• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh specific goal setting pada performance.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh specific goal setting pada performance."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SPECIFIC GOAL SETTING PADA PERFORMANCE Suci Setyowati

ABSTRAK

(2)

THE EFFECT OF SPECIFIC GOAL SETTING ON PERFORMANCE Suci Setyowati

ABSTRACT

This study aim to find out the influence of the specific goal setting on the individual performance. The subjects of the research were 44 students of non-Psychology Faculty of Sanata Dharma University. The researcher hypothesized that the specific goal setting influence the performance. The experimental tool is an adaptation and replication of khos SAMUEL block design. The experimental tools used in this research were red blocks, white blocks, the colour combination of red and white blocks, stopwatch, analog clock, and 7 different patterns of cards. Then, the researcher adopted independent between subject design as the research design of this research. Besides, the researcher used independent sample t-test to compare the difference in means of two different groups in analyzing the data. The results of the t-test showed there was significant difference between mean time of experiment group 1 (M :184,32) and experiment group 2 (M :

241,18) ; (F : 2,678, SIG : 0,0109 ≥ 0,05 and t-test : 0,002 ≤ 0,05). The results showed that the specific goal setting influenced the performance.

(3)

i

PENGARUH SPECIFIC GOAL SETTING PADA PERFORMANCE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh: Suci Setyowati NIM: 129114090

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

Has il t idak pernah mengkhianati Proses

Bersyukur dan Selalu Yakin

Berkaryalah untuk Kemuliaan Tuhan

Lakukan apa yang kamu cintai dan cintai apa yang kamu lakukan

Colossians (3.23)

“In all the work you are given, do the best you can. Work as though

you are working for the Lord, not any

earthly master”

Stop Thinking so hard about everything,

Stop Over analyzing. Just Go! Just Do!

If it feels right, just go with the flow

If it feels wrong, don’t think about it anymore

(7)

v teruntuk

“Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat, Bunda Maria, dan Santo Yosef ” “Malaikat Tanpa Sayapku Sakti Tigawati dan Sarjito”

“Christina Sohirah dan Antonius Sumaryono” “Untukmu Ayah di manapun berada”

“Keluarga Tercinta”

“Untuk sahabat dan teman-temanku tersayang”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan yang sesungguhnya bahwa karya yang saya muat ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Juni 2016 Penulis

(9)

vii

PENGARUH SPECIFIC GOAL SETTING PADA PERFORMANCE Suci Setyowati

ABSTRAK

(10)

viii

THE EFFECT OF SPECIFIC GOAL SETTING ON PERFORMANCE Suci Setyowati

ABSTRACT

This study aim to find out the influence of the specific goal setting on the individual performance. The subjects of the research were 44 students of non-Psychology Faculty of Sanata Dharma University. The researcher hypothesized that the specific goal setting influence the performance. The experimental tool is an adaptation and replication of khos SAMUEL block design. The experimental tools used in this research were red blocks, white blocks, the colour combination of red and white blocks, stopwatch, analog clock, and 7 different patterns of cards. Then, the researcher adopted independent between subject design as the research design of this research. Besides, the researcher used independent sample t-test to compare the difference in means of two different groups in analyzing the data. The results of the t-test showed there was significant difference between mean time of experiment group 1 (M :184,32) and experiment group 2 (M :

241,18) ; (F : 2,678, SIG : 0,0109 ≥ 0,05 and t-test : 0,002 ≤ 0,05). The results showed that the specific goal setting influenced the performance.

(11)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Suci Setyowati

Nomor Mahasiswa : 129114090

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH SPECIFIC GOAL SETTING PADA PERORMANCE

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam Bentuk media lain, mengelolanya di internet dari saya maupun memberikan royaliti Kepada saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal :

Yang menyatakan,

(12)

x

KATA PENGANTAR

Saya ucapkan syukur yang sebesar-besarnya untuk Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria serta Santo Yosef yang selalu memberikanku kekuatan, petunjuk, peristiwa, dan segalanya sehingga membantu saya berproses menuju keberhasilan menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. P. Eddy Suhartanto, M.Si Kaprodi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan untuk seluruh Civitas Akademik di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang selalu mendorong kami agar cepat menyelesaikan skripsi.

3. Ibu Ratri Sunar Astuti M.Si, Dosen pembimbing akademik untuk pendampingan dan kasih sayangnya.

4. Dr. A. Priyono Marwan, S. J. Dosen pembimbing skripsi yang luar biasa. Terima kasih banyak Romo, selama kurang lebih 5 bulan dengan sabar membimbing saya.

5. Ibu, Bapak, Mbah Putri dan Mbah kakung yang selalu memberikan doa yang tulus, semangat, dan dukungan yang tidak pernah putus.

(13)

xi

7. Teruntuk Kelurga Besar Mbah Kakung dan adik-adikku tersayang Intan Sahara, Cendar Rona Imania, Sakti Sekar Ratri, Sakti Puspa Ratri. Terima kasih banyak untuk dukungan dan semangat selama proses mengerjkan skripsi. 8. Teruntuk Agnes Listi, Cyrillus Yana, Johan Ivan, terima kasih selalu support

dan doanya selama sekian tahun ini 

9. Sahabat-sahabat gilaku tercinta, “The comment” Emanuela Prima dan Pamela Agustine. Terima kasih selalu menjadi rumah ternyaman I love you to the moon and back 

10.Teruntuk yang selalu membuat senyum dan tawa “9114” -- Bayu Mahendra, Chrisna Yuda, David Putra, Septian Panji, Albertus Hari Gunam, Vianey Yona, Benny Wicaksana, Ivander, Kenang Satyadarma, Vico Pradipta, Alexander Widi, David, Adhi Nugraha, Adolfus Aditya, Randy Leo Kemi, Mas Kunto, McGregor, Made. Suwun yo cah!!

11.Teruntuk semua yang membuat kenangan dan akan selalu terkenang Mas Ateng, Ignatius Wijayatmo, Bernadeta Aponarry, Albertin Widyaninta, Elisabeth Yulia, Kornelia Krista, Imadanyara, Efam Diaz, Galih Gudakesa, Gita Pepantri, Regina Giovanny, Helena Lindi, Agnes Bella, Leonardo Simanjuntak, Aurelia Judith, Bhagas Adi Sakti, Devita Prasetyowati, Melani Roswita, Ratna Indraswari, Agatha Asih, Monica Santi, Vita Prana, dan semuanya. Will be miss you guys.

(14)

xii

13.UntukRed Pavlov tersayang, Ayah Topig, Om Yusak, Om Iwil, dan Om Asoy. Terima kasih dukungannya selama proses penulisan skripsi.

14.Untuk kawan seperjuangan di learning corner-nya Romo, yaitu Indri, Flo, Aprek, Chopie, Bimo, Olive, Jeje, Anggie, Rizky, Mba Winda, Risca, Romo Julius, Sonia, BM, Komang, Indun, Asoy. “SEMANGAT! Gbu 

15.Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada subjek dan pihak-pihak yang turut membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Yogyakarta, 21 Juni 2016 Penulis

(15)

xiii

PERNYATAAN PUBLIKASI ... ix

(16)

xiv

1. Sejarah Goal-Setting... 8

2. Pengertian Goal ... 10

3. Goal Setting ... 11

4. Atribut Goal Setting ... 12

5. Penemuan Penting Goal Setting ... 12

6. Prinsip Goal Setting... 14

7. Aspek Goal Setting... 16

B. Performansi (Performance) atau Kinerja ... 17

C.Mekanisme Goal Setting pada Performansi/Kinerja ... 18

D.Skema Penelitian ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

A.Jenis Penelitian ... 21

B. Variabel Penelitian ... 21

C.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 22

D.Subjek Penelitian ... 23

E. Metode Pengambilan Data... 23

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 24

G.Alat Penelitian Eksperimen ... 25

H.Tugas Subjek ... 29

I. Try Out dan Pilot Study ... 29

(17)

xv

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A.Persiapan Penelitian... 31

1.Deskripsi konteks penelitian ... 31

B. Pelaksanaan Penelitian ... 32

C.Analisis Data Eksperimen ... 32

D.Pembahasan ... 36

BAB V. PENUTUP ... 39

A.Kesimpulan ... 39

B. Keterbatasan Penelitian ... 39

C.Saran-saran... 40

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

TABEL 4.1. Distribusi Subjek Peneltian berdasarkan jenis kelamin... 31

TABEL 4.2. Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan usia ... 31

TABEL 4.3. Uji Normalitas ... 33

TABEL 4.4. Uji Homogenitas Levene test for equality of varinces ... 34

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A. HASIL TRY OUT BASED LINE ... 46

LAMPIRAN B. SKOR KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN EKSPERIMEN 2 ... 47

1. Nilai Performansi Kelompok Eksperimen 1 ... 47

2. Nilai Performansi Kelompok Eksperimen 2 ... 48

LAMPIRAN C. (UJI ASUMSI) ... 50

1.Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2... 50

2.Normal Q-Q Plot... 51

a) Kelompok Eksperimen 1 ... 51

b) Kelompok Eksperimen 2 ... 52

LAMPIRAN D. (Uji Homogenitas) ... 53

LAMPIRAN E. (Uji Hipotesis) ... 54

1.Uji Independent Sample t-test ... 54

LAMPIRAN F Instruksi Tugas Eksperimen ... 55

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penelitian World Talent Report 2015 dari Institute of Management Develpoment (IMD) melaporkan bahwa Indonesia mengalami penurunan

peringkat tenaga berbakat dan terampil dibidang ekonomi dari peringkat 25 di tahun 2014 menjadi peringkat 41 di tahun 2015. Peringkat tersebut dihitung melalui penilaian tiga faktor, yaitu faktor pengembangan dan investasi, faktor daya tarik suatu negara, dan faktor kesiapan sumber daya manusia. Faktor kesiapan sumber daya manusia merupakan fakor yang paling penting dalam peringkat tersebut (Ngasuko, 2015). Hal ini dikarenakan SDM merupakan aset yang berharga yang akan menjadi faktor utama yang menentukan suatu keberhasilan sebuah negata (Human Development Report, 2010).

Penurunan peringkat tersebut terasa lebih memprihatinkan karena Indonesia sedang memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi, sehingga membutuhkan kesiapan sumber daya manusia yang bermutu, berdaya saing, produktif dan berprestasi. Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu, berdaya saing, produktif, dan berprestasi adalah SDM yang memiliki performansi yang tinggi (Cahyono,2014)

(21)

yang berlaku untuk suatu tugas atau pekerjaan. Widodo (2015) menegaskan bahwa performansi sangat penting dan diperlukan setiap individu dalam berbagai lingkup seperti, dunia pendidikan, industri, dan olahraga.

Performansi akademik merupakan topik yang penting dalam setting pendidikan (Guney, 2009 dalam Wijaya, 2012 serta Kaighobadi dan Allan, 2008). Dalam setting industri atau dunia kerja, performansi penting untuk kesuksesan organisasi ataupun kepentingan karyawan sendiri (Ali, Karamat, Noreen, Khurram, Chudary, Nadeem, Jamshaid, Farman, 2011 serta Zyphur, Chaturvedi, dan Arvey, 2008). Dalam bidang olahraga, performansi sangat dibutuhkan seorang atlet untuk mencapai prestasi dalam pertandingan (Gunarsa, Setiadarma, dan Soekasah, 1996 serta Setiadarma, 2000).

Performansi manusia membutuhkan sebuah motivasi. Sesuai dengan pernyataan Feldman (2012, dalam Kurose 2013) menegaskan bahwa perilaku atau tingkah laku manusia tersebut diarahkan oleh motivasi. Motivasi merupakan unsur penggerak dan pengarah perilaku untuk mencapai tujuan (King, dalam Kurose 2013). Motivasi terbukti memberikan pengaruh positif bagi kehidupan karena memiliki daya tarik, daya dorong, dan daya arah yang menjadi alasan individu berperilaku. Motivasi dengan pendekatan kognitif menekankan pemrosesan dan interpretasi secara aktif dari informasi yang diterima (Bandura, dalam Hobbs dan Gordon, 2009).

(22)

3

tersebut adalah equity theory, goal setting theory, dan expectancy theory. Kurose (2013) serta Locke dan Latham (2013) mengungkapkan bahwa individu memperlihatkan motivasinya dalam bentuk perilaku yang diamati melalui proses penetapan tujuan (goal setting) dan pencapaian tujuan. Salah satu teori motivasi kognitif yang terkenal dan banyak diterapkan di dunia akademik, dunia kerja dan olahraga adalah goal setting atau penetapan tujuan(Luneburg, 2011)

Goal setting (penetapan tujuan) pertama kali dikemukakan oleh Locke

pada tahun 1968. Locke merupakan Profesor Motivasi dan Kepemimpinan di Robert H. Smith School of Bussiness University of Maryland, Amerika. Locke menyadari pentingnya penetapan tujuan dan proses pencapaian tujuan. Sejak tahun 1968, Locke dan Latham (2002) mengembangkan teori goal setting. Sebanyak 400 penelitian memperlihatkan bahwa goal setting

mempengaruhi performansi dalam mengerjakan tugas. Hasil penelitian Locke dan Latham, (2006) menunjukkan bahwa individu dengan goal setting mencapai hasil yang lebih maksimal daripada individu yang tidak memiliki goal setting.

(23)

goal setting memainkan peranan penting yang sangat dibutuhkan dalam proses

motivasi dengan perantara hubungan antara motivasi dan perilaku.

Locke dan Latham (2013), Borman, Ilgen, dan Klimoski (2003) menyatakan bahwa dasar teori goal setting adalah sebagian besar perilaku manusia merupakan hasil dari tujuan yang dipilih secara sadar dan mengandung niat (intentions). Hal ini sejalan dengan Locke, Shaw, Saari, dan Latham (1981), Locke dan Latham (1990, dalam Weinberg, 2007) yang menjelaskan bahwa asumsi dasar penelitian goal setting adalah goal merupakan pengatur langsung dari tindakan manusia.

Berbagai temuan studi eksperimental memperlihatkan bahwa goal setting sangat mempengaruhi perilaku manusia dan menyebabkan perubahan dalam performansi atau kinerja (Asmus, Karl, Mohnen, Reinhart, 2015). Penelitian (Locke dan Latham, 2006) menunjukkan bahwa individu yang memiliki goal setting mencapai hasil lebih maksimal daripada individu yang tidak memiliki

goal setting.

Luneburg (2011), Mooney dan Mutrie (2000) mengungkapkan bahwa goal setting digunakan sebagai teknik motivasional untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja dalam lingkup yang berorientasi pada prestasi seperti dalam pendidikan, kerja, dan olahraga. Bandura (1997), Locke dan Latham, (1990), Wehmeyer, Agran, dan Hughes (1998, dalam Copeland dan Hughes,

2002) menegaskan bahwa penelitian goal setting dalam berbagai bidang

(industri, atlet, dan pendidikan) memiliki dampak positif yang kuat pada

(24)

5

Latham (2007, dalam Kurose 2013) serta Locke dan Latham (2002) menunjukkan mekanisme goal setting sebagai alat untuk meningkatkan performansi. Mekanisme goal setting menuntun individu untuk memusatkan perhatian, mengerahkan usaha, bertahan dalam menghadapi tantangan, dan terlibat dalam pengembangan strategi. Mekanisme goal setting menggunakan motivasi untuk mencipta dan mengarahkan perilaku, sehingga tanpa mekanisme goal setting, motivasi menjadi tidak realistis (Kurose, 2013).

Penemuan terpenting dari goal setting theory adalah difficult goal dan specific goal yang menyebabkan kinerja individu lebih tinggi daripada tujuan

yang samar-samar seperti “do your best”, tidak memiliki tujuan, dan tujuan yang mudah (Gomez-Minambres, Corgnet, dan Hernan-Gonzalez, 2012 ; Locke dan Latham, 2002). Kavoo-Linge, Van Rensburg, Sikalieh, (2011) menjelaskan bahwa specific goal setting adalah sebuah tujuan yang memiliki penjelasan secara detail mengenai bagaimana cara mencapai tujuan dan memiliki batasan waktu yang jelas.

(25)

terhadap performansi. Penelitian Arsanti (2009) dengan menggunakan anagram sebagai alat eksperimen menunjukkan hasil bahwa hubungan antara penetapan tujuan dan kinerja tidak signifikan dengan nilai korelasi (r = 0,128). Selain itu, penelitian Hartono (2014) dengan menggunakan skema sistem intensif berbasis quota sebagai moderasi menunjukkan hasil bahwa pemberian insentif quota kinerja individu tertinggi ada pada subjek dengan kondisi penetapan target yang mudah dan tidak spesifik. Hasil tersebut berlawanan dengan prinsip goal setting yang menyatakan bahwa motivasi kinerja tertinggi ada pada kondisi penetapan target sulit dan spesifik.

Berdasarkan paparan latar belakang tersebut maka peneliti akan menguji kembali pengaruh specific goal setting pada performance individu dengan menggunakan alat eksperimen berupa balok dan pola – pola tertentu yang merupakan adaptasi dan replikasi dari khos blog design SAMUEL.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut :

“Apakah specific goal setting mempengaruhi performance ?”

C. TUJUAN PENELITIAN

(26)

7

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan sederhana dalam peneguhan teori motivasi kognitif, khususnya mengenai pengaruh specific goal setting pada performance.

2. Manfaat praktis

(27)

8 BAB II DASAR TEORI

A. Goal Setting

1. Sejarah Goal-Setting

Teori goal setting adalah teori motivasi yang menjelaskan penyebab individu bertindak dengan menetapkan tujuan (Locke dan Latham, 2013). Teori goal setting dikemukakan oleh Edwin A. Locke pada tahun 1968. Profesor Motivasi dan Kepemimpinan di Robert H. Smith School of Bussiness University of Maryland, Amerika tersebut menyadari pentingnya penetapan dan proses pencapaian tujuan.

Locke dan Latham (2002) sejak tahun 1968 mengembangkan teori goal setting. Sebanyak 400 penelitian memperlihatkan bahwa goal setting

mempengaruhi performansi dalam mengerjakan tugas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu dengan goal setting mencapai hasil yang lebih maksimal daripada individu yang tidak memiliki goal setting (Locke dan Latham, 2006). Teori mengenai konsep dan manfaat goal setting ditemukan ketika individu belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk menyelesaikan tugas secara efektif (Locke dan Latham, 2013)

(28)

9

dan performansi. Teknik tersebut menjadi lebih dikenal dalam bidang yang berorientasi prestasi seperti bisnis dalam dunia kerja, pendidikan, dan olahraga. Melalui berbagai penelitian, goal setting terbukti membantu meningkatkan performansi. Penelitian Morisano, Peterson, Pihl, dan Shore (2010) memperlihatkan pengaruh goal setting pada bidang akademik. Mahasiswa dengan goal setting pada awal semester memperoleh IPK (Indeks Prestasi Akademik) yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak menetapkannya. Penelitian Clarke dkk (2009) menemukan bahwa pelatihan goal setting meningkatkan usaha pencapaian tugas.

Pada setting dunia kerja, goal setting berpengaruh positif pada manajer perusahaan. Goal setting membuat para manajer lebih mudah memotivasi dan mengarahkan perilaku karyawan agar mampu mencapai target (Bandura & Locke, 2003). Lokce dan Latham (1984, dalam Locke dan Latham, 2002) menyatakan bahwa sejumlah penelitian menunjukkan goal setting yang sulit dan spesifik secara signifikan meningkatkan produktivitas karyawan. Locke dan Latham (2002, dalam Lunenburg, 2011) menegaskan bahwa tujuan spesifik meningkatkan tujuan organisasi, seperti mengurangi ketidakhadiran, keterlambatan, dan turnover.

(29)

memperoleh hasil bahwa hampir semua atlet berlatih beberapa jenis goal setting untuk meningkatkan performansi dan menemukan tujuan mereka

supaya efektif. Penelitian meta-analysis dari 36 studi yang dilakukan Hedges dan Olkin (1985, dalam Kyllo dan Landers, 1995) menjelaskan bahwa secara keseluruhan goal setting meningkatkan performansi dalam olahraga.

2. Pengertian Goal

Locke, et al (1981) menegaskan bahwa goal adalah objek atau tujuan dari suatu tindakan yang diraih individu. Locke dan Latham (2002) menambahkan bahwa goal adalah objek atau tujuan sebuah tindakan untuk mencapai standar tinggi yang biasanya dibatasi dengan waktu. Locke dan Latham (2006) mendefinisikan goal sebagai tujuan dari suatu tindakan atau tugas yang merupakan keinginan sadar individu untuk mencapai dan memperolehnya. Goal juga didefinisikan sebagai alasan motivasional dan tujuan individu (Aarts, Gollwitzer, dan Hassin, 2004).

(30)

11

Peneliti ini menyimpulkan bahwa goal adalah suatu objek atau tujuan dari perilaku yang memiliki sebuah standar dan diusahakan secara sadar dengan batas waktu tertentu.

3. Goal Setting

Asumsi dasar penelitian goal setting adalah bahwa goal merupakan pengatur langsung dari tindakan manusia (Locke dan Latham, 1990 dalam Weinberg, 1993 ; Locke, et al, 1981). Lunenburg (2011) mengungkapkan bahwa goal setting adalah penjelasan yang mendasar untuk semua teori-teori besar motivasi kerja yang meliputi teori-teori ekspektasi dari Vroom (1994) ; teori motivasi dari Maslow (1970) atau Herzberg (2009) ; teori kognitif sosial dari Bandura (1986) dan teori behaviorsm dari Skinner (1979).

(31)

Peneliti menyimpulkan bahwa goal setting merupakan penetapan tujuan yang didasarkan pada pengarahan perilaku untuk keberhasilan mencapai performansi (performance).

4. Atribut Goal-Setting

Locke dan Latham (2013) menyatakan bahwa goal setting memiliki dua atribut utama, yaitu nilai (content) dan niat (intensity). Nilai atau content tujuan mengacu pada objek atau hasil yang dicari (misalnya,

meningkatkan nilai yang dicapai individu dalam mengerjakan tugas, meningkatkan profit sebesar 20%, dan meningkatkan kemampuan berlari pada para atlet). Atribut nilai (content) berfokus pada pengaruh dari tingkat tujuan spesifik dan tingkat kesulitan pada nilai tugas yang berbeda dalam berbagai setting.

Niat (intensity) tujuan mengacu pada usaha yang diperlukan untuk menetapkan tujuan, posisi tujuan dalam tingkatan tujuan individu, dan sejauh mana individu berkomitmen untuk pencapaian tujuan tersebut. Nilai diri individu menciptakan keinginan untuk melakukan sesuatu secara konsisten.

5. Penemuan Penting Goal-setting

(32)

13

spesifik daripada tujuan yang samar-samar, tidak memiliki tujuan, dan memiliki tujuan yang mudah (Gomez-Mminambres, Corgnet, dan Hernan-Gonzalez, 2012 ; Locke dan Latham, 2002). Locke (dalam Mooney dan Mutrie, 2000) menemukan bahwa tujuan yang sulit dan dapat diterima mengakibatkan performansi lebih tinggi daripada tujuan yang mudah. Jika secara kognitif tujuan dianggap terlalu sulit dan tidak mungkin dicapai, maka membuat individu menjadi frustrasi dan tidak termotivasi (Zander dan Newcomb (1967, dalam Gibson, et al, 1985)

Locke dan Latham (2002) menambahkan bahwa tingkat tertinggi dari usaha terjadi ketika tugas cukup sulit dan tingkat terendah dari usaha terjadi ketika tugas sangat mudah atau sangat sulit. Tujuan yang sulit dimulai dari usaha keras untuk memulai suatu tujuan dengan mengarahkan perhatian, memobilisasi usaha dan ketekunan serta mendorong pengembangan dan penggunaan strategi dalam menyelesaikan tugas (Kliengeld, Merlo dan Arends, 2011). Asmus, et al (2015) memberikan informasi bahwa beberapa penelitian menunjukkan kesulitan tujuan yang semakin tinggi dapat meningkatkan performansi individu dalam melaksanakan tugas.

Tujuan yang sulit dan spesifik mengarah pada tingkat performansi yang lebih tinggi daripada tujuan yang umum seperti “do your best” Locke

(33)

performansi tertentu. Krietner dan Kinicki (2004, dalam Kavoo-Linge, Van Rensburg, dan Sikalieh, 2011) menegaskan bahwa goal specific berkaitan dengan sejauh mana tujuan terukur. Sebuah tujuan dikatakan spesifik ketika individu mengetahui secara rinci apa yang harus dicapai, cara mencapai tujuan, dan batas waktu yang pasti (Kavoo-Linge, Van Rensburg, Sikalieh, 2011). Asmus, et al (2015) memberikan kesimpulan bahwa tujuan spesifik lebih mengarah pada prestasiyang tinggi dibandingkan tujuan yang tidak spesifik atau tujuan umum.

6. Prinsip Goal-Setting

Locke dan Latham (1990, dalam Bakar, Yun, Keow, dan Li, 2014) menunjukkan lima prinsip utama goal-setting sebagai berikut:

a. Clarity

Clarity didefinisikan sebagai goal yang produktif, jelas, dan

terukur. Goal harus didefinisikan dengan baik, memiliki batas waktu yang jelas dan mengurangi informasi yang tidak mengarah pada harapan dan pencapaian.

b. Challenging

Goal yang menantang adalah goal dengan tingkat kesulitan yang

(34)

15

diimbangi dengan optimisme, keyakinan menyelesaiakan tantangan yang harus dilakukan untuk mencapai goal.

c. Commitment

Komitmen merupakan usaha untuk mengerahkan seluruh kemampuan, waktu dan tenaga dalam mengejar, memperoleh, serta menjaga tujuannya. Komitmen berhubungan dengan tingkat kesulitan tugas, yaitu menerima goal dengan tingkat kesulitan tinggi sehingga terdorong dan terinspirasi untuk mencapai goal. Komitmen muncul karena individu merasa menjadi bagian dari pencapaian tujuan. Komitmen tampak dalam keterlibatan membuat perencanaan, menetapkan tujuan, dan proses pengambilan keputusan.

d. Feedback

Feedback merupakan umpan balik yang diberikan ketika individu

melakukan sesuatu untuk mengejar goal. Dalam membuat tujuan perlu monitoring dan feedback berupa evaluasi untuk mengetahui kendala yang dialami, sejauh mana proses pencapaian goal dilakukan, memberikan solusi dan kebutuhan sumber daya tambahan. Monitoring dan evaluasi lebih memberikan pengaruh jika dilakukan oleh diri sendiri daripada orang lain atau lingkungan.

e. Complexity Task

(35)

memiliki waktu yang cukup, memperoleh pelatihan dan bimbingan untuk mencapainya.

7. Aspek Goal Setting

Locke dan Latham (dalam Free Management E-book, 2013) mengungkapkan lima aspek dasar dalam goal setting sebagai berikut: a. Specific

Goal yang ingin dicapai harus rinci, fokus dan beralasan. Goal

yang spesifik juga disertai cara atau strategi pencapaian tujuan dan tenggat waktunya. Goal yang spesifik merupakan goal yang menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan mengapa.

b. Measurable

Goal yang ingin dicapai sesuai dengan batas kemampuan dan

memiliki kriteria yang konkret untuk mengukur pencapaian goal. Misalnya memiliki waktu dalam pencapaian goal.

c. Attainable / Achievable

Goal yang diinginkan harus realistis untuk dicapai, maksudnya

tidak terlalu sulit maupun terlalu mudah. Goal yang attainable / achievable membantu individu menemukan kesempatan atau strategi

(36)

17

d. Relevant

Goal harus realistis, sesuai dengan keadaan serta kemampuan

individu. Goal juga harus selaras dengan organisasi, kelompok, atau orang lain.

e. Time Bond

Proses pencapaian goal harus memiliki batasan waktu yang jelas. Dengan memiliki batasan waktu yang jelas dalam mencapai goal, maka menunjukkan sense urgency untuk segera mencapai goal.

B. Performansi (Performance) atau Kinerja

Performansi (performance) secara etimologi berarti prestasi kerja atau biasa disebut dengan kinerja (Widodo, 2015). Nawawi (2007, dalam Widodo 2015) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil dari suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non-fisik/non-material. Simanjuntak (2005, dalam Widodo 2015) yang mengungkapkan bahwa kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atau pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja individu merupakan tingkat pencapaian (hasil kerja) dari sebuah sasaran (tugas) yang harus dicapai atau dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Foster dan Seeker (2001, dalam Widodo 2015) menambahkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai individu menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

(37)

C. Mekanisme Goal Setting Pada Performansi / Kinerja

Locke dan Latham (2002) menjelaskan bahwa tujuan mempengaruhi performansi melalui empat mekanisme sebagai berikut :

a. Memberikan fungsi mengarahkan (directive function) yang berarti bahwa goal mengarahkan individu untuk memberikan perhatian dan usaha pada

tujuan yang ingin dicapai.

b. Memiliki fungsi energizing, artinya individu yang memiliki goal tinggi, juga memiliki usaha yang tinggi dalam mencapainya.

c. Mempengaruhi ketekunan, dengan kata lain individu yang berjuang mencapai goal, memiliki ketekunan dibandingkan individu yang tidak memiliki goal.

d. Mempengaruhi tindakan secara langsung yang mengarahkan pada sebuah kemunculan, penemuan, dan penggunaan pengetahuan serta strategi yang berhubungan dengan tugas yang harus dilakukan untuk mencapai goal.

(38)

19

besar penelitian memberikan dukungan terhadap pengaruh signifikan goal setting yang sulit dan spesifik terhadap peningkatan performansi (performance). Pendapat tersebut didukung oleh penelitan Early,et al (1990) yang menunjukkan bahwa performansi meningkat jika individu memiliki goal setting yang spesifik (dalam Arsanti, 2009).

Lockedan Latham (2013) menegaskan bahwa terdapat hubungan yang linear antara tingkat tujuan yang spesifik dan sulit pada kinerja. Locke (1968) menunjukkan hasil penelitian terpisah bahwa semua kasus tujuan yang spesifik dan sulit pada performansi individu akan sukses jika individu mampu menyadari batas kemampuan yang dimiliki (dalam Locke dan Latham, 2013). Tujuan yang spesifik dan sulit meningkatkan performansi lebih maksimal (Locke dan Latham, 2013). Sebanyak 51 dari 53 penelitian, atau sekitar 96%, memperlihatkan manfaat dari penetapan tujuan yang spesifik dan sulit pada performansi (Locke, et al, dalam Locke dan Latham, 2013)

Goal setting yang sulit dan spesifik mengarah pada pencapaian

performansi (performance) dan kepuasan yang lebih tinggi (Kliengeld, Mierlo dan Arends, 2011 ; Locke dan Latham, 2006 ; Locke, et al, 1992; Locke, et al, 1981 ; Lunenburg, 2011) sehingga specific goal setting lebih baik daripada goal yang tidak spesifik atau tidak memiliki tujuan sama sekali. Locke dan

(39)

goal setting merupakan penetapan tujuan spesifik dan sulit namun dapat

dicapai. Dengan demikian specific goal setting mempengaruhi performansi individu daripada goal setting yang tidak memiliki tujuan yang jelas, tujuan yang umum dan samar-samar seperti “lakukanlah yang terbaik”

D. Skema Penelitian

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah specific goal setting berpengaruh pada performance.

Ho : Tidak terdapat pengaruh specific goal setting pada performance. Hi : Terdapat pengaruh specific goal setting pada performance.

(40)

21 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini memiliki pendekatan kuantitatif dengan desain true experiment. True experiment menggunakan variabel bebas (independent

variable) yang dimanipulasi untuk mengetahui dan mempelajari hubungan

sebab-akibatnya dengan variabel terikat (dependent variable) (Elmes, Kontowitz, dan Reodiger III, 2003; Myers & Hansen, 2002; Shaugnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2006; Shaugnessy, Zechmeister, & Zechmeister, 2012). Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori secara objektif dengan cara mengukur hubungan antarvariabel secara numerik dan menganalisanya secara statistik (Creswell dalam Supraktinya, 2015).

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variable)

(41)

adalah specific goal setting.

2. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang variasi nilainya dipengaruhi oleh variasi dari variabel lainnya (Mustafa, 2009). Sugiyono (2013) mengungkapkan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah performansi.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel independen : Specific Goal Setting

Specific Goal setting adalah Penetapan tujuan melalui pemberian tugas

yang dikerjakan dan diselesaikan subjek dalam tempo tertentu atau dengan waktu sebaik mungkin yang kemudian dimanupulasi dalam dua kelompok penelitian. Kelompok eksperimen 1 dengan specific goal setting dan kelompok eksperimen 2 dengan non-specific goal setting.

2. Variabel dependen : Performansi

(42)

23

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 44 mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Jumlah anggota sampel pada masing-masing kelompok adalah 22 orang. Sugiyono (2013) menegaskan bahwa jumlah subjek yang ideal untuk masing-masing kelompok dalam penelitian eksperimen sebanyak 20 orang.

Pemilihan subjek menggunakan metode purposive sampling dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008 dan 2013). Dalam penelitian ini subjek dipilih berdasarkan pertimbangan :

1. Mahasiswa/i Universitas Sanata Dharma yang berusia 16 tahun ke atas. 2. Bukan mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta dengan asumsi bahwa mahasiswa psikologi mengenal konsep dan administrasi alat eksperimen.

Selain itu subjek juga dipilih berdasarkan opportunity sampling, yaitu sejauh mana subjek memungkinkan atau kesempatan yang tersedia pada subjek. E. Metode Pengambilan Data

(43)

specific goal setting dan kelompok eksperimen 2 sebagai kelompok

non-specific goal setting. Penelitian berlangsung selama tiga hari dengan jumlah

subjek per hari 10 sampai dengan 20. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengaruh waktu sebagai ubahan asing, sehingga dilakukan counterbalancing dengan urutan kelompok A – B - B – A.

Keterangan :

A. Kelompok pemberian waktu (KE 1) B. Kelompok tanpa pemberian waktu (KE 2)

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Peneliti memberikan informasi kepada subjek, bahwa penelitian menggunakan permainan balok. Pengambilan data dilakukan di ruang Observasi II, Laboratorium Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta untuk meminimalkan stimulus eksternal. Dengan melakukan kontrol terhadap variabel lain, maka terlihat jelas pengaruh variabel bebas (Mustafa, 2013).

Prosedur eksperimen mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Masing-masing subjek dipersilahkan masuk ke dalam ruangan eksperimen. 2. Subjek dipersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan.

3. Subjek mengisi daftar hadir.

4. Subjek membaca instruksi eksperimen yang sudah diberikan. 5. Subjek mengisi informed consent.

(44)

25

7. Subjek mencoba memahami tugas dengan keterangan dari eksperimenter dan melakukan trial and error melalui pola kartu percobaan.

8. Setelah melakukan percobaan, maka eksperimen dimulai.

9. Subjek melakukan eksperimen dan eksperimenter mengobservasi subjek. 10.Performansi (waktu) subjek dicatat oleh eksperimenter.

11.Setelah selesai, eksperimenter melakukan debrief mengenai tujuan tugas eksperimen sebagai penelitian tugas akhir.

12.Subjek diminta untuk meninggalkan ruangan eksperimen.

G. Alat Penelitian Eksperimen

Alat eksperimen di adaptasi dari alat tes komputerisasi SAMUEL yang berasal dari tugas Kohs Block Designyang dibangun dalam kerangka pemecahan masalah umum psikologi kognitif (Rozencwajg & Fenouillet, 2012). Rozencwajg dan Fenouillet (2012) mengungkapkan bahwa alat komputerisasi SAMUEL digunakan untuk mempelajari pengaruh goal setting pada strategi dalam pengerjaan tugas Kohs Block Design.

(45)

tersedia perangkat rekam yang mengobservasi setiap gerakan subjek dalam menyusun tugas, kemudian dianalisis.

Peneliti melakukan adaptasi dari tugas untuk memeriksa pengaruh goal setting pada performance. Alat eksperimen digunakan secara manual tanpa

sistem komputer. Instruksi dan strandarisasi alat eksperimen SAMUEL direplikasi dan disesuaikan dengan konsep specific goal settingdan non-specific goal setting. Instruksi dituliskan secara detail dan dibuat sederhana

agar mudah dipahami, sistem tersebut dilakukan supaya subjek mendapatkan perlakuan yang sama. Peneliti melakukan adaptasi dan replikasi pada pola dan susunan balok sebelum subjek mengerjakan tugas. Susunan balok distandarisasi dengan posisi sejajar dan sisi balok yang berwarna merah tampak di atas. Alat eksperimen dijelaskan sebagai berikut :

a. Balok-balok alat eksperimen

Penelitian ini menggunakan enam balok dengan enam sisi yang setiap dua sisinya memiliki warna berbeda. Dua sisi berwarna merah, dua sisi berwarna putih, dan dua sisi lagi berwarna merah-putih. Susunan balok distandarisasi dengan posisi sejajar dan setiap subjek mengalami perlakuan yang sama. Dua warna merah pada balok tampak dari atas dan bawah, warna merah-putih dihadapan subjek dan peneliti, warna putih disamping kiri dan kanan.

b. Kartu dengan pola yang berbeda

(46)

27

namun dengan pertimbangan kemampuan mendiskriminasi, maka peneliti mengambil tujuh kartu. Tujuh kartu tersebut digunakan sebagai alat percobaan dan alat pengambilan data. Satu pola digunakan untuk percobaan dan menjadi indikasi bahwa subjek memahami tugas, sedangkan enam pola pada kartu lain digunakan sebagai alat pengambilan data. Enam kartu tersebut sudah diuji coba dan layak digunakan sebagai alat pengambilan data.

Uji coba kartu dilakukan kepada tujuh subjek tryout (3 laki-laki; 4 perempuan), kemudian total waktu yang berhasil dicapai subjek pada setiap pola dijumlahkan dan dibagi dengan total subjek tryout. Hasiltersebut kemudian digunakan sebagai based line masing-masing pola yang dapat diamati dibawah ini :

1. Kartu Percobaan

2. Kartu 1 dengan waktu 21 detik

(47)

4. Kartu 3 dengan waktu 112 detik

5. Kartu 4 dengan waktu 46 detik

6. Kartu 5 dengan waktu 52 detik

7. Kartu 6 dengan waktu 46 detik

c. Jam analog

(48)

29

H. Tugas Subjek

Subjek diminta untuk menyusun balok sesuai dengan pola pada kartu yang diberikan dengan prosedur sesuai dengan kelompok. Kelompok eksperimen 1 diberikan tugas menggunakan waktu dan kelompok eksperimen 2 diberikan tugas tanpa menggunakan waktu. Sebelum melakukan ekperimen dengan enam pola, subjek diberikan pola percobaan terlebih dahulu. Pola percobaan diberikan agar eksperimenter dapat melihat pemahaman subjek mengenai prosedur. Setelah subjek mencoba, peneliti memberikan enam pola secara bertahap dan mencatat waktu serta skor subjek sebagai bentuk performansi yang berhasil diraih subjek.

I. Try Out dan Pilot Study

Pada awal penelitian, peneliti mengonsultasikan kepada profesional judgement kesepuluh pola alat eksperimen. Dari sepuluh pola rancangan

(49)

Kualitas alat eksperimen dan instruksi kemudian diuji melalui pilot study. Peneliti melakukan pilot study terhadap 16 mahasiswa Non-Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma. Pilot study dilaksanakan pada hari Sabtu, 21 Mei 2016 di ruang Observasi II, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyiapkan dua jenis instruksi untuk pilot study. Instruksi pertama untuk kelompok eksperimen 1 (instruksi dengan

waktu) dan Instruksi kedua untuk kelompok eksperimen 2 (instruksi tanpa waktu). Pilot study dilakukan untuk mengetahui keefektifan instruksi dan kejelasan prosedur dalam penelitian. Setelah pilot study dilaksanakan, peneliti melakukan beberapa perubahan pada instuksi berdasarkan evaluasi dari subjek agar eksperimen berjalan dengan baik.

J. Metode Analisis Data

Peneliti menggunakan uji asumsi sebagai syarat melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda yaitu independent sample t-test dengan melihat perbedaan waktu yang berhasil diperoleh

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Sebelum melakukan t-test, disyaratkan untuk melakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji

(50)

31 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Deskripsi subjek penelitian

Subjek adalah Mahasiswa Non-Fakultas Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti tidak mengikutsertakan mahasiswa Fakultas Psikologi karena konsep pada alat eksperimen pernah dipelajari.

Jumlah keseluruhan subjek adalah 44 orang, 22 orang laki-laki dan 22 orang perempuan yang secara merata dibagi ke dalam kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dengan rentang usia 18 sampai dengan 22 tahun yang dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Kelompok Total

Perempuan Eksperimen 1 11 Eksperimen 2 11 Laki-laki Eksperimen1 11 Eksperimen 2 11

Jumlah 44

Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan usia

(51)

2. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan dalam waktu tiga hari, yakni pada tanggal 25, sampai dengan 27 Mei 2016 di Ruang Observasi II, Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta mulai pukul 10.00 sampai dengan pukul 15.30. Proses eksperimen bersifat individual, maka jadwal disesuaikan dengan kegiatan masing-masing subjek. Terdapat sedikit gangguan yang muncul saat proses penelitian pada hari kedua, yaitu suara gaduh dari ruangan sebelahtempat eksperimen menggunakan musik keras. Walaupun subjek tidak terganggu, namun peneliti segera mengkomunikasikan kepada penanggungjawab eksperimen di ruang sebelah untuk meminimalisir distorsi.

3. Analisis Data Eksperimen

Subjek yang terdaftar dan digunakan sebanyak 44 subjek. Jumlah subjek kelompok eksperimen 1 adalah 22 orang, begitu pula dengan subjek kelompok eksperimen 2 adalah 22 orang.

1. Uji Asumsi

Ada beberapa asumsi yang mendasari uji beda, yakni uji normalitas dan homogenitas (Azwar, 2007). Kedua asumsi tersebut perlu diuji sebelum uji beda atau t-test dilakukan.

a.Uji Normalitas

(52)

33

50. Berdasarkan penghitungan dari SPSS 23.0, diperoleh nilai Shapiro-Wilk sebagai berikut

Tabel 4.3 Uji Normalitas Kelompok Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Eksperimen 1 .933 22 .144 Eksperimen 2 .947 22 .277

Pedoman pengambilan keputusan :

- Nilai signfikansi (probabilitas) < 0,05; distribusi data tidak normal. - Nilai signifikansi (probabilitas) > 0,05; distribusi data normal. Nilai probabilitas (p) untuk kelompok eksperimen 1 sebesar 0,144 dan nilai probabilitas (p) untuk kelompok eksperimen 2 sebesar 0,277 (keduanya memiliki nilai p > 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua data terdistribusi normal.

Scater Plot (lihat lampiran) menunjukkan bahwa sebaran data

terdistribusi normal baik pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk menggunakan perhitungan statistik parametrik. Perhitungan hasil penelitian dilakukan dengan uji t independent sample.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan Levene test for Equality of Variences untuk melihat besarnya varian dari sampel dalam kedua

(53)

menggunakan Levene test for Equality of Variencesditunjukkan melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Levene test for Equality of Variences

Pedoman pengambilan keputusan :

- Nilai signifikansi (probabilitas) < 0,05; varians tidak homogen. - Nilai signifikansi (probabilitas) > 0,05; varians data homogen. Hasil data memperlihatkan nilai sig (signifikansi) sebesar 0,109 untuk p > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varian performansi pada masing- masing kelompok bersifat homogen.

2. Uji Hipotesis

Peneliti menggunakan independent sample t-test untuk melihat signifikansi perbedaan rata-rata skor antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Perbedaan yang signifikan merupakan bukti bahwa terdapat pengaruh dari specific goal setting pada performansi dalam kelompok eksperimen 1.

Uji beda yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent sample t-test. Data performansi (total waktu mengerjakan keenam pola)

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig.

(54)

35

dari setiap kelompok diuji menggunakan independent sampe t-test. Berikut adalah hasil dari independent sampe t-test :

Tabel 4.5 Hasil Independent Sample T-test

Uji Hipotesis Kelompok

Pedoman pengambilan keputusan :

Jika p > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh rata-rata yang signifikan. Ho diterima dan Hi ditolak.

Jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan. Ho ditolak dan Hi diterima.

(55)

kelompok eksperimen 1 sebesar 184,32, sedangkan nilai mean yang diperoleh kelompok eksperimen 2 sebesar 241,18. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen 1 memiliki rata-rata waktu yang lebih cepat daripada rata-rata waktu yang dimiliki kelompok eksperimen 2.

Berdasarkan hasil analisis independent sample t-test menggunakan program SPSS 23.0 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002. Taraf signifikansi kurang dari 0,05 (0,002 < 0,05) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan diantara dua kelompok dalam penelitian ini. Demikian hipotesis penelitian diterima.

4. Pembahasan

Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh goal setting pada performansi individu. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai t-test yang signifikan (0,002, p < 0,05) diantara kelompok eksperimen 1 (specific goal setting) dan kelompok eksperimen 2 (non-specific goal setting). Kelompok eksperimen 1 menyelesaikan tugas lebih cepat daripada kelompok eksperimen 2 (mean : 184,32 < 241,18). Dengan demikian kelompok eksperimen 1 memiliki performansi lebih tinggi daripada kelompok eksperimen 2.

(56)

37

antara performansi kelompok yang diberi instruksi specific goal setting dan kelompok yang diberi instruksi non-specific goal setting (sebaik-baiknya). Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini memperkaya teori mengenai pengaruh goal setting pada performance individu khususnya specific goal setting.

Hasil penelitian ini meneguhkan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tujuan yang sulit dan spesifik mengarah pada performansi yang lebih tinggi daripada tujuan umum atau tidak spesifik seperti, “lakukan yang sebaik-baiknya” (Locke, dalam Mooney dan Mutrie,

2000). Penelitian ini juga meneguhkan penelitian Kliengeld, Mierlo dan Arends (2011), Locke dan Latham (2006), Locke, et al (1981), Locke, et al (1992),dan Lunenburg (2011) yang menegaskan bahwa goal setting yang sulit dan spesifik mengarah pada pencapaian performansi dan kepuasan yang lebih tinggi.

(57)

Berdasarkan beberapa pernyataan, peneliti mendapatkan penjelasan bahwa specific goal setting atau goal setting spesifik memiliki pengaruh yang besar

pada performansi individu. Specific goal setting menjadi salah satu teknik yang efektif, sehingga meningkatkan performansi individu ketika menjalani berbagai aktivitas (Mooney dan Mutrie, 2000). Hasil penelitian dilihat dari 44 subjek yang menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan perlakuan dengan instruksi specific goal setting memiliki performansi lebih tinggi secara signifikan daripada kelompok dengan instruksi non-specific goal setting. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa specific goal setting

(58)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa specific goal setting meningkatkan performansi individu. Uji t dengan menggunakan independent sampel t-test menghasilkan nilai t sebesar 3,243 dengan nilai signifikansi (p)

sebesar 0,002 (p<0,05). Hasil perbandingan mean pada kelompok eksperimen 1lebih kecil dibandingkan dengan kelompok eksperimen 2 (184,32 < 241,18). Artinya, terdapat perbedaan performansi pada kelompok eksperimen 1yang menggunakan specific goal setting dan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan non-specific goal setting.

B. Keterbatasan Penelitian

(59)

C. Saran-Saran 1. Bagi Subjek

Subjek dapat menggunakan goal setting, khususnya specific goal setting supaya memiliki performansi yang lebih baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Metode dan alat eksperimen ini ditawarkan untuk penelitian goal setting dalam meningkatkan performance berbagai kalangan atau

kelompok tertentu.

(60)

41 Performance on Employees Commitment. European Journal of Scientific Research. Vol. 60, No. 2, p. 285 – 294. EuroJournals Publishing, Inc.

Arsanti, T.A., (2009). Hubungan antara Penetapan Tujuan, Self-Efficacy dan Kinerja. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Vol 16, No. 2,97-109.

Asmus, S., Karl, F., Mohnen, A., Reinhart, G.(2015). The impact of goal-setting on worker performance - empirical evidence from a real-effort production experiment. Peer-review under responsibility of Assembly Technology and Factory Management/Technische Universität Berlin. Procedia CIRP 26, 127-132.

Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bakar, Z., Yun L.M., Keow, N.S., Li, T.H. (2014). Goal-Setting Learning Principles. Journal of Education and Learning, Vol.8 (1) pp. 41-50.

Bandura, A., & Locke, E. (2003). Negative self-efficacy and goal effects revisited. Journal of Applied Psychology, Vol. 88, 87-99.

(61)

Copeland, S. R., Hughes, C. (2012). Effects of Goal Setting on Task Performance of Persons with Mental Retardation. Education and Training in Mental Retardation and Developmental Disabilities. Vol. 37, No. 1, pp. 40-54.

Elmes, D.G., Kantowitz, B. H., Roediger III, H.L. (2003). Research Methods in Psychology. 7th ed. Belmont, CA : Wadsworth.

FME, Team. (2013). Effective Goal Setting : Productivity Skills. www.free-management-ebooks.com. Diunduh tanggal 25 Mei 2016.

Gomez-Minambres, J., Corgnet, B., & Hernan-Gonzalez, R. (2012). Goal Setting dan Monetary Incentives : When large Stakes Are Not Enough. Paper dari Chapmen University, Economic Science Institute. One University Drive, Orange, California 92866.

Gunarsa, S.D., Setiadarma, M.P., & Soekasah, M.H.R. (1996). Psikologi Olahraga : Teori dan Praktik. Jakarta : BPK Gunung Mulia.

Hartono, Y. (2014). Pengaruh goal difficulty dan goal specificity terhadap kinerja individu dengan penerapan skema sistem insentif berbasis quota sebagai variabel moderasi. Skripsi Strata 1. Prodi Akuntansi Unika Soegijapranata. http://repository.unika.ac.id/478. Diakses tanggal 3 Agustus 2016.

Hobbs, J.R., & Gordon, A. (2009). Goals in a Formal Theory of Commonsense Psychology. Journal of Experimental Social Psychology, 42, 668-675. Irmawati. (2004). Peranan Goal Setting dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas

Kerja Karyawan. Jurnal USU, Vol 10, 56-74.

Kaighobadi, Mahdi dan Marcus T. Allen. (2008).”Investigating Academic Success Factors for Undergraduate Accounting Modules”, Accounting Education: an International Journal. Vol. 18, No. 1, pp. 51-73.

Kavoo-Linge, T., Van Rensburg W. J., Sikalieh, D. (2011). The Relationship between Goal Setting and Career Advancement: A Case of Women Employees in Kenya. International Journal of Business and Social Science. Vol, 2. No.17.

Kleingeld, Ad., Mierlo, H. V., Arends, L. (2011). The Effect of Goal Setting on Group Performance : A Meta-Analysis. Journal of Applied Psychology. Vol 96. No, 6, 1289-1304.

(62)

43

Kyllo, L. B., & Landers, D. M. (1995). Goal Setting in Sports an Exercise : A Research Symthesis Revolse the Controversy. Journal of Sport & Exercise Psychology. 17, 117-137.

Locke, E.A., & Latham, G.P. (2002). Building a Practically Useful Theory of Goal Setting and Task. American Psychologist Association, Vol. 57, No.9, pp. 705-717.

Locke, E.A., & Latham, G.P.(2006). New Directions in Goal Setting Theory. Association of Psychological Science, Vol. 15, No.5, 265-268.

Locke, E.A., & Latham, G.P. (2013). New Developments in Goal Setting and Task Performance. New York, NY : Routledge.

Locke, Shaw, Saari, dan Latham. (1981). Goal Setting and Task Performance : 1969 – 1980.Psychological Bulletin. Vol 90. No. 1. 125-152.

Locke, E.A., et al. (1992). Goal Setting and Task Performance : 1969 – 1980. This

Week’s Citation Classic. No. 32.

Luneburg, F.C. (2011). Goal Setting Theory of Motivation. International Journal of Management, Business, and Administration, Vol 15. No. 1, 1-6.

Mooney, R. P., Mutrie, N. (2000). The Effects of Goal Specificity and Goal Difficulty on the Performance of Badminton Skills in Children. Pediatric Exercise Science. 12, 270-283.

Morisano, D., Hirsh, J.B., Peterson, J. B., Pihl, R.O., & Bruce M. Shore. (2010). Setting, Elaborating, and Reflecting on Personal Goals Improves Academic Performance. Journal of Applied Psychology, 95, 255-264. Mulyani, Siti. (2010). Kemampuan Intelektual, Kebutuhan Berprestasi dan

Performansi Kerja di Perusahaan Alat Berat. Jurnal Humanitas. Vol. 7, No. 1, p. 76 – 88.

Mustafa, Z. (2009). Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Myers, A., Hansen, C. (2002). Experimental Psychology. 5th ed. Pacific Grove, CA : Wadsworth.

Ngasuko, T.A. (2015). Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Tersedia : http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/daya-saing-sumber-daya-manusia

(63)

Pintrich, P.R., Schunk, D.H., Meece, J.L. (2008). Motivation in Education:Theory, Research, and Application (3nd Ed).Colombus, OH: Merril-Prentice Hall.

Rozencwajg, P., Fenouillet, F. (2012). Effect of Goal Setting on the Strategies used to solve a block design task. Learning and individual differeences. 22, 530-536.

Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta : Gramedia. Santoso, S. (2016). Panduan Lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : Gramedia.

Setiadarma, M.P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Shaughnessy, J.J., Zechmeister, E.B., & Zechmeister, J.S. (2006). MetodologiPenelitian Psikologi (Ed.7). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shaughnessy, J.J., Zechmeister, E.B., & Zechmeister, J.S. (2012). MetodePenelitian Psikolog (Research Methods in Psychology). Ed.9. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Shaughnessy, J.J., Zechmeister, E. B., Zechmeister, J.S. (2006). Research Methods in Psychology 7th ed. New York : McGrawHill.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Psikologi. Yogyakarta : Penerbit USD.

Tjahjono, H. K. (2011). Perbandingan Equity Theory, Goal Setting Theory, dan Expectancy Theory : Tinjauan Psikologi Kognitif. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Diunduh pada tanggal : 24 Mei 2016.

https://scholar.google.co.id/scholar?oi=bibs&hl=en&cluster=873025 2980179445332.

(64)

45

Weinberg, R, G. (2007). Goal Setting In Sport And Exercise: Results, Methodological Issues And Future Directions For Research. Goal setting In Sport And Exercise: Results.

Weinberg, R., Yukelson, D., Burton, D., & Weigand, D. (1993). Goal Setting in Competitive Sport : An Exploratory Investigation of Practices of Collegiate Athletes. The Sport Psychologist. 7, 275-289.

Widodo, S. Eko. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Wijaya, A.L. (2012). Pengaruh Tingkat Partisipasi Kelas Terhadap Kinerja Akademik Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Volume. 9, No. 1, hal. 24-132.

(65)

LAMPIRAN A

HASIL TRY OUT BASED LINE

No Subjek

Jenis Kelamin

Usia

Waktu (*)

1 2 3 4 5 6

(66)

47

LAMPIRAN B

SKOR PERFORMANSI KELOMPOK EKSPERIMEN 1 DAN EKSPERIMEN 2

1. Nilai Performansi Kelompok Ekperimen 1

No

Partisipan Kelompok Eksperimen 1

(Specific goal setting)

Nama JenisKelamin Total Waktu

(67)

18 CH Laki-laki 166 detik

19 AP Laki-laki 266 detik

20 FAR Perempuan 182 detik

21 APP Perempuan 235 detik

22 HC Perempuan 136 detik

Mean 184.32detik

2. Nilai Performansi Kelompok Eksperimen 2

No

Partisipan Kelompok Eksperimen 2 (Non-specific goal setting)

Nama JenisKelamin Total Waktu

1 CP.U Perempuan 246 detik

2 SH Laki-laki 198 detik

3 HP Perempuan 357 detik

4 CDT Perempuan 230 detik

5 AV Laki-laki 290 detik

6 DP Laki-laki 173 detik

7 BS Laki-laki 140 detik

8 JS Laki-laki 225 detik

9 ID Laki-laki 223 detik

10 YTN Laki-laki 266 detik

(68)

49

12 SNK Perempuan 189 detik

13 DB Laki-laki 292 detik

14 YHP Laki-laki 188 detik

15 IAP Perempuan 164 detik

16 FY Perempuan 294 detik

17 BR Perempuan 206 detik

18 SDF Laki-laki 159 detik

19 FYD Laki-laki 191 detik

20 AG Perempuan 276 detik

21 MS Perempuan 299 detik

22 ARS Perempuan 290 detik

(69)

LAMPIRAN C UJI ASUMSI

1. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen 1 dan Eksperimen 2 Descriptive Statistics

N M inimum M aximum M ean

Std.

Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Statistic

Eksperimen 1 22 119 266 184.32 9.990 46.859 2195.751

Eksperimen 2 22 140 410 241.18 14.470 67.870 4606.346

Valid N

(listwise)

22

Case Processing Summary

Cases

Valid M issing Total

N Percent N Percent N Percent

Eksperimen 1 22 100.0% 0 0.0% 22 100.0%

(70)

51

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen 1 .125 22 .200* .933 22 .144

Eksperimen 2 .111 22 .200* .947 22 .277

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

2. Normal Q-Q Plots

(71)
(72)

53

LAMPIRAN D

UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Performansi Based on Mean 2.678 1 42 .109

Based on Median 2.029 1 42 .162

Based on Median and

with adjusted df

2.029 1 32.920 .164

Based on trimmed

mean

(73)

LAMPIRAN E

Variances t-test for Equality of Means

(74)

55

LAMPIRAN F

INSTRUKSI TUGAS EKSPERIMEN

Instruksi Kelompok Eksperimen 1 :

Selamat datang teman, terima kasih atas waktu yang telah teman luangkan untuk mengikuti eksperimen ini. Tugas yang perlu teman-teman kerjakan adalah menyusun balok-balok ini sesuai dengan pola yang tersedia dalam kartu. Terdapat enam kartu dengan pola yang berbeda. Balok yang digunakan berjumlah enam yang setiap sisinya memiliki dua warna merah, dua warna putih dan dua warna merah-putih. Setiap tugas penyusunan balok akan diberikan batasan waktu penyusunan yang akan saya beritahukan secara lisan.

Instruksi Kelompok Eksperimen 2

(75)

LAMPIRAN G Formulir Informed Consent

Saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian sesuai penjelasan yang telah diberikan kepada saya. Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian ini. Saya mengerti bahwa keterlibatan saya dalam eksperimen ini dijaga kerahasiannya. Saya juga mengerti bahwa keterlibatan saya dalam penelitian ini tanpa paksaan.

Yogyakarta, ….Mei 2016

(76)

Gambar

TABEL 4.1. Distribusi Subjek Peneltian berdasarkan jenis kelamin............
Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3 Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Tabel 4.4 Levene test for Equality of Variences
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ekspresi osteocalcin pada daerah tarikan lebih besar daripada daerah tekanan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pemberian kopi robusta juga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Hasil belajar biologi siswa yang menggunakan media laboratorium virtual (nilai mean = 18.90) lebih tinggi daripada siswa

Ekspresi osteocalcin pada daerah tarikan lebih besar daripada daerah tekanan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pemberian kopi robusta juga

Hasil eksperimen laboratorium dari penelitian yang dilakukan penulis sebelumnya [8] menunjukkan bahwa performansi sistem dengan metode Direct Synthesis jauh lebih baik

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan level skeptisisme profesional yang tinggi akan menunjukkan perilaku lebih skeptis, individu dengan level keadaan skeptisisme

Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi betain sebesar 0,14% menghasilkan kadar low density lipoprotein yang lebih tinggi daripada perlakuan lain.. Simpulan dari

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dukungan teman yang spesifik pada perilaku sehat, memiliki korelasi yang tinggi terhadap perilaku sehat seseorang dimana dukungan teman

Ditambah lagi dalam penelitian Suryandari 2011, yang hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan pelatihan goal setting terhadap efikasi diri wiraniaga, terutama dalam hal