• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENULIS NASKAH DRAMA OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM MENULIS NASKAH DRAMA OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DALAM MENULIS NASKAH DRAMA OLEH

SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 SEI

BINGAI TAHUN PEMBELAJARAN

2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

TUMPAL B. M. TAMBUNAN

NIM 2103311048

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Tumpal Badia Mora Tambunan. NIM 2103311048. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Dalam Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai sebanyak 212 orang. Adapun persentase sampel diambil sebanyak 16,5% dari jumlah kesuluruhan siswa yaitu 35 orang, yang diambil secara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain one group pre-test – post-test design.

Sebuah instrumen digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja dalam bentuk penugasan menulis naskah drama.

Hasil pengolahan data yang didapat dari hasil penelitian memperoleh nilai rata pre-test adalah 66,04 dengan standar deviasi 6,59. Sedangkan, nilai rata-rata post-test adalah 81,42 dengan standar deviasi 6,24. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata post-test lebih tinggi dari pre-test, dengan kata lain ada peningkatan hasil nilai rata-rata siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji “t”. Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh = 9,92 selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% (0,05) dengan df1= 2-1, dan df2= 35-2 = 33. Pada tabel t dengan df1= 1, df2= 33 diperoleh = 2,03. Kriteria pengujian menyatakan bahwa ( ) diterima jika > yaitu 9,92 > 2,03, maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis naskah drama.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) berpengaruh positif terhadap kemampuan menulis naskah drama pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015.

(7)

iv

BAB II: KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

2.1 Kerangka Teoretis ... 12

2.1.1 Model Pembelajaran ... 12

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

2.1.3 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ... 17

(8)

v

2.1.6 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) ... 19

3.5 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 60

3.6 Instrumen Penelitian ... 61

3.7 Jalannya Eksperimen ... 64

(9)

vi

4.1.1 Kemampuan Menulis Naskah Drama Oleh Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015 Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ... 73

(10)

vii

5.1 Simpulan ... 98 5.2 Saran ... 98

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Membagi Siswa ke dalam Tim ... 21

Tabel 3.1 Populasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun

Pembelajaran 2014/2015 ... 57

Tabel 3.2 Desain Eksperimen One Group Pre Test - Post Test Design ... 59

Tabel 3.3 Aspek-aspek Penilaian Dalam Kemampuan Menulis Naskah

Drama ... 61

Tabel 3.4 Kategori Penilaian ... 64

Tabel 3.5 Jalannya Eksperimen One Group Pre Test - Post Test Design

dengan Model Pembelajaran Student Team Achievement

Division (STAD) Terhadap Kemampuan Menulis Naskah Drama ... 65

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar dalam Menulis Naskah Drama Sebelum

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Team Achievement Division (STAD) ... 73

Tabel 4.2 Identifikasi Kecenderungan Hasil Sebelum Menerapkan

STAD ... 75

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar dalam Menulis Naskah Drama Setelah

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Achievement Division (STAD) ... 77 Tabel 4.4 Identifikasi Kecenderungan Hasil Setelah Menerapkan

(12)

ix

Tabel 4.5 Frekuensi Data Kemampuan Menulis Naskah Drama Sebelum

Menerapkan Model STAD ... 80

Tabel 4.6 Frekuensi Data Kemampuan Menulis Naskah Drama Setelah Menerapkan Model STAD ... 81

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Kelompok Pretest ... 82

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kelompok Postest ... 84

Tabel 4.9 Pengujian Normalitas Data Penelitian ... 86

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors ... 104

LAMPIRAN 2 Daftar Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal ... 105

LAMPIRAN 3 Tabel Distribusi F ... 107

LAMPIRAN 4 Tabel Distribusi t ... 108

LAMPIRAN 5 Silabus ... 109

LAMPIRAN 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 111

LAMPIRAN 7 Tabel Pembagian Siswa Dalam Kelompok ... 118

LAMPIRAN 8 Instrumen Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama (Pre-Test) ... 119

LAMPIRAN 9 Instrumen Tes Kemampuan Menulis Naskah Drama (Post-Test) ... 120

LAMPIRAN 10 Lembar Kerja Pre-Test Siswa ... 121

LAMPIRAN 11 Lembar Kerja Post-Test Siswa ... 124

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memegang peran penting bagi kehidupan manusia. Dalam

kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

untuk bertukar pendapat, berbagi pengalaman dan berinteraksi dengan orang

yang lain.

Selain sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa juga

sangat berperan penting dalam dunia pendidikan yaitu pada saat

menyampaikan materi kepada peserta didik di sekolah. Dalam penyampaian

materi bahasa Indonesia, guru bahasa Indonesia harus menggunakan bahasa

Indonesia dengan baik dan benar. Sesuatu yang diajarkan oleh guru terbiasa

baik akan membuahkan hasil yang baik pula bagi peserta didik dalam

pembelajaran berbahasa. Pembelajaran berbahasa sendiri terdiri dari empat

keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,

keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat

keterampilan berbahasa dalam pembelajaran berbahasa. Keterampilan menulis

merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan dalam seluruh proses belajar siswa

di sekolah. Selama menuntut ilmu di sekolah, siswa sering diajarakan dan

diberikan tugas untuk menulis dan diharapkan mempunyai wawasan yang lebih

luas dan mendalam, sebab bermanfaat bagi peningkatan aspek intelektual dan

(16)

2

Nurudin (2010: 19 – 27) menyatakan bahwa,

Menulis bermanfaat untuk (1) sarana mengungkapkan diri, bahwa dengan menulis bisa mengungkapkan perasaan hati; (2) sarana pemahaman, menulis sebenarnya menancapkan pemahaman kuat dalam otak penulis; (3) membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri; (4) meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan; (5) keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah; (6) mengembangkan suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa.

Terkait hal mengenai keterampilan menulis dalam kegiatan

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, tidak bisa terlepas dari

standar kompetensi yang tertuang dalam kurikulum. Menurut Badan Standar

Nasional Pendidikan, di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dijelaskan bahwa Standar Isi pembelajaran bahasa Indonesia

diarahkan untuk meningkatakan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan

dan tulis serta dapat menumbuhkan apresiasi terhadap karya sastra,

khususnya menulis naskah drama yang terdapat dalam Standar Kompetensi

ke-16 Sekolah Menengah Pertama kelas IX pada semester genap. Pada materi

ini, siswa tidak hanya mengetahui teori drama dan menulis naskah drama,

tetapi juga berlatih membuat naskah drama berdasarkan peristiwa nyata.

Melalui pembelajaran tersebut, diharapkan siswa mampu menulis naskah

drama dengan baik dan dapat mengembangkan kepribadian dan kreativitas.

Mereka dapat mengembangkan kepribadian dengan cara mengungkapkan

pengalaman dan pemaknaan tentang kehidupan, sedangkan dalam hal

(17)

3

ide, gagasan, pemikiran, dan imajinasi yang ada dalam pikirannya ke dalam

bentuk tulisan.

Menulis naskah drama sebagai salah satu bagian dari apresiasi sastra

yang terdapat dalam pembelajaran bahasa. Menulis naskah drama bukan

hanya menulis rapi, melainkan penulisannya juga harus sesuai dengan kaidah

penulisan naskah drama. Menulis naskah drama yang sesuai dengan kaidah

penulisan naskah drama dapat dijadikan sebagai bentuk penyesuaian awal

agar mereka dapat menulis naskah drama dengan baik. Oleh karena itu,

menulis naskah drama sebagai salah satu keterampilan bersastra perlu

mendapat perhatian yang serius.

Terlepas dari tujuan di atas, kegiatan pembelajaran menulis naskah

drama masih menghadapi banyak kendala. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Sei Bingai, diperoleh

keterangan bahwa kegiatan pembelajaran menulis naskah drama kelas IX

masih mengalami kendala. Kendala yang dihadapi berasal dari faktor siswa

dan guru. Dari faktor siswa, diketahui bahwa siswa kesulitan dalam

menentukan tema yang akan mereka kembangkan menjadi naskah drama.

Selain itu, siswa merasa kesulitan dalam menentukan alur cerita yang akan

mereka susun dan mereka kembangkan menjadi dialog dalam naskah drama.

Hal tersebut disebabkan dari awal penentuan tema yang sudah membuat

siswa langsung merasa kesulitan sehingga siswa kurang mampu

(18)

4

siswa juga kesulitan dalam memulai tulisan, ide macet di tengah jalan, serta

sulit membangun konflik.

Siswa juga beranggapan bahwa menulis naskah drama merupakan

kegiatan yang sulit, menjenuhkan, dan hanya orang-orang hebat yang dapat

menulis naskah drama. Kesulitan tersebut tidak dijadikan tantangan bagi

siswa untuk memahami dan menguasai pembelajaran menulis naskah drama,

tetapi menjadikan mereka tidak termotivasi mengikuti pembelajaran menulis

naskah drama. Hal ini tentu berpengaruh pada tidak tercapainya tujuan

pembelajaran yaitu siswa mampu menulis naskah drama dengan baik.

Dari faktor guru, cara mengajar guru yang masih menggunakan

metode konvensional yaitu ceramah. Guru belum menggunakan metode yang

saat ini sudah berkembang. Hal ini dikarenakan pengetahuan guru tentang

metode pembelajaran yang masih kurang. Penggunaan metode pembelajaran

konvesional membuat suasana pembelajaran apresiasi sastra, khususnya

dalam menulis naskah drama terkesan monoton dan membosankan.

Pembelajaran dan penilaian terhadap kemampuan menulis naskah

drama telah dilakukan oleh Guru bahasa Indonesia sebelum peneliti

mengadakan penelitian yakni di kelas VIII pada Standar Kompetensi ke-8

pada Semester Gasal Tahun Pembelajaran 2013/2014, yang berisi kutipan

sebagai berikut, “Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan

menulis kreatif naskah drama”. Penulis meminta hasil nilai siswa tersebut

(19)

5

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan menulis naskah

drama siswa masih ada yang berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal Standar Kompetensi (KKM SK), nilai KKM SK ke-8 bahasa

Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran

2013/2014 adalah sebesar 66. Sekitar sebanyak 40% siswa mendapat nilai di

bawah KKM SK atau di bawah nilai 66 dalam menulis naskah drama,

khususnya pada kelas VIII-2 hingga kelas VIII-6 yang sekarang telah duduk

di bangku kelas IX.

Sebelumnya, kondisi yang tidak jauh berbeda juga pernah diteliti.

Masih ada siswa yang berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

Standar Kompetensi (KKM SK) dalam menulis naskah drama. Kendala yang

dihadapi juga berasal dari faktor siswa dan guru dengan permasalahan yang

sama. Siswa kurang termotivasi karena guru juga menerapkan metode

konvensional yaitu metode ceramah. Kenyataan ini didukung oleh penelitian

yang pernah dilakukan oleh Mawaddah Khairiani dengan judul “Pengaruh

Strategi Pembelajaran Kreatif Produktif Terhadap Kemampuan Menulis

Naskah Drama Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Masilam Tahun

Pembelajaran 2011/2012”. Dalam penelitian tersebut terlihat bahwa

kemampuan siswa dalam menulis naskah drama tergolong cukup. Hal ini

terlihat dari nilai rata-ratanya yaitu 6,8. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kemampuan menulis naskah drama perlu diadakan peningkatan.

Melihat kenyataan tersebut, sebagai motivator dan fasilitator, guru

(20)

6

bersemangat dalam pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Subyantoro

(2009) bahwa,

Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator yang membantu anak didik mengembangkan keterampilan berbahasanya. Anak didik merupakan subjek utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri dan kebutuhan anak didik harus dipertimbangkan dalam segala keputusan yang terkait dengan pengajaran. Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran dapat menjadi lebih bermakna bagi anak didik jika berhubungan dengan kebutuhan anak didik yang berkaitan dengan pengalaman dan minat anak didik karena pengalaman dan minat anak didik dalam lingkungan harus dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi anak didik.

Salah satu alternatif yang dapat diterapkan oleh guru yaitu peran guru

dalam merancang pembelajaran yang bisa memudahkan siswa mencapai

kompetensi yang diinginkan, salah satunya yaitu dengan menyediakan model

pembelajaran yang sesuai untuk menulis naskah drama. Menurut Hamalik

(2003), “Bila siswa kurang berminat pada pelajaran maka salah satu

penyebabnya adalah masalah model pembelajaran yang digunakan guru

mungkin tidak sesuai dengan materi.” Jadi, masalah model sangat besar

pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, guru sebagai

pendidik harus selalu memilih model pembelajaran yang tepat dan dipandang

lebih efektif daripada model-model lainnya pada kondisi tertentu sehingga

kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu benar-benar

menjadi milik murid, sebab beberapa faktor pendukung tercapainya kegiatan

pembelajaran yang baik adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat

(21)

7

kreatif dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran menjadi menarik dan

materi yang diajarkan dimengerti oleh siswa dengan menyediakan model

pembelajaran yang tepat. Jika semakin tepat modelnya diharapkan semakin

efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Metode pembelajaran dengan menggunakan metode konvesional

dalam menulis naskah drama yang cenderung monoton membuat siswa tidak

berminat sehingga tidak dapat dengan mudah memahami materi

pembelajaran menulis naskah drama. Untuk itu, peneliti mencoba melihat

apakah siswa mampu menulis naskah drama dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Pemilihan model ini diperkirakan akan mampu mengatasi permasalahan

tersebut. Menurut Lie (2010), “Model ini termasuk ke dalam teknik diskusi

kelompok dengan menempatkan siswa dalam tim campuran (heterogen)

berdasarkan prestasi, jenis kelamin, dan suku.” Hal ini sangat memungkinkan

siswa untuk belajar menulis naskah drama secara berkelompok dengan

memanfaatkan potensi interaksi dan kerja sama antarsiswa sehingga

menghasilkan kegiatan pembelajaran menjadi tidak monoton lagi dan

diharapkan dapat memacu motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul, “Pengaruh Model Pembelajaran

(22)

8

1.2 Identifikasi Masalah

Pembelajaran menulis naskah drama merupakan salah satu

keterampilan menulis yang digunakan untuk membentuk karakter siswa,

meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan juga meningkatkan

kemampuan siswa dalam berimajinasi dan menuangkan gagasan serta

berkreativitas. Namun, hal itu tidak sesuai dengan harapan karena

pembelajaran menulis naskah drama kurang mendapat respon positif dan

kurang diminati siswa. Permasalahan ini harus segera diatasi agar perilaku

negatif dalam merespon pembelajaran menulis naskah drama siswa dapat

diatasi dan hasil belajar mereka pun meningkat. Berdasarkan latar belakang

di atas, peneliti mengidentifikasi faktor penghambat dalam pembelajaran

menulis naskah drama. Faktor tersebut berasal dari siswa dan guru.

Faktor yang berasal dari siswa yang dapat mempengaruhi hasi belajar

dalam pembelajaran menulis naskah drama, antara lain:

1. siswa merasa tidak berbakat dan menganggap bahwa menulis merupakan

kegiatan yang sulit dan hanya orang tertentu yang dapat melakukan,

2. siswa tidak termotivasi terhadap pembelajaran menulis naskah drama,

3. siswa kesulitan dalam menentukan tema, menjalin alur, menentukan

setting, serta memulai cerita dalam menulis naskah drama,

4. pengetahuan siswa mengenai naskah drama masih rendah sehingga siswa

dalam menulis naskah drama tidak memperhatikan kaidah penulisan

(23)

9

Faktor dari guru yaitu cara mengajar guru yang masih menggunakan

metode konvensional. Pembelajaran sepenuhnya menggunakan metode

ceramah sehingga terkesan monoton dalam mengajar dan mengakibatkan

peserta didik merasa jenuh.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, perlu adanya pembatasan masalah agar

pembahasan tidak meluas dan tetap terfokus pada kajian yang diteliti. Fokus

penelitian ini tertuju pada pengaruh penggunaan metode pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah drama.

Alasan peneliti menggunakan metode pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) ini adalah sebagai berikut. Pertama, metode pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) berbeda dengan metode ceramah (metode pembelajaran konvensional) yang selama ini diterapkan oleh guru, sehingga

menghasilkan kegiatan pembelajaran menjadi tidak monoton lagi dan

diharapkan dapat memacu motivasi siswa dalam belajar. Kedua, model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

memungkinkan siswa untuk belajar menulis naskah drama secara

berkelompok dengan memanfaatkan potensi interaksi dan kerja sama

(24)

10

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun

Pembelajaran 2014/2015 dalam menulis naskah drama sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD)?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun

Pembelajaran 2014/2015 dalam menulis naskah drama setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD)?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan siswa kelas IX SMP

Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam menulis

naskah drama?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai

Tahun Pembelajaran 2014/2015 terhadap kemampuan menulis naskah

drama sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

(25)

11

2. mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei Bingai

Tahun Pembelajaran 2014/2015 terhadap kemampuan menulis naskah

drama setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD),

3. mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan siswa kelas

IX SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam

menulis naskah drama.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat teoritis dan praktis. Secara teoretis,

penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperkaya khasanah ilmu

penegetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada aspek

menulis naskah drama.

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru, dan

peneliti. Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa

a. Menumbuhkan minat pada siswa dalam belajar khususnya

mengapresiasi karya sastra dalam menulis naskah drama,

b. meningkatkan keterampilan menulis naskah drama.

2. Bagi guru

a. Solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dalam

(26)

12

b. sebagai masukan dalam menggunakan metode pembelajaran.

3. Bagi peneliti

a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman peneliti,

b. mengaplikasikan teori yang telah diperoleh,

(27)

98

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan pada hasil data dan pembahasan penelitian secara

keseluruhan tentang kegiatan pembelajaran oleh siswa kelas IX SMP Negeri 1

Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015 dalam menulis naskah drama

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1

Sei Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015,

2. model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 1 Sei

Bingai Tahun Pembelajaran 2014/2015,

3. terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara nilai pre-test dan

nilai post-test setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD).

5.2Saran

1. Sebaiknya dalam pemilihan metode pembelajaran, lebih mementingkan

yang cocok untuk menumbuhkan aktivitas, minat, dan motivasi siswa untuk

(28)

99

langsung di sekolah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,

2. berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD

lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis naskah drama.

Oleh karena itu, disarankan agar dapat menjadikan model pembelajaran

ini sebagai salah satu alternatif model pembelajaran dalam proses belajar

dan mengajar di kelas,

3. untuk penelitian lebih lanjut disarankan subjek diperluas pada kelas dan

materi yang berbeda dengan tujuan melihat kemungkinan adanya

persamaan pada peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa dengan

(29)

100

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Doyin dan Wagiran. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.

Semarang: Rumah Indonesia.

Eggen, Paul dan Kauchak, Don. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta:

Indeks.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hariningsih, D. 2008. Membuka Jendela Ilmu Pengetahuan Bahasa dan Sastra

INDONESIA 3 SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Hasanuddin. 1996. Drama Karya Dalam Dua Dimensi Kajian Teori, Sejarah, dan

Analisis. Bandung: Angkasa.

Humaidi, M. 2006. Model-model Pembelajaran Kreatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Irianto, Agus. 2004. Statistik, Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengambangannya.

Enada Media Group.

Komaidi, Didik. 2008. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda Media.

(30)

101

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nurudin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Nurulwati, 2010. Model Pembelajaran. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Nuryatin, Agus. 2006. Teori dan Langkah-Langkah Menulis Naskah Drama.

Universitas Negeri Semarang: Handout.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka.

Rofi’uddin, A. & Zuhdi, D. 1999. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia di

Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Sayuti, Suminto A. 2003. Sastra Model Posmo dan Pengajarannya. Semarang:

Yudhistira.

Semi, Atar. 1993. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta.

Rineka Cipta.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

(31)

102

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharianto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Suprijono, A. 2010. Cooperatif Learning. Surabaya: Pustaka Belajar.

Suriamiharja, Agus, dkk. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depikbud.

Tarigan, H.G. 1986. Keterampilan Menulis dan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Jaya.

. 2008. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa Jaya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Invatif-Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Group.

. 2009. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Waluyo, Herman J. 2003. Drama Teori dan Pengajaran. Yogyakarta: Hanindita

(32)

103

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan (terjemahan oleh

Budianta). Jakarta: Gramedia.

Gambar

Tabel 2.1 Membagi Siswa ke dalam Tim   ...................................................
Tabel 4.6  Frekuensi Data Kemampuan Menulis  Naskah  Drama  Setelah
GAMBAR 2.1   Kerangka Konseptual    ......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

mahabbatullah ini, antara lain: konsep cinta ilahi muncul dalam kehidupan Rabi’ah lebih disebabkan pada faktor intern, yaitu karena kerasnya hidup yang ia lalui, sedangkan

Berdasarkan telaahan hasil percobaan mengenai “Pemanfaatan Flavonoid Sebagai Stimulan Simbiosis Antara Mikoriza Dengan Bibit Manggis In-Vitro Pada Tahap

TugasMahasiswa: menjawab soal Dan menggambarkan Grafik fungsi linier dan fungsi non linier Metode/ cara pengerjaan tugas: sesuai arahan dan bentuk soal yang diberikan dosen

tidak memihak atas informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam. laporan keuangan sehingga profesionalisme menjadi tuntutan

Perkiraan umur didasarkan pada ciri-ciri fisik dan studi pustaka pada beberapa penelitian pada monyet hitam Sulawesi maupun monyet Sulawesi lainnya (Okamoto et al. Keempat

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan

ANDRA CIPTA CONSULT Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 42 PT.ANDIKA PERSADA RAYA Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 43 Maza Pradita Sarana Gugur tidak memasukkan