PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN AKHLAK SISWA DI SMA MUHAMMADIYAH LEMPANGAN
KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
ROSMINAH K 10519135711
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H / 2015 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMA Muhammadiyah Lempangan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”
Nama Penulis : Rosminah
NIM : K 10519135711
Fakultas/Jurusan : Agama Islam/ Pendidikan Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka Skripsi ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 24 Rabi’ul Akhir 1436 H 14 Februari 2015 M
Disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Markas Iskandar, S. Ag, M.Pd.I Drs. Muri Khalid, M.Pd
NBM: 659 458 NBM: 659 471
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, Penulis / Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/peneliti sendiri, Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuat atau dibantu secara langsung orang lain secara keseluruhan, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 24 Rabi’ul Akhir 1436 H 14 Februari 2015 M Penulis/ Peneliti
Rosminah K 10519135711
iii
PENGES AHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” telah diujikan pada hari Sabtu, 02 Jumadil Awal 1436 H, Bertepatan dengan 21 Februari 2015 M di hadapan tim penguji dan dinyatakan telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 04 Jumadil Akhir 1436 H 25 Maret 2015 M DEWAN PENGUJI:
1. K e t u a : Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I (...) 2. Sekretaris : Dr. Abd. Rahim Razaq, M, Pd (...) 3. Penguji I : Dr. Abd. Aziz Muslimin, M.Pd.I (...) 4. Penguji II : Dra. St. Rajiah Rusydi, M.Pd.I (...) 5. Pembimbing I : Markas Iskandar, S. Ag, M.Pd.I (...) 6. Pembimbing II : Drs. Muri Khalid, M.Pd.I (...)
Disahkan Oleh:
Dekan Fakultas Agama Islam
Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I NBM: 554 612
iv
PRAKATA
نا دﻣﺣﻟا هدﻣﺣﻧ
ﮫﻧﯾﻌﺗﺳﻧو هرﻔﻐﺗﺳﻧو
ذوﻌﻧو ﺎﺑ نﻣ رورﺷ ﺎﻧﺳﻔﻧأ تﺎﯾﺳ نﻣو
ﺎﻧﻟﺎﻣﻋأ
هدﮭﯾ نﻣ ﷲ ﻼﻓ ﮫﻟ لﺿﻣ لﻠﺿﯾ نﻣو
ىدﺎھ ﻼﻓ ﮫﻟ دﮭﺷأ ﮫﻟاﻻ نأ
ﻻا ﷲ هدﺣو كﯾرﺷ ﻻ
ﮫﻟ
دﮭﺷأو نأ دﻣﺧﻣ ﮫﻟوﺳرو هدﺑﻋ
. ﺎﻣأ دﻌﺑ .
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Rabbul ’alamin atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, serta shalawat dan salam atas junjungan Nabiullah Muhammad Saw.
Gagasan yang melatari tajuk permasalahan ini timbul dari hasil pengamatan penulis terhadap kenyataan bahwa keimanan dan ilmu pengetahuan sebagai hasil dari proses pendidikan merupakan modal utama untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Dalam dunia kerja misalnya, seseorang dituntut memiliki dedikasi, menguasai keterampilan dan professional. Akan tetapi itu semua masih belum sempurna tanpa dilengkapi dengan akhlak yang baik dan keimanan yang kokoh. Sebab ilmu, iman dan akhlak merupakan satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan dalam melahirkan manusia-manusia yang memiliki optimis kejujuran, kedisiplinan dan loyalitas. Ini disebabkan karena dalam proses pendidikan juga bermuara pada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, berakhlak dan beretika melalui proses transfer of values yang terkandung didalamnya.
v
Banyak kendala yang dihadapi penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini, tetapi berkat bantuan berbagai pihak maka skrpisi ini dapat penulis selesaikan pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang ikhlas kepada yang terhormat:
1. Orang tua penulis, Bapak Malluluang Dg. Ngitung dan Ibu Mu’mina Dg.
Jintu yang telah mengasuh dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sejak kecil sampai sekarang. Semoga Allah senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak kecil. Terima kasih juga kepada suami Syamsuddin dan anak-anak tercinta yang memberi dukungan kepada penulis untuk penyelesaian Skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan fasilitas endidikan kepada penulis.
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam berserta seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas dan memberikan bantuan dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan kepemimpinan kepada penulis.
4. Ibu Amirah Mawardi, S.Ag, M. Si, Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam yang senantiasa memotivasi penulis hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak Markas Iskandar, S.Ag, M.Pd.I, dan Bapak Drs. Muri Khalid, M.Pd. pembimbing yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak/ Ibu para dosen yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.
7. Bapak Kepala perpustakaan Unismuh Makassar dan Perpustakaan Wilayah Sul-sel beserta seluruh stafnya yang membantu penulis dalam menyediakan literatur sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
8. Dan yang terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah Swt kami memohon, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya senantiasa memperoleh balasan disisi-Nya, amin.
Makassar, 24 Rabi’ul Akhir 1436 H 14 Februari 2015 M Penulis/ Peneliti
Rosminah K 10519135711
ABSTRAK
Rosminah, 2015. “Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa di SMA Muhammadiyah Lempangan Kecamatan bajeng Kabupaten Gowa”. (Dibimbing oleh: Markas Iskandar dan Muri Khalid).
Penelitian ini membahas tiga masalah pokok, yakni tentang pembentukan akhlak siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa dan pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, lokasi penelitian ini di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Yang menjadi populasi dan sampel dalam ini adalah semua guru dan siswa dengan jumlah 127 orang dengan sampel 21 orang siswa dan 4 orang guru. Instrumen yang digunakan yakni pedoman observasi, pedoman angket, pedoman wawancara dan catatan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk akhlak siswa pada SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yakni: Bentuk akhlak terpuji contohnya: memakai pakaian yang Islami/
berhijab bagi siswa putri, shalat dhuhur berjamaah hal ini kami wajibkan bagi seluruh siswa. Menjaga kebersihan, kedisiplinan, kejujuran, gotong royong dan menghormati orang lain. Hal ini dibiasakan di lingkungan sekolah kami, sebagai bentuk penanaman dan pembiasaan akhlak terpuji bagi siswa.
Selanjutnya bentuk akhlak tercela yang masih terkadang dilakukan siswa antara lain: terlambat masuk sekolah, mencontek, merokok dan masih minimnya kesadaran terhadap kebersihan. Pendidikan Agama Islam berpengaruh terhadap akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 21 orang responden, responden yang memilih bahwa Pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebanyak 7 orang atau 32
%, responden yang memilih berpengaruh sebanyak 12 orang atau 45 %, responden yang memilih kurang berpengaruh sebanyak 5 orang atau 18 % dan responden yang memilih tidak berpengaruh sebanyak 1 orang atau 5 %.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
PRAKATA ... v
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Pendidikan Agama Islam ... 7
1. PengertianPendidikan Agama Islam ... 7
2. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam ... 10
3. Dasar Pendidikan Agama Islam... 11
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 13
5. Materi Pendidikan Agama Islam ... 14
6. Metode Pendidikan Agama Islam ... 15
7. Evaluasi Pendidikan Agama Islam... 15
B. Pembentukan Akhlak ... 15
1. Pengertian Akhlak... 15
2. Macam-macam Akhlak ... 18
3. Dasar Akhlak ... 23
4. Tujuan Akhlak ... 25
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak siswa ... 26 vii
C. Siswa ... 28
1. Pengertian siswa ... 28
2. Dasar-dasar kebutuhan anak untuk memperoleh pendidikan. 29 BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 31
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Definisi Operasional Variabel ... 32
E. Populasi dan Sampel ... 33
F. Instrumen Penelitian ... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian ... 39
B. Bentuk-bentuk akhlak siswa pada SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 47
C. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pembentukan Akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 51
D. Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 55
BAB V PENUTUP ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Sarsn-saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan, mengangkat martabat dan membimbing manusia untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu pendidikan juga menjadi wahana manusia untuk belajar hidup, menyelesaikan masalah (problem) yang sedang dan yang akan dihadapi.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan, yang berlangsung di Sekolah dan diluar Sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Menurut Redja Mudiyaharjo,(2002: 2). Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terpogram dalam bentuk pendidikan formal dan non formal di Sekolah dan di luar Sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi perrtimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
1
Pendidikan sebagai sebuah bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai,baiktujuan yang dirumuskan itu bersifat abstrak sampai rumusan- rumusanyang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuanyang lebih tinggi. Begitu juga dikarenakan pendidikan merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-cita tertentu maka yang merupakan masalah pokok bagi pendidikan adalah memilih arah tujuan yang akan dicapai. Pendidikan di Indonesia telah dicantumkan dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, berbunyi:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional tersebut, khususnya di lingkungan sekolah, diupayakan pencapaiannya melalui pendidikan agama yang wajib diikuti oleh peserta anak didik pada semua jenjang pendidikan.
Hal ini karena agama merupakan landasan moral, etika dan spiritual yang kuat untuk pembangunan bangsa.
Oleh karena pentingnya pendidikan tersebut maka oleh agama Islam menempatkan pendidikan sebagai usaha yang sangat diutamakan dan dipentingkan bahkan Allah SWT sangat memuliakan orang-orang
yang memiliki pendidikan sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadalah (58: 11):
Terjemahnya:
Hai orang-orang beriman yang beriman apabila dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan,
“Berdirilahkamu” maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan“ (Kementerian Agama RI, 2011: 543).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa seseorang yang memiliki iman dan ilmu akan diangkat beberapa derajat oleh Allah SWT. Keimanan dan ilmu pengetahuan sebagai hasil dari proses pendidikan merupakan modal utama untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat. Dalam dunia kerja misalnya, seseorang dituntut memiliki dedikasi,menguasai keterampilan dan professional. Akan tetapi itu semua masih belum sempurna tanpa dilengkapi dengan akhlak yang baik dan keimanan yang kokoh. Sebab ilmu iman dan akhlak merupakan satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan dalam melahirkan manusia-manusia yang memiliki optimis kejujuran, kedisiplinan dan loyalitas. Ini disebabkan karena dalam proses pendidikan juga bermuara pada upaya pembentukan masyarakat yang berwatak, berakhlak dan
beretika melalui proses transfer of values yang terkandung didalamnya (Arifin, 2000: 20).
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesama manusia.
Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri bagi anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan, kiranya dapat menanamkan pendidikan Agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, polahidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.
Dalam sejarah perkembangan Islam, pada priode permulaan dakwah Nabi Muhammad SAW, tidak langsung menuntut sahabat-sahabatnya mengamalkan syariat Islam secara sempurna sabagaimana yang dijabarkan dalam rukun Islam,akan tetapi selama 10 tahun di Mekkah beliau mengajarkan Islam lebih dahulu menitikberatkan pada pembinaan landasan fundamental yang berupa keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT.
Karena dari landasan inilah manusia akan berakhlak baik. Hal ini merupakan implementasi dari aqidah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat permasalahan pokok pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana bentuk-bentuk akhlak siswa pada SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam pembentukan akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?
3. Bagaimana pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui keadaan akhlak siswa pada SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pembentukan akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap akhlak siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
D. Manfaat/ Kegunaan Penelitian
1. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap akhlaksiswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Menambah wawasan, pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana pengaruh akhlak demi mencapai tujuan pendidikan pada bidang studi pendidkan Agama Islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Secara bahasa pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan“ Pe” dan akhiran “kan” yang mengandung arti perbuatan, hal, cara.
Istilah pendidikan ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak didik. Menurut Ramayulis (2004: 13) Istilah pedidikan ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan Education yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah,yang berarti Pendidikan.
Menurut John Dewey (Hasbullah, 2013: 2) bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
Demikian halnya Bratanata (Demsi Kamar, 2005: 5) mengemukakan bahwa pendidikan adalah usaha yang disengaja diadakan baik langsung maupun tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.
7
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil. Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah Pendidikan Agama Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Agama Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam. Untuk memperoleh gambaran mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa defenisi mengenai Pendidikan Agama Islam.
Ahmad D Marimba (1986: 25) memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai bimbingan menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Sebagaimana pendapatnya berikut: Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat (1992: 86) “Pendidikan AgamaIslam adalah pendidikan dengan melaluiajaran-ajaran Agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat kelak.
Pengertian lain juga termaktub dalam buku petunjuk pelaksanaan tugas Guru Agama pada Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI, Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah umum Negeri Tahun 1996/ 1997, yaitu sebagai berikut:
Pendidikan Agama Islam adalah segala usaha yang berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai Way Of Life ( jalan kehidupan) sehari-hari”.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah Suatu bimbingan dan asuhan secara sadar dan terencana oleh pendidik untuk membentuk kepribadian siswa sesuai dengan ajaran Islam.
Disini jelas bagi kita bahwa pendidikan Agama Islam lebih luas cakupannya dari pada pengajaran Islam. Hal ini dapat dipahami bahwa pengajaran Agama Islam tidakhanya bersifat mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, melainkan juga melakukan pembinaan mental spiritual dan kepribadian anak didik agar kelak menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, berilmu dan berwawasan luas, kreatif, mandiri dan cakap serta bertanggungjawab terhadap agama, nusa dan bangsa.
2. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:
a. Siswa
Siswa adalah pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk membawa siswa didik kepada tujuan Pendidikan Islam yang kita cita-citakan.
b. Pendidik
Pendidik adalah orang yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik, seorang pendidik harus memperlihatkan bahwa ia mampu mandiri, tidak tergantung kepada orang. Ia harus mampu membentuk dirinya sendiri.
Dia tidak hanya bertanggung jawab terhadap anak didik, namun dituntut pula bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Pendidik mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam.
3. Dasar Pendidikan Agama Islam
Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam. Adapun dasar dari pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a. Al-Quran
Sumber utama pendidikan adalah Al-Qur’an karena semua yang berpatokan pada Islam, baik sebagai agama maupun sebagai sistem harus berlandaskan pada Al-Qur’an. Didalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang membahas tentang masalah pentingnya pendidikan diantaranya Firman Allah SWT dalam QS: Az-zumar (39): 9:
Terjemahnya :
“Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhan-Nya ? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? sebenarnya hanya orang-orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. (Kementerian Agama RI, 2011: 459).
b. As-Sunnah
Rasulullah SAW menyatakan hukumnya wajib mencari ilmu bagi semua orang yang beriman. Mencari ilmu dilakukan semenjak dari buaian hingga masuk keliang lahat. Bahkan barang siapa seorang muslim pergi mencari ilmu dan meninggal dunia di perjalanan, ia akan masuk surga, sebagaimana hadist Rasulullah SAW. Bersabda :
ﺎًﻘْﯾ ِرَط َكَﻠَﺳ ْنَﻣ َو َل ﺎَﻗ َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠﻋ ُﷲ ﻰﻠَﺻ ِﷲ ُل ْوُﺳَر ﱠنَا ُﮫْﻧَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿَر َةَرْﯾَرُھ ْﻲِﺑَا ْنَﻋ َو ( مﯾﻠﺳﻣ هاور ) ِﺔﱠﻧَﺟْﻟا ﻰﻟِا ﺎًﻘْﯾ ِرَط ِﮫِﺑ ُﮫـَﻟ ُﷲ َلﱠﮭَﺳ ﺎًﻣْﻠِﻋ ِﮫْﯾِﻓ ُسْﯾِﻣَﺗْﻠَﯾ
Artinya:
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu RasulullahSAW bersabda “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu dimudahkan baginya jalan menuju surga”. (HR. Muslim).( Imam Al-Mundziri dalam Rohimi L.C 2012 : 2074 )
c. Ijtihad
Menurut Rachmat Syafi’i (Hamdani Hamid, 2000: 212), secara etomologis kata ijtihad artinya kesulitan dan kesusahan, juga diartikan dengan kesanggupan dan kemampuan. Ijtihad adalah usaha yang maksimal untuk mendapatkan sesuatu. Para ahli pendidikan melakukan berbagai penelitian (Bashirah) dan memahami serta merenungkan wahyu-wahyu Allah diperintahkan agar mengambil ibrah (pelajaran). Jalan untuk mengarahkan
pikiran sehingga dapat memahami ayat secara mendalam dan menerapkannya dalam kehidupan, baik secara personal maupun komunal adalah ijtihad.
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan pendidikan Agama Islam yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.
Di bawah ini dikemukaan beberapa pendapat para ahli pendidikan Islam, yakni sebagai berikut:
a. Imam Al-Gazali (Ramayulis, 2004: 71) mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan bertaqarrub kepada Allah
b. Hasan Langgulung(1979: 399) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam perubahan yang ingin diusahakan melalui proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dari kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan masyarakat.
c. Abdul Majid (2004: 135) mengemukakan bahwa pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan pemahaman ajaran Islam, keterampilan mempraktekkannya, dan meningkatkan pengamalan ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari. Jadi secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan utama pendidikan Agama Islam adalah keberagamaan, yaitu menjadi seorang Muslim dengan intensitas keberagamaan yang penuh kesungguhan dan didasari oleh keimanan yang kuat sesuai dengan pemahaman warga persyarikatan Muhammadiyah.
5. Materi Pendidikan Agama Islam
Materi pendidikan Islam yaitu bahan-bahan, pengalaman- pengalaman belajar ilmu pendidikan agama Islam yang disusun sedeikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik. Materi pelajaran
itu harus berpatokan pada dasar reliji, dasar filosopis, dasar psikologis, sosiologis, dan dasar organisatoris.
Materi Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di SMA Muhammadiyah Lempangang sebagai berikut:
1) Al-qur’an hadits 2) MBTA
3) Ibadah
4) Aqidah Akhlak
5) Sejarah Kebudayaan Islam 6) Kemuhammadiyahan/ Al-Islam 7) Bahasa Arab.
6. Metode Pendidikan Agama Islam
Metode pendidikan Islam yaitu, suatu cara atau siasat penyampaian bahan pelajaran tertentu dari satu materi pelajaran tertentu agar murid dapat menerima, mengetahui, memahami dan mempergunakannya/
mengamalkannya. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
7. Evaluasi Pendidikan Agama Islam
Evaluasi pendidikan memuat cara-cara bagaimana mengadakan penilaian/ evaluasi terhadap hasil belajar anak didik.Tujuan pendidikan umumnya tidak dicapai sekaligus, melainkan melalui proses atau tahapan tertentu. Apabila tahapan ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhir dengan hasil yang kita inginkan yaitu terbentuknya kepribadian muslim sesuai yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW..
B. Pembentukan Akhlak
1. Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun ( ٌقُﻠ ُﺧ) yang menurut bahasa berari budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkatan khalqun قﻠﺧ)( yang berarti kejadian,yang juga erat hubungannya dengan “khaliq” (قﻟﺎﺧ) yang berarti Pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan. Baik kata akhlak atau khuluk dapat dijumpai di dalam Al-Quran surat Al-Qalam (68): 4 sebagai berikut :
Terjemahnya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (Kementrian Agama RI, 2011: 564).
Berikut ini pendapat beberapa pakar yang mengemukakan pengertian akhlaksebagai berikut:
Menurut Imam Al-Ghazali (Moh. Ardani (2005: 29) Akhlak adalah:
نﻣ رﺳﯾو ﺔﻟوﮭﺳﺑ لﺎﻌﻓ ﻷا ردﺿﺗ ﺎﮭﻧﻋ ﺔﺣار سﻔﻧﻟا ﻰﻓ ﺔﺋﯾھ نﻋ ةرﺎﺑﻋ قﻠﺧﻟ ﺎﻓ ﺔﯾؤرو رﻛﻓ ﻰﻟإ ﺔﺟﺎﺣ رﯾﻏ
Artinya:
”Sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”.
Yunahar Ilyas (2005: 2) mengutip pengertian akhlak menurut Abdul Karim Zaidan adalah:
ﺎﮭﻧ ارﯾﻣو ﺎھءوﺿ ﻰﻓو سﻔﻧﻟا ﻰﻓ ةرﻘﺗﺳﻣﻟا تﺎﻔﺻﻟاو ﻰﻧ ﺎﻌﻣﻟا نﻣ ﺔﻋ وﻣﺟﻣ نﺳﺣﯾ .ﮫﻧﻋ مﺟﺣﯾ وا ﮫﯾﻠﻋ مدﻘﯾ مﺛ نﻣو ,ﺢﺑﻘﯾ وا نﺎﺳﻧ ﻻا رظﻧ ﻰﻓ لﻌﻔﻟا
Artinya:
"Akhlak adalah Nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya."
Kedua definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlak atau khuluq itu adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan terlebih dahulu serta tidak memerlukan dorongan dari luar.
Rasulullah SAW juga bersabda dalam riwayat lain:
Artinya:
“Dari al-Nawwas bin Sam’an radhiyallahuanhu Rasulullah SAW berkata, saya bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan dan dosa. Beliau menjawab: ”kebaikan adalah akhlak yang baik sedangkan dosa adalah apa yang menyempitkan dada dan engkau tidak senang jika orang lain melihatnya”. (HR. Muslim).
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang yang dimanifestasikan dalam tingkah laku atau perbuatan baik dan buruk.
2. Macam-macam Akhlak
Akhlak terbagi atas dua macam yaitu :
a. AkhlakMahmudah
Akhlak mahmudah atau akhlakul karimah sangat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak mahmudah ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakikatnya.
Adapun akhlak kepada Allah yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Di dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang memerintahkan kita untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, diantaranya QS. Ali-Imran (3): 10:
Terjemahnya:
”Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar- benarnya takwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam" (Kementerian Agama RI, 2011: 63)
2) Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri dapat diartikan dengan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik- baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggun jawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya:
menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan yang tercela. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang akhlak terhadap diri sendiri yaitu dalam QS. Asy- Syams (91): 9-10:
Terjemahnya:
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (Kementerian Agama RI, 2011: 595).
3) Akhlah terhadap sesama manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsi onal dan optimal banyak tergantung pada orang lain. Untuk itu,ia perlu bekerjasama dan saling tolong menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa
dalam ikut serta mendewasakan kita, dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya. Salah satu ayat yang menjelaskan pentingnyan tolong menolong yaitu firman Allah SWT dalam Al- Qur’an Surah Al-Maidah (5): 2:
...
Terjemahnya:
... Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ”Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.”(Kementerian Agama RI, 2011: 106).
b. Akhlak Al-Mazmumah
AkhlakAl-Mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secaraterperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan daat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, diantaranya: berbohong, takabbur (sombong), dengki, bakhil (kikir), menghina, mencela dan sebagainya. (Muh. Ardani, 2005: 49-57 ).
Akhlak Mazmumah ini banyak sekali disebutkan baik dalam Al-Quran maupun dalam hadits Rasulullah SAW, diantaranya hadits tentang larangan berbohong. Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari:
ْا ِن َﻋ َو ِنْﺑ ﱠﻠَﺻ ﱡﻲِﺑﱠﻧﻟا َلَﺎﻗ : َلَﺎﻗ َﺎﮭْﻧَﻋ ُ َ ﱠ َﻲ ِﺿَر َرَﻣُﻋ َي ِرُﯾ ْنأ ىَرِﻔْﻟا ىَرْﻓأ :َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُﷲ ﻰ
َل ُﺟ ﱠرﻟا
( يارﺎﺧﺑﻟا هاور ) ُهَرَﯾ ْمَﻟ ﺎَﻣْﯾِﻓ ُتْﯾَأَر : ُل ْوُﻘَﯾ : ُهﺎَﻧْﻌَﻣ َوﺎَﯾَرَﺗ ْمَﻟ ﺎَﻣ ِﮫْﯾَﻧْﯾَﻋ
Artinya :
“Dari Ibnu Umar Radiallahu ‘Anhaa berkata, Nabi SAW bersabda,
”Kebohongan yang paling bohong adalah jika seseorang mengaku melihat apa yang tidak dilihat kedua matanya.” (Imam Azzubaidi dalam Arif Rahman Hakim, 2013 : 43 )
Dan firman Allah dalam Al-Qur’an Surah AL-Qalam (68):10-11:
Terjemahnya:
Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dansuka menghina, suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah. (Kementerian Agama RI, 2011: 564).
Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga bersabda:
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasululah SAW bersabda: “lihatlah siapa yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian. Sebab yang demikian lebih patut agar kalian tidak memandang remeh nikmat Allah kepada kalian”. (Muttafaqun alaihi).
Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasululah SAW bersabda: “Orang yang kuat itu bukan yang jago bergulat. Akan tetapi, orang yang kuat itu adalah orang yang sanggup menguasai dirinya ketika marah”.
(Muttafaqun alaihi).
3. Dasar Akhlak
Dasar akhlak menurut ajaran Islam adalah Al-Quran dan Hadits Rasulullah SAW yang merupakan pedoman hidup umat Islam yang menganjurkan ummatnya untuk melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Masang Alifat (1994: 62) menjelaskan bahwa ukuran baik dan buruk tersebut ditentukan oleh Al-Quran karena Al-Quran adalah perkataan Allah maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dasar akhlak yang kedua adalah sunnah Rasulullah SAW sebagaimana sabda-Nya :
َو ْﻲِﺑَا ْن َﻋ : َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ُﷲ ُل ْوُﺳَر َلﺎَﻗ : َلﺎَﻗ ُﮫﻧَﻋ ُﷲ َﻲ ِﺿَر ْي ِر ْدُﺧْﻟا ِدْﯾِﻌَﺳ َنْﯾِﻧِﻣ ْؤُﻣْﻟا َلَﻣْﻛَا
( يرﺎﺧﺑﻟا هاور ) ﺎًﻗَﻼ ْﺧَا ْمُﮭَﻧَﺳ ْﺣَا ﺎًﻧﺎَﻣْﯾِا Artinya:
“Dan dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu anhu berkata Rasulullah SAW bersabda :Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya“ ( HR. Bukhari ).
Dalam memahami Al-Quran secara rinci maka diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh manusia. Sebagamana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab (33): 21:
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu tauladan baik bagi orang yang mengharapkan (rahmat Allah) dan kedatangan hari kiamat, dan dia banyak menyebut nama Allah (KementrianAgama RI, 2011: 420).
Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakan manusia apapun bentuknya pada hakekatnya adalah bermaksud
mencapai kebahagiaan, sedangkan untuk mencapai kebahagiaan menurut sistem moral atau akhlak yang islam dapat dicapai dengan menjalankan segala parintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni Al-Quran dan Al-Hadits.
4. Tujuan Akhlak
a. Mendapatkan Ridha Allah SWT
Ridha Allah merupakan tujuan utama dari pembinaan akhlak. Karena apabila ridha Allah telah tertanam pada diri seseorang maka akan menjadi hiasan indah dalam kehidupannya, sehingga membentuk nilai-nilai kepribadian yang mulia. Masang Alifat (1997: 64) berpendapat bahwa Ridha Allah merupakan kunci kebahagiaan yang kekal di dunia dan akhirat.
b. Membentuk Pribadi Muslim yang Luhur dan Mulia
Tujuan akhlak adalah bagaimana membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia yang senantiasa mempunyai tingkah laku yang terpuji. Baik kepada Allah, sesama manusia, maupun terhadap makhluk yang lain serta lingkungan. Oleh karena itu pribadi muslim yang luhur akan senantiasa menjadi tujuan dalam pembinaan akhlak sebagai dasar bisa kita lihat dalam firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Fajar (89): 27-30:
Terjemahnya:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba- hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku. (Kementerian Agama RI, 2011: 594).
Dari ayat tersebut di atas bahwa tujuan akhlak antara lain: untuk mperoleh ridha Allah, membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia serta terhindar dari perbuatan yang tercela dan pada akhirnya dimasukkan kedalam golongan hamba Allah yang saleh dan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak Siswa
a. Keluarga
Ditinjau dari ilmu sosiologi keluarga adalah bentuk masyarakat kecil yang terdiri dari beberapa individu yang terikat oleh suatu keturunan yakni, kesatuan antara ayah, Ibu dan anak.
Keluarga adalah sebagai alam pendidikan pertama (dasar) anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan didalam keluarga. Orang tua tanpa ada yang memerintah langsung memikul tugas sebagai pendidik baik bersifat sebagai pemelihara, pembimbing, pembina, maupun sebagai guru
dan pemimpin terhadap anak-anaknya, maka orang tua wajib mendidik anak-anaknya sebagaimana berfirman Allah dalam QS. At-Tahrim (66): 6:
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
(Kementerian Agama RI, 2011: 560).
Ayat di atas menjelaskan bahwa keluarga merupakan yang pertama dan utama dimana sifat-sifat kepribadian anak akan tumbuh dan terbentuk.
b. Sekolah
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak, maka di samping keluarga sebagai pusat pendidikan. Sekolahpun mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak.
Dengan sekolah, pemerintah mendidik bangsanya untuk menjadi seorang ahli yang sesuai dengan bidang dan bakatnya anak sehingga dapat berguna bagi bangsa dan negaranya.
c. Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan beradadi luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan kebiasaan, sikap dan minat maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
C. Siswa
1. Pengertian Siswa
Dalam pengertian umum, siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedangkan dalam arti sempit, menurut Sutari Imam Barnadib (1986: 120) siswa adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
Siswa adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Siswa tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif.
2. Dasar-dasar Kebutuhan Anak Untuk Memperoleh Pendidikan Secara kodrati, anak memerlukan pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa. Dasar kebutuhan ini dapat dimengerti dari kebutuhan- kebutuhan dasar yang dimiliki oleh setiap anak yang hidup di dunia ini.
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam membimbing anak didik adalah kebutuhan mereka. Ramayulis (2004: 104) mengutip pendapat Al-Qussy dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam membagi kebutuhan manusia dalam dua kebutuhan pokok, yaitu:
a. Kebutuhan Primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti makan, minum dansebagainya.
b. Kebutuhan Sekunder, yaitu kebutuhan rohaniah.
Kebutuhan rohani terdiri atas:
1) Kebutuhan kasih sayang 2) Kebutuhan akan rasa aman 3) Kebutuhanakan rasa harga diri 4) Kebutuhan akan rasa bebas 5) Kebutuhan akan sukses
6) Kebutuhan akan sesuatu kekuatan.
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling esensi adalah kebutuhan agama. Agama dibutuhkan manusia karena memerlukan orientasidan objek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu tidak seorangpun yang tidak membutuhkan pendidikan agama.
Anak didik adalah makhluk yang masih membawa kemungkinan untuk berkembang, baik jasmani maupun rohani. Ia memilki jasmani yang belum mencapai taraf kematangan baik bentuk, kekuatan maupun pertimbangan bagian-bagiannya. Dalam segi rohaniah anak mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangkan, seperti kebutuhan akan ilmu pengetahuan duniawi dan keagamaan, kebutuhan akan pengertian akan nilai-nilai kemasyarakatan kesusilaan, kasih sayang dan lain-lain. Maka pendidikan Islamlah yang harus membimbing, menuntun, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak didik dalam berbagai bidang tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Deskriptif kualitatif yaituJenis penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaaan yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apaadanya.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Sedangkan objek penelitian adalah siswa SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
C. Variabel Penelitian
Suharsini Arikanto (1997: 89) mendefinisikan Variabel sebagai “gejala yang bervariasi “. Gejala adalah objek penelitian, sehingga yang dijadikan titik penelitian adalah variabel. Variabel penelitian memegang peranan penting dalam setiap penelitian, karena dengan adanya variabel maka akan mempermudahuntuk mengamati objek yang kita teliti.
31
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
1. Pengaruh Pendidikan Agama Islam sebagai variabel bebas (Independent variable) dengan simbol (X).
2. Pembentukan akhlak siswa sebagai Variabel terikat (Dependent Variable) dengan simbol (Y).
D. Defenisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan pemahaman kita, maka dianggap perlu menjelaskan beberapa variabel yang terkait dengan judul ini, sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama Islam adalah sebuah mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada peserta didik, yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.
2. Pembentukan akhlak pada siswa khususnya di SMA Muhammadiyah Lempangang adalah bagaimana membimbing dan memperbaiki sifat- sifat tersebut yang tidak sesuai dengan norma-norma ajaran agama Islam.
Jadi, defenisi operasional dari judul skripsi ini adalah bahwa pengaruh pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dalam memberikan
bimbingan dan memperbaiki sifat-sifat yang tidak sesuai dengan norma- norma agama Islam tersebut.
E. Populasi dan Sampel
Penentuan jumlah populasi suatu penelitian merupakan salah satu langkah yang penting, karena dalam populasi diharapkan akan diperoleh sejumlah data yang berguna bagi pemecahan masalah.
Suatu penelitian dibenarkan untuk meneliti sesuatu yang menjadi pusat perhatian untuk memperoleh data yang dipergunakan, dapat juga meneliti sebagian kelompok representatif dari jumlah kelompok yang menjadi perhatian. Hal pertama disebut penelitian populasi dan yang kedua disebut penelitian sampel.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek di dalam kelompok yang akan diteliti apakah populasi berupa barang atau orang. Margono (2004: 118) mengemukakan bahwa Populasi adalah keseluruhan data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu lingkup dan waktu yang dia tentukan.
Menurutnya populasi berhubungan dengan datanya, bukan manusianya.
Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya populasi sama dengan banyaknya data.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan siswa SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa tahun ajaran 2014- 2015 sebanyak 127 orang terdiri dari kelas X 24 orang, kelas XI 34 orang dan kelas XII 52 orang dan guru 19 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut:
TABEL I
Keadaan Populasi Penelitian pada SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
No Populasi
Jenis kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Siswa kelas X 10 14 24
2 Siswa kelas XI 21 13 34
3 Siswa kelas XII 43 7 50
4 Guru 7 12 19
Jumlah 81 46 127
Sumber data: Kantor SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2014
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil untuk menjadi sumber data mewakili dari seluruh populasi tersebut. Suharsini Arikunto (1996: 119), berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari populasi (mewakili dari yang diteliti). Sampel juga adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada dasarnya penentuan sampel dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi atau
keterangan-keterangan yang kaitannya dengan masalah yang diteliti dengan cara meneliti sebagian populasi yang telah dipilih yang bisa dianggap dapat mewakili semua populasi yang ada.
Berdasarkan pendapat di atas maka untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan adalah 20 % dari jumlah populasi, hal ini berdasarkan teori bahwa:
“Populasiyang objeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga menjadi penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih“ (Suharsimi Arikunto,1996: 120).
Adapun jumlah sampel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 127 x 20 % = 25,4 dibulatkan menjadi 25 reponden. Kemudian disebut sebagai informan utama. Penarikan sampel dilakukan dengan cara acak Random sampling. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
TABEL II
Keadaan Sampel Penelitian pada SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
No Sampel
Jenis kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Siswa kelas X 1 3 4
2 Siswa kelas XI 4 2 6
3 Siswa kelas XII 8 2 10
4 Guru 1 3 5
Jumlah 15 10 25
Sumber data: Kantor SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2014
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat bantu yang dipakai melaksanakan penelitian untuk mengetahui pengaruh pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak siswa yaitu:
1. Pedoman Observasi
Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengamati dan melihat langsung roses pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam pada SMA Muhammadiyah Lempangang. Peneliti mengamati objek secara seksama dengan melibatkan diri langsung di lokasi penelitian tersebut.
2. Pedoman Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data dan informasi dari responden, hal ini dimaksud untuk memperoleh data-data kongkrit yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas di dalam penelitian.
3. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain denganmengajukan pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.
Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau percakapan dengan informan untuk
memperoleh data yang diperlukan, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya.
4. Catatan Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang relevan dengan penelitian (Ridwan, 2008: 71).
G. Teknik Pengumpulan Data
Rancangan atau teknik pengumpulan data sangat membantu dalam menentukan pokok masalah yang hendak diteliti, serta diselesaikan dalam pembahasan karya ilmiah. Demikian pula unsur-unsur lainnya yang terkait dalam penelitian yang digunakan.
Dalam penelitian ini, prosedur dan rancangan penelitian yakni Field Reserch (penelitian lapangan) yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan
melakukan penelitian langsung di lapangan tentang obyek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan masalah yang ada dalam penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif dan dipadukan dengan deskriptif kuantitatif. Adapun rumus yang digunakan adalah presentatif yaitu pengolahan data berdasarkan persentase yang telah diperoleh dan instrumen dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F
P = --- x 100 N
Keterangan:
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N= Jumlah frekuensi/ banyaknya individu.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
Pada pembahasan ini, peneliti akan menguraikan tentang hasil penelitian, namun sebelum terlalu jauh menguraikannya, maka peneliti terlebih dahulu mengemukakan kondisi obyektif lokasi penelitian sebagai berikut:
1. Sejarah Berdirinya
SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa didirikan pada tanggal 17 juli 2009. Sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah dibidang pendidikan, Madrasah ini mejadi sekolah alternatif bagi masyarakat untuk menimba ilmu termasuk agama Islam, sehingga siswa yang bersekolah disini cukup banyak, hal ini karena masyarakat kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa pemeluk agama Islam yang taat.
Pada perkembangannya, SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa dari tahun ke tahun. Begitu juga dengan prestasi siswa baik dalam bidang pelajaran maupun ekstrakurikuler.
39
Selain itu, alumni SMA Muhammadiyah Lempangang juga mampu bersaing masuk di perguruan tinggi di Makassar, sehingga mereka mempromosikan kepada adik-adik mereka untuk sekolah di SMA Muhammadiyah Lempangang ini.
2. Keadaan Guru
Guru dan siswa merupakan faktor yang paling penting dalam sebuah lembaga pendidikan formal termasuk SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Guru dan siswa merupakan faktor yang mempengaruhi berdirinya sekolah, tanpa kedua hal tersebut maka sekolah tidak dapat berdiri sebagaimana mestinya. Disisi lain, guru memegang peranan paling penting dalam perkembangan suatu sekolah, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Guru yang jumlahnya banyak dan mempunyai kualitas yang bermutu akan mampu meningkatkan kualitas outputnya, begitu pula sebaliknya.
Guru sebagai seorang pendidik harus menanamkan pengetahuan pada siswa melalui proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut, peserta didik mengalami perubahan menuju ke tingkat kedewasaan.
Dengan demikian, guru sebagai penentu dalam proses pendidikan terhadap pembentukan atau pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh peserta didik. Tanpa bimbingan guru, maka peserta didik tidak akan
mengalami perubahan dengan baik, sehingga potensi yang dimilikinya tidak akan dapat berkembang.
Dalam proses belajar mengajar, seorang guru mempunyai tugas memberi motivasi, membimbing dan memberi fasilitas belajar kepada anak didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena itu guru mempunyai tanggung jawab terhadap proses perkembangan anak didiknya. Guru bukan semata-mata sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik yang mampu memberikan pengarahan dan tuntunan kepada anak didik. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki aktivitas dan kreativitas yang dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran anak didik.
Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam berusaha membentuk sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan, khususnya dalam pembangunan agama dan pembangunan manusia seutuhnya, yakni utuh jasmani dan rohani, manusia yang berguna dalam pembangunan bangsa dan negara. Dengan demikian guru atau profesi guru bukan pekerjaan ringan, melainkan tanggung jawab yang berat membangun manusia yang terdidik.
Pengarahan dan pengajaran seorang guru terhadap anak didiknya merupakan tumpuan perhatian dan usaha pembinaan dan pendidikan atau pengajaran yang diberikan selanjutnya sedikit demi sedikit dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru atau guru akan mampu memenuhi tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar.
SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sekarang ini dipimpin oleh Bapak Drs. Asrul Arifin, K, S.Pd. yang mempunyai tenaga pendidik/ guru sebanyak 19 orang dimana terdiri dari 7 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Untuk mengatahui data guru dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL III
Data Guru SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun Pelajaran 2014/ 2015
No Nama Jabatan/ Guru Status
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Drs. Asrul Arifin Karim, S.Pd.
Syamsu Alam, SE Abd. H. Lurang Sunarti R, S.Pd Haslinda, S.Pd.
Insana Firiana, S.Pd Ernawati, S.Pd.I Abdul Hakim, S.Ag Rudi Salam
Herlina
Sri Andiani Astuti Wiwi Widianti Nurdiawati
Kepala Sekolah Penjas
Kemuhammadiyahan Fisika
Kimia Bhs. Indonesia
Bhs. Arab PAI Sejarah Sejarah
TIK Biologi Matematika
PNS GTT GTT GTT GTT GTT GTT PNS GTT GTT GTT GTT GTT
14 15 16 17 18 19
Osna Nursamsi Nurfaidah Rismayanti
Candra Caira, S.Pd.I Syahri Mulya
Matematika Kimia Bhs. Inggris Bhs. Inggris
MBTA Ibadah
GTT GTT GTT GTT GTT GTT Sumber Data: Kantor SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa Tahun 2014/ 2015
3. Keadaan Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena siswa menjadi obyek pendidikan dan pengajaran. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah merubah anak didik ke arah kematangan kepribadian.
Siswa adalah salah satu syarat mutlak berkembangnya lembaga pendidikan, dimana siswa merupakan suatu komponen yang sangat menentukan kelanjutan dari lembaga pendidikan ataupun dalam usaha menarik minat masyarakat, juga tergantung adanya jumlah siswa yang hadir di sekolah tersebut.
Siswa atau anak didik yang dimaksud disini adalah anak yang belum dewasa, yang masih memerlukan bimbingan dan pertolongan dari orang lain
yang telah dewasa guna melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, sebagai Khalifah di persada bumi, juga sebagai anggota masyarakat, pelajaran, bimbingan, pengalaman dan keterampilan, sehingga dalam hidupnya dimana yang akan datang setelah menyelesaikan studinya diharapkan telah memiiliki bekal hidup yang diperolehnya dari lembaga- lembaga pendidikan yang dilaluinya guna dimanfaatkan, sehingga tumbuh nilai-nilai yang berarti buat dirinya, agama maupun bangsa dan negara.
Siswa yang belajar di sekolah ini berasal dari latar belakang keluarga dan pekerjaan orang tua yang bermacam-macam, dari PNS, pedagang, wiraswasta, petani sampai buruh bangunan. Sementara itu jumlah siswa di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa seluruhnya sebanyak 108 orang, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
TABEL IV
Data Siswa SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun Pelajaran 2014/ 2015
No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 X 10 14 24
2 XI 21 13 34
3 XII 43 7 50
JUMLAH 74 34 108
Sumber Data: Kantor SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2014/ 2015
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah siswa SMA Muhammadiyah Lempangang sebanyak 108 orang. Kelas VII sebanyak 24 orang, kelas VIII sebanyak 34 orang dan kelas IX sebanyak 50 orang.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang berupa fasilitas yang tidak bergerak, seperti bangunan fisik sekolah yang turut menunjang terciptanya suasana yang baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Sarana pendidikan merupakan faktor penunjang yang dapat memperlancar proses belajar mengajar, fasilitas belajar mengajar yang tersedia dapat mempermudah dalam mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan efektif. Apalagi dewasa ini yang seiring dengan perkembangan zaman kita senantiasa dituntut untuk menggunakan fasilitas belajar mengajar yang memadai dalam meningkatkan ilmu pengetahuan serta untuk menunjang proses belajar mengajar dibutuhkan fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga dapat menunjang kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar.
Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar.
Dengan kata lain bahwa keberhasilan pengajaran bukanlah semata-mata ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa menerima pelajaran dan kepiawaian guru selaku sutradara dalam proses pengajaran, namun ada faktor lain yang tidak bisa diabaikan, yakni fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada pada sekolah tersebut.
Fasilitas yang dimiliki SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa belum memadai untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan kondusif. Berikut ini gambaran tentang sarana dan prasarana yang ada di SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa:
TABEL V
Data Sarana dan Prasarana
SMA Muhammadiyah Lempangang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun Ajaran 2014/ 2015
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan 1
2 3 4 5 6
Ruang kepala sekolah Ruang guru
Ruang TU Ruang kelas Papan tulis Lemari
1 1 1 3 3 1
Baik Baik Baik Baik Baik Baik