• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis melalui pemberian kesempatan berkomunikasi matematis dalam pembelajaran bagi siswa SMP Institut Indonesia pada materi segitiga tahun ajaran 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya peningkatan kemampuan komunikasi matematis melalui pemberian kesempatan berkomunikasi matematis dalam pembelajaran bagi siswa SMP Institut Indonesia pada materi segitiga tahun ajaran 2016/2017."

Copied!
245
0
0

Teks penuh

(1)

vii ABSTRAK

Archangelia Maria Lelu. 121414097. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN

KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM

PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis pada pokok bahasan segitiga terhadap siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia sejumlah 23 siswa, dengan objek adalah hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, lembar keterlaksanaan, LKS, tes hasil belajar, dan wawancara. Data LKS dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan semua jawaban dari masing-masing siswa, kemudian diambil kesimpulan beberapa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Data wawancara dianalisis untuk menguatkan tes hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis saat berkelompok lebih tinggi dari saat tidak berkelompok dan rata-rata siswa sudah dapat berkomunikasi secara tertulis hanya saja bahasa yang digunakan belum tepat.

(2)

viii ABSTRACT

Archangelia Maria Lelu, 121414097, 2016. “THE EFFORT TO INCREASE THE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL BY GIVING THE OPPORTUNITY TO COMMUNICATE MATHEMATICALLY IN LEARNING FOR STUDENTS OF INSTITUT INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL ON TRIANGLE MATERIAL, SCHOOL YEAR 2016/2017”.

This research aims to describe the written mathematical communication skill in triangle topic on seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School, school year 2016/2017.

This research is a descriptive, qualitative, and quantitative research. The subject of this research is the seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School and there are 23 students. The object is their learning outcome on cognitive aspect. The data instrument that is used in this research is RPP, work sheet, LKS, test learning outcome, and interview. The LKS data and test learning outcome are analyzed by describing all the answers from every student and by taking the conclusions from some students who include in the category that have the written mathematical communication skill. The interview data is analyzed to strengthen the students learning outcome.

The result of this research shows that the student’s written mathematical communication skill is higher when they work in a group rather than they work individually. Moreover, the students are already able to communicate in written form but the language that is used is still not right.

(3)

i

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT

INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Archangelia Maria Lelu NIM: 121414097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT

INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Archangelia Maria Lelu NIM: 121414097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

DEVELOP an attitude of gratitute, and give thanks for

everything that happens to you, knowing that every step

forward is a step toward achieving something bigger and

better than your current situation.

Kembangkanlah RASA SYUKUR DAN BERSYUKURLAH UNTUK

HAL-HAL YANG ANDA ALAMI. KETAHUILAH BAHWA SETIAP LANGKAH

ADALAH SATU LOMPATAN MENUJU SESUATU YANG LEBIH BAIK.

Skripsi ini dipersembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, memberkati, dan memberikan kemudahan bagi saya lewat orang-orang yang baik hati dalam setiap perjuangan saya. Kedua orang tua Bapa Paulus dan Mama Leni

(8)
(9)

vii ABSTRAK

Archangelia Maria Lelu. 121414097. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN

KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM

PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017”.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis pada pokok bahasan segitiga terhadap siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia sejumlah 23 siswa, dengan objek adalah hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, lembar keterlaksanaan, LKS, tes hasil belajar, dan wawancara. Data LKS dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan semua jawaban dari masing-masing siswa, kemudian diambil kesimpulan beberapa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Data wawancara dianalisis untuk menguatkan tes hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis saat berkelompok lebih tinggi dari saat tidak berkelompok dan rata-rata siswa sudah dapat berkomunikasi secara tertulis hanya saja bahasa yang digunakan belum tepat.

(10)

viii ABSTRACT

Archangelia Maria Lelu, 121414097, 2016. “THE EFFORT TO INCREASE THE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL BY GIVING THE OPPORTUNITY TO COMMUNICATE MATHEMATICALLY IN LEARNING FOR STUDENTS OF INSTITUT INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL ON TRIANGLE MATERIAL, SCHOOL YEAR 2016/2017”.

This research aims to describe the written mathematical communication skill in triangle topic on seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School, school year 2016/2017.

This research is a descriptive, qualitative, and quantitative research. The subject of this research is the seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School and there are 23 students. The object is their learning outcome on cognitive aspect. The data instrument that is used in this research is RPP, work sheet, LKS, test learning outcome, and interview. The LKS data and test learning outcome are analyzed by describing all the answers from every student and by taking the conclusions from some students who include in the category that have the written mathematical communication skill. The interview data is analyzed to strengthen the students learning outcome.

The result of this research shows that the student’s written mathematical communication skill is higher when they work in a group rather than they work individually. Moreover, the students are already able to communicate in written form but the language that is used is still not right.

(11)
(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas

segala berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap

Hasil Belajar Siswa SMP Institut Indonesia Pada Materi Segitiga Tahun Ajaran

2016/2017” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam

penulisan skripsi ini, tentunya penulis telah menerima bantuan baik secara moril

maupum materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengasihi, mendapingi, melindungi, dan

memberkati penulis sehingga penulis selalu semnagat dalam

menyelesaikan penellitian ini.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas ijinnya kepada

penulis untuk menggunakan fasilitas yang ada di Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Dr. Hongki Julie M.Si selauku dosen pembimbing yang bersedia

meluangkan waktu untuk berdiskusi dan membimbing penulis.

4. Bapaak Martanto selaku guru mata pelajaran matematika SMP Institut

Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan meluangkan waktu

(13)

xi

5. Siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia yang telah ikut serta dalam

pelaksanaan penelitian.

6. Bapa dan Mama yang penulis cintai dan banggakan, kaka Ama, kaka Acel,

yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

7. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Matematika,

teman-teman yang membantu dalam proses penelitian yaitu Rini, Helen,

Richard.

8. Teman-Teman kos Cintia: Nova, Tia, Sila, Putri, Lisa, Desty dan juga Asri

dan Digna dan teman-teman mitra perpustakaan yang selalu memberikan

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan bantuan, dorongan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 08 September 2016

Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN ABSTRACT ... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix

KATA PENGANTAR ... x

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Batasan Masalah ... 6

E. Tujuan Penulisan ... 6

F. Manfaat Penulisan ... 6

G. Batasan Istilah ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi Secara Matematis ... 9

B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 11

1. Pengertian Belajar ... 11

2. Pengertian Hasil Belajar ... 14

C. Materi ... 17

D. Kerangka Berpikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 27

C. Objek Penelitian... 28

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

E. Data Penelitian ... 28

F. Metode Pengumpulan Data... 28

(15)

xiii

H. Teknik Analisis Data ... 33

I. Uji Keabsahan Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Data Penelitian ... 38

C. Instrumen-Instrumen yang Di Buat dalam Penelitian ... 39

D. Hasil Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 41

E. Analisis data... 42

F. Kelemahan Penelitian ... 150

BAB V PENUTUP ... 151

A. Kesimpulan ... 151

B. Saran ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 154

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga sama sisi ... 17

Gambar 2.2 Segitiga sama kaki ... 18

Gambar 2.3 Segitiga sembarang ... 19

Gambar 2.4 Segitiga lancip ... 20

Gambar 2.5 Segitiga siku-siku ... 21

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Matematika diberikan kepada peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan

bekerjasama (BSNP, 2006: 345). Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk

mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam

pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan

menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.

Pembelajaran matematika telah diterapkan di seluruh lembaga

pendidikan yang ada di dunia terutama di Indonesia. Matematika diajarkan

secara formal mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi.

Hal ini dikarenakan pentingnya matematika bagi kehidupan. Pelajaran

matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak menginjak bangku

di sekolah dasar, bahkan pada pendidikan sebelumnya untuk membekali

siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif,

(19)

dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak

pasti, dan kompetitif seperti sekarang ini.

“Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami” Tim

(2003: 256). Menurut Abdulhak (Ansari, 2003: 3) “komunikasi dimaknai

sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima

pesan melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu”.

Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangat berperan penting

karena dengan komunikasi orang dapat berinteraksi satu sama lain dan

membuat lebih akrab. Setiap orang memiliki pemikiran yang

berbeda-beda, tetapi ide tersebut bisa dipersatukan melalui komunikasi. Hal yang

terpenting adalah bagaimana membangun komunikasi tersebut agar dapat

mencapai tujuannya, meskipun ada perbedaan dalam hal pendapat. Bila

komunikasi tidak berjalan dengan baik maka dapat menghambat suatu

pola interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini pun terjadi pada

pembelajaran matematika karena matematika bukan hanya tentang logika

tetapi juga tentang bahasa. Dalam artian, pada proses pembelajaran

matematika setiap siswa mempunyai tingkat pemahaman yang

berbeda-beda terhadap suatu materi meskipun materi tersebut dipelajari secara

bersama-sama.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat

(20)

komunikasi bisa membantu pembelajaran siswa tentang konsep

matematika ketika mereka memerankan situasi, menggambar,

menggunakan objek, memberikan laporan dan penjelasan verbal.

Keuntungan sampingannya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa

mereka berbagi tanggung jawab dengan guru atas pembelajaran yang

muncul dalam pembelajaran tertentu. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Huinker dan Laughlin (Hulukati, 2005: 5) sebagai

berikut :

“Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan serta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika

dan dapat memecahkan masalah dengan baik”.

Menurut Cottonn (2008) komunikasi dapat dilakukan dengan cara

siswa ditantang untuk berkomunikasi matematis baik secara lisan maupun

tertulis dengan tujuan agar memperdalam pemahaman siswa. Siswa akan

lebih memahami sesuatu ketika siswa diberi pertanyaan yang membuat

mereka merefleksikan pembelajaran mereka dan mengevaluasi kembali

alasan mereka. Hal ini terjadi ketika siswa diharapkan untuk menulis

penyelesaian dari soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Adanya

usaha dari siswa untuk membuat siswa menyadari pemahaman mereka

melalui proses berkomunikasi secara lisan dan tertulis, akan membuat

(21)

menyelesaikan masalah dari soal-soal, tapi dari mengevaluasi ide-ide yang

lain.

Oleh karena itu, untuk mengetahui kemampuan komunikasi

matematis yang dimiliki oleh siswa-siswi di SMP Institut Indonesia, maka

diadakanlah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII A SMP

Institut Indonesia. Dalam proses pembelajaran, sudah sering terjadi

komunikasi matematis baik secara lisan maupun secara tertulis antara

siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Namun komunikasi tersebut

tidak sering terjadi di dalam kelas karena waktu yang tidak memungkinkan

dan hanya beberapa siswa saja yang mau berkomunikasi matematis secara

lisan. Dalam proses pembelajaran juga ada siswa yang berani bertanya dan

pertanyaan itu dianggap mudah oleh guru, maka guru memberi

kesempatan kepada siswa lain yang sudah memahaminya untuk membantu

menjelaskan.

Dari hasil observasi tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa :

1) Kegiatan komunikasi matematis jarang terjadi di kelas karena waktu

yang tidak memungkinkan.

2) Proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru menjelaskan,

(22)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memiliki gagasan untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kemampuan Komunikasi

Matematis terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Institut Indonesia pada

materi Segitiga”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang

dapat di identifikasikan yaitu :

1. Dari proses obseravsi peneliti mengetahui bahwa guru meyakini

komunikasi matematis itu penting tetapi yang menjadi kendala bagi

siswa adalah waktu tidak mencukupi untuk berkomunikasi secara

mendalam untuk setiap materi yang diajarkan oleh guru.

2. Kesempatan untuk melakukan komunikasi secara matematis belum

sering dilakukan saat pembelajaran matematika di SMP Institut

Indonesia.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan

kesempatan komunikasi matematis siswa kelas VII?

2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis yang dicapai oleh

siswa kelas VII dengan adanya peningkatan kesempatan

(23)

D. Batasan Masalah

1. Siswa yang menjadi subyek data penelian ini adalah siswa kelas VII A

SMP Institut Inonesia pada tahun ajaran 2016/2017.

2. Materi pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian ini

adalah segitiga.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan

penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan

memberikan kesempatan berkomunikasi matematis siswa kelas VII

pada materi segitiga.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang

dicapai oleh siswa kelas VII dengan adanya pemberian kesempatan

berkomunikasi secara matematis pada materi segitiga.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain,

khususnya dapat bermanfaat bagi guru, siswa, maupun peneliti sendiri.

1. Bagi guru, sebagai inspirasi bagaimana mengelolah pembelajaran

yang yang memerlukan kesempatan berkomunikasi matematis.

2. Bagi siswa, meningkatkan kemampuan komunikasi matematisnya

(24)

3. Bagi peneliti, penelitian ini menambah wawasan peneliti bagaimana

melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan gagasannya, baik

komunikasi lisan maupun komunikasi tulis.

G. Batasan Istilah

Untuk meminimalisir kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi

yang diajukan dalan penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah

sebagai berikut :

1. Kemampuan komunikasi matematis

Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan

siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui

peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan

kelas, di mana terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi

matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus,

atau strategi penyelesaian sesuatu masalah.

2. Belajar

Belajar adalah proses untuk merubah diri seseorang dalam hal ini

adalah siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku

melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui

pelbagai pengalaman yang telah terjadi.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

(25)

proses akhir belajar siswa setelah memahami dan menguasai sebuah

pengetahuan atau ilmu matematika.

4. Segitiga

Segitiga adalah gabungan dari tiga ruas garis yang dibentuk oleh

(26)

9 BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi Secara Matematis

Kata “komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan

yang berarti dengan dan bersama, dan unus, yaitu kata bilangan yang

berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang

dalam bahasa inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan,

persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk

bercommunion diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja

communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,

memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan

sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,

bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja

communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda

communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi.

Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata

komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan,

pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan (Ngainun

Norim, 2011).

Komunikasi adalah kemampuan mengirim pesan dengan jelas,

manusiawi, efisien, dan menerima pesan secara akurat. Adapun definisi

(27)

suatu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan dalam satu

konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk

melakukan umpan balik. Sedangkan menurut persepsi penulis, yang

dimaksudkan dengan komunikasi dalam dunia pendidikan adalah proses

penyampaian pesan secara timbal balik antara guru dan siswa, dan antara

siswa yang satu dan siswa yang lainnya (Muh.Nurul, 2011).

Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa,

sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta

berlebihan). Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.

Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan

sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan

dalam melakukan sesuatu (Ingko Humonggio).

Komunikasi matematis adalah cara bagi siswa untuk

mengomunikasikan ide-ide, strategi maupun solusi matematika baik secara

tertulis maupun lisan. Komunikasi adalah bagian penting dari matematika

dan pendidikan matematika. Sedangkan, kemampuan komunikasi

matematis dalam menjawab soal menurut National Council of Teachers of

Mathematics (2000: 348) dapat dilihat ketika siswa menganalisis dan

menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan menggunakan

bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat.

Clark (2005: 5) menyatakan bahwa “Math is communication. You have to be able to communicate the concepts. You have to be able to communicate your thinking. Numbers are not enough for any good

(28)

untuk matematika yang baik. Anda haru bisa membuktikan. Anda harus bisa meyakinkan).

Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus mampu menyampaikan isi

pemikirannya tentang masalah matematika, bukan hanya dalam hal

menghitung tapi juga bagaimana mengkomunikasikan matematika tersebut

baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu Hirschfeld (2008: 4) juga

berpendapat bahwa dengan adanya komunikasi siswa mengenai ide dan

apa yang mereka pikirkan, guru bisa mengerti apa yang diketahui dan apa

yang tidak diketahui oleh siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Borasi and Rose dalam Kosko and Wilkins (2010: 81) yaitu :

“Students who write to explain or describe solution strategies

experience an improvement in their problem solving skills” (seseorang yang menulis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan strategi solusi mengalami peningkatan keterampilan dalam menyelesaikan masalah).

Menurut Jacobs (2002: 380-381) komunikasi ide - ide matematika dapat

dilihat melalui lima aspek yaitu aspek representasi, aspek mendengar,

aspek membaca, aspek diskusi, dan aspek menulis.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam

menyampaikan konsep dalam bentuk lisan dan/tertulis yang terkait dengan

matematika.

B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut W.S.Winkel (1989: 36) belajar adalah :

Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

(29)

pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu

bersifat relatif konstan dan berbekas.

Bobbi Deporter (2000: 29), mengartikan belajar sebagai “tempat

yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan”.

Sedangkan dalam pandangan Arnie Fajar (2004: 40), mengemukakan

bahwa :

Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam

membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi

waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. Artinya

memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika siswa

menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan

untuk membangun sendiri gagasannya.

Arno F.Witting (dalam Muhibbin Syah, 2006: 110-111)

mengemukakan tentang tahapan proses belajar ke dalam tiga tahapan

yaitu, “acquisition (tahap perolehan/ penerimaan informasi), storage

(tahap penyimpanan informasi), retrieval (tahap mendapatkan kembali

informasi)”. Penjelasan dari ketiga tahap tersebut adalah sebagai

berikut.

Tahap pertama, acquisition (tahap perolehan informasi), pada

tahap ini siswa belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus

dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau

perilaku baru. Pada tahap acquisition merupakan tahap yang paling

(30)

siswa tersebut akan mengalami kesulitan unntuk menghadapi tahapan

selanjutnya.

Tahap storage (penyimpanan informasi), pada tahap ini seseorang

siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan

pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses

acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan

long term memori.

Ketiga, retrieval (mendapatkan kembali informasi). Pada tahap ini,

seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem

memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau

memecahkan masalah. Proses retrival pada dasarnya adalah upaya

peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali

apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol,

pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang

sedang dihadapi.

Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang dalam hal

ini adalah siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku

melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui

pelbagai pengalaman yang telah terjadi. Perubahan tersebut bersifat

positif artinya berorientasi ke arah yag lebih maju daripada keadaan

(31)

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan

perubahan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

belajar (Chatarina Tri Ani dkk, 2004: 4). Sedangkan menurut Winkel

dalam Sukestiyarno dan Budi Waluyo (2006: 6), hasil belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atau

siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu

perubahan yang khas.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor

dari dalam diri siswa (internal), dan faktor yang datang dari luar diri

siswa (eksternal). Menurut Slameto (2003: 54–72) faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah:

a. Faktor-faktor internal

1) Jasmaniah ( kesehatan, cacat tubuh ).

2) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan, kesiapan).

3) Kelelahan.

b. Faktor-faktor eksternal

1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

(32)

2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, tugas

rumah).

3) Masyarakat (kegiatan siswa di masyarakat, media massa,

teman bergaul bentuk kehidupan masyarakat ).

Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar,yakni (a)

keterampilan dan kebiasaan. (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap

dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan

bahan yang telah ditetapkan di kurikulum. Sedangkan Gagne

membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal adalah

kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan

jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, (b) keterampilan

intelektual adalah kecakapan yang berkenan dengan pengetahuan

prosedural yang terdiri atas diskriminasi jamak, konsep konkret dan

terdefinisi kaidah serta prinsip, (c) strategi kognitif kemampuan untuk

memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses

internal masing-masing individu dalam memperlihatkan, mengingat

dan berfikir, (d) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan

dalam mengambil tindakan untuk menerima atau menolak

berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut, (e) keterampilan

motoris kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan

(33)

Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga

ranah, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri

dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut

kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif

tingkat tinggi. Ranah afektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari

lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

organisasi, dan internalisasi. Ranah psikimotoris berkenan dengan

hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek

ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan

gerakan dasar (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau

ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan

ekspresif dan interpretatif.

Dari ketiga ranah ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang

harus dimiliki oleh siswa untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar

dalam menempuh pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan pengertian

di atas, peneliti berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan

prilaku, tingkah laku, sifat, maupun sikap yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar bertujuan untuk

melihat kemajuan siswa dalam hal penguasaan materi yang telah

(34)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu

proses belajar yang dilakukan oleh siswa yang berada pada ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang akan diteliti

oleh peneliti ini adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja.

C. Materi Segitiga :

Menurut Nuharini (2008) segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh

tiga buah sisi.

1. Jenis-jenis segitiga

a. Jenis Segitiga jika Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya 1) Segitiga Sama Sisi

Definisi : Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki

tiga buah sisi yang sama panjang.

Gambar 2.1 Segitiga Sama Sisi

(35)

Sifat-sifat Segitiga Sama Sisi

a) Memiliki tiga buah sudut yang sama besar

.

b) Memiliki tiga sumbu simetri.

c) Memilki simetri putar tingkat tiga.

2) Segitiga Sama Kaki

Definisi : Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki

dua buah sisi yang sama panjang.

(36)

Sifat-sifat Segitiga Sama Kaki

a) Sudut di depan sisi yang sama panjang adalah sama besar.

b) Memiliki satu sumbu simetri, yaitu OP.

c) Memiliki simetri putar tingkat satu.

3) Segitiga Sembarang

Definisi : Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga

sisinya tidak sama panjang.

(37)

Sifat-sifat Segitiga Sembarang

a) Tidak mempunyai sumbu simetri

b) Memiliki simetri putar tingkat satu.

c) Ketiga sudutnya mempunnyai besar yang berbeda.

b. Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudutnya 1) Segitiga Lancip

Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya

merupakan sudut lancip

Gambar 2.4 Segitiga Lancip

2) Segitiga Siku-siku

Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya

(38)

Gambar 2.5 Segitiga Siku-siku Sifat-sifat Segitiga Siku-siku

Pada segitiga siku-siku berlaku teorema phytagoras yang

berbunyi “kuadrat sisi miring sama dengan jumlah

kuadrat sisi siku-sikunya”.

Pembuktian teorema phytagoras dengan menggunakan

segitiga yang sebangun.

Pembuktian ini berdasarkan perbandingan dari segitiga yang

sebangun. Buat segitiga siku STU, dengan sudut

siku-siku di U.

U

(39)

Kemudian buat garis tinggi melalui titik U memotong garis

ST dititik V.

Segitiga SVU sebangun dengan segitiga STU, begitu juga

dengan segitiga UTV sebangun dengan segitiga STU.

Perhatikan segitiga STU dan segitiga SVU, diperoleh

...(1)

Perhatikan segitiga STU dan segitiga UVT

Perbandingan segitiga STU dengan segitiga UVT, diperoleh

...(2)

Dari persmaan (1) dan (2) maka diperoleh

(40)

1 2

A B

Maka terbukti

3. Segitiga Tumpul

Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya

tumpul

Gambar 2.6 Segitiga Tumpul 4. Besar Sudut-sudut Segitiga

Pada bidang datar, jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 derajat.

Berikut ini akan dibuktikan bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah

180 derajat:

Pembuktian besar sudut segitiga dengan menggunakan teorema

(41)

Buat garis yang sejajar dengan ̅̅̅̅ dan melalui titik C

5. Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut a. Ketidaksamaan pada sisi segitiga

Untuk setiap segitiga selalu berlaku bahwa jumlah dua sisinya

selalu lebih besar daripada sisi ketiga.

b. Hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga

Setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak berhadapan dengan

sisi terpanjang, sedangkan sudut terkecil berhadapan dengan sisi

(42)

C

A B D

c. Hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga

Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut

dalam yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.

Pembuktian hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga :

membentuk garis lurus ABD. Pada segitiga ABC berlaku:

(sudut dalam

)

...(i)

2) Garis AD merupakan garis lurus sehingga :

(berpelurus)

...(ii)

3) Berdasarkan persamaan (i) dan (ii) diperoleh

. Dari uraian di atas dapat disimpulkan

(43)
(44)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian di kelas

VII SMP Institut Indonesia sebagai berikut :

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualititatif. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang dilakukan

untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat

yang terjadi saat sekarang (Wina Sanjaya, 2013: 59). Pada penelitian ini juga

analisis datanya dari situasi yang diteliti tidak dipaparkan dalam bentuk

bilangan/angka statistik, melainkan bentuk uraian naratif (Margono, 2007:

39).

Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan

matematis siswa dalam menyelesaikan soal mengenai sifat dan sudut pada

segitiga. Sedangkan pada pendekatan kuantitatif digunakan untuk

menghitung persentase lembar keterlaksanaan guru dan siswa di kelas.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Institut Indonesia pada

(45)

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

VII SMP Institut Indonesia pada semester genap Tahun Ajaran 2016/2017.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Institut Indonesia pada semester

genap Tahun Ajaran 2016/2017 dan pengambilan data berlangsung dari April

sampai Mei 2016.

E. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kemampuan komunikasi matematis secara

lisan dan tertulis yang dilihat dari hasil tes tertulis dan wawancara.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk

memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru.

Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus dilakukan sebagai acuan

dalam latar belakang. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara

langsung perilaku warga sekolah terutama di dalam kelas.

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Tes hasil belajar yang dibuat peneliti berupa tes tertulis. Tes ini

berisi lima soal tentang segitiga yang perlu diselesaikan oleh siswa. Tes

diberikan setelah diadakannya proses pembelajaran. Hasil tes tersebut

(46)

matematis siswa. Dari hasil tes tersebut peneliti akan mengelompokan

kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi tiga kategori yaitu,

kategori tinggi, sedang, dan rendah.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan setelah tes hasil belajar siswa diberikan

dan pertanyaan wawancara terkait dengan materi segitiga dan tes hasil

belajar siswa. Siswa yang diwawancara adalah siswa yang masuk dalam

kategori pengelompokkan kemampuan komunikasi matematis secara

tertulis yang dimana peneliti akan membaginya menjadi 3 kategori yaitu

kategori tinggi, sedang, dan rendah.

4. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana

pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran yang akan

dilakukan oleh guru dalam hal ini peneliti merancang RPP dengan tujuan

agar proses belajar mengajar lebih terarah dan berjalan secara efektif.

G. Instrumen Pengumpulan Data

1. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Pada Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang

satuan pendidikan, kelas atau semester, mata pelajaran, alokasi waktu,

Standar Kompetensi (SK), Komepetensi Dasar (KD), indikator, tujuan

pembelajaran, materi ajar, penilaian, sumber belajar, metode

(47)

dilakukan dalam menyampaikan materi ajar. RPP berfungsi sebagai acuan

dalam proses pembelajaran. RPP terlampir (Lampiran A2).

2. Lembar Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lembar ini disusun oleh peneliti yang di dalamnya berisi mengenai

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di kelas.

Lembar pengamatan digunaan untuk mengamati peneliti (berperan sebagai

guru). Pengamatan dilakukan oleh 2 orang observer. Observer mencari

hasil pengamatan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom “Ya” untuk

kegiatan yang terlaksana dan kolom “Tidak” untuk kegiatan yang tidak

terlaksana. Lembar Keterlaksanaan RPP terlampir (Lampiran A3).

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana yang dapat membantu dan

mempermudah kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran

yang lebih efektif dan terjadi interaksi antara siswa dan siswa maupun

siswa dan guru. LKS ini juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam

meningkatkan hasil belajar. LKS terlampir (Lampiran B1).

4. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti adalah tes tertulis. Tes

tertulis membantu peneliti dalam pengumpulan data. Soal dalam tes

tertulis dibuat dalam bentuk uraian dan berisi 5 butir soal. Hal tersebur

dimaksudkan agar peneliti dapat lebih mudah melihat kemampuan siswa

dalam menyelesaikan soal mengenai jenis dan sifat-sifat pada segitiga.

(48)

Tabel deskripsi 3.1

Segitiga Menyelesaikan soal mengenai jenis-jenis segitiga

berdasarkan sisi-sisinya Menyelesaikan soal mengenai jenis-jenis segitiga

berdasarkan sudutnya Menyelesaina soal mengenai hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah

Selain itu, soal untuk tes tertulis dikembangkan sendiri oleh

peneliti dengan mengacu pada buku paket Matematika SMP kelas VII

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan kurikulum

yang digunakan oleh sekolah. Tes tersebut dilakukan satu kali yaitu pada

akhir penelitian. Tes hasil belajar terlampr (Lampiran B3).

5. Lembar Wawancara

Lembar wawancara ini berisikan tentang hasil wawancara peneliti dengan

siswa dan merupakan tindak lanjut dari diadakannya tes hasil belajar.

Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jelas dan

dalam, agar nyata apa yang terjadi dengan menggunakan deskripsi.

Indikator dalam lembar wawancara adalah sebagai berikut :

a) Apakah kamu suka mata pelajaran matematika

(49)

c) Materi tentang sifat-sifat dan sudut pada segitiga apakah sulit atau

mudah

d) Hambatan apa yang ditemui saat belajar sifat-sifat dan sudut pada

segitiga

e) Apakah kamu memperhatikan guru saat mengajar

f) Apakah kamu sering bertanya ketika kamu mengalami kesulitan

dalam mempelajari materi sifat-sifat dan sudut pada segitiga

g) Dalam berkelompok, apakah kamu juga ikut berpartisipasi

h) Kamu lebih senang belajar dalam kelompok atau sendiri-sendiri

i) Apakah kamu bisa menyelesaiakan soal yang diberikan guru atau

tidak

j) Apakah kamu latihan soal atau belajar sifat-sifat dan sudut pada

segitiga hanya dari LKS atau dari buku lain

k) Apakah jika soal yang diberikan dirubah, dapat kamu selesaikan?

Mengapa

l) Apakah soal tes hasil belajar siswa ini sulit atau mudah bagi kamu?

Soal nomor berapa

m) Kesulitan apa yang kamu temui saat mengerjakan soal tes hasil belajar

siswa ini. Solusinya

n) Apakah karena kamu jarang latihan soal sehingga kamu sulit

menjawab soal tes hasil belajar siswa ini

(50)

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu

(Sugiono, 2011). Analisis data menurut Miles dan Huberman (1984)

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data reduction (reduksi), data display (penyajian), dan data

conclusion (kesimpulan).

1. Pengumpulan data

Peneliti berada di lapangan dan memperoleh data dalam catatan.

Rekaman audio dan visual. Data yang diperoleh tersebut dibuat menjadi

catatan deskriptif kemudian dibuat menjadi catatan reflektif yang berisi

pendapat peneliti berdasarkan fenomena yang dijumpai selama penelitian

berlangsung,

2. Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk

itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci dan dilakukan analisis data

melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

(51)

didasarkan pada kriteria siswa yang dapat berkomunikasi secara

matematis. Kriteria tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Secara tertulis

1) Siswa dapat menuliskan semua jawaban dengan tepat.

2) Siswa dapat menuliskan jawabannya secara sistematis/runtut.

3) Siswa dapat menuliskan jawabannya dengan baik walaupun

bahasa yang digunakan belum tepat.

4) Siswa dapat menuliskan jawabannya dengan baik walaupun

penulisannya kurang tepat.

b. Secara lisan

1) Siswa dapat berdiskusi dengan teman-teman kelompoknya.

2) Siswa dapat menyampaikan pendapatnya di depan kelas.

3) Siswa dapat menyampaikan pendapatnya kepada teman-teman

dalam kelompok.

4) Siswa aktif bertanya.

3. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data berupa uraian singkat.

4. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah berupa deskripsi

atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

(52)

I. Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk

memperoleh data yang dapat dipercaya. Menurut Moleong (2008: 330)

triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan

teknik wawancara untuk membandingkan hasil tes akhir dan LKS agar data

dapat dipercaya.

Uji keabsahan instrumen pengambilan data pada penelitian ini

menggunakan uji pakar. Dalam penelitian ini pengujian instrumen penelitian

(53)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, analisis,

pembahasan, dan kelemahan dalam penelitian.

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Deskripsi pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

1. Ijin Penelitian

Peneliti membuat surat pengantar penelitian dari kampus pada tanggal

23 April 2016 dan diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP Institut

Indonesia dan pada hari itu juga peneliti diantarkan oleh Kepala Sekolah

untuk langsung bertemu guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak

Martanto S.Pd untuk membahas serta menentukan jadwal peneliti di kelas

VIIA sebagai tempat penelitian dan peneliti mendapat jadwal pelajaran.

Jadwal pelajaran semula diadakan pada bulan April tetapi karena peneliti

belum menyelesaikan instrumen yang akan diberikan kepada siswa, maka

(54)

2. Observasi Lingkungan Sekolah dan Kelas

Peneliti mengadakan observasi pada tanggal 10 Mei 2016 untuk

mengenal lebih dekat lingkungan sekolah khususnya siswa kelas VII A.

Siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia berjumlah 23 orang yang terdiri

dari 13 orang siswa putri dan 10 orang siswa putra dengan Bapak Martanto

S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran matematika.

Penelitian dilakukan pada satu kelas yaitu kelas VII A untuk melihat

bagaimana siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Pada

saat peneliti mengobservasi di kelas tersebut, guru menerapkan kegiatan

belajar kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara

acak dan saat itu guru memberikan soal dan menguji siswa siapa yang

cepat menuliskan di papan tulis jawabannya akan mendapatkan poin.

Selain itu dari hasil observasi peneliti melihat bahwa: siswa antusisas untuk

mengikuti pelajaran, beberapa siswa aktif untuk bertanya kepada guru

maupun teman sekelompoknya walaupun ada juga siswa yang sama sekali

tidak memperhatikan penjelasan guru sebab siswa justru sibuk mengobrol

dengan teman sebangkunya.

Karakteristik siswa kelas VII A di SMP Institut Indonesia hampir

sama dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Siswa masih kurang baik

dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi melalui lisan atau tulisan.

Siswa kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya

(55)

siswa takut salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya, di samping

itu siswa juga kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya

secara lisan.

Berdasarkan observasi tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian

selama 3 hari yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1 Tabel Rincian Kegiatan Penelitian No Hari Tanggal Agenda Kegiatan

1 Jumat 13 Mei 2016 Mengajar

2 Sabtu 14 Mei 2016 Mengajar

3 Selasa 17 Mei 2016 Tes Hasil Belajar Siswa

4 Kamis 2 Juni 2016 Wawancara

B. Data Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian yaitu :

1. Hasil tes tertulis siswa

Hasil tes tertulis merupakan tes akhir dari proses penelitian. Tes akhir ini

bertujuan agar mengetahui seberapa mengerti siswa terhadap suatu materi

yang diajarkan.

2. Transkip wawancara peneliti dengan 3 siswa

Transkip wawancara didapat dengan menuliskan rekaman pembicaraan ke

(56)

C. Instrumen-instrumen yang Dibuat Dalam Penelitian 1. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)

Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam

penelitian terdiri atas 2 peretemuan dengan alokasi waktu 40 menit. RPP

ini dibuat untuk KD mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi

dan sudutnya. Indikatornya adalah sebagai berikut :

a. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya.

b. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.

c. Siswa diharapkan mampu menemukan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.

d. Siswa diharapkan mampu menunjukan bahwa jumlah sudut segitiga adalah .

e. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal yang terkait dengan sudut dalam segitiga.

f. Siswa diharapkan mampu menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah

Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) terlampir (Lampiran A2) 2. Lembar Keterlaksaan

Lembar keterlaksanaan RPP diobservasi oleh 2 observer dalam materi

mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Dalam

pelaksanaannya observer mengamati kegiatan pembelajaran dari awal

sampai akhir. Pada lembar keterlaksanaan juga terdapat 20 item aktivitas

(57)

aktivitas guru dan siswa di kelas dengan cara mencentang pada kolom “ya”

jika kegiatan tersebut terlaksana dan “tidak” jika kegiatan tersebut tidak

terlaksanakan. Hasil observasi keterlaksanaan terlampir (Lampiran A3).

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang digunakan peneliti ada 3 macam yaitu LKS mengenai jenis

dan sifat segitiga, jumlah sudut dalam segitiga, hubungan sudut dalam dan

sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah. Pada LKS yang pertama

terdapat 4 pertanyaan yang dijabarkan sebagai berikut :

a) Siswa diminta untuk menuliskan jenis-jenis segitiga berdasarkan

panjang sisi dan besar sudut.

b) Siswa diminta untuk melengkapi tabel berdasarkan sifat-sifat bangun

datar segitiga.

c) Siswa diminta untuk membedakan jenis-jenis segitiga berdasarkan

panjang sisi dan besar sudutnya.

d) Siswa diminta untuk memberikan hubungan saling hadap dalam suatu

segitiga antara besar sudut dengan panjang sisi di hadapannya,

Pada LKS yang kedua terdapat 2 soal tentang besar sudut dalam segitiga.

Pada LKS yang ketiga terdapat 2 soal tentang hubungan sudut dalam dan

luar segitiga. Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir (Lampiran B1).

4. Tes Hasil Belajar

Instrumen tes hasil belajar siswa digunakan untuk melaihat

(58)

dilaksanakan pada hari terakhir penelitian dan terdapat 17 siswa yang

mengikuti tes hasil belajar tersebut. Lembar jawaban siswa akan

dikumpulkan dan periksa oleh peneliti dan pensekoran untuk

masing-masing jawaban adalah 10. Dari situlah peneliti akan melihat proses

pengerjaan siswa yang akan dianaliis oleh penulis. Tes hasil belajar

terlampir (Lampiran B3).

4. Lembar Wawancara

Pada lembar wawancara dicantumkan pertanyaan-pertanyaan yang

ditanyakan kepada siswa untuk megetahui kemampuan komunikasi

matematis siswa dalam proses pembelajaran dan terdapat 13 pertanyaan

untuk tiga siswa yang akan diwawancara. Lembar wawancara terlampir

(Lampiran B5).

D. Hasil Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pengamatan keterlaksanaan RPP dilakukan selama proses pembelajaran

matematika. pengamatan dilakukan oleh satu orang pengamat dengan

membawa lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan memberikan tanda (

pada kolom “Ya” untuk kegiatan yang terlaksana dan kolom “Tidak” untuk

kegiatan yang tidak terlaksana. Lalu terdapat kolom pertanyaan yang diisi

dengan uraian oleh pengamat. Perhitungan oleh keterlaksanaan RPP dilakukan

dengan memberikan skor pada tiap pilihan yang disediakan pada lembar

(59)

Berikut ini adalah skor keterlaksanaan RPP dan hasil pengisian lembar

pengamatan.

Tabel 4.2 Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran Pengamat Skor pertemuan

1

Berdasarkan perhitungan keterlaksanaan RPP pertemuan pertama dan kedua,

maka diperoleh keterlaksanaan secara keseluruhan sebagai berikut :

Persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan sebesar , sehingga

dapat disimpulkan bahwa sudah terlaksana dengan baik di kelas VII A SMP

Institut Indonesia tahun ajaran 2016/2017.

E. Analisis Data

1. Hasil Analisis Jawaban Kelompok Atas Lembar Kerja Siswa (LKS 1)

Kompetensi Dasar

(60)

Indikator

6.1.1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan

sisi-sisinya

6.1.2. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan

besar sudutnya.

SOAL 1 :

Amati bangun datar segitiga yang telah dibagikan !

1. Menurut panjang sisinya. Ukurlah panjang sisi tiap segitiga tersebut !

a. Apakah ada segitiga yang panjang setiap sisinya berbeda? Sebutkan.

b. Apakah ada segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang?

Sebutkan.

c. Apakah ada segitiga yang memiliki tiga sisi yang sama panjang?

Sebutkan.

d. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal a. Apa

sifat yang kalian ketahui?

e. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal b. Apa

sifat yang kalian ketahui?

f. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal c. Apa

sifat yang kalian ketahui?

2. Menurut besar sudut. Ukurlah besar sudut tiap segitiga tersebut !

(61)

b. Apakah ada segitiga yang salah satu sudutnya ? Sebutkan.

c. Apakah ada segitiga yang salah satu sudutnya ? Sebutkan.

(62)
(63)

Analisis Kelompok 1 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga.

a. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan peneliti. Siswa dalam

menjawab pertanyaan peneliti mengasumsikan bahwa pertanyaan

(64)

b. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan peneliti. Siswa dalam

menjawab pertanyaan peneliti mengasumsikan bahwa pertanyaan

tersebut adalah apa jenis segitiga yang kedua sisinya sama panjang.

c. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyan peneliti.

d. Hal yang dimaksud dalam jawaban siswa adalah panjang ketiga sisi

segitiga berbeda dan besar ketiga sudut segitiga berbeda.

e. Hal yang dimaksud siswa dalam jawaban adalah kedua sisi segitiga

sama panjang.

f. Hal yang dimaksud siswa dalam jawaban adalah ketiga sisi segitiga

sama panjang dan semua sudutnya sama besar.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1:

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi

yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.

3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.

4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa tidak menuliskan jawaban untuk soal nomor 2.

Kesimpulan untuk pertanyaan 2:

(65)
(66)
(67)

Analisis Kelompok 2 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga dengan benar.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara

penulisannya kurang tepat.

b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti hanya saja

(68)

c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara

penulisannya kurang tepat.

d. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang

sisi dari segitiga sama kaki, sama sisi, ssembarang, dan siku-siku.

e. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang

sisi dari segitiga sama kaki,dan sama sisi.

f. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang

sisi dari segitiga sama sisi.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1:

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi

yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.

3) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.

4) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa sudah bisa mengukur besar sudut pada segitiga.

a. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah apa jenis segitiga

(69)

b. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah jenis segitiga apa

yang kedua sisinya sama panjang?

c. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa

mengasumsikan bahwa jenis segitiga apa yang semua sudutnya ?

Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu

segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.

(70)
(71)
(72)

Analisis Kelompok 3 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara

Kesimpulan untuk pertanyaan 1 :

1) Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi

yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.

3) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.

4) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa tidak menuliskan jawabannya.

Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa belum dapat memahami materi dengan baik sehingga siswa tidak dapat

(73)

kesimpulan bahwa siswa tersebut bermasalah dalam matematika atau

komunikasi.

(74)
(75)

Analisis Kelompok 4 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi pada segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

(76)

d. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

e. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi

cara menuliskannya kurang tepat.

f. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi

cara menuliskannya kurang tepat.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1:

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi

yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.

3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.

4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa sudah dapat mengukur besar sudut pada segitiga tetapi siswa tidak

menjawab pertanyaan nomor 2.

Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :

Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya

(77)

Jawaban Kelompok 5

(78)
(79)
(80)

Analisis Kelompk 5 :

1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

d. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

e. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi

cara menuliskannya kurang tepat.

f. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi

cara menuliskannya kurang tepat.

Kesimpulan untuk pertanyaan 1 :

1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi

yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.

2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.

3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.

4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.

2. Siswa sudah dapat mengukur besar sudut segitiga.

a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.

Gambar

Tabel 4.1 Rincian kegiatan penelitian  ..................................................................
Gambar 2.1 Segitiga sama sisi ..............................................................................
Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki
Gambar 2.5 Segitiga Siku-siku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kolom Stratigrafi daerah penelitian (Penulis, 2014). Analisa Sesar mendatar kiri Keboireng ... Kenapakan bidang sesar beserta offside sesar mendatar kiri keboireng,

Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian ini, maka saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi subjek dalam penelitian yang akan dilakukan oleh saudari

Bila tidak ada peserta didik yang memberi respon terhadap penyajian data, guru dapat memberi bantuan agar peserta didik membuat pertanyaan dengan kata kunci: “diagram

Dimana revolusi mental hanya bisa dilakukan dengan cara menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila yang diinternalisasikan dalam pendidikan, dihayati individu, dan tecermin dalam

Nilai gaya geser maksimum terbesar terjadi pada Bayat I 30% dengan kadar air juga sebesar 30% (diatas optimum). Hal ini membuktikan bahwa lekatan membantu batuan dalam

Hal ini berarti uang dari pidana denda yang dibayarkan oleh korporasi pelaku pembuangan limbah B3 harus disetor ke kas negara dan pencairanya untuk pemulihan lingkungan

Penyebab utama terjadinya penyakit ini disebabakan oleh faktor hubungan seksual Selain itu, penyebab lain dari sakit ini adalah faktor kebersihan yang kurang, karena sekarang ini

Untuk menganalisis pengaruh rasio profitabilitas (return on equity) berpengaruh terhadap price earning ratio pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa