BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 PENDAHULUAN
Pada metode penelitian akan menjelaskan proses bagaimana dilakukannya penelitian (analis) pemakaian enenrgi listrik pada gedung PT. Westindo.awalnya kan menjelaskan waktu dan loasi dilakukannya penelitian,tepatnya dilakukan di PT Westindo Desember 2016 sampai Januari 2017.jenis penelitian yang dilaksanakan adalah konservasi energi.konservasi energi yaitu proses peningkatan efisiensi energi yang digunakan untuk proses hemat energi.dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung konsumsi energi suatu gedung atau bangunan,yang mana hasilnya nanti akan dibandingkan dengan standar yang ada untuk kemudian dicari solusi penghematan konsumsi energi (Trimunandar dkk, 2015). jika konsumsi energinya melebihi standar baku yang ada.salah satunya dengan menganalisa pemakaian power listrik pada gedung PT Westindo.analisi pemakaian listrik pada PT.
Westindo mengikuti alur diagram sebagai berikut:
Mulai
Pengumpulan dan penyusunan data histori tahun sebelumnya
Data histori energi tahun sebelumnya
IKE>target ?
Menghitung besar IKE tahun sebelumnya
Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi
Data konsumsi energy hasil pengukuran
Periksa IKE>target ?
Mengenal ikemungkinan PHE Analisa PHE rekomendasi
PHE Implementasi
Periksa IKE >target ?
selesai
Audit Energi Awal
Audit Energi Terinci
Gambar 2.1 Diagram alir proses audit energi Tidak
Tidak
Ya
Ya
Penelitian ini dimulai tanggal 8 Desember sampai dengan 14 Desember 2016 dengan mengambil tempat di PT. Westindo.
3.3 JENIS PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explorasi dan studi literature dan dilakukan konservasi energi.konservasi energi adalah peningkatan efisiensi energi yang digunakan untuk proses hemat energi.dalam proses ini meliputi adanya audit energi yaitu suatu metode untuk menghitung konsumsi energi suatu gedung atau bangunan,yang mana hasilnya nanti akan dibandingkan dengan standar yang ada untuk kemudian dicari solusi penghematan konsumsi energi jika konsumsi energinya melebihi standar baku yang ada.
3.4 VARIABLE PENELITIAN
Variable penelitian meliputi jumlah pemakaian energi berdasarkan audit energi awal dan audit energi rinci serta peluang penghematan berdasarkan kondisi dilapangan.pada audit energi awal akan dihitung besarnya Intensitan Konsumsi Energi (IKE) tiap satuan luas yang dikondisikan sesuai pemakaian berdasarkan data hitoris gedung PT.
Westindo.pada audit energi rinci akan dihitung IKE berdasarkan observasi penggunaan energi listrik secara detail dengan berbagai peralatan yang mengkonsumsi energi listrik dan waktu penggunaan.
3.5 ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan untuk menghitung pemakaian energi di PT. Westindo adalah digital clamp meter,Avometer,KWh meter.
3.6 PROSES PENELITIAN 3.6.1 Audit Energi Awal
Kegiatan audit energi awal meliputi pengumpulan data energi bangunan berdasarkan dengan data-data historis yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran.(Abetnego, 2012, Hadiputra, 2012).
Data-data yang diperlukan pada audit energi awal meliputi:
a. Dokumentasi bangunan
1. Denah bangunan seluruh lantai
2. Denah instalasi pencahayaan bangunan 3. Diagram garis tungal listrik
b. Pembayaran listrik bulanan bangunan selama setahun terahir c. Tingkat hunian bangunan
Menghitung Besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Gedung
Berdasarkan data bangunan seperti disebutkan diatas dapat dihitung:
a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2) b. Daya listik total yang dibutuhkan (kVA atau kW)
c. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2)
d. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan e. Intensitas konsumsi energi (IKE) listrik bangunan
f. Biaya pemakaian energi bangunan
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu sistem (bangunan).namun energi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah energi listrik.pada hakekatnya intensitas Konsumsi Energi ini adalah hasil bagi anatara konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun) dengan luas bangunan.satuan IKE adalah KWh/m² per tahun.dan pemakaian IKE ini telah ditetapkan diberbagai Negara antara lain ASEAN dan
Table 3.1 standar Intensitas Konsumsi Energi gedung kantor pemerintah
Kriteria Gedung kantor ber AC kWh/m²/bulan
Gedung kantor tanpa AC kWh/m²/bulan
Sangat efisien <8,5 <3,4
Efisien 8,5-14 3,4-5,6
Cukup Efisien 14-18,5 5,6-7,4
Boros >18,5 >7,4
(Sumber:Panduan Penghematan Energi,Permen ESDM No.13,2013)
Standar IKE yang digunakan sebagai rujukan tingkat penggunaan energi gedung dapat berbeda-beda,dipengaruhi oleh pendekatan analisa dan sempel gedung yang diambil dalam proses perumusan standar tersebut.nilai IKE juga bersifat dinamis dan sewaktu-waktu dapat berubah (berdasarkan hasil penelitian terbaru) mengikuti perkembangan teknologi peralatanhemat energi dan mengikuti tingkat kesadaran hemat energi pegawai (pengguna gedung).(panduan penghematan energi digedung pemerintahan)
Table 3.2 berbagai standar Intensitas Konsumsi Energi untuk gedung perkantoran
Sumber IKE
(KWh/m²/tahun)
Tahun pengeluaran standar
ASEAN-USAID 240 1987
ESDM & JICA Electric Power Development Co,LTD
198,3 2008
Berdasarkan GBCI (Konsul Bangunan hijau Indonesia)
250 2010
Pergub DKI Jakarta No.38 tahun 2012 tentang bangunan gedung hijau
(Sumber:Panduan Penghematan Energi)
3.6.2 AUDIT ENERGI RINCI
a. Penelitian Dan Pengukuran Konsumsi Energi
Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang telah ditentukan.audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan,sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian energinya cukup besar.contoh profil penggunaan energi pada gedung perkantoran sebagai hasil penelitian yang dilakukan pemerintah seperti ditunjukkan pada table (Hadiputra, 2012)
Table 3.3 Profil penggunaan energi untuk peralatan kantor
Jenis peralatan Penggunaan energi (%)
Pendinginan 66
Peralatan/pencahayaan 17.4
Lift 3
Pompa 4.9
Peralatan lain-lain 8.7
Total 100
Dari table diatas ,air conditioning dan pencahayaan merupakan peralatan dalam bangunan yang paling besar mengkonsumsi energi .kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan,dan dari hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil penggunaan energi bangunan.
b. Pengukuran Energi
Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran.hasil pengukuran harus
dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasang tidak tetap (portable) (Hadiputra, 2012).
Pengukuran besarnya konsumsi energi listrik-pencahayaan:
a. Pengukuran besarnya daya listrik untuk pencahayaan digunakan “watt meter” dan pengukuran konsumsi energi listriknya dengan “Watt-jam meter” yang dipasang tetap pada panel listrik yang melayani pencahayaan.
b. Pada kenyataan dalam gedung komersial,energi untuk pencahayaan merupakan salah satu bagian yang relative besar penggunaan energi listriknya.
c. Agar energi spesifik pencahayaan tidak melebihi nilai sebagaimana ditetapkan pada table 3.2,3.3, dan 3.4, perlu dilakukan tindak penghematan konsumsi energi listrik pada sistem pencahayaan.
d. Mengenali Kemungkinan Peluang Hemat Energi
Hasil pengukuran yang dilakukan pada 3.1.1,selanjutnya ditindak lanjuti dengan penghitungan besarnya Intensitas Konsumsi Energi (IKE) dan penyusunan profil penggunaan energi bangunan.besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan terhadap IKE standar atau target.apabila ternyata hasilnya sama atau kurang dari IKE target,maka kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan memperoleh IKE yang lebih rendah lagi.bila hasilnya lebih dari IKE target,berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit rinci berikutnya guna memperoleh penghematan energy (Hadiputra, 2012).
e. Analisa Peluang Hemat Energi
Apabila peluang hemat energi telah dikenali,selanjutnya perlu di tindak lanjuti dengan analisa peluang hemat energi,yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan (Hadiputra, 2012).
Penghematan energi pada bangunan tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni.analisa peluang hemat energi dilakukan dengan
a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi (mengurangi kW dan jam operasi) b. Memperbaiki kinerja peralatan
c. Penggunaan sumber energi yang murah.