• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL, ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PG. WATOETOELIS, SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL, ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PG. WATOETOELIS, SIDOARJO."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Kepada Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan Oleh :

AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2011

(3)

PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO

yang diajukan :

AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Tanggal : ………. NIP. 1965092919922032001

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi NIP. 1965092919922032001

(4)

SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO

yang diajukan :

AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi Tanggal : ………. NIP. 1965092919922032001

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

(5)

PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL ORIENTASI STRATEGI DAN SISTEM KONTROL AKUNTANSI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

PADA PABRIK GULA WATOETOELIS, SIDOARJO

Disusun Oleh :

AYU KUSUMA DEWI 0713010226/FE/EA

telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 27 Mei 2011

Pembimbing Utama Tim Penguji Utama Ketua

DR. Sri Trisnaningsih, SE. MSi DR. Sri Trisnaningsih, SE. MSi Sekretaris

Dra. Ec. Tituk DW, MAKs Anggota

Dra. Ec. Anik Yuliati, MAKs

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(6)

KATA PENGANTAR ··· i

DAFTAR ISI ··· iii

DAFTAR TABEL ··· vii

DAFTAR GAMBAR ··· viii

DAFTAR LAMPIRAN ··· ix

ABSTRAKSI ··· x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ··· 1

1.2 Perumusan Masalah ··· 5

1.3 Tujuan Penelitian ··· 5

1.4 Manfaat Penelitian ··· 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ··· 7

2.2. Landasan Teori ··· 10

2.2.1. Pengertian Lingkungan ··· 10

2.2.1.1. Lingkungan Eksternal ··· 12

2.2.1.2. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal ··· 12

2.2.1.3. Diagnosis dan Analisis Lingkungan ··· 15

2.2.2. Orientasi Strategi ··· 16

2.2.2.1. Pengertian Orientasi Strategis ··· 16

(7)

2.2.3.2. Pengertian Pelaporan ··· 23

2.2.6. Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan ··· 31

2.2.7. Pengaruh Orientasi Strategi tehadap Kinerja Perusahaan ··· 31

2.2.8. Pengaruh Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan ··· 33

2.2.9. Pengaruh Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategi dan Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan ··· 34

2.3. Keranka Pikir ··· 37

2.4. Hipotesis ··· 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran variabel ··· 40

(8)

3.4.2. Uji Reliabilitas ··· 48

4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas ··· 69

(9)

BAB V KEIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ··· 86

5.2 Saran ··· 86

(10)

Tabel 1.1. Data target dan Realisasi Periode Tahun 2004 – 2009 PG.

Watoetoelis ··· 4

Tabel 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Lingkungan Eksternal ··· 66

Tabel 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Orientasi Strategi ·· 67

Tabel 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Sistem Kontrol Akuntansi ··· 68

Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden tentang Kinerja Perusahaan 69

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas ··· 70

Tabel 4.6. Hasil Uji Reliabilitas ··· 71

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ··· 72

Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinieritas ··· 73

Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas ··· 74

Tabel 4.10. Hasil Pendugaan Parameter regresi Linier berganda ··· 75

Tabel 4.11. Hasil analisis Hubungan Kesesuaian model ··· 77

Tabel 4.12. Koefisien Determinasi (R square / R2) ··· 77

Tabel 4.13. Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial ··· 78

(11)

Gambar 2.1. Faktor – Faktor Lingkungan Pokok ··· 11

Gambar 2.2. Diagram Kerangka Pikiran ··· 39

Gambar 3.1. Distribusi Daerah keputusan Durbin Watson ··· 50

Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)

(12)

Ayu Kusuma Dewi

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi seperti sekarang ini perkembangan dunia usaha di Indonesia sedang mengalami masa sulit. Pada umumnya, perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan misalnya untuk memperoleh laba, meningkatkan nilai kesejahteraan karyawan dan sebagainya. Strategi merupakan alat untuk melakukan adaptasi dan merupakan faktor penentu utama kinerja perusahaan. Disamping itu kondisi lingkungan eksternal perusahaan dapat digambarkan dalam sebuah kontinum, dari kondisi yang menguntungkan sampai kondisi tidak ramah. Semakin baik hubungan sistem kontrol dengan faktor kontekstual semakin tinggi kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi terhadap kinerja perusahaan pada Pabrik Gula Watoetoelis. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden yang terdiri dari 4 Kepala Bagian (KaBag) dan 26 Kepala Seksi (KaSie) PG. Watoetoelis Sidoarjo, sedangkan smuber data yang digunakan ini beraasal dari jawaban kuesioner yang disebar pada 30 Responden tersebut ,dan kuesioner terdiri dari 27 pertanyaan yang dibagi menjadi 4 bagian. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Berganda dengan alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS. 16.0

For windows. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan lingkungan eksternal, orientasi

strategi dan sistem kontrol akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada Pabrik Gula Watoetoelis.

Kata Kunci: lingkungan eksternal, orientasi strategi, sistem kontrol akuntansi dan kinerja perusahaan

ABSTRACT

Along with the development of the age in the era of globalization, the development of the business community in Indonesia is experiencing hard times. In general, the company founded by a variety of purposes such as to earn a profit, increase the value of employee welfare and so forth. After a goal is set, companies need to determine a strategy so that goals can be achieved. Strategy is a tool for adaptation and is a major determinant of company performance. Besides, external environmental conditions can be described in a continuum, from the favorable conditions until the conditions are not friendly. This study aims to determine the effect of external environment, strategic orientation and accounting control systems on firm performance in the Sugar Factory Watoetoelis.The sample used in this study were 30 respondents consisting of 4 Head of Department (Head) and 26 Head of Section (Kasie) PG. Watoetoelis Sidoarjo, whereas the data used in this smuber beraasal of the answer questionnaire was distributed to 30 respondents, and questionnaire consisted of 27 questions divided into 4 parts. The data obtained were analyzed by using the Regression Test with the tools that computer using SPSS program. 16.0 For Windows. Based on the analysis concluded the external environment, strategic orientation and accounting control systems affect the performance of companies in Sugar Mill Watoetoelis.

Keywords : external endfironent, strategic orientation, system control accounting and

(13)

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi seperti

sekarang ini segala sesuatu berjalan dan berkembang dengan pesat.

Perkembangan dunia usaha di Indonesia sedang mengalami masa sulit. Krisis

moneter yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat belum juga

berakhir. Para pengusaha harus lebih pandai dalam mencari peluang pasar.

Pada umumnya, perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan

misalnya untuk memperoleh laba, memaksimalkan nilai satuan,

meningkatkan nilai penjualan, meningkatkan nilai kesejahteraan karyawan

dan sebagainya. Setelah tujuan di tetapkan, perusahaan perlu menentukan

strategi supaya tujuan dapat tercapai. Banayak faktor yang mempengaruhi

perumusan dan pengendalian strategi perusahaan, dimana faktor-faktor terdiri

dari faktor internal dan eksternal. (Fredianto dan Zulaikha, 1999).

Faktor internal relative berasal dalam kondisi menejemen perusahaan,

sedangkan faktor eksternal di pandang sebagai kondisi dinamis yang

menciptakan kesempatan (opportunities), ancaman (treath), menyediakan

sumber daya dan informasi tetapi tidak terkendali dan sulit untuk di ramalkan

perubahannya, maka dari itu pentingnya menyelaraskan kapabilitas

perusahaan dengan perubahan lingkungan yang terjadi secara terus menerus.

Jika lingkungan eksternal berubah maka perusahaan dituntut untuk mampu

mengakomodasikan dirinya dengan perubahan tersebut. (Fredianto dan

(14)

Strategi merupakan alat untuk melakukan adaptasi dan merupakan

faktor penentu utama kinerja perusahaan. Kondisi lingkungan eksternal

perusahaan dapat di gambarkan dalam sebuah kontinum, dari kondisi yang

menguntungkan sampai kondisi yang tidak ramah. Lingkungan yang tidak

ramah di pandang sebagai kondisi yang negatif dan penuh ketidak pastian

yang berada di luar kendali perusahaan yang di tandai dengan iklim industri

yang tidak menentu, persaingan yang ketat, perubahan yang mendadak,

terputus-putus dari lingkungan. Dalam kondisi lingkungan yang seperti ini

peluang yang tersedia relatif sedikit. Sebaliknya kondisi lingkungan eksternal

yang menguntungkan mengammbarkan kondisi lingkungan eksternal yang

relatif stabil, aman dan tersedia peluang pasar dan sumber investasi yang

berlimpah. Sektor-sektor lingkungan meliputi antara lain konsumen, pesaing,

pemerintah, pemasok, distributor, sikap masyarakat, ekonomi dan teknologi.

(Fredianto dan Zulaikha, 1999).

Dalam studi-studi yang telah dinyatakan bahwa sistem kontrol

organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan organisasi

hubungan ini tidak secara langsung demikian, tetapi terdapat faktor yang

kontekstual yang ada dalam sistem kontrol organisasi dan kinerja organisasi

ini. Semakin baik hubungan sistem kontrol dengan faktor kontekstual

semakin tingggi kinerja yang di capai suatu organisasi. Faktor kontekstual ini

terdiri dari berbagai faktor yaitu ketidak pastian, teknologi, industri, dan

strategi kompotitis. (Syafruddin, 2001).

Sistem pengendalian ini di perlukan oleh menejemen untuk

(15)

organisasi yang juga bisa di sebut dengan sistem pengendalian administratif,

desain untuk mengatur adalah mengarahkan aktifitas anggota organisasi

sesuai dengan yang di kehendaki oleh pemimpin organisasi akan tetapi,

keefektifan suatu sistem pengendalian di tentukan oleh seberapa jauh sistem

tersebut sesuai dengan karakteristik organisasi pendekatan kontijensi

mengatakan bahwa sistem pengendalian akan lebih menunjang pencapaian

tujuan organisasi apabila desainnya sesuai dengan karakteristik organisasi.

Secara argumentatif maupun berdasarkan bukti empiris, dalam

kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang tidak ramah (hostile

environment), orientasi strategi yang tepat dan sistem kontrol akutansi yang

baik mempunyai dampak positif terhadap kinerja. (Fredianto dan Zulaikha,

1999).

PG. Watoetoelis merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang memproduksi gula. Sebagai perusahaan yang bergerak di

bidang industri, PG. Watoetoelis harus mengikuti perkembangan teknologi

sehingga diperlukan kemampuan para menejer yang semakin tinggi untuk

memprediksi lingkungan di sekitar terutama lingkungan eksternal, orientasi

strategi, dan dalam melakukan tugasnya merancang sistem kontrol akutansi

sebagai suatu sistem informasi yang terintegrasi memegang peranan penting

dalam hal memberikan masukan data keuangan untuk tujuan perencanaan,

pengendalian dan pembuatan keputusan menejemen.

Tuntutan perusahan terhadap kinerja manajer yang baik adalah untuk

menjaga eksistensi atau kelangsungan operasional perusahaan, akan tetapi

(16)

Sidoarjo, menunjukkan bahwa besarnya realisasi hasil penjualan tidak sesuai

dengan besarnya target penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan. Hal ini

dapat dilihat dari data target dan realisasi penjualan untuk tahun 2004 – 2009

yang disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penjualan PG. Watoetoelis, Sidoarjo

Tahun 2004 – 2009

Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan

2004 Rp.75.184.000.000 Rp.68.217.000.000

2005 Rp.95.630.000.000 Rp.79.094.000.000

2006 Rp.110.772.000.000 Rp.82.530.000.000

2007 Rp.118.858.000.000 Rp.95.639.533.644

2008 Rp.129.304.000.000 Rp.38.228.136.272

2009 Rp.150.051.000.000 Rp.112.447.098.509

Sumber : PG. Watoetoelis, Sidoarjo, 2009

Berdasarkan tabel 1.1 diatas, dapat diketahui bahwa besarnya nilai

realisasi hasil penjualan dari mulai tahun 2004 – 2009 tidak sesuai dengan

besarnya target penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan, hal ini

kemungkinan disebabkan karena faktor lingkungan eksternal yang kurang

mendukung, misalnya dalam hal ini perubahan lingkungan yang dapat

mempengaruhi PG. Watoetoelis dalam mengambil bahan baku, karena bagus

atau tidaknya kualitas bahan baku bergantung pada perubahan lingkungan.

Selain itu orientasi strategi yang di terapkan oleh PG. Watoetoelis masih

belum maksimal. Dalam hal ini dapat di lihat dari operasional perusahaan.

Hal ini didukung oleh pendapat Bapak Juwanto selaku Kepala Bagian

(17)

Watoetoelis masih banyak menggunakan alat-alat yang tradisional, sihingga

dalam operasionalnya menyerap banyak tenaga kerja. Hal ini menyebabkan

meningkatnya biaya operasional, sehingga secara tidak langsung berpengaruh

terhadap sistem kontrol akutansi yang diterapkan PG. Watoetoelis, Sidoarjo.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh

Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategi dan Sistem Kontrol Akuntansi

Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PG. Watoetoelis, Sidoarjo”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,

maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu

“Apakah lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ?”

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini,

yaitu untuk meneliti, dan membuktikan serta mengetahui pengaruh dari

lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol akuntansi terhadap

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang dikemukakan,

manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat unutk

memperoleh informasi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan

agar lebih produktif dan efisien.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

perbendaharaan referensi dan mungkin dapat memberikan ide untuk

pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang akan mengadakan

penelitian dalam bidang yang berkaitan dalam tulis penelitian di masa

mendatang.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

perbandingan antara teori yang diterima semasa kuliah dengan praktek

yang dilakukan perusahaan serta untuk mengetahui kesulitan yang

(19)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang

dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait

dengan penelitian ini, pernah dilakukan oleh

1. Fredianto dan Zulaikha (1999)

Judul :

Hubungan Lingkungan Eksternal, Orientasi Strategik dan

Kinerja Perusahaan Studi Terapan pada Industri Manufaktur

Menengah – Kecil, di Kotamadya Semarang”

Permasalahan :

Bagaimana hubungan antara lingkungan eksternal, orientasi

strategi, dan kinerja perusahaan ?

Kesimpulan :

Bahwa paradikma hubungan antara lingkungan eksternal,

orientasi strategi, dan kinerja perusahaan berbasiskan teori kontigensi

bila diterapkan dan dapat menjelaskan konfigurasi lingkungan

eksternal-orientasi strategi dan implikasinya terhadap kinerja perusahaan.

2. Syafruddin (2001)

Judul :

“Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan Pada Sistem

(20)

Permasalahan:

Apakah dinamika lingkungan akan moderasi hubungan sistem

kontrol akuntansi?

Kesimpulan:

Dinamika lingkungan yang ada disekitar organisasi merupakan

factor pengaruh moderasi terhadap hubungan sistem kontrol akuntansi

dan kinerja perusahaan.

3. Muafi (2008)

Judul :

Pengaruh Derajat Kesesuaian Orientasi Strategi,

Lingkungan Eksternal, Struktur Saluran Ekspor, Budaya

Organisasi dan Kinerja Ekspor”

Permasalahan :

a. Apakah kinerja ekspor perusahaan manufaktur di jawa timur akan

meningkat jika ada kesesuaiaan antara orientasi strategi dengan

lingkungan eksternal, struktur saluran ekspor, dan budaya

organisasi secara konfigurasi ?

b. Apakah kinerja ekspor perusahaan manufaktur di jawa timur akan

meningkat jika ada kesesuaian antara orientasi strategi dengan

lingkungan eksternal, struktur saluran ekspor, dan budaya

organisasi secara kontijensi.

Kesimpulan :

a. Kesesuaiaan antara orientasi strategi dengan lingkungan eksternal,

struktur saluran ekspor, dan budaya organisasi secara konfigurasi

(21)

b. Terdapat pengaruh peningkatan kinerja ekspor dengan kesesuaian

antara orientasi strategi dengan lingkungan eksternal, struktur

saluran ekspor, dan budaya organisasi secara kontijensi.

4. Dwirandra (2009)

Judul :

“Pengaruh Interaksi Ketidakpastian Lingkungan,

Desentralisasi, dan Agregat Informasi Akuntansi Manajemen

terhadap Kinerja Manajerial“

Permasalahan :

a. Apakah pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat informasi

sistem akuntansi manajemen, dan tingkat persepsi ketidakpastian

lingkungan terhadap kinerja manajerial ?

b. Apakah interaksi tingkat desentralisasi yang tinggi dan agregat

informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan

berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial bagi paramanajer

dengan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang rendah ?

c. Apakah interaksi tingkat desentralisasi yang tinggi dan agregat

informasi system akuntansi manajemen yang tinggi akan

berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial bagi para manajer

dengan tingkat persepsi ketidakpastian lingkungan yang tinggi ?

Kesimpulan :

a. Terdapat pengaruh interaksi tingkat desentralisasi, agregat

informasi system akuntansi manajemen, dan tingkat persepsi

(22)

b. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi

sitem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh

negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi

ketidakpastian yang rendah.

c. Kombinasi derajat desentralisasi yang tinggi dan agregat informasi

sistem akuntansi manajemen yang tinggi akan mempunyai pengaruh

negatif pada kinerja manajer yang memiliki tingkat persepsi

ketidakpastian lingkungan yang tinggi.

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu

adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada

objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan

merupakan replikasi.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Lingkungan

2.2.1.1.Pengertian Lingkungan

Lingkungan merupakan kombinasi antara sumber-sumber alam

dan kebudayaan seseorang dalam masyarakat pengertian lingkungan

menurut Irawan dan Swasta (1986:43) adalah jumlah dari seluruh faktor

eksteren yang mempengaruhi individu atau masyarakat.

Secara realita perusahaan merupakan sebuah produk dari beberapa

lingkungan dan untuk mempertahankannya perusahaan harus dapat

menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

Perusahaan dikelilingi oleh lingkungan dengan karakteristik berbeda-beda

(23)

Faktor-faktor lingkungan pokok tersebut menurut Irawan dan

Swasta (1986:43) adalah:

1. Lingkungan fisik dan teknologi yang meliputi tanah, iklim, udara, dan

air. Perusahaan akan menggantungkan pada sumber daya alam

tersebut.

2. Lingkungan perekonomian dan perpajakan. Lingkungan ini

menerangkan tentang sistem pasar pada sumber-sumber daya alam

saat diolah, diprediksi dan didistribusikan kepada masyarakat.

3. Lingkungan pemerintahan. Lingkungan ini menitikberatkan pada

peranan pemerintah serta kebijakan dalam mengembangkan bisnis.

4. Lingkungan hukum dan etika. Lingkungan ini merupakan latar

belakang hokum dan peraturan tentang operasi yang dijalankan

perusahaan.

5. Lingkungan internasional. Lingkungan ini menyangkut hubungan

internasional dengan Negara-negara lain atau dengan perusahaan

asing diluar negri dalam bidang ekspor impor.

Gambar 2.1: Faktor-Faktor Lingkungan Pokok

(24)

2.2.1.2.Lingkungan Eksternal

Lingkungan perusahaan dibagi dalam lingkungan paling dekat dan

lingkungan paling jauh yang menunjang ataupun tidak menunjang.

1. Lingkungan paling dekat dengan organisasi yaitu lingkungan yang

secara langsung mempengaruhi startegi, mencakup antara lain

pesaing, pelanggan, pemasok dan pemerintah.

2. Lingkungan umum yang secara tidak langsung mempengaruhi

strategi atau disebut outher layer, general environment, remote

enviroment, makro environment, meliputi antara lain sektor ekonomi

politik dan sosial (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 596)

Ada dua pendekatan untuk mengukur lingkungan eksternal

perusahaan yaitu : ukuran obyektif dan subyektif. Pengukuran Subyektif

berdasarkan pada atensi dan interpretasi manager terhadap

lingkungannyan dan memungkinkan peneliti menggambarkan lingkungan

organisasi berdasarkan prespektif anggota organisasi.

Sedangkan ukuran obyektif umumnya bedasarkan data industry

seperti pertumbuhan, penjualan industri dan rasio konsentrasi industri

(Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 596).

2.2.1.3.Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal

Faktor-faktor lingkungan Eksternal terdiri dari beberapa sector

(Robinson, 1997 : 93), Yaitu:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah system

(25)

dipengaruhi oleh kesejahteraan relative berbagai segmen pasar, dalam

perencanaan strateginya perusahaan harus mempertimbangkan

kecenderungan ekonomi disegmen-segmen yang mempengaruhi

industrinya. Baik ditingkat Nasional maupun Internasional,

perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan kredit secara

umum. Tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan (Disposable

Income), serta kecenderungan belajar masyarakat (Propensity to

spend). Suku bunga primer, laju inflasi, serta kecenderungan

pertumbuhan PNB merupakan faktor-faktor ekonomi lain yang harus

dipertimbangkan (Pearce and Robinson, 1997 : 93).

2. Faktor Sosial

Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah

kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di

lingkungan eksternal perusahaan yang berkembang dari pengaruh

cultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik. Perubahan

sikap social, merubah permintaan akan berbagai jenis pakaran buku,

kegiatan waktu senggang, dan sebagainya. Seperti kekuatan-kekuatan

lain di lingkungan eksternal kekuatan social bersifat dinamik, dan

selalu berubah sebagai akibat upaya orang-orang untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian dan

penyesuaian diri terhadap faktor-faktor Lingkungan (Pearce and

Robinson, 1997 : 93).

3. Faktor Politik

Arah dan stabilitas factor-faktor politik merupakan

(26)

perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan

regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik

dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan

yang adil, undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan

upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga,

batasan administrative, dan banyak lagi tindakan yang dimaksudkan

untuk melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan

lingkungan. Karena undang-undang dan peraturan demikian biasanya

bersifat membatasi, mereka cenderung mengurangi potensi laba

perusahaan. (Pearce and Robinson, 1997 : 98).

4. Faktor Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi,

perusahaan harus mewaspadai perubahan teknologi yang mungkin

mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat

membuka kemungkinan terciptanya produk baru, penyempurnaan

produk yang sudah ada atau penyempurnaan dalam teknik produksi

dan pemasaran. Terobosan teknologi dapat mempunyai dampak

segera dan dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat

membuka pasar dan produk baru yang canggih atau dapat juga

mempersingkat usia fasilitas produksi (Pearce and Robinson, 1997 :

99).

5. Faktor Ekologi

Faktor yang paling menonjol dalam lingkungan eksternal

seringkali adalah hubungan timbal balik antara bisnis dan ekologi.

(27)

hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung

kehidupan mereka. Ancaman terhadap ekologi pendukung kehidupan

kita yang utamanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam suatu

kegiatan masyarakat industrial biasanya dinamakan polusi (Pearce

and Robinson, 1997 : 100).

2.2.1.4.Diagnosis dan Analisis Lingkungan

Menurut Glueck dan Jauch (1994 : 96) diagnosis lingkungan

adalah kegiatan penyusunan strategi yang terdiri atas pembuatan

keputusan-keputusan manajerial dengan menilai pentingnya informasi

tentang kegiatan-kegiatan dan tantangan-tantangan yang ditemukan dalam

analisi lingkungan.

Analisis lingkungan adalah proses dengan mana penyusunan

strategi dapat memonitor kesempatan dan tantangan lingkungan serta

untuk menentukan sifat, fungsi dan hubungannya. Analisis lingkungan

meliputi kegiatan mengidentifikasi strategi yang dilaksanakan sekarang

dan prediksi lingkungan masa depan. Dalam mengumpulkan informasi

untuk analisis lingkungan, penyusunan strategi dapat menggunakan

informasi Verba. Informasi tertulis, penyelidikan dan pengamatan.

Peramalan dan studi formal serta sistem informasi manajemen Glueck dan

Jauch (1994 : 96).

Menurut Glueck dan Jauch (1994 : 100) pentingnya analisis dan

diagnosis lingkungan.

1. Lingkungan berubah sangat cepat dan dinamis, sehingga para manajer

(28)

2. Para manajer perlu menyelidiki lingkungan untuk :

a. Menentukan apakah factor-faktor lingkungan saat sekarang

mengancam strategi perusahaan saat sekarang dan pencapaian

tujuan perusahaan.

b. Menentukan apakah factor-faktor lingkungan saat sekarang

memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk

pencapaian tujuan dengan cara menyesuaikan strategi

perusahaan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis dan diagnose

lingkungan perlu dilakukan di lingkungan ekstenal perusahaan untuk

mengantisipasi berbagai kemungkinan keadaan yang muncul sehingga

perusahaan dapat tetap bertahan.

2.2.2 Orientasi Startegi

2.2.2.1 Pengertian Orientasi Startegi

Menurut Nawawi (2003 : 350) orientasi adalah usaha membantu

para pekerja agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi dengan

situasi atau dengan lingkungan perusahaan, sedangkan menurut Anonim

(2008 : 630) orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah,

tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat disimpulkan

bahwa orientasi adalah usaha membantu para pekerja untuk menentukan

sikap yang tepat dan benar serta mampu beradaptasi dengan situasi

lingkungan atau dengan iklim bisnis suatu organisasi atau perusahaan.

Strategi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan metode yang

(29)

aktual (Porter, 1996) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999), sedangkan

menurut Sukanto (1996 : 31) strategi adalah pondasi tujuan organisasi dan

pola gerak dan pendekatan manajeman mencapai tujuan.

Orientasi strategi menunjukan pada sekumpulan nilai-nilai yang

secara konsisten menjadi pedoman bagi tindakan dan respon strategi suatu

perusahaan, atau mengacu bagaimana organisasi menggunakan startegi

untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan (Manu dan Sriram,

1996) dalam Fredianto dan Zulaikha (1999)

Pada penelitian ini, dimensi-dimensi orientasi strategik yang

dilibatkan mengacu pada orientasi kewirausahaan yang menurut Suryana

(2001:117) strategi kewirausahaan menyangkut kesesuaian kemampuan

internal dan aktifitas perusahaan dengan lingkungan eksternal dimana

perusahaan harus dapat bersaing dengan menggunakan

keputusan-keputusan strategi dalam melakukan startegi dari ketiga strategi tersebut.

1. Berada pertama dipasar dengan produk dan jasa baru (berani

mengambil resiko)

2. Posisikan produk dan jasa baru pada relung pasar yang dilayani

(proaktifitas)

3. Merubah karakteristik produk pasar atau industri (inovasi)

2.2.2.2 Dimensi - Dimensi Orientasi Startegi

1. Kemauan Untuk Melakukan Inovasi

Kemauan untuk melakukan inovasi mencerminkan

(30)

baru, eksperimen dan proses kreatif yang menghasilkan prosuk,

layanan, proses perubahan teknologi baru. Dalam lingkup perusahaan

manufaktur inovasi mencakup penciptaan, peningkatan, dan

perluasan produk, proses dan teknologi. Namun inovasi produk dan

proses merupakan hal yang terpenting bagi starategi bisnis suatu

perusahaan.

Pendapat ini mendapat dukungan dari Zahra dan Dass (1993)

dalam Fredianto dan Zulaikha (1999) Dimana dalam konteks

perusahaan manufaktur, inovasi (produk, proses dan teknologi) yang

benar-benar baru atau hanya merupakan modifikasi dari produk,

proses atau teknologi yang telah ada.

2. Pro Aktivitas

Pro aktivitas seringkali digambarkan sebagai paling cepat

melakukan inovasi dan pertama mengintrodusir produk atau layanan

baru pada suatu pasar. Sehingga suatu perusahaan yang proaktiv

adalah pemimpin bukan pengikut, karena perusahaan tersebut

memiliki kemauan dan kemampuan jauh kedepan untuk menangkap

peluang.

Lawan dari perusahaan yang pro aktif adalah perusahaan yang

pasif, yang menggambarkan perusahaan yang tidak mampu

menangkap peluang atau tidak mampu menjadi pemimpin pasar

(Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 601).

3. Berani Mengambil Resiko

Pada umumnya konsep berani mengambil resiko dijelaskan

(31)

Zulaikha (1999). Hal ini bisa dipahami pemilik atau manajer puncak

(Top Manajemen) memiliki pengaruh yang kuat terhadap stategi

maupun filosofi bisnis perusahaan terutama pada perusahaan kecil.

Sehingga pemilik atau manajer perusahaan merupakan pusat dari

perilaku perusahaan.

Teori prospek menjelaskan bahwa manajer atau pembuat

keputusan dalam perusahaan cenderung menghindari resiko (risk dan

verse) ketika pengalaman dari hasil yang didapatkan, dirasakan

memuaskan atau berada diatas target. Dan jika sebaliknya cenderung

berani mengambil resiko jika hasil yang dirasakan tidak memuaskan

(Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 602).

2.2.3 Sistem Kontrol Akuntansi

Menurut Murdick, dkk (1993:16), Sistem mempunyai arti

seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau prosedur atau bagian

pengolahan yang mencari suatu tujuan atau tujuan-tujuan bersama dengan

mengoperasikan data dan atau barang pada waktu tertentu untuk

menghasilkan informasi atau barang.

Sedangkan menurut Supriyono (2000:16) mendefinisikan system

dalam pengertian sistematik adalah “aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan

berdasar pada urutan prosedur-prosedur atau prosedier selangkah demi

selangkah“.

Menurut Mockler (1994:241) pengendalian adalah suatu upaya

(32)

perncanaan-perencanaan system umpan balik informasi membandingkan kinerja

sesungguhnya dan standar terlebih dahulu ditetapkan itu menentukan

apakah ada penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan

yang diperlukan untuk menjamin sehingga semua sember daya perusahaan

tengah digunakan sedapat mungkin dengan cara yang paling efektif dan

efisien guna tercapainya sasaran perusahaan.

Menurut Supriyono (2000:212) pengendalian adalah

mengembangkan, menguji dan merevisi standar untuk alat pengendalian

lainnya untuk mengukur prestasi sesungguhnya, membantu manajemen

dalam mendorong pelaksanaan dengan menggunakan alat pengendalian

yang sudah ditentukan, menyusun untuk menyediakan laporan prestasi pada

pihak-pihak yang berhak menerima dan memelihara sistem pengendalian.

Menurut Pearce and Robinson (1997:489) langkah-langkah dalam

proses pengendalian :

1. Menetapkan Standar Kinerja

2. Mengukur Kinerja

3. Mengidentifikasi Penyimpangan (Deviasi) dari Standar

4. Melakukan Tindakan Koreksi (perbaikan)

Mengukur hasil-hasil dari suatu tindakan yang telah dirampungkan

menurut Smith dan Skousen (1995:3) akuntansi mempunyai arti

“Acoounting is a service activity it’s function is provide quantitative

information, primary financial is nature, about economic decisions in

making reassumed choice among alternatife course of action”. Adalah

(33)

fungsinya adalah menyajikan informasi keuangan yang bersifat kuantitatif

mengenai kesatuan ekonomi yang berguna dalam pembuatan keputusan

ekonomi pada saat memilih diantara beberapa pilihan tindakan yang ada.

Ini diperkuat oleh pendapat Siegel (1989:1) yang menyatakan “accounting

is a services discipline whose function is to provide relevant and timely

information about the financial affairs of business and not for profit antities

to assist internal and external user in making economic decissions ” atau

dengan kata lain akuntansi adalah penyedia yang berfungsi untuk

melengkapi informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah

keuangan dari kesatuan usaha bisnis dan non profit untuk memberikan

pengguna laporan keuangan baik eksternal maupun internal dalam

mengambil keputusan.

Maka dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia

informasi sehingga menurut Weygandt dan Kieso (1995:9), akuntansi

adalah suatu system yang mengumpan balik informasi kepada berbagai

organisasi dan pribadi yang dapat mereka gunakan oleh memperbaiki

lingkungan mereka oleh sebab itu akuntansi memegang peranan penting

dimana menurut Warren dan Fess (1984 : 2) akuntansi merupakan proses

mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi

memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat bagi pemakai

informasi yang bersangkutan.

Dari beberapa definisi mengenai akuntansi diatas maka dapat

disimpulkan bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi

(34)

menjadi dasar bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan

sehingga akuntansi juga disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi

mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan dan lainnya

kepada pembuat keputusan. Selain itu juga akuntansi disebut sebagai sistem

informasi karena menerima informasi dari lingkungan, mengukurnya,

mencatat, memproses dan mengeluarkan laporan kembali ke lingkungan

dan orang-orang mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.

Menurut Simons (1987:101) dalam Syafruddin (2001) sistem

control akuntansi adalah semua proses dan system formal yang

menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas

organisasi. Yang termasuk dalam sistem kontrol akuntansi adalah sistem

perencanaan sistem pelaporan dan prosedur monitoring yang berdasarkan

pada informasi.

2.2.3.1 Pengertian Perencanaan

Menurut Heckret (1996 : 12) perencanaan adalah menetapkan dan

memelihara suatu rencana operasi yang terintegrasi sejalan dengan

sasaran dan tujuan perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka

panjang, menganalisa, merevisi (bila perlu), mengkomunikasikan kepada

semua tingkat manajemen serta menggunakan sitem-sistem dan

prosedur-prosedur yang cocok.

Menurut Supriyono (2000 : 213) perencanaan adalah

mengkoordinasi semua penyusunan dan pemeliharaan secara strategi

sampai rencana kegiatan, baik jangka pendek (dalam bentuk anggaran

(35)

Mengintegrasi rencana-rencana tersebut melalui saluran-saluran

manajemen yang mempunyai wewenang mengotorisasi, menyelaraskan

rencana tersebut dan mengadakan revisi yang diperlukan, serta

menentukan sistem dan prosedur penyusunan dan pemeliharaan rencana

tersebut.

2.2.3.2 Pengertian Pelaporan

Menurut Heckret (1996 : 12) pelaporan adalah menyusun,

menganalisa dan menginterprestasikan hasil-hasil keuangan yang

digunakan untuk manajemen dalam proses pengambilan keputusan,

mengevaluasi data dalam hubungannya dengan tujuan perusahaan untuk

tujuan satuan organisasinya : menyiapkan dan menyampaikan

berkas-berkas laporan ektern yang diperlukan untuk memenuhi permintaan

instansi pemerintah, para pemegang saham, institusi keuangan, para

pelanggan dan masyarakat umum.

Menurut Supriyono (2000 : 212) pelaporan adalah menyusun,

menganalisis dan menginterprestasikan laporan keuangan intern dan

tahunan dalam bentuk realisasi dan proyeksi untuk dipakai oleh

manajemen dan menyatukan laporan-laporan yang diperlukan pihak

ekternal.

Prinsip pelaporan sebagian manajer, biasa dan pasif menerima

saran dari analisis system dalam kaitanya dengan sifat laporan yang

diterimanya dan yang lain terus menerima laporan yang biasa

(36)

mengambil peran aktif dalam menentukan jenis dan isi informasi laporan

yang diterimanya. Beberapa prinsip yang harus diikuti apakah memiliki

laporan :

1. Laporan harus menonjolkan informasi terpenting

2. Laporan harus seringkas mungkin

3. Harus disediakan dukungan (back up)

4. Sistem pelaporan manajemen biasanya dalam transisi

5. Setiap laporan harus berformat keputusan

6. Terstruktur untuk melaporkan kinerja.

2.2.3.3 Pengertian Monitoring (Pengawasan)

Pengawas adalah “pengaturan kebiasaan dalam organisasi”.

Pengawasan juga telah didefinisikan sebagai proses dimana kerjasama

tingkat manajer memastikan bahwa tingkat manajer menegah melakukan

atau mengarahkan sasaran strateginya pada organisasi.

Sudah adakah ukuran untuk standar kinerja dibandingkan tindakan

apa yang perlu diambil agar segala sesuatu sesuai dengan ukuran yang

telah disetujui bersama. Demikianlah semua ini harus dikaji agar

perusahaan berhasil.

Kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri organisasi merupakan

tonggak penentu keberhasilan perusahaan. Dalam pihak perusahaan

konsultan Mc. Kinsey mengemukakan 8 syarat keberhasilan perusahaan

(Sukamto, 1996 : 31) sebagai berikut :

(37)

2. Struktur yang merupakan keranka dasar tanggung jawab fungsi,

komunikasi, informasi dan proses pengambilan keputusan.

3. Sistem yaitu fasilitas perencanaan dan pengawasan yang dilakukan

dalam organisasi

4. Staf, yang berupa sumber daya manusia

5. Keterampilan, yaitu kemampuan staf dan keseluruhan karyawan

dalam organisasi

6. Corak manajemen, berupa prilaku manajemen dalam memimpin dan

memotivasi organisasi dalam pencapaian tujuan.

7. Nilai dalam tujuan bersama, yaitu mulai tujuan yang diakui bersama

sebagai perekat organisasi.

8. Sukses manajemen lancar.

2.2.4 Kinerja Perusahaan

2.2.4.1 Pengertian Kinerja Perusahaan

Perusahaan sebagai suatu organisasi yang mempunyai tujuan

tertentu yang menunjukkan apa yang ingin dilakukan untuk memenuhi

kepentingan anggotanya. Dalam menilai apakah tujuan yang telah

ditetapkan tersebut dapat dicapai tidaklah mudah dilakukan, karena hal ini

menyangkut semua aspek manajemen yang harus dipertimbangkan oleh

perusahaan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan

dalam menjalankan operasinya telah sesuai dengan rencana dan tujuannya

adalah dengan melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan itu

(38)

Helfert (1996 : 67). Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak

keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen

yang memerlukan analisa dampak keuangan dan ekonomi, sesangkan

Kinerja perusahaan adalah suatu tingkat dimana individu dan organisasi

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut

Anthony (1990 : 12) pengertian efektif adalah kemampuan suatu unit

untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan dan efisien adalah

menggambarkan beberapa masukkan (input) yang diperlukan untuk

menghasilkan suatu unit keluaran (output). Jadi kinerja perusahaan adalah

tingkat perbandingan antara nilai yang duhasilkan atau realisasi yang

diperoleh perusahaan dengan nilai yang diharapkan.

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan

bahwa kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual

yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen yang memerlukan

analisa dampak keuangan dan ekonomi.

2.2.4.2 Pengukuran Kinerja

Setiap perusahaan memerlukan pengukuran kinerja yang selama

ini dicapai perusahaan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui

seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai

tujuan.

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) penilaian kinerja

adalah penentuan seacar periodik efektivitas operasional suatu organisasi,

bagian organisasi dan personelnya berdasarkan sasaran, standar, dan

(39)

Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi personel

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku

yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil

yang diinginkan oleh organisasi. Standar perilaku dapat berupa kebijakan

manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana strategik,

program, dan anggaran organisasi.

2.2.4.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan

Sistem pengukuran kinerja dapat dipakai sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan, dengan adanya pengukuran kinerja, manajemen

puncak memperoleh umpan balik tentang pelaksanaan wewenang yang

dilakukan oleh manajemen di bawahnya.

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 353) tujuan pengukuran

kinerja adalah sebagai berikut :

1. Untuk memotivasi personel dalam mencapai sasaran organisasi dan

dalam mematuhi standart perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Untuk menekankan perilaku yang tidak semestinya dan untuk

merangsang serta menegakan perilaku yang semestinya diinginkan.

2.2.4.4 Manfaat Pengukuran Kinerja

Pengukuran atau penilaian kinerja akan dapat memberikan umpan

balik dalam bentuk pengendalian strategis, yang mendorong para manjer

untuk mengevaluasi dari kinerja yang dihasilkan guna mencapai tujuan

(40)

Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001 : 228) pengukuran

dimanfaatkan oleh perusahaan untuk :

1. Pengelolaan organisasi atau perusahaan secara efektif.

Maksimalisasi motivasi personel untuk mengerahkan

usahanya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh

perusahaan dan setiap personel melaksanakan internalisasi sasaran

perusahaan secara keseluruan yang terjadi. Kesesuaian antara sasaran

individu dengan sasaran perusahaan secara keseluruhan, inilah yang

akan memotivasi personel untuk mencapai sasaran organisasi atau

perusahaan.

2. Membantu pengembalian keputusan yang berkaitan dengan

penghargaan personel.

Penilaian kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan

penghargaan personel. Agar dapat membantu personel, penghargaan

diberikan harus didasarkan atas hasil penilaian kinerja.

3. Menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

personel.

Perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembangkan

personelnya agar mereka selalu dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan lingkungan bisnis yang senantiasa berubah dan

berkembang. Hasil pengukuran kinerja dapat digunakan untuk

mengidentifikasi kelemahan personel dan untuk mengantisipasi

(41)

memberikan respon memadai terhadap perubahan lingkungan bisnis

dimasa depan. Hasil pengukuran kinerja juga dapat menyediakan

kriteria untuk memilih program pelatihan personel yang memenuhi

kebutuhan personel dan untuk mengevaluasi kesesuaian program

pelatihan tersebut dengan kebutuhan personel.

4. Menyediakan umpan balik bagi personel.

Dalam perusahaan, manajer puncak mendelegasikan sebagian

wewenangnya kepada para manajernya. Pendelegasian wewenang ini

disertai dengan alokasi sumber daya yang diperlukan. Manajer bawah

melaksanakan wewenang dengan mengkonsumsi sumber daya yang

dialokasikan kepada mereka. Penggunaan wewenang dan konsumsi

sumber daya ini dipertanggungjawabkan dalam bentuk pengukuran

kinerja.

Dengan pengukuran kinerja ini, manajer puncak memperoleh

umpan balik tentang pelaksanaan wewenang yang dilakukan oleh

manajer dibawahnya. Di lain pihak, penilaian kinerja ini memberikan

umpan balik bagi manajer bawah dan menengah tentang bagaimana

manajer puncak menilai kinerja mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Distribusi penghargaan memerlukan data hasil penilaian

kinerja personel, agar penghargaan tersebut dirasakan adil oleh

personel penerima penghargaan. Pembagian penghargaan yang tidak

adil menurut persepsi personel penerima maupun bukan penerima

(42)

2.2.5 Tugas Dan Pekerjaan Manajer

Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan mampu

menghasilkan suatu kinerja manajerial yang berbeda dengan kinerja

karyawan pada umumnya

Menurut Handoko (2003 : 29), tugas dan pekerjaan manajer yaitu

antara lain :

1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.

2. Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan – tujuan yang saling

bertentangan dan menetapkan prioritas – prioritas.

3. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan.

4. Manajer harus berpikir secara analisis dan konseptual.

5. Manajer adalah seorang mediator.

6. Manajer mengambil keputusan – keputusan yang sulit.

Para manajer memiliki waktu yang terbatas untuk mengelola

tanggung jawab mereka. Oleh karena itu mereka harus bisa memanfaatkan

manajemen waktu, dan mengalokasikan waktu pada saat mengelola tugas –

tugas mereka. Menurut Jeff Madura (2001:235) para manajer perlu

mengikuti pedoman supaya mereka dapat memanajemen waktu dengan

baik, yaitu :

1. Menetapkan prioritas yang tepat.

2. Jadwalkan waktu jeda yang panjang untuk tugas – tugas besar.

3. Meminimalkan interupsi.

4. Menetapkan sasaran jangka pendek.

(43)

2.2.6 Pengaruh Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Perusahaan

Lingkungan Eksternal merupakan lingkungan luar organisasi yang

secara langsung mempengaruhi strategi. Teori sistem menyatakan bahwa

organisasi tidak pernah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

(self-sufficient) maupun tidak pernah berdiri sendiri (selft-contained). Sebaiknya

organisasi tukar menukar sumber daya dan tergabtung pada lingkungan

eksternal, yang didefinisikan sebagai semua elemen diluar suatu organisasi

yang relevan pada operasinya. Organisasi mengambil input (bahan baku,

uang, tenaga kerja dan energi) dari lingkungan eksternal, melakukan

transformasi menjadi produk atau jasa dan mengirimkan kembali

kelingkungan eksternal sebagai output sehingga dapat meningkatkan

kinerja perusahaan (Robbins, 1994 : 63)

Seperti yang dijelaskan dalam teori sistem segala sesuatu yang

diambil dari lingkungan ekstenal akan berpengaruh terhadap kinerja.

Perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas memerlukan

bahan baku yang berkualitas pula. Sedangkan kondisi lingkungan selalu

mengalami perubahan yang dapat mempengaruhi sumber daya yang ada.

Sumber daya yang tidak memadai berpengaruh terhadap tingkat

produktivitas sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat penjualan

produk. Hal itu dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

2.2.7 Pengaruh Orientasi Strategi Terhadap Kinerja Perusahaan

Orientasi strategi menunjukkan pada sekumpulan nilai-nilai yang

(44)

perusahaan atau mengacu bagaimana organisasi menggunakan strategi

untuk beradaptasi dengan perubahan. Sedangkan strategi itu sendiri

merupakan alat untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Seperti halnya

yang dijelaskan dalam Dynamic Theory of Strategy yang mengemukakan

bahwa suatu perusahaan dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi

dipenuhi, yaitu:

1. Tujuan perusahaan dan kebijaksanaan fungsi-fungsi manajemen

(seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperihatkan

posisi yang kuat dipasar (Proaktivitas).

2. Tujuan kebijaksanaan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan

perusahaan, serta diperbaharui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan

peluang dan ancaman lingkungan eksternal (Inovasi).

3. Perusahaan harus memiliki dan menggali potensi khusus (distractive

competency) sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan (Berani

mengambil resiko).

Untuk dapat mempertahankan pangsa pasarnya perusahaan perlu

membuat strategi agar dapat mencapai keberhasilan perusahaan seperti

yang dijelaskan dalam Dinamic Theory of Strategy bahwa suatu perusahaan

bias berhasil jika tiga strategi terpenuhi diantaranya proaktivitas, inovasi

dan berani mengambil resiko (Porter, 1996) dalam Fredianto dan Zulaikha

(1999). Dalam hal ini manejer sangat berperan dalam mencapai

keberhasilan strategi perusahaan.

Dalam mengambil keputusan manajer harus berani mengambil

(45)

juga diperlukan untuk mencapai target perusahaan. Semakin tinggi target

yang dicapai maka semakin baik kinerja perusahaan. Dengan kemampuan

perusahaan untuk melakukan inovasi dan mampu menangkap peluang yang

ada atau menjadi pemimpin pasar secara tidak langsung dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

2.2.8 Pengaruh Sistem Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan

Sistem kontrol akuntansi adalah semua prosedur dan system formal

yang menggunakan informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas

organisasi. Dalam hal ini termasuk didalam sistem control akuntansi adalah

system perencanaan, system pelaporan, dan prosedur monitoring yang

didasarkan pada informasi.

Teori kontijensi menyatakan bahwa rancangan dan kegunaan system

kontrol akuntansi merupakan sesuatu yang dependen atau tergantung pada

konteks setting organisasi yang lebih baik. Match yang baik antara sistem

kontrol akuntansi dengan variabel kontijensi dihipotesakan menghasilkan

kinerja organisasi yang meningkat. (Syafruddin, 2001 : 101)

Sistem kontrol akuntansi sangat berperan penting dalam

pencapaiaan strategi bisnis yang sukses. Kesuksesan strategi yang

diterapkan oleh suatu perusahaan secara tidak langsung berpengaruh

terhadap kesuksesan kinerja perusahaan. Semakin baik sistem kontrol

akuntansi suatu perusahaan maka berarti semakin baik pula kondisi

keuangan perusahaan sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap

(46)

2.2.9 Pengaruh Lingkungan Ekternal, Orientasi Strategi, Dan Sistem

Kontrol Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan

Dalam riset ini yang dimaksud dengan atribut system kontrol

akuntansi adalah semua prosedur dan system formal yang menggunakan

informasi untuk menjaga atau mengubah pola aktivitas organisasi (Simons,

1997) dalam Syafruddin(2001). Dalam hal ini termasuk didalam sistem

kontrol akuntansi adalah sistem perencanaan, system pelaporan dan

prosedur monitoring yang didasarkan pada informasi tidak termasuk

didalam sistem kontrol akuntansi adalah mekanisme sistem kontrol

informasi seperti kontrol kultural dan kontrol sosial (Jeager, 1983) dalam

Syafruddin (2001).

Para akuntansi sangat berkepentingan terhadap pemahaman tentang

hubungan rancangan sistem kontrol akuntansi dengan berbagai variabel

organisasi seperti ukuran organisasi, teknik dan lingkungan organisasi

review literature tentang sistem kontrol akuntansi dalam suatu organisasi

tertentu, merupakan pilihan terhadap rancangan sistem kontrol akuntansi

artinya efektivitas rancangan sistem kontrol akuntansi yang ada dalam

organisasi tergantung pada konteks organisasi yang bersangkutan. Berbagai

contoh atribut sistem kontrol akuntansi adalah ketatnya sasaran yang ada

dalam anggaran, penggunaan sistem kontrol, frekwensi pelaporan dan

intensitas monitoring terhadap hasil kinerja manajemen.

Simons (1987) dalam Syafruddin (2001) menguji perbedaan sistem

kontrol akuntansi pada perusahaan yang menjalankan bisnis dengan strategi

yang berbeda yaitu strategi bertahan (defender) dan strategi prospek

(47)

Hasil studi, menunjukkan bahwa match antara mekanisme sistem

control akuntansi dengan strategi SBU menghasilkan kinerja yang lebih

tinggi. Lebih jauh dinyatakan dalam riset ini adalah perusahaan yang

mempunyai keunggulan yang kompetitif dengan strategi tertentu (apakah

bertahan atau prospector) harus didukung oleh oleh sistem kontrol

akuntansi dengan karakteristik tertentu pula. Dengan demikian pada yang

menerapkan strategi bisnis prospek secara lebih rinci disimpulkan dalam

riset Simons bahwa dilihat dari segi karakteristik, atribut sistem kontrol

akuntansi, perusahaan yang menggunakkan strategi bisnis bertahan

mempunyai atribut sistem kontrol akuntansi yang digunakan oleh

perusahaan dengan strategi prospek.

Riset yang dilakukan Fisher (1998) dalam Syafruddin (2001) juga

menguji hubungan antara faktor kontekstual dan sistem kontrol akuntansi.

Teori kontijensi menyatakan bahwa rancangan dan kegunaan sistem kontrol

akuntansi merupakan sesuatu yang dependen atau tergantung pada konteks

setting organisasi match yang lebih baik antara sistem kontrol akuntansi

dengan variabel kontijensi dihipotesiskan menghasilkan kinerja organisasi

yang meningkat, selanjutnya hipotesa yang didukung oleh data empiris.

Terakhir riset ini menyimpulkan pentingnya sistem kontrol akuntansi dalam

pencapaian yang ditetapkan manajemen top.

Riset lain yang menjelaskan peran sistem kontrol akuntansi pada

pencapaian strategi bisnis yang sukses (kesuksesan kinerja organisasi)

adalah riset yang dilakukan oleh Miller dan Frisen (1982) dalam Syafruddin

(48)

strategi entrepreneurial, yaitu strategi pengembangan pasar produk secara

kontinyu membutuhkan jenis sistem kontrol akuntansi tertentu memonitor

akses inovasinya. Disimpulkan dalam riset ini bahwa terdapat hubungan

negatif signifikan antara sistem kontrol akuntansi dengan akses inovasi

artinya semakin canggih sistem kontrol akuntansi perusahaan, maka akses

yang ditimbulkan dari inovasi pengembangan pasar produk menjadi

semakin berkurang dengan mengusulkan pandangan untuk menguatkan

teori kontijensi.

Riset-riset lain yang juga mendukung argumentasi peran sistem

kontrol akuntansi pada kesuksesan pencapaian strategi diatas adalah riset

yang dilakukan oleh para peneliti dibidang strategi dan akuntansi.

Khandualla (1972) dalam Syafruddin (2001) menunjukkan adanya peran

atau hubungan sistem kontrol akuntansi dengan kesuksesan strategi bisnis

yang dijalankannya. Dari risetnya di Kanada yaitu terhadap 92 perusahaan

manufaktur diketahui bahwa untuk mencapai kesuksesan, perusahaan

berkompetensi pada tingkat lingkungan kompetitif yang semakin

meningkat, maka perusahaan ini didukung oleh sistem kontrol akuntansi

yang lebih canggih. Riset atau study yang dilakukan Gordon dan Narayana

(1984) dalam Syafruddin (2001) merupakan riset empiris yang berkaitan

dengan hubungan-hubungan antara lingkunga organisasi, struktur

organisasi dan sistem informasi, berdasarkan studi empiris, hasil riset

menunjukkan bahwa system informasi suatu bagian yang penting dari

sistem kontrol akuntansi dan struktur organisasi, maka sistem kontrol

akuntansi dan struktur organisasi secara signifikan saling berhubungan satu

(49)

2.3. Kerangka Pikir

Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan hasil penelitian

terdahulu, maka untuk memudahkan analisis, serta untuk pendukung hasil

penelitian maka diajukan beberapa premis, sebagai berikut :

Premis 1

Teori kontijensi menyatakan bahwa keselarasan (coaligment,

congruence, fit, match) antara strategi dengan lingkungan eksternal

menentukan kelangsungan hidup dan kinerja perusahaan. (Child 1997) dalam

Fredianto dan Zulaikha (1999).

Premis 2

Teori system menyatakan organisasi tidak pernah dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri (self-sufficient) maupun tidak pernah berdiri sendiri

(self-contained). Sebaliknya organisasi tukar menukar sumber daya dan

tergantung pada lingkungan eksternal (Hempel, 1951) dalam Robbins (1994 :

63).

Premis 3

Dynamic Theory of strategy mengemukakan bahwa suatu perusahaan

dapat mencapai keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi yaitu : Proaktivitas,

Inovasi, dan Berani mengambil resiko (Porter, 1996) dalam Fredianto dan

Zulaikha (1999).

Premis 4

Strategi merupakan alat untuk melakukan adaptasi dan merupakan

faktor penentu utama kinerja perusahaan (Yeoh dan Jeong, 1995) dalam

(50)

Premis 5

Lingkungan eksternal perusahaan yang tidak ramah, orientasi strategi

dan sistem kontrol akuntansi yang tepat mempunyai dampak positif terhadap

kinerja (Becher dan Maurer, 1997) dalam Syafruddin (2001).

Premis 6

Sistem kontrol yang digunakan dalam organisasi berpengaruh secara

signifikan terhadap peningkatan kinerja organisasi (Gul and Chia, 1994)

dalam Syafruddin (2001).

Premis 7

Terdapat hubungan yang signifikan antara sistem kontrol akuntansi

(51)

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan

landasan teori, maka untuk memudahkan hipotesis yang diajukan, dibuatlah

suatu bagan kerangka berpikir, yang dapat disajikan pada gambar 2.1,

sebagai berikut

Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori

yang digunakan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Diduga lingkungan eksternal, orientasi strategi dan sistem kontrol

akuntansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Lingkungan Eksternal

(X1)

Orientasi Strategi (X2)

Kinerja Perusahaan (Y)

Uji Statistik Regresi Liner Berganda Sistem Kontrol Akuntansi

(52)

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 (tiga)

variabel bebas (X) yaitu lingkungan eksternal (X1), orientasi strategi (X2),

dan sistem kontrol akuntansi (X3), dan satu variabel terikat (Y) yaitu kinerja

perusahaan

Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut,

yaitu sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

a. Lingkungan eksternal (X1)

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang secara

langsung mempengaruhi strategi, mencakup antara lain pemasok,

pesaing, pelanggan dan pemerintah.

Indikator untuk mengukur variabel Lingkungan eksternal

yang digunakan adalah : (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 597) :

1). Informasi mengenai faktor lingkungan yang berkaitan dengan

pengambilan keputusan

2). Ketidakmampuan secara tepat menetapkan kemungkinan

faktor-faktor lingkungan itu mempengaruhi keberhasilan dan

kegagalan sebuah unit penentu dalam melaksanakan

fungsinya.

3). Informasi kerugian yang harus ditanggung akibat keputusan

(53)

b. Orientasi strategi (X2)

Orientasi strategi adalah sekumpulan nilai-nilai yang secara

konsisten menjadi pedoman bagi tindakan respon strategik suatu

perusahaan atau mengacu pada bagaimana organisasi

menggunakan strategi untuk beradaptasi terhadap perubahan

lingkungan.

Indikator untuk mengukur variabel Orientasi strategi yang

digunakan adalah : (Fredianto dan Zulaikha, 1999 : 600) :

1). Informasi yang digunakan organisasi dalam menggunakan

strategi untuk beradaptasi dengan lingkungan.

2). Orientasi strategik dapat menciptakan kualitas produk.

3). Merupakan pedoman dalam mengambil langkah-langkah

dalam perusahaan.

c. Sistem kontrol akuntansi (X3)

Sistem kontrol akuntansi adalah semua prosedur dan sistem

formal yang menggunakan informasi untuk menjaga atau

mengubah pola aktivitas organisasi.

Indikator untuk mengukur variabel Sistem kontrol

akuntansi yang digunakan adalah : (Syafruddin, 2001 : 101)

1). Sistem Perencanaan

a). Kesempatan manajer untuk membentuk keketatan

anggaran.

b). Sistem kontrol akuntansi dapat digunakan untuk untuk

membaca dan menyimpulkan situasi lingkungan

(54)

c). Sistem kontrol akuntansi dapat digunakan untuk

memonitoring langsung kerja pada manajer.

d). Sistem kontrol akuntasi dapat digunakan sebagai alat

kontrol akuntansi.

e). Data ramalan dapat digunakan sebagai kontrol akuntansi.

f). Pemakaian sistem dapat digunakan untuk

menghubungkan sasaran anggaran dengan keefektifan

hasil.

2). Sistem Pelaporan

a). Pemantauan perlu dilaksanakan dengan laporan yang

mempunyai frekuensi pelaporan rutin serta semua laporan

tepat waktu.

b). Sistem pemberian bonus berbasis rumusan.

3). Prosedur Monitoring

a). Sistem kontrol akuntansi yang digunakan dapat

disesuaikan.

b). Sistem kontrol akuntansi mempunyai kemampuan untuk

melakukan perubahan.

2. Variabel Terikat (Y)

Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan

individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen yang

(55)

Indikator untuk mengukur variabel kinerja perusahaan yang

digunakan adalah : (Murphy, (1996) dalam Zulaikha, 1999)

a. Prosedur atau aturan dalam melaksanakan aktifitas pekerjaan

b. Sistem penilaian kinerja

c. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan

d. Evaluasi kinerja

e. Peran serta atasan dalam melakukan aktifitas dengan bawahan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Adapun pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan eksternal (X1)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan pengaruh

lingkungan yang rendah sedangkan skor tertinggi (nilai 7)

menunjukkan tingginya pengaruh lingkungan. Semakin tinggi skor

yang dihasilkan menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan eksternal

(Sugiyono, 2008 : 97).

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang

diadopsi dari Ducan (1972) dengan 11 (sebelas) item pernyataan.

(56)

2. Orientasi Strategi (X2)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan tingkat

pengambilan keputusan yang rendah sedangkan skor tertinggi (nilai 7)

menunjukkan tingkat pengambilan keputusan yang baik. Semakin

tinggi skor yang dihasilkan menunjukkan penerapan orientasi strategi

yang tepat (Sugiyono, 2008 : 97)

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang

diadopsi dari Ducan (1972) dengan 5 (lima) item pernyataan.

3. Sistem kontrol akuntansi (X3)

Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah

skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan

semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola

sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7

Jawaban dengan skor terendah (nilai 1) menunjukkan sistem

penganggaran yang rendah sedangkan skor tertinggi (nilai 7)

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Gambar

Gambar 4.1.  Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)
Tabel 1.1 Data Target dan Realisasi Penjualan PG. Watoetoelis, Sidoarjo Tahun 2004 – 2009
Gambar 2.1: Faktor-Faktor Lingkungan Pokok
Gambar. 2.1 : Diagram Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara normatif hanya 31,7% perawat RSUD Dr H Moh Anwar mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan limpahan tindakan medis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan yang dapat digunakan sebagai bahan referensi oleh pihak lain yang ingin mengetahui

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber asli.. artinya data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh

71 JKON PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama. 72 JPFA PT Japfa Comfeed

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara penerimaan diri dengan kebahagiaan pada remaja Panti Asuhan di Purwokerto. Alat pengumpulan data

Dalam makalah ini akan diuraikan hasil evaluasi terhadap system dan komponen RSG-GAS dengan contoh kasus pada sistem ventilasi dan pembuatan program olah

✭❊✮ total informasi genetika yang dimiliki oleh suatu individu dan tersimpan di dalam

Sebuah sistem keamanan pada pintu. Proses buka/kunci pintu biasanya dilakukan secara manual dan biasanya kita akan memerlukan anak kunci untuk membuka atau mengunci