PRODUKSI TELUR ANTI TETANUS PADA AYAM YANG DIBERI SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN SERTA UJI KEMANJURANNYA
DALAM MENCEGAH GANGGUAN TERHADAP KADAR ALBUMIN – GLOBULIN SERUM TIKUS PUTIH
Oleh:
Sabarina Yosepha Pasaribu NIM 4103210033 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
JudulSkripsi : Produksi Telur Anti Tetanus pada Ayam yang diberi
Suplementasi Piridoksin serta Uji Kemanjurannya
dalam mencegah Gangguan terhadap Kadar
Albumin – Globulin Serum Tikus Putih
Nama Mahasiswa :Sabarina Yosepha Pasaribu
NIM : 4103210033
Program Studi : Kimia
Jurusan : Kimia
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi
Drs. Pasar Maulim Silitonga,M.S NIP.195909071985031003
Mengetahui :
FMIPA UNIMED Jurusan Kimia
Dekan, Ketua Jurusan,
Prof. Drs. Motlan,M.Sc.,Ph.D Drs. Jamalum
Purba,M.Si
NIP.195908051986011001 NIP.
196412071991031002
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidikalang, pada tanggal 28 November 1991. Ibu bernama
Lamtiur Manullang dan ayah Robert Pasaribu, merupakan anak pertama dari enam
bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri No. 066657 Medan dan
lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan Sekolah di SMP
Swasta Belawan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 16 Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program studi Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus ujian
mempertahankan skripsi (Meja Hijau) pada tanggal 18 Agustus 2014. Kegiatan
intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti adalah Organisasi
Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Katolik (UK-KMK) dibidang kerohanian dan
kesenian. Selama kuliah penulis pernah mengikuti beberapa seminar Nasional dan
beberapa kali ikutdalam kunjungan industri seperti ke PDAM Tirtanadi,Ecogreen
Medan, Soucimas, dan Toba Pulp Lestari (TPL). Penulis pernah mengikuti
Pelatihan Tenaga Kerja yang diadakan oleh PJK UNIMED dan praktek kerja
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda
Maria, atas segala rahmat dan berkatnya yang memberikan kesehatan dan hikmat
kepada penulis sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan pada bulan April samapai Juli 2014 ialah “Produksi
Telur Anti Tetanus pada Ayam yang diberi Suplementasi Piridoksin serta Uji
Kemanjurannya dalam Mencegah Gangguan terhadap Kadar Albumin – Globulin
Serum Tikus Putih”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara lain
Bapak Drs. Pasar Maulim Silitonga, M.S Selaku Dosen Pembimbing skripsi yang
telah banyak memberi bimbingan dan bantuan dalam kelancaran penelitian dan
penyususan skripsi ini, serta kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si , Bapak Drs.
Rahmat Nauli, M.Si , dan Ibu Dra. Ani Sutiani, M,Si yang telah banyak
memberikan saran dan juga kepada Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M,Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. Trima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak
Drs. Jamalum Purba selaku Ketua Jurusan, Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar,
M.S.,M.Sc. Pembantu Dekan I, Bapak Prof. Drs. Motlan,M.Sc.,Ph.D. selaku Dekan
FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku Ketua Prodi Kimia dan
Kak Vidia. Secara khusus penulis menyampaikan trima kasih kepada Bapak dan
Ibu yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan baik moril maupun materil
serta adik – adik penulis Prama Beato Fernando Pasaribu, Raymondo Pasaribu,
Inosensia Pasaribu, Lambertus Pasaribu dan Berliana Pasaribu yang sangat penulis
sayang.
Penulis juga menyampaikan trima kasih untuk Oliva Britgita Silalahi selaku
temanku Carolina R. Nainggolan, Maria Gultom, Apriyani Simanjuntak, Evi
Dorika Saragih, Vince V. Sitanggang, Juni Manalu untuk teman satu PKL Josua
Butar – butar, Randi P. Siregar, Sumitro Sihombing, Melinda Sianipar teman satu
PA, Sonri D. Silalahi selaku Komting dan teman NK 2010 tanpa terkecuali. Penulis
juga berterima kasih pada teman BIA kak Uli Silalahi, kak Marianna Sinaga,
Natalia Sihombing dan Meilidiva Sialagan atas dukungannya.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang peranan piridoksin terhadap biosintesis IgY pada ayam petelur dan
kemanjurannya dalam mencegah gangguan terhadap metabolisme protein dan juga
dapat berguna sebagai bahan masukan bagi pembaca khususnya mahasiswa jurusan
kimia.
Medan, 18 Agustus 2014
Sabarina Y. Pasaribu
PRODUKSI TELUR ANTI TETANUS PADA AYAM YANG DIBERI SUPLEMENTASI PIRIDOKSIN SERTA UJI KEMANJURANNYA
DALAM MENCEGAH GANGGUAN TERHADAP KADAR ALBUMIN – GLOBULIN SERUM TIKUS PUTIH
Sabarina Yosepha Pasaribu
4103210033
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi IgYkuning telur ayam anti tetanus dengan suplementasi piridoksin pada ayam petelur dan menguji kemanjurannya dalam mempertahankan kadar albumin dan globulin serum tikus putih sehingga tetap pada kondisi normal. Dalam penelitian ini digunakan 12 ekor tikus putih jantan dewasa berumur 2 – 3 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian kuning telur sebanyak 1 mL/ekor/hari dengan lama pemberian yang bervariasi yaitu 2 hari, 4 hari, 6 hari dan tidak diberikan kuning telur. Kemudian tikus putih disuntik dengan toksin tetanus sebanyak 0,4 IU/0,5 ml/ekor pada hari keenam. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian pada taraf signifikan α = 0,01 dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kuning telur dan penyuntikkan tetanus pada tikus putih tidakberpengaruh terhadap kadar albumin serum tikus putihakan tetapi berpengaruh nyata terhadap kadar globulin serum tikus putih. Kadar albumin serum tikus putih yang diberi kuning telur sebanyak 1mL/ekor/hariselama 2 hari, 4 hari, 6 hari dan kemudian disuntikkan tetanus adalah 4,36 g/dL; 4,34 g/dL; 4,39 g/dL sedangkan tikus putih yang tidak diberi kuning telurdan kemudian disuntikkan tetanus adalah 4,52g/dL.Kadar globulin serum tikus putih yang diberi kuning telur sebanyak 1mL/ekor/hari selama 2 hari, 4 hari, 6 hari dankemudian disuntikkan tetanus adalah 3,31 g/dL; 4,06 g/dL; 4,01 g/dL sedangkan tikus putih yang tidak diberi kuning telurdan kemudian disuntikkan tetanus adalah 6,11 g/dL
DAFTAR ISI
Halaman
Lembarpengesahan i
RiwayatHidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I.PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Ruang Lingkup 5
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Batasan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1.Piridoksin (Vitamin B6) 7
2.2. Sumber dan sifat – sifat Vitamin B6 8 2.2.1.Metabolisme dan Fungsi Biokimia Vitamin B6 9 2.3.Kebutuhan dan Defisiensi Piridoksin pada Ayam 12 2.4.Sistem Imun dan Sintesis Immunoglobulin 13
2.5.Ayam ras Petelur 19
2.5.1. Telur Ayam sebagai sumber Antibodi 20 2.5.2. Kandungan Zat pada Kuning telur 22
2.6. Tetanus 23
2.6.1. Respon Pembentukan IgY terhadap Toxoid Tetanus 24
2.7. Plasma Darah 25
2.7.1. Serum 26
2.7.2. Metabolisme Albumin 27
2.7.3. Metabolisme Globulin 27
2.7.4. Parameter penentuan Albumin – Globulin 28
2.8. Tikus Putih 29
2.8.1. Ciri – ciri dan Sistematika Tikus Putih 29
2.8.3. Kandang Tikus Putih 31
2.9. Hipotesis Penelitian 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 33
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 33
3.2. Bahan Penelitian 33
3.3. Prosedur dan Rancangan Percobaan 33 3.3.1. Produksi IgY pada Kuning Telur 34 3.3.2. Uji Kemanjuran IgY Kuning Telur pada Tikus 34 3.3.3. Penentuan Kadar Albumin Tikus Putih 36 3.3.4. Penentuan Kadar Globulin Tikus Putih 37
3.4. Teknik Analisis Data 38
3.5. Diagram Alir Penelitian 39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 40
4.1. Hasil Analisis Kadar Albumin Serum Tikus Putih 40 4.3. Hasil Analisis Kadar Globulin Serum Tikus Putih 44
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 48
5.1. Kesimpulan 48
5.2 Saran 48
DAFTAR PUSTAKA 49
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin,
Piridoksal Fosfat dan Piridoksamin Fosfat 7 Gambar 2.2. Metabolisme Vitamer – vitamer Vitamin B6
pada sel Hewan 9
Gambar 2.3. Proses Pembentukan basa Schiff pada PLP 10 Gambar 2.4. Proses Metabolisme enzim Piridoksal Fosfat 12 Gambar 2.5. Struktur Immunoglobulin Yolk dan IgG 15
Gambar 2.6. Tikus Putih 30
Grafik 4.1. Kadar Albumin dengan variasi pemberian
kuning telur pada tikus putih 41 Grafik 4.1. Kadar Gobulin dengan variasi pemberian
i
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Kadar Albumin Serum Tikus Putihyang diberi Kuning Telur sebanyak 1 mL/ekor/hari dengan lama pemberian yang bervariasi dan disuntikkan toksin
Tetanusdengan dosis 0,4 IU/0,5 mL/ekor 55 Lampiran 2. Perhitungan Jumlah Piridoksin yang harus Dicekokkan
pada Ayam Percobaan dengan Suplementasi 3,0 mg/kg
ransum 59
Lampiran 3.Tabel Perhitungan Kadar Albumin Serum Tikus Putih yang diberi Kuning Telur sebanyak 1 mL/ekor/hari dengan lama pemberian yang bervariasi dan disuntikkan
toksin tetanus dengan dosis 0,4 IU/0,5 mL/ekor 64 Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian 71
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mayarakat secara umum harus lebih memberi perhatian dalam pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme
patogen seperti virus dan bakteri, dimana upaya pencegahan dapat dilakukan
dengan imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Pencegahan dengan imunisasi aktif
dapat dilakukan dengan memasukkan atau menyuntikkan antigen tertentu kedalam
tubuh sehingga tubuh akan meresponnya dengan membentuk antibodi spesifik,
sedangkan imunisasi pasif dapat dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan
yang telah mengandung antibodi spesifik terhadap antigen tertentu sehingga tubuh
akan kebal terhadap serangan antigen tersebut. Protein yang memiliki aktifitas
antibodi disebut Immunoglobulin. Protein tersebut dihasilkan dari sel – sel plasma
oleh akibat adanya interaksi antara limfosit B peka antigen dengan antigen spesifik
(Kresno,1984).
Immunoglobulin Y (IgY) adalah antibodi yang terdapat pada kuning telur
ayam (yolk) (L1,1998 ; Soejoedono, 2005 ; Suartha, 2006). Biosintesis antibodi
akan berlangsung dalam sistem imun ayam apabila ayam tersebut diimunisasi
dengan antigen tertentu, kemudian antibodi akan ditransfer ke embrio melalui telur
sehingga antibodi dapat ditemukan dalam telur ayam. Selanjutnya jika kuning telur
tersebut dikonsumsi, maka konsumen akan memperoleh imunisasi pasif dan akan
kebal terhadap serangan antigen spesifik tersebut.
Produksi antibodi atau immunoglobulin yolk (IgY)telah berhasil dilakukan
melalui berbagai penelitian dengan memanfaatkan ayam sebagai pabrik biologis
untuk pengobatan dan pencegahan penyakit. Tetapi permasalahannya hingga saat
ini jumlah produk IgY yang dihasilkan dari setiap butir telur masih rendah sehingga
belum menguntungkan dari segi komersil. Ayam yang diimunisasi empat kali
butir telur (Carlander, 2002). Masalah yang masih belum terpecahkan sampai saat
ini adalah tidak adanya metode yang praktis, murah dan efektif dalam peningkatan
dan pengoptimalan jumlah produksi IgY.Pada keadaan normal, dalam satu butir
telur terkandung IgY antara 22,5 – 43,9 mg dalam kuning telurnya dan beberapa
mikro gram dalam putih telurnya. Schade (1996) melaporkan bahwa jumlah
antibodi unggas dalam sebutir telur yaitu 50 – 100 mg/mL.
Suplementasi piridoksin pada ayam petelur merupakan salah satu upaya
alternatif yang dapat meningkatkan produksi antibodi dalam kuning telur.
Piridoksin atau vitamin B6 sebagai salah satu vitamin yang larut dalam air,
merupakan vitamin yang sangat penting dalam proses metabolisme. Piridoksal
posfat (PLP) sebagai bentuk aktif dari vitamin B6 merupakan koenzim yang serbaguna yang berperan untuk mengkatalisis berbagai reaksi metabolisme asam
amino dan protein seperti reaksi – reaksi transaminasi, dekarboksilasi, rasemisasi,
dan transulfurasi. Salah satu peranan piridoksi paling menarik adalah adanya
fakta-fakta bahwa vitamin ini berperan dalam aspek pembentukan sistem pertahanan
tubuh terhadap mikroorganisme. Dari berbagai hasil penelitian telah ditemukan
sekitar 60 jenis reaksi-reaksi asam amino yang melibatkan piridoksal posfat (Conn,
1987).
Berbagai penelitian tentang hubungan piridoksin dengan aspek kekebalan
tubuh pada hewan dan manusia telah dilaporkan. Total sel-sel pembentuk antibodi
pada tikus defisiensi piridoksin ternyata lebih sedikit dibandingkan dengan tikus
normal ( Kumar dan Axelrod, 1968). Jika induk tikus diberi ransum defisiensi
piridoksin semasa kehamilan dan laktasi, maka ditemukan bahwa jumlah limfosit
dan sel – sel pembentuk antibodi pada anak tikus tersebut lebih sedikit
dibandingkan dengan anak tikus yang induknya diberi ransum dengan tingkat
piridoksin yang normal (Debes dan Kirksey,1979). Hal ini didukung oleh hasil
penelitian Chen (2005) yang menjelaskan bahwa pada kondisi defisiensi piridoksin
terjadi penurunan fungsi- fungsi immun pada kerang laut. Defisiensi piridoksin
(‘’cel mediated immune response’’) dan respon immun humoral terhadap berbagai
jenis antigen (Beisel, 1982).
Studi tentang pengaruh piridoksin terhadap sintesis antibodi pada ayam
broiler menunjukkan bahwa pemberian piridoksin berpengaruh terhadap titer HI
(titer antibodi) dan kadar globulin serum, dimana pemberian piridoksin dengan
dosis 3,0 mg/kg ransum memberikan kadar globulin paling tinggi (Silitonga, 1992).
Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa piridoksin berpengaruh nyata terhadap
kadar imunoglobulin serum, kadar DNA dan RNA organ Fabricus. Defisiensi
piridoksin memberikan kadar imunoglobulin yang paling tinggi dibandingkan
dengan kelompok defisiensi (Silitonga, 1996). Selanjutnya Silitonga (2008)
mengemukakan bahwa kadar IgG dan IgM pada subjek yang mengalami defisiensi
piridoksin lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang diberi piridoksin dengan
dosis normal dan berlebih.
Upaya meningkatkan produksi IgY kuning telur telah dilakukan Silitonga
(2013). Dari hasil penelitian telah terbukti bahwa suplementasi piridoksin secara
oral/cekok dengan dosis 3,0 mg/kg ransum memberikan produksi antibodi /
immunoglobulin yolk (IgY) anti tetanus dalam kuning telur sebesar 106,1 mg/ butir
telur yang berarti telah menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan
kandungan IgY yang ditemukan peneliti terdahulu. Walaupun produksi IgY kuning
telur anti tetanus dengan cara suplementasi piridoksin telah menunjukkan
peningkatan, tetapi kemanjuran IgY kuning telur yang dihasilkan tersebut belum
teruji apakah cukup efektif mencegah timbulnya gangguan atau kelainan /penyakit
akibat serangan toksin tetanus. Penyakit tetanus adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya apabila tidak ditangani secara cermat. Kejadian penyakit tetanus
di berbagai negara masih tetap tinggi, setiap tahun dilaporkan terjadi kasus tetanus
sekitar 350.000 hingga 400.000 di seluruh dunia (Suartha 2006). Kasus penyakit
tetanus yang lebih tinggi umumnya terjadi di negara negara sedang berkembang
yang program imunisasinya tidak teratur dan tingkat kesadaran masyarakatnya
Penanganan tetanus umumnya dilakukan dengan penyuntikan serum
antitetanus tang diproduksi pada kuda (ATS), namun masalah yang sering terjadi
adalah timbulnya respon imun yang kurang spesifik akibat penyuntikan secara
berulang dan terus – menerus. Oleh karena itu produksi antibodi antitetanus pada
telur merupakan salah satu metode alternatif yang sangat potensial untuk
dikembangkan. Penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi IgY dalam serum ayam
tidak berbeda nyata dengan konsentrasi IgY pada kuning telur ayam (Larsson,
1993). Gejala klinis yang dapat diakibatkan oleh penyakit tetanus diantaranya
adalah gemetar, punggung bengkok, kaki pincang dan dapat mengakibatkan
kematian. Gangguan metabolisme dapat terjadi pada keseimbangan elektrolit,
metabolisme karbohidrat, protein, lipid dan metabolisme asam nukleat (Bizzini,1993). Albumin adalah protein utama dalam plasma darah manusia yang
berguna mengikat molekul kecil untuk diedarkan melalui darah dan menyusun
sekitar 60 % dari total protein plasma yang dihasilkan oleh sel hati, membantu
metabolisme, transportasi obat – obatan dan juga sebagai antioksidan. Globulin
adalah protein heterogen dengan berat molekul tertentu yang cukup tinggi, memiliki
rasio 35 % dari protein plasma dan laju migrasi elektroforetiknya lebih rendah dari
albumin. Globulin berguna untuk sirkulasi ion, hormon, dan asam lemak dalam
system kekebalan (Hayden, 1981).
Penyakit tetanus dapat mempengaruhi kadar protein dalam darah termasuk
kadar albumin – globulin serum sehingga peningkatan Immunoglobulin Yolk (IgY)
pada kuning telur ayam diharapkan dapat mempertahankan kadar albumin –
globulin pada serum dengan meningkatkan produksi telur anti tetanus dengan cara
suplementasi piridoksin pada ayam petelur serta melakukan uji kemanjurannya
dalam mencegah gangguan terhadap kadar albumin – globulin serum pada tikus
1.2. Ruang Lingkup
Penelitian ini membahas peningkatan immunoglobulin Y (IgY) kuning telur
oleh pengaruh suplementasi piridoksin dan uji kemanjurannya dalam mencegah
gangguan terhadap metabolisme protein khususnya kadar albumin dan globulin serum pada tikus putih.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
disusun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Apakah IgY kuning telur yang diproduksi dengan pemberian suplementasi
piridoksin pada ayam, efektif untuk mencegah gangguan terhadap kadar
albumin serum pada tikus putih sehingga tetap pada kondisi normal?
2. Apakah IgY kuning telur yang diproduksi dengan pemberian suplementasi
piridoksin pada ayam, efektif untuk mencegah gangguan terhadap kadar
globulin serum pada tikus putih sehingga tetap pada kondisi normal?
1.4. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini IgY yang diproduksi dibatasi hanya IgY anti tetanus,
sedang metabolisme protein yang diamati dalam uji kemanjuran dibatasi hanya
pada kadar albumin dan globulin serumnya saja.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan produksi IgY kuning telur ayam anti tetanus dengan
suplementasi piridoksin pada ayam petelur
2. Untuk menguji kemanjuran IgY telur ayam anti tetanus yang diproduksi
dengan cara pemberian suplementasi piridoksin pada ayam dalam
mempertahankan kadar albumin dan globulin serum tikus putih sehingga
1.6. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan produksi antibodi (IgY) kuning telur ayam terhadap
penyakit tetanus
2. Mengembangkan penyediaan bahan pangan yang efektif untuk meningkatkan imunitas masyarakat terhadap serangan mikroorganisme
patogen
3. Sebagai tambahan informasi bagi pengembangan ilmu tentang peranan
piridoksin terhadap biosintesis IgY pada ayam petelur dan kemanjurannya
dalam mencegah gangguan terhadap metabolisme protein
4. Sebagai bahan masukan bagi pembaca khususnya Mahasiswa Jurusan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang sudah diperoleh, maka dapat disimpulkan :
1. IgY kuning telur yang diproduksi dengan pemberian suplementasi
piridoksin pada ayam, berpengaruh terhadap kadar globulin serum
tikus putih. Kadar globulin serum tikus putih yang diberi kuning telur
sebanyak 1 mL/ekor/hari selama 2 hari, 4 hari, 6 hari dan kemudian
disuntikkan tetanus adalah 3,31 g/dL; 4,06 g/dL; 4,01 g/dL sedangkan
tikus putih yang tidak diberi kuning telur dan kemudian disuntikkan tetanus adalah 6,11 g/dL.
2. IgY kuning telur yang diproduksi dengan pemberian suplementasi
piridoksin pada ayam, tidak berpengaruh terhadap kadar albumin
serum tikus putih. Kadar albumin serum tikus putih yang diberi kuning
telur sebanyak 1 mL/ekor/hari selama 2 hari, 4 hari, 6 hari dan
kemudian disuntikkan tetanus adalah 4,36 g/dL; 4,34 g/dL; 4,39 g/dL
sedangkan tikus putih yang tidak diberi kuning telur dan kemudian
disuntikkan tetanus adalah 4,52 g/dL
5. 2. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang kadar albumin dan
globulin serum tikus putih yang diberi kuning telur ayam suplementasi piridoksin sebelum penyuntikkan toksin tetanus.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tanpa diberikan kuning telur
sehingga diperoleh kadar normal globulin serum tikus putih yang
disuntikkan tetanus dan mempersempit waktu penelitian dengan