EVALUASI PENGGUNAAN JEMBATAN
PENYEBERANGAN BAGI PEJALAN KAKI DI JALAN
WASTU KENCANA BANDUNG
Reynold Lepong NRP: 9921070
Pembimbing: Prof. Ir. Bambang Ismanto S., M.Sc, Ph.D
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
ABSTRAK
Meskipun arus kendaraan yang relatif tinggi, penggunaan fasilitas jembatan penyeberangan di jalan Wastu Kencana masih tidak efektif. Hal ini disebabkan desain konstruksi jembatan penyeberangan (JP) yang tinggi, tangga yang terjal, lokasi jembatan yang jauh dari tujuan, rasa malas dan lelah untuk mendakinya, serta penentuan fasilitas penyeberangan yang kurang tepat.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ………..….……..i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ………..…………ii
ABSTRAK ………...….………..………...…...iii
PRAKATA………...………..………iv
DAFTAR ISI ……….……vi
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ………...viii
DAFTAR GAMBAR ……….………..xi
DAFTAR TABEL ………...…xii
DAFTAR LAMPIRAN ………..…..….xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………...…………...………….1
BAB 3 METODOLOGI SURVEI
3.1 Program Kerja ………..……...14
3.2 Jenis-jenis Survei ………..…..…16
3.3 Survei Penyeberang Jalan ………..…………..……...16
3.3.1 Menghitung Penyeberang Jalan ……….16
3.3.2 Survei Waktu Penyeberang Jalan ………...…….……...18
3.4 Survei Lalu-lintas ………...………...……18
3.5 Studi Lapangan ………...………….…19
BAB 4 PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Penyeberang jalan ………...…….…….23
4.1.1 Volume Penyeberang Jalan ………..………..………23
4.1.2 Waktu Penyeberang Jalan ………..…………..………..25
4.2 Analisis Data Lalu-lintas ……….29
4.3 Kajian Hubungan Penyeberang Jalan dan Lalu-lintas ………..…..…30
4.4 Diskusi ………...………..……35
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………..………..…….38
5.2 Saran ………...……….……39
DAFTAR PUSTAKA……….………..…..41
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
h : jumlah jam
j : jumlah jembatan
JL. : Jalan
JP : Jembatan Penyeberangan
= sebuah jembatan yang berada di atas jalan yang didesain khusus untuk digunakan oleh pejalan kaki
kend. : kendaraan
kend./jam : kendaraan per jam
KB : Kendaraan Berat
= kendaraan yang mempunyai enam roda atau lebih
KR : Kendaraan Ringan
= kendaraan yang mempunyai tiga atau empat roda
m : meter
mph : mile per hour ( 1 mile = 1,60931 kilometer)
m/det : meter per detik
M : Sepeda Motor
= kendaraan yang mempunyai dua roda
n : jumlah sampel
o/j : orang per jam
p : pria
P : Volume Penyeberang Jalan (orang/jam)
Pa : Jumlah pejalan kaki yang menyeberang pada jembatan penyeberangan (orang/jam)
Pb1 : Banyaknya pejalan kaki yang menyeberang pada Zona I Ph : Volume Penyeberang Jalan pada Jam ke-h (orang/jam)
Ph (VII) : Volume Penyeberang Jalan pada Jam ke - h di Zona VII (orang/jam)
Pt : Jumlah total banyaknya pejalan kaki yang menyeberang pada jembatan dan yang menyeberang di bawah jembatan (Pa + Pb) R : Perbandingan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang melalui jembatan dengan waktu yang dibutuhkan untuk hingga akhir anak tangga pada sisi lainnya
taBj B: Rata-rata Waktu Penyeberangan di JP ke- j (detik)
tbBj B: Rata-rata Waktu Penyeberangan di bawah JP ke-j (detik) tbBn B: Waktu Penyeberangan di bawah JP pada Sampel ke-n (detik) tk : Waktu Menunggu di Kerb (detik)
tm : Waktu Penyeberangan di Jalan (detik)
= waktu yang dibutuhkan untuk menyeberangi jalan dari saat pejalan kaki melangkahkan kakinya ke jalur jalan sampai dia melangkah ke jalan setapak pada sisi lain
U : Utara
UKM : Universitas Kristen Maranatha
v (WK) : Kecepatan berjalan pada waktu menyeberang
V : Volume Kendaraan (kendaraan/jam)
VBh B: Volume Kendaraan pada Jam ke–h jalan di daerah Wastu Kencana
(Tidak lewat jembatan) (kendaraan / jam)
w : wanita
WK : Wastu Kencana
≈ : sama dengan mendekati, pembulatan
- : sampai dengan
> : lebih besar daripada
< : lebih kecil daripada
≥ : lebih besar sama dengan ≤ : lebih kecil sama dengan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Zebra Cross ………...………5
Gambar 2.2 Zebra Cross dengan Lampu Kedip ………...6
Gambar 2.3 Tombol Pengatur pada Pelican ...………...7
Gambar 2.4 Zebra Cross dengan Lampu Pengatur (Pelican) …...………….…8
Gambar 2.5 Jembatan Penyeberangan...………..9
Gambar 2.6 Grafik Penggunaan Jembatan Penyeberangan ...………...10
Gambar 2.7 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan ………...………...13
Gambar 3.1 Bagan Kerja………..15
Gambar 3.2 Daerah Pengamatan Jembatan Penyeberangan………21
Gambar 3.3 Peta Kota dan Lokasi Jembatan Penyeberangan………..22
Gambar 4.1 Sketsa Pembagian Zona di Jalan Wastu Kencana………24
Gambar 4.2 Hubungan Antara Persentase Pejalan Kaki yang Menggunakan Jembatan Penyeberangan dan Perbandingan Waktu Penyeberangan untuk Jembatan Penyeberangan pada Waktu Sibuk………28
Gambar 4.3 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan bagi Pejalan Kaki……….………33
Gambar 4.4 Penerapan TA/10/80 di Jalan Wastu Kencana………….………44
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Arus Penyeberang Jalan pada Empat Jam Sibuk
Di Jalan Wastu Kencana………..……24
Tabel 4.2 Arus Penyeberang Jalan per Jam (P)………..…….25
Tabel 4.3 Perbandingan Waktu Penyeberangan pada Waktu Sibuk….……...28
Tabel 4.4 Volume Lalu Lintas pada Empat Jam Sibuk di Jalan
Wastu Kencana……….………29
Tabel 4.5 Arus Kendaraan per Jam (V)……….………..30
Tabel 4.6 Perhitungan Tingkat Konflik Arus Penyeberang Jalan
dan Arus Kendaraan……….31
Tabel 4.7 Perhitungan Tingkat konflik Arus penyeberang Jalan
dan Arus Kendaraan pada Fasilitas Penyeberangan Sejenis……....32
Tabel 4.8 Penentuan Jenis Fasilitas Penyeberangan bagi Pejalan Kaki……...33
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Formulir 1 : Arus Penyeberang Jalan I.…...……….……42
Lampiran 2 Formulir 1 : Arus Penyeberang Jalan II………43
Lampiran 3 Formulir 2A : Wawancara Penyeberang Jalan (Lewat Jembatan)………..……44
Lampiran 4 Formulir 2B: Wawancara Penyeberang Jalan (Tidak Lewat Jembatan)……….….…..45
Lampiran 5 Formulir 3 : Volume Lalu Lintas……….….46
Lampiran 6 Formulir 4 : Waktu Penyeberangan Pejalan Kaki………47
Lampiran 7 Foto Jembatan Penyeberangan……….48
Lampiran 8 Foto Anak Tangga………49
Lampiran 9 Kondisi Jembatan………...……….….50
Lampiran 10 Foto Zona VI…………..………..……….…...51
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi jumlah kecelakaan itu
antara lain; dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki, seperti trotoar jalan,
maupun fasilitas-fasilitas penyeberangan jalan seperti zebra cross, pelican,
penyediaan rambu dan sinyal untuk penyeberang jalan dan jembatan
penyeberangan.
Sayangnya pemanfaatan dari fasilitas tersebut, khususnya jembatan
penyeberangan dirasakan masih sangat kurang.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan jembatan
penyeberangan bagi pejalan kaki dan keberadaan jembatan penyeberang tersebut
dibandingkan fasilitas penyeberangan lainnya.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian ini dititikberatkan penggunaan jembatan penyeberangan di daerah
jalan Wastu Kencana, keberadaan jembatan penyeberangan tersebut, alasan-alasan
penyeberang jalan untuk mempergunakan atau tidak, serta menentukan fasilitas
penyeberangan yang sesuai dengan kondisi arus kendaraan dan pejalan kaki.
1.4 Metode Penulisan
Berdasarkan kerangka penulisan yang telah diuraikan di depan, pembahasan
disajikan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut;
BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat hal-hal umum dari penulisan Tugas Akhir ini, berupa latar
belakang, tujuan, pembatasan masalah, dan metode penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan studi pustaka dari beberapa literatur yang digunakan sebagai
bahan acuan dan wawasan penulisan.
BAB 3 METODOLOGI SURVEI
Menjelaskan tentang metodologi survei yang berisi tentang jenis-jenis
survei dan pengadaan studi lapangan.
BAB 4 PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Dimana data yang dianalisis adalah data penyeberang jalan dan data
lalu-lintas.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Menggunakan kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil-hasil analisa
dan saran-saran yang sesuai dengan pemahaman yang diperoleh dari
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil analisis waktu penyeberang jalan di jalan Wastu Kencana
diperoleh:
- Perbandingan antara waktu yang dibutuhkan untuk menyeberang melalui
jembatan penyeberangan dengan waktu yang dibutuhkan untuk
- Perbandingan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di jembatan
penyeberangan dengan jumlah pejalan kaki yang menyeberang di bawah
jembatan penyeberangan (Pa/Pt) = 7,66%
Dari hasil analisis di atas, didapat harga R > 1 dan Pa/Pt < 10%, hal ini
menunjukan bahwa penggunaan jembatan penyeberangan di jalan Wastu
Kencana tidak efektif.
2. Tipe fasilitas penyeberangan yang sesuai di Jalan Wastu Kencana
berdasarkan hasil analisis adalah zebra cross dengan lampu pengatur
(pelican). Dimana Pelican ditempatkan pada zona yang paling banyak
jumlah penyeberang jalannya, yaitu zona VI.
5.2 Saran
1. Perlunya dilakukan studi tentang pengukuran tingkat konflik antara arus
kendaraan dan penyeberang jalan pada setiap lokasi / jalan yang akan
mempergunakan fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki, dengan
memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan fasilitas penyeberangan yang sesuai di
daerah tersebut.
2. Perlunya ditambah fasilitas penyeberangan di jalan Wastu Kencana berupa
zebra cross dengan lampu pengatur (pelican), dengan harapan jumlah
konflik antara penyeberang jalan dan kendaraan bermotor dapat
3. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan
jembatan penyeberangan ialah dengan memasang pagar pada tepi trotoar
di kedua sisi jalan di sepanjang jalan di jalan Wastu Kencana (± 300 m)
dan perlunya pengawasan serta penerapan hukum bagi pelanggar peraturan
lalu lintas oleh polisi di daerah tersebut selama waktu yang tidak
ditentukan, sampai masyarakat terbiasa menggunakan jembatan
penyeberangan tersebut. Hal ini dapat mencegah pejalan kaki
menyeberang jalan di sembarang tempat.
4. Pemeliharaan kondisi jembatan penyeberangan merupakan hal yang sangat
penting dalam penggunaannya. Oleh karena itu disarankan untuk
mengadakan keamanan dan pemeliharaan yang rutin serta pembersihan
jembatan penyeberangan. Untuk membangun jembatan penyeberangan,
DAFTAR PUSTAKA
1. Agah, H.R. dan Widjajanti, E. (1990), Identifikasi Kebutuhan Fasilitas
Penyeberangan Pejalan Kaki, KTTJ – 4 Himpunan Pengembangan Jalan
Indonesia, Bandung.
2. Carter, Everett. C. and Homburger, W.S. (1978), Introduction to Transportation Engineering, Institute of Transportation Engineers, Inc.
3. Department of Transport (1980), Design Considerations for Pelican and
Zebra Crossing, Department Advice Note TA/1080, Roads and Local
Transport Directorate, London.
4. Hanifah, H. (1993), Studi Effisiensi Penggunaan Jembatan
Penyeberangan di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan Asia Afrika,
Jalan Jenderal Sudirman, Tugas Akhir Kapita Selekta, Universitas
Kristen Maranatha, Bandung.
5. Hankin, B.D. and Wright, R.A. (1958), Passenger Flow in Subways, Operation Research Quarterly, Vol 9, No. 2.
6. Hunt, J.G., Griffith, J.D., Williams, J.E., Williams, S.L. (1978), The Operation of Zebra and Pelican Crossing at Sites in England and Wales, University of Wales Institute of Science and Technology.
7. Laksmono, F. (1999), Evaluasi Penggunaan Jembatan Penyeberangan
Bagi Pejalan Kaki di depan Bandung Indah Plasa, Tugas Akhir
Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
8. Road Research Laboratory (1963), Research on Road Traffic, Her Majesty’s Stationary Office, London.
9. Susilo, Budi Hartanto (1984), Factors Affecting the Use of Existing
Footbridges in Bandung, Thesis, Program Magister Sistem dan Teknik
Jalan Raya, Insititut Teknologi Bandung, Bandung.
10.Susilo, Budi Hartanto (1985), Karakteristik dan Study Lalu Lintas, Diktat Kuliah Teknik Lalu Lintas, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.