• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH MEDAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KEPRIBADIAN INTROVERT DAN EKSTROVERT TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF PADA SISWA DI SMA

MUHAMMADIYAH MEDAN

Dr. Nur’aini, S.Psi., MS Universitas Medan Area

Corresponding author: Email: [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepribadian ektrovert dan introvert terhadap perilaku konsumtif pada pada remaja di SMA Muhammadiyah Medan. Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif.

Dengan pendekatan korelasional dengan jumlah populasi sebanyak 198 orang.

Teknik pengambilan sampel adalah Total sampling dengan jumlah sampel 132 orang melalui screening. Tehnik pengumpulan data melalui skala kepribadian, dan skala perilaku konsumtif. Teknik analisis menggunakan analisis berganda dengan α = 0,05. Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara kepribadian introvert dengan perilaku konsumtif dengan p-value = 0,000 dengan koefisien korelasi rx

1

y = 0,765 dengan determinasi r

2

sebesar 0,58,5 (58,5%). Selanjutnya, Hasil analisis data dalam penelitian ini menunjukkan ada pengaruh antara kepribadian ekstrover dengan perilaku konsumtif dengan p-value

= 0,000 dengan koefisien korelasi rx

2

y = 0,825 dengan determinasi r

2

sebesar 0,680 (68 %). Ada pengaruh kepribadian introvert dan ekstrovert dengan perilaku konsumtif pada remaja di SMA Muhammadiyah Medan, dengan koefisien korelasi (rx

1

x

2

y) 0,893 dengan p value = 0,000. Dengan determinasi r

2

sebesar 0,797 (79,7%). Maka dapat disimpulkan bahwa siswa dengan kepribadin ekstrovert memiliki perilaku konsumtifnya tinggi, dengan demikian ketiga hipotesisnya di terima. Disarankan kepada para siswa untuk mengendalikan perilaku konsumtif dengan menerapkan perilaku hidup hemat dan juga dapat menekan perilaku konsumtif dengan melakukan hal yang lebih bermanfat dilingkungannya.

Kata kunci : Kepribadian ektrovert, introvert dan Perilaku Konsumtif

Abstract

The purpose of this study aims to analyze the influence of ectrovert and introvert personality on consumptive behavior in adolescents at Muhammadiyah High School Medan. This type of research used quantitative research. With a correlational approach with a population of 198 people. The sampling technique is total sampling with a sample of 132 people through screening. Data collection techniques through personality scales, and consumer behavior scales. The analysis technique uses multiple analysis with α = 0.05. The results of data analysis in this study indicate that there is an influence between introverted personality and consumptive behavior with p-value = 0,000 with a correlation coefficient rx-1y = 0.765 with a determination of r2 of 0.585 (58,5%).

Furthermore, the results of data analysis in this study indicate there is an

(2)

2

influence between extroverted personality with consumptive behavior with p-value

= 0,000 with a correlation coefficient rx¬2y = 0.825 with a determination of r2 of 0,680 (68%). There is an influence of introverted and extroverted personalities with consumptive behavior in adolescents in Muhammadiyah High School Medan, with a correlation coefficient (rx1x2y) of 0.893 with p value = 0,000. With the determination r2 of 0.79,7 (79,7%). Then it can be concluded that students with extroverted personality have high consumptive behavior, thus all three hypotheses are accepted. It is suggested to students to control consumptive behavior by applying life-saving behaviors and also to suppress consumptive behavior by doing things that are more beneficial in their environment

Keywords : Ekstrovert Personality, Introvert Personaoity , and Consumptive Behavior

PENDAHULUAN

Konsumsi menunjukkan kebutuhan yang sifatnya tersier (hiburan, mobil, alat rumah tangga mewah, dan lain-lain) sepertinya telah menggantikan kebutuhan pokok.

Menurut Piliang (2011), suatu keadaan atau kecenderungan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenanrya kurang diperlukan secarea berlebihan untuk mencapai kepuasan yang maksimal yang disebut sebagai perilaku konsumtif.

Perilaku konsumtif adalah tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang atau jasa dengan mendahulukan proses pengambilan keputusan. Predikat konsumtif biasanya melekat pada diri seseorang apabila seseorang tersebut membeli barang atau jasa diluar kebutuhan rasional (Mangkunegara, 2009)

Dahlan (dalam Sumartono, 2002) berpendapat bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan mengkonsumsi barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa yang

akan datang. Dapat dianggap sebagai suatu pemborosan. Kata pemborosan itu sendiri bisa diartikan penggunaan harta secara berlebih-lebihan. Sebagai contoh membeli pakaian selalu hanya untuk terlihat modis dan mengikuti tren, padahal tren itu sendiri selalu berubah sehingga ia tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

Monks, dkk (2002) menambahkan konsumen remaja mempunyai keinginan membeli yang tinggi, sebab pada umumnya remaja memiliki karakteristik tersendiri dalam hal berpakaian, berdandan, gaya, potongan rambut dan kesenangan akan musik. Tanpa disadari hal tersebut mendorong seseorang untuk membeli dan membeli terus sehingga menyebabkan remaja akhirnya terjerat dalam perilaku konsumtif.

Eysenck (dalam Alwisol, 2009) juga mengklasifikasikan seseorang berdasarkan dua tipe kepribadian, yaitu tipe kepribadian introvert dan tipe kepribadian ekstrovert. Orang introvert lebih menyukai aktivitas yang tidak menarik dan cenderung membosankan, mereka lebih menyukai aktivitas rutin mereka dengan orang-orang yang sama.

Orang yang introvert lebih menarik

diri dan menghindari riuh-rendah

situasi di sekelilingnya yang dapat

(3)

3

membu- atnya kelebihan rangsangan. Pribadi introvert memiliki sembilan trait, yaitu: tidak sosial, pendiam, pasif, ragu, banyak fikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut. Pribadi ekstrovert memilih berpartisipasi dalam kegiatan bersama, pesta hura-hura, olahraga beregu (sepak bola, arung jeram), minum alkohol dan menghisap mariyuana. Eysenck berpendapat bahwa pribadi ekstrovert, kebalikan dari pribadi introvert dan menyebutkan sembilan trait kepribadian ekstrovert, yaitu sosiabel, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang, dominan, bersemangat, dan berani. Karakter introvert cenderung menyendiri, sedangkan ekstrovert cenderung suka berkelompok.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chen (2011) mengungkapkan bahwa faktor kepribadian memiliki kaitan dengan niat konsumen untuk berpartisipasi dalam pembelian online. Lu & Kuo (2010) menunjukkan bahwa pada ekstrovert nilai sosial (29.7%) lebih tinggi dibandingkan pada introvert (26.4), pada introvert nilai emosional (39.1%) lebih tinggi dari pada ekstrovert (35.9%), dan pada introvert nilai uang/harga (32%) lebih tinggi dari pada ekstrovert (29.5%), sehingga dapat disim- pulkan bahwa ekstrovert lebih cenderung pada nilai sosial, sedangkan pada introvert lebih cenderung pada nilai emosional dan harga.

Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan di SMAN 5 Samarinda dari 10 siswa terdapat 9 yang berperilaku konsumtif dan mengaku selalu berusaha untuk mengikuti dan memiliki barang yang

sedang trend seperti ponsel, sepatu dan model pakaian (Sufrihana, 2014).

Perilaku konsumtif ini membawa siswi SMA ke dalam tindakan yang mementingkan penampilan luar, harga diri mereka, serta bagaimana mengikuti perkembangan dilingkungan sekitar supaya setara. Kebiasaan ini menjadikan mereka sulit untuk bersikap rasional yang pada mulanya siswi SMA tidak lagi berorientasi pada pelajaran sekolah maupun masa depan, justru berorientasi pada gaya hidup yang mereka jalani pada masa sekarang.

Studi Awal yang dilakukan di sekolah muhammdiyah ditemukan data bahwa ada siswa mereka seringkali tertarik untuk membeli barang-barang diskon meskipun sebenarnya mereka tidak terlalu memerlukan dan sudah memiliki barang serupa. Selain itu lokasi sekolah mereka yang terbilang berada dilokasi elit, dekat dengan pusat perbelanjaan, dan kafe-kafe serta tempat nongkrong 24 jam, membuat para siswi sering nongkrong dan tidak langsung pulang kerumah. Selain itu juga pilihan gadget keluaran terbaru membuat para siswa jadi sering berganti ganti telepon genggam.

Penelitian lain,

memperlihatkan bahwa saat ini pembelanjaan yang dilakukan remaja dan penggunaan busana dan aksesoris, seperti sepatu, tas, jam tangan, dan sebagainya mereka yakini yang dapat menunjang penampilan mereka. Para remaja juga tidak segan- segan untuk membeli barang-barang yang menarik dan mengikuti trend yang sedang berlaku, karena jika tidak , mereka akan dianggap kuno, kurang ‘gaul’ dan tidak trendi.

Akibatnya, para remaja tidak

memperhatikan kebutuhannya, ketika

(4)

4

membeli barang. Mereka cenderung membeli barang yang mereka inginkan bukan yang mereka butuhkan secara berlebihan dan tidak wajar. Sikap atau perilaku remaja yang mengkonsumsi barang secara berlebihan dan tidak wajar inilah yang disebut dengan perilaku konsumtif.

Bertitik tolak dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Kepribadian Introvert dan Ekstrovert dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri di SMA Muhammadiyah Medan.

1. Perilaku Konsumtif

Kata konsumtif mempunyai arti boros, makna kata konsumtif adalah sebuah perilaku yang boros, yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan (Widiastuti, 2003).

Menurut Suyasa dan Fansisca (2005) perilaku konsumtif adalah tindakan membeli barang bukan untuk mencukupi kebutuhan tetapi untuk memenuhi keinginan, yang dilakukan secara berlebihan sehingga menimbulkan pemborosan dan inefisiensi biaya.

Sedangkan menurut Lubis (dalam Lina dan Rosyid, 1997) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diartikan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli dimana individu mengkonsumsi barang dan jasa secara berlebihan, yang tidak lagi didasarkan atas pertimbangan rasional serta lebih mementingkan faktor keinginan dari

pada kebutuhan hanya untuk mencapai kepuasan maksimal dan kesenangan saja sehingga menimbulkan pemborosan.

Menurut Lina dan Rosyid (1997) ada beberapa aspek dari perilaku konsumtif, yaitu pembelian Impulsif (Impulsive buying), pemborosan (Wasteful Buying), dan mencari kesenangan (Non rational buying).

2. Kepribadian

Secara etimologi, kepribadian berasal dari bahasa latin, yaitu kata persona yang berarti topeng. Menurut H.J Eysenck kepribadian adalah jumlah total bentuk tingkah laku yang aktual atau potensial pada organisme sebagai suatu tingkah laku individu, baik itu yang tampil maupun yang berbentuk potensi, dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan atau hasil belajar dan berkembang melalui interaksi fungsional antara aspek- aspek pembentukannya, yaitu aspek kognitif, afektif, konatif dan somatik (Sapuri, 2009: 151).

Jung (dalam Suryabrata, 1983)

membedakan tipe kepribadian

menjadi 2 jenis yaitu Ektraversion

dan Intraversion, kedua tipe

kepribadian tesebut mengacu pada

sejauh mana orientasi dasar seseorang

diarahkan ke luar (dunia luar) atau ke

dalam diri individu. Apabila orientasi

terhadap segala sesuatu ditentukan

oleh faktor – faktor objektif faktor –

faktor luar, maka orang yang

demikian itu dikatakan mempunyai

orientasi ekstrovert. Sebalikanya

orang yang mempunyai tipe dan

orientasi introvers, yaitu orang yang

dalam menghadapi sesuatu faktor-

faktor yang berpengaruh adalah faktor

subjektif, yaitu faktor yang berasal

dari dunia batin sendiri.

(5)

5

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perwujudan sifat yang biasa dilakukan individu dengan ciri atau kekhasan masing- masing yang dapat membedakan seorang individu dengan individu lainnya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Kepribadian diukur berdasarkan aspek-aspek yang dikemukan oleh Jung terdiri dari : aktivitas (activity), kesukaan bergaul (sociability), keberanian mengambil resiko (risk taking), penurutan dorongan kata hati (impulsiveness),

pernyataan perasaan

(ekspressiveness), kedalaman berpikir (reflectiveness), dan tanggung jawab (responsibility).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Dengan jumlah populasi 198 orang dan sampel 132 orang yang diperoleh melalui total sampling stelah proses screening.

Metode pengumpulan data menggunakan skala perilaku konsumtif, skala kepribadian introvert dan ekstrovert. Dan analisis data menggunakan Regresi berganda dengan α= 0,05

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipothesis dengan menggunakan regresi berganda melalui rumus product moment maka diperoleh hasil:

a. Hipotesis 1 bahwa ada pengaruh kepribadian introvert terhadap perilaku konsumtif pada siswa

yang ditunjukan oleh dengan p- value = 0,000 koefisien korelasi (r

x1y

) sebesar 0,765 dan dengan determinasi r

2

0,585 (58,5%). Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kepribadian introvert terhadap perilaku konsumtif pada siswa di SMA Muhammadiyah Medan b. Hipotesis 2 bahwa pengaruh

kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa ditunjukan dengan korelasi r

x2y

) sebesar 0,825 dan dengan determinasi r

2

0,680 (68%). Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa di SMA Muhammadiyah Medan c. Hipotesis 3 ada pengaruh

kepribadian introvert dan ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa yang ditunjukan dengan koefisien korelasi (R

x1x2y

) sebesar 0,893 dan p<0,000. Nilai r

2

(R-square) sebesar 0,797 (79,7%) artinya ada pengaruh kepribadian intovert dan ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa di SMA Muhamamdiyah Medan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa ada hubungan kepribadian dan konsep diri dengan perilaku konsumtif.

Hal ini sesuai dengan Swastha

(2008) mengungkapkan bahwa calon

pembeli yang akan dilayani

mempunyai kesamaan secara umum

dari segi usia, penghasilan,

pendidikan, dan karakteristik terukur

lainnya. Tetapi akan dijumpai banyak

jenis kepribadian yang berbeda antara

calon pembeli, sehingga pelayanan

yang akan diberikan harus sesuai

dengan kepribadian pembeli. Dalam

hal ini siswa dengan kepribadian

(6)

6

ekstrovert lebih cenderung berperilaku konsumtif tinggi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sandra Widyaningrum, Ni Wayan Sukmawati puspitadewi pada penelitian yang berjudul “ Perbedaan perilaku konsumtif ditinjau dari kepribadian siswa”. Terdapat perbedaan perilaku konsumtif antara siswa dengan kepribadian ekstrovert dan introvert terhadap perilaku konsumtif.

Hubungan korelasi yang tidak begitu signifikan dapat juga disebabkan karena saat ini era millenial dengan layanan program online shopping tidak menutup kemungkinan siswi dengan kepribadian introvert juga melakukan pembelanjaan secara online tanpa diketahui oleh orang banyak.

Dari hasil uji deskriptif rata- rata empiris dan rata-rata hipotetik secara umum siswi SMA Muhammadiyah tanjung sari medan memiliki tingkat kepribadian ekstrovert yang tinggi yaitu sebesar 121,93 dan rerata hipothetik (RH) sebesar 26,5. Kepribadian dalam hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Akan tetapi faktor-faktor tersebut berbeda pada setiap individu dalam membentuk kepribadian mereka.

Hal ini didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Sandra widyaningrum (2016) terkait perbedaan perilaku konsumtif ditinjau dari kepribadian ekstrovert dan introvert pada Siswa Menengah Atas dengan hasil analisis data menunjukkan nilai signifikasi variabel kecenderungan perilaku konsumtif dengan tipe kepribadian sebesar 0,490 (p< 0,05) yang berarti terdapat perbedaan kecenderungan perilaku konsumtif ditinjau dari kepribadian ekstrovert dan introvert.

Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata pada variabel kecenderungan perilaku konsumtif yang bertipe kepribadien ekstrovert sebesar 102,63 dan siswa kepribadian introvert sebesar 97,91. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku konsumtif siswa kepribadian ekstrovert lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kepribadin introvert.

Selain itu, faktor kepribadian memiliki kaitan dengan niat konsumen untuk berpartisipasi dalam pembelian online . Lu & Kuo (2010) menunjukkan bahwa ekstrovert nilai sosial (29,7%) lebih tinggi dibandingkan pada introvert (26,4%).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Elisa Ayu Oktafida (2012) yang menyatakan ada pengaruh kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada wanita karir di kantor imigrasi malang, yang menunjukkan hasil analisis data F=7,633 (P=0,022) yang berarti ada pengaruh kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada wanita karir di kantor imigrasi malang.

Hipotesis penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara kepribadian dengan perilaku konsumtif pada siswi SMA Muhammadiyah Medan diterima.

Hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa konsep diri

mempunyai hubungan yang negatif

dan signifikan terhadap perilaku

konsumtif di SMA Muhammadiyah

Medan, yang ditunjukkan oleh

besarnya nilai koefisien korelasi

konsep diri dengan perilaku

konsumtif sebesar 0,140 dan

kontribusi variabel konsep diri

terhadap perilaku konsumtif adalah

sebesar 0,490 dengan p<0,00. Artinya

konsep diri mempunyai hubungan

(7)

7

yang negatif dengan perilaku konsumtif. Hal ini berati bahwa konsep diri yang posif maka akan semakin menurunkan perilaku

konsumtif siswi SMA

Muhammadiyah Tanjung Sari Medan yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Dalam hal ini berarti variabel konsep diri memberikan kontribusi yang kuat dalam menjelaskan perilaku konsumtif. Hasil penelitian ini memberikan makna bahwa konsep diri yang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek Pengetahuan, Harapan dan Penilaian.

Dari hasil uji deskriptif rata- rata empiris dan rata-rata hipotetik secara umum siswi SMA Muhammadiyah Medan memiliki konsep diri yang positif. Dengan nilai mean empirik 63,79 dan mean hipothesis senilai 65 terdapat selisih sebesar -1,21. Ini menunjukkan ada hubungan yang negatif antara konsep diri dengan perilaku konsumtif.

Dimana konsep diri yang positif , kecenderungn perilaku konsumtif aka menjadi rendah, sementara konsep diri yang negatif akan menghasilkan perilaku konsumtif yang tinggi. Hal ini sesuai dengan isi teori yang telah dikemukan oleh Betty dan Kahle (dalam sutisna, 2001) yang mengemukakan faktor-faktor yang mendukung perilaku konsumtif salah satu diantaranya adalah konsep diri.

Dari hasil uji deskriptif rata- rata empiris dan rata –rata hipotetik umum siswi SMA Muhammadiyah Tanjung Sari Medan memiliki konsep diri yang positif. Rerata empirik (RE) adalah senilai 63,79 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 65. Konsep diri siswi dalam penelitan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor . Akan tetapi faktor-faktor tersebut

berbeda pada setiap individu dalam membentuk konsep diri mereka.

Sumartono (2002) menyatakan timbulnya perilaku konsumtif disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Sementara faktor internal adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri.

Dari beberapa faktor internal diatas, yang telah diuraikan adalah konsep diri (self concept) yaitu citra diri individu itu sendiri (papalia,dkk, 2008) konsep tersebut adalah keyakinan seseorang tentang siapa sebenarnya dirinya, menggambarkan keseluruhan dari kemampuan dan sifat individu terhadap dirinya sendiri dan memandu tindakan individu itu sendiri.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Astuti Wijayanti dan Dewi Puri Astiti (2017) dengan analisi data rxy : - 0,633, dengan pengaruh konsep diri sebesar 40% terhadap perilaku konsumtif, dan 60% karena dipengaruhi oleh faktor lainnya. Hal ini menyatakan ada hubungan negatif anatara konsep diri dengan perilaku konsumtif , yang berarti bahwa semakin rendah konsep diri remaja, semakin tinggi perilaku konsumtif remaja dan begitu pula sebaliknya.

Penelitian lain dilakukan oleh

Ekananda Farida hanifah (2018)

tentang hubungan konsep diri dengan

perilaku konsumtif pada mahasiswa

muhammadiyah surakarta,

menyatakan bahwa nilai rxy sebesar -

0,350 dengan p=0,000 (p<0,01) yang

berarti ada hubungan negatif yang

sangat signifikan anatara konsep drii

dengan perilaku konsumtif.

(8)

8

Hal tersesbut sesuai dengan pendapat Engel, dkk (dalam Gemulya dan widiastuti, 2013) faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah konsep diri. Dimana perilaku seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki.selain itu kontribusi yang sangat kuat dalam menjelaskan perilaku konsumtif. Hasil penelitian ini memberikan makna bahwa kepribadian yang terdiri dari 2 tipe yaitu Ekstrovert dan Introvert.

Siswa yang bertipe kepribadian ekstrovert memiliki kecenderungan dalam berperilaku konsumtif karena berdasarkan karakteristiknya mereka tergolong orang yang berani mengambil resiko, termasuk dalam pembelian produk jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki tipe kepribadian introvert (Sandra Widyaningrum, 2016).

Terkait dengan pembelian produk, hal ini dinamakan dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif saat ini bisa terjadi pada siapa saja baik perempuan atau pun laki-laki. Namun dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtuif adalah faktor kepribadian dan konsep diri. konsep diri dinilai dapat mempengaruhi antara konsep diri seseorang dengan perilakunya dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa .

Menurut Priamsari (dalam Prawesti dkk 2008), menunjukkan bahwa konsep diri merupakan inti pola kepribadian yang menjadi pola acuan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, dalam kaitannya dengan perilaku konsumen, konsep diri mempengaruhi perilaku konsumtif individu karena konsep diri menentukan responsivitas terhadap produk dan kekuatan

pengaruh kelompok Remaja yang memiliki konsep diri positif, maka biasanya memiliki pandangan tentang dirinya yang baik pula dan tidak terpengaruh oleh dunia konsumtif, sebaliknya remaja yang memiliki konsep diri negatif mudah terpengaruh akan perilaku konsumtif di sekitarnya.

Hipotesis penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara kepribadian dan konsep diri dengan dengan perilaku konsumtif siswi SMA Muhanmmadiyah Medan, sehingga dapat diterima.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat dikemukan adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh kepribadian introvert terhadap perilaku konsumtif pada siswa yang ditunjukan oleh dengan p-value = 0,000 koefisien korelasi (r

x1y

) sebesar 0,765 dan dengan determinasi r

2

0,585 (58,5%). Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kepribadian introvert terhadap perilaku konsumtif pada siswa di SMA Muhammadiyah Medan

2. Ada pengaruh kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa ditunjukan dengan korelasi r

x2y

) sebesar 0,825 dan dengan determinasi r

2

0,680 (68%). Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh kepribadian ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa di SMA Muhammadiyah Medan

3. Ada pengaruh kepribadian

introvert dan ekstrovert terhadap

perilaku konsumtif pada siswa

yang ditunjukan dengan koefisien

korelasi (R

x1x2y

) sebesar 0,893 dan

p<0,000. Nilai r

2

(R-square)

(9)

9

sebesar 0,797 (79,7%) artinya ada pengaruh kepribadian intovert dan ekstrovert terhadap perilaku konsumtif pada siswa di SMA Muhamamdiyah Medan.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan dapat sarankan kepada pihak sekolah agar kiranya dapat mengendalikan budaya perilaku konsumtif misalnya dengan seringnya melakukan diskusi dengan para siswa, gerakan menabung, dan kegiatan sosial lainnya. Selain itu, kepada para guru juga dapat menyisipkan ilmu pengetahuan terkait perkembangan remaja dan kaitannya dengan perilaku konsumtif yang terjadi saat ini di era milenial, sehingga siswa dapat memahami bagaimana menghadapi situasi ini

DAFTAR PUSTAKA

Elisa Ayu Oktafida. 2012. Pengaruh Kepribadian Ekstrovert terhadap Perilaku Konsumtif Wanita Karir di Kantor Imigrasi malang. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Lina dan Rosyid, H.F. 1997. Perilaku Konsumtif berdasar Locus Of

Control pada Remaja Putri.

Jurnal Psikologika, 4, 5-13.

Monks, F. J. Knoers, Haditono, S. R.

2002. Psikologi

Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Widyaningrum, Sandra & Sukmawati Puspitadewi Wayan : Perbedaan Prilaku Konsumtif ditinjau dari Tipe Kepribadian Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Psikologi Teori dan terapan 2016, Vol 6, No.2, 102-106.

Widiastuti, R. 2003. Konsumerisme

Vs Konsumtivisme.

http://www.kompas.com/kom pas-

cetak/0303/17/swara/179355.h tm. Diakses bulan Desember 2018

Sufrihana. 2014. Hubungan Body Image dan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri di SMA Negeri 5 Samarinda. eJournal Psikologi, 2014,2(1): 76-91

Suyasa, P dan Fransisca. 2005.

Perbandingan Perilaku Konsumtif Berdasarkan

Metode Pembayaran.

Phronesis, 7 (2), 172-198.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dimungkinkan karena individu dengan tipe kepribadian introvert merupakan individu yang penyesuaian dengan dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul,

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kebisingan dan warna terhadap ingatan jangka pendek ditinjau dari dimensi kepribadian Ekstrovert dan Introvert.. Jumlah sampel

Kesimpulan: kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan yang bermakna antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan tingkat stres pada

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT.. DI KELAS XI SMA

Hasil penghitungan presentase perbedaan manajemen stres pada remaja dengan kepribadian introvert dan ekstrovert terlihat pada dimensi perencanaan memiliki perbedaan sebesar 14%,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis dalam menyelesaikan soal cerita ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert

Hasil penelitian tentang perbedaan antara tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan tingkat stres pada mahasiswa fakultas hukum Universitas Muhammadiyah

Pengaruh Musik Terhadap Kemampuan Pemacahan Masalah Spasial Ditinjau dari Dimensi Kepribadian Ekstrovert dan Introvert adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan