasil dari hitungan IFES EFAS dimana hasil dari IFES EFAS akan mengisi diagram matrik SWOT itu untuk bagaimana perusahaan tersebut akan dianjurkan untuk offensife , rasionalisasi, deffensife atau diversifikasi.
a. Pada kuadran I (SO) strategi umum yang dapat dilakukan perusahaan yaitu menggunakan kekuatan yang ada di perusahaan untuk mengambil setiap keunggulan pada kesempatan yang ada.
b. Pada kuadran II (WO) perusahaan dapat membuat keunggulan pada kesempatan sebagai acuan untuk memfokuskan kegiatan dengan menghindari kelemahan
c. Pada kuadran III (WT) perlakuan meminimumkan segala kelemahan untuk menghadapi setiap ancaman yang ada.
Opportunity (Peluang)
Threats (Ancaman)
Strenght (Kekuatan) Wakness
(Kelemahan)
Strategi Agresif Strategi putar haluan
Strategi diversifikasi Strategi Defensif/bertahan