LOGIKA
MATEMATIKA
Logika Matematika
- Pernyataan, Nilai Kebenaran, dan Kalimat Terbuka
- Pernyataan Majemuk
- Konvers, Invers, dan Kontraposisi
- Kuantor Universal dan Kuantor Eksistensial
- Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor
- Penarikan Kesimpulan
- Penyusunan Bukti
Pernyataan, Nilai Kebenaran
dan Kalimat Terbuka
- Pernyataan
- Lambang dan Nilai Kebenaran Suatu Pernyataan
- Ingkaran atu Negasi Suatu Pernyataan
- Kalimat Terbuka
Pernyataan
Adalah kalimat yang hanya benar saja
atau salah saja, tetapi tidak dapat
sekaligus benar dan salah.
Contoh:
- Menara itu tinggi.
- Jumlah hari ada 7.
- Tangkaplah orang itu!
- Berapa Umurmu sekarang?
(Pernyataan)
(Pernyataan)
(Bukan Pernyataan)
(Bukan Pernyataan)
Lambang dan Nilai Kebenaran
Suatu Pernyataan
Suatu pernyataan dilambangkan dengan
memakai huruf kecil, seperti a, b,
c,…,p,q,r,…dan seterusnya.
Contoh:
Pernyataan “4 adalah bilangan genap” dapat
dilambangkan dengan memakai huruf p.
Ditulis:
P : 4 adalah bilangan genap.
Lambang
Nilai Kebenaran Suatu
Pernyataan
Nilai benar atau salah dari suatu pernyataan dapat ditentukan memakai: Dasar Empiris:
Menentukan benar atau salah dari sebuah pernyataan berdasarkan fakta yang ada atau dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Contoh:
1. “Ibukota jawa Timur adalah Surabaya”, meupakan pernyataan benar. 2. “Air adalah benda padat”, merupkana pernyataan salah.
Dasar Tak Empiris:
Menentukan benar atau salah dari sebuah pernyataan dengan memakai bukti atau perhitungan-perhitungan dalam matematika.
Contoh:
1. “Akar persamaan 3x – 1 = 5 adalah 2”, merupakan pernyataan benar. 2. “Jika x > 1, maka x > 2” merupakan pernyataan salah.
Contoh:
1. τ(p) = B dibaca “niali kebenaran pernyataan p adalah B” atau “pernyataan p mempunyai nilai kebenran B”.
2. q: 10 kurang dari 5, merupakan pernyataan yang salah, ditulis
τ(q) = S.
Kata nilai kebenaran dilambangkan dengan memakai
huruf Yunani τ (dibaca: tau)
Sedangkan untuk pernyataan yang salah dikatakan
mempunyai nilai kebenaran s (salah).
Pernyataan yang benar dikatakan mempunyai nilai
kebenaran B (benar),
Ingkaran Atau Negasi Suatu
Pernyataan
Adalah pernyataan yang menyangkal atau
mengingkari pernyataan awal
Ingkaran suatu pernyatan menyatakan
kebalikan dari pernyataan itu sendiri berari nilai kebenarannya adalah terbalik
Jika p bernilai benar, maka ~p bernilai salah Jika p bernilai salah, maka ~p bernilai benar.
p
~p
B
S
S
B
Dari suatu pernyataan p dapat dibentuk “ingkaran p” atau “negasi
p”, dilambangkan oleh ~p, dengan cara menambahkan kalimat
“tidak benar bahwa” di depan pernyataan p, atau jika mungkin dengan menyisipkan perkataan “tidak” atau “bukan” di dalam pernyataan p.
Tabel Kebenaran
Contoh:
p : 2 + 3 = 5 (τ (p) = B) ~p : 2 + 3 ≠ 5 (τ (~p) = S)
q : Semua bilangan prima adalah ganjil (τ (~q) = S)
~q : Tidak benar bahwa semua bilangan prima adalah ganjil
(τ (~p) = B) atau
~q : Ada bilangan prima yang tidak ganjil (τ (~q) = B)
Kalimat Terbuka
Adalah kalimat yang memuat peubah/variabel,
sehingga belum dapat ditentukan nilai kebenarannya
( benar atau salah ). Tetapi apabila variabel diganti
nilai tertentu akan menjadi suatu pernyataan.
Contoh: 2x + 3 = 11 (kalimat terbuka) Y – 3 < 4 (kalimat terbuka) Perhatikan contoh!!
Jika x diganti 3, diperoleh “2(3) + 3 = 11”, merupakan pernyataan salah. Jika x diganti 4, diperoleh “2(4) + 3 = 11”, merupakan pernyataan benar.
Nilai pengganti x = 4 mengubah kalimat terbuka “2x + 3 = 11” menjadi pernyataan yang benar. Nilai x = 4 disebut
Kesimpulan:
1. Kalimat terbuka dapat diubah menjadi pernyataan dengan cara mengganti peubah pada himpunan semestanya.
2. Penyelesaian kalimat terbuka adalah nilai pengganti pada himpunan semesta yang mengubah kalimat terbuka menjadi pernyataan yang benar.
3. Himpunan penyelesaian kalimat terbuka adalah suatu
himpunan dengan anggota-anggota merupakan penyelesaian dari terbuka itu.
Contoh:
1. Himpunan penyelesaian persamaan x + 3 = 8 (x peubah pada himpunan bilangan real R) adalah HP = {5}.
2. Himpunan penyelesaian persamaan x2 – 5x + 6 = 0 (x
peubah pada himpunan bilangan real R) adalah HP = {2,3}.
Pernyataan Majemuk
- Kebenaran Suatu Pernyataan Majemuk
- Negasi Suatu Pernyataan majemuk
Kebenaran Suatu Pernyataan
Majemuk
- Disjungsi
- Konjungsi
- Implikasi
- Biimplikasi
Disjungsi
Adalah pernyataan yang dibentuk dari dua
pernyataan p dan q dengan kata hubung “atau”.
Notasinya:
p v q
Dibaca: p atau q
Tabel Kebenaran disjungsi
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran dari:
6 adalah bilangan genap atau 13 adalah bilangan prima. Jawab:
Misal: p : 6 adalah bilangan genap q : 13 adalah bilanagn prima
p bernilai benar dan q bernilai benar sehingga pernyataan 6 adalah bilangan genap atau 13 adalah
bilangan prima bernilai benar
Konjungsi
Adalah pernyataan yang dibentuk dari dua
pernyataan p dan q dengan kata hubung “dan”.
Dibaca: p dan q
Contoh:
13 bilangan prima dan 132 = 169
Jawab:
Misal: p : 13 bilangan prima Q : 132 = 169
p bernilai benar dan q bernilai benar sehingga pernyataan 13 bilangan prima dan 132 = 169
berniai benar.
Implikasi
Adalah pernyataan majemuk yang disusun
dari dua pernyataan p dan q dalam bentuk
“jika p, maka q”.
Notasinya:
p
q
Dibaca: Jika p, maka q
Tabel kebenaran implikasi:
p
q
p q
B
B
B
B
S
S
S
B
B
S
S
B
Bagian “jika p” dinamakan alasan atau
sebab dan bagian “maka q” dinamakan kesimpulan atau akibat.
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran dari implikasi berikut: Jika 3 + 2 = 5, maka 5 adalah bilangan prima
Jawab:
Misal: P : 3 + 2 = 5
Q : 5 adalah bilangan prima
Jika 3 + 2 = 5, maka 5 adalah bilangan prima
B B
Implikasi ini bernilai benar karena alasan benar dan kesimpulan benar
Biimplikasi
Adalah pernyataan majemuk yang disusun dari
dua pernyataan p dan q dalam bentuk “p jika
dan hanya jika q”.
Notasinya:
p
q
Dibaca: p jika dan hanya jika q
Tabel kebenaran biimplikasi:
Contoh:
161/2 = 4 jika dan hanya jika 16log 4 = 1/2
Jawab:
Misal: p :161/2 = 4
Q : 16log 4 = 1/2
161/2 = 4 jika dan hanya jika 16log 4 = 1/2
B B
Merupakan biimplikasi yang benar
Kembali
Negasi Suatu Pernyataan
Majemuk
- Negasi Konjungsi
- Negasi Disjungsi
- Negasi Implikasi
- Negasi Biimplikasi
Negasi Konjungsi
Negasi dari pernyataan p q adalah ~p v ~q
Perhatikan contoh konjungsi berikut.
p : saya suka apel.
q : saya tidak suka wortel.
p q : saya suka apel dan tidak suka wortel.
~( p q) : saya tidak suka apel atau saya suka wortel.
Negasi Disjungsi
Negasi disjungsi dari pernyataan p v q adalah
~p ~q
Perhatikan contoh berikut:
p : Andi pergi ke supermarket.
q : Andi menonton di bioskop.
Negasi Implikasi
p p ~p q ~q p q ~( p q) p ~q B S B S B S S B S S B S B B S B B S S S S S B S B S S SNegasi pernyataan “p q” adalah “p ~q”
Perhatikan contoh berikut:
p : Nico belajar dengan giat.
q : Nico naik kelas.
p q : Jika nico belajar dengan giat maka nico naik kelas. ~(p q) : Jika Nico belajar dengan giat dan ternyata nico tidak
naik kelas.
Negasi Biimplikasi
Negasi pernyataan “p q” adalah (p ~q) v (q ~p) Perhatikan contoh berikut:
P : Ulangan dibatalkan Q : Diadakan kerja bakti
p q : Ulangan dibatalkan jika dan hanya jika diadakan kerja bakti ~(p q ) : Ulangan dibatalkan dan tidak diadakan kerja bakti atau
diadakan kerja bakti dan ulangan tidak dibatalkan.
Konvers, Invers, dan
Kontraposisi
Dari suatu implikasi p q dapat dibentuk
implikasi lain:
q p, yang disebut konvers dari p q. ~p ~q, yang disebut invers dari p q.
~q ~p, yang disebut kontraposisi dari p q.
p ~p q ~q p q q p ~p ~q ~q ~p
B S B S B B B B
B S S B S B B S
S B B S B S S B
S B S B B B B B
Contoh:Tentukan konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi: Jika harga minyak naik, maka harga barang naik.
Konversnya (q p) : jika haga barang naik maka harga minyak naik.
Invernya (~p ~q) : jika harga minyak tidak naik mak harga barang tidak naik.
Kontraposisi (~q ~p) : jika harga barang tidak naik mak harga minyak tidak naik.
Kuantor Universal dan Kuantor
Eksistensial
- Kuantor Universal
- Kuantor Eksistensial
Kuantor Universal
Sebuah pernyataan dikatakan menggunakan
kuantor universal jika menggunakan kata setiap
atau semua atau yang ekuivalen dengan itu.
Contoh:
1. Semua siswa kelas XA senang olahraga.
2. Setiap peserta ujian wajib membawa kartu tanda
peserta ujian.
Kuantor Eksistensial
Pernyataan dikatakan menggunakan kuantor
eksistensial jika menggunakan kata beberapa
atau ada atau yang ekuivalen dengan itu.
Contoh:
1. Beberapa siswa kelas XB senang olahraga.
2. Ada siswa yang senang matematika.
Inkaran dari Pernyataan
Berkuantor
- Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor Universal
- Ingkaran dari Pernyataan Berkuantor Eksistensial
Ingkaran dari Pernyataan
Berkuantor Universal
Contoh:p
: ”Semua bilangan prima adalah bilngan asli”.
Bernilai benar
Tentukan ~ p serta nilai kebenarannya.
~ p
: ”Tidak semua bilangan prima adalah bilangan asli”,
atau
~ p
: ”Beberapa bilangan prima bukan bilangan asli”.
Jadi, jelas bahwa ~ p bernilai salah.
ingkaran dari pernyataan berkuantor universial
adalah sebuah pernyataan berkuantor eksistensial
Ingkaran dari semua p adalah q yaitu
beberapa p bukan q.
Ingkaran dari Pernyataan
Berkuantor Eksistensial
Ingkaran dari beberapa p adalah q yaitu
semua p bukan q.
Contoh:p
: ”Beberapa bilangan prima adalah bilangan
genap”
Tentukan ~ p serta nilai kebenarannya
~ p
: ”Semua bilangan prima bukan bilangan genap”, atau
~ p
: ”Tidak ada bilangan prima yang bilangan genap”, atau
~ p
: ”Jika x adalah bilangan prima, maka x bukan bilangan
genap”.
ingkaran dari pernyataan berkuantor eksistensial
adalah sebuah pernyataan berkuantor universal
Penarikan Kesimpulan
- Prinsip Modus Ponens
- Prinsip Modus Tolens
- Prinsip Silogisme
Prinsip Modus Ponens
Premis 1 : p
q
Premis 2 : p
Konklusi : q
Contoh:
Premis 1 : Jika Afra kehujanan, maka Afra akan masuk angin.
Premis 2 : Afra kehujanan.
Konklusi : Afra masuk angin.
Misal: p: Afra kehujanan q: Afra masuk angin Penarikan kesimpulannya: p q
p q
Prinsip Modus Tolens
Premis 1 : p
q
Premis 2 : q
Konklusi :
p
Premis 1 : Jika saya berolahragateratur, maka saya akan sehat. Premis 2 : Saya tidak sehat
Konklusi : Saya tidak berolahraga teratur
Penarikan kesimpulan ini menggunakan prinsip modus
tolens, berarti kesimpulan yang ditarik adalah sah
Misal: p: saya berolahraga teratur q: saya akan sehat
Prinsip Silogisme
Premis 1 : p
q
Premis 2 : q r
Konklusi : p r
Premis 1 : jika x bilangan ganjil, maka 2x bilangan genap.
Premis 2 : jika 2x bilangan genap, amka 2x + 1 bilangan ganjil.
Konklusi : jika x bilangan ganjil, maka 2x + 1 bilangan ganjil. Misal: p: x bilangan ganjil q: 2x bilangan genap r: 2x + 1 bilangan ganjil Penarikan kesimpulannya: p q q r p r
Penarikan kesimpulan ini menggunakan prinsip silogisme, berarti penarikan kesimpulan ini sah.
Penyusunan Bukti
- Bukti Langsung
- Bukti Tak Langsung
- Induksi Matematika
Bukti Langsung
Bukti langsung mengambil prinsip silogisme sebagai dasarnya. Kebenaran pernyataan pertama berakibat kebenaran pernyataan kedua dan seterusnya samapi pernyataan atau persamaan terbukti. Pada pernyataan berkuantor eksistensial, bukti langsung dilakukan dengan menyebutkan sebuah contoh dari semesta yang menyebabkan pernyataan bernilai benar. Cara substitusi juga termasuk bukti langsung.
Buktikan bahwa 3 merupakan akar dari persamaan kuadrat x2 – 4x + 3 = 0
Jika 3 disubsitusikan ke persamaan, maka diperoleh 32 – 4(3) + 3 = 0
3 adalah akar dari persamaan kuadrat x2- 4x + 3 = 0
Bukti Tak Langsung
Bukti tak langsung dengan kontraposisi mengambil prinsip modus tolens sebagai dasarnya. Membuktikan bahwa sebuah pernyataan berkuantor universal salah cukup dengan mengambil contoh yang menyangkal kebenarannya disebut contoh penyangkal dan membuktikan bahwa pernyataan berkuantor universal benar cukup dibuktikan bahwa ingkarannya salah. Buktikan bahwa x , x + 2 3.
Andaikan x A x + 2 < 3, maka x < 3 – 2
x < 1
Pernyataan terakhir ini salah karena tak ada bilangan asli yang lebih kecil dari satu
x A, X + 2 3.
Induksi Matematika
Dua langkah pembuktian dengan Induksi matematika:
1. Buktikan rumus berlaku untuk n = 1.
2. Dimisalkan rumus berlaku untuk n = k, buktikan
rumus berlaku untuk n = k + 1
Apabila langkah 1 dan 2 telah dilakukan dan benar,
maka dapat disimpulkan bahwa Sn berlaku untuk
setiap bilangan asli n.
Contoh: Buktikan bahwa 1 + 3 + 5 + 7 + … + ( 2n – 1) = n2 untuk n anggota A Langkah 1 Untuk n = 1 1 = 12 1 = 1 (benar) Langkah 2
Misalkan rumus Sn berlaku untuk n = k, yaitu: 1 + 3 + 5 + 7 + … + ( 2k – 1) = k2
Akan dibuktikan Sn berlaku untuk n = k + 1
1 + 3 + 5 + 7 + … + ( 2k – 1) + (2k + 1) = k2 + (2k + 1)
K2 + (2k + 1) = (k + 1)2
Sk + 1