• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN INSTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR BOR DENGAN MENGGUNAKAN KONDUKTIVITIMETER DI DESA DENAI KUALA KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUKURAN INSTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR BOR DENGAN MENGGUNAKAN KONDUKTIVITIMETER DI DESA DENAI KUALA KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATE N DELI SERDANG

Oleh :

Lastri Enrawati Samosir NIM 4111240006 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul Skripsi : Pengukuran Instrusi Air Laut Pada Sumur Bor Dengan Menggunakan Konduktivitimeter di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

Nama Mahasiswa : Lastri Enrawati Samosir

NIM : 4111240006

Program Studi : Fisika

Jurusan : Fisika

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Skripsi,

Dr. Eva Marlina Ginting, M.Si NIP. 19670422 199702 2 001

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Fisika

Dekan, Ketua,

Dr.Asrin Lubis, M.Pd Alkhafi Maas Siregar, M.Si NIP. 19601002 198703 1 004 NIP. 19690127 199412 1 001

Tanggal Lulus : 22 Maret 2016

(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGUKURAN INSTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR BOR DENGAN MENGGUNAKAN KONDUKTIVITIMETER DI DESA

DENAI KUALA KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG

Lastri Enrawati Samosir (4111240006) ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat Daya Hantar Listrik (DHL) pada air laut dan pada sumur bor dan kualitas air sumur bor di Desa Denai Kuala.

Dalam penelitian ini di gunakan 3 sampel air laut dan 10 sampel air sumur bor di Desa Denai Kuala. Untuk mengetahui besarnya Daya Hantar Listrik (DHL) dari setiap sampel tersebut digunakan konduktivitimeter.

Hasil yang di peroleh, air sumur bor di Desa Denai Kuala memiliki kualitas air Dengan kategori Terinstrusi Tinggi adalah sumur bor ke-10 yang memiliki kedalaman 8 meter dan berjarak 2636 meter. Air sumur bor di desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang memiliki pH keasaman berkisar 7,2-8,0. Kualitas air sumur bor dari 10 sampel yang di teliti memiliki standar kelayakan air minum untuk di konsumsi. Dan sumur bor ke-1 memiliki pH di atas standar kelayakan air untuk dikonsumsi yaitu 8. Namun melihat kualitas air sumur bor dari 10 sampel yang sudah di teliti bahwa air sumur bor tersebut telah terinstrusi maka dapat di nyatakan tidak layak/tidak dapat dikonsumsi. Air sumur bor di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang memiliki kualitas air dengan kategori terinstrusi tinggi.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul ”Pengukuran Instrusi Air Laut pada Sumur Bor dengan Menggunakan Konduktivitimeter di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang” dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan skripsi ini mulai dari pengajuan proposal penelitian sampai penyusunan skripsi antara lain Ibu Dr.Eva Marlina Ginting, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi serta Bapak Drs. Rappel Situmorang selaku dosen penguji I, Ibu Rita Juliani, M.Si selaku dosen penguji II, dan Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si selaku dosen penguji III. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S dan Bapak Dr. Makmur Sirait, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan juga kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika serta seluruh staf dan pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED.

(6)

v

Penulis juga mengharapkan kritik dan saran atas skripsi ini (lastrisamosir12@gmail.com) agar penulis dapat memperbaiki setiap kekurangan dari skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Maret 2016

Penulis

Lastri Enrawati Samosir

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi iv

Daftar Gambar vii

Daftar Tabel viii

Daftar Lampiran ix

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Batasan Masalah 4

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Air 6

2.2 Air Tanah 6

2.3 Penggolongan Air Tanah 7

2.4 Aliran Air Tanah 8

2.5 Kualitas Air 8

2.6 Kualitas Air Secara Fisik 9

2.6.1 Warna 9

2.6.2 Bau 10

2.6.3 Rasa 10

2.6.4 Suhu 11

2.6.5 Kekeruhan 11

2.6.6 Konduktivitas 12

2.7 Kualitas Air Secara Kimia 12

2.7.1 pH 12

2.7.2 Kesadahan 12

2.7.3 Besi 13

2.7.4 Zat Organik 13

2.7.5 Sulfat 13

2.7.6 Nitrat dan Nitrit 13

2.7.7 Chlorida 14

2.7.8 Zink atau Zn 14

(8)

vii

2.9 Siklus Hidrologi 16

2.9.1 Siklus Pendek 17

2.9.2 Siklus Sedang 18

2.9.3 Siklus Panjang 18

2.10 Air Laut 20

2.11 Salinitas Air Laut 20

2.12 Intrusi Air Laut ke Air Tanah 21

2.12.1 Upconning 24

2.12.2 Ekstraksi barrier 25

2.12.3 Injeksi barrier 25

2.12.4 Bawah permukaan Barrier 26

2.13 Daya Hantar Listrik 26

2.14 Konduktivitas Larutan Elektrolit 27

BAB III. METODE PENELITIAN 29

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.1.1 Tempat Penelitian 29

3.1.2 Waktu Penelitian 30

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 31

3.2.1 Alat 31

3.2.2 Bahan 31

3.3 Sampel Penelitian 31

3.4 Teknik Pengumpulan Sampel 32

3.5 Variabel Penelitian 32

3.6 Prosedur Penelitian 32

3.7 Teknik Analisis Data 33

3.7.1 Analisa Model Regresi Linear Berganda 33

3.7.2 Analisis Varian 34

3.7.3 Analisa Air Laut dan Air Sumur 36

3.8 Diagram Penelitian 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 39

4.1 Hasil Penelitian 39

4.1.1 Air Laut 39

4.1.2 Air Sumur Bor 39

4.1.3 Titik Koordinat Pengambilan Sampel Air laut dan Sampel

Air Sumur Bor 40

4.2 Pembahasan 41

4.1.2 Perhitungan Daya Hantar Listrik(DHL) Air Laut dan Air

(9)

4.1.3 Analisis Air Sumur Bor 48

4.1.4 Analisis Regresi Linear Berganda 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 51

5.1 Kesimpulan 51

5.2 Saran 52

DAFTAR PUSTAKA 53

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Aliran Air Tanah 8

Gambar 2.2. Jenis-jenis Akuifer 15

Gambar 2.3. Akuifer Air Tanah 16

Gambar 2.4. Siklus Hidrologi Secara Umum 17

Gambar 2.5. Siklus Hidrologi Pendek 17

Gambar 2.6. Siklus Hidrologi Sedang 18

Gambar 2.7. Siklus Hidrologi Panjang 18

Gambar 2.8. Mengubah Pola Pemompaan 24 Gambar 2.9. Pengisian Air Tanah Buatan 25

Gambar 2.10. Ekstraksi Barrier 25

Gambar 2.11. Injeksi Barrier 26

Gambar 2.11. Bawah permukaan Barrier 26

Gambar 3.1. Peta Topografi 29

Gambar 3.2 Teknik Pengambilan Sampel 31

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian 38

Gambar 4.1 Titik Koordinat Pengambilan Sampel Air laut dan Sampel Air

Sumur Bor 40

Gambar 4.2 Grafik Hubungan antar Jarak Sampel Air Laut Dari Garis Pantai (m) Terhadap DHL Air Laut

(µmho/Cm, 25oC) 42

Gambar 4.3 Kontur Daya Hantar Listrik (DHL) Air Sumur Bor (µmho/Cm, 25oC) Terhadap Jarak (m) dan

Kedalaman (m) 46

Gambar 4,4 Kontur Salinitas Air Sumur Bor Terhadap Jarak

Jarak dan Kedalaman 47

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Air berdasarkan Nilai TDS 20 Tabel 2.2 Klasifikasi Air Berdasarkan Konsentrasi Garam 20 Tabel 2.3 Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan Konduktivitas Listrik 21 Tabel 2.4 Klasifikasi Air berdasarkan “ Clorida Bicarbonat Ratio” 21

Tabel 3.2 Alat Penelitian 30

Tabel 3.3 Bahan Penelitian 30

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran DHL Air Laut 39 Tabel 4.2 Hasil Pengukuran DHL dan Tingkat Keasaman

Air Sumur Bor 40

Tabel 4.3 Data Titik Koordinat Pengambilan Sampel Air Laut

dan Sampel Air Sumur Bor 41 Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL)

Air Laut Pada Suhu 25oC 42

Tabel 4.5 Data Hasil Pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL)

dan Tingkat Keasaman Air Sumur Bor Pada Suhu 25oC 43 Tabel 4.6 Klasifikasi Intrusi Air Laut Berdasarkan

Daya Hantar Listrik (DHL) 45

Tabel 4.7 Klasifikasi Intrusi Air Laut Pada Sumur Bor Berdasarkan

Daya Hantar Listrik (DHL) 45

Tabel 4.8 Data Analisis Daya Hantar Listrik (DHL) Air Laut

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tabel Penolong Untuk Perhitungan 47

Regresi Liner Berganda

Lampiran 2. Perhitungan DHL Air Laut Pada Suhu 25oC, 48 DHL Air Sumur Bor Pada Suhu 25oC

Dan Perlakuan Laboraturium

Lampiran 3. Perhitungan Kuartil 49

Lampiran 4. Peta Topografi Lokasi Pengambilan Sampel 49 Lampiran 5. Peta Geologi Lokasi Penelitian 50 Lampiran 6. Kontur DHL Air Sumur Bor Terhadap 50

Jarak Dan Kedalaman

Lampiran 7. Kontur Salinititas Air Sumur Bor Terhadap

Jarak dan Kedalaman 66

(13)

1 1.1 Latar Belakang

Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Namun demikian perlu disadari bahwa keberadaan air di muka bumi ini sangat terbatas menurut ruang dan waktu, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari demi kelangsungan hidupnya. Manusia membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi,memasak, mencuci, minum dan sebagainya (Suripin, 2004).

Mengingat pentingnya peran air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water) dan air hujan ( Ricki. Mulia, 2005 ).

Air Bawah Tanah yang merupakan sumber daya alam terbarukan (renewable natural resources) saat ini telah memainkan peran penting pada penyediaan pasokan kebutuhan air bagi berbagai keperluan, sehingga hal tersebut menyebabkan terjadinya pergeseran nilai terhadap air bawah tanah itu sendiri. Masyarakat, baik perseorangan maupun kelompok membutuhkan air untuk keperluan sehari-hari dan untuk kebutuhan lainnya. Dari berbagai macam kebutuhan tersebut, maka air untuk keperluan air minum merupakan prioritas utama, di atas segala keperluan yang lain. Hal ini berarti fungsi air sebagai air minum harus diupayakan sebaik baiknya agar memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitasnya, serta digunakan sebaik baiknya bagi kebutuhan mahkluk hidup. Mengingat peran air bawah tanah semakin penting, maka pemanfaatan air bawah tanah harus didasarkan pada keseimbangan dan kelestarian air bawah tanah itu sendiri, atau dengan kata lain pemanfaatan air bawah tanah harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

(14)

2 resapan air tanah (recharge area) juga mengalami perubahan seiring dengan kemajuan pembagunan. Beberapa akibat yang ditimbulkan adanya pemompaan yang berlebihan antara lain terjadinya penurunan muka air tanah, berkurangnya cadangan air tanah, perubahan arah aliran air tanah, penurunan daya dukung tanah, kekeringan pada sumur-sumur peduduk disekitar pemompaan, instrusi air laut ke arah daratan dan lain-lain (Hendrayana, 1994).

Sumur bor adalah suatu cara pengambilan air tanah dengan cara menancapkan pipa kedalam tanah sampai kedalaman tertentu. Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung dapat di gunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat di ambil dengan pompa maupun pompa mesin.

Instrusi air laut merupakan suatu peristiwa penyusupan atau meresapnya air laut atau air asin ke dalam tanah. Kasus instrusi air laut merupakan masalah yang sering terjadi di daerah pesisir pantai. Masalah ini selalu terkait dengan kebutuhan air bersih merupakan air yang layak untuk dikonsumsi. Rusaknya air tanah pada daerah pesisir ditandai dengan keadaan air yang tidak bersih dan rasanya lain (Djoko Sangkoro, 1979).

Kebutuhan air bersih akan terus meningkat. Peningkatan kebutuhan air bersih sebanding dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya suatu daerah. Semakin meningkatnya kebutuhan air bersih, maka eksploitasi air tanah akan semakin besar. Hal ini mengakibatkan persediaan air tanah semakin berkurang. Berkurangnya kandungan air tanah pada lapisan akuifer dapat mengakibatkan masuknya air laut ke dalam akuifer (Sosrodarsono, 2003).

Eksploitasi air tanah yang dilakukan secara berlebihan khususnya pada daerah berpantai atau pesisir dapat menyebabkan persoalan dimana air laut akan masuk dan terpenetrasi pada daerah pedalaman. Air laut tersebut akan menyusup ke zona air tanah. Peristiwa ini disebut instrusi air laut atau menyusupnya air laut ke daratan (Sosrodarsono, 2003).

(15)

3 Menurut hasil penelitian diatas, daerah-daerah di sekitar Pantai Timur Sumatera Utara khususnya Kotamadya Medan (Belawan dan KIM) dan kabupaten Deli Serdang telah terjadi instrusi air laut ke daratan seperti penelitian yang dilakukan di Kecamatan Percut Sei Tuan (Hutasoit, 2009).

Tempat penelitian ini dilakukan di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kelurahan Deli Serdang. Desa Denai Kuala terletak pada daerah pesisir pantai yang jaraknya 10 km dengan daerah pantai. Air yang digunakan oleh warga Desa Denai Kuala yang berasal dari air tanah di duga telah terinstrusi air laut. Instrusi air laut terjadi di akibatkan oleh penggunaan air tanah dengan menggunakan sumur bor yang berlebihan sehingga memicu terjadinya instrusi air laut pada daerah resapan air tanah di pesisir pantai. Hal ini juga terjadi karena semakin meningkat jumlah penduduk pada daerah desa Denai Kuala sehingga kebutuhan air bersih di daerah tersebut semakin meningkat pula.

Sumur bor yang ada di desa Denai Kuala memiliki air jernih, walaupun memiliki air yang jernih dan rasanya tidak terlalu asin, namun air yang ada di desa tersebut memiliki bau yang sedikit menggangu dan warga yang ada di desa tersebut merasa air sumur tersebut tidak layak untuk di minum. Warga desa Denai Kuala tidak mengetahui bahwa ada kemungkinan air laut yang terinstrusi ke dalam air tanah tersebut terdapat kandungan zat-zat kimia yang dapat merusak kualitas air tanah sehingga air sumur tersebut tidak layak minum karena di dalamnya terdapat kandungan zat-zat terlarut berbahaya yang akan menggangu kesehatan warga desa Denai Kuala.

(16)

4 Alat ukur yang di gunakan untuk mengukur nilai Daya Hantar Listrik (DHL) dalam suatu larutan tersebut dengan konduktivitimeter. Dengan semakin canggihnya teknologi, konduktivitimeter biasanya sudah berkaitan dengan alat ukur parameter lain seperti pH, TDS dan salinitas. Pengukuran dari Daya Hantar Listrik (DHL) sangat di pegaruhi oleh nilai temperatur. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara mengukur nilai standar tersebut pada suhu yang sudah tertera di sertifikat standar, kemudian mengukur larutan yang sama pada temperatur yang berbeda.

1.2 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang dibahas oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengukur Daya Hantar Listrik (DHL) pada Air Laut dan Daya Hantar Listrik (DHL) pada air sumur bor di desa Denai Kuala

b. Menentukan kualitas air sumur bor di desa Denai Kuala

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana tingkat Daya Hantar Listrik (DHL) pada Air Laut dan tingkat Daya Hantar Listrik (DHL) pada sumur bor di desa Denai Kuala

b. Bagaimana kualitas air sumur bor di desa Denai Kuala

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(17)

5 sumur bor di desa Denai Kuala ini adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya warga di desa Denai Kuala tentang kualitas air bersih yang layak untuk dikonsumsi

(18)

51 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil kesimpulan yang diperoleh dapat di simpulkan :

1. Tingkat Daya Hantar Listrik Air laut di desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang di peroleh dari hasil penelitian adalah AL 1 yaitu 19.970 µmho/cm , AL 2 yaitu 19.900 µmho/cm , dan AL 3 yaitu 21.350 µmho/cm. Tingkat Daya Hantar Listrik Suumu Bor di desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang yang di peroleh adalah S1 yaitu 877 µmho/cm, S2 yaitu 971 µmho/cm, S3 yaitu 1261 µmho/cm, S4 yaitu 1055 µmho/cm, S5 yaitu 1463 µmho/cm, S6 yaitu 1093 µmho/cm, S7 yaitu 1187 µmho/cm, S8 yaitu 1194 µmho/cm, S9 yaitu 1368 µmho/cm, S10 yaitu 1501 µmho/cm.

(19)

52 5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka di sarankan:

1. Melihat air sumur bor di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang memiliki tingkat Daya Hantar Listrik yang melewati batas standar kualitas air layak konsumsi maka agar penduduk setempat tidak menggunakan air sumur bor untuk di konsumsi.

2. Melihat air sumur bor di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang memiliki tingkat Daya Hantar Listrik yang melewati batas standar kualitas air layak konsumsi maka agar pemerintah setempat memperhatikan air minum yang akan di konsumsi tersebut.

(20)

53

DAFTAR PUSTAKA

Arfena. 2011. Pengaruh Kenaikan Permukaan Air Laut pada Intrusi Air Laut di

Akuifer Pantai. Vol. 2 No. 3. ITS : Surabaya

Bakti, R. 2012. Identifikasi Keluaran Air Tanah Lepas Pantai ( KALP ) di Pesisir Aluvial Pantai Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Lingkungan dan

Bencana Geologi. Vol. 3 No. 2

Davis, dkk. 1996. Dasar-Dasar Hidrologi. ANDI; Yogyakarta

Departemen Pekerjaan Umum Sekretariat Jenderal Kegiatan Peningkatan Pembinaan Dan Pengembangan Sistem Informasi Literal Dan Spatial PU

Ginting, E. 2011. Analisis Intrusi Air laut Pada Sumur Gali dan Sumur Bor

Dengan Metode Konduktivitas Listrik Di Kecamatan Hamparan Perak.

Tesis. Universitas Sumatera Utara.

Grace. 2014. Analisis Intrusi Air Laut dan Kandungan Logam Berat pada Air

Sumur Gali Dan Sumur Bor Di Kecamatan Hamparan Perak. Skripsi.

Unimed : Medan. Harahap, R. - . Rekayasa Hidrologi.

Hamzah, M S. 2011. Hidrologi Pantai Dan Kebutuhan Air Masyarakat Pesisir. Jurnal Fisika. Vol. 9 (1) : 68-88.

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Baku Mutu Air Minum dalam PERMENKES No. 492/MENKES/PER/IV/2010

Kodoatie, R. 1996. Pengantar Hidrogeologi. ANDI. Yogyakarta.

Linsley, K. R. 1991. Teknik Sumber Daya Air, Jilid 1 Edisi Ketiga. Erlangga : Jakarta.

Notodarmojo, dkk. 2004. Pencemaran Tanah Dan Air Tanah, Bandung : ITB

Priyantari, N. 2013. Pendugaan Intrusi Air Laut Dengan Menggunakan Metode

Geolistri Resistivitas 1D Di Pantai Payangan Desa Sumberrejo Jember.

Vol. 1 No. 1

Rolia, E. 2011. Penggunaan Metode Geolistrik Untuk Mendeteksi Keberadaan Air

Tanah. Vol. 1 No. 1.

(21)

54 Seyhan, Ersin. 2010. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Situmorang, R. 2003. Pendeteksian Intrusi Air Laut Di Sekitar Kawasan

Industri Kimia Medan (KIM) Dengan Metode Konduktivitas Listrik,Tesis,program Pasca Sarjana USU : Medan

Suripin. 2004. Pengembangan Sistem Drainase yang Berkelanjutan. Andi Offset, Yogyakarta

Sutrisno, T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Widada, S. 2011. Gejala Intrusi Air Laut di Daerah Pantai Pekalongan. Vol. 12. No.1

Werner.A.D, dkk. 2009. Impact of Sea-Level Rise on Sea Water Instrusion in

Coastal Aquifer. National Gground Water Association

Wahyudi, H. 2010. Kondisi dan Potensi Dampak Pemanfaatan Air Tanah di

Kabupaten Bangkalan. Vol. 7. No. 1

Http://id.wikipedia.org/wiki/salinitas

Https://vienastra.wordpress.com/2010/07/06/intrusi-air-laut/

Referensi

Dokumen terkait

In recent years compact and light weight FMCW radar systems in the millimetre and also lower terahertz domain become appli- cable for mobile mapping scenarios.. Operational airborne

M engingat pent ing dan st rat egisnya KKI ini dan agar dapat t erselenggara dengan efekt if maka dibut uhkan dukungan, peran akt if,sert a penjaringan gagasan pemikiran

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B1, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague,

Upaya Sektor Bisnis dalam Pengendalian Karlahut di Sumatra Narasumber : Sinar Mas dan RAPP Dukungan Kebijakan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Narasumber :

The de-noising result of the near-range signal shown in figure 2(a) processed by the proposed method is shown in figure 4, where the noise-level of the de-noising signal

9 Harry Octavian Scale Up Riau 10 Riko Kurniawan Walhi Riau 11 Woro Supartinah Jikalahari Riau. 12 Dede

The experimental results implied that the slope of the terrain, backscattering coefficient and reflectivity, target height, target position in the footprint and area

Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik