• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Aspek Teknis Pemilihan Pohon Induk

Divisi pemuliaan merupakan salah satu bagian dari penelitian kelapa sawit yang ada di PT. BSM kebun Surya Adi. Divisi pemuliaan memiliki peranan penting dalam kegiatan pemuliaan kelapa sawit. Tujuan program pemuliaan kelapa sawit yaitu untuk meningkatkan produksi, ukuran dan rendemen minyak kelapa sawit melalui perakitan varietas unggul. Menurut Lubis (2008) tujuan lain program pemuliaan yaitu mendapatkan varietas kelapa sawit yang pertumbuhan meningginya lambat, lebih toleran terhadap penyakit, toleran terhadap kondisi marginal, lebih respon terhadap pemupukan, bobot tandan tinggi, komposisi buah dan minyak lebih baik, stalk lebih pendek sehingga panen mudah, adaptasi baik dan lain-lain.

Divisi pemuliaan memiliki beberapa kegiatan diantaranya program persilangan, pembibitan, pengamatan karakter vegetatif, pengamatan karakter generatif, dan analisis tandan. Metode pemuliaan yang digunakan di PT. BSM yakni metode Reciprocal Reccurent Selection (RRS). Melalui metode RRS dapat dilakukan perbaikan secara serentak daya gabung dari dua populasi dasar yaitu populasi dari grup Dura dan populasi dari grup Pisifera serta memungkinkan untuk melaksanakan eksploitasi persilangan terbaik dengan cepat.

Hasil wawancara dengan asisten pemuliaan yakni pokok seleksi yang ada di kebun PT. BSM saat ini semuanya didatangkan dari Kostarika. Pohon seleksi yang didatangkan bukan jenis Dura dan Pisifera saja tapi hasil persilangan dari Dura X Pisifera juga didatangkan. Pengamatan dilakukan pada pokok D X P selama kurang lebih 10 tahun. Pengamatan yang dilakukan yakni pengamatan vegetatif, pengamatan generatif dan pengamatan crown deseases. PT. BSM saat ini sedang mengembangkan varietas semiklonal. Varietas semiklonal adalah varietas yang salah satu tetuanya dari benih dan yang satunya lagi berasal dari kultur jaringan. PT. BSM mengembangkan varietas semiklonal dengan pohon induk betina berasal dari benih dan pohon induk jantan dari kultur jaringan.

(2)

Pengelolaan Pohon Induk Betina dan Pohon Induk Jantan

Pengelolaan pohon induk betina dan pohon induk jantan dilakukan oleh divisi kebun benih. Divisi kebun benih merupakan salah satu divisi di bagian produksi benih yang bertugas menghasilkan tandan benih yang baik dan benar untuk diproses lebih lanjut.

Pembungkusan bunga betina. Bunga yang siap dibungkus adalah bunga yang telah memenuhi kriteria untuk dibungkus. Kriteria bunga yang siap untuk dibungkus yakni bunga dalam kondisi yang sehat, normal, pada pohon induk betina yang terseleksi, dan seludang bunga sudah membuka 5 - 15 % atau diperkirakan bunga akan reseptif dalam 8 - 15 hari. Bagian pangkal pelepah terlebih dahulu dilakukan sedikit pemotongan agar pelepah sedikit menurun sehingga terdapat ruang untuk melakukan pembungkusan. Duri yang terdapat pada pelepah dibersihkan. Seludang bunga dibersihkan sehingga seluruh bagian bunga terlihat. Pada bagian stalk dibalut dengan kapas yang diberi furadan, hal ini bertujuan untuk menghindari masuknya serangga ketika telah dibungkus.

Bunga disemprot menggunakan insektisida yang bertujuan untuk membunuh serangga yang ada di dalam dan sekitar bunga. Bunga disemprot dengan larutan formalin konsentrasi 10 % untuk mematikan serbuk sari liar. Bunga dibungkus menggunakann terrylene polyester dengan posisi jendela berada tepat ditengah bagian depan. Pembungkus diikat menggunakan tali dari karet ban bekas pada dasar bunga sebanyak 3 kali lilitan. Dasar bunga dililitkan kembali kapas yang berisi furadan. Disekitar pembungkus disemprot insektisida dan formalin. Terakhir dilakukan penulisan nomor referensi, tanggal pembungkusan dan inisial petugas isolator.

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembungkusan ± 15 menit. Petugas pembungkusan melakukan pembungkusan bunga betina sebanyak 5 - 11 bunga/HK tergantung kemampuan petugas pembungkusan. Pekerja juga bertugas membersihkan pohon seleksi dan mempersiapkan bahan-bahan pembungkusan. Kegiatan yang dilakukan mengikuti proses pembungkusan bunga betina yakni melakukan proses pembungkusan satu buah bunga betina.

(3)

Masalah yang dialami dalam proses pembungkusan bunga betina terutama untuk petugas yang belum berpengalaman yakni sulitnya menentukan bunga betina yang siap untuk dibungkus. Masalah ini disebabkan keadaan pohon induk betina yang sudah tinggi sehingga menyulitkan petugas untuk memanjat pohon induk betina dan melihat apakah pada pohon tersebut terdapat bunga betina yang siap dibungkus. Pihak perusahaan telah melakukan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan pemasangan tangga pada pohon induk betina.

Pembungkusan bunga jantan. Pembungkusan tandan bunga jantan dilakukan 8 - 15 hari sebelum bunga antesis. Pembungkus dan cara pembungkusan bunga jantan sama seperti pembungkusan bunga betina. Pohon induk jantan tidak mengeluarkan bunga jantan selama pelaksanaan magang di divisi kebun benih sehingga tidak ada kegiatan pembungkusan bunga jantan. Kegiatan yang dilakukan hanya perawatan pohon induk. Parit dibuat dipinggir piringan pohon induk jantan. Perlakuan tersebut dilakukan agar pohon induk jantan mengalami stres, sehingga pada pohon induk jantan muncul bunga jantan.

Panen bunga jantan. Kegiatan panen dilakukan apabila bunga yang telah dibungkus telah antesis sebanyak 75 %. Ditandai dengan bau wangi yang keluar dari bunga dan adanya serangga penyerbuk yang mengerumuni bungkusan tandan. Standar lain panen yaitu bunga berumur 8 - 15 hari setelah pembungkusan, bunga dapat dipanen. Pemanenan tandan dilakukan secara hati-hati. Pemanenan tidak dijatuhkan tapi dipanggul. Pengamatan terhadap bunga yang akan dipanen dilakukan setiap hari terutama menjelang antesis.

Pengeringan tandan bunga jantan. Tandan yang diterima dari lapangan diperiksa kondisinya. Tandan diafkir jika bunga jantan busuk, kering, abnormal, masa reseptif bunga jantan kurang dari 7 hari dan pembungkus rusak. Ciri-ciri tandan abnormal yakni jika pada tandan tersebut terdapat bunga betina. Tandan jantan yang kondisinya baik digantung di dalam pollen drying cabinet I dengan suhu 38 - 40 0C selama 6 sampai 24 jam. Tandan dikeluarkan dari kabinet lalu ditepuk-tepuk dengan tangan. Salah satu sudut pembungkus digunting, lalu

(4)

serbuk tepung sari dimasukkan ke dalam amplop. Amplop yang telah berisi tepung sari dimasukkan ke dalam pollen drying cabinet II 38- 40 0C selama 6 sampai 24 jam. Tepung sari selanjutnya diayak menggunakan ayakan kemudian diletakkan diwadah plastik yang telah diberi identitas tandan jantan. Tepung sari dimasukkan ke dalam desikator selama 24 jam. Kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan magang dibagian Persiapan Tepung Sari yakni melakukan pengeringan tandan bunga jantan sebanyak satu buah tandan. Tepung sari yang dihasilkan sebanyak 62 g dengan viabilitas 95 %.

Pengujian viabilitas dan penyimpanan tepung sari. Pengujian viabilitas tepung sari dilakukan secara sederhana dengan menghitung tepung sari yang tumbuh pada media khusus melalui mikroskop. Media yang digunakan untuk satu petridish pengujian viabilitas yaitu: air destilasi 20 ml, sukrosa 2.2 g, dan agar 0.1 g. Media dan tepung sari diletakkan pada petridish, kemudian petridish ditutup dan disimpan selama 20 jam. Preparat tepung sari selanjutnya diamati di bawah mikroskop. Tepung sari yang hidup dan mati akan terlihat jelas di bawah mikroskop. Tepung sari yang hidup dicirikan dengan bentuk yang memanjang seperti ekor dan bagian kepalanya tidak berwarna hitam. Tepung sari yang sudah mati tidak memiliki ekor dan bagian kepalanya berwarna hitam. Persentase tepung sari yang hidup dapat dihitung dengan rumus :

Persentase viabilitas = T / (T + M) x 100% T = tepung sari yang tumbuh

M = tepung sari yang mati

Pengamatan dilakukan sebanyak tiga kali pada area yang berbeda-beda untuk satu kali perhitungan. Perhitungan dilakukan sebanyak dua kali untuk diambil rata-ratanya. Tepung sari yang memiliki viabilitas ≤ 50 % dimusnahkan sedangkan > 50 % disimpan. Pengujian viabilitas juga dilakukan untuk tepung sari yang akan digunakan.

Ada dua wadah penyimpanan tepung sari yang digunakan yakni dengan menggunakan ampul film dan ampul kaca. Tepung sari dimasukkan kedalam ampul. Ampul yang telah berisi tepung sari kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik yang berisi silika gel. Kotak plastik disimpan di dalam freezer dengan suhu -15 0C sampai -25 0C.

(5)

Tepung sari yang diuji yakni tepung sari yang telah disimpan dan akan digunakan untuk penyerbukan. Hasil pengamatan viabilitas tepung sari selama kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengujian viabilitas tepung sari

No. Referensi Tanggal panen Tanggal pengujian viabilitas Viabilitas (%) P02.006.11 28 – 03 – 2011 25 – 02 – 2012 92 P03.001.11 15 – 03 – 2011 25 – 02 – 2012 83 P03.014.11 25 – 03 – 2011 25 – 02 – 2012 80 P03.024.11 07 - 03 – 2011 04 – 03 – 2012 78 P09.001.11 16 – 09 – 2011 04 – 03 – 2012 84

Sumber : Data primer

Pengamatan viabilitas tepung sari sulit dilakukan karena masih menggunakan mikroskop cahaya yang tidak terintegrasi ke layar monitor. Penggunaan mikroskop tersebut menyulitkan dalam pengamatan tepung sari yang viabel dan tepung sari yang mati. Sulitnya melakukan pengamatan dapat diatasi dengan cara menggunakan mikroskop yang telah teringrasi ke layar monitor. Penggunaan mikroskop ini akan memudahkan pengamat dalam menghitung jumlah tepung sari viabel dan tepung sari yang mati. Hasil pengamatan viabilitas tepung sari menunjukkan bahwa tepung sari yang dikoleksi oleh PT. BSM viabilitasnya dari 78 – 92 %. Hasil tersebut menunjukkan tepung sari yang digunakan PT. BSM merupakan tepung sari dengan kualitas yang baik.

Persiapan tepung sari. Tepung sari yang digunakan untuk dosis satu kali penyerbukan yakni 0.05 sampai 0.1 g sedangkan talkum powder sebanyak 2 g. Satu dosis tepung sari dimasukkan ke dalam tabung kaca. Tabung ditutup dengan sumbat karet yang sudah terdapat 2 tabung L yang ujungnya sudah ditutup dengan kapas. Pada tabung diberi label yang bertuliskan nomor pohon induk jantan yang digunakan.

Petugas yang mempersiapkan tepung sari setelah apel pagi pukul 06.15 WIB langsung bekerja untuk mempersiapkan tepung sari karena tepung sari akan digunakan oleh polinator pada pukul 07.00 WIB. Satu pekerja setiap pagi biasanya mampu mempersiapkan tepung sari sebanyak 40 tabung tepung sari. Kegiatan yang dilakukan selama magang di bagian persiapan tepung sari yakni

(6)

mempersiapkan tepung sari untuk penyerbukan sebanyak 8 - 15 tabung setiap pagi. Kesulitan dalam mepersiapkan tepung sari yakni jumlah tepung sari yang dibutuhkan sangat kecil jadi membutuhkan ketelitian dalam melakukan penimbangan tepung sari. Boks manipulasi untuk mencampur tepung sari dan talkum powder tidak besar sehingga ruang gerak untuk melakukan penimbangan tidak bebas.

Penyerbukan. Penyerbukan dilakukan apabila sebagian besar kepala putik telah membuka dan berwarna putih atau bila 65 % dari bunga sudah reseptif dan tidak perlu menunggu bunga reseptif sampai 100 % karena sisanya dalam 1 - 2 hari kemudian akan reseptif. Masa penyerbukaan telah lewat bila kepala putik telah berubah warnanya menjadi merah muda atau merah. Penyerbukan dapat dilakukan 2 kali apabila diperlukan penyerbukan ulang.

Proses penyerbukan dimulai dengan pengecekan kondisi pembungkus. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada serangga yang masuk ke dalam pembungkus. Jendela pada pembungkus disemprot menggunakan alkohol. Jendela pembungkus yang telah disemprot dilap menggunakan kapas dan dibuat lubang pada jendela menggunakan cutter. Kapas (tutup) pada lubang pipa penyemprot dibuka dan dimasukkan pada jendela pembungkus. Campuran tepung sari dan talkum powder disemburkan merata keseluruh bagian bunga. Lubang pada jendela pembungkus ditutup kembali dengan plester anti air. Pembungkus dibuka 21 hari setelah penyerbukan. Pemasangan label dilakukan setelah pembungkus dilepas, kawat label ditancapkan diantara spikelet.

Pada kegiatan penyerbukan di PT. BSM terdapat kegiatan blank pollination yakni penyerbukan tanpa serbuk sari atau hanya menggukan bedak talkum. Blank pollination dilakukan sebanyak 1 % dari total keseluruhan penyerbukan. Penetapan blank pollination dilakukan secara acak dan tanpa sepengetahuan petugas penyerbukan. Blank pollination bertujuan untuk menguji sterilitas pada alat serbuk, proses pembungkusan dan proses penyerbukan.

Kegiatan yang dilakukan selama magang di bagian penyerbukan yakni melakukan penyerbukan bunga betina sebanyak satu kali. Kegiatan lainnya yakni membuat rencana penyerbukan dengan membuat daftar pohon-pohon induk betina yang diperkiran akan reseptif pada keesokan harinya (Lampiran 4). Petugas

(7)

penyerbukan tidak memiliki batasan jumlah bunga yang harus diserbuk karena banyaknya penyerbukan tergantung pada jumlah bunga betina yang reseptif.

Petugas harus tetap melakukan proses penyerbukan walaupun hari libur atau turun hujan karena masa reseptif bunga bentina hanya 1 – 2 hari saja. Penundaan penyerbukan akan menyebabkan fruit set yang terbentuk tidak akan maksimal. Kesulitan dalam proses penyerbukan terjadi jika pada pagi hari turun hujan. Kondisi lahan dan pohon induk betina yang licin akibat diguyur hujan menyebabkan petugas harus berhati-hati dan kesulitan dalam melakukan penyerbukan.

Pemanenan tandan benih. Kegiatan panen merupakan kegiatan akhir pada divisi kebun benih. Tandan benih yang siap dipanen berumur antara 4.5 - 5 bulan atau 145 - 150 hari setelah penyerbukan. Pemanenan dilakukan dengan cara didodos atau dipanjat. Tandan yang abnormal dan fruit set dibawah 20 % diafkir dan dilaporkan dalam berita acara.

Panen tandan benih dilakukan oleh dua tim. Setiap tim teridiri dari 2 orang. Satu orang bertugas sebagai pemanen dan satu orang lagi bertugas membungkus tandan dengan karung dan mengangkutnya menggunakan angkong ke pinggir jalan produksi. Panen menggunakan sistem hanca giring. Satu tim panen biasanya bisa memanen 20 – 40 tandan tergantung pada jumlah tandan yang siap dipanen di lahan. Kegiatan yang dilakukan selama mengikuti kegiatan pemanenan yakni memanen satu buah tandan dan mengankut ke mobil pick up. Jumlah tandan yang dipanen pada saat mengikuti kegiatan pemanenan adalah 38 tandan benih. Tandan dari lapangan diangkut menuju divisi persiapan benih dengan menggunakan mobil pick up.

Masalah yang dihadapi pada proses pemanenan yakni sistem hanca yang digunakan yakni hanca giring dan tidak adanya petugas yang melakukan sensus tandan benih yang siap dipanen. Kedua hal tersebut menyebabkan petugas pemanen harus mengelilingi blok dan dalam satu hari bisa lebih dari satu blok yang harus dikelilingi oleh pemanen. Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara memperkerjakan petugas untuk melakukan sensus. Petugas pemanen dapat langsung menuju pohon-pohon induk betina yang terdapat tandan yang siap

(8)

dipanen dan tidak perlu memeriksa satu persatu pokok induk jika ada petugas sensus panen.

Persiapan Benih

Divisi persiapan benih bertugas mempersiapkan benih sebelum benih diproses untuk dikecambahkan. Kegiatan yang dilakukan oleh divisi persiapan benih yakni penerimaan tandan, pencacahan, pemipilan, pengupasan, perlakuan fungisida, pembersihan, pengeringan, penanganan (seleksi, penghitungan, dan pengemasan) benih, pemberian label identitas benih, dan penyimpanan benih.

Penerimaan tandan. Kegiatan penerimaan tandan merupakan proses serah terima tandan benih dari lapangan yakni dari divisi kebun benih ke divisi persiapan benih untuk diolah menjadi benih. Tandan benih yang datang dari lapangan diterima untuk diperiksa kebenarannya. Pemeriksaan meliputi kondisi label tandan tertancap kokoh di antara spikelet, identitas label harus sesuai dengan data panen yaitu nomor referensi, tanggal pollinasi, tanggal pembungkusan, petugas pembungkusan, petugas penyerbukan, nomor pokok, nomor tepung sari yang digunakan. Tandan yang telah diperiksa identitasnya, kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.

Kegiatan yang dilakukan saat melakukan magang dibagian persiapan benih yakni melakukan pemeriksaan label, identitas tandan, dan penimbangan tandan. Hasil pengamatan penerimaan tandan pada hari pertama jumlah tandan yang diterima 45 tandan, hari kedua 41 tandan dan hari ketiga 41 tandan (Lampiran 5).

Pencacahan. Pencacahan merupakan proses pemisahan spikelet dari stalk. Pencacahan dilakukan sehari setelah tandan diterima dari lapangan. Alat yang digunakan dalam pencacahan yaitu kampak, kaca mata pelindung, dan sarung tangan. Pencacahan dilakukan di tempat khusus yaitu bak bersekat dengan satu sisi terbuka. Penggunaan bak bersekat dilakukan untuk menjaga kemurnian benih agar tiap persilangan tidak bercampur dengan yang lainnya. Label tandan dikaitkan diboks penampung spikelet tandan. Pekerja pencacahan hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit. Pekerja melakukan pencacahan 20

(9)

tandan/HK. Proses pencacahan membutuhkan tingkat kehati-hatian yang tinggi (Gambar 1). Persentase buah rusak akan tinggi karena terkena kampak jika pencacahan tidak dilakukan dengan hati-hati. Kondisi fisik dan fisiologi pekerja sangat mempengaruhi hasil pencacahan.

Gambar 1. Proses pencacahan : (a) pencacahan dan (b) hasil pencacahan

Pemipilan. Pemipilan merupakan proses pemisahan berondolan dengan

spikelet. Pemipilan dilakukan untuk mempermudah proses selanjutnya. Proses pemipilan dilakukan secara manual yakni dengan menggunakan alat berupa pisau atau pukul kayu (Gambar 2). Pukul kayu digunakan saat tandan sudah sangat masak sehingga berondolan mudah lepas dari spikelet.

Kegiatan yang dilakukan di bagian pemipilan yakni membantu pekerja melakukan pemipilan. Pekerja pemipil akan mengalami kesulitan dalam melakukan pemipilan jika spikelet yang harus dipipil belum benar-benar masak. Terkadang pekerja diliburkan atau dipindahkan ke bagian lain untuk menunggu spikelet menjadi lunak agar memudahkan proses pemipilan.

Gambar 2. Proses pemipilan

Pengupasan. Berondolan yang telah terpisah dari spikelet selanjutnya dikupas daging buahnya dengan menggunakan mesin depericarper. Pengupasan bertujuan untuk menghilangkan mesokarp sehingga diperoleh benih kelapa sawit

(10)

yang sempurna. PT. BSM memiliki 3 mesin depericarper jenis vertikal. Proses pengupasan berlangsung kurang lebih 10 sampai 25 menit, tergantung jumlah dan tingkat kematangan berondolan. Satu hari kerja setiap unit depericarper mampu mengolah 20 tandan benih. Kecepatan putaran mesin depericarper yang digunakan yakni 1,450 rpm. Pengupasan dilakukan terpisah untuk setiap persilangan. Dipastikan pada mesin tidak ada benih yang tertinggal dari pengupasan sebelumnya.

Kegiatan yang dilakukan selama magang di bagian pengupasan buah yakni membantu memasukkan buah ke dalam mesin dan mengeluarkan buah hasil pegupasan (Gambar 3) kemudian membawanya ke bagian pembersihan benih. Proses pengupasan mengalami kesulitan jika buah yang dikupas belum benar-benar masak karena membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memprosesnya. Hasil dari pengupasan juga tidak bersih, masih terdapat serabut yang menempel pada benih jika buah yang dikupas belum benar-benar masak.

Gambar 3. Proses pengupasan : (a) mesin depericarper tampak samping, (b) mesin depericarper tampak atas, dan (c) benih hasil pengupasan.

Pembersihan benih dan perlakuan fungisida. Pengupasan daging buah yang dilakukan oleh mesin depericarper tidak 100 % bersih, masih ada sisa serabut pada benih. Pembersihan sisa-sisa serabut yang masih ada pada benih dilakukan secara manual yakni dengan menggunakan alat pisau cutter. Benih yang telah benar-benar bersih selanjutnya dicuci dengan menggunakan deterjen. Konsentrasi deterjen yang digunakan yakni 0.05 %. Pencucian dengan deterjen bertujuan untuk menghilangkan minyak dan kotoran yang menempel pada benih. Benih yang telah dibersihkan direndam di dalam larutan desinfektan dengan konsentrasi 1.25 % selama kurang lebih 3 menit (Gambar 4). Tujuan perendaman pada desinfektan yakni untuk membunuh bakteri yang ada pada benih. Benih juga

(11)

direndam di dalam larutan fungisida mancozeb dengan konsentrasi 0.25 %. Peredaman dengan mancozeb berfungsi mencegah terjadi serangan jamur pada benih saat penyimpanan.

Kegiatan yang dilakukan selama magang di bagian pembersihan benih yakni melakukan pembersihan benih sebanyak satu keranjang benih atau satu persilangan. Kegiatan lainnya yakni melakukan pencucian benih dengan deterjen dan perendaman benih di dalam larutan fungisida dan disinfektan. Pekerja diharuskan membersihkan benih dalam satu hari sebanyak 20 keranjang benih. Pekerjaan pembersihan benih ini akan mengalami kesulitan jika hasil dari pengupasan benih tidak sempurna, masih banyak serabut yang menempel pada benih.

Gambar 4. Proses pembersihan benih dan perlakuan fungisida: (a) pembersihan, (b) pencucian, (c) bak perendaman fungisida, (d) bak perendaman desinfektan.

Pengeringan benih. Benih yang telah dibersihkan dan telah direndam dengan desinfektan dan mancozeb dimasukkan ke dalam ruangan pengeringan. Benih disusun diatas rak-rak yang terbuat dari kawat kasa (Gambar 5). Pengeringan benih dilakukan dengan menggunakan kipas angin dan pendingin ruangan AC (Air Conditioning) dengan suhu ± 22 0C sebagai pengatur kelembaban. Benih dikeringkan selama kurang lebih 24 jam.

Gambar 5. Pengeringan benih di atas rak pengeringan.

(12)

Kegiatan yang dilakukan selama magang di bagian pengeringan benih yakni melakukan proses pengeringan benih dengan cara menyusun benih di atas rak-rak. Benih dengan jumlah yang banyak penyusunannya dibagi menjadi dua rak agar pengeringan benih bisa merata. Selain melakukan kegiatan pengeringan, kegiatan lainnya yakni melakukan pengamatan terhadap serangan jamur. Hasil pengamatan menunjukkan hasil bahwa selama proses pengeringan setelah pembersihan benih tidak terdapat serangan jamur.

Penanganan dan penyimpanan benih. Benih yang telah kering diseleksi, dihitung jumlahnya, dikemas, dan pemasangan label identitas benih. Benih yang diafkir yakni benih kecil yang beratnya kurang dari 2 g, benih bercangkang putih, benih rusak, dan benih terserang jamur (Gambar 6). Benih dihitung dengan menggunakan alat bantu ram. Benih yang telah dihitung dikemas ke dalam plastik yang telah dilubangi sisinya. Satu kantong plastik berisi kurang dari 2 000 benih. Benih dipisah menjadi dua kantong plastik jika jumlah benih lebih dari 2 000 benih. Benih yang telah dihitung jumlahnya diberi label identitas benih dan label barcode. Benih yang telah dikemas kemudian dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan sementara. Suhu ruang simpan dikontrol pada suhu 20 0C ± 2. Kelembaban udara di dalam ruang penyimpanan juga dikontrol dengan menggunakan dehumidifier.

Kegiatan yang dilakukan yakni membantu dalam melakukan seleksi benih dan penghitungan benih. Satu hari melakukan seleksi sebanyak 5 - 10 hasil persilangan. Perusahaan mengeluarkan kebijakan yakni untuk benih bercangkang putih dan benih kecil yang bobotnya kurang dari 2 g dan lebih dari 1.5 g tidak diafkir tapi digunakan oleh internal perusahaan. Kebijakan ini diambil perusahaan karena tingginya produksi benih putih dan rendahnya produksi benih normal dengan bobot ≥ 2 g, sehingga sangat disayangkan jika benih putih dan benih normal yang bobotnya kurang dari 2 g dan lebih dari 1.5 g jika harus diafkir. Kebijakan ini menambah pekerjaan untuk pekerja karena pekerja harus menimbang satu persatu-satu benih yang diperkirakan berada pada selang tersebut. Pekerja harus lebih teliti untuk melakukan seleksi dan penghitungan sementara tidak ada premi untuk para pekerja. Kegiatan lainnya yakni melakukan

(13)

pengamatan terhadap jumlah benih normal, jumlah benih putih, dan jumlah benih kecil, dan benih rusak. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil seleksi benih pada divsi persiapan benih

No. Kode Jumlah benih (butir/tandan)

Normal Kecil Putih Rusak Total

03.590.12 2 934 76 123 14 3 147 03.591.12 1 537 14 2 7 1 560 03.592.12 933 2 2 2 939 03.635.12 835 6 0 3 844 03.676.12 1 274 7 0 2 1 283 Total 7 513 105 127 28 7 773 Persentase 96.66 1.35 1.63 0.36 100

Sumber : Data primer

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkat kerusakan dari kegiatan persiapan benih rendah. Tingkat kerusakan yang dihasilkan dibawah 1 % yakni sebesar 0.36 %. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pengolahan benih di bagian persiapan benih telah dilakukan dengan baik dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.

Gambar 6. Seleksi benih : (a) benih normal, (b) benih kecil, (c) benih putih, dan (d) benih pecah.

Pengiriman benih ke unit prosessing benih. Pengiriman benih ke unit prosessing benih akan dilakukan setelah stok benih cukup dan ada permintaan benih dari unit prosessing benih. Jumlah benih yang dikirim setiap satu kali pengiriman kurang lebih sebanyak 225 000 butir. Packing list pengiriman benih terlebih dahulu dibuat sebelum benih dikirim dan sekaligus pemeriksaan ulang label benih. Benih dikirim setelah packing list dan pengecekan selesai.

(14)

Pengiriman menggunakan mobil boks yang dilengkapi AC dengan suhu yang sama seperti penyimpanan sementara yakni 20 0C ± 2. Mobil boks pengiriman disegel untuk mencegah terjadinya kecurangan selama pengiriman benih. Kegiatan yang dilakukan yakni membantu melakukan pembuatan packing list pengiriman (Lampiran 6).

Prosessing Benih

Benih yang diterima oleh divisi prosessig benih adalah benih yang telah diolah oleh divisi persiapan benih. Unit prosessing benih memproses benih menjadi kecambah siap salur.

Penerimaan, penyimpanan, dan penandaan benih. Pemeriksaan dokumen pengiriman dilakukan saat penerimaan benih dari kebun. Dokumen pengiriman dicocokkan dengan nomor kotak benih, nomor referensi pada label identitas dan jumlah kantong benih. Benih disimpan di ruang penyimpanan dengan suhu 18 0C - 22 0C setelah proses pengecekan selesai. Benih terlebih dahulu diberi tanda dengan menggunakan mesin seed printing (Gambar 7) sebelum benih diproses. Penandaan benih bertujuan untuk mencegah terjadinya pemalsuan dan tertukarnya benih antar varietas. Kegiatan yang dilakukan pada saat magang yakni melakukan kegiatan penandaan benih dengan menggunakan mesin seed printing. Jumlah benih yang ditandai sebanyak lima kantong atau persilangan. Varietas yang diberi tanda yakni varietas Sriwijaya 1.

Gambar 7. Proses penandaan benih.

Perendaman I. Perendaman I bertujuan untuk menaikkan kadar air benih menjadi 18 - 20 %. Pada perendaman I benih dipindah dari kantong plastik ke dalam kantong jaring dan direndam dalam bak perendaman selama tujuh hari (Gambar 8). Selama proses perendeman digunakan aerator agar selalu tersedia

(15)

oksigen untuk benih. Air rendaman diganti setiap hari untuk menghilangkan jamur dan partikel-partikel yang menempel pada benih.

Kegiatan yang dilakukan selama magang yakni melakukan perendaman I sebanyak satu kali karena selama magang di bagian pematahan dormansi hanya ada satu kali proses perendaman I. Jumlah katong yang yang direndam sebanyak 64 kantong. Perendaman dilakukan pada tanggal 11 Mei 2012 dan diangkat pada tanggal 18 Mei 2012.

Gambar 8. Perendaman benih: (a) bak perendaman dan (b) benih yang sedang direndam.

Pengeringan I. Benih dikeluarkan dari bak perendaman setelah benih direndam selama tujuh hari, kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air. Benih yang telah dicuci bersih, kemudian dibilas dengan larutan hypocloride berkonsentrasi 0.15 %. Benih direndam di dalam larutan fungisida mancozeb dengan konsentrasi 0.15 % dan benomil 0.05 % selama tiga menit untuk mencegah kontaminasi jamur (Gambar 9). Benih dikeringanginkan selama 18 - 20 jam pada rak-rak pengeringan sampai tidak terlihat basah. Pengeringan dilakukan dengan bantuan kipas angin. Kegiatan yang dilakukan pada pengeringan I yakni menyiapkan larutan hypocloride dan membilas benih dengan larutan hypocloride. Kegiatan lain yakni melakukan penebaran benih ke atas rak-rak pengeringan benih.

Gambar 9. Proses pengeringan (a) pencucian dan perlakuan fungisida dan (b) penebaran benih di rak pengeringan.

(a) (b)

(16)

Pemanasan. Benih disimpan dalam tray setelah benih cukup kering. Setiap tray diisi benih sebanyak 500 - 700 butir. Setiap persilangan dapat terbagi menjadi beberapa tray. Benih kemudian dimasukkan ke dalam ruang pemanas selama 40 - 60 hari pada suhu 38 - 40 o C (Gambar 10). Benih dikeluarkan dari ruang pemanas untuk dianginkan, diseleksi benih yang terserang jamur, dan penyemprotan aquades setiap minggu. Penyemprotan dilakukan agar KA benih tetap pada kisaran 18 - 20 %, sehingga enzim-enzim glukosa pada benih dapat aktif.

Kegiatan pemanasan yang dilakukan selama magang sebanyak satu kali proses pemanasan. Kegiatan yang dilakukan yakni memindahkan benih dari rak-rak pengeringan ke dalam tray. Tray diberi nomor urut tray dan nomor urut Prosessing. Tray yang telah diberi nomor urut dimasukkan ke dalam ruang pemanas. Kegiatan lainnya yang dilakukan yakni melakukan penganginan. Penganginan yang dilakukan sebanyak 10 - 20 tray. Kendala yang dihadapi pada kegiatan pemanasan yakni kelembaban udara di ruang pemanas yang rendah. Hal ini menyebabkan kadar air benih menurun. Wadah yang berisi air ditempakan ke dalam ruang pemanas untuk mengatasi masalah tersebut agar kelembaban di dalam ruangan tinggi.

Gambar 10. Proses pemanasan : (a) benih di dalam ruang pemanas dan (b) proses penganginan.

Perendaman II. Perendaman II dilakukan sama seperti perendaman I, yang membedakan hanya lama perendaman yaitu hanya empat hari. Tujuan perendaman II adalah untuk menaikkan kadar air dari 18 % menjadi 22 – 24 %. Peningkatan kadar air ini dilakukan untuk mempermudah proses imbibisi pada benih. Tidak ada kegiatan perendaman II selama melakukan kegiatan magang di bagian pematahan dormansi.

(17)

Pengeringan II. Pengeringan II sama seperti pada pengeringan I. Benih dikeringkan dengan menggunakan kipas angin selama ± 3 jam sehingga secara visual tampak 1/3 basah, yaitu apabila digenggam terasa lembab namun air tidak sampai membasahi tangan. Benih kemudian disimpan kembali pada tray dan siap dikirim ke ruang inkubasi. Label benih harus selalu terpasang pada tray.

Kegiatan yang dilakukan dalam proses pengeringan II yakni membilas benih dengan larutan hypocloride dan merendam benih dalam larutan fungisida. Selain itu juga melakukan penebaran benih ke rak-rak pengeringan dan melakukan pemindahan benih dari rak-rak ke dalam tray setelah ± 3 jam. Kegiatan lainnya yakni melakukan penimbangan bobot benih setelah pengeringan II dan penomoran tray kemudian membawa tray ke dalam ruangan inkubasi.

Inkubasi benih. Benih yang secara visual telah tampak 1/3 basah hasil pengeringan II disusun di tray-tray lalu dimasukkan ke dalam ruang inkubasi (Gambar 11). Kondisi suhu ruang inkubasi dipertahankan pada kisaran 27 – 35 oC. Kisaran hari ke-3 sampai ke-7 setelah benih diinkubasi, benih dikeluarkan dari ruangan inkubasi lalu dilakukan penyemprotan benih dengan menggunakan larutan fungisida berkonsentrasi 0.1 %. Penyemprotan dilakukan untuk mencegah serangan jamur dan agar KA benih tetap pada kisaran 22 - 24 % selama berada di dalam ruang inkubasi. Seleksi dilakukan terhadap benih yang terserang jamur pada saat penyemprotan. Benih terserang jamur dipisahkan dan diafkir. Benih yang telah disemprot larutan fungisida dimasukkan kembali ke ruang inkubasi.

Gambar 11. Ruang inkubasi

Kegiatan penyemprotan benih yang dilakukan selama magang sebanyak 15 tray. Kendala yang terjadi pada proses inkubasi yakni sulitnya mempertahankan suhu ruang inkubasi. Suhu ruang inkubasi pada malam hari

(18)

dapat turun dibawah 27 0C. Sebab mesin pemanas ruangan masih manual, sehingga suhu ruang inkubasi harus terus dikontrol.

Seleksi kecambah. Seleksi ke-1 dilakukan pada hari ke-9 setelah benih dimasukkan ke dalam ruang inkubasi. Seleksi ke- 2 dan seterusnya sampai seleksi ke-9 dilakukan setiap 4 ± 2 hari. Penyemprotan mancozeb 0.1 % menggunakan hand sprayer dilakukan setiap seleksi untuk mencegah kecambah kering dan serangan jamur (Gambar 12). Seleksi dilakukan untuk memisahkan kecambah normal, kecambah patah, kecambah abnormal, dan kecambah terserang jamur (Gambar 13).

Kriteria kecambah normal yang diseleksi yakni (1) kecambah berbentuk T dilihat dari tempurung, (2) kecambah berwarna putih atau kuning gading dengan panjang radikula tidak lebih dari 20 mm, (3) tidak patah, tidak kerdil dan sehat (tidak terserang jamur atau busuk), (4) dapat dibedakan antara radikula dan plumula. Kriteria kecambah yang di afkir yakni (1) kecambah membentuk huruf U atau V dilihat dari tempurung, (2) kecambah patah atau kerdil, (3) kecambah terserang jamur.

Kecambah normal hasil seleksi dimasukkan ke dalam kantong plastik. Satu kantong plastik berisi 100 kecambah. Kantong kemasan kecambah digembungkan supaya tersedia cukup oksigen untuk kecambah. Bagian atas kantong diikat kemudian diberi label benih dan barcode. Satu kantong hanya boleh satu varietas. Kantong kecambah yang telah berisi 100 kecambah dimasukkan ke dalam boks kardus. Satu boks berisi 26 kantong kecambah.

Kegiatan seleksi dilakukan selama magang sebanyak 3 kali yakni pada seleksi 1, 5 dan 9 (Tabel 5). Kegiatan yang dilakukan pada proses seleksi yakni seleksi kecambah dengan kriteria 3 mm radikula dan 1 mm plumula.

Tabel 5. Hasil seleksi kecambah divisi prosesing benih

Tanggal seleksi Seleksi ke- Jumlah kecambah

Normal Abnormal Jamur

14 – 05 – 2012 1 74 807 1 456 2 978

15 – 05 – 2012 9 4 485 687 137

19 – 05 – 2012 5 35 217 9 175 100

(19)

Hasil seleksi kecambah dicatat diformulir seleksi kecambah dan label identitas benih. Kegiatan lainnya yakni membuat label identitas kecambah dan memasang label barcode yang sebelumnya telah dibuat oleh mandor seleksi pada kantong kecambah. Proses seleksi membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga pada bagian seleksi rata-rata pekerja wanita. Pekerja wanita dianggap lebih teliti dibandingkan pria.

Gambar 12. Proses seleksi: (a) seleksi kecambah dan (b) penghitungan kecambah.

Gambar 13. Perkecambahan : (a) kecambah normal, (b) kecambah abnormal, (c) kecambah undifferent, dan (d) kecambah busuk.

Pengemasan kecambah. Kecambah hasil seleksi akan dikemas jika ada permintaan pengiriman kecambah dari bagian pemasaran perusahaan. Kecambah yang belum dikemas disimpan di ruang penyimpanan kecambah kelapa sawit. Suhu ruangan di pertahankan pada kisaran 18 - 22 0C. Kecambah yang akan dikemas dikeluarkan dari katong. Kantong diisi dengan busa kurang lebih 1/3 kantong dan busa disemprot dengan fungisida mancozeb 0.1 %. Kecambah disemprot dengan fungisida mancozeb 0.1 % sebelum dimasukkan ke dalam kantong yang telah berisi busa. Penyemprotan fungisida bertujuan agar kecambah tidak terserang jamur dan agar kecambah tetap segar selama pengiriman.

(a) (b)

(20)

Kecambah dimasukkan ke dalam kantong dengan bantuan corong plastik. Kecambah diletakkan ditengah-tengah kantong. Busa ditambahkan disekitar kecambah sampai kecambah terlindung penuh oleh busa. Kecambah disemprot lagi dengan fungisida sebelum kantong diikat. Kantong kecambah disusun di boks kardus yang telah ditulis nomor boks, jenis varietas, tanggal kirim, dan alamat pembeli. Boks yang telah berisi kantong kecambah ditimbang lalu diikat dengan tali straiper dan dipasang seal segel pada boks (Gambar 14).

Pembuatan packing list, Germinated Seeds Delivery Letter, Berita Acara Serah Terima Kecambah, Delivery Order, dan sertifikat kecambah dilakukan setelah semua kecambah selesai dikemas. Kecambah siap dikirim setelah semua dokumen lengkap. Kegiatan yang dilakukan pada saat magang pada bagian pengemasan kecambah yakni membantu melakukan pengemasan kecambah dan melakukan penyusunan kantong kecambah yang telah dikemas ke dalam boks pengiriman.

Gambar 14. Pengepakan kecambah : (a) kantong kecambah dan (b) kardus pengepak.

Quality Control

Quality control (QC) atau quality assurance (QA) merupakan divisi yang lingkup kerjanya melakukan pengawasan dan verifikasi proses pada hampir semua divisi yang dibawahi oleh unit produksi benih. Sasaran mutu dan verifikasi divisi quality control adalah kontrol pada setiap tahap proses produksi bahan tanam kelapa sawit.

Kegiatan pengamatan hasil pembungkusan dilakukan oleh petugas QC setiap hari kerja. Kegiatan yang dilakukan yakni mengecek kondisi pembungkus, nomor referensi, dan kebersihan pohon induk betina. Sampel pengamatan sebanyak 10 % dari total pembungkusan. Hasil pengamatan pembungkusan saat

(21)

mengikuti kegiatan pengamatan bersama petugas QC semua sampel yang diamati dalam kondisi baik. Kegiatan pengamatan hasil penyerbukan dilakukan dengan sampel 10 % dari total penyerbukan. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat satu hasil penyerbukan yang rusak dimasuki serangga, sehingga tandan tersebut harus diafkir.

Petugas melakukan pengecekan bobot tandan dan nomor referensi pada proses pencacahan. Hasil pengecekan yang dilakukan bersama petugas QC menunjukkan bahwa tidak ada kesalahan dalam proses pencacahan tandan benih. Sampel pengamatan sebanyak 10 % dari total panen.

Pengecekan nomor referensi, konsentrasi deterjen, konsentrasi desinfektan, konsentrasi fungisida, benih pecah, dan kebersihan benih dari mesokarp dilakukan oleh petugas QC pada saat proses pembersihan benih dan perlakuan fungisida. Hasil pengecekan masih terdapat benih yang belum bersih dari mesokarp. Pekerja mendapat teguran dari petugas QC agar lebih teliti dalam membersihkan mesokarp. Sampel pengecekan sebanyak 1 tandan benih setiap 20 tandan yang diproses.

Pengecekan nomor referensi, lama pengeringan, dan kondisi benih dilakukan sebelum pengeringan benih. Hasil pengecekan menunjukkan lama pengeringan benih yakni 18 - 20 jam. Hal ini masih sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan perusahaan. Kondisi benih yang dikeringkan sudah kering secara merata. Benih sudah dapat dikemas untuk selanjutnya dikirim ke Unit Prosessing Benih. Sampel pengecekan sebanyak 1 tandan benih setiap 20 tandan yang diproses.

Petugas melakukan penghitungan ulang jumlah benih pada proses penanganan benih. Jumlah sampel penghitungan ulang sebanyak 1 kantong benih setiap pekerja penanganan benih. Kegiatan yang dilakukan yakni membantu petugas QC menghitung ulang benih hasil penghitungan pekerja. Hasil penghitungan ulang terdapat satu orang pekerja yang hasil hitungannya salah. Pekerja tersebut langsung mendapat teguran dari petugas QC agar lebih teliti.

Pengecekan kondisi segel, packing list, penimbangan ulang kantong benih, dan penghitungan ulang jumlah benih dilakukan oleh petugas QC pada saat benih diterima dari kebun. Kegiatan yang dilakukan pada saat magang yakni

(22)

penghitungan ulang jumlah benih. Hasil penghitungan menunjukkan tidak ada selisih jumlah benih dengan hasil penghitungan di bagian persiapan benih dan prosessing benih. Sampel penghitungan ulang sebanyak 10 % dari total penerimaan benih.

Benih sebelum diproses di unit prosessing benih terlebih dahulu dilakukan pengujian embrio. Pengujian embrio yang dilakukan pada saat magang 1 sampel. Hasil pengamatan menunjukkan semua embrio dalam sampel tersebut termasuk embrio normal. Sampel pengujian sebanyak 10 % dari total persilangan, setiap persilangan diambil 5 butir benih.

Pengujian kadar air benih dilakukan setelah pengeringan I dan II. Pengamatan hasil penghitungan kadar air setelah pengeringan I dan II tidak dilakukan selama magang. Kegiatan yang dilakukan hanya pengambilan sampel dan proses pengovenan benih. Sampel pengujian sebanyak 10 % dari total persilangan, setiap persilangan diambil 10 butir benih. Petugas QC harus mengawasi dan mencatat jumlah benih dan kecambah afkir pada saat akan melakukan pemusnahan kecambah dan benih.

Aspek Manajerial Pendamping Mandor

Mandor merupakan karyawan tingkat non staf yang bertugas membantu jalannya pekerjaan di lapangan dan administrasi di kantor. Mandor merupakan penghubung antara asisten divisi dengan karyawan yang bertugas langsung di lapangan. Mandor mempunyai peranan yang penting dalam pelaksanaan tugas di lapangan. Mandor bertugas mengatur karyawan yang dibawahinya. Mandor juga harus mempunyai pengetahuan tentang tugas yang akan dikerjakan oleh karyawannya, mulai dari prosedur pekerjaan, prestasi kerja, kondisi lapangan yang dihadapi. Selain itu mandor juga bertugas mencatat hasil pekerjaan pada hari tersebut. Mandor bertanggung jawab langsung kepada asisten divisi. Mandor wajib mengikuti kegiatan apel pagi pada pukul 05.45 WIB dan sudah harus berpakaian lengkap dan rapi setiap hari kerja.

Kegiatan yang dilakukan selama magang sebagai pendamping mandor yakni menjadi pendamping mandor I yang merangkap sebagai mandor pembungkusan

(23)

dan penyerbukanasi, dan mandor panen. Kegiatan yang dilakukan pada saat bekerja sebagai mandor I setiap apel pagi melakukan absensi pekerja di divisi kebun benih. Pengawasan proses pembungkusan, penyerbukan dan pembersihan pokok seleksi juga dilakukan saat menjadi pendamping mandor I. Jumlah tenaga kerja penyerbukan dan pembungkusan yang diawasi masing-masing 11 orang. Kegiatan lainnya yakni melakukan pengawasan pada pelatihan pekerja pembungkusan sebanyak 6 orang. Sebagai pendamping mandor juga harus melakukan pembuatan rencana kerja pembungkusan dan penyerbukan serta membuat laporan harian hasil pembungkusan dan penyerbukan. Contoh laporan harian mandor pembungkusan dapat dilihat pada Lampiran 7. Contoh laporan harian mandor penyerbukan dapat dilihat pada Lampiran 8.

Kegiatan yang dilakukan pada saat bekerja sebagai pendamping mandor panen yakni mengawasi pekerja yang melakukan pemanenan. Jumlah tim panen yang diawasi yakni 1 tim, satu tim terdiri dari dua orang. Mandor harus terus memotivasi pekerja agar pekerja tetap semangat dalam melakukan pemanenan, karena pada saat bertindak sebagai pendamping mandor tandan yang siap panen sedikit sehigga pekerja banyak yang bermalas-malasan. Kegiatan lainnya yakni harus melakukan serah terima tandan kepada divisi persiapan benih. Sama seperti pendamping mandor penyerbukan dan pembungkusan, sebagai mandor panen juga harus membuat laopran harian, rencana dan realisasi panen tandan benih. Contoh laporan harian mandor panen dapat dilihat pada Lampiran 9.

Pendamping Asisten

Suatu perkebunan biasanya terdiri dari manajer kebun, senior asisten, asisten dan kepala administrasi. Seluruh staf bertanggung jawab penuh selama 24 jam dalam menjaga dan mengelola kebun. Asisten adalah orang yang memimpin di suatu divisi yang terdapat dikebun. Asisten bertugas untuk mengelola divisi yang dipimpin yang dibantu oleh mandor. Asisten bertanggung jawab kepada manajer terhadap kondisi di dalam divisi yang dipimpin. Seorang asisten juga bertugas mengelola administrasi divisi dengan teratur. Asisten juga bertugas menyusun program, rencana kerja dan budget divisi yang dipimpinnya.

Asisten juga harus mengetahui kondisi dan permasalahan yang dihadapi divisi yang dipimpin baik di lapangan, kantor, maupun keadaan sosial karyawan

(24)

yang dipimpin. Seorang staf harus mampu berpikir level kebun yakni mampu mengetahui kebijakan manajemen yang telah ditetapkan berupa visi dan misi perusahaan. Seorang asisten juga harus mampu membina hubungan yang baik dengan masyarakat agar pendirian kebun mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan sebagai pendamping asisten antara lain melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kerja harian pembungkusan, penyerbukan, dan panen. Pengamatan terhadap kondisi lapang juga dilakukan saat menjadi pendamping asisten. Hasil kegiatan pengamatan kondisi pohon bersama asisten kebun benih yakni kondisi pohon induk betina di lapang cukup terawat meskipun pada beberapa pohon perlu perawatan. Pohon induk jantan yang diamati semuanya dalam kondisi terawat dengan baik. Kegiatan lainnya yang dilakukan selama menjadi pendamping asisten yakni mempelajari dan membantu kegiatan administrasi pada divisi kebun benih.

Gambar

Tabel 3. Hasil pengujian viabilitas tepung sari
Gambar 1. Proses pencacahan : (a) pencacahan  dan (b) hasil pencacahan  Pemipilan.  Pemipilan  merupakan  proses  pemisahan  berondolan  dengan  spikelet
Tabel 4. Hasil seleksi benih pada divsi persiapan benih  No. Kode  Jumlah benih (butir/tandan)
Gambar 7. Proses penandaan benih.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Subang adalah daerah otonom sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

Kabel tanah yang dipasang berdekatan dengan kabel listrik pengairan dengan jarak lebih kecil dari 0.3 m harus diletakkan dalam jalur atau pipa dari bahan yang tidak dapat

Dalam upacara adat “Labuhan Tulak Bilahi” terdapat Agama Islam yang mempengaruhi tradisi tersebut, di mana sebelum masuknya Islam ke desa tersebut semua warga memeluk

bahwa dalam penelitian kuantitatif maka alat untuk mengolah datanya yaitu dengan menggunakan statistik yang terbagi menjadi statistik deskriptif dan

DELETE FROM pegawai; -- Menghapus semua data dari tabel pegawai.

mendewasakan.  Kita  mungkin  bergerak  melampaui  jenis  doa  tertentu,  bukan  karena  doa  itu  tidak  baik,  tetapi  karena  kita  bertumbuh  dalam  hubungan 

Contoh :Pada awal kegiatan menebak bangun misteri, siswa menduga bangun yang dimaksud pada soal adalah : dibatasi oleh bangun- bangun datar yang berpotongan, terdapat alas

Berdasarkan hasil analisis uji Anova dua jalur yang menunjukkan nilai p<0,05 dan berdasarkan hasil analisis uji LSD antara metode Bass sesudah perlakuan dengan