• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Penagihan Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Terhadap Wajib Pajak Badan di KP4 Cimahi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Penagihan Pajak Dalam Upaya Meningkatkan Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Terhadap Wajib Pajak Badan di KP4 Cimahi)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pajak adalah kewajiban daripada orang atau badan untuk menyerahkan sebagian

daripada kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian atau

perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan suatu hukuman dan

ditetapkan dengan peraturan hukum sehingga pelaksanaannya dapat dipaksakan dan

tidak mendapat imbalan jasa. Sebagai sumber utama penerimaan negara, maka pajak

perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dengan kemampuan sendiri

dapat terwujud berdasarkan prinsip kemandiriran.

Semakin banyaknya Wajib Pajak maka akan semakin besar pula pemasukan pajak

yang diterima. Tetapi dalam kenyataannya banyak Wajib Pajak yang masih

menunggak pembayarannya. Dan ini sudah menjadi keharusan bagi para aparat

perpajakan untuk melakukan perubahan dalam melakukan penagihan pajak terhadap

Wajib Pajak

Pengujian statistik yang digunakan adalah pengujian statistik Non-Parametrik

yaitu metode Rank Spearman dengan menggunakan prosedur komputerisasi SPSS.

Berdasarkan hasil uji hipotesis Non-Parametrik Rank-Spearman, diperoleh hasil Sig

sebesar 0,015. dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5% (0.05) berarti Sig<

α

,

maka H

0

: ditolak dan H

1

: diterima. Itu berarti terdapat hubungan yang signifikan

antara penagihan pajak terutang dan pencairan pajak tertunggak. Penagihan pajak

yang berjalan dengan baik akan meningkatkan penerimaan pencairan tunggakan

pajak. Apabila penerimaan tunggakan pajak dapat meningkat maka akan

meningkatkan penerimaan tagihan pajak yang masuk ke Kantor Pelayanan Pajak

Cimahi.

Dalam hal penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Cimahi masih terdapat

beberapa hambatan yang menimbulkan tunggakan pajak. Peranan penagihan yang

baik berpengaruh besar terhadap pencairan pajak yang tertunggak. Sehingga

diperlukan suatu koordinasi yang baik terutama dalam hal pelayanan dan prosedur

untuk menciptakan penagihan pajak yang aman dan lancar.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK………

i

KATA PENGANTAR……….. ii

DAFTAR ISI……….

vi

DAFTAR TABEL DAN BAGAN……….……….

xi

DAFTAR LAMPIRAN

………

xii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang………... 1

1.2

Identifikasi Masalah………... 4

1.3

Tujuan Penelitian………... 4

1.4

Kegunaan Penelitian………... 5

1.5

Rerangka Penelitian………... 6

1.6

Metode Penelitian……….. 11

1.7

Lokasi Penelitian……… 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Pajak………..………... 16

2.1.1

Pengertian Pajak……….……….. 16

2.1.2

Fungsi Pajak…………...……….. 18

2.1.3

Syarat Pemungutan Pajak……….... 18

2.1.4

Teori-Teori Yang Mendukung……..………... 20

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.6

Asas Pemungutan Pajak………...

22

2.1.7

Sistem Pemungutan Pajak………....

23

2.1.8

Stelsel Pajak……….

24

2.1.9

Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak………...

25

2.1.10

Hambatan Pemungutan Pajak………..

25

2.1.11

Kewajiban dan Hak Wajib Pajak……….

26

2.2

Pajak Penghasilan………..

2.2.1 Pajak Penghasilan Pasal 21………

2.2.2 Pajak Penghasilan Pasal 22………

2.2.3 Pajak Penghasilan Pasal 23………

2.2.4 Pajak Penghasilan Pasal 24……… ………

2.2.5 Pajak Penghasilan Pasal 25………

28

28

28

29

29

29

2.3

Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan……….

30

2.3.1

Dasar Pengenaan Pajak………...

30

2.3.2

Nomor Pokok Wajib Pajak………..

30

2.3.3

Laporan dan Pengukuhan PKP………

… 31

2.3.4

Surat Pemberitahuan (SPT)……….

31

2.3.5

Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pembayaran………....

34

2.3.6

Surat Tagihan Pajak………...

34

2.3.7

Surat Ketetapan Pajak………...

36

(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.7.2

SKPKBT……….

... 37

2.3.8

Surat Paksa………...

38

2.3.9

Pelaksanaan Penagihan Pajak………..

39

2.4

Pengertian Pajak Yang Tertunggak………

42

BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Sejarah kantor Pelayanan Pajak Cimahi………

43

3.2

Struktur Organisasi………...

43

3.3

Wilayah Kerja………

44

3.3.1

Kabupaten Bandung ………

44

3.3.1.1

Letak geografis………...

44

3.3.1.2

Luas Wilayah………...

44

3.3.2

Kota Cimahi………..………..………….

47

3.3.2.1

Letak geografis………

………...

47

3.3.2.2

Luas Wilayah………...

47

3.4

Metode Penelitian………..

48

3.4.1

Teknik Pengumpulan Data………..

48

3.4.2

Sumber Data………...

51

3.4.3

Rencana Pengumpulan Data………...

51

3.4.4

Rencana Analitis………

………

51

(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.4.6

Hipotesis Statistik………

53

3.4.7

Statistik Uji………..

53

3.4.8

Prosedur Pengolahan Data………...

53

3.4.9

Kriteria Ho Diterima atau Ditolak………...

53

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Proses Pelaksanaan Penagihan………...

57

4.2.

Urutan Tindakan Pelaksanaan Penagihan Pajak………....

57

4.2.1.

Penerbitan Surat tegoran………..

58

4.2.2.

Penerbitan Surat Paksa……….

59

4.2.3.

Penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan………….

60

4.2.4.

Pencabutan Sita………...

65

4.2.5.

Pengajuan Permintaan Jadwal Waktu Dan

Tempat Pelelangan………...

66

4.2.6.

Pengumuman Lelang………

66

4.2.7.

Pembatalan Pengumuman Lelang………...

67

4.2.8.

Jangka Waktu Tindakan Pelaksanaan Penagihan……….... 67

4.2.9.

Penagihan Pajak Seketika Dan Sekaligus………....

68

(6)

Universitas Kristen Maranatha

Terhadap Pencairan Pajak Tertunggak………...

72

4.5.

Hambatan Dalam Penagihan Pajak Terutang……….

74

4.6.

Uji Hipotesis...………...

75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan………

77

5.2.

Saran………...

78

DAFTAR PUSTAKA………

80

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

DAFTAR TABEL

Tabel I

Penerimaan Tunggakan Dan Realisasi Pembayaran

Bulan Januari 2004 s/d Bulan Agustus 2005………...

67

Tabel II

Perbandingan Persentase dan Rasio Penerimaan Tunggakan

Dan Realisasi Pembayaran Pajak

Bulan Januari 2005 s/d Bulan Februari 2006………

68

Tabel III

Jumlah Tagihan Pajak dan Realisasi Penerimaan per Triwulan

Dari Tahun 2000 s/d Tahun 2005... 71

DAFTAR BAGAN

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Tunggakan Pajak

2. Petunjuk Pengisisan Daftar Tunggakan Pajak

3. Buku Pengawasan Penagihan

4. Petunjuk Pengisian Buku Pengawasan Penagihan

5. Tegoran

6. Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika Dan Sekaligus

7. Surat Paksa

8. Laporan Pelaksanaan Surat Paksa

9. Tanda Terima Biaya Pelaksanaan Surat Paksa/Pelaksanaan Penyitaan

10. Surat Perintah Melakukan Penyitaan

11. Berita Acara Pelaksanaan Sita

12. Disita (Surat Penyitaan)

13. Pencabutan Sita

14. Pemberitahuan Penyitaan Barang Tak Gerak Atas Nama Wajib

Pajak/Penanggung Pajak

15. Permintaan Jadwal Waktu Dan Tempat Pelelangan

16. Bentuk, Jenis, Dan Kode Formulir Yang Dipergunakan Untuk Melaksanakan

Keputusan Tentang Jadwal Waktu Tindakan Penagihan Pajak

(9)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Dalam menjalankan pemerintahannya Negara Republik Indonesia memiliki

beberapa bentuk penerimaan bagi kas negara. Salah satu bentuk penerimaan

negara adalah pajak. Pajak digunakan oleh pemerintah bagi penyelenggaraan

pembangunan negaranya dan ditujukan untuk kesejahteraan dan kemakmuran

rakyatnya.

Pajak adalah kewajiban daripada orang atau badan untuk menyerahkan

sebagian daripada kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan,

kejadian atau perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan suatu

hukuman dan ditetapkan dengan peraturan hukum sehingga pelaksanaannya dapat

dipaksakan dan tidak mendapat imbalan jasa. Sebagai sumber utama penerimaan

negara, maka pajak perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional

dapat berjalan dengan kemampuan sendiri berdasarkan prinsip kemandiriran.

Salah satu jenis pajak adalah pajak penghasilan (PPh) yang diperoleh dari

masyarakat. Baik orang pribadi maupun Bentuk Usaha Tetap yang tinggal dan

menetap di wilayah Negara Republik Indonesia dan selanjutnya disebut sebagai

Wajib Pajak. Pajak penghasilan ini diatur dalam undang-undang yang

mengharuskan para Wajib Pajak untuk membayarnya sesuai dengan aturan dan

tata cara yang berlaku. Hasil yang diperoleh dari pajak penghasilan ini sangat

(10)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 2

pendapatan negara yang digunakan untuk kepentingan pembangunan dan

kepentingan masyarakat lainnya.

Walaupun sifat dari pajak adalah memaksa tetapi pajak tersebut dapat

dikendalikan dengan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan dan

memahami perkembangan serta perubahan atas pajak yang berlaku di Negara

Republik Indonesia. Apabila Wajib Pajak sudah mengerti tentang tata cara dan

aturan dalam perpajakan maka akan mudah bagi mereka untuk menyadari dan

memahami kewajibannya untuk membayar pajak.

Pajak penghasilan dikenakan pada Wajib Pajak menyangkut dengan usaha

yang mereka lakukan. Bagi Wajib Pajak badan pengenaan tarif pajaknya cukup

besar tergantung dari keuntungan yang berhasil mereka capai. Dimana setiap

usaha yang dilakukan tersebut adalah untuk menghasilkan keuntungan. Banyak

Wajib Pajak terutama yang berbentuk badan melakukan kecurangan-kecurangan

dengan cara mengefisiensikan biaya-biaya dan melampirkannya serta

mencatatkannya dalam laporan keuangan tahunan mereka untuk menghindari

pajak yang besar. Karena semakin besar mereka memperoleh keuntungan maka

mereka akan dikenai pajak yang besar juga.

Sudah seharusnya Wajib Pajak memahami apa yang menjadi kewajiban, hak,

dan sanksi yang melekat pada diri Wajib Pajak itu sendiri. Apabila mereka tidak

menyadari pentingnya pajak maka mereka tidak menyadari kewajibannya dalam

membayar pajak. Dalam melakukan pembayaran pajaknya, banyak Wajib Pajak

(11)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 3

Masalah-masalah yang muncul dalam perpajakan seringkali menimbulkan

respon negatif bagi kita. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpahaman dan

kurangnya pengertian tentang undang-undang perpajakan. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi munculnya masalah tersebut seperti kurangnya dorongan

yang diberikan pemerintah, kurangnya penyuluhan tentang pengetahuan

perpajakan, serta sarana-sarana dan pelayanan-pelayanan yang kurang memadai.

Semakin banyaknya Wajib Pajak maka akan semakin besar pula pemasukan

pajak yang diterima. Tetapi dalam kenyataannya banyak Wajib Pajak yang masih

menunggak pembayarannya. Dan ini sudah menjadi keharusan bagi para aparat

perpajakan untuk melakukan perubahan dalam melakukan penagihan pajak

terhadap Wajib Pajak

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana cara

mengatasi masalah tentang perpajakan terutama yang menyangkut tunggakan

pajak yang belum dibayarkan oleh Wajib Pajak badan. Lebih jauh peneliti ingin

mencari tahu bagaimana peranan penagihan pajak yang diberikan terhadap Wajib

Pajak badan sehubungan dengan penerimaan tunggakan pajak.

Dari uraian diatas dan dengan kemampuan dan data yang terbatas yang

dimiliki, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul ”Peranan

(12)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 4

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti akan

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur tata cara penagihan pajak dan bagaimana prosedur itu

diterapkan dalam upaya meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak?

2. Apa yang menyebabkan pajak tertunggak terus meningkat dan usaha apa yang

dilakukan Kantor Penyuluhan Pajak untuk mengatasinya?

3. Seberapa besar peranan penagihan pajak dalam upaya meningkatkan

penyelesaian tunggakan pajak?

4. Hambatan apa saja yang terdapat dalam penagihan pajak tertunggak yang

dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Cimahi?

1.3Tujuan dan Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan memanfaatkan data

yang dipergunakan guna penyusunan skripsi untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha. Sedangkan tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang telah

diungkapkan diatas, yaitu:

1. Untuk mengetahui tentang prosedur tata cara penagihan pajak dan penerapan

prosedur dalam upaya meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak.

2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan pajak tertunggak terus meningkat

(13)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 5

3. Untuk mengetahui besarnya peranan penagihan pajak dalam upaya

meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak.

4. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terdapat dalam penagihan pajak

tertunggak yang dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Cimahi.

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan ilmu serta

manfaat yang lebih mendalam terutama kepada pihak-pihak yang berkepentingan

antara lain kepada:

1. Peneliti, agar dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman mengenai

perpajakan terutama masalah tunggakan pajak serta upaya-upaya dalam

mengatasi masalah tersebut, yang nantinya dapat menjadi bekal untuk terjun

ke dunia usaha nyata.

2. Wajib Pajak, agar dapat meningkatkan kesadaran dalam melakukan

pembayaran tunggakan pajak dengan menyadari bahwa pajak merupakan

sumber penerimaan negara yang memiliki arti yang sangat penting dalam

mendukung terselenggaranya pembangunan nasional.

3. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, sebagai bahan

masukan tentang seberapa besar peranan prosedur penagihan pajak dalam

meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak.

4. Pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memahami

(14)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 6

pencairan tunggakan pajak, serta sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya

yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama.

1.5Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontrapretasi)

yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan adalah Undang-undang no.17

tahun 1984 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang no.17

tahun 2000. Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur subjek pajak, objek

pajak, serta tata cara menghitung dan tata cara melunasi pajak terutang.

Penagihan terhadap pajak penghasilan berlaku untuk seluruh Wajib Pajak,

dimana setiap Wajib Pajak diharuskan membayar kewajiban pajaknya sesuai

dengan ketentuan dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Wajib Pajak

terdiri dari Wajib Pajak perseorangan dan badan. Wajib Pajak badan yang dikenai

pajak penghasilan meliputi: Badan, terdiri dari Perseroan Terbatas (PT), Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan

nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, lembaga, dan

bentuk badan lainnya. Subjek pajak badan ini terbagi menjadi dua, yaitu: Subjek

pajak badan dalam negeri (badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di

(15)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 7

usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia). Subjek pajak menjadi Wajib Pajak

setelah menerima atau memperoleh penghasilan.

Dalam praktiknya, tidak semua Wajib Pajak badan dapat memenuhi kewajiban

pajaknya. Para Wajib Pajak tersebut ada yang terlambat dalam melakukan

pembayaran. Dengan adanya undang-undang tersebut maka penagih pajak dapat

mengambil tindakan seperti melakukan penyitaan, penagihan dengan paksa, atau

mengambil tindakan hukum. Diharapkan dengan adanya tindakan tersebut para

Wajib Pajak menyadari kewajibannya untuk membayar pajaknya dan dapat

mencegah terjadinya tunggakan pajak.

Meningkatnya tunggakan pajak dapat disebabkan oleh sistem perpajakan yang

lama ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi

masyarakat Indonesia. Di samping itu, sistem perpajakan yang lama belum dapat

menggerakan peran semua lapisan subjek pajak yang besar peranannya dalam

menghasilkan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan

kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.

Dalam melakukan penagihan pajak, pemerintah memiliki kewenangan untuk

melakukan pemungutan terhadap setiap bentuk pajak penghasilan yang dimiliki

oleh setiap Wajib Pajak Hal tersebut tercermin dalam ciri dan corak sistem

Pemungutan Pajak :

1. Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta

Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan

kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan

(16)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 8

2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai

pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat

Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai

dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan

pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan

ketentuan yang telah digariskan dalam peraturan perundang-undangan

perpajakan.

3. Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat

melaksanakan kewajiban perpajakan melalui sistem menghitung,

memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang

(self assesment), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan

diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan

mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak.

Dengan adanya ciri dan corak tersebut diharapkan setiap Wajib Pajak dan

penagih pajak dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam

menjamin kelancaran dan ketertiban dalam melakukan pembayaran pajaknya. Hal

ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak yang bersangkutan dalam

mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak

dan melakukan penagihan terhadap pajak tertunggak.

Untuk mengurangi beban administrasi perpajakan, Wajib Pajak dapat

menggunakan Masa Pajak yang meliputi tiga bulan takwim. Selanjutnya guna

meningkatkan efektifitas pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam

(17)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 9

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang tidak hanya melaporkan

perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang saja, tetapi juga melaporkan

objek pajak dan bukan objek pajak serta harta dan hutang. Guna membantu

meringankan beban wajib pajak yang sedang mengalami likuiditas, Wajib Pajak

dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda setoran akhir

Pajak Penghasilan untuk jangka waktu paling lama 12 bulan.

Penerapan prinsip self assesment semakin dipertegas dengan adanya ketentuan

bahwa pajak yang terutang menurut SPT adalah pajak yang terutang berdasarkan

ketentuan Undang-undang Perpajakan, sepanjang Wajib Pajak telah menghitung,

memperhitungkan dan membayar pajak yang terutang secara benar.

Dalam rangka mendukung terselenggaranya sistem administrasi pemerintahan

yang baik dan bertanggungjawab, kepada petugas pajak yang melakukan

kesalahan dalam menghitung dan menetapkan pajak tidak sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang Perpajakan sehingga merugikan negara, dapat

dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan

adanya sanksi tersebut diharapkan Wajib Pajak menjadi patuh dan segera

memenuhi pembayaran pajaknya. Untuk itu harus ada prosedur penagihan yang

jelas agar pihak penagih dan pihak yang ditagih dapat mengetahui pasti tentang

apa yang harus mereka lakukan dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

Prosedur penagihan tunggakan pajak yang telah ada harus diterapkan agar

para wajib pajak mengetahui tentang pentingnya pajak dan tata cara penagihan

(18)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 10

Berikut Bagan Prosedur Penagihan terhadap Tunggakan Pajak:

KPP akan melakukan penagihan terhadap Wajib Pajak dalam bentuk STP,

SKPKB, SKPKBT yang harus lunas dalam jangka waktu 1 bulan sejak terbit.

Apabila Wajib Pajak tidak melunasi STP maka akan diterbitkan Surat Tegoran

yang dikeluarkan 7 hari setelah jatuh tempo. Apabila dalam jangka waktu

duapuluh satu hari Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, maka akan

diberikan Surat Paksa yang mengharuskan hutang pajak lunas dalam waktu 1 x 24

jam. Bila Wajib Pajak tidak juga melunasi hutangnya setelah diterbitkan Surat

Paksa, Maka akan dilakukan penyitaan terhadap barang bergerak, apabila hasil KPP

Diterbitkan Surat Tegoran (7 hari sejak jatuh tempo) Wajib Pajak ♣STP ♣SKPKB ♣SKPKBT (Lunas 1 bulan sejak terbit) Tidak Lunas Diterbitkan Surat Paksa (21 hari sejak tanggal Surat Tegoran dikeluarkan) Hutang Pajak harus lunas 1 x 24 jam

(19)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 11

penyitaan barang bergerak belum mencukupi untuk membayar hutang pajak,

maka akan disita barang tidak bergerak. Setelah barang-barang tersebut disita

maka akan ada pemberitahuan lelang di BUPLN (Badan Utang Piutang dan

Lelang Negara), dimana BUPLN ini akan mengurus semua prosedur lelang dan

memberitahukan pengumuman serta pelaksanaan lelang. Dari hasil barang yang

disita maka akan dikenakan biaya penagihan, iklan, dan lelang. Kemudian hasil

lelang akan dipakai untuk membayar hutang pajak dan apabila ada sisa maka akan

dikembalikan ke Wajib Pajak yang bersangkutan.

Ketentuan mengenai biaya penagihan diatur secara tegas guna mendukung

upaya pencairan tunggakan. Hal ini dipandang penting mengingat kegiatan

penagihan yang dilaksanakan oleh juru sita pajak memerlukan proses yang

panjang dan sulit. Kegiatan penagihan menjadi semakin penting mengingat

tunggakan pajak yang semakin bertambah dan dalam rangka meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya serta untuk

meningkatkan penerimaan pajak.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis

sebagai berikut, yaitu ”Prosedur penagihan pajak mempunyai hubu ngan yang

signifikan dalam meningkatkan pencairan pajak tertunggak.”

1.6Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan metode penelitian

deskriptif analisis, yakni suatu metode yang berusaha untuk mengumpulkan data,

(20)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 12

yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Penelitian ini bersifat menemukan fakta

yang cukup atas data yang diperoleh selama penelitian.

Teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan

adalah sebagai berikut :

• Penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian dengan mempelajari literatur, dokumen–dokumen, serta bahan

bacaan lainnya, untuk mengumpulkan data sekunder. Informasi ini digunakan

penulis sebagai dasar pemikiran teoritis dalam kenyataan yang ditemukan dari

hasil penelitian di lapangan.

• Penelitian lapangan (field research)

Penelitian secara langsung ke perusahaan yang diteliti, untuk mengumpulkan

data primer. Teknik penelitian lapangan yang digunakan antara lain :

a. Pengamatan

Pengumpulan data secara langsung terhadap aktivitas Kantor Pelayanan Pajak

yang sedang diteliti.

b. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan Kepala Kantor

Pelayanan Pajak Cimahi dan para petugas pajak yang terlibat langsung dalam

permasalahan yang diteliti.

c. Analisa Statistik

Dalam penelitian ini peneliti akan menguji hubungan antara penagihan pajak

terutang dengan jumlah pencairan tunggakan pajak. Sehubungan dengan hal

(21)

(Non-Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 13

Parametrik) untuk menentukan kuat tidaknya hubungan antara kedua variabel,

yaitu; penagihan pajak sebagai variabel bebas (variable independent) dan

pencairan pajak tertunggak sebagai variabel tidak bebas (variable dependent)

dengan aturan sebagai berikut:

• Jika tidak ada data kembar

dimana:

Σ di

2

=

Σ [

R (Xi) – R (Yi)]

2 atau

di =

R x- Ry

keterangan:

rs = Koefisien korelasi Rank-Spearman

di = Selisih rank X dan Y

n = Banyak data

R x= Ry = Rank pada variable X dan Y

• Jika ada data kembar

dimana:

keterangan:

6

Σ

di 2 n (n 2 −1)

Σ

x2

+ Σ

Y2

− Σ

D2

2

Σ

X2

Σ

Y2

rs =

n3 – n

Σ

x2 =

Σ

x2 =

n3 – n

12

Σ

Ty

T = t

(22)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 14

rs = Koefisien korelasi Rank-Spearman

di = Selisih rank X dan Y

X = Variabel independen

Y = Variabel dependen

Tx= Ty = Banyaknya data yang memiliki Rank Spearman

Namun mengingat jumlah data yang banyak, maka peneliti akan

menggunakan prosedur komputerisasi statistik SPSS dalam melakukan

pengolahan data. Berikut ini adalah prosedur komputerisasi statistik SPSS yang

ditempuh dalam melakukan pengolahan data.

Tahapan prosedur komputerisasi statistik SPSS:

Insert Variable dengan cara klik Variable View, kemudian masukan nama

dari kedua variabel yang akan diuji.

• Setelah selesai buka kembali Data View, kemudian isikan data yang akan diuji

pada masing-masing lajur.

Analyze, kemudian pilih Correlate, dan pilih Bivariate pada menu sehingga

kotak dialog Bivariate Correlations muncul.

• Masukan kedua variabel independen dan dependen ke dalam kolom variabel

pada kotak dialog Bivariate Correlations.

• Untuk Correlation Coefficients, pilih Spearman.

Test of Significant: Two Tailed.

(23)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha 15

1.7Waktu dan Lokasi Penelitian

Sebagai objek penelitian, peneliti memilih Kantor Penyuluhan dan

Pengamatan Potensi Perpajakan yang berlokasi di Cimahi dengan waktu

penelitian pada bulan September 2005 sampai dengan bulan Januari 2006.

(24)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan uji data yang telah dilakukan, peneliti menarik

beberapa kesimpulan, antara lain :

1.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencairan tunggakan pajak

Kurangnya pemahaman para Wajib Pajak/Penanggung Pajak terhadap

kewajiban mereka.

Fasilitas dan sarana yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak

Kurangnya Penyuluhan terhadap para Wajib Pajak/Penanggung Pajak

Kondisi ekonomi Wajib Pajak/Penanggung Pajak

Sistem pembayaran pajak yang mungkin dirasakan sulit bagi sebagian

masyarakat.

Prinsip moral masyarakat dan kesadaran Wajib Pajak/Penanggung Pajak

Luasnya cakupan wilayah KPP Cimahi yang meliputi wilayah Kabupaten

Bandung dan Kota Cimahi.

Kurangnya jumlah aparat penagih pajak yang ditugaskan untuk melakukan

(25)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

78

2.

Pencairan pajak tertunggak akan meningkat apabila dilakukan sosialisasi kepada

Wajib Pajak/Penanggung Pajak dengan cara memberikan mereka pengarahan

untuk melakukan laporan pajaknya sendiri kepada Kantor Pelayanan Pajak.

3.

Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk dapat

melaksanakan kewajiban perpajakan melalui sistem menghitung,

memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang

(

self assesment

), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan

dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk

dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak.

4.

Dalam pelaksanaan penagihan sudah ada prosedur yang sesuai hanya tinggal

bagaimana pelaksanaannya dilakukan oleh aparat yang bersangkutan (Penagih

Pajak).

5.

Peranan penagihan pajak memberikan kontribusi terhadap peningkatan pencairan

tunggakan pajak sehingga perlu diterapkan prosedur yang sesuai agar penagihan

pajak dapat berjalan dengan baik.

5.2

Saran

Dari proses dan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyampaikan beberapa

saran atau masukan, antara lain :

1.

Dengan bertambahnya Wajib Pajak yang memiliki hutang pajak maka Kantor

Pelayanan Pajak Cimahi harus memperbaiki tata cara pelayanan dan penagihan

(26)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha

79

2.

Agar para Wajib Pajak menyadari akan kewajiban mereka maka harus diberikan

penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak dan sekaligus

memberikan pengertian kepada para Wajib Pajak agar mereka mau membayar

pajak tepat waktu.

3

Kantor Pelayanan Pajak Cimahi harus meningkatkan fasilitas dan sarananya agar

proses penagihan terhadap Wajib Pajak dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan

sesuai dengan prosedur tata cara penagihan pajak.

4

Untuk memudahkan pendaftaran dan pembayaran pajak, sebaiknya Kantor

Pelayanan Pajak Cimahi mulai menerapkan sistem On-Line atau menggunakan

Website untuk memudahkan penagihan terhadap Wajib Pajak yang berada di

tempat yang jauh sehingga tidak menyulitkan bagi Wajib Pajak untuk datang

(27)

Universitas Kristen Maranatha

80

DAFTAR PUSTAKA

1.

Waluyo, Wirawan B Ilyas (2005)

.

Perpajakan Indonesia

, Edisi revisi. Buku 1.

Jakarta : Salemba 4.

2.

R. Santoso Brotodihardjo,

Pengantar Ilmu Hukum Pajak

. Edisi Keempat,

Refika Aditama.

3. Mardiasmo (2000).

Perpajakan

. Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit ANDI

4.

Walpole, Ronald E. (1995).

Pengantar Statistika

. Edisi Ketiga, Jakarta. :

Gramedia Pustaka Utama.

5.

J Supranto, 1994,

Statistik

, Edisi Kelima, Jilid II, Jakarta: Airlangga.

6.

--- Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak : Petunjuk

Pelaksanaan Tindakan Penagihan

7.

--- Undang-Undang No.19 Tahun 1959 Beserta

Memori Penjelasan Tentang Penagihan Pajak

Negara Dengan Surat Paksa.

8.

--- Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan, Dan

Penagihan Pajak Sub Direktorat Penagihan

(2004) : Kumpulan Peraturan Di Bidang

Penagihan Pajak

9.

--- Departemen Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak : Himpunan Peraturan

Di Bidang Penagihan

10. --- Keputusan Menteri Keuangan

No94/KMK.01/1994 : Struktur Organisasi

Kantor Pelayanan Pajak.

Referensi

Dokumen terkait

Akhirnya, terima kasih yang terbesar dan penghargaan yang paling mulia saya berikan kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat saya yang setia, yang dalam kasih

Buku nyanyian ibadah GKT edisi revisi 1997 dengan salah satu contoh nyanyian di dalamnya yang tidak lagi memakai teks bahasa Tionghoa.... Buku nyanyian GKT edisi 1966 dengan contoh

Ibrahim Anis dalam bukunya “ al-Mu’jam al-Wasith” menge- mukakan bahwa ilmu akhlak adalah: ilmu yang objek pem- bahasannya adalah tentang nilai-nilai yang bekaitan dengan

Rumah makan “ Nyampleng” ... di sebelah selatan alun-alun Kota Malang. dengan masakan tradisionalnya. Nama rumah makan ini ... dari bahasa Jawa yaitu nyamleng yang berarti

1) Setelah meninggalnya si terhukum, maka uang paksa yang telah ditetapkan dengan suatu jumlah tertentu untuk setiap jangka waktu, tidak berkekuatan hukum lagi, tetapi apabila

[r]

[r]

Ditemukan kadar Ap40 dan AP42 plasma yang tinggi pada kelompok usia muda dibandingkan kelompok usia lanjut sehat dan perbedaan ini bermakna secara statistik. Dari