Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Pajak adalah kewajiban daripada orang atau badan untuk menyerahkan sebagian
daripada kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian atau
perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan suatu hukuman dan
ditetapkan dengan peraturan hukum sehingga pelaksanaannya dapat dipaksakan dan
tidak mendapat imbalan jasa. Sebagai sumber utama penerimaan negara, maka pajak
perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional dengan kemampuan sendiri
dapat terwujud berdasarkan prinsip kemandiriran.
Semakin banyaknya Wajib Pajak maka akan semakin besar pula pemasukan pajak
yang diterima. Tetapi dalam kenyataannya banyak Wajib Pajak yang masih
menunggak pembayarannya. Dan ini sudah menjadi keharusan bagi para aparat
perpajakan untuk melakukan perubahan dalam melakukan penagihan pajak terhadap
Wajib Pajak
Pengujian statistik yang digunakan adalah pengujian statistik Non-Parametrik
yaitu metode Rank Spearman dengan menggunakan prosedur komputerisasi SPSS.
Berdasarkan hasil uji hipotesis Non-Parametrik Rank-Spearman, diperoleh hasil Sig
sebesar 0,015. dengan menggunakan taraf nyata sebesar 5% (0.05) berarti Sig<
α
,
maka H
0: ditolak dan H
1: diterima. Itu berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara penagihan pajak terutang dan pencairan pajak tertunggak. Penagihan pajak
yang berjalan dengan baik akan meningkatkan penerimaan pencairan tunggakan
pajak. Apabila penerimaan tunggakan pajak dapat meningkat maka akan
meningkatkan penerimaan tagihan pajak yang masuk ke Kantor Pelayanan Pajak
Cimahi.
Dalam hal penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Cimahi masih terdapat
beberapa hambatan yang menimbulkan tunggakan pajak. Peranan penagihan yang
baik berpengaruh besar terhadap pencairan pajak yang tertunggak. Sehingga
diperlukan suatu koordinasi yang baik terutama dalam hal pelayanan dan prosedur
untuk menciptakan penagihan pajak yang aman dan lancar.
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK………
i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI……….
vi
DAFTAR TABEL DAN BAGAN……….……….
xi
DAFTAR LAMPIRAN
………
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang………... 1
1.2
Identifikasi Masalah………... 4
1.3
Tujuan Penelitian………... 4
1.4
Kegunaan Penelitian………... 5
1.5
Rerangka Penelitian………... 6
1.6
Metode Penelitian……….. 11
1.7
Lokasi Penelitian……… 15
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Pajak………..………... 16
2.1.1
Pengertian Pajak……….……….. 16
2.1.2
Fungsi Pajak…………...……….. 18
2.1.3
Syarat Pemungutan Pajak……….... 18
2.1.4
Teori-Teori Yang Mendukung……..………... 20
Universitas Kristen Maranatha
2.1.6
Asas Pemungutan Pajak………...
22
2.1.7
Sistem Pemungutan Pajak………....
23
2.1.8
Stelsel Pajak……….
24
2.1.9
Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak………...
25
2.1.10
Hambatan Pemungutan Pajak………..
25
2.1.11
Kewajiban dan Hak Wajib Pajak……….
26
2.2
Pajak Penghasilan………..
2.2.1 Pajak Penghasilan Pasal 21………
2.2.2 Pajak Penghasilan Pasal 22………
2.2.3 Pajak Penghasilan Pasal 23………
2.2.4 Pajak Penghasilan Pasal 24……… ………
2.2.5 Pajak Penghasilan Pasal 25………
28
28
28
29
29
29
2.3
Dasar Pengenaan Pajak Penghasilan……….
30
2.3.1
Dasar Pengenaan Pajak………...
30
2.3.2
Nomor Pokok Wajib Pajak………..
30
2.3.3
Laporan dan Pengukuhan PKP………
… 31
2.3.4
Surat Pemberitahuan (SPT)……….
31
2.3.5
Surat Setoran Pajak (SSP) dan Pembayaran………....
34
2.3.6
Surat Tagihan Pajak………...
34
2.3.7
Surat Ketetapan Pajak………...
36
Universitas Kristen Maranatha
2.3.7.2
SKPKBT……….
... 37
2.3.8
Surat Paksa………...
38
2.3.9
Pelaksanaan Penagihan Pajak………..
39
2.4
Pengertian Pajak Yang Tertunggak………
42
BAB 3 OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sejarah kantor Pelayanan Pajak Cimahi………
43
3.2
Struktur Organisasi………...
43
3.3
Wilayah Kerja………
44
3.3.1
Kabupaten Bandung ………
44
3.3.1.1
Letak geografis………...
44
3.3.1.2
Luas Wilayah………...
44
3.3.2
Kota Cimahi………..………..………….
47
3.3.2.1
Letak geografis………
………...
47
3.3.2.2
Luas Wilayah………...
47
3.4
Metode Penelitian………..
48
3.4.1
Teknik Pengumpulan Data………..
48
3.4.2
Sumber Data………...
51
3.4.3
Rencana Pengumpulan Data………...
51
3.4.4
Rencana Analitis………
………
51
Universitas Kristen Maranatha
3.4.6
Hipotesis Statistik………
53
3.4.7
Statistik Uji………..
53
3.4.8
Prosedur Pengolahan Data………...
53
3.4.9
Kriteria Ho Diterima atau Ditolak………...
53
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Proses Pelaksanaan Penagihan………...
57
4.2.
Urutan Tindakan Pelaksanaan Penagihan Pajak………....
57
4.2.1.
Penerbitan Surat tegoran………..
58
4.2.2.
Penerbitan Surat Paksa……….
59
4.2.3.
Penerbitan Surat Perintah Melakukan Penyitaan………….
60
4.2.4.
Pencabutan Sita………...
65
4.2.5.
Pengajuan Permintaan Jadwal Waktu Dan
Tempat Pelelangan………...
66
4.2.6.
Pengumuman Lelang………
66
4.2.7.
Pembatalan Pengumuman Lelang………...
67
4.2.8.
Jangka Waktu Tindakan Pelaksanaan Penagihan……….... 67
4.2.9.
Penagihan Pajak Seketika Dan Sekaligus………....
68
Universitas Kristen Maranatha
Terhadap Pencairan Pajak Tertunggak………...
72
4.5.
Hambatan Dalam Penagihan Pajak Terutang……….
74
4.6.
Uji Hipotesis...………...
75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan………
77
5.2.
Saran………...
78
DAFTAR PUSTAKA………
80
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
DAFTAR TABEL
Tabel I
Penerimaan Tunggakan Dan Realisasi Pembayaran
Bulan Januari 2004 s/d Bulan Agustus 2005………...
67
Tabel II
Perbandingan Persentase dan Rasio Penerimaan Tunggakan
Dan Realisasi Pembayaran Pajak
Bulan Januari 2005 s/d Bulan Februari 2006………
68
Tabel III
Jumlah Tagihan Pajak dan Realisasi Penerimaan per Triwulan
Dari Tahun 2000 s/d Tahun 2005... 71
DAFTAR BAGAN
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Tunggakan Pajak
2. Petunjuk Pengisisan Daftar Tunggakan Pajak
3. Buku Pengawasan Penagihan
4. Petunjuk Pengisian Buku Pengawasan Penagihan
5. Tegoran
6. Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika Dan Sekaligus
7. Surat Paksa
8. Laporan Pelaksanaan Surat Paksa
9. Tanda Terima Biaya Pelaksanaan Surat Paksa/Pelaksanaan Penyitaan
10. Surat Perintah Melakukan Penyitaan
11. Berita Acara Pelaksanaan Sita
12. Disita (Surat Penyitaan)
13. Pencabutan Sita
14. Pemberitahuan Penyitaan Barang Tak Gerak Atas Nama Wajib
Pajak/Penanggung Pajak
15. Permintaan Jadwal Waktu Dan Tempat Pelelangan
16. Bentuk, Jenis, Dan Kode Formulir Yang Dipergunakan Untuk Melaksanakan
Keputusan Tentang Jadwal Waktu Tindakan Penagihan Pajak
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam menjalankan pemerintahannya Negara Republik Indonesia memiliki
beberapa bentuk penerimaan bagi kas negara. Salah satu bentuk penerimaan
negara adalah pajak. Pajak digunakan oleh pemerintah bagi penyelenggaraan
pembangunan negaranya dan ditujukan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya.
Pajak adalah kewajiban daripada orang atau badan untuk menyerahkan
sebagian daripada kekayaan kepada negara disebabkan oleh suatu keadaan,
kejadian atau perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan suatu
hukuman dan ditetapkan dengan peraturan hukum sehingga pelaksanaannya dapat
dipaksakan dan tidak mendapat imbalan jasa. Sebagai sumber utama penerimaan
negara, maka pajak perlu terus ditingkatkan sehingga pembangunan nasional
dapat berjalan dengan kemampuan sendiri berdasarkan prinsip kemandiriran.
Salah satu jenis pajak adalah pajak penghasilan (PPh) yang diperoleh dari
masyarakat. Baik orang pribadi maupun Bentuk Usaha Tetap yang tinggal dan
menetap di wilayah Negara Republik Indonesia dan selanjutnya disebut sebagai
Wajib Pajak. Pajak penghasilan ini diatur dalam undang-undang yang
mengharuskan para Wajib Pajak untuk membayarnya sesuai dengan aturan dan
tata cara yang berlaku. Hasil yang diperoleh dari pajak penghasilan ini sangat
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 2
pendapatan negara yang digunakan untuk kepentingan pembangunan dan
kepentingan masyarakat lainnya.
Walaupun sifat dari pajak adalah memaksa tetapi pajak tersebut dapat
dikendalikan dengan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan dan
memahami perkembangan serta perubahan atas pajak yang berlaku di Negara
Republik Indonesia. Apabila Wajib Pajak sudah mengerti tentang tata cara dan
aturan dalam perpajakan maka akan mudah bagi mereka untuk menyadari dan
memahami kewajibannya untuk membayar pajak.
Pajak penghasilan dikenakan pada Wajib Pajak menyangkut dengan usaha
yang mereka lakukan. Bagi Wajib Pajak badan pengenaan tarif pajaknya cukup
besar tergantung dari keuntungan yang berhasil mereka capai. Dimana setiap
usaha yang dilakukan tersebut adalah untuk menghasilkan keuntungan. Banyak
Wajib Pajak terutama yang berbentuk badan melakukan kecurangan-kecurangan
dengan cara mengefisiensikan biaya-biaya dan melampirkannya serta
mencatatkannya dalam laporan keuangan tahunan mereka untuk menghindari
pajak yang besar. Karena semakin besar mereka memperoleh keuntungan maka
mereka akan dikenai pajak yang besar juga.
Sudah seharusnya Wajib Pajak memahami apa yang menjadi kewajiban, hak,
dan sanksi yang melekat pada diri Wajib Pajak itu sendiri. Apabila mereka tidak
menyadari pentingnya pajak maka mereka tidak menyadari kewajibannya dalam
membayar pajak. Dalam melakukan pembayaran pajaknya, banyak Wajib Pajak
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 3
Masalah-masalah yang muncul dalam perpajakan seringkali menimbulkan
respon negatif bagi kita. Hal ini terjadi karena adanya ketidakpahaman dan
kurangnya pengertian tentang undang-undang perpajakan. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi munculnya masalah tersebut seperti kurangnya dorongan
yang diberikan pemerintah, kurangnya penyuluhan tentang pengetahuan
perpajakan, serta sarana-sarana dan pelayanan-pelayanan yang kurang memadai.
Semakin banyaknya Wajib Pajak maka akan semakin besar pula pemasukan
pajak yang diterima. Tetapi dalam kenyataannya banyak Wajib Pajak yang masih
menunggak pembayarannya. Dan ini sudah menjadi keharusan bagi para aparat
perpajakan untuk melakukan perubahan dalam melakukan penagihan pajak
terhadap Wajib Pajak
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana cara
mengatasi masalah tentang perpajakan terutama yang menyangkut tunggakan
pajak yang belum dibayarkan oleh Wajib Pajak badan. Lebih jauh peneliti ingin
mencari tahu bagaimana peranan penagihan pajak yang diberikan terhadap Wajib
Pajak badan sehubungan dengan penerimaan tunggakan pajak.
Dari uraian diatas dan dengan kemampuan dan data yang terbatas yang
dimiliki, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul ”Peranan
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 4
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka peneliti akan
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur tata cara penagihan pajak dan bagaimana prosedur itu
diterapkan dalam upaya meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak?
2. Apa yang menyebabkan pajak tertunggak terus meningkat dan usaha apa yang
dilakukan Kantor Penyuluhan Pajak untuk mengatasinya?
3. Seberapa besar peranan penagihan pajak dalam upaya meningkatkan
penyelesaian tunggakan pajak?
4. Hambatan apa saja yang terdapat dalam penagihan pajak tertunggak yang
dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Cimahi?
1.3Tujuan dan Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan memanfaatkan data
yang dipergunakan guna penyusunan skripsi untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha. Sedangkan tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang telah
diungkapkan diatas, yaitu:
1. Untuk mengetahui tentang prosedur tata cara penagihan pajak dan penerapan
prosedur dalam upaya meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak.
2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan pajak tertunggak terus meningkat
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 5
3. Untuk mengetahui besarnya peranan penagihan pajak dalam upaya
meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak.
4. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang terdapat dalam penagihan pajak
tertunggak yang dialami oleh Kantor Pelayanan Pajak Cimahi.
1.4Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan ilmu serta
manfaat yang lebih mendalam terutama kepada pihak-pihak yang berkepentingan
antara lain kepada:
1. Peneliti, agar dapat meningkatkan wawasan dan pemahaman mengenai
perpajakan terutama masalah tunggakan pajak serta upaya-upaya dalam
mengatasi masalah tersebut, yang nantinya dapat menjadi bekal untuk terjun
ke dunia usaha nyata.
2. Wajib Pajak, agar dapat meningkatkan kesadaran dalam melakukan
pembayaran tunggakan pajak dengan menyadari bahwa pajak merupakan
sumber penerimaan negara yang memiliki arti yang sangat penting dalam
mendukung terselenggaranya pembangunan nasional.
3. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, sebagai bahan
masukan tentang seberapa besar peranan prosedur penagihan pajak dalam
meningkatkan penyelesaian tunggakan pajak.
4. Pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memahami
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 6
pencairan tunggakan pajak, serta sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya
yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama.
1.5Rerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontrapretasi)
yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.
Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan adalah Undang-undang no.17
tahun 1984 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang no.17
tahun 2000. Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur subjek pajak, objek
pajak, serta tata cara menghitung dan tata cara melunasi pajak terutang.
Penagihan terhadap pajak penghasilan berlaku untuk seluruh Wajib Pajak,
dimana setiap Wajib Pajak diharuskan membayar kewajiban pajaknya sesuai
dengan ketentuan dan aturan perundang-undangan yang berlaku. Wajib Pajak
terdiri dari Wajib Pajak perseorangan dan badan. Wajib Pajak badan yang dikenai
pajak penghasilan meliputi: Badan, terdiri dari Perseroan Terbatas (PT), Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan
nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, lembaga, dan
bentuk badan lainnya. Subjek pajak badan ini terbagi menjadi dua, yaitu: Subjek
pajak badan dalam negeri (badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 7
usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia). Subjek pajak menjadi Wajib Pajak
setelah menerima atau memperoleh penghasilan.
Dalam praktiknya, tidak semua Wajib Pajak badan dapat memenuhi kewajiban
pajaknya. Para Wajib Pajak tersebut ada yang terlambat dalam melakukan
pembayaran. Dengan adanya undang-undang tersebut maka penagih pajak dapat
mengambil tindakan seperti melakukan penyitaan, penagihan dengan paksa, atau
mengambil tindakan hukum. Diharapkan dengan adanya tindakan tersebut para
Wajib Pajak menyadari kewajibannya untuk membayar pajaknya dan dapat
mencegah terjadinya tunggakan pajak.
Meningkatnya tunggakan pajak dapat disebabkan oleh sistem perpajakan yang
lama ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi
masyarakat Indonesia. Di samping itu, sistem perpajakan yang lama belum dapat
menggerakan peran semua lapisan subjek pajak yang besar peranannya dalam
menghasilkan penerimaan dalam negeri yang sangat diperlukan guna mewujudkan
kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.
Dalam melakukan penagihan pajak, pemerintah memiliki kewenangan untuk
melakukan pemungutan terhadap setiap bentuk pajak penghasilan yang dimiliki
oleh setiap Wajib Pajak Hal tersebut tercermin dalam ciri dan corak sistem
Pemungutan Pajak :
1. Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 8
2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai
pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat
Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparatur perpajakan sesuai
dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan
pengawasan terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan
ketentuan yang telah digariskan dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan.
3. Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat
melaksanakan kewajiban perpajakan melalui sistem menghitung,
memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang
(self assesment), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan
diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan
mudah untuk dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak.
Dengan adanya ciri dan corak tersebut diharapkan setiap Wajib Pajak dan
penagih pajak dapat menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dalam
menjamin kelancaran dan ketertiban dalam melakukan pembayaran pajaknya. Hal
ini harus menjadi perhatian bagi semua pihak yang bersangkutan dalam
mendukung usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak
dan melakukan penagihan terhadap pajak tertunggak.
Untuk mengurangi beban administrasi perpajakan, Wajib Pajak dapat
menggunakan Masa Pajak yang meliputi tiga bulan takwim. Selanjutnya guna
meningkatkan efektifitas pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 9
Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan yang tidak hanya melaporkan
perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang saja, tetapi juga melaporkan
objek pajak dan bukan objek pajak serta harta dan hutang. Guna membantu
meringankan beban wajib pajak yang sedang mengalami likuiditas, Wajib Pajak
dapat mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda setoran akhir
Pajak Penghasilan untuk jangka waktu paling lama 12 bulan.
Penerapan prinsip self assesment semakin dipertegas dengan adanya ketentuan
bahwa pajak yang terutang menurut SPT adalah pajak yang terutang berdasarkan
ketentuan Undang-undang Perpajakan, sepanjang Wajib Pajak telah menghitung,
memperhitungkan dan membayar pajak yang terutang secara benar.
Dalam rangka mendukung terselenggaranya sistem administrasi pemerintahan
yang baik dan bertanggungjawab, kepada petugas pajak yang melakukan
kesalahan dalam menghitung dan menetapkan pajak tidak sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Perpajakan sehingga merugikan negara, dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan
adanya sanksi tersebut diharapkan Wajib Pajak menjadi patuh dan segera
memenuhi pembayaran pajaknya. Untuk itu harus ada prosedur penagihan yang
jelas agar pihak penagih dan pihak yang ditagih dapat mengetahui pasti tentang
apa yang harus mereka lakukan dalam memenuhi kewajiban pajaknya.
Prosedur penagihan tunggakan pajak yang telah ada harus diterapkan agar
para wajib pajak mengetahui tentang pentingnya pajak dan tata cara penagihan
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 10
Berikut Bagan Prosedur Penagihan terhadap Tunggakan Pajak:
KPP akan melakukan penagihan terhadap Wajib Pajak dalam bentuk STP,
SKPKB, SKPKBT yang harus lunas dalam jangka waktu 1 bulan sejak terbit.
Apabila Wajib Pajak tidak melunasi STP maka akan diterbitkan Surat Tegoran
yang dikeluarkan 7 hari setelah jatuh tempo. Apabila dalam jangka waktu
duapuluh satu hari Wajib Pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, maka akan
diberikan Surat Paksa yang mengharuskan hutang pajak lunas dalam waktu 1 x 24
jam. Bila Wajib Pajak tidak juga melunasi hutangnya setelah diterbitkan Surat
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 11
penyitaan barang bergerak belum mencukupi untuk membayar hutang pajak,
maka akan disita barang tidak bergerak. Setelah barang-barang tersebut disita
maka akan ada pemberitahuan lelang di BUPLN (Badan Utang Piutang dan
Lelang Negara), dimana BUPLN ini akan mengurus semua prosedur lelang dan
memberitahukan pengumuman serta pelaksanaan lelang. Dari hasil barang yang
disita maka akan dikenakan biaya penagihan, iklan, dan lelang. Kemudian hasil
lelang akan dipakai untuk membayar hutang pajak dan apabila ada sisa maka akan
dikembalikan ke Wajib Pajak yang bersangkutan.
Ketentuan mengenai biaya penagihan diatur secara tegas guna mendukung
upaya pencairan tunggakan. Hal ini dipandang penting mengingat kegiatan
penagihan yang dilaksanakan oleh juru sita pajak memerlukan proses yang
panjang dan sulit. Kegiatan penagihan menjadi semakin penting mengingat
tunggakan pajak yang semakin bertambah dan dalam rangka meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya serta untuk
meningkatkan penerimaan pajak.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis
sebagai berikut, yaitu ”Prosedur penagihan pajak mempunyai hubu ngan yang
signifikan dalam meningkatkan pencairan pajak tertunggak.”
1.6Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif analisis, yakni suatu metode yang berusaha untuk mengumpulkan data,
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 12
yang cukup jelas atas objek yang diteliti. Penelitian ini bersifat menemukan fakta
yang cukup atas data yang diperoleh selama penelitian.
Teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan
adalah sebagai berikut :
• Penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian dengan mempelajari literatur, dokumen–dokumen, serta bahan
bacaan lainnya, untuk mengumpulkan data sekunder. Informasi ini digunakan
penulis sebagai dasar pemikiran teoritis dalam kenyataan yang ditemukan dari
hasil penelitian di lapangan.
• Penelitian lapangan (field research)
Penelitian secara langsung ke perusahaan yang diteliti, untuk mengumpulkan
data primer. Teknik penelitian lapangan yang digunakan antara lain :
a. Pengamatan
Pengumpulan data secara langsung terhadap aktivitas Kantor Pelayanan Pajak
yang sedang diteliti.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak Cimahi dan para petugas pajak yang terlibat langsung dalam
permasalahan yang diteliti.
c. Analisa Statistik
Dalam penelitian ini peneliti akan menguji hubungan antara penagihan pajak
terutang dengan jumlah pencairan tunggakan pajak. Sehubungan dengan hal
(Non-Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 13
Parametrik) untuk menentukan kuat tidaknya hubungan antara kedua variabel,
yaitu; penagihan pajak sebagai variabel bebas (variable independent) dan
pencairan pajak tertunggak sebagai variabel tidak bebas (variable dependent)
dengan aturan sebagai berikut:
• Jika tidak ada data kembar
rs = Koefisien korelasi Rank-Spearman
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 14
rs = Koefisien korelasi Rank-Spearman
di = Selisih rank X dan Y
X = Variabel independen
Y = Variabel dependen
Tx= Ty = Banyaknya data yang memiliki Rank Spearman
Namun mengingat jumlah data yang banyak, maka peneliti akan
menggunakan prosedur komputerisasi statistik SPSS dalam melakukan
pengolahan data. Berikut ini adalah prosedur komputerisasi statistik SPSS yang
ditempuh dalam melakukan pengolahan data.
Tahapan prosedur komputerisasi statistik SPSS:
• Insert Variable dengan cara klik Variable View, kemudian masukan nama
dari kedua variabel yang akan diuji.
• Setelah selesai buka kembali Data View, kemudian isikan data yang akan diuji
pada masing-masing lajur.
• Analyze, kemudian pilih Correlate, dan pilih Bivariate pada menu sehingga
kotak dialog Bivariate Correlations muncul.
• Masukan kedua variabel independen dan dependen ke dalam kolom variabel
pada kotak dialog Bivariate Correlations.
• Untuk Correlation Coefficients, pilih Spearman.
• Test of Significant: Two Tailed.
Bab I Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha 15
1.7Waktu dan Lokasi Penelitian
Sebagai objek penelitian, peneliti memilih Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan yang berlokasi di Cimahi dengan waktu
penelitian pada bulan September 2005 sampai dengan bulan Januari 2006.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan uji data yang telah dilakukan, peneliti menarik
beberapa kesimpulan, antara lain :
1.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencairan tunggakan pajak
•
Kurangnya pemahaman para Wajib Pajak/Penanggung Pajak terhadap
kewajiban mereka.
•
Fasilitas dan sarana yang dimiliki oleh Kantor Pelayanan Pajak
•
Kurangnya Penyuluhan terhadap para Wajib Pajak/Penanggung Pajak
•
Kondisi ekonomi Wajib Pajak/Penanggung Pajak
•
Sistem pembayaran pajak yang mungkin dirasakan sulit bagi sebagian
masyarakat.
•
Prinsip moral masyarakat dan kesadaran Wajib Pajak/Penanggung Pajak
•
Luasnya cakupan wilayah KPP Cimahi yang meliputi wilayah Kabupaten
Bandung dan Kota Cimahi.
•
Kurangnya jumlah aparat penagih pajak yang ditugaskan untuk melakukan
Bab V Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
78
2.
Pencairan pajak tertunggak akan meningkat apabila dilakukan sosialisasi kepada
Wajib Pajak/Penanggung Pajak dengan cara memberikan mereka pengarahan
untuk melakukan laporan pajaknya sendiri kepada Kantor Pelayanan Pajak.
3.
Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk dapat
melaksanakan kewajiban perpajakan melalui sistem menghitung,
memperhitungkan, membayarkan, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang
(
self assesment
), sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan
dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk
dipahami oleh anggota masyarakat Wajib Pajak.
4.
Dalam pelaksanaan penagihan sudah ada prosedur yang sesuai hanya tinggal
bagaimana pelaksanaannya dilakukan oleh aparat yang bersangkutan (Penagih
Pajak).
5.
Peranan penagihan pajak memberikan kontribusi terhadap peningkatan pencairan
tunggakan pajak sehingga perlu diterapkan prosedur yang sesuai agar penagihan
pajak dapat berjalan dengan baik.
5.2
Saran
Dari proses dan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti menyampaikan beberapa
saran atau masukan, antara lain :
1.
Dengan bertambahnya Wajib Pajak yang memiliki hutang pajak maka Kantor
Pelayanan Pajak Cimahi harus memperbaiki tata cara pelayanan dan penagihan
Bab V Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha
79
2.
Agar para Wajib Pajak menyadari akan kewajiban mereka maka harus diberikan
penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak dan sekaligus
memberikan pengertian kepada para Wajib Pajak agar mereka mau membayar
pajak tepat waktu.
3
Kantor Pelayanan Pajak Cimahi harus meningkatkan fasilitas dan sarananya agar
proses penagihan terhadap Wajib Pajak dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan
sesuai dengan prosedur tata cara penagihan pajak.
4
Untuk memudahkan pendaftaran dan pembayaran pajak, sebaiknya Kantor
Pelayanan Pajak Cimahi mulai menerapkan sistem On-Line atau menggunakan
Website untuk memudahkan penagihan terhadap Wajib Pajak yang berada di
tempat yang jauh sehingga tidak menyulitkan bagi Wajib Pajak untuk datang
Universitas Kristen Maranatha