• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSANNYA TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL KEJAHATAN NARKOTIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSANNYA TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL KEJAHATAN NARKOTIKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSANNYA TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL KEJAHATAN

NARKOTIKA

Adi Hermansyah1, Nora Mia Azmi2

1Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Aceh, [email protected]

2Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Aceh, [email protected] Corresponding author: [email protected]

Received: 25th December 2020, Revised: 2nd January 2021, Accepted: 2nd February 2021 Abstract

The crime related money laundering is regulated in Article 3 of Law Number 8 of 2010 on the Prevention and Eradication of Money Laundering, which is related to the crime of money laundering in Article 2 paragraph (1) with the aim of hiding or disguising the origin of assets, sentenced for money laundering with a maximum imprisonment of 20 (twenty) years and a maximum fine of Rp. 10,000,000,000 (ten billion rupiah). However, the verdict given by the judge against the defendant Hamdani Razali Alias Ham Alias Dani Bin Razali was sentenced to imprisonment for just 5 (five) years and paying fine of Rp. 5,000,000,000 (five billion rupiah), which is considered very low, compared to the act committed by the perpetrator. The purpose of this research is to explain the basics of the judge's consideration on decision making against the defendant, as well as to explain the legal considerations against the defendant. This research is a case study research which includes normative legal research. The results indicate that the legal reasoning in the decision making by the judge have not fulfilled the principles of certainty, justice and legal usefulness for the defendant, due to the very low verdict taken by the judge.

Keywords: Consideration, Judge, Money Laundry, Narcotics

Abstrak

Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, mengatur melakukan tindakan pada Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 yang kaitannya dengan kejahatan asal tindak pidana pencucian uang dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp. 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah). Namun putusan yang dijatuhkan oleh hakim terhadap terdakwa Hamdani Razali Alias Ham Alias Dani Bin Razali dijatuhi hukuman pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan denda sebesar Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah) dipandang sangat ringan, jika dibandingkan dengan akibat perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dasar-dasar putusan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap terdakwa dalam perkara tersebut. Dan untuk menjelaskan pertimbangan hukum terhadap Terdakwa. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus terhasuk dalam penelitian hukum yang bersifat normatif (Kepustakaan). Hasil penelitian ini menunjukan dalam putusan ini pertimbangan hukum yang dijatuhkan oleh hakim belum memenuhi asas kepastian, keadilan dan kemanfaatan hukum bagi terdakwa, karena hakim menjatuhkan hukumannya begitu ringan.

Kata Kunci: Pertimbangan, Hakim, Pencucian uang, Narkotika

(2)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

2 I. PENDAHULUAN

Peningkatan grafik kejahatan narkotika begitu mengkhawatirkan, tidak hanya di Indonesia diseluruh dunia perkembangan modus yang sedemikian rupa kejahatan ini pada kaitannya kepentingan ekonomi dengan memberi barang dan pelayanan kepada orang lain dengan jaringan operasi yang sedmikian rupa secara mlawan hukum sehingga kejahatan narkotika dapat disebut sebagai kjahatan yangbteroganisir (organized crime)1. Sedeminiakn hebatnya kejahatan ini dalam Konvensi PBB tentang Kejahatan Terorganisir Lintas Negara, Konvesi Palermo pada tahun 2000 (United National Convention Against Transnational Organized Crime) halaman 6, menetapan tindak pidana Narkotika bukan hanya kejahatan terorganisir dalam lingkup satu negara (nasional) akan tetapi juga sudah bersifat antar lintas negara (transnasional).2

Demikian menguntungkannya hasil dari kejahatan ini, tidak mengherankan penyebaran kejahatan ini, khusunya di Indonesia bahkan telah merambah keseluruh wilayah, bahkan Aceh sebagai propinsi yang dikenal dengan masyarakatnya yang religious dan kental dengan syariat Islamnya, juga tidak terlepas dari cengkraman kejahatan narkotika.

Merbaknya kejahatan narkotika diseluruh penjuru dunia, tidak terlepas dari sarana pencucian uang (money laundry), agar uang hasil dari kejahatan tersebut dapat disembunyikan dan disembunyikan yang salah satu tujuannya memperluas skala kegiatan kriminal dan wilayah bekerjanya.

Salah satu kasus pencucian uang hasil tindak pidana narkotika yang cukup menyita perhatian publik Aceh adalah kasus yang disidangkan pada pengadilan Negeri Banda Aceh dengan Nomor 320/Pid.sus/2015/PN Bna. Dengan terdakwa Hamdani Razali Bin Razali melakukan bisnis narkotika sebagai kurir/perantara Abdullah Bin Zakaria dan Cek Wan.

Dalam melakukan bisnis narkotika, terdakwa memiliki rekening BNI An. Hamdani Razali yang dibuka di BNI Kantor Kas IDI Rayeuk masing-masing dengan nomor rekening : 1111201773 dan 0313613446 yang digunakan terdakwa untuk menempatkan, membayarkan, membelanjakan, menukarkan, menyimpan atau mentransfer uang termasuk pentransferan antar rekening milik terdakwa sendiri.

1 Moh. Taufik Makarau, dkk., Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hlm. 8.

2 UNODC, United National Convention Against Transnational Organized Crime (Konvensi PBB tentang Kejahatan Terorganisir Lintas Negara), Konvesi Palermo Tahun 2000.

(3)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

3 Hasil dari bisnis narkotika yang dilakukan terdakwa digunakan terdakwa untuk pembayaran, pembelanjaan, menerima penempatan, simpanan atau transfer berupa :

1. Pembelian 1 (satu) unit mobil Nissan Juke BK 1980 QH berikut STNK An.Khairudin R.

2. Uang sebesar Rp 965.400.000,- (sembilan ratus enam puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) dalam rekening BNI milik terdakwa nomor 1111201773 An. Terdakwa.

Kaitannya tindakan terdakwa dengan pencucian uang adalah, money laundering, rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang yang berasal dari tindak pidana, dengan maksud untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang tersebut dari pemerintah atau otoritas yang berwenang melakukan penindakan terhadap tindak pidana, dengan cara antara lain dan terutama memasukkan uang tersebut kedalam sistem keuangan (financial system) sehingga uang tersebut kemudian dapat dikeluarkan dari sistim keuangan itu sebagai uang yang halal.

Pengadilan Negeri Banda Aceh mengadili menyatakan bahwa Terdakwa Hamdani Razali Alias Ham Alias Dani Bin Razali terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah menurut hukum melakukan tindak pidana pencucian uang. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) Tahun dan denda sebesar Rp 5.000.000.000 (Lima Miliyar Rupiah) dan apabila denda itu tidak dibayar oleh Terdakwa diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan. Artinya hakim hanya menjatuhkan pidana minimum sebagaimana diatur dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang sementara ancaman pidana dalam Pasal 3 diancam dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) dan di dalam Pasal 4 juga diancam pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak 5.000.000.000 (lima milyar rupiah).

Jika melihat pada tuntutan jaksa penuntut umum terhadap perkara ini, putusan hakim terhadap perkara ini terbilang sangat ringan, dimana dari ancaman yang telah diterangkan di atas dan tuntutan jaksa penuntut umum terhadap diri terdakwa dengan pidana penjara selama 18 (delapan belas) tahun dan denda sebesar 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) subsidiair 1 (satu) Tahun kurungan, dengan perintah terdakwa tetap ditahan.

(4)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

4 Putusan yang demikian jika dilihat dari segi tindak pidana narkotika sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), dan pencucian uang menjadi sarana yang mendudukung berkembangnya kejahatan asalnya (predicat crime) maka putusan hakim seakan-akan tidak menggambarkan semangat dalam pemberantasan kejahatan luar biasa. Adanya kesenjangan dalam putusan, dapat mengeindikasikan bahwa putusan hakim tidak sesuai dengan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pemidanaan Agar Setimpal dengan Berat dan Sifat Kejahatannya, Mahkamah Agung mengharapkan agar pengadilan menjatuhkan sanksi pidana yang sungguh-sungguh setimpal beratnya dan sifat tindak pidana tersebut jangan sampai menjatuhkan sanksi pidana yang menyinggung rasa keadilan di dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah sebagai berikut “Apakah pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana pencucian uang hasil kejahatan narkotika pada perkara Nomor 320/Pid.sus/2015/PN Bna?”

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan apabila dilihat dari tujuannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum yang bersifaat normatif (kepustakaan). Studi kepustakaan dilakukan dengan maksud memperoleh data skunder yaitu melalui serangkaian membaca, mengutip, menelaah perundang-undangan yang berkaitan dengan objek penelitian.

III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 3.1. Duduk Perkara

Kegiatan pencucian uang yang dilakukan terdakwa terjadi di wilayah hukum pengadilan negeri Idi, rentang waktu kegiatan kriminal berlangsung pada tanggal 11 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 16 Februari 2015 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 bertempat di BNI Kantor Kas IDI Rayeuk atau di Dusun Nabok Desa Alue Bu Jalan Kec.Peurlak Barat Kab. Aceh Timur dimana tempat tindak pidana asal (Predicate Crime) dilakukan. Meskipun lokasi dilakukannya kejahatan di wilayah hukum pengadilan negeri Idi, namun perkara tersebut di

(5)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

5 periksa di Pengadilan Negeri Banda Aceh, berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 117 / KMA / SK / IX / 2015 tanggal 3 September 2015 tantang penunjukan Pengadilan Negeri Banda Aceh untuk memeriksa dan memutus perkara pidana yang dilakukan oleh Terdakwa Hamdani Razali Alias Ham Alias Dani Bin Razali.

Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana menempatkan, membayarkan atau membelanjakan, menitipkan, menukarkan, menyembunyikan atau menyamarkan, menginvestasikan, menyimpan, menghibahkan, mewariskan dan/atau mentransfer uang, harta, dan benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak , berwujud atau tidak berwujud yang berasal dari tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika.

Rangkaian tindak pidana pencucian uang dengan mentranfer sejumlah uang ke beberapa rekening yang dilakukan terdakwa sebagai berikut:

1. Melakukan pentransferan ke rekening nomor : 331205515 An.Mukhtaruddin dengan 4 (empat) kali transaksi pada hari yang sama, Jum’at 7 maret 2014 dengan jumlah transfer Rp. 65.000.000,-

2. Melakukan pentransferan kerekening nomor : 1235671237 An. Santi sebanyak 5 (lima) kali pada hari yang sama, selasa 3 Februari 2015 dengan jumlah transaksi Rp.

100.000.000,-

3. Melakukan pentransferan kerekening nomor : 6666000067 An. Muzakir sebanyak 5 (enam) kali, pada waktu yang berbeda dimana pada tanggal 28 April 2014 sebanyak 4 kali transfer dan pada tanggal 29 Januari 2015 sebanyak 2 (dua) kali transfer dengan nilai transaksi Rp. 120.000.000,-

4. Melakukan pentransferan ke rekening nomor : 340448546 An. Syafruddin sebanyak 3 (tiga) kali transaksi pada waktu yang sama, tanggal 1 Agustus 2014 dengan jumlah transaksi Rp. 50.000.000,-

Selain melakukan transfer terdakwa juga menerima transfer dari berbagai rekening ke Rekening 0313613446 dan juga rekening 766002337 An. Hamdani Razali, sebagai berikut:

1. Menerima pentransferan dari rekening nomor : 0313613446 An. Hamdani Razali dimana terdakwa menerangkan dalam rangka memindahkan uang terdakwa dari rekening terdakwa yang satu ke rekening terdakwa lainya. Pada tanggal 4 maret 2014, dengan jumlah transaksi Rp. 127.697.000,-

(6)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

6 2. Menerima pentransferan dari rekening nomor : 243659466 An. Zulkifli Sebagai upah perantara narkotika dan keperluan lain, dengan jumlah 9 (Sembilan) kali transaksi, dengan uraian pada tanggal 10 maret terjadi 2 (dua) kali transaksi, 14 maret terjadi 1 (satu) kali transaksi, 17 maret terjadi 1 (satu) kali transaksi, 23 maret terjadi 2 (dua) kali transaksi, 26 maret terjadi 1 (satu) kali transaksi, dan tanggal 28 maret terjadi 2 (dua) kali transaksi, yang semuanya terjadi pada tahun 2014 dengan nilai transaksi Rp.

114.000.000,-

3. Menerima pentransferan dari rekening nomor : 365588348 An. Muhammad Rizal, sebanyak 8 (delapan kali) transaksi dengan rentang waktu dari tanggal 10-11 Februari 2015, dengan jumlah penerimaan Rp. 150.000.000,-

4. Menerima transfer dari rekening nomor : 357568535 An. Hendra Bahgia, sebanyak 10 (sepuluh) kali transaksi dengan rangkaian tanggal 19 Januari 2015 sebanyak 5 (lima) kali transaksi, tanggal 20 januari 2015 sebanyak 3 (tiga) kali transaksi, tangal 9 dan 16 januari 2105 masing-masing 1 (satu) kali transaksi, dengan nilai total penerimaan Rp.

430.000.000,-

Selain menerima pentransferan yang diuarai di atas terdakwa juga menerima transferan dari rekening nomor : 299196331. An. Zulfan Dan seterusnya terdakwa masih banyak menerima pentransferan dari rekening yang lain baik yang dia kenal maupun yang tidak dia kenal menurut keterangannya.

Pada setiap transaksi terdakwa menggunakan teknik structuring cash deposit (Tim Riset PPATK, 2017:6),3 yakni memecah nilai transaksi dengan cara mentranfer beberapa kali kepada pihak lain dalam waktu/hari yang berbeda, agar terhindar dari kewajibannya melaporkan asal dan tujuan penggunaan dana sebagaimana menjadi bagian dari penerapan prinsip know your costumer sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pasal Pasal 18 ayat (1) Lembaga Pengawas dan Pengatur menetapkan ketentuan prinsip mengenali Pengguna Jasa. Selanjutnya pada ayat (2) Pihak Pelapor wajib menerapkan prinsip mengenali Pengguna Jasa yang ditetapkan oleh setiap Lembaga Pengawas dan Pengatur sebagaimana

3 Tim Riset Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Tipologi Pencucian Uang Berdasarkan Putusan Pengadilan Perkara Pencucian Uang Tahun 2016, 2017, PPATK, Jakarta, hlm. 6.

(7)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

7 dimaksud pada ayat (1), dimana kewajiban penyedia jasa keuangan menerapkan prinsip tersebut pada transaksi yang dilakukan oleh pengguna jasa keuangan dengan nilai Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) baik menggunakan mata uang rupiah maupun mata uang asing yang nilainya setara dengan itu, sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 18 ayat (3) huruf b.

3.2. Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perkara Perkara Nomor 320/Pid.Sus/2015/PN Bna.

Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman Pasal 8 Ayat (1) Ayat (2) Dalam menentukan berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan, hakim wajib memperhatikan sifat baik atau sifat jahat dari terdakwa sehingga putusan yang dijatuhkan sesuai dan adil dengan kesalahan yang dilakukannya.

Pasal 183 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ditegaskan hakim dalam menjatuhkan pidana kepada terdakwa harus bersandar pada sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dari mana ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana telah terjadi dan terdakwalah yang bersalah melakukannya. Yang kemudian juga ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, dimana dalam Pasal 6 ayat (2) dinyatakan dalam penjatuhan hukuman terhadap seseorang selain berdasarkan alat bukti yang sah, pengadilan yang dalam ini direprentasikan oleh hakim, juga harus memperoleh keyakinan tentang mampunya terdakwa bertanggung jawab dan bersalah atas apa yang didakwakan terhadapnya

Penjatuhan putusan terhadap terdakwa sebagai pelaku oleh hakim, membutuhkan pertimbangan yang matang berdasarkan keyakinannya, karena ia sangat berperan besar dalam menentukan salah tidaknya sesorang yang dihadapkan ke persidangan sebagai terdakwa. Pertimbangan terhadap hal-hal yang meringankan dan memberatkan menjadi tolok ukur lahirnya sebuah putusan.

Selain dalam hal-hal yang melekat pada terdakwa, pertimbangan hakim juga harus didasari hal-hal yang ada diluar diri terdakwa, bahkan ada kewajiban hakim untuk menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup di

(8)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

8 dalam masyarakat, dengan menggali sumber-sumber hukum yang tidak tertulis yang menjadi kaedah hukum yang berkembang di tengah masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar nilai hukum dan rasa keadilan dapat tercermin dalam sebuah putusan yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, sosial dan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagainana dimaksudkan dalam Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Kekuasaan Kehakiman.

Secara teori dasar pertimbangan hakim untuk melahirkan putusan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan, bersandar pada 4 (empat) indikator dasar dari 4 (empat) pertanyaan (the four why test) yakni:4

1. Benarkah putusanku ini;

2. Jujurkah saya dalam mengambil keputusan ini;

3. Adilkah bagi pihak-pihak putusan ini; dan

4. Bermanfaatkah putusan ini (Lilik Mulyadi, 2007:136)

Pedoman yang demikian memudahkan hakim dalam menetapkan pemidanaanya, setelah terbukti bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang dituduhkan kepadanya.

Dalam daftar tersebut dimuat hal-hal bersifat subjektif yang menyangkut hal-hal yang dimuat pembuat. Dengan memperhatikan butir-butir tersebut diharapkan penjatuhan pidana lebih proposional dan lebih dipahami mengapa pidananya seperti yang dijatuhkan itu.5 Oleh karena itu putusan yang proporsional adalah putusan yang tidak hanya memuat pertimbangan yuridis berupa undang-Undang dan Teori-teori yang berkaitan dengan kasus atau perkara, namun juga pertimbangan non yuridis yaitu mempertimbangkan lingkungan sosial,keluarga, pendidikan, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya serta berdasarkan hati nurani dari hakim itu sendiri.

Dalam perkara pencucian uang Nomor 320/Pid.sus/2015/PN Bna hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan denda sebesar 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) dan apabila denda tersebut tidak dibayar oleh terdakwa diganti dengan pidana kurungan selama 6 (enam) bulan. Jauh lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum yakni pidana 18 (delapan

4 Lilik Mulyadi, Kekuasaan Kehakiman , Bina Ilmu, Surabaya, 2007, hlm. 136.

5 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan kebijakan pidana, Alumni, Bandung, 1998, hlm. 67.

(9)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

9 belas) tahun penjara dan denda sebesar 5.000.000.000 (lima milyar rupiah) subsidiair 1 (satu) Tahun kurungan, dengan perintah terdakwa tetap ditahan

Hal tersebut didasari pada pertimbangan sebagai berikut:

a. Hal yang memberatkan terdakwa:

1. Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana narkotika (pradicate crime) 2. Divonis hukuman mati pada pengadilan tingkat pertama dan banding.

b. Keadaan yang meringankan.

1. Terdakwa bersikap koperatif sehingga memperlancar jalannya persidangan.

2. Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga, istri dan anak-anak yang masih kecil- kecil.

Putusan di atas jelas sangat ringan jika menilik peran terdakwa dalam tindak pidana asal (predikat crime) yakni tindak pidana narkotika yang melibatkan Abdullah dan cekwan, maka jelas tergambar bahwa, terdakwa memiliki peran penting dalam kegiatan kriminal jaringan narkotika antar negara yang dalam beberapa tahun terakhir. Dalam persidangan terungkap terdakwa melakukan bisnis narkotika sebagai kurir/perantara selain dari saksi Abdullah Bin Zakaria juga Cek Wan. Cek Wan menyuruh terdakwa mencari shabu yang lalu terdakwa menghubungi Janggut dan disepakati pemesanan narkotika jenis shabu seberat 13,5 Kg (adalah bagian dari barang bukti narkotika jenis shabu seberat ± 75 Kg) dengan harga RM 88.000 (delapan puluh delapan ribu ringgit) per kilogram atau sekitar Rp 314.000.000 (tiga ratus empat belas juta rupiah) per kilo gram. Selanjutnya Terdakwa menerima pembayaran upah baik dari saksi Abdullah Bin Zakaria maupun Cek Wan dengan cara ditransfer melalui rekening Money Changer di Malaysia An. Muzakkir, selanjutnya terdakwa mengambil tunai dari Money Changer tersebut. Dalam melakukan bisnis narkotika, terdakwa memiliki rekening BNI An. Hamdani Razali yang dibuka di BNI Kantor Kas IDI Rayeuk masing-masing dengan nomor rekening: 1111201773 dan 0313613446 yang digunakan terdakwa untuk menempatkan, membayarkan, membelanjakan, menukarkan, menyimpan atau mentransfer uang termasuk pentransferan antar rekening milik terdakwa sendiri. Hasil dari bisnis narkotika yang dilakukan terdakwa digunakan terdakwa untuk pembayaran, pembelanjaan, menerima penempatan, simpanan atau transfer berupa:

(10)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

10 1. Pembelian 1 (satu) unit mobil Nissan Juke BK 1980 QH berikut STNK An. Khairudin

R.

2. Uang sebesar Rp 965.400.000,- (sembilan ratus enam puluh lima juta empat ratus ribu rupiah) dalam rekening BNI milik terdakwa nomor 1111201773 An. Hamdani Razali.

Putusan terhadap perkara di atas merupakan klimaks dari pemeriksaan terhadap perkara tersebut dimana semua unsur yang didakwakan kepada terdakwa terpenuhi, yakni Pasal 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencunian Uang yang menyatakan:

“Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).”

Adapun pembuktian unsur-unsurnya:

1. Unsur setiap orang. Yang dimaksud dengan setiap orang adalah siapa saja sebagai subyek hukum pendukung Hak dan kewajiban yang dapat bertanggung jawab secara pidana dan dalam perkara ini yang dimaksud dengan setiap orang adalah Terdakwa Hamdani Razali Alias Ham Alias Dani Bin Razali yang identitasnya sebagaimana termuat dalam surat dakwaan, dan dipersidangan Terdakwa telah membenarkan identitasnya sebagaimana tersebut diatas, dan karenanya dalam perkara ini tidak terjadi error in persona. Terdakwa dinyatakan dapat mempertanggung jawabkan perbuatannyanya secara hukum, dikarenakan dalam persidangan tidak ada hambatan dalam menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan selama persidangan baik oleh majelis hakim, Jaksa Penuntut Umum maupun pihak pengacara, hal ini menunjukkan bahwa terdakwa sehat baik secara jasmani maupun rohani.

(11)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

11 2. Unsur yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Pembuktian unsur ini bersifat alternativ maka dengan terbuktinya salah satu elemen sari unsur Pasal ini maka secara keseluruhan unsur dalam Pasal ini dianggap telah terbukti dan terpenuhi secara hukum.

Yang dimaksud dengan Pencucian Uang adalah setiap upaya atau perbuatan dalam rangka menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan dari hasil tindak pidana sehingga tampak seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah, sehingga sumber dananya sulit untuk dilacak. Dimana proses pencucian uang dapat dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu:

1. Penempatan (placement);

2. Pelapisan (layering);

3. Integrasi (integration).

Ketiga tahapan tersebut bukan merupakan syarat mutlak terjadinya tindak pidana pencucian uang namun satu atau dua tahapan saja apabila dilakukan dengan tujuan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan tindak pidana maka sudah terjadi tindak pidana pencucian uang.

Maksud dengan “menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana Narkotika” disini adalah bahwa terdakwa dengan menggunakan beberapa rekening BNI milik terdakwa atas namanya sendiri untuk menerima pentransferan dan melakukan pentransferan baik atas nama diri terdakwa maupun orang lain, serta menyimpan uang yang diduga dari hasil kejahatan Narkotika yang kemudian uang tersebut Terdakwa tarik secara tunai dan selanjutnya digunakan modal usaha.

(12)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

12 3. Dengan tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta

Unsur inipun terpenuhi secara sah dan meyakinkan menurut hukum, dimana yang dimaksud dengan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan disini adalah membuat supaya diketahui dan seolah-olah menjadi suatu keadaan yang sah. Tujuan lain dari menyembunyikan dan menyamarkan asal usul harta menurut penjelasan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, agar harta kekayaan hasil tindak pidana asal yang dalam kasus ini dari kegiatan tindak pidana narkotika kesulitan untuk ditelusuri oleh penegak hukum dan pelaku leluasa memanfaatkat kekayaan tersebut untuk berbagai kegiatan, baik kegiatan yang sah maupun tidak.

Tindak pidana pencucian uang merupakan tindak pidana yang berperan penting dalam mendudkung tindak pidana yang menghasilkan uang dan harta kekayaan, layaknya tindak pidana pemudahan seperti penadahan yang menyuburkan tindak pidana pencurian dan penggelapan. Namun skala tindak pidana pencian uang lebih luas dampaknya tidak hanya bagi subur tindak pidana asal namun juga akibat yang ditimbulkan oleh keduanya.

Pada sektor makro pencucian uang dapat mempersulit pengendalian moneter, mengurangi pendapatan negara dan meningkatkan pada resiko negara (country risk), secara mikro dapat menimbulkan high cost economy dan mengganngu persaingan usaha yang sehat. Selain itu, hasil pencucian uang juga menimbulkan masalah sosial politik dengan banyaknya uang haram yang digunakan untuk interaksi sosial politik. Pada hukum, rusaknya reputasi penegak hukum karena dirongrong oleh uang hasil kejahatan juga menimbulkan rusaknya integritas lembaga dan mengurangi kepastian hukum dalam penegakannya (www.ppatk.go.id, Yunus Husein: Rezim Anti Pencucian Uang (Peran Strategis dan Perkembangan Terkini), artikel detail. Php?s sid=1477: diunduh 8 maret 2018 jam 10.00 wib). Karenanya pencucian uang selain mengancam stabilitas dan integritas sistem perekonomian dan sistem keuangan, tetapi juga dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(13)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

13 Gambaran di atas cukup beralasan mengingat besarnya potensi pencucian uang dari hasil tindak pidana asal dalam hal ini narkotika. Hasil kajian UNODC (United Nations Office on Drugs and Crime) mencatat bahwa hasil kejahatan mencapai US$125 juta, dimana sumbangan terbesar dari hasil tersebut merupaka dari tindak pidana narkotika atau sekitar US$104 (85 persen), ancaman TPPU dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Untuk ancaman TPPU domestik, berdasarkan hasil analisis tingkat ancaman TPPU menurut tindak pidana asal ditemukan fakta bahwa terdapat 3 (tiga) TPA TPPU yang memiliki tingkat ancaman TPPU pada level “Tinggi”, yaitu: Korupsi dengan tingkat ancaman tertinggi sebesar 9,0, diikuti tindak pidana perbankan sebesar 7,5, dan tindak pidana narkotika sebesar 7,3.

Dari laporan akhir Survey Nasional Perkembangan Penyalahgunaan Narkotika pada tahun anggaran 2014, memperkirakan 3,8 juta sampai 4,1 juta orang pernah memakai narkotika dalam setahun terakhir dengan rasio 1 dari 44 sampai 48 orang pernah memakai narkotika dalam setahun terakhir dan umurnya berkisar 10 sampai 59 tahun (https://www.kompasiana.com/jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia, 27 april 2015, diunduh pada tanggal 18 maret 2018, jam 11.30 wib. Menurut Deputi Rehabilitasi BNN (Badan Narkotika Nasional), Pada tahun 2017 BNN Mencatat 3,5 juta orang menjadi penyalahguna narkotika dan 1 juta menjadi pecandu dengan 12 ribu kematian setiap tahunnya yang diakibatkan oleh narkotika, oleh karena itu cukup beralasan Indonesia menghadapi darurat narkotika digaungkan (https://www.liputan6.com/news/BNN: Pemakai Narkoba di Indonesia Capai 3,5 Juta Orang pada 2017, 26 Juni 2018, diunduh 28 juni 2018 jam 14 wib).

Dari ulasan di atas, sudah semestinya semangat pemberantasan tindak pidana luar biasa tersebut, termasuk pencucian uang harus bersinergi pada semua pihak khususnya penegak hukum pada lembaga penegakan hukum, termasuk hakim dalam memeriksa dan memutuskan perkara yang tidak hanya mengacu untuk mewujudkan keadilan formal semata, dimana pertimbangan semata-mata hanya karena pelaku melanggar peraturan perundang-undangan saja, karena jika menilik sifat undang-undang sebagai hukum yang bersifat pasif maka tugas hakim untuk menggerakkan hukum (aktif), sehingga menghasilkan putusan yang berlaku dan berguna bagi setiap individu, kelompok maupun

(14)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

14 negara, serta perpaduan yang seimbang antara ketentuan hukum dengan kenyataan yang ada dilapangan,6 oleh karena itu keadilan (gerechtigheit), kepastian (rechtsecherheit) dan kemanfaatan (zwachmatigheit) sangat esensial untuk diwujudkan dalam putusan hakim yang berkualitas.7

IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. SIMPULAN

Putusan hakim dalam perkara di atas dinilai belum cukup menunjukkan semangat dalam dalam pemberantasan tindak pidana pencucian uang, hal ini terindikasikan pada ringannya putusan yang dijatuhkan dalam perkara tersebut. Padahal jika melihat pada akibat yang ditiumbulkan oleh perbuatan terdakwa dengan menikmati uang hasil kejatan asal tersebut berbanding terbalik dengan dampak buruk yang ditimbulkannya terhadap masyarakat, eknomi negara sampai jatuhnya integritas lembaga penegak hukum dan terpuruknya reputasi negara.

4.2. SARAN

Dalam menjatuhkan putusan semestinya hakim tidak hanya berpegang pada asas kepastian saja, namun juga memdahulukan asas keadilan, apalagi menakar akibat yang ditimbulkan oleh terdakwa. Selain itu sifat pasifnya hakim dalam memeriksa perkara tidak boleh dijadikan acuan dalam memutuskan perkara hakim mesti melihat fakta-fakta dilapangan, agar dalam memutuskan perkara hakim dapat memadukan ketentuan hukum dengan fakta dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Peradilan Agama, Jakarta, Kencana, 2012.

Lilik Mulyadi,Kekuasaan Kehakiman , Bina Ilmu, Surabaya, 2007.

Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim, Jakarta, SinarGrafika, 2012.

6 Margono, Asas Keadilan, Kemanfaatan dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 37.

7 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Peradilan Agama, Kencana, Jakarta, 2012, hlm. 291.

(15)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

15 Moh. Taufik Makarau, dkk., Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003 Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan kebijakan pidana, Alumni, Bandung, 1998.

PPATK, Modul E-Learning I: Pengenalan Anti Pencucian Uang Dan Terorisme, PPATK, Jakarta, Tanpa Tahun.

Sutan Remy Sjahdeini, Seluk Beluk Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pembiayaan Terorisme, Jakarta, PT Pustaka Utama Grafiti, 2007.

Tim Riset Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Tipologi Pencucian Uang Berdasarkan Putusan Pengadilan Perkara Pencucian Uang Tahun 2016, 2017, PPATK, Jakarta.

UNODC, United National Convention Against Transnational Organized Crime (Konvensi PBB tentang Kejahatan Terorganisir Lintas Negara), Konvesi Palermo Tahun 2000.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2000 tentang Pemidanaan Agar Setimpal dengan Berat dan Sifat Kejahatannya

C. Putusan

Nomor 320/Pid.sus/2015/PN Bna D. Websites

www.ppatk.go.id, Yunus Husein: Rezim Anti Pencucian Uang (Peran Strategis dan Perkembangan Terkini)

Tim NRA Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Penilaian Resiko Indonesia Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2015, PPATK, 2015 Jakarta.

https://www.kompasiana.com/jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia, 27 april 2015.

(16)

Jurnal Hukum dan Keadilan MEDIASI Vol. 8 No. 1, Februari 2021

Pertimbangan Hakim dalam Putusannya terhadap Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Kejahatan Narkotika

16 https://www.liputan6.com/news/BNN: Pemakai Narkoba di Indonesia Capai 3,5 Juta Orang

pada 2017, 26 Juni 2018

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perencanaan Wireless Application Protocol hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Signal to Interference Ratio Pada Bluetooth, Signal to Interference Ratio Pada WLAN,

Pada hari Selasa Tanggal Sembilan Bulan September Tahun Dua Ribu Tiga Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Unit Layanan Pengadaan (ULP) Rumah Sakit

jika nilai sig > α, maka Ha ditolak berarti tidak ada perbedaan penurunan angka kuman udara di ruang R221 jurusan Kesehatan Lingkungan antara pemakaian perasan

peradilan dalam RUU KUHP 2015 diperlukan guna melindungi penegak hukum selama menjalani tugas sebagai praktisi hukum, pengaturan mengenai publikasi yang dapat

To response that challenges, The University of Lampung collaborated with ISFA (Indonesia SEARCA Fellow Association) and SEAMEO-SEARCA conduct an International Seminar on “Improving

Terkait dengan dihapusnya jabatan Kayim dan selanjutnya ditempatkannya di tempat tugas baru sebagai staf pada urusan dan seksi yang ada serta kekosongan karena purna

Jenis Soal Soal 3.1 Mendiskusik anunsur- unsur tata letak berupa garis, ilustrasi, tipografi, warna, gelap- terang, tekstur, dan ruang 3.1.1 Menjelaskan unsur-unsur

Namun yang membedakan bahwa penelitian yang telah dilakukan oleh Diding lebih terfokus pada pengaruh pembiayaan terhadap produktivitas sedangkan penelitian yang dilakukan