vii ABSTRAK
Archangelia Maria Lelu. 121414097. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN
KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM
PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis pada pokok bahasan segitiga terhadap siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia sejumlah 23 siswa, dengan objek adalah hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, lembar keterlaksanaan, LKS, tes hasil belajar, dan wawancara. Data LKS dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan semua jawaban dari masing-masing siswa, kemudian diambil kesimpulan beberapa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Data wawancara dianalisis untuk menguatkan tes hasil belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis saat berkelompok lebih tinggi dari saat tidak berkelompok dan rata-rata siswa sudah dapat berkomunikasi secara tertulis hanya saja bahasa yang digunakan belum tepat.
viii ABSTRACT
Archangelia Maria Lelu, 121414097, 2016. “THE EFFORT TO INCREASE THE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL BY GIVING THE OPPORTUNITY TO COMMUNICATE MATHEMATICALLY IN LEARNING FOR STUDENTS OF INSTITUT INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL ON TRIANGLE MATERIAL, SCHOOL YEAR 2016/2017”.
This research aims to describe the written mathematical communication skill in triangle topic on seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School, school year 2016/2017.
This research is a descriptive, qualitative, and quantitative research. The subject of this research is the seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School and there are 23 students. The object is their learning outcome on cognitive aspect. The data instrument that is used in this research is RPP, work sheet, LKS, test learning outcome, and interview. The LKS data and test learning outcome are analyzed by describing all the answers from every student and by taking the conclusions from some students who include in the category that have the written mathematical communication skill. The interview data is analyzed to strengthen the students learning outcome.
The result of this research shows that the student’s written mathematical communication skill is higher when they work in a group rather than they work individually. Moreover, the students are already able to communicate in written form but the language that is used is still not right.
i
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT
INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Archangelia Maria Lelu NIM: 121414097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT
INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017 Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Archangelia Maria Lelu NIM: 121414097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
DEVELOP an attitude of gratitute, and give thanks for
everything that happens to you, knowing that every step
forward is a step toward achieving something bigger and
better than your current situation.
Kembangkanlah RASA SYUKUR DAN BERSYUKURLAH UNTUK
HAL-HAL YANG ANDA ALAMI. KETAHUILAH BAHWA SETIAP LANGKAH
ADALAH SATU LOMPATAN MENUJU SESUATU YANG LEBIH BAIK.
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, memberkati, dan memberikan kemudahan bagi saya lewat orang-orang yang baik hati dalam setiap perjuangan saya. Kedua orang tua Bapa Paulus dan Mama Leni
vii ABSTRAK
Archangelia Maria Lelu. 121414097. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBERIAN
KESEMPATAN BERKOMUNIKASI MATEMATIS DALAM
PEMBELAJARAN BAGI SISWA SMP INSTITUT INDONESIA PADA MATERI SEGITIGA TAHUN AJARAN 2016/2017”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis secara tertulis pada pokok bahasan segitiga terhadap siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia sejumlah 23 siswa, dengan objek adalah hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, lembar keterlaksanaan, LKS, tes hasil belajar, dan wawancara. Data LKS dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan semua jawaban dari masing-masing siswa, kemudian diambil kesimpulan beberapa siswa yang termasuk dalam kategori memiliki kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Data wawancara dianalisis untuk menguatkan tes hasil belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis saat berkelompok lebih tinggi dari saat tidak berkelompok dan rata-rata siswa sudah dapat berkomunikasi secara tertulis hanya saja bahasa yang digunakan belum tepat.
viii ABSTRACT
Archangelia Maria Lelu, 121414097, 2016. “THE EFFORT TO INCREASE THE MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL BY GIVING THE OPPORTUNITY TO COMMUNICATE MATHEMATICALLY IN LEARNING FOR STUDENTS OF INSTITUT INDONESIA JUNIOR HIGH SCHOOL ON TRIANGLE MATERIAL, SCHOOL YEAR 2016/2017”.
This research aims to describe the written mathematical communication skill in triangle topic on seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School, school year 2016/2017.
This research is a descriptive, qualitative, and quantitative research. The subject of this research is the seventh grade students of Institut Indonesia Junior High School and there are 23 students. The object is their learning outcome on cognitive aspect. The data instrument that is used in this research is RPP, work sheet, LKS, test learning outcome, and interview. The LKS data and test learning outcome are analyzed by describing all the answers from every student and by taking the conclusions from some students who include in the category that have the written mathematical communication skill. The interview data is analyzed to strengthen the students learning outcome.
The result of this research shows that the student’s written mathematical communication skill is higher when they work in a group rather than they work individually. Moreover, the students are already able to communicate in written form but the language that is used is still not right.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala berkat dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis Terhadap
Hasil Belajar Siswa SMP Institut Indonesia Pada Materi Segitiga Tahun Ajaran
2016/2017” ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Matematika pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam
penulisan skripsi ini, tentunya penulis telah menerima bantuan baik secara moril
maupum materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu mengasihi, mendapingi, melindungi, dan
memberkati penulis sehingga penulis selalu semnagat dalam
menyelesaikan penellitian ini.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas ijinnya kepada
penulis untuk menggunakan fasilitas yang ada di Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Dr. Hongki Julie M.Si selauku dosen pembimbing yang bersedia
meluangkan waktu untuk berdiskusi dan membimbing penulis.
4. Bapaak Martanto selaku guru mata pelajaran matematika SMP Institut
Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan meluangkan waktu
xi
5. Siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia yang telah ikut serta dalam
pelaksanaan penelitian.
6. Bapa dan Mama yang penulis cintai dan banggakan, kaka Ama, kaka Acel,
yang telah banyak memberikan dukungan dan pengorbanan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
7. Teman-teman angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Matematika,
teman-teman yang membantu dalam proses penelitian yaitu Rini, Helen,
Richard.
8. Teman-Teman kos Cintia: Nova, Tia, Sila, Putri, Lisa, Desty dan juga Asri
dan Digna dan teman-teman mitra perpustakaan yang selalu memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan, dorongan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 08 September 2016
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN ABSTRAK ... vii
HALAMAN ABSTRACT ... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... ix
KATA PENGANTAR ... x
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Batasan Masalah ... 6
E. Tujuan Penulisan ... 6
F. Manfaat Penulisan ... 6
G. Batasan Istilah ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 9
A. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi Secara Matematis ... 9
B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 11
1. Pengertian Belajar ... 11
2. Pengertian Hasil Belajar ... 14
C. Materi ... 17
D. Kerangka Berpikir ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Subjek Penelitian ... 27
C. Objek Penelitian... 28
D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
E. Data Penelitian ... 28
F. Metode Pengumpulan Data... 28
xiii
H. Teknik Analisis Data ... 33
I. Uji Keabsahan Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 35
B. Data Penelitian ... 38
C. Instrumen-Instrumen yang Di Buat dalam Penelitian ... 39
D. Hasil Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 41
E. Analisis data... 42
F. Kelemahan Penelitian ... 150
BAB V PENUTUP ... 151
A. Kesimpulan ... 151
B. Saran ... 152
DAFTAR PUSTAKA ... 154
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Segitiga sama sisi ... 17
Gambar 2.2 Segitiga sama kaki ... 18
Gambar 2.3 Segitiga sembarang ... 19
Gambar 2.4 Segitiga lancip ... 20
Gambar 2.5 Segitiga siku-siku ... 21
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika diberikan kepada peserta didik mulai
dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama (BSNP, 2006: 345). Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain.
Pembelajaran matematika telah diterapkan di seluruh lembaga
pendidikan yang ada di dunia terutama di Indonesia. Matematika diajarkan
secara formal mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi.
Hal ini dikarenakan pentingnya matematika bagi kehidupan. Pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua siswa sejak menginjak bangku
di sekolah dasar, bahkan pada pendidikan sebelumnya untuk membekali
siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif,
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak
pasti, dan kompetitif seperti sekarang ini.
“Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami” Tim
(2003: 256). Menurut Abdulhak (Ansari, 2003: 3) “komunikasi dimaknai
sebagai proses penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan melalui saluran tertentu untuk tujuan tertentu”.
Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangat berperan penting
karena dengan komunikasi orang dapat berinteraksi satu sama lain dan
membuat lebih akrab. Setiap orang memiliki pemikiran yang
berbeda-beda, tetapi ide tersebut bisa dipersatukan melalui komunikasi. Hal yang
terpenting adalah bagaimana membangun komunikasi tersebut agar dapat
mencapai tujuannya, meskipun ada perbedaan dalam hal pendapat. Bila
komunikasi tidak berjalan dengan baik maka dapat menghambat suatu
pola interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini pun terjadi pada
pembelajaran matematika karena matematika bukan hanya tentang logika
tetapi juga tentang bahasa. Dalam artian, pada proses pembelajaran
matematika setiap siswa mempunyai tingkat pemahaman yang
berbeda-beda terhadap suatu materi meskipun materi tersebut dipelajari secara
bersama-sama.
Kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat
komunikasi bisa membantu pembelajaran siswa tentang konsep
matematika ketika mereka memerankan situasi, menggambar,
menggunakan objek, memberikan laporan dan penjelasan verbal.
Keuntungan sampingannya adalah bisa mengingatkan siswa bahwa
mereka berbagi tanggung jawab dengan guru atas pembelajaran yang
muncul dalam pembelajaran tertentu. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Huinker dan Laughlin (Hulukati, 2005: 5) sebagai
berikut :
“Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan serta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika
dan dapat memecahkan masalah dengan baik”.
Menurut Cottonn (2008) komunikasi dapat dilakukan dengan cara
siswa ditantang untuk berkomunikasi matematis baik secara lisan maupun
tertulis dengan tujuan agar memperdalam pemahaman siswa. Siswa akan
lebih memahami sesuatu ketika siswa diberi pertanyaan yang membuat
mereka merefleksikan pembelajaran mereka dan mengevaluasi kembali
alasan mereka. Hal ini terjadi ketika siswa diharapkan untuk menulis
penyelesaian dari soal-soal matematika yang diberikan oleh guru. Adanya
usaha dari siswa untuk membuat siswa menyadari pemahaman mereka
melalui proses berkomunikasi secara lisan dan tertulis, akan membuat
menyelesaikan masalah dari soal-soal, tapi dari mengevaluasi ide-ide yang
lain.
Oleh karena itu, untuk mengetahui kemampuan komunikasi
matematis yang dimiliki oleh siswa-siswi di SMP Institut Indonesia, maka
diadakanlah suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan
kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa kelas VII A SMP
Institut Indonesia. Dalam proses pembelajaran, sudah sering terjadi
komunikasi matematis baik secara lisan maupun secara tertulis antara
siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Namun komunikasi tersebut
tidak sering terjadi di dalam kelas karena waktu yang tidak memungkinkan
dan hanya beberapa siswa saja yang mau berkomunikasi matematis secara
lisan. Dalam proses pembelajaran juga ada siswa yang berani bertanya dan
pertanyaan itu dianggap mudah oleh guru, maka guru memberi
kesempatan kepada siswa lain yang sudah memahaminya untuk membantu
menjelaskan.
Dari hasil observasi tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa :
1) Kegiatan komunikasi matematis jarang terjadi di kelas karena waktu
yang tidak memungkinkan.
2) Proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru menjelaskan,
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memiliki gagasan untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kemampuan Komunikasi
Matematis terhadap Hasil Belajar Siswa SMP Institut Indonesia pada
materi Segitiga”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang
dapat di identifikasikan yaitu :
1. Dari proses obseravsi peneliti mengetahui bahwa guru meyakini
komunikasi matematis itu penting tetapi yang menjadi kendala bagi
siswa adalah waktu tidak mencukupi untuk berkomunikasi secara
mendalam untuk setiap materi yang diajarkan oleh guru.
2. Kesempatan untuk melakukan komunikasi secara matematis belum
sering dilakukan saat pembelajaran matematika di SMP Institut
Indonesia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan
kesempatan komunikasi matematis siswa kelas VII?
2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis yang dicapai oleh
siswa kelas VII dengan adanya peningkatan kesempatan
D. Batasan Masalah
1. Siswa yang menjadi subyek data penelian ini adalah siswa kelas VII A
SMP Institut Inonesia pada tahun ajaran 2016/2017.
2. Materi pembelajaran yang akan dipergunakan dalam penelitian ini
adalah segitiga.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan
memberikan kesempatan berkomunikasi matematis siswa kelas VII
pada materi segitiga.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis yang
dicapai oleh siswa kelas VII dengan adanya pemberian kesempatan
berkomunikasi secara matematis pada materi segitiga.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang lain,
khususnya dapat bermanfaat bagi guru, siswa, maupun peneliti sendiri.
1. Bagi guru, sebagai inspirasi bagaimana mengelolah pembelajaran
yang yang memerlukan kesempatan berkomunikasi matematis.
2. Bagi siswa, meningkatkan kemampuan komunikasi matematisnya
3. Bagi peneliti, penelitian ini menambah wawasan peneliti bagaimana
melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan gagasannya, baik
komunikasi lisan maupun komunikasi tulis.
G. Batasan Istilah
Untuk meminimalisir kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi
yang diajukan dalan penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah
sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematis
Kemampuan komunikasi matematis adalah suatu kemampuan
siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui
peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan
kelas, di mana terjadi pengalihan pesan berisi tentang materi
matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus,
atau strategi penyelesaian sesuatu masalah.
2. Belajar
Belajar adalah proses untuk merubah diri seseorang dalam hal ini
adalah siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku
melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui
pelbagai pengalaman yang telah terjadi.
3. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
proses akhir belajar siswa setelah memahami dan menguasai sebuah
pengetahuan atau ilmu matematika.
4. Segitiga
Segitiga adalah gabungan dari tiga ruas garis yang dibentuk oleh
9 BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kemampuan Berkomunikasi Secara Matematis
Kata “komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan
yang berarti dengan dan bersama, dan unus, yaitu kata bilangan yang
berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang
dalam bahasa inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan,
persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk
bercommunion diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja
communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,
memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan
sesuatu dengan seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Kata kerja
communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja benda
communication, dan dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi.
Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata
komunikasi, secara harfiah komunikasi berarti pemberitahuan,
pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan (Ngainun
Norim, 2011).
Komunikasi adalah kemampuan mengirim pesan dengan jelas,
manusiawi, efisien, dan menerima pesan secara akurat. Adapun definisi
suatu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan dalam satu
konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk
melakukan umpan balik. Sedangkan menurut persepsi penulis, yang
dimaksudkan dengan komunikasi dalam dunia pendidikan adalah proses
penyampaian pesan secara timbal balik antara guru dan siswa, dan antara
siswa yang satu dan siswa yang lainnya (Muh.Nurul, 2011).
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa,
sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta
berlebihan). Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan.
Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan
sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan
dalam melakukan sesuatu (Ingko Humonggio).
Komunikasi matematis adalah cara bagi siswa untuk
mengomunikasikan ide-ide, strategi maupun solusi matematika baik secara
tertulis maupun lisan. Komunikasi adalah bagian penting dari matematika
dan pendidikan matematika. Sedangkan, kemampuan komunikasi
matematis dalam menjawab soal menurut National Council of Teachers of
Mathematics (2000: 348) dapat dilihat ketika siswa menganalisis dan
menilai pemikiran dan strategi matematis orang lain dan menggunakan
bahasa matematika untuk menyatakan ide matematika dengan tepat.
Clark (2005: 5) menyatakan bahwa “Math is communication. You have to be able to communicate the concepts. You have to be able to communicate your thinking. Numbers are not enough for any good
untuk matematika yang baik. Anda haru bisa membuktikan. Anda harus bisa meyakinkan).
Hal ini menunjukkan bahwa siswa harus mampu menyampaikan isi
pemikirannya tentang masalah matematika, bukan hanya dalam hal
menghitung tapi juga bagaimana mengkomunikasikan matematika tersebut
baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu Hirschfeld (2008: 4) juga
berpendapat bahwa dengan adanya komunikasi siswa mengenai ide dan
apa yang mereka pikirkan, guru bisa mengerti apa yang diketahui dan apa
yang tidak diketahui oleh siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Borasi and Rose dalam Kosko and Wilkins (2010: 81) yaitu :
“Students who write to explain or describe solution strategies
experience an improvement in their problem solving skills” (seseorang yang menulis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan strategi solusi mengalami peningkatan keterampilan dalam menyelesaikan masalah).
Menurut Jacobs (2002: 380-381) komunikasi ide - ide matematika dapat
dilihat melalui lima aspek yaitu aspek representasi, aspek mendengar,
aspek membaca, aspek diskusi, dan aspek menulis.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan siswa dalam
menyampaikan konsep dalam bentuk lisan dan/tertulis yang terkait dengan
matematika.
B. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar
Menurut W.S.Winkel (1989: 36) belajar adalah :
Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas.
Bobbi Deporter (2000: 29), mengartikan belajar sebagai “tempat
yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan”.
Sedangkan dalam pandangan Arnie Fajar (2004: 40), mengemukakan
bahwa :
Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam
membangun makna atau pemahaman, maka siswa perlu diberi
waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. Artinya
memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika siswa
menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan
untuk membangun sendiri gagasannya.
Arno F.Witting (dalam Muhibbin Syah, 2006: 110-111)
mengemukakan tentang tahapan proses belajar ke dalam tiga tahapan
yaitu, “acquisition (tahap perolehan/ penerimaan informasi), storage
(tahap penyimpanan informasi), retrieval (tahap mendapatkan kembali
informasi)”. Penjelasan dari ketiga tahap tersebut adalah sebagai
berikut.
Tahap pertama, acquisition (tahap perolehan informasi), pada
tahap ini siswa belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus
dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau
perilaku baru. Pada tahap acquisition merupakan tahap yang paling
siswa tersebut akan mengalami kesulitan unntuk menghadapi tahapan
selanjutnya.
Tahap storage (penyimpanan informasi), pada tahap ini seseorang
siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan
pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses
acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan
long term memori.
Ketiga, retrieval (mendapatkan kembali informasi). Pada tahap ini,
seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem
memorinya, misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah. Proses retrival pada dasarnya adalah upaya
peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali
apa-apa yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol,
pemahaman, dan perilaku tertentu sebagai respons atas stimulus yang
sedang dihadapi.
Dari pendapat para pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah sebagai proses untuk merubah diri seseorang dalam hal
ini adalah siswa agar memiliki pengetahuan, sikap dan tingkah laku
melalui latihan baik latihan yang penuh dengan tantangan atau melalui
pelbagai pengalaman yang telah terjadi. Perubahan tersebut bersifat
positif artinya berorientasi ke arah yag lebih maju daripada keadaan
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan
perubahan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas
belajar (Chatarina Tri Ani dkk, 2004: 4). Sedangkan menurut Winkel
dalam Sukestiyarno dan Budi Waluyo (2006: 6), hasil belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai peserta didik atau
siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu
perubahan yang khas.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
dari dalam diri siswa (internal), dan faktor yang datang dari luar diri
siswa (eksternal). Menurut Slameto (2003: 54–72) faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah:
a. Faktor-faktor internal
1) Jasmaniah ( kesehatan, cacat tubuh ).
2) Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, kesiapan).
3) Kelelahan.
b. Faktor-faktor eksternal
1) Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
2) Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, tugas
rumah).
3) Masyarakat (kegiatan siswa di masyarakat, media massa,
teman bergaul bentuk kehidupan masyarakat ).
Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar,yakni (a)
keterampilan dan kebiasaan. (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan
bahan yang telah ditetapkan di kurikulum. Sedangkan Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal adalah
kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan
jalan mengatur informasi-informasi yang relevan, (b) keterampilan
intelektual adalah kecakapan yang berkenan dengan pengetahuan
prosedural yang terdiri atas diskriminasi jamak, konsep konkret dan
terdefinisi kaidah serta prinsip, (c) strategi kognitif kemampuan untuk
memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses
internal masing-masing individu dalam memperlihatkan, mengingat
dan berfikir, (d) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan
dalam mengambil tindakan untuk menerima atau menolak
berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut, (e) keterampilan
motoris kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan
Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya disebut kognitif
tingkat tinggi. Ranah afektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari
lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Ranah psikimotoris berkenan dengan
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek
ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan
gerakan dasar (c) kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau
ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan
ekspresif dan interpretatif.
Dari ketiga ranah ini dijadikan dasar sebagai kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar
dalam menempuh pembelajaran selanjutnya. Berdasarkan pengertian
di atas, peneliti berpendapat bahwa hasil belajar merupakan perubahan
prilaku, tingkah laku, sifat, maupun sikap yang terjadi setelah
mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar bertujuan untuk
melihat kemajuan siswa dalam hal penguasaan materi yang telah
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu
proses belajar yang dilakukan oleh siswa yang berada pada ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar yang akan diteliti
oleh peneliti ini adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif saja.
C. Materi Segitiga :
Menurut Nuharini (2008) segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh
tiga buah sisi.
1. Jenis-jenis segitiga
a. Jenis Segitiga jika Ditinjau dari Panjang Sisi-sisinya 1) Segitiga Sama Sisi
Definisi : Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki
tiga buah sisi yang sama panjang.
Gambar 2.1 Segitiga Sama Sisi
Sifat-sifat Segitiga Sama Sisi
a) Memiliki tiga buah sudut yang sama besar
.
b) Memiliki tiga sumbu simetri.
c) Memilki simetri putar tingkat tiga.
2) Segitiga Sama Kaki
Definisi : Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki
dua buah sisi yang sama panjang.
Sifat-sifat Segitiga Sama Kaki
a) Sudut di depan sisi yang sama panjang adalah sama besar.
b) Memiliki satu sumbu simetri, yaitu OP.
c) Memiliki simetri putar tingkat satu.
3) Segitiga Sembarang
Definisi : Segitiga sembarang adalah segitiga yang ketiga
sisinya tidak sama panjang.
Sifat-sifat Segitiga Sembarang
a) Tidak mempunyai sumbu simetri
b) Memiliki simetri putar tingkat satu.
c) Ketiga sudutnya mempunnyai besar yang berbeda.
b. Jenis Segitiga Ditinjau dari Besar Sudutnya 1) Segitiga Lancip
Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya
merupakan sudut lancip
Gambar 2.4 Segitiga Lancip
2) Segitiga Siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya
Gambar 2.5 Segitiga Siku-siku Sifat-sifat Segitiga Siku-siku
Pada segitiga siku-siku berlaku teorema phytagoras yang
berbunyi “kuadrat sisi miring sama dengan jumlah
kuadrat sisi siku-sikunya”.
Pembuktian teorema phytagoras dengan menggunakan
segitiga yang sebangun.
Pembuktian ini berdasarkan perbandingan dari segitiga yang
sebangun. Buat segitiga siku STU, dengan sudut
siku-siku di U.
U
Kemudian buat garis tinggi melalui titik U memotong garis
ST dititik V.
Segitiga SVU sebangun dengan segitiga STU, begitu juga
dengan segitiga UTV sebangun dengan segitiga STU.
Perhatikan segitiga STU dan segitiga SVU, diperoleh
...(1)
Perhatikan segitiga STU dan segitiga UVT
Perbandingan segitiga STU dengan segitiga UVT, diperoleh
...(2)
Dari persmaan (1) dan (2) maka diperoleh
1 2
A B
Maka terbukti
3. Segitiga Tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya
tumpul
Gambar 2.6 Segitiga Tumpul 4. Besar Sudut-sudut Segitiga
Pada bidang datar, jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 derajat.
Berikut ini akan dibuktikan bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah
180 derajat:
Pembuktian besar sudut segitiga dengan menggunakan teorema
Buat garis yang sejajar dengan ̅̅̅̅ dan melalui titik C
5. Hubungan Panjang Sisi dengan Besar Sudut a. Ketidaksamaan pada sisi segitiga
Untuk setiap segitiga selalu berlaku bahwa jumlah dua sisinya
selalu lebih besar daripada sisi ketiga.
b. Hubungan besar sudut dan panjang sisi suatu segitiga
Setiap segitiga berlaku sudut terbesar terletak berhadapan dengan
sisi terpanjang, sedangkan sudut terkecil berhadapan dengan sisi
C
A B D
c. Hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga
Besar sudut luar suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut
dalam yang tidak berpelurus dengan sudut luar tersebut.
Pembuktian hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga :
membentuk garis lurus ABD. Pada segitiga ABC berlaku:
(sudut dalam
)
...(i)
2) Garis AD merupakan garis lurus sehingga :
(berpelurus)
...(ii)
3) Berdasarkan persamaan (i) dan (ii) diperoleh
. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
27 BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian di kelas
VII SMP Institut Indonesia sebagai berikut :
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualititatif. Penelitian deskriptif berarti penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat
yang terjadi saat sekarang (Wina Sanjaya, 2013: 59). Pada penelitian ini juga
analisis datanya dari situasi yang diteliti tidak dipaparkan dalam bentuk
bilangan/angka statistik, melainkan bentuk uraian naratif (Margono, 2007:
39).
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan
matematis siswa dalam menyelesaikan soal mengenai sifat dan sudut pada
segitiga. Sedangkan pada pendekatan kuantitatif digunakan untuk
menghitung persentase lembar keterlaksanaan guru dan siswa di kelas.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Institut Indonesia pada
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis siswa kelas
VII SMP Institut Indonesia pada semester genap Tahun Ajaran 2016/2017.
D. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMP Institut Indonesia pada semester
genap Tahun Ajaran 2016/2017 dan pengambilan data berlangsung dari April
sampai Mei 2016.
E. Data Penelitian
Data penelitian ini berupa data kemampuan komunikasi matematis secara
lisan dan tertulis yang dilihat dari hasil tes tertulis dan wawancara.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk
memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru.
Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus dilakukan sebagai acuan
dalam latar belakang. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara
langsung perilaku warga sekolah terutama di dalam kelas.
2. Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar yang dibuat peneliti berupa tes tertulis. Tes ini
berisi lima soal tentang segitiga yang perlu diselesaikan oleh siswa. Tes
diberikan setelah diadakannya proses pembelajaran. Hasil tes tersebut
matematis siswa. Dari hasil tes tersebut peneliti akan mengelompokan
kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi tiga kategori yaitu,
kategori tinggi, sedang, dan rendah.
3. Wawancara
Wawancara dilaksanakan setelah tes hasil belajar siswa diberikan
dan pertanyaan wawancara terkait dengan materi segitiga dan tes hasil
belajar siswa. Siswa yang diwawancara adalah siswa yang masuk dalam
kategori pengelompokkan kemampuan komunikasi matematis secara
tertulis yang dimana peneliti akan membaginya menjadi 3 kategori yaitu
kategori tinggi, sedang, dan rendah.
4. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
pembelajaran yang menggambarkan prosedur pembelajaran yang akan
dilakukan oleh guru dalam hal ini peneliti merancang RPP dengan tujuan
agar proses belajar mengajar lebih terarah dan berjalan secara efektif.
G. Instrumen Pengumpulan Data
1. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)
Pada Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) memuat tentang
satuan pendidikan, kelas atau semester, mata pelajaran, alokasi waktu,
Standar Kompetensi (SK), Komepetensi Dasar (KD), indikator, tujuan
pembelajaran, materi ajar, penilaian, sumber belajar, metode
dilakukan dalam menyampaikan materi ajar. RPP berfungsi sebagai acuan
dalam proses pembelajaran. RPP terlampir (Lampiran A2).
2. Lembar Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lembar ini disusun oleh peneliti yang di dalamnya berisi mengenai
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan guru di kelas.
Lembar pengamatan digunaan untuk mengamati peneliti (berperan sebagai
guru). Pengamatan dilakukan oleh 2 orang observer. Observer mencari
hasil pengamatan dengan memberi tanda cek ( ) pada kolom “Ya” untuk
kegiatan yang terlaksana dan kolom “Tidak” untuk kegiatan yang tidak
terlaksana. Lembar Keterlaksanaan RPP terlampir (Lampiran A3).
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS merupakan salah satu sarana yang dapat membantu dan
mempermudah kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan pembelajaran
yang lebih efektif dan terjadi interaksi antara siswa dan siswa maupun
siswa dan guru. LKS ini juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
meningkatkan hasil belajar. LKS terlampir (Lampiran B1).
4. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti adalah tes tertulis. Tes
tertulis membantu peneliti dalam pengumpulan data. Soal dalam tes
tertulis dibuat dalam bentuk uraian dan berisi 5 butir soal. Hal tersebur
dimaksudkan agar peneliti dapat lebih mudah melihat kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal mengenai jenis dan sifat-sifat pada segitiga.
Tabel deskripsi 3.1
Segitiga Menyelesaikan soal mengenai jenis-jenis segitiga
berdasarkan sisi-sisinya Menyelesaikan soal mengenai jenis-jenis segitiga
berdasarkan sudutnya Menyelesaina soal mengenai hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah
Selain itu, soal untuk tes tertulis dikembangkan sendiri oleh
peneliti dengan mengacu pada buku paket Matematika SMP kelas VII
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan kurikulum
yang digunakan oleh sekolah. Tes tersebut dilakukan satu kali yaitu pada
akhir penelitian. Tes hasil belajar terlampr (Lampiran B3).
5. Lembar Wawancara
Lembar wawancara ini berisikan tentang hasil wawancara peneliti dengan
siswa dan merupakan tindak lanjut dari diadakannya tes hasil belajar.
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih jelas dan
dalam, agar nyata apa yang terjadi dengan menggunakan deskripsi.
Indikator dalam lembar wawancara adalah sebagai berikut :
a) Apakah kamu suka mata pelajaran matematika
c) Materi tentang sifat-sifat dan sudut pada segitiga apakah sulit atau
mudah
d) Hambatan apa yang ditemui saat belajar sifat-sifat dan sudut pada
segitiga
e) Apakah kamu memperhatikan guru saat mengajar
f) Apakah kamu sering bertanya ketika kamu mengalami kesulitan
dalam mempelajari materi sifat-sifat dan sudut pada segitiga
g) Dalam berkelompok, apakah kamu juga ikut berpartisipasi
h) Kamu lebih senang belajar dalam kelompok atau sendiri-sendiri
i) Apakah kamu bisa menyelesaiakan soal yang diberikan guru atau
tidak
j) Apakah kamu latihan soal atau belajar sifat-sifat dan sudut pada
segitiga hanya dari LKS atau dari buku lain
k) Apakah jika soal yang diberikan dirubah, dapat kamu selesaikan?
Mengapa
l) Apakah soal tes hasil belajar siswa ini sulit atau mudah bagi kamu?
Soal nomor berapa
m) Kesulitan apa yang kamu temui saat mengerjakan soal tes hasil belajar
siswa ini. Solusinya
n) Apakah karena kamu jarang latihan soal sehingga kamu sulit
menjawab soal tes hasil belajar siswa ini
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu
(Sugiono, 2011). Analisis data menurut Miles dan Huberman (1984)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu data reduction (reduksi), data display (penyajian), dan data
conclusion (kesimpulan).
1. Pengumpulan data
Peneliti berada di lapangan dan memperoleh data dalam catatan.
Rekaman audio dan visual. Data yang diperoleh tersebut dibuat menjadi
catatan deskriptif kemudian dibuat menjadi catatan reflektif yang berisi
pendapat peneliti berdasarkan fenomena yang dijumpai selama penelitian
berlangsung,
2. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci dan dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
didasarkan pada kriteria siswa yang dapat berkomunikasi secara
matematis. Kriteria tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a. Secara tertulis
1) Siswa dapat menuliskan semua jawaban dengan tepat.
2) Siswa dapat menuliskan jawabannya secara sistematis/runtut.
3) Siswa dapat menuliskan jawabannya dengan baik walaupun
bahasa yang digunakan belum tepat.
4) Siswa dapat menuliskan jawabannya dengan baik walaupun
penulisannya kurang tepat.
b. Secara lisan
1) Siswa dapat berdiskusi dengan teman-teman kelompoknya.
2) Siswa dapat menyampaikan pendapatnya di depan kelas.
3) Siswa dapat menyampaikan pendapatnya kepada teman-teman
dalam kelompok.
4) Siswa aktif bertanya.
3. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif penyajian data berupa uraian singkat.
4. Kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah berupa deskripsi
atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
I. Uji Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk
memperoleh data yang dapat dipercaya. Menurut Moleong (2008: 330)
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini, peneliti akan menggunakan
teknik wawancara untuk membandingkan hasil tes akhir dan LKS agar data
dapat dipercaya.
Uji keabsahan instrumen pengambilan data pada penelitian ini
menggunakan uji pakar. Dalam penelitian ini pengujian instrumen penelitian
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan tentang deskripsi pelaksanaan penelitian, analisis,
pembahasan, dan kelemahan dalam penelitian.
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Deskripsi pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
1. Ijin Penelitian
Peneliti membuat surat pengantar penelitian dari kampus pada tanggal
23 April 2016 dan diserahkan kepada Kepala Sekolah SMP Institut
Indonesia dan pada hari itu juga peneliti diantarkan oleh Kepala Sekolah
untuk langsung bertemu guru mata pelajaran matematika yaitu Bapak
Martanto S.Pd untuk membahas serta menentukan jadwal peneliti di kelas
VIIA sebagai tempat penelitian dan peneliti mendapat jadwal pelajaran.
Jadwal pelajaran semula diadakan pada bulan April tetapi karena peneliti
belum menyelesaikan instrumen yang akan diberikan kepada siswa, maka
2. Observasi Lingkungan Sekolah dan Kelas
Peneliti mengadakan observasi pada tanggal 10 Mei 2016 untuk
mengenal lebih dekat lingkungan sekolah khususnya siswa kelas VII A.
Siswa kelas VII A SMP Institut Indonesia berjumlah 23 orang yang terdiri
dari 13 orang siswa putri dan 10 orang siswa putra dengan Bapak Martanto
S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran matematika.
Penelitian dilakukan pada satu kelas yaitu kelas VII A untuk melihat
bagaimana siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Pada
saat peneliti mengobservasi di kelas tersebut, guru menerapkan kegiatan
belajar kelompok. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara
acak dan saat itu guru memberikan soal dan menguji siswa siapa yang
cepat menuliskan di papan tulis jawabannya akan mendapatkan poin.
Selain itu dari hasil observasi peneliti melihat bahwa: siswa antusisas untuk
mengikuti pelajaran, beberapa siswa aktif untuk bertanya kepada guru
maupun teman sekelompoknya walaupun ada juga siswa yang sama sekali
tidak memperhatikan penjelasan guru sebab siswa justru sibuk mengobrol
dengan teman sebangkunya.
Karakteristik siswa kelas VII A di SMP Institut Indonesia hampir
sama dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Siswa masih kurang baik
dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi melalui lisan atau tulisan.
Siswa kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnya
siswa takut salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya, di samping
itu siswa juga kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya
secara lisan.
Berdasarkan observasi tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian
selama 3 hari yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1 Tabel Rincian Kegiatan Penelitian No Hari Tanggal Agenda Kegiatan
1 Jumat 13 Mei 2016 Mengajar
2 Sabtu 14 Mei 2016 Mengajar
3 Selasa 17 Mei 2016 Tes Hasil Belajar Siswa
4 Kamis 2 Juni 2016 Wawancara
B. Data Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian yaitu :
1. Hasil tes tertulis siswa
Hasil tes tertulis merupakan tes akhir dari proses penelitian. Tes akhir ini
bertujuan agar mengetahui seberapa mengerti siswa terhadap suatu materi
yang diajarkan.
2. Transkip wawancara peneliti dengan 3 siswa
Transkip wawancara didapat dengan menuliskan rekaman pembicaraan ke
C. Instrumen-instrumen yang Dibuat Dalam Penelitian 1. Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP)
Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam
penelitian terdiri atas 2 peretemuan dengan alokasi waktu 40 menit. RPP
ini dibuat untuk KD mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi
dan sudutnya. Indikatornya adalah sebagai berikut :
a. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi-sisinya.
b. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan besar sudutnya.
c. Siswa diharapkan mampu menemukan jenis-jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.
d. Siswa diharapkan mampu menunjukan bahwa jumlah sudut segitiga adalah .
e. Siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal yang terkait dengan sudut dalam segitiga.
f. Siswa diharapkan mampu menggunakan hubungan sudut dalam dan sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah
Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) terlampir (Lampiran A2) 2. Lembar Keterlaksaan
Lembar keterlaksanaan RPP diobservasi oleh 2 observer dalam materi
mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan sudutnya. Dalam
pelaksanaannya observer mengamati kegiatan pembelajaran dari awal
sampai akhir. Pada lembar keterlaksanaan juga terdapat 20 item aktivitas
aktivitas guru dan siswa di kelas dengan cara mencentang pada kolom “ya”
jika kegiatan tersebut terlaksana dan “tidak” jika kegiatan tersebut tidak
terlaksanakan. Hasil observasi keterlaksanaan terlampir (Lampiran A3).
3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS yang digunakan peneliti ada 3 macam yaitu LKS mengenai jenis
dan sifat segitiga, jumlah sudut dalam segitiga, hubungan sudut dalam dan
sudut luar segitiga dalam pemecahan masalah. Pada LKS yang pertama
terdapat 4 pertanyaan yang dijabarkan sebagai berikut :
a) Siswa diminta untuk menuliskan jenis-jenis segitiga berdasarkan
panjang sisi dan besar sudut.
b) Siswa diminta untuk melengkapi tabel berdasarkan sifat-sifat bangun
datar segitiga.
c) Siswa diminta untuk membedakan jenis-jenis segitiga berdasarkan
panjang sisi dan besar sudutnya.
d) Siswa diminta untuk memberikan hubungan saling hadap dalam suatu
segitiga antara besar sudut dengan panjang sisi di hadapannya,
Pada LKS yang kedua terdapat 2 soal tentang besar sudut dalam segitiga.
Pada LKS yang ketiga terdapat 2 soal tentang hubungan sudut dalam dan
luar segitiga. Lembar Kerja Siswa (LKS) terlampir (Lampiran B1).
4. Tes Hasil Belajar
Instrumen tes hasil belajar siswa digunakan untuk melaihat
dilaksanakan pada hari terakhir penelitian dan terdapat 17 siswa yang
mengikuti tes hasil belajar tersebut. Lembar jawaban siswa akan
dikumpulkan dan periksa oleh peneliti dan pensekoran untuk
masing-masing jawaban adalah 10. Dari situlah peneliti akan melihat proses
pengerjaan siswa yang akan dianaliis oleh penulis. Tes hasil belajar
terlampir (Lampiran B3).
4. Lembar Wawancara
Pada lembar wawancara dicantumkan pertanyaan-pertanyaan yang
ditanyakan kepada siswa untuk megetahui kemampuan komunikasi
matematis siswa dalam proses pembelajaran dan terdapat 13 pertanyaan
untuk tiga siswa yang akan diwawancara. Lembar wawancara terlampir
(Lampiran B5).
D. Hasil Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pengamatan keterlaksanaan RPP dilakukan selama proses pembelajaran
matematika. pengamatan dilakukan oleh satu orang pengamat dengan
membawa lembar pengamatan keterlaksanaan RPP dan memberikan tanda (
pada kolom “Ya” untuk kegiatan yang terlaksana dan kolom “Tidak” untuk
kegiatan yang tidak terlaksana. Lalu terdapat kolom pertanyaan yang diisi
dengan uraian oleh pengamat. Perhitungan oleh keterlaksanaan RPP dilakukan
dengan memberikan skor pada tiap pilihan yang disediakan pada lembar
Berikut ini adalah skor keterlaksanaan RPP dan hasil pengisian lembar
pengamatan.
Tabel 4.2 Keterlaksanaan Rencana Proses Pembelajaran Pengamat Skor pertemuan
1
Berdasarkan perhitungan keterlaksanaan RPP pertemuan pertama dan kedua,
maka diperoleh keterlaksanaan secara keseluruhan sebagai berikut :
Persentase keterlaksanaan RPP secara keseluruhan sebesar , sehingga
dapat disimpulkan bahwa sudah terlaksana dengan baik di kelas VII A SMP
Institut Indonesia tahun ajaran 2016/2017.
E. Analisis Data
1. Hasil Analisis Jawaban Kelompok Atas Lembar Kerja Siswa (LKS 1)
Kompetensi Dasar
Indikator
6.1.1. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan
sisi-sisinya
6.1.2. Siswa diharapkan mampu menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan
besar sudutnya.
SOAL 1 :
Amati bangun datar segitiga yang telah dibagikan !
1. Menurut panjang sisinya. Ukurlah panjang sisi tiap segitiga tersebut !
a. Apakah ada segitiga yang panjang setiap sisinya berbeda? Sebutkan.
b. Apakah ada segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang?
Sebutkan.
c. Apakah ada segitiga yang memiliki tiga sisi yang sama panjang?
Sebutkan.
d. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal a. Apa
sifat yang kalian ketahui?
e. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal b. Apa
sifat yang kalian ketahui?
f. Ukurlah besar tiap-tiap sudut yang termasuk pada jawaban soal c. Apa
sifat yang kalian ketahui?
2. Menurut besar sudut. Ukurlah besar sudut tiap segitiga tersebut !
b. Apakah ada segitiga yang salah satu sudutnya ? Sebutkan.
c. Apakah ada segitiga yang salah satu sudutnya ? Sebutkan.
Analisis Kelompok 1 :
1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga.
a. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan peneliti. Siswa dalam
menjawab pertanyaan peneliti mengasumsikan bahwa pertanyaan
b. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan peneliti. Siswa dalam
menjawab pertanyaan peneliti mengasumsikan bahwa pertanyaan
tersebut adalah apa jenis segitiga yang kedua sisinya sama panjang.
c. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyan peneliti.
d. Hal yang dimaksud dalam jawaban siswa adalah panjang ketiga sisi
segitiga berbeda dan besar ketiga sudut segitiga berbeda.
e. Hal yang dimaksud siswa dalam jawaban adalah kedua sisi segitiga
sama panjang.
f. Hal yang dimaksud siswa dalam jawaban adalah ketiga sisi segitiga
sama panjang dan semua sudutnya sama besar.
Kesimpulan untuk pertanyaan 1:
1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi
yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.
2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.
3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.
4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.
2. Siswa tidak menuliskan jawaban untuk soal nomor 2.
Kesimpulan untuk pertanyaan 2:
Analisis Kelompok 2 :
1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga dengan benar.
a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara
penulisannya kurang tepat.
b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti hanya saja
c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara
penulisannya kurang tepat.
d. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa
mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang
sisi dari segitiga sama kaki, sama sisi, ssembarang, dan siku-siku.
e. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa
mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang
sisi dari segitiga sama kaki,dan sama sisi.
f. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa
mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah sebutkan panjang
sisi dari segitiga sama sisi.
Kesimpulan untuk pertanyaan 1:
1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi
yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.
2) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.
3) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.
4) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.
2. Siswa sudah bisa mengukur besar sudut pada segitiga.
a. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa
mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah apa jenis segitiga
b. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa
mengasumsikan bahwa pertanyaan peneliti adalah jenis segitiga apa
yang kedua sisinya sama panjang?
c. Siswa belum tepat dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. Siswa
mengasumsikan bahwa jenis segitiga apa yang semua sudutnya ?
Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :
Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya yaitu
segitiga lancip, siku-siku, dan tumpul.
Analisis Kelompok 3 :
1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi setiap segitiga.
a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan peneliti hanya saja cara
Kesimpulan untuk pertanyaan 1 :
1) Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi
yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.
2) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.
3) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.
4) Siswa belum dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.
2. Siswa tidak menuliskan jawabannya.
Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :
Siswa belum dapat memahami materi dengan baik sehingga siswa tidak dapat
kesimpulan bahwa siswa tersebut bermasalah dalam matematika atau
komunikasi.
Analisis Kelompok 4 :
1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi pada segitiga.
a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
d. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
e. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi
cara menuliskannya kurang tepat.
f. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi
cara menuliskannya kurang tepat.
Kesimpulan untuk pertanyaan 1:
1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi
yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.
2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.
3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.
4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.
2. Siswa sudah dapat mengukur besar sudut pada segitiga tetapi siswa tidak
menjawab pertanyaan nomor 2.
Kesimpulan untuk pertanyaan 2 :
Siswa belum dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan besar sudutnya
Jawaban Kelompok 5
Analisis Kelompk 5 :
1. Siswa sudah dapat mengukur panjang sisi segitiga.
a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
c. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
d. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
e. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi
cara menuliskannya kurang tepat.
f. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan baik tetapi
cara menuliskannya kurang tepat.
Kesimpulan untuk pertanyaan 1 :
1) Siswa sudah dapat mengelompokkan segitiga berdasarkan panjang sisi
yaitu segitiga sembarang, sama kaki, dan sama sisi.
2) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sembarang.
3) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama kaki.
4) Siswa sudah dapat menyebutkan sifat segitiga sama sisi.
2. Siswa sudah dapat mengukur besar sudut segitiga.
a. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.
b. Siswa sudah dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan tepat.