• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II."

Copied!
258
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II Oleh : Ristya Nur Adisti

101134125

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 pada tahun terakhir ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas tersebut dan mengetahui peningkatannya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang memuat empat langkah menurut desain Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes tertulis dan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan kuesioner kedisiplinan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II telah dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan kelompok asal, c) pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli, d) diskusi dalam kelompok ahli, e) laporan ahli dalam kelompok asal, f) presentasi pleno kelompok asal, g) evaluasi individual, dan h) pemberian penghargaan. 2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan kedisiplinan siswa dari kondisi awal 43,75% (disiplin) menjadi 75% (cukup disiplin) pada siklus I dan menjadi 100% (sangat disiplin) pada siklus II. 3) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal 48,5 menjadi 58,25 pada siklus I dan menjadi 82 pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (60) meningkat dari kondisi awal 32,25% menurun menjadi 28% pada siklus I dan meningkat menjadi 96,42% pada siklus II.

(2)

ABSTRACT

IMPROVING THE DISCIPLINE AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SD N ADISUCIPTO 1 OF THE SOCIAL SCIENCE SUBJECT USING THE COOPERATIVE MATERIAL

LEARNING TYPE JIGSAW II By :

Ristya Nur Adisti 101134125

This study in the background by low discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 in recent years. The purpose of this research is to improve the discipline and achievement of the social studies classroom students and knowing improved through the use of Jigsaw cooperative learning model II.

This research is a class action (PTK), which contains four steps according to the design Kemmis and Mc Taggart. This study was conducted in two cycles with the subject grade students VA SDN Adisucipto 1, amounting to 28 people. This research data collection techniques are written tests and questionnaires. The research instrument used is multiple choice questions and questionnaires discipline. Analysis of the data in this study using quantitative descriptive technique.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 through the use of Jigsaw cooperative learning model II can be reached by the following steps: a) the provision of material as a whole, b) formation origin groups, c) giving the task to each expert, d) discussion in expert groups, e) reports a group of experts in the origin, f) plenary presentations original group, g) the individual evaluation, and h) award. (2) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve discipline in social studies in grade VA SDN Adisucipto 1. This is indicated by an increase in student discipline of initial conditions 43.75% (discipline) to 75% in the first cycle and become 100% in the second cycle. (3) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve learning achievement at grade students VA IPS SDN Adisucipto 1. This is shown by the increase in the average value of 48.5 students from the initial conditions be 58.25 in the first cycle and to 82 in the cycle II. Percentage of the number of students who reach the KKM (60) increased from baseline 32.25% decreased to 28% in the first cycle and increased to 96.42%

(3)

i

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 MATA PELAJARAN IPS

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Ristya Nur Adisti

101134125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan.

Saya persembahkan karya ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi ayah, ibu, kakak dan adik tercinta yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga. Untuk sahabatku terima kasih atas bantuan, doa, nasehat,

(7)

v MOTTO

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan.

Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil,, kita baru yakin

kalau kita telah berhasil melakukanya dengan baik.

~ Evelyn Underhill ~

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.

~ Thomas Alva Edison ~

Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit

kembali setiap kali kita jatuh.

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Desember 2014 Penulis

(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ristya Nur Adisti

NIM : 101134125

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas VA SD Negeri Adisucipto

1 Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II “

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 Desember 2014 Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II Oleh : Ristya Nur Adisti

101134125

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 pada tahun terakhir ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas tersebut dan mengetahui peningkatannya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang memuat empat langkah menurut desain Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 yang berjumlah 28 orang. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah tes tertulis dan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal pilihan ganda dan kuesioner kedisiplinan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II telah dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan kelompok asal, c) pemberian tugas terhadap tiap-tiap ahli, d) diskusi dalam kelompok ahli, e) laporan ahli dalam kelompok asal, f) presentasi pleno kelompok asal, g) evaluasi individual, dan h) pemberian penghargaan. 2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh adanya peningkatan kedisiplinan siswa dari kondisi awal 43,75% (disiplin) menjadi 75% (cukup disiplin) pada siklus I dan menjadi 100% (sangat disiplin) pada siklus II. 3) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata siswa dari kondisi awal 48,5 menjadi 58,25 pada siklus I dan menjadi 82 pada siklus II. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (60) meningkat dari kondisi awal 32,25% menurun menjadi 28% pada siklus I dan meningkat menjadi 96,42% pada siklus II.

(11)

ix ABSTRACT

IMPROVING THE DISCIPLINE AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SD N ADISUCIPTO 1 OF THE SOCIAL SCIENCE SUBJECT USING THE COOPERATIVE MATERIAL

LEARNING TYPE JIGSAW II By :

Ristya Nur Adisti 101134125

This study in the background by low discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 in recent years. The purpose of this research is to improve the discipline and achievement of the social studies classroom students and knowing improved through the use of Jigsaw cooperative learning model II.

This research is a class action (PTK), which contains four steps according to the design Kemmis and Mc Taggart. This study was conducted in two cycles with the subject grade students VA SDN Adisucipto 1, amounting to 28 people. This research data collection techniques are written tests and questionnaires. The research instrument used is multiple choice questions and questionnaires discipline. Analysis of the data in this study using quantitative descriptive technique.

The results of this study indicate that: (1) Efforts to improve discipline and achievement grade social studies students VA SDN Adisucipto 1 through the use of Jigsaw cooperative learning model II can be reached by the following steps: a) the provision of material as a whole, b) formation origin groups, c) giving the task to each expert, d) discussion in expert groups, e) reports a group of experts in the origin, f) plenary presentations original group, g) the individual evaluation, and h) award. (2) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve discipline in social studies in grade VA SDN Adisucipto 1. This is indicated by an increase in student discipline of initial conditions 43.75% (discipline) to 75% in the first cycle and become 100% in the second cycle. (3) The use of Jigsaw cooperative learning model II can improve learning achievement at grade students VA IPS SDN Adisucipto 1. This is shown by the increase in the average value of 48.5 students from the initial conditions be 58.25 in the first cycle and to 82 in the cycle II. Percentage of the number of students who reach the KKM (60) increased from baseline 32.25% decreased to 28% in the first cycle and increased to 96.42%

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas VA SD Negeri Adisucipto 1 Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II dengan lancar.

Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain hal tersebut, penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan terutama pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam penelitian skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ.,BST.,MA., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd Selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Y.B Adimassana, M.A Selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Laurensia Aptik, E. M.A Selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bantuan selama peneliti menempuh kuliah.

6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik, membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi peneliti.

7. Drs. Daryono, Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Adisucipto 1 yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan bantuan kepada penulis.

(13)

xi

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2013/2014. 10. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta Mohamad Zaenudin dan Indrawati

yang selalu memberikan doa, pengorbanan, kasih sayang, serta dukungannya selama ini dan kepada kakakku Dewi Tika Praharani, Mohamad Rifan Ardiansyah, dan adikku Mohamad Fahmi Ikh Wanda terima kasih atas kasih sayang dan dukungannya.

11. Melania Endah Kumalasari kakakku yang selalu menemaniku dan memberiku semangat.

12. Sahabat-sahabatku Fitria Jati Nurjanah, Nike Wiji Hartatik, Lia Yogi Artika, dan Agustiyana Olympia Vitessa yang menemaniku selalu sampai peneliti selesai menyelesaikan skripsi.

13. Semua teman-teman PGSD angkatan 2010/2011 kelas A yang sudah menjadi rekanku selama studi melewati canda tawa dan tangisan bersama-sama dan juga menyemangatiku untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua keluarga tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran agar tulisan ini menjadi lebih baik.

Besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 19 Desember 2014

Penulis

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Pengertian ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 7

(15)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Kedisiplinan ... 9

2. Prestasi Belajar ... 11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ... 14

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

5. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

6. Penelitian-penelitian yang Relevan ... 25

B. Kerangka Pikir ... 26

C. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Setting Penelitian ... 32

C. Rencana Tindakan ... 33

1. Persiapan ... 33

2. Perencanaan Tindakan Per siklus ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Wawancara ... 45

2. Observasi ... 46

3. Kuesioner ... 47

4. Dokumentasi ... 47

(16)

xiv

1. Tes ... 48

2. Non Tes ... 49

3. Tabel Instrumen Pengumpulan Data ... 52

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 53

1. Validitas Instrumen Pembelajaran ... 53

2. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 57

3. Uji Reliabilitas ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 61

1. Analisis Kedisiplinan Siswa ... 61

2. Analisis Prestasi Belajar Siswa ... 63

3. Kriteria Keberhasilan ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

1. Prasiklus ... 66

2. Siklus I ... 68

3. Siklus II ... 82

B. Pembahasan ... 97

BAB V PENUTUP... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Keterbatasan ... 104

C. Saran ... 104

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Poin Berdasarkan Tingkat Kuis... 22

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 23

Tabel 3.1 Kisi-kisi Evaluasi Siklus I dan Siklus II... 48

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan ... 50

Tabel 3.3 Pedoman Penyekoran Kuesioner Siswa ... 51

Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor PAP ... 51

Tabel 3.5 Variabel Penelitian dan Instrumen Pengumpulan Data... 52

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kedisiplinan ... 54

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Prestasi Belajar Siklus I... 56

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Belajar Siklus II ... 57

Tabel 3.9 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 58

Tabel 3.10 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 59

Tabel 3.11 Koefisien Reliabilitas ... 60

Tabel 3.12 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

Tabel 3.13 Kriteria Skor PAP ... 62

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Literature Map penelitian... 26

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 108

Lampiran 2. Silabus ... 110

Lampiran 3. RPP (LKS, Evaluasi, Materi) ... 115

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Kedisiplinan ... 187

Lampiran 5. Daftar Kondisi Awal... 189

Lampiran 6. Hasil Validitas Instrumen Penelitian ... 190

Lampiran 7. Validitas dan Reliabilitas Soal Evaluasi I dan II ... 203

Lampiran 8. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa (LKS) ... 207

Lampiran 9. Contoh Hasil Pekerjaan Soal Evaluasi I dan II ... 213

Lampiran 10. Contoh Hasil Kuesioner ... 225

Lampiran 11. Daftar Hasil Kuesioner Kedisiplinan Akhir Siklus I dan II .... 233

Lampiran 12. Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan II ... 235

(20)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab I dibahas tentang hal yang melatar belakangi diadakannya

penelitian ini serta rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian dan

manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha mendewasakan siswa dan bukan

merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pendidikan merupakan suatu

proses dalam rangka melibatkan siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik

mungkin terhadap lingkungan, sehingga menimbulkan perubahan dalam

dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

bermasyarakat (Nana Sudjana, 2002: 41). Pendidikan memiliki tujuan yaitu

merancang siswa yang mempunyai pengetahuan dan berbudi luhur sehingga

menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan suatu

bangsa. Untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan secara keseluruhan

maka dibutuhkan pula kualitas kegiatan belajar mengajarnya. Pada

peningkatan mutu pendidikan perkembangan suatu bangsa akan

menghasilkan peningkatan kualitas manusia. Peningkatan kualitas manusia

yang dimaksud adalah peningkatan pada aspek kepribadian, kemampuan dan

juga tanggung jawab. Maka dapat di simpulkan bahwa secara keseluruhan

pendidikan yaitu siswa yang belajar.

(21)

IPS merupakan mata pelajaran tentang manusia dan dunia yang ada

sekelilingnya. Dengan adanya mata pelajaran IPS maka siswa dapat

memperoleh banyak pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan terhadap

hidup beserta tantangan-tantangan yang ada. Demikian juga dengan mata

pelajaran IPS, peran aktif anak didik lebih dimaksimalkan karena pada

dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini

ditunjukkan oleh kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan

menantang. Selain itu mata pelajaran IPS juga sudah diajarkan di kelas bawah

(1,2,3) sehingga mereka dapat mengolah tahun pelajaran selanjutnya dan juga

materi IPS penuh dengan pesan, nasehat yang abstrak seperti arti perjuangan,

jasa dan peranan dari pahlawan yang telah gugur demi membela bangsa,

memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Pembelajaran tipe Jigsaw II adalah pembelajaran model kooperatif

dimana semua siswa belajar keseluruhan materi sebelum siswa belajar yang

akan menjadi keahliannya, dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

II ini tiap anggota memiliki keterlibatan dan tanggung jawabnya untuk

membantu anggota kelompok lain dalam memahami materi. Pada setiap

anggota kelompok memiliki peran untuk meningkatkan kemampuannya agar

kelompok tersebut mendapatkan pengahargaan.

Proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan antara guru,

siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk

memilih model dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

(22)

yang diinginkan tentu yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar agar pemahaman

konsep siswa dalam belajar lebih baik, salah satu diantaranya yang menurut

peneliti penting adalah pendekatan pembelajaran. Banyak cara yang dapat

dilakukan untuk dapat membuat siswa aktif dalam suasana menyenangkan

salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II.

Pendekatan model pembelajaran ini mampu membuat siswa terlibat aktif

dalam pembelajaran.

Peneliti melakukan pengamatan, peneliti mencatat bahwa dari hasil

rata-rata nilai ulangan harian SDN Adisucipto 1 kelas V tahun 2012/2013

sebagai kondisi awal adalah 48,5%. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah

10 siswa dari 32 siswa (32,25 %), sedang KKM nilai IPS yang ditetapkan

adalah 60. Dari hasil rata-rata ulangan harian siswa kelas V SDN Adisucipto

1 masih perlu ditingkatkan lagi agar semua nilai yang diperoleh siswa

mencapai KKM yang sudah ditetapkan.

Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman

siswa terhadap materi IPS yang ada. Hal ini diakibatkan oleh siswa sendiri

yang sering bermalas-malasan , ribut sendiri ketika guru sedang menerangkan

dan siswa kurang tertarik terhadap pelajaran yang diberikan guru. Selain itu

dalam menyampaikan suatu konsep guru belum sepenuhnya menggunakan

strategi pembelajaran yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan juga

lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa didukung metode

(23)

kurang melibatkan siswa secara aktif. Dalam mengajar guru juga terlalu cepat

menyampaikan materi, sehingga banyak siswa yang kurang paham.

Untuk mengatasi akar permasalahan di atas, dipilih penggunaan

pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Guru belum pernah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam

pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran berikutnya diharapkan peneliti akan

melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw II, karena dengan pembelajaran yang lebih bervariasi

dapat meningkatkan peran serta siswa dan kedisiplinan siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memilih

judul :

“Peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar kelas VA SD Negeri

Adisucipto 1 mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II”

B. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi

belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada

mata pelajaran IPS kelas V materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan. Prestasi belajar siswa dibatasi hanya pada aspek kognitif saja,

karena prestasi belajar siswa belum mencapai target minimum atau masih

(24)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah dalam penelitian

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan prestasi belajar siswa dalam

materi perjuangan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa

kelas VA SDN Adisucipto 1?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat

meningkatkan kedisiplinan dalam materi perjuangan tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 ?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi perjuangan tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SD Negeri

Adisucipto 1?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memutuskan untuk

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diharapkan dapat meningkatkan

minat dan prestasi belajar siswa kelas VA Masalah rendahnya kedisiplinan

(25)

E. Batasan Pengertian

Agar tidak menimbulkan pertanyaan tentang istilah dalam penelitian

ini, maka perlu adanya batas pengertian. Berikut ini merupakan batasan

pengertian yang saya ambil, diantaranya :

1. Kedisiplinan

Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari

serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

2. Prestasi belajar

Hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan

belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, yang meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Model pembelajaran kooperatif

Suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja sama dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam

mempelajari materi pelajaran.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

Salah satu metode pembelajaran dimana dalam model ini suatu

bidang ilmu dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, dibahas lalu

(26)

5. IPS

Merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran ilmu-ilmu

sosial yang terorganisir secara rapi dan disajikan secara ilmiah untuk

mencapai tujuan tertentu.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah penggunaan model pembelajaran

kooperatif Jigsaw II dalam upaya meningkatkan kedisiplinan dan prestasi

belajar siswa kelas VA SDN Adisucipto 1 dalam materi perjuangan tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan.

2. Untuk mengetahui peningkatan kedisiplinan materi perjuangan tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN

Adisucipto 1.

3. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar materi perjuangan tokoh

dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas VA SDN

Adisucipto.

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru SD Negeri

(27)

kooperatif Jigsaw II dalam pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan

dan prestasi belajar.

2. Bagi siswa

Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa SD akan manfaat penggunaan model pembelajaran

kooperatif Jigsaw II dalam mata pelajaran IPS.

3. Bagi guru

a. Mendapatkan pengalaman menerapkan model pembelajaran kooperatif

Jigsaw II yang sesuai dengan target pembelajaran IPS.

b. Informasi bagi guru akan pentingnya model pembelajaran kooperatif

Jigsaw II dalam menyampaikan pembelajaran IPS kepada siswa.

c. Motivasi bagi guru untuk terus berkreasi dan berinovasi dalam

menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw II sebagai wujud

profesionalisme yang dimiliki.

4. Bagi sekolah

Secara mudahnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran bagi pembenahan proses kegiatan belajar mengajar pada mata

(28)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka 1. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena

bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar

berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat

bagi setiap siswa

Menurut Prijodarminto (2004:3) disisplin adalah suatu kondisi

yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku

yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan

keterkaitan.

Menurut Maman Rachman (2004;32 menyatakan disiplin sebagi

upaya mengendalikan diri dan sikap memtal individu atau msyarakat

dan mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan yang

muncul dari dalam hatinya.

Dari uraian pengertian disiplin diatas dapat disimpulkan bahwa

(29)

tata tertib atau aturan yang berkaku baik yang muncul dari kesadaran

dirinya maupun karena adanya sanksi atau hukuman.

b. Indikator Kedisiplinan

Menurut Mulyasa (2011: 27-28) ada tiga indikator kedisiplinan

yaitu:

1) Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik guru maupun siswa,

karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan

yang harus ditaati oleh siapapun demi kelancaran proses

pendidikan.

2) Taat terhadap kebijakan dan kebijaksanaan yang berlaku.

3) Menguasai diri dan instropeksi. Menguasai diri berarti guru

maupun peserta didik memliki rasa tanggung jawab (sense of

responbility) yang tinggi terhadap keberlangsungan belajar

mengajar.

Menurut Lewis, (2004: 22) ada berbagai factor yang

diasosiasikan dengan sikap dalam kelas, yang pertama berhubungan

dengan sikap guru yang dapat merangsang siswa untuk bersikap tidak

disiplin. Yang kedua sikap menyerah guru, dan yang ketika efek media

terhadap sikap siswa dan guru. Oleh karena itu, guru harus memikirkan

cara menangani sikap siswa kurang disiplin.

Disamping itu fungsi kedisiplinan ada dua yaitu yang pertama

kedisiplinan sebagai penciptaan dan pelestarian keadaan yang penting

(30)

dari kedisiplinan adalah persiapan siswa terhadap keikutsertaan aktif

dalam lingkungan orang dewasa yang terorganisasi, dimana kebebasan

diseimbangkan dengan tanggung jawab yang berhubungan dengannya

(Lewis, 2004: 198).

2. Prestasi Belajar a. Pengertian belajar

Di dunia pendidikan kata “belajar” sangatlah tidak asing

didengar karena belajar merupakan bagian dari jenjang pendidikan.

Akan tetapi, sebenarnya belajar tidak hanya dapat dilakukan di

lingkungan sekolah, namun dapat pula dilakukan di berbagai

lingkungan. Diberbagai lingkungan yaotu seperti di lingkungan

keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Dengan seiringnya

perkembangan jaman, belajar dapat dilakukan dengan cara

menggunakan internet sehingga dapat mendapatkan berbagai informasi.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interkasi

dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2).

Dari pengertian diatas dapat dimengerti bahwa belajar dapat

menimbulkan adanya interaksi antar sesama manusia sehingga dapat

terjadi suatu perubahan tingkah laku yang baru untuk hasil

(31)

b. Prinsip-prinsip Belajar

Burton dalam Oemar (2001: 32) menyatakan bahwa

prinsip-prinsip belajar yaitu:

1. Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi dan melampaui

(under going).

2. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

murid.

4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid

sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan

lingkungan.

6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil dipengaruhi

oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.

7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman dan

hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

8. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan

kemajuan.

9. Proses belajar merupakan kesatuan fungisional dari berbagai

prosedur.

10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sam a lain, tetapi

(32)

11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang

merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan

ketrampilan.

13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasan

pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.

14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian

pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan

pertimbangan yang baik.

15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi

kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan

dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

c. Pengertan Prestasi Belajar

Pada proses kegiatan belajar mengajar, prestasi atau hasil belajar

sangat dipentingkan karena melalui prestasi atau hasil belajar guru

dapat mengetahui berhasil atau tidaknya siswa dalam memahami materi

pembelajaran. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa yaitu dengan

memberikan evaluasi kepada siswa agar dapat diketahui tercapai atau

tidaknya suatu tujuan pembelajaran. Maka dari hasil evaluasi tersebut

terlihat siswa yang tampak menguasai materi mendapatkan skor yang

(33)

Arikunto (2001: 276) berpendapat bahwa nilai prestasi haruslah

mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat

mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi. Simbol yang

digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka

hendaknya merupakan tentang prestasi siswa.

Maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan

pencapaian suatu hasil belajar setelah melalui proses kegiatan belajar

mengajar. Prestasi belajar dan proses kegiatan belajar tidak dapat

dipisahkan. Karena untuk mengetahui adanya prestasi belajar pada

siswa harus melalui proses kegaiatan belajar terlebih dahulu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa sangat tergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Faktor internal dan eksternal adalah dua hal yang

sangat menunjang keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

Jadi untuk menghasilkan siswa berprestasi, seorang pendidik harus mampu

mensinergikan kedua factor, yakni faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri

siswa. Adanya faktor internal ini yang membuat prestasi belajar siswa

menjadi tinggi. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar

(34)

1) Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Chaplin,

1972; Reber, 1998)

2) Kecerdasan yaitu potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.

3) Minat yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang

cenderung bersifat menetap yang di dalamnya ada unsur rasa

senang.

4) Motivasi yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu

bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

b. Faktor eksternal

Pengertian prestasi belajar menurut para ahli tidak

mengesampingkan peranan faktor eksternal dalam meningkatkan

prestasi belajar. Faktor ini pengaruhnya tidaklah sebesar faktor internal.

Faktor eksetrnal yaitu :

1) Kualitas guru dalam menguasai meteri.

2) Metode yang digunakan guru dalam mengajar.

3) Fasilitas dalam mengajar seperti media dalam mengajar.

4) Lingkungan yang mendukung, dan sebagainya.

Pendapat di atas yang dijelaskan disimpulkan prestasi belajar

merupakan nilai dari hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam

bentuk angka, symbol, huruf dan yang meliputi ranah kognitif, afektif

(35)

menentukan prestasi belajar sedangkan ranah afektif dan ranah

psikomotor untuk menentukan kedispilinan siswa.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperarif merupakan suatu model pengaajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang

mempunyai tingkat kemampuan berbeda-beda. Pengajaran ini

dikembangkan berdasarkan teori belajar kontruktivisme. Salah satu

teori Vygotsky, penekanan pada hakekat sosiokultural pembelajaran.

Vygotsky yakin bahwa fungsi-fungsi mental yang lebih tinggi pada

umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu

sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu teresap ke dalam individu

tersebut. Penerapan ini berimplikasi dikehendakinya susunan kelas

berbentuk pembelajaran kooperarif. Di dalam pembelajaran kooperatif

siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil, saling

membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri

dari 4 atau 5 siswa dengan kemampuan yang heterogen. Yang dimaksud

heterogen yaitu dari campuran siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini

bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan pendapat dan

bekerja sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya.

Suyatno (2009: 51), model pembelajaran kooperatif adalah

(36)

saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan

atau inkuiri.

Lie (2002: 30) menyatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada

unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya

dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Maka dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran

kooperatif yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa dengan

membentuk kelompok yang berisikan siswa dengan kemampuan yang

berbeda-beda sehingga dapat saling melengkapi untuk mecapai suatu

keberhasilan kelompok.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Suyatno (2009: 50) menyatakan bahwa langkah pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi

siswa untuk belajar.

2) Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

(37)

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien.

4) Membimbing kelompok belajar dan bekerja

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat

mereka mereka mengerjakan tugas.

5) Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

belajarnya.

6) Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai naik upaya

maupun hasil belajar individu dan kelompok.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

1) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Trianto (2010: 75), menyatakan teknik Jigsaw tipe II

dikembangkan oleh Slavin. Pada tipe II ini siswa memperoleh

kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelum

ia belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli (expert). Hal ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep

yang akan dibicarakan. Jigsaw II adalah strategi pembelajaran

dimana individu belajar menjadi pakar dalam satu sub materi tertentu

(38)

dan Kauchak, 2012: 137) setiap siswa berkompetensi untuk

mendapatkan suatu penghargaan kelompok. Setiap anggota

kelompok berperan sangat penting dan menunjukkan

kemampuannya. Poin tambahan akan diberikan jika masing-masing

tiap anggota mampu meningkatkan kemampuannya (dari

kemampuan sebelumnya) saat ditugaskan untuk mengerjakan kuis

(Huda, 2012:118)

Rusman (2011: 218) menjelaskan bahwa pembelajaran

Jigsaw yaitu dimana siswa memiliki banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan

dapat meningkatkan keterampilan dan komunikasi. Setiap anggota

kelompok dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari sehingga

mampu menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Jadi, pembelajaran tipe Jigsaw II adalah pembelajaran model

kooperatif dimana semua siswa belajar keseluruhan materi sebelum

siswa belajar yang akan menjadi keahliannya, dalam model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ini tiap anggota memiliki

keterlibatan dan tanggung jawabnya untuk membantu anggota

kelompok lain dalam memahami materi. Pada setiap anggota

kelompok memiliki peran untuk meningkatkan kemampuannya agar

kelompok tersebut mendapatkan penghargaan.

2) Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw II

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan

(39)

kawan-kawan. Langkah-langkah pembelajaran tipe Jigsaw II

menurut Slavin (2005: 237), yaitu:

a) Para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Kelompok

mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Contoh, dalam suatu

kelompok terdapat tingkat prestasi siswa yang berbeda, jenis

kelamin, dan warna kulit. Pembagian yang rata dan adil sangat

diperlukan dan siswa tidak diperbolehkan memilih anggota

kelompok sendiri.

b) Para siswa mendapatkan tugas untuk membaca seluruh konsep

sebelum ia belajar menjadi “ahli” pada sub bagian. Kelompok ahli

dari tim yang berbeda dan mempunyai fokus materi yang sama

bertemu dan membahas fokus topik selama 30 menit.

c) Setelah terjadi diskusi dalam kelompok ahli, para ahli kembali

kepada kelompok asal kemudian secara bergiliran menjelaskan

materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli dan memantau

teman anggota kelompok asal dalam memahami materi.

d) Guru berperan untuk memberikan penilaian yang mencakup

seluruh topik. Peraturan penilaian adalah skor kuis menjadi skor

tim sedangkan skor-skor yang dikontribusikan para siswa kepada

timnya adalah skor pengembangan individual. Bentuk

pengahargaan terhadap tim yang meraih skor tertinggi menerima

adalah sertifikat atau berupa penghargaan lainnya. Bentuk

(40)

siswa untuk bekerja keras dan berusaha menjadikan kelompoknya

menjadi kelompok yang terbaik.

3) Perbedaan Jigsaw II dan Jigsaw I

Ada perbedaan mendasar anatara pembelajaran Jigsaw I dan

Jigsaw II, kalau pada tipe I, awalnya siswa hanya belajar konsep

tertentu yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep

yang lain ia dapatkan melalui diskusi dengan teman segrubnya. Pada

tipe Jigsaw II ini setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara

keseluruhan konsep (scan read) sebelum ia belajar spesialisasinya

untuk menjadi expert. Hal ini untuk memperoleh gambaran

menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan.

Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa secara teknis

pelaksanaan Jigsaw II hampir sama dengan Jigsaw I, tetapi dalam

Jigsaw II siswa diberikan kesempatan untuk mempelajari

keseluruhan materi. Selain itu yang membedakan dalam Jigsaw I dan

Jigsaw II yang dijelaskan Knight dan Bohlomoyer (dalam Huda,

2012: 121) yaitu dalam Jigsaw I tidak ada reward khusus yang

diberikan atas individu maupun kelompok yang mampu

menunjukkan kemampuan untuk bekerja sama dan mengerjakan

kuis. Jigsaw II lebih terlihat persaingan yang jelas sebab

penghargaan (reward) akan diberikan berdasarkan performa individu

(41)

Penghargaan tersebut maka setiap kelompok akan terdorong

untuk bekerja sama dan berusaha untuk meningkatkan skor

kelompok (Sharan, 2012: 58).

a) Penghargaan (reward) Kelompok

Slavin (2005: 159) menjelaskan bahwa setelah melakukan kuis,

guru harus menghitung skor kemajuan individual kemudian

memeberikan penghargaan berbentuk sertifikat atau penghargaan

lainnya untuk tim yang mendapatkan skor tertinggi.

b) Poin kemajuan

Sebelum menghitung skor kemajuan penilaian pertama kepada

siswa. Pertama melakukan penilaian dengan memberikan soal

untuk mendapatkan skor awal. Kemudian guru memberikan soal

evaluasi dan dihitung poin kemajuannya. Berikut poin kemajuan

melakukan kuis memberikan poin berdasarkan keberhasilan kuis

yang didapatkan siswa :

Tabel 2.1

Poin Berdasarkan Tingkat Kuis

No. Skor Kuis Poin

Kemajuan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

2. 10-1 poin di bawah skor awal 10

3. Sampai 10 poin di atas skor awal 20

(42)

c) Skor Kelompok

Rusman (2011: 216) skor kelompok dihitung dengan membuat

rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan

menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota

kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut.

Tabel 2.2

Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi

1. 0 ≤ N ≤ 5 -

2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim yang baik (Good Team) 3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim yang sangat baik (Great Team) 4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim yang sangat istimewa (Super Team)

d) Pemberian Hadiah dan Pengakuan Kelompok

Rusman (2011:216) setelah masing-masing kelompok

memperoleh predikat, guru memberikan penghargaan kepada

masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial a. Hakikat IPS

Pendidikan IPS yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan

manusia satu dengan yang lainnya. Dalam Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP, 2007: 18) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki

(43)

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

social, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local,

nasional dan global. Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi

aspek-aspek: manusia, tempat, lingkungan waktu, berkelanjutan, dan

perubahan system social dan budaya dan perilaku ekonomi dan

kesejateraan. Pengajaran IPS SD diandalkan untuk membina generasi

penerus usia dini agar memahami potensi dan peran dirinya dalam

berbagai tata kehidupannya, menghayati tuntutan keharusan dan

pentingnya bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan dan

kekeluargaan serta mahir berperan erat di lingkungannya sebagai insane

social dan warganegara yang baik.

b. Pembelajaran IPS di SD

Pengajaran IPS lebih bersifat perkenalan mengenai “Seni

Kehidupan”. Pendidikan IPS di sekolah dasar meliputi materi geografi,

sejarah, ekonomi, sosiologi. Materi pengajaran IPS lebih banyak dititik

beratkan kepada dunia siswa dan lingkungannya.

Metode yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi

IPS hanya menggunakan metode ceramah sehingga menyebabkan siswa

pasif dan membuat prinsip bahwa pelajaran IPS itu pelajaran hafalan

yang membosankan. Karena guru hanya menggunakan metode

ceramah, anak bahkan cenderung mengantuk dan tidak mencatat hal-hal

(44)

6. Penelitian-penelitian yang Relevan

Peneliti akan memamparkan beberapa hasil penelitian yang

relevan, yaitu:

a. Susanto (2010) dalam penelitian tindakan kelas menggunakan

pembelajaran kooperatif teknik jigsaw sebagai model pembelajaran

IPS kelas V si SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010.

Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw diketahui

bahwa ada kenaikan indeks prestasi 60% pada siklus 1 dan 70% pada

siklus ke 2. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif

jigsaw dapat meningkstkan prestasi siswa.

b. Pertiwi, Rine. Dkk dengan judl jurnal “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa

kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru”. Rata-rata aktivitas belajar siswa

pada siklus 1 yaitu 70,88% (baik) dan pada siklus II mengalami

peningkatan yaitu 86,09% (sangat baik).

c. Shodiq (2010) meneliti tentang prestasi belajar dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Penguasaan materi IPS

pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam

memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7

Magelang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah penggunaan model kooperatif teknik Jigsaw dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar

siswa dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,89

(45)

Gambar 1 : Literature Map penelitian

B. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran harus melibatkan siswa sebagai subjek

pembelajaran. Dalam pembelajaran IPS banyak ditemukan konsep dan teori. “Penelitian tindakan kelas

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar model

pembelajaran IPS kelas V si SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun

ajaran 2009/2010”

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 97

Pekanbaru”

“Peningkatan Prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw materi IPS pada kompetensi dasar menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan di kelas V SD Negeri Tidar 7

Magelang”

“Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar kelas VA SD

Negeri Adisucipto 1 Mata Pelajaran OPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

(46)

Salah satunya adalah konsep dan teori tentang peranan tokoh dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pemberian materi tersebut dengan

metode ceramah anak membuat siswa bosan. Dengan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, semua siswa dapat terlibat langsung

dengan pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok dan siswa dapat pula

merefleksikan pengalamannya tentang segala fenomena yang berlaku atau

ada di masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan demikian, pembelajaran

akan lebih bermakna bagi siswa. Keterlibatan ini juga mampu meningkatkan

patrisipasi dan keaktifan siswa dalam belajar dan diharapkan mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka peneliti mengemukakan

hipotesis bahwa:

1. Upaya peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar IPS pada siswa kelas

VA SD Negeri Adisucipto 1 materi perjuangan dalam mempertahankan

kemerdekaan Indonesia melalui penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw II dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai

berikut : a) pemberian materi secara keseluruhan, b) pembentukan

kelompok asal yang terdiri dari 4 ahli, c) pemberian tugas kepada tiap-tiap

ahli, d) diskusi membahas tugas dalam kelompok ahli, e) ahli melaporkan

(47)

dalam pleno, g) evaluasi individual, dan h) pemberian reward

(penghargaan).

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat

meningkatkan kedisiplinan dalam mata pelajaran IPS untuk materi

perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa

kelas VA SD Negeri Adisucipto 1.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat

mningkatkan prestasi belajar IPS untuk materi perjuangan dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri

(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III ini, peneliti menuliskan tentang Jenis Penelitian, Setting

Penelitian, Pendekatan Rencana Rencana Tindakan, Indikator Keberhasilan,

Instrumen Penelitian, Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen, Teknik

Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data yang digunakan dalam penelitian

ini.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian

tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau

bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan

dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan

untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran

di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan

adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Guru

berperan melakukan pembelajaran dan peneliti berperan sebagai pengamat

yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat

hasil temuan. Peneliti juga memberikan bantuan ketika guru mengajar. Selain

(49)

terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi untuk pertemuan

siklus berikutnya.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc.

Taggart. Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah

suatu siklus diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan

yang telah dilakukan. Kemudian dilakukan perencanaan ulang untuk

dilaksanakan padasiklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar

di bawah ini:

Gambar 2 : Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc Taggart

Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat

seperti berikut ini (Sukardi 2003: 213-215):

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi

kedepan. Perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

(50)

pada kondisi tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko.

Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi

pengaruh yang tidak dapat dilihat dan rintangan yang tersembunyi.

Perencanaan dalam penelitian tindakan sebaiknya lebih menekankan pada

sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam

perubahan sosial dan mengenal rintangan yang sebenarnya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan

merupakan kegiatan yang praktis terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan

tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur.

3. Pengamatan

Pengamatan pada penelitian tindakanmempunyai fungsi

dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Observasi

yang baik adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat

mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak

diharapkan.

4. Refleksi

Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat

dalam observasi. Langkah reflektif ini berusaha mencari alur pemikiran

yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu, dan hambatan yang

muncul dalam tindakan strategik. Hasil refleksi penting untuk melakukan

tiga kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan,

(51)

Peneliti menggunakan model ini karena sebagai sarana apabila

dalam pelaksanaanya rencana tindakan yang telah disusun oleh peneliti

mengalami kegagalan. Dengan model ini, maka kesalahan-kesalahan

dalam rencana tindakan pertama dapat diperbaiki kemudian dapat

dilakukan perencanaan tindakan kedua dan seterusnya hingga tercapai

tujuan dari penelitian yaitu mengetahui keefektifan penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam meningkatkan kerjasama dan

prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V Semester II di SDN

Adisucipto 1.

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Adisucipto 1yang

terletak di komplek Lanud Adisucipto 1, Jalan Janti Maguwoharjo Depok,

Sleman, Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa SD Negeri Adisutcipto 1

Tahun 2013/2014 siswa kelas V yang berjumlah 32 orang peserta didik.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah kesiplinan dan prestasi belajara peserta

didik di SDN Adisucipto 1 pada Ilmu Pengetahuan Sosial mengidentifikasi

perjuangan tokoh pejuang dalammempertahankan kemerdekaan

(52)

4. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan mei semester II Tahun

Pelajaran 2013/2014.

C. Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini menurut gambar 3.1 menurut Kemmis dan Mc.

Taggart, terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, peksanaan, pengamatan dan

refleksi.

1. Persiapan

Hal pertama yang dilakukan peneliti sebelum penelitian yaitu

meminta izin pada Kepala Sekolah SDN Adisucipto 1. Setelah

mendapatkan izin dari Kepala Sekolah, maka peneliti akan meminta izin

pada guru kelas VA, yang mana dalam kelas ini akan dilakukan penelitian.

Kemudian melakukan observasi pada kelas VA untuk memperoleh

gambaran mengenai kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Apabila

mendapatkan izin, maka peneliti akan meminta jadwal pelajaran kelas VA

agar peneliti dapat menyesuaikan waktu penelitian yang tepat, sesuai

dengan tujuan penelitian.

Perencanaan selanjutnya yaitu melakukan observasi dan

wawancara guna untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran dan

karakteristik tiap siswa. Setelah mengetahui permasalahan yang ada di

kelas VA, kemudian peneliti mengkaji standar kompetensi, kompetensi

(53)

Setelah menemukan permasalahan maka peneliti akan menyiapkan

instrumen pembelajaran seperti RPP dan LKS. Selain itu instrumen yang

juga diperlukan yaitu media pembelajaran sebagai pendukung

pembelajaran tersebut.Setelah peneliti menyusun instrumen pembelajaran,

peneliti akan menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang

digunakan untuk meneliti tingkat kerjasama siswa yaitu berupa lembar

observasi dan lembar kuesioner. Sedangkan instrumen penelitian yang

digunakan untuk menilai prestasi siswa yaitu dengan lembar evaluasi dan

lembar penilaian siswa dalam aspek-aspek tertentu.

2. Perencanaan Tindakan Per siklus a) Siklus I

1) Perencanaan

Peneliti mempersiapkan silabus dan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, LKS, Lembar observasi, lembar kuisioner, dan soal

evaluasi.

2) Pelaksanaan siklus 1

Pertemuan 1 Kegiatan awal :

1. Salam pembuka

2. Doa pembuka

3. Motivasi

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

(54)

Eksplorasi

1. Melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dibahas.

Elaborasi

1. Membagi siswa dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri dari 7 anggota.

2. Membentuk kelompok asal.

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal

C

Kelompok asal D Kelompok E Kelompok F

3. Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan

ini yaitu menjelaskan mengenai latar belakang dan tokoh-tokoh

yang berperan dalam peristiwa: Pertempuran di Surabaya,

Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung

Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

4. Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan. Dalam LKS

tersebut siswa diminta menjawab soal-soal tersebut.

5. Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang

berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang

sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok

ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(55)

6. Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

7.

7. Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian

menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya

secara bergiliran.

Konfirmasi

1. Setelah siswa selesai berdiskusi, perwakilan siswa dalam setiap

kelompok melakukan presentasikan hasil diskusi yang telah

mereka dapatkan. Guru dapat menyamakan persepsi pada materi

pembelajaran yang telah didiskusikan.

Kegiatan Penutup

1. Siswa dan guru menyimpulkan materi.

2. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

3. Siswa diberikan pekerjaan rumah

4. Siswa melakukan refleksi

5. Doa penutup

Pertemuan 2 Kegiatan awal

2A 2B 2C 2D 2E 2F

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 3A 3B 3C 3D 3E 3F

(56)

1. Salam pembuka

2. Doa

3. Menyanyikan lagu sebagai motivasi.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1. Siswa dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 7 anggota.

2. Membentuk kelompok asal

Kelompok asal A Kelompok asal B Kelompok asal C

i.

Kelompok asal D Kelompok asal E Kelompok asal F

3. Siswa mempelajari mengenai materi perjuangan mempertahankan

kemerdekaan Indonesia untuk dipelajari. Materi dalam pertemuan

ini yaitu menjelaskan mengenai latar belakang dan tokoh-tokoh

yang berperan dalam peristiwa: Pertempuran di Surabaya,

Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Medan Area, Bandung

Lautan Api, dan Pertempuran 5 hari di Semarang.

4. Siswa diberikan lembar kerja untuk dikerjakan. Dalam LKS

tersebut siswa diminta menjawab soal-soal tersebut.

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(57)

5. Dalam kelompok setiap siswa mendapat bagian satu soal yang

berbeda untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat bagian soal yang

sama berkumpul menjadi satu menjadi kelompok ahli. Kelompok

ini membahas materi yang sama dan menjawab soal pada LKS.

6. Siswa dibentuk dalam kelompok yang akan mempelajari materi

perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan dibina oleh guru.

Kelompok ahli 1 Kelompok ahli 2 Kelompok ahli 3

Kelompok ahli 4 Kelompok ahli 5

7. Siswa yang menjadi ahli kembali ke kelompok semula kemudian

menjelaskan jawaban yang telah diperoleh kepada anggotanya

secara bergiliran.

Konfirmasi

1. Perwakilan siswa dalam setiap kelompok melakukan

presentasikan hasil diskusi yang telah mereka dapatkan.

2. Kelompok lain dapat memyampaikan tanggapan.

3. Guru menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah

didiskusikan.

4. Guru memberikan penguatan mengenai pembelajaran hari ini.

5. Siswa mengerjakan lembar evaluasi mengenai materi pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua ini dikerjakan secara

individu

1A 1 B 1 C 1D 1E 1F 6A 2A 2B 2C 2D 2E 2F 3A 3B 3C 3D 3E 3F

Gambar

Tabel 2.1 Poin Berdasarkan Tingkat Kuis
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok
Tabel 3.1 Kisi-kisi  Evaluasi Siklus I dan Siklus II
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Pernyataan
+7

Referensi

Dokumen terkait

STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memformulasikan dan menyelesaikan permasalahan Diskrit (integer) dalam kehidupan sehari hari ‐ dengan teori teori yang ada dalam

Memasang jarring Mengambil ikan

dan konseling pribadi-sosial dengan menggunakan teknik Self Monitoring. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. 12) pendekatan kuantitatif

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal, sedangkan variabel independen meliputi variabel struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,

kerja, maka dapat disarankan pula untuk dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor- faktor tersebut, sehingga dapat menjelaskan secara lebih lengkap

Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan untuk kelompok perempuan merupakan kegiatan dalam PNPM Mpd yang bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap percepatan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DISDIK - 08/POKJA/2015 tanggal 26 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan PAUD Assalam

Kontribusi Pemahaman Konsep Geografi Terhadap Sikap Dan Perilaku Keruangan Peserta Didik Di SMA Kota Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |