• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR LAMPIRAN v

RINGKASAN EKSEKUTIF vi

I. PENDAHULUAN

A. Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal 1

B. Organisasi dan Personalia 3

C. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja 5 II. PERENCANAAN KINERJA

A. Visi, Misi dan Tujuan 7

B. Sasaran Strategis 8

C. Program dan Kegiatan 11

D. Indikator Kinerja, Target dan Penetapan Kinerja 2015 12 III. AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi 17

B. Analisis Capaian Kinerja 21

IV. PENUTUP A. Kesimpulan

B. Rencana Tindak Lanjut 93

94 LAMPIRAN

(4)

Daftar Tabel

No Tabel Halaman

1.1 Komposisi ASN Sekretariat Jenderal Tahun 2015

berdasarkan unit kerja 5

2.1 Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 14 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2015 Sekretariat Jenderal 19

3.2 Capaian Indikator 1 22

3.3 Capaian Indikator 2 25

3.4 Capaian Indikator 3 26

3.5 3.6

Hasil Evaluasi Pelaksanaan RB Capaian Indikator 4

27 31

3.7 Capaian Indikator 5 34

3.8 Capaian Indikator 6 36

3.9 Capaian Indikator 7 37

3.10 Capaian Indikator 8 50

3.11 Capaian Indikator 9 51

3.12 Capaian Indikator 10 54

3.13 Capaian Indikator 11 55

3.14 Capaian Indikator 12 57

3.15 Capaian Indikator 13 58

3.16 Capaian Indikator 14 61

3.17 3.18

Capaian Indikator 15

Kesepakatan Kerjasama Bilateral dan Antarlembaga

65 66

3.19 Capaian Indikator 16 68

3.20 Capaian Indikator 17 70

3.21 3.22

Capaian Indikator 18

Dokumen Pedoman Delri 2015

72 72

3.23 Capaian Indikator 19 74

(5)

3.24 Capaian Indikator 20 76

3.25 Capaian Indikator 21 78

3.26 Capaian Indikator 22 80

3.27 3.28 3.29

Capaian Indikator 23

Alokasi Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2015 Capaian Anggaran dan Output terhadap Indikator Setjen 2015

82 83 85

(6)

Daftar Gambar

No Gambar Halaman

2.1 3.1

Peta Strategi Sekretariat Jenderal Tahun 2015 Dashboard capaian Setjen Tahun 2015

11 18 3.2 Penandatanganan Joint Communique on Voluntary

Internasional Cooperation to Combat Illegal, Unreported and Regulated (IUU) Fishing and to

Promote Sustainable Fisheries Governance RI-Australia

40

3.3 KKP dan FAO melakukan panen padi sekaligus ikan 44 3.4 Penandatanganan Kesepakatan Bersama KKP dengan

BNP2TKI, PBNU, UGM, PT.PAL Indonesia dan Rare

48

3.5 Penandatanganan Memorandum of Understanding RI- Sudan

71

(7)

Daftar Lampiran

1. Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal 2. Penetapan Kinerja Setjen Tahun 2015 3. Surat Keterangan

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal

Dalam upaya mewujudkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah merumuskan serangkaian kebijakan dan strategis yang secara utuh tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) KKP tahun 2015-2019.

Selanjutnya Renstra tersebut dijabarkan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan, salah satunya program Peningkatan Dukungan Manajemen yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Sekretariat Jenderal berperan dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unit di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sekretariat Jenderal juga merupakan penggerak utama dalam Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan dan Perikanan antara lain melalui Penataan organisasi dan SDM aparatur, Pengelolaan kinerja, Pengelolaan Keuangan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta Penyelesaian peraturan perundang-undangan.

(9)

Sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal atas penggunaan anggaran, disusun Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2015 menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun 2015. Tujuan penyajian Laporan Kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Menteri Kelautan dan Perikanan atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sehingga dapat dilakukan perbaikan sekaligus memacu peningkatan kinerja setiap unit organisasi yang ada di lingkungan Sekretariat Jenderal. Secara eksternal, LAKIP dapat berperan sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif, dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka menuju tercapainya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

Sebagai unit yang berperan dalam memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unit di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1. koordinasi kegiatan KKP;

2. koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran KKP;

3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi KKP;

4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

(10)

5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;

6. pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah; dan

7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri Kelautan dan Perikanan.

B. Organisasi dan Personalia

Tugas dan fungsi di atas dilaksanakan oleh 6 (enam) Biro dan 1 (satu) pusat. Struktur organisasi Sekretariat Jenderal yang lama sesuai Permen KP nomor 15 tahun 2010 (bagan struktur terlampir) telah mengalami perubahan sesuai dengan Permen KP nomor 23 Tahun 2015 (bagan struktur yang baru terlampir) terdiri dari:

1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran lintas sektor dan luar negeri, pengelolaan kinerja, serta monitoring, evaluasi dan laporan di bidang kelautan dan perikanan.

2. Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan, pengembangan, mutasi pegawai, administrasi jabatan fungsional, tata usaha kepegawaian, penyediaan data dan informasi kepegawaian, serta laporan kepegawaian.

3. Biro Keuangan mempunyai tugas melakukan pembinaan tata kelola, pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran belanja, koordinasi Penerimaan Negara Bukan Pajak dan pembinaan badan layanan umum, tata laksana dan transformasi keuangan, kepatuhan pejabat perbendaharaan, penyelenggaraan sistem akuntansi dan pelaporan, pengendalian internal dan kepatuhan atas laporan keuangan, dan penyelesaian kerugian negara dan koordinasi pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).

(11)

4. Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan, pengembangan hukum laut, penyusunan rancangan perjanjian, advokasi hukum, pembinaan organisasi dan tata laksana, serta fasilitasi reformasi birokrasi KKP.

5. Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, fasilitasi, pelaksanaan, dan bimbingan teknis pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan persuratan, layanan pengadaan barang dan jasa, layanan perizinan terpadu satu pintu, dan pengelolaan BMN lingkup Setjen, serta pemberian pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas kantor pusat KKP.

6. Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan analisis, pengembangan program, dan pembinaan kerja sama internasional, antarlembaga, dan hubungan masyarakat di bidang kelautan dan perikanan

Selain itu Sekretariat Jenderal secara administratif membina satu pusat yaitu: Pusat Data, Satistik, dan Informasi (Pusdatin) dengan tugas melaksanakan pengelolaan dan penyediaan data dan statistik, pengembangan aplikasi dan sistem informasi, serta infrastruktur teknologi informasi di bidang kelautan dan perikanan.

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan kegiatan Sekretariat Jenderal didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 429 orang Aparatur Sipil Negara (ASN). Jumlah ASN lingkup Sekretariat Jenderal berdasarkan unit kerja sebagaimana tabel berikut.

(12)

Tabel 1.1

Komposisi ASN Sekretariat Jenderal Tahun 2015 Berdasarkan Unit Kerja

No. Unit Kerja Jumlah ASN

(orang)

1. Sekretariat Jenderal 7

2. Biro Perencanaan 50

3. Biro Kepegawaian 52

4. Biro Keuangan 49

5. Biro Hukum dan Organisasi 38

6. Biro Umum 145

7. Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat 41 8. Pusat Data Statistik dan Informasi 47

Jumlah 429

C. Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi Sekretariat Jenderal KKP, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi Sekretariat Jenderal KKP.

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Bab ini menguraikan ringkasan perjanjian kinerja Sekretariat Jenderal KKP tahun 2015

Bab III Akuntabilitas Kinerja

Berisi capaian kinerja Sekretariat Jenderal KKP untuk setiap indikator kinerja sasaran strategis, sesuai dengan hasil pengukuran kinerja. Hasil capaian dilengkapi dengan analisa:

(13)

1. Capaian Kinerja Organisasi

• Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

• Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

• Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;

• Membandingkan realisasi tahun ini dengan standar nasional (jika ada);

• Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

• Analisa atas efisiensi penggunaan sumberdaya (dapat dilihat di SPAN / PMK 249)

• Analisa program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

2. Realisasi Anggaran:

Berisi uraian realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Sekretariat Jenderal KKP sesuai Dokumen Perjanjian Kinerja

Bab IV Penutup

Bab ini menguraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja Sekretariat Jenderal KKP serta langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.

(14)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Visi, Misi dan Tujuan

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal sebagai pembina dan pemberi dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan KKP, Sekretariat Jenderal diarahkan untuk mewujudkan tercapainya visi pembangunan Kelautan dan Perikanan yang telah ditetapkan, yaitu “Mewujudkan Kedaulatan dalam Mengelola Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”.

Untuk mewujudkan hal tersebut, telah ditetapkan Visi dan Misi Sekretariat Jenderal KKP yang merupakan panduan/acuan bagi seluruh unit lingkup Sekretariat Jenderal KKP dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Kriteria dalam penentuan visi, yaitu: (i) memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan organisasi, (ii) ditetapkan secara rasional, realistis, mudah dipahami, (iii) dirumuskan secara singkat, padat, mudah diingat, (iv) dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian, dan (v) mempunyai sifat fleksibel. Oleh sebab itu visi Sekretariat Jenderal akan ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi bersama (shared vision) dan mampu mengerahkan dan menggerakkan segala sumber daya Sekretariat Jenderal.

Kriteria dalam penentuan misi Sekretariat Jenderal antara lain adalah:

(i) sejalan dengan upaya pencapaian visi Sekretariat Jenderal, (ii) sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 serta tugas yang dibebankan oleh undang-

(15)

undang, (iii) menggambarkan tindakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal.

Mengacu pada visi dan misi tersebut diatas, serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis untuk mencapai misi, ditetapkan Tujuan Sekretariat Jenderal. Karakteristik perumusan tujuan adalah: (i) waktu pencapaiannya dalam jangka menengah, (ii) dilakukan secara jelas, (iii) mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, (iv) terkait dengan misi, (v) mempertimbangkan nilai yang dianut organisasi, (vi) mempertimbangkan critical success factors (CSF), dan (vii) tidak bertentangan dengan visi.

Berdasarkan hal diatas, maka visi, misi dan tujuan Sekretariat Jenderal KKP adalah sebagai berikut:

B. Sasaran Strategis

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu

VISI

Profesional dalam Pelayanan dan Dukungan Administrasi

Kementerian

MISI

1. Mengoptimalkan dukungan administrasi pelaksanaan tugas KKP.

2. Meningkatkan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan tugas unit organisasi di lingkungan KKP.

TUJUAN 1. Terwujudnya

penyelenggaraan tata kelola administrasi yang efektif, efisien dan akuntabel.

2. Terwujudnya budaya kerja yang profesional.

3. Terwujudnya dukungan manajemen pemerintahan yang baik di lingkungan KKP.

(16)

yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran telah ditetapkan indikator sasaran sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana tingkat capaian (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana stratejik. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur.

Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, Pada awal tahun 2015, telah ditetapkan Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal tahun 2015. Namun dengan terbitnya Permen KP nomor 25 tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP 2015-2019, maka dilakukan perubahan terhadap peta strategis tersebut sesuai dengan Keputusan Setjen Nomor 120 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Sekretariat Jenderal Tahun 2015, sehingga Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal untuk tahun 2015 mengalami perubahan sebagai berikut:

SEMULA MENJADI

Customer Perspective Customer Perspective

SS1 Terwujudnya aparatur sipil negara KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian

SS1 Tersedianya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian

SS2 Tersedianya data dan informasi yang valid, handal dan mudah diakses

SS2 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

SS3 Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan birokrasi KKP yang berkepribadian

SS3 Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

SS4 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

SS4 Terkelolanya anggaran

pembangunan secara efisien dan akuntabel

SS5 Terwujudnya citra positif KKP

di masyarakat SS5 Tersedianya kebijakan

pembangunan KP yang partisipatif

(17)

SS6 Terwujudnya kerja sama internasional dan

antarlembaga yang implementatif

SS6 Terwujudnya kerjasama

internasional dan antarlembaga yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif

Internal Process Perspective Internal Process Perspective SS7 Terselenggaranya penempatan

SDM KKP berbasis kompetensi SS7 Terselenggaranya penempatan SDM KKP Berbasis kompetensi SS8 Terintegrasi nya sistem

informasi KKP

SS8 Terintegrasinya sistem informasi KKP

SS9 Terselenggaranya RB KKP sesuai roadmap RB KKP

SS9 Terselenggaranya RB KKP sesuai roadmap RB KKP

SS10 Terselenggaranya pengelolaan

anggaran yang optimal SS10 Terselenggaranya pengelolaan anggaran yang optimal

SS11 Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal

SS11 Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal SS12 Terlaksananya pengembangan

dan pembinaan kerja sama internasional dan

antarlembaga bidang KP

SS12 Terlaksananya pengembangan dan pembinaan kerjasama

internasional dan antarlembaga bidang KP

Learn and Growth Perspective Learn and Growth Perspective SS13 Terwujudnya aparatur sipil

negara SETJEN yang kompeten, profesional dan berkepribadian

SS13 Tersedianya Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Setjen yang

kompeten, profesional dan berkepribadian

SS14 Tersedianya manajemen pengetahuan SETJEN yang handal dan mudah diakses

SS14 Tersedianya manajemen

pengetahuan lingkup Setjen yang handal dan mudah diakses

SS15 Terwujudnya birokrasi SETJEN yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

SS15 Terwujudnya birokrasi Setjen yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

SS16 Terkelolanya anggaran

pembangunan SETJEN secara efisien dan ekuntabel

SS16 Terkelolanya anggaran pembangunan Setjen secara efisien dan akuntabel

(18)

Sasaran strategis tersebut dituangkan dalam peta strategi Sekretariat Jenderal 2015, sebagai berikut:

Gambar 2.1

Peta Strategi Sekretariat Jenderal Tahun 2015

C. Program dan Kegiatan

Sekretariat Jenderal melaksanakan program kerja yang mendukung pelaksanaan program pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan yaitu Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kelautan dan Perikanan.

(19)

Tujuan program adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kesesuaian pelaksanaan dukungan manajerial.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran program tersebut, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah:

1. Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan, Penganggaran dan Monitoring Evaluasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan.

2. Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian KKP.

3. Pembinaan Pelaksanaan dan Koordinasi Pengelolaan Keuangan KKP.

4. Pembinaan dan Koordinasi Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP.

5. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas KKP.

6. Pengembangan dan Pembinaan Kerja Sama Internasional, Antarlembaga serta Hubungan Masyarakat di Bidang Kelautan dan Perikanan.

7. Pengembangan dan Pembinaan Data Statistik dan Informasi Kelautan dan Perikanan.

Dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai

sasaran, telah dialokasikan anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp 448.127.536.000 (empat ratus empat puluh delapan milyar seratus dua

puluh tujuh juta lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah) pada Satuan Kerja lingkup Sekretariat Jenderal (Rp.431,502,693,000) dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi pelaksana anggaran dekonsentrasi (Rp. 16.624.843.000).!

D. Indikator Kinerja, Target dan Penetapan Kinerja Tahun 2015 Penetapan/perjanjian kinerja merupakan instrumen pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan merupakan tekad dan janji yang akan dicapai

(20)

antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/kinerja. Untuk tahun 2015, Sekretariat Jenderal telah menetapkan target kinerja program dan kegiatan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2015 yang disusun secara berjenjang. Dokumen tersebut telah ditandatangani oleh pejabat Eselon II dengan pejabat Eselon I, dan pejabat Eselon I dengan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Menindaklanjuti perubahan organisasi KKP sesuai Permen-KP No. 23 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan dan menindaklanjuti Permen-KP No. 25 tahun 2015 tentang Rencana Strategis KKP tahun 2015-2019, telah dilakukan perubahan Penetapan Kinerja Sekretariat Jenderal dengan Indikator Kinerja sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Setjen Nomor 120 Tahun 2015 tentang Indikator Kinerja Utama Sekretariat Jenderal Tahun 2015.

Perubahan Indikator Kinerja dan Target sebagaimana tabel Berikut:

(21)

Tabel 2.1

Penetapan Kinerja (PK) Sekretariat Jenderal Tahun 2015

SEMULA MENJADI

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET

CUSTOMER PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE

1. Tersedianya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian

1 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III

<15% 1. Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian

1 Indeks kompetensi, dan

integritas 65

2. Tersedianya data dan informasi yang valid, handal dan mudah diakses

2 Indeks Pemanfaatan data dan informasi KP yang berbasis IT

>75% 2. Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

2 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

40%

3. Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi KKP yang berkepribadian

3 Indeks RB KKP (>70-80) BB

3. Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

3 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP

BB

4 Nilai/Skor SAKIP KKP (>75-85) A

4. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

4 Nilai Kinerja Anggaran KKP 80-90%

4. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

5 Opini atas LK KKP (70-80) WTP

5 Opini atas Laporan Keuangan KKP

WTP 6 Nilai Efisiensi anggaran

KKP 5-10% 5. Tersedianya kebijakan

pembangunan yang partisipatif

6 Indeks efektivitas kebijakan

pemerintah 5

5. Terwujudnya citra positif

KKP di masyarakat 7 Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP

<10% 6. Terwujudnya kerja sama internasional,

antarlembaga yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif

7 Jumlah perjanjian yang telah

diimplementasikan 30

6. Terwujudnya kerjasama internasional dan antarlembaga yang implementatif

8 Jumlah perjanjian yang telah diimplementasikan

30 8 Rasio jumlah pemberitaan yang

negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP

<10%

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

7. Terselenggaranya penempatan SDM KKP Berbasis kompetensi

9 Persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi

40% 7. Terselenggaranya

penempatan SDM KKP berbasis kompetensi

9 Persentase unit kerja yang mengimplementasikan

penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit

40%

(22)

SEMULA MENJADI

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET dibanding total unit kerja

yang ada di KKP kerja yang ada di KKP

8. Terintegrasinya sistem

informasi KKP 10 Persentase Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada

>80% 8. Terintegrasi nya sistem

informasi KKP 10 Persentase Teknologi Informasi

& Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada

>80%

9. Terselenggaranya RB KKP

sesuai roadmap RB KKP 11 Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai roadmap RB per tahun

100% 9. Terselenggaranya RB KKP sesuai roadmap RB KKP

11 Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus

dilaksanakan sesuai road map RB per tahun

100%

10. Terselenggaranya

pengelolaan anggaran yang optimal

12 Persentase pengendalian dokumen anggaran

100% 10. Terselenggaranya pengelolaan anggaran yang optimal

12 Persentase Pengendalian dokumen anggaran

100%

13 Persentase ketepatan pencatatan transaksi keuangan dan BMN

100% 13 Persentase ketepatan waktu

penyampaian LK 100%

14 Persentase ketepatan waktu penyampaian LK (bulanan, triwulanan, semester, tahunan)

100%

11. Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal

15 Persentase terpublikasinya program dan kegiatan KKP melalui media dibanding jumlah publikasi program dan kegiatan KKP

85% 11. Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal

14 Persentase terpublikasinya program dan kegiatan KKP melalui media dibanding jumlah publikasi program dan kegiatan KKP

85%

16 Persentase jumlah sosialisasi program dan kegiatan KKP pada lembaga/stakeholder dibanding jumlah kegiatan sosialisasi yang ada

85% 15 Persentase jumlah sosialisasi

program dan kegiatan KKP pada lembaga/stakeholder dibanding jumlah kegiatan sosialisasi yang ada

85%

12. Terlaksananya pengembangan 17 Meningkatnya jumlah 35 12. Terlaksananya 16 Meningkatnya jumlah dokumen 30

(23)

SEMULA MENJADI

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET internasional dan antarlembaga

bidang KP

perjanjian internasional bidang

KP yang disepakati pembinaan kerja sama

internasional dan antarlembaga bidang KP

internasional dan antar lembaga bidang kelautan dan perikanan yang disepakati

18 Meningkatnya jumlah Kerja

Sama Teknik bidang KP 5 17 Meningkatnya jumlah Kerja

Sama Teknik bidang kelautan dan perikanan

2

19 Meningkatnya rasio antara kerja sama yang telah diimplementasikan dengan total kerja sama yang disepakati

>75% 18 Meningkatkan jumlah dokumen

pedoman delegasi republik indonesia (delri)

6

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

13. Tersedianya ASN lingkup Setjen yang kompeten, profesional dan berkepribadian

20 Indeks Kesenjangan Eselon II

dan III Setjen <15% 13. Terwujudnya ASN

lingkup Setjen yang kompeten, profesional dan berkepribadian

19 Indeks kompetensi, dan integritas

65

14. Tersedianya data dan informasi lingkup Setjen yang valid, handal dan mudah diakses

21 Indeks pemanfaatan informasi

lingkup Setjen yang berbasis IT >75% 14. Tersedianya manajemen pengetahuan lingkup Setjen yang handal dan mudah diakses

20 Jumlah unit kerja yang

menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

40%

15. Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Setjen yang berkepribadian

22 Nilai RB Setjen (>70-80)

BB 15. Terwujudnya birokrasi Setjen yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

21 Nilai Kinerja RB Setjen BB

23 Nilai/Skor SAKIP Setjen (>75-85)

A 16. Terkelolanya anggaran pembangunan Setjen secara efisien dan akuntabel

22 Nilai Kinerja Anggaran Setjen 80-90%

24 Nilai inisiatif anti korupsi 8 23 Persentase Tingkat Kepatuhan

terhadap SAP 25 Jumlah Unit Kerja yang 100%

diusulkan WBK

1 16. Terkelolanya anggaran

pembangunan Setjen secara 26 Persentase tingkat kepatuhan

SAP 100%

27 Nilai Efisiensi anggaran Setjen 5-10%

Dokumen TAPJA lingkup Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dapat dilihat pada lampiran 2.

(24)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik yakni setiap bulan. Untuk Indikator Kinerja Utama (IKU) yang capaiannya diukur secara triwulan/semester/tahunan diperhitungkan sesuai dengan karakteristik IKU dimaksud.

Monitoring, evaluasi, pengukuran sampai pelaporan dalam rangka pengumpulan data kinerja Sekretariat Jenderal dilakukan oleh tim pengelola kinerja secara triwulanan.

Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja pada Sekretariat Jenderal menggunakan aplikasi database online www.kinerjaku.kkp.go.id.

Proses penghitungan kinerja menggunakan Manual IKU yang telah disusun sebelumnya, serta menilai capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para pengelola kinerja setiap sasaran strategis sesuai dengan tanggung jawabnya.

Adapun Nilai Pencapaian Sasaran Strategi pada peta strategi Sekretariat Jenderal Tahun 2015 dapat dilihat pada aplikasi kinerjaku.kkp.go.id sebagaimana gambar berikut:

(25)

Gambar 3.1

Dashboard capaian Sekretariat Jenderal tahun 2015 (kinerjaku.kkp.go.id)

(26)

Secara rinci capaian kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 berdasarkan uraian capaian kinerja dapat diikuti pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Capaian Kinerja Tahun 2015 Sekretariat Jenderal

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN CUSTOMER PERSPECTIVE

1. Terwujudnya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian

1 Indeks kompetensi,

dan integritas 65 92,33 104,92%

2. Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

2 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

40% 46,88% 117,2%

3. Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

3 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP

BB (80) B (70,51) 88,13%

4. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

4 Nilai Kinerja Anggaran KKP

80-90% 81,40% 100%

5 Opini atas Laporan Keuangan KKP

WTP WTP 100%

5. Tersedianya kebijakan pembangunan yang partisipatif

6 Indeks efektivitas

kebijakan pemerintah 5 6 120%

6. Terwujudnya kerja sama internasional,

antarlembaga yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif

7 Jumlah perjanjian yang telah

diimplementasikan

30 32 107%

8 Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP

<10% 2,6% 100%

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 7. Terselenggaranya

penempatan SDM KKP berbasis kompetensi

9 Persentase unit kerja yang

mengimplementasika n penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP

40% 100% 250%

(27)

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 8. Terintegrasi nya sistem

informasi KKP

10 Persentase Teknologi Informasi &

Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada

>80% 97,29% 100%

9. Terselenggaranya RB KKP sesuai roadmap RB KKP

11 Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan

dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun

100% 90% 90%

10. Terselenggaranya pengelolaan anggaran yang optimal

12 Persentase Pengendalian dokumen anggaran

100% 100% 100%

13 Persentase ketepatan waktu penyampaian LK

100% 100% 100%

11. Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal

14 Persentase terpublikasinya program dan kegiatan KKP melalui media dibanding jumlah publikasi program dan kegiatan KKP

85% 115% 135%

15 Persentase jumlah sosialisasi program dan kegiatan KKP pada

lembaga/stakeholder dibanding jumlah kegiatan sosialisasi yang ada

85% 120% 141%

12. Terlaksananya pengembangan dan pembinaan kerja sama internasional dan antarlembaga bidang KP

16 Meningkatnya jumlah dokumen kerja sama dan perjanjian internasional dan antar lembaga bidang kelautan dan perikanan yang disepakati

30 40 120%

17 Meningkatnya jumlah Kerja Sama Teknik bidang kelautan dan perikanan

2 2 100%

(28)

SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN 18 Meningkatkan jumlah

dokumen pedoman delegasi republik indonesia (delri)

6 20 333%

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE 13. Terwujudnya ASN

lingkup Setjen yang kompeten, profesional dan berkepribadian

19 Indeks kompetensi,

dan integritas 65 91,75 141,15%

14. Tersedianya manajemen pengetahuan lingkup Setjen yang handal dan mudah diakses

20 Jumlah unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

40% 40% 100%

15. Terwujudnya birokrasi Setjen yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

21 Nilai Kinerja RB Setjen

BB BB (82,10) 108,7%

16. Terkelolanya anggaran pembangunan Setjen secara efisien dan akuntabel

22 Nilai Kinerja Anggaran Setjen

80-90% 84,64% 100%

23 Persentase Tingkat Kepatuhan terhadap SAP

100% 100% 100%

B. Analisis Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan pada setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis dan indikator kinerja untuk setiap perspektif sebagai berikut:

1. Sasaran Strategis Tersedianya Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian.

Nilai capaian sasaran strategis ini didukung oleh 1 (satu) IKU yaitu Indeks Kompetensi dan Integritas, dengan penjelasan capaian sebagai berikut:

(29)

Indikator Kinerja 1 (satu): Indeks Kompetensi dan Integritas

Tingkat kompetensi SDM KKP merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip, dan digunakan untuk menggambarkan kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Kompetensi dan integritas ASN merupakan salah satu komponen penting dalam mewujukan profesionalisme dan good governance di KKP.

Nilai Indeks Kompetensi dan Integritas diperoleh dari rata-rata nilai 4 (empat) variabel pembentuk, yaitu (1) Persentase nilai kompetensi dan integritas (diperoleh dari hasil uji asesment pegawai) dibanding standar (sesuai Kepmen No. 3A tahun 2014); (2) Persentase pencapaian output Sasaran Kinerja Pegawai (SKP); (3) Persentase tingkat kehadiran pegawai, dari data finger print absen yang terintegrasi dengan Sekretariat Jenderal, dan (4) Persentase kepatuhan ASN dalam penyerahan LHKASN/LHKPN. Penilaian Indeks kompetensi dan integritas dilakukan terhadap 392 ASN yang mengikuti asesment untuk pengisian Jabatan pimpinan tinggi utama, madya dan pratama KKP di tahun 2015.

Prestasi untuk sasaran ini yang indikatornya adalah Indeks kompetensi dan integritas dapat dilihat sebagaimana tabel berikut.

(30)

Tabel 3.2

Capaian Indikator Kinerja 1 Nama

Indikator

2014 2015 Jangka

Menengah Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Indeks

Kompetensi dan

Integritas - - - 65 92,33 104,92% 94

Realisasi Indeks kompetensi dan Integritas tahun 2015 sebesar 92,33% dari target 65%, atau tercapai 104,92% dibanding target. Nilai tersebut diperoleh dari rata-rata variabel pembentuknya, yaitu: (1) variabel persentase nilai kompetensi hasil asesmen dibanding standar, sebesar 94%, yang menggambarkan bahwa tingkat integritas dan kompetensi dari pegawai yang diasesmen hampir memenuhi standar dari jabatan yang akan diduduki; (2) Variabel capaian kinerja individu (SKP) sebesar 80,30% menggambarkan bahwa kinerja individu dalam kriteria baik; (3) Variabel kehadiran pegawai sebesar 95%, menggambarkan tingkat disiplin dan integritas dari sisi kehadiran pegawai cukup tinggi; (4) Variabel LHKASN/LHKPN sebesar 100%, menunjukkan bahwa dari jumlah 392 pegawai yang mengikuti asesment, seluruhnya telah melaporkan harta kekayaannya. Rincian penghitungan Indeks dapat dilihat pada lampiran 2.

Indeks kompetensi dan integritas merupakan indikator baru yang mulai diukur di tahun 2015. Di tahun sebelumnya, indikator yang digunakan adalah “Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III”, sehingga nilai tahun ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun lalu.

Jika dibandingkan antara realisasi sebesar 92,33% dengan target jangka menengah sebesar 94%, terdapat selisih sebesar 1,67%. Upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target jangka menengah antara

(31)

lain melalui peningkatan kompetensi pegawai dan capaian kinerja individu.

Untuk mewujudkan ASN KKP yang kompeten dan ber-integritas tinggi, selama tahun 2015 telah dilakukan kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan sistem rekrutmen yang kompetitif dan terbuka

Salah satu langkah penting yang telah dilakukan adalah dengan melakukan perubahan sistem rekrutmen menjadi berbasis kompetensi, yaitu melalui lelang jabatan (job tender) untuk jabatan pimpinan tinggi utama, madya dan pratama di KKP. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mendapatkan pejabat yang berkinerja tinggi, memiliki kompetensi sesuai uraian dan syarat jabatan serta memiliki integritas yang jelas.

2. Melakukan Uji Asesment untuk Eselon III, IV dan JFT/JFU

Telah dilakukan uji asesment dengan komponen penilaian (a) Uji Kompetensi Manajerial (Integritas, kepemimpinan, perencanaan dan pengorganisasian, kerjasama, berorientasi pada kualitas, dan sebagainya); (b) Pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi yang dibutuhkan untuk setiap jabatan telah ditetapkan melalui Kepmen No. 3A tahun 2014.

3. Tingkat kehadiran pegawai sebagai salah satu komponen dalam perhitungan pemberian tunjangan kinerja

Setiap pegawai KKP wajib masuk kerja dan pulang kerja sesuai ketentuan hari kerja dan jam kerja di lingkungan KKP serta melakukan presensi elektronik. Pegawai yang melanggar ketentuan jam kerja akan mendapat sanksi berupa pengurangan pemberian Tunjangan Kinerja. Hal tersebut telah di legalisasi melalui Permen KP No. 15 tahun 2015.

(32)

4. Pengembangan aplikasi dan penerapan sistem teknologi informasi Penerapan elektronisasi dalam pemantauan pencapaian kinerja dan disiplin pegawai telah dilakukan melalui pengembangan sistem informasi (SI) : Simpeg dan e-Pegawai (pemantauan presensi dan data pegawai), e-SKP (pengisian dan pemantauan capaian kinerja pegawai), sikepo, integrasi finger print eselon I dengan Setjen (Unit Kerja Eselon I yang telah terintegrasi dengan Setjen adalan KP3K, Itjen, P2HP)

5. Penertiban LHKPN/LHKASN

Guna mendukung penyelenggaraan negara yang bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, sekaligus menggambarkan integritas ASN KKP, telah dilakukan penertiban LHKPN/LHKASN dengan cara:

melakukan pembenahan data penyelenggaran negara di seluruh KKP dan melakukan pemantauan terhadap kepatuhan penyelenggaran negara untuk menyampaikan LHKPN sesuai Permen KP No. 22 tahun 2013.

2. Sasaran Strategis Tersedianya Manajemen Pengetahuan Yang Handal Dan Mudah Diakses

Nilai sasaran strategis ini didukung oleh 1 (satu) IKU, yaitu Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, dengan penjelasan capaian sebagai berikut:

Indikator Kinerja 2 (dua) : Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

(33)

Dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan, keberadaan data dan informasi diharapkan mampu memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pencapaian hasil-hasil pembangunan kelautan dan perikanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Data dan informasi juga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menentukan arah kebijakan dan ukuran hasil yang akan dicapai di masa mendatang, sehingga dapat disusun arah dan program pembangunan yang optimal, efisien dan berkelanjutan dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan.

Prestasi untuk sasaran ini yang indikatornya adalah “Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar”, dapat dilihat sebagaimana tabel berikut.

Tabel 3.3

Capaian Indikator Kinerja 2 Nama

Indikator

2014 2015 Jangka

Menengah Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

- - - 40% 46,88% 117,2% 100%

Dari target 40%, dapat terealisasi 46,88%, nilai tersebut merupakan persentase unit kerja lingkup KKP yang telah bergabung dalam aplikasi berbagi informasi dan data yang telah ditetapkan. Dari total 96 unit kerja level 1 dan 2 di KKP, sebanyak 45 unit kerja telah menjadi member dan memiliki user name pada sistem informasi manajemen pengetahuan. Setiap user memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan

(34)

informasi dapat menyebar dengan lebih cepat agar individu di lingkup KKP memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang dibagikan dan pada akhirnya akan mempercepat pelaksanaan pekerjaan.

Indikator “Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar“ ini merupakan indikator baru, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun lalu.

Jika dibandingkan antara realisasi tahun 2015 sebesar 40%

dengan target jangka menengah sebesar 100%, masih perlu peningkatan sebesar 60% atau 51 unit perlu mengembangkan sistem Manajemen pengetahuan di lingkup kerjanya. Upaya yang akan dilakukan KKP untuk meningkatkan capaian IKU ini adalah dengan melakukan kajian untuk mengetahui bentuk sistem Manajemen Pengetahuan (MP) yang tepat bagi KKP, kemudian membangun Sistem Aplikasinya. Saat ini KKP masih menggunakan server dari webhost pihak ketiga, diharapkan jika telah memiliki server sendiri, pengembangan dan pemanfaatan MP akan lebih maksimal.

Pengembangan sistem Manajemen Pengetahuan yang terintegrasi antar seluruh unit Eselon I lingkup KKP dan setiap level organisasi diperlukan guna mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Sehingga sesuai dengan apa yang diamanatkan pada PermenPAN dan RB nomor 14 tahun 2011.

(35)

3. Sasaran Strategis Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima

Nilai sasaran strategis ini didukung oleh 1 (satu) IKU, yaitu Nilai kinerja Reformasi Birokrasi KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut:

Indikator Kinerja 3 (tiga) : Nilai kinerja RB KKP

Nilai kinerja RB KKP diperoleh dari Indeks RB hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) terhadap 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu: (i) manajemen perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi; (ii) peraturan perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; (iii) organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); (iv) tata laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance; (v) sdm aparatur; sdm aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera; (vi) akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi;

(vii) pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas kkn; (viii) pelayanan publik; pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.

Prestasi untuk sasaran ini yang indikatornya adalah nilai kinerja RB KKP dapat dilihat sebagaimana tabel berikut

Tabel 3.4

Capaian Indikator Kinerja 3 Nama

Indikator

2014 2015 Jangka

Menengah Target Realisasi* Capaian Target Realisasi* Capaian

Nilai Kinerja RB

KKP BB

(70-80) B (63,30) 90,43% BB

(70- 80) BB (70,51) 100% AA (90-100) Keterangan : Hasil penilaian MenPAN-RB

(36)

Dari target BB (70-80), dapat terealisasi 70,51, nilai tersebut diperoleh dari penilaian atas RB KKP oleh KemenPAN-RB sesuai surat nomor B.3193.1/M.PANRB/09/2015, tanggal 30 September 2015, perihal Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, nilai tersebut masuk dalam kategori BB dengan rincian sebagai berikut:

No Komponen Penilaian Nilai

Maksimal Nilai

Capaian %

Capaian A. Pengungkit

1 Manajemen Perubahan 5 3,24 64,80%

2 Penataan Peraturan Perundang-Undangan

5 2,71 54,20%

3 Penataan dan Penguatan Organisasi

6 3,84 64%

4 Penataan Tata Laksana 5 3,60 72%

5 Penataan Sistem Manajemen

SDM 15 10,52 70,13%

6 Penguatan Akuntabilitas

Kinerja 6 4,15 69,17%

7 Penguatan Pengawasan Intern; dan

12 8,42 70,17%

8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

6 4,25 70,83%

Sub total Komponen Pengungkit 60 40,73 67,88%

B. Hasil

1 Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

20 15,11 75,56%

2 Pemerintah yang bersih dan

bebas KKN 10 7,35 73,50%

3 Kualitas Pelayanan Publik 10 7,32 73,20%

Sub total Komponen Hasil 40 29,78 74,45%

Indeks RB 100 70,51 70,51%

Nilai RB KKP tahun 2015 meningkat 11,39% dari capaian tahun 2014 yang sebesar 63,30%. Peningkatan yang cukup signifikan disebabkan karena KKP telah melakukan perbaikan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan telah menindaklanjuti hasil rekomendasi yang

(37)

diberikan oleh Menpan-RB. Upaya yang telah dilakukan KKP antara lain membangun manajemen kinerja dengan mengembangkan peta strategi pada level Kementerian hingga unit-unit kerja dibawahnya, pelaksanaan penanganan benturan kepentingan sesuai dengan Kepmen KP nomor 20 Tahun 2015 tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan KKP serta mengembangkan jabatan fungsional dan penyusunan aturan di KKP untuk lelang terbuka penempatan posisi jabatan.

Jika dibandingkan antara realisasi sebesar BB (70,51%) dengan target jangka menengah sebesar 90-100% (AA), masih perlu pengupayaan secara komprehensif untuk mencapai angka maksimal, antara lain dengan memenuhi rekomendasi hasil evaluasi Kemenpan RB, yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi, mengarahkan pencapaian kinerja pada pengembangan pengelolaan kinerja individu, evaluasi penanganan gratifikasi, penguatan whistle blowing system, peningkatan kualitas pelayanan publik. Hal ini perlu didukung dengan rencana aksi untuk meningkatkan beberapa kekurangan pada komponen diatas.

4. Sasaran Strategis Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

Nilai sasaran strategis ini didukung oleh 2 (dua) IKU, yaitu indikator Nilai kinerja anggaran KKP dan indikator Opini atas Laporan Keuangan (LK) KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut:

a. Indikator Kinerja 4 (empat): Nilai Kinerja anggaran KKP

Nilai Kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yg dilakukan dengan

(38)

membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya.

Cara menghitung indikator tersebut dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L, yang diukur menggunakan 2 aspek yaitu:

1. Aspek Implementasi (I) Nilai Kinerja aspek implementasi

(P x WP) + (K x WK) + (PK x WPK) + (NE x WE)

Bobot Kinerja Aspek Implementasi (WI) sebesar 33,3% , terdiri atas:

1) Bobot Penyerapan Anggaran (WP) =9,7%

2) Bobot Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi(WK)=18,2%) 3) Bobot Pencapaian Keluaran (WPK) =43,5%

4) Bobot Efisiensi (WE) =28,6%

Pengukuran Aspek Implementasi:

• Pengukuran Penyerapan Anggaran (P), dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker

• Pengukuran Konsistensi (K) antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan

• Pengukuran Pencapaian Keluaran (PK), dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran (contoh terlampir)

• Pengukuran tingkat efisiensi (NE), dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang

(39)

diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran

2. Aspek Manfaat (CH)

Pengukuran Capaian Hasil (CH), dilakukan dengan membandingkan realisasi IKU dengan target IKU. Nilai kinerja aspek manfaat diperoleh dari hasil perkalian antara nilai hasil pengukuran Capaian Hasil dengan bobot kinerja aspek manfaat

Bobot Kinerja Aspek Manfaat (Wch) sebesar 66,7%

Prestasi untuk sasaran ini yang indikatornya adalah nilai kinerja anggaran KKP dapat dilihat sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.6

Capaian Indikator Kinerja 5 Nama

Indikator

2014 2015 Jangka

Menengah Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

Nilai kinerja

anggaran KKP - - - 80-90% 81,40% 101,75% 94

(catatan: data sangat sementara (SMART Kemenkeu, 22 Januari 2015)

Dari target 80%, dapat terealisasi 81,40%, nilai tersebut diperoleh dari data input dan output yang dimasukkan setiap Satuan Kerja lingkup KKP kedalam aplikasi SMART Kemenkeu, artinya tingkat efisiensi penggunaan anggaran pada KKP sudah dalam kategori baik. (hasil perhitungan dari SMART terlampir)

Indikator nilai kinerja anggaran KKP ini merupakan indikator baru, sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun lalu.

Jika dibandingkan antara realisasi sebesar 81,40% dengan target jangka menengah sebesar (sangat baik) atau >90%, perlu pengupayaan untuk mencapai angka maksimal, antara lain dengan komitmen dari

(40)

tingkat pimpinan sampai dengan pelaksana untuk pengupayaan pelaksanaan penyerapan anggaran sesuai dengan rencana kerja dan arahan dari pimpinan lembaga. Untuk mendukung pelaksanaan tersebut telah disusun Panduan Umum Jadwal Kegiatan Tahun 2016, dengan pokok arahan antara lain, memadatkan kegiatan KKP di bulan Januari hingga November 2016 sesuai surat Edaran No. 39/MEN-KP/I/2016 tentang Panduan Umum Jadwal Kegiatan tahun 2016.

b. Indikator Kinerja 5 (lima): Opini atas LK KKP

Opini BPK atas Laporan Keuangan adalah merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern.

Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh Pemeriksa (BPK), yakni:

• Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan;

• WTP Dengan Paragraf Penjelasan (biasa disingkat WTP-DPP).

Opini WTP-DPP dikeluarkan karena dalam keadaan tertentu auditor harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit,

(41)

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporannya. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan ditambahkannya paragraf penjelasan. Keadaan itu, misalnya, adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi, adanya keraguan tentang kelangsungan hidup lembaga pengelola keuangan. Salain itu, bisa juga karena auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau adanya penekanan atas suatu hal;

• Opini Wajar dengan pengecualian (biasa disingkat WDP) adalah opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan little adverse (ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan adanya ketidakwajaran dalam item tertentu, namun demikian ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan;

• Opini tidak wajar adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan mengandung salah saji material, atau dengan kata lain laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Jika laporan keuangan mendapatkan opini jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan perusahaan/pemerintah diragukan kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan;

• Opini tidak menyatakan pendapat (TMP) oleh sebagian akuntan dianggap bukanlah sebuah opini, dengan asumsi jika auditor menolak memberikan pendapat artinya tidak ada opini yang diberikan. Opini jenis ini diberikan jika auditor itidak bisa meyakini apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini ini bisa diterbitkan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validasi tahun 2007 yang berada dalam deliniasi data geologi karst, kawasan karst yang teridentifikasi menggunakan metode polarimetrik merupakan

Analisis data dilakukan dengan menggunakan: (1) tabel silang distribusi frekuensi berdasarkan berbagai karakteristik sosial ekonomi responden dan rumahtangga,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan untuk turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang

Rangkuman dari hasil wawancara antara penulis dengan narasumber, yaitu Pak Yudha (Sekretaris pelopor Pak Rangga Umara), Pak Anto (Manager cabang Binus), dan Mas Adi

Gerak tubuh, Tanda, dan Lambang Komunikasi Antar Nelayan yaitu cara penyampaian pesan pengirim ke penerima secara langsung saat bekerja menangkap ikan di laut dengan

Data primer meliputi karakteristik contoh, karakteristik sosial ekonomi keluarga, konsumsi pangan, kebiasaan sarapan, status gizi, kebiasaan olahraga, dan

(perjudian). Alasannya karena tertanggung mengharap-harap sejumlah harta tertentu bila benar-benar mengalami musibah, seperti kematian terlalu cepat atau pemegang

Dalam bentuk uang pangsa ekspor cokelat dan produk cokelat dalam volume produksi cokelat di Rusia dalam beberapa tahun ke depan akan naik dan pada tahun 2015 akan