• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peta Sebaran Salinitas Pada Sumur Bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peta Sebaran Salinitas Pada Sumur Bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Peta Sebaran Salinitas Pada Sumur Bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli serdang

Salinity Distribution Mapping On Wellbore in Percut Village Sub-District Percut Sei Tuan District of Deli Serdang

Deliana Dongoran1, Yunus Afifuddin2, Riri Ezraneti 3 1

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanin, Universitas Sumatera Utara

(Email: Anadelia.ana@gmail.com) 2

Staff Pengajar Departemen Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara 3

Staff Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Abstract

The rapid development of technology, followed by the development of the residents,this resulted in the siphoning of water by society include on wellbore massively which resulted in the decrease of fresh water surface elevation with the result that be lower than the sea level. The purpose of this reseach was to analyze salinity value and typesof waterat each sample pointon Wellbore, thesalinity distribution maps, influence of the depth to well salinity, and looking for away of managing water resources in Percut village, Sub-district of Percut Sei Tuan District of Deli Serdang. This reseach used Arcgis 9,3 software to got salinity distribution map. The result showed that well sanility in every stasiun was different. Salinity average was 333 – 2333 mg/l and in category of fresh water was 8,5%, brackish water was 23,6% and middle 67,9%. At depths of 20 – 100 meters, water were included in very good category not found was discovered at a depth of>100 meters. It showed that water in percut village was not suitable as drinking water.

Keywords : Map, Salinity, wellbore. Pendahuluan

Kebutuhan air selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Umumnya sumber air minum yang berasal dari salah satu alternatif yang dilakukan manusia adalah penggunaan sumur bor guna memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri, karena disamping mudah diperoleh dan juga sangat ekonomis.

Pesatnya perkembangan teknologi yang diikuti dengan

perkembangan penduduk,

mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah termasuk sumur bor secara besar-besaran yang berdampak pada penurunan ketinggian permukaan air tawar sehingga lebih rendah dari permukaan air laut. Hal ini menyebabkan terjadinya intrusi air laut. Intrusi air laut merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas air. Intrusi air laut

(2)

menyebabkan terkontaminasinya air tawar menjadi payau hingga asin. Oleh sebab itu, perlu diidentifikasi keberadaannya agar tidak terjadi perluasan intrusi air laut.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis nilai salinitas dan jenis air sumur bor di Desa Percut, menganalisis peta sebaran salinitas, menganalisis pengaruh kedalaman terhadap salinitas, mengetahui arahan pengelolaan sumberdaya air di Desa Percut.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei- Juni 2013 di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah refraktometer, GPS (Global

Position system), kamera digital,

alat-alat tulis, tisu, pipet tetes, dan perangkat komputer. Bahan yang digunakan adalah aquadest dan air sumur bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan.

Metode Penelitian Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari pengambilan sampel air sumur bor sebanyak 106 sumur bor untuk menentukan kandungan salinitas. Sedangkan data sekunder adalah berupa data luas wilayah Desa Percut

Kecamatan Percut Sei Tuan, data jumlah penduduk, dan data pendukung lainnya.

Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dengan Intensitas

Sampling. Penentuan sampel dilakukan

dengan menggunakan luas wilayah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan yakni 1063 Ha dengan jarak antara unit sampel berkisar antara 80-100 meter. Intensitas sampling yang digunakan sebesar 10%. Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diukur kadar salinitas dari air sumur bor ditentukan berdasarkan intensitas

sampling (Siregar, 2007).

n = IS x N Keterangan:

n = Jumlah unit contoh

IS = Besarnya intensitas sampling N = Jumlah unit populasi

Prosedur Penelitian a. Survei Lapangan b. Penentuan lokasi sumur c. Pengukuran salinitas d. Dokumentasi e. Studi Pustaka

f. Pengolahan data dan analisa data Hasil

Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas

Data hasil pengukuran salinitas pada sumur bor berdasarkan klasifikasi airnya didapatkan jumlah air sumur yang sangat bagus sebesar 6,8%, bagus sebesar 1,8%, diijinkan sebesar 49,1%, meragukan sebesar 40,5%, dan berbahaya 1,8% dapat dilihat pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1. Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas

Klasifikasi Jenis Air Berdasarkan Kadar Garam Air sumur bor yang termasuk

dalam klasifikasi air berdasarkan jenis airnya didapatkan kategori air tawar

sebesar 8,5%, payau sebesar 23,6 %, dan sedang sebesar 67,9 % dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Klasifikasi Jenis Air Berdasarkan Kadar Garam Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas

49,1% 1,8% 40,5% 6,8% 1,8% Sangat Bagus (<175 mg/l) Bagus (175-525 mg/l) Diijinkan (525-1400 mg/l) Meragukan (1400-2100 mg/l) Berbahaya (>2100 mg/l)

Klasifikasi Jenis Air Berdasarkan Kadar Garam

8,5% 23,6% 67,9% Air tawar (<500 mg/l) Sedang (500-15000 mg/l) Payau (1500-5000 mg/l)

(4)

Peta Sebaran Salinitas dan Lokasi Sumur Bor

Hasil Peta Sebaran Salinitas di Desa Percut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta Sebaran Salinitas Pengaruh Kedalaman Sumur Bor Terhadap Nilai Salinitas

Hubungan antara kedalaman sumur dan salinitas dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini:

(5)

Pembahasan

Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas

Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat salinitas berdasarkan konsentrasi garam menunjukkan bahwa kadar garam pada titik sampel tidak merata. Terdapat klasifikasi air sangat bagus sebesar 6,8%, bagus sebesar 1,8%, diijinkan sebesar 49,1%, meragukan 40,5%, dan berbahaya 1,8% , mengacu pada Kodoatie (1996) pada Tabel 3. Air sumur bor yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari nilai salinitas bervariasi berkisar antara 333 mg/l sampai 2333 mg/l (Lampiran 1). Sebagian sumur masih layak pakai, kebanyakan tidak layak pakai untuk dikonsumsi sebagai air minum dan memasak. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/Menkes/Per/IX/ 1990 tentang pengawasan dan syarat-syarat kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum, sedangkan yang disebut sebagai air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan, yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum.

Kodoatie (1996) bahwa kadar garam di dalam air melebihi dari yang diijinkan maka pengaruh salinitas terhadap manusia adalah penurunan kualitas dan kuantitas air yang berdampak pada kesehatan dan aktifitas manusia. Selanjutnya Hidayat (2011), menyatakan air minum tidak boleh mengandung garam lebih dari 1400 mg/l.

Klasifikasi Air Berdasarkan Jenis Air

Berdasarkan Gambar 2, terdapat 106 titik sumur bor yang tersebar di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan. Terdapat jenis air tawar sebesar 8,5%, sedang 67,9 %, dan payau 23,5 %. Pada penelitian ini nilai salinitas berdasarkan jenis air yang diperoleh untuk klasifikasi air tawar adalah 0-500 mg/l. Air tanah tawar hanya dijumpai pada 9 sumur bor. Air tanah sedang berkisar antara 500-1500 mg/l, yang terdapat pada 72 sumur bor, sedangkan payau dengan nilai salinitas berkisar antara 1500-5000 mg/l terdapat pada 25 sumur bor dengan salinitas yang berbeda-beda.

Titik air sumur bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan dari 106 titik yang mendominasi jenis air sedang dan hanya 9 sumur bor yang memiliki jenis air tawar. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi intrusi air laut yang disebabkan banyaknya sumur bor yang terdapat di Desa Percut. Sumur bor menyedot air tanah sehingga permukaan air tanah menjadi lebih rendah dari pada permukaan air laut. Selanjutnya dekatnya lokasi Desa Percut dengan pantai semakin mempercepat terjadinya intrusi air laut.

Semakin besar jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi saat ini menjadikan kebutuhan akan air bersih terus meningkat, baik air untuk kebutuhan sehari-hari, domestik maupun untuk kebutuhan industri. Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut, masyarakat lebih banyak mengandalkan air tanah baik yang diambil dari akuifer dangkal

(6)

maupun akuifer dalam. Hal tersebut dikarenakan pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Desa Percut belum sepenuhnya dimiliki oleh penduduk setempat. Dengan begitu masyarakat yang ada di Desa Percut membeli air bersih pada agen-agen penjualan air untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak (Indahwati, 2012).

Peta Sebaran Salinitas dan Lokasi Sumur Bor

Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat sebaran salinitas air sumur bor. Titik koordinat berjumlah 106 titik (Lampiran 1). Secara Administrasi Desa Percut mempunyai batas-batas wilayah antara lain, sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cinta Damai, sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Rejo, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tanjung Selamat dan Pematang Lalang.

Desa Percut memiliki topografi pantai yang datar, memiliki dataran pantai yang rendah. Bentuk topografi pada suatu daerah dapat mempengaruhi air tanah pada daerah tersebut. Menurut Putranto dan Kristi (2009), daerah dataran rendah yang merupakan daerah yang cenderung lebih cepat berkembang dibandingkan daerah yang memiliki topografi lebih tinggi. Desa Percut Sei Tuan merupakan daerah pesisir dengan jenis tanah di daerah ini adalah tanah alluvium yang terdiri dari kerikil, pasir, lempung dan batu gamping.

Menurut Syahputra (2013), Tanah alluvium ialah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa oleh aliran air sungai.

Umumnya batuan di endapan alluvium bersifat tidak kompak sehingga potensi air tanahnya cukup baik. Lapisan ini terbentuk oleh batuan atau material yang mempunyai permeabilitas tinggi atau mampu mengalirkan air dengan baik seperti lapisan pasir, kerikil, pasir, lempung dan batu gamping. Batuan penyusun akuifer apabila berupa pasir akan menyebabkan air laut lebih mudah masuk ke dalam air tanah. Sifat yang sulit untuk melepas air adalah lempung sehingga intrusi air laut yang telah terjadi akan sulit untuk dikendalikan atau diatasi, sedangkan tanah yang mengandung batu gamping dan kerikil mampu menyerap air hujan lebih banyak dari tanah biasa.

Pengaruh Kedalaman Sumur Terhadap Nilai Salinitas

Hubungan salinitas dengan kedalaman sumur (Gambar 4) bahwa kedalaman mempengaruhi nilai salinitas. Berdasarkan Gambar tersebut kedalaman sumur antara 20-100 meter air yang termasuk dalam klasifikasi diijinkan sebesar 48 %. Pada umumnya air berwarna keruh atau kotor serta berwarna kuning dan berasa payau, hanya terdapat 9 sumur yang memiliki jenis air tawar. Berdasarkan Sastra (2009), sumur dalam dan terletak di dekat pantai tidak tercampur dengan air asin, tetapi terkadang percampuran terjadi meskipun sumur tersebut dangkal dan cukup jauh. Pengaruh kondisi lingkungan disekitar sumur bor akan mempengaruhi air sumur.

Berdasarkan Gambar 4 kedalaman sumur 20-100 air yang termasuk dalam klasifikasi meragukan sebesar 41 %, sedangkan klasifikasi

(7)

bagus sebesar 2 % dan klasifikasi air yang sangat bagus tidak ditemukan. Menurut Ginting (2011), Kedalaman sumur bor berdasarkan struktur dan lapisan tanah juga mempengaruhi kualitas air. Sumber air khususnya air tanah ditunjukkan dari buruknya kondisi sumber air baku berupa air payau, air asin hingga keruh menunjukkan bahwa adanya keterbatasan masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya air tanah (Pramushinto dan Marif, 2013).

Arahan Pengelolaan Sumberdaya Air di Desa Percut

Kebutuhan air selalu meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk, mengakibatkan terjadinya penyedotan air tanah termasuk sumur bor secara besar-besaran yang berdampak pada penurunan ketinggian permukaan air tawar sehingga lebih rendah dari permukaan air laut. Kebutuhan air yang selalu meningkat sering membuat orang lupa bahwa daya dukung alam ada batasnya dalam memenuhi kebutuhan air. Umumnya sumber air minum yang berasal dari salah satu alternatif yang dilakukan manusia adalah penggunaan sumur bor guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. Arahan yang baik untuk pengelolaan sumberdaya air di Desa Percut adalah,

1. Pembuatan sumur resapan. Untuk daerah dengan tingkat pemukiman termasuk padat, pembuatan sumur-sumur resapan dapat dilakukan di sekitar bagunan tempat tinggal. Pembuatan sumur resapan dapat dilakukan di belakang atau di depan (samping) rumah, melalui talang dapat dialirkan ke dalam sumur resapan.

2. Pemerintah daerah hendaknya melakukan penyuluhan langsung ke lapangan tentang pemanfaatan pelestarian serta dampak dari kerusakan ekosistem mangrove kepada seluruh penduduk. Menurut Asdak (2007), Kerusakan hutan mangrove juga mempengaruhi kondisi air tanah, Jika terjadi kerusakan maka lahan ini akan menjadi bencana bagi masyarakat. Dimana akan terjadi abrasi yang membuat garis pantai semakin jauh ke daerah pedalaman. Untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak semakin parah maka dilakukan konservasi.

3. Kerjasama antara pemerintahan, pihak swasta dan penduduk terhadap kebersihan lingkungan baik di darat dan di air. Pengaruh kondisi lingkungan disekitar sumur bor juga mempengaruhi air sumur. Berdasarkan Sastra (2009), sumur dalam dan terletak di dekat pantai tidak tercampur dengan air asin, tetapi terkadang percampuran tersebut terjadi meskipun sumur tersebut dangkal dan cukup jauh. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan setempat. Bentuk topografi pada suatu daerah dapat mempengaruhi air tanah pada suatu daerah tersebut.

4. Pemerintah daerah perlu berupaya untuk bisa memberikan pelayanan PDAM ke tempat-tempat yang belum mendapatkan sarana tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Salinitas air sumur bor di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan rata-rata 333- 2333 mg/l. Air sumur

(8)

bor yang termasuk dalam klasifikasi air berdasarkan jenis airnya didapatkan kategori air tawar sebesar 8,5%, payau sebesar 23,6 %, dan sedang sebesar 67,9 %, klasifikasi air didapatkan jumlah air sumur yang sangat bagus sebesar 6,8%, bagus sebesar 1,8%, diijinkan sebesar 49,1%, meragukan sebesar 40,5%, dan berbahaya 1,8%, sumur bor yang memiliki kedalaman antara 20-100 meter memperoleh air yang kadar garamnya termasuk dalam klasifikasi berbahaya, sedangkan kedalaman >100 meter akan memperoleh air yang klasifikasi kadar garam yang baik.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas air tanah. Perlunya upaya masyarakat agar tidak melakukan pengambilan air tanah dengan berlebihan, meningkatkan sanitasi lingkungan baik di lingkungan rumah tangga maupun lingkungan umum. Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat agar lebih ketat menerapkan aturan yang mengatur kebersihan lingkungan sehingga dapat meningkatkan estetika lingkungan dan sekaligus akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu air tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadja Mada. University Press, Yogyakarta.

Ginting, E. 2011. Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Bor dan Sumur Gali Dengan Metode

Konduktivitas Listrik Di kecamatan Hamparan Perak. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Hidayat, R. 2011. Rancang Bangun

Alat Pemisah Garam Dan Air Tawar Dengan Menggunakan Energi Matahari. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Keputusan Menteri. 2000. Pedoman Teknik Penentuan Nilai Perolehan Air Dari Pemanfaatan Air Bawah Tanah Dalam Menentukan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah. 1451 K/10/MEM/2000. Kodoatie, R. 1996. Pengantar

Hidrogeologi. ANDI, Yogyakarta. Pramushinto, R dan Ma’rif, S. 2013.

Pola Pemanfaatan Sumber Daya Air Bersih Oleh Masyarakat Sebagai Antisipasi Dampak Salinisasi Di Wilayah Pesisir Kecamatan Jepara (Studi Kasus Kelurahan Bulu, Kel Kauman, Kel Jobokuto da Kel Ujungbatu). Jurnal Teknik PWK Volume 2 No 3.Hal.765-774.

Putranto, T. T., dan Kristi, I. 2009. Permasalahan Pada Daerah Urban. Jurnal Teknik – Vol. 30 No. 1 Tahun 2009, ISSN 0852-1697.

Sastra, Z. 2011. Analisis Intrusi Air Laut Dan Zona Klorida Pada Sumur Bor Dalam Dan Dangkal Di Kawasan Kota

(9)

Medan Dan Sekitarnya.Tesis. Universitas Sumatera Utara. Siregar, A L. 2007. Pendugaan Potensi

Tegakan Hutan Pinus (Pinus merkusii) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Dengan Metode Stratified Systematic Sampling With Random Start Menggunakan Unit Contoh lingkaran Konvensional dan Tree Sampling. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Syahputra, R. 2013. Pengalihan Fungsi Lahan Mangrove Sebabkan Abrasi Diselat

Malaka,

http://jnewshuntink.wordpress. co [Tanggal Akses 27 Oktober 2013].

Gambar

Gambar 2. Klasifikasi Jenis Air Berdasarkan Kadar Garam Klasifikasi Air Berdasarkan Salinitas
Gambar 3. Peta Sebaran Salinitas  Pengaruh Kedalaman Sumur Bor Terhadap Nilai Salinitas

Referensi

Dokumen terkait

Perlu diperhatikan dalam proses pemberian layanan terhadap pemustaka tunanetra, seorang pustakawan harus memahami ciri khusus atau karakter dari pemustaka tunanetra

A Merupakan perolehan mahasiswa superior, yaitu mereka yang mengikuti perkuliahan dengan sangat baik, memahami materi dengan sangat baik bahkan tertantang untuk memahami lebih

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence,

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar

Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Struktur Organisasi Manajemen Coca-Cola Amatil Indonesia. 3.5.1 Job description Coca Cola Amatil Indonesia A.. 2) Menjalin hubungan baik

Permasalahan awal (pra tindakan) yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika konsep operasi hitung perkalian dan pembagian adalah: (1) Kriteria Ketuntasan

[r]