• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembahasan Teori Hasil Dan Penelitian yang Relevan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembahasan Teori Hasil Dan Penelitian yang Relevan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

8

2.1 Pembahasan Teori Hasil Dan Penelitian yang Relevan 2.1.1 Saham

Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atas pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (Martalena dan Malinda, 2011).

Siegel dan Shim (dalam Fahmi, 2014) menjelaskan bahwa saham adalah:

a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.

b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

c. Persediaan yang siap untuk dijual.

Berdasarkan uraian di atas secara umum pengertian saham adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang menyatakan pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu atau memiliki sebagian hak dari perusahaan tersebut.

2.1.1.1 Jenis-jenis Saham

Dalam pasar modal, ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock).

Dimana kedua jenis saham ini memiliki arti dan aturannya masing-masing. Adapun penjelasannya menurut Fahmi (2014) adalah sebagai berikut:

a. Common Stock (Saham Biasa)

(2)

Common stock (saham biasa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.

b. Preferred Stock (Saham Istimewa)

Preferred stock (saham istimewa) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).

2.1.1.2 Harga Saham

Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal (Jogiyanto, 2008).

Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun (Sartono, 2008).

Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor – faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro (Eduardus Tandelilin, 2010).

Berdasarkan pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk sesuai permitaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.

(3)

2.1.1.3 Jenis-jenis Harga Saham

Menurut Widoatmodjo (2009) harga saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

2. Harga Perdana

Harga yang didapatkan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek.

3. Harga Pasar

Harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Jika pasar sudah ditutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

2.1.1.4 Analisis Harga Saham

Setiap pelaku di pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Menurut Kodrat dan Indonanjaya (2008), ada dua tipe dasar analisis saham yaitu:

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai instrinsik yang dapat ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Pola tertentu pada masa yang lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi.

(4)

2.1.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Iskandar Alwi (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:

a. Faktor Internal

1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi.

4. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakuisisi.

5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.

b. Faktor Eksternal

1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

(5)

2. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

2.1.2 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) dalam Jao dan Gagaring (2011) menjelaskan bahwa hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan fungsi antara kepemilikan pada investor dan pengendalian pada pihak manajemen.

Konflik kepentingan dapat terjadi jika manajer serta pemegang saham memi litujuan yang berbeda. Konflik seperti ini mungkin akan terjadi ketika perusahaan memiliki lebih banyak kas dari yang diperlukan untuk mendukung operasi utama perusahaan (Brigham dan Houston, 2014). Laporan keuangan yang dibuat dengan angka-angka akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik diantara pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang dilaporkan oleh agen, sebagai pertanggungjawaban kinerjanya, principal dapat menilai, mengukur dan mengawasi sampai sejauh mana agen tersebut bekerja untuk meningkatkan kesejahteraannya

(6)

serta sebagai dasar pemberian kompensasi kepada agen (Watts and Zimmerman, 1986)

2.1.3 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2014) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan, perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya.

Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan, umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram.

Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan.

informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good

(7)

news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham (Jogiyanto 2008).

2.1.4 Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan antara jumlah- jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan menggunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk diterapkan. Rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan (Fahmi, 2014). Chen dan Shimerda (dalam Fahmi, 2014) menyatakan bahwa rasio keuangan merupakan bagian penting dalam mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan dari suatu entitas.

Analisis rasio keuangan dilakukan untuk mempermudah penganalisa (analisis) memahami kondisi keuangan perusahaan. Dengan melihat angka-angka apa adanya yang tercantum pada neraca dan laba rugi, sering sulit untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi perusahaan. Untuk melakukan analisis rasio keuangan diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mengukur aspek-aspek tertentu (Husnan dan Pudjiastuti, 2015).

2.1.4.1 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan menurut Fahmi (2014), yaitu:

a. Untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan

b. Bagi pihak manajemen bermanfaat sebagai rujukan untuk kembuat perencanaan.

c. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari persprektif keuangan.

(8)

d. Bagi para kreditor dapat digunakan untuk memperikrakan potensi risiko yang akan dihadapi, dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengambilan pokok pinjaman.

e. Dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.

2.1.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Menurut Weston (dalam Kasmir 2015), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:

2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) a. Rasio Lancar (Current Ratio).

b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio).

3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

a. Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio).

b. Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned).

c. Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage).

d. Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage).

4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

a. Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over).

b. Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average Collection Period).

c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over).

d. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over).

5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

a. Margin laba penjualan (Profit Margin on Sales).

b. Daya laba dasar (Basic Earning Power).

c. Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets).

d. Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity).

6. Rasio Pertumbuhan (Growth Ratio)

(9)

Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.

a. Pertumbuhan penjualan.

b. Pertumbuhan laba bersih.

c. Pertumbuhan pendapatan per saham.

d. Pertumbuhan dividen per saham.

7. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)

Rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.

a. Rasio harga saham terhadap pendapatan.

b. Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku 2.1.5 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas menurut Kasmir (2015) merupakan “Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.”

Penggunaan rasio profitabiltas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama 15 laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Adapun jenis- jenis rasio profitabilitas menurut IAI (2015) yaitu “Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin), Margin Laba Bersih (Net Profit Margin), Pengembalian aset (Return On Asset) dan pengembalian ekuitas (Return On Equity). Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on Asset dan Return On Equity.

2.1.5.1 Return On Assets

Return On Assets adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena

(10)

menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir, 2015).

Return On Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset yang akan mempengaruhi kenaikan harga saham (Sawir, 2005). Angka ROA dikatakan baik apabila lebih dari 2% (Lestari dan Sugiharto 2007 dalam Christine dan Fijriestari 2017)

Berikut rumus untuk menghitung Return On Assets:

Kasmir (2012) 2.1.5.2 Return On Equity

Return on Equitymerupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2015).

ROE adalah rasio yang paling penting karena ROE merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham.

Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas uang mereka dan rasio ini menunjukan seberapa baik mereka telah melakukan hal tersebut dari kacamata akuntansi. Besar minimum ROE pada rasio industri yang baik adalah 25.70% (Brigham dan Houston 2014 dalam Christine dan Fijriestari 2017).

Berikut rumus untuk menghitung Return On Equity:

(Kasmir, 2015).

(11)

2.1.6 Rasio Pasar

Rasio nilai pasar menurut Moeljadi (2006) yaitu “Rasio yang memberikan informasi seberapa besar masyarakat (investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai buku saham.” Moeljadi (2006) menyebutkan bahwa terdapat lima rasio yang termasuk dalam rasio nilai pasar yaitu antara lain “Rasio pembagian dividen (dividend payout ratio), hasil dividen (dividend yield), laba per saham (earning per share), rasio harga laba (price earning ratio) dan rasio nilai harga buku (price book value ratio).” Dalam penelitian ini, rasio nilai pasar yang digunakan yaitu Earning Per Share (EPS).

2.1.6.1 Earning Per Share

Earning Per Share merupakan “Rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Rasio laba menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Jadi, disimpulkan bahwa EPS merupakan suatu rasio yang menunjukkan jumlah laba yang didapatkan dari setiap lembar saham yang ada (Kasmir, 2015).

Menurut Widoatmodjo (2009) semakin tinggi laba per lembar saham (EPS), maka semakin mahal suatu saham dan begitu pula sebaliknya. Dari teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa earning per share (EPS) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham.

Berikut rumus untuk menghitung Earning Per Share:

(Kasmir, 2015).

(12)

2.1.7 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Dalam PSAK No. 1 Tahun 2015 disebutkan bahwa:

“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomik.”

Sedangkan menurut Hery (2016), laporan keuangan adalah:

“Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan.dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

Berdasarkan Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan keadaan mengenai posisi keuangan, kondisi keuangan, dan kinerja keuangan suatu entitas pada periode tertentu yang berguna bagi pihak yang membutuhkan untuk pengambilan keputusan

2.1.7.1 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2015) adalah : Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

(13)

Sedangkan menurut Kasmir (2015), mengungkapkan bahwa laporan keuangan bertujuan untuk:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu perode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan gambaran dan informasi yang jelas bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi manajemen suatu perusahaan.

2.1.7.2 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 Tahun 2015 terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.

Berisikan informasi tentang posisi keuangan, yaitu keadaan asset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu.

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.

Melaporkan kinerja atau hasil usaha suatu entitas selama suatu periode tertentu.

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode.

(14)

Melaporkan perubahan ekuitas suatu entitas yang terjadi selama suatu periode tertentu.

d. Laporan arus kas selama periode.

Menjelaskan perubahan saldo kas dan setara kas pada awal dan akhir periode, rincian arus kas masuk dan keluar suatu entitas selama suatu periode tertentu.

e. Catatan atas laporan keuangan.

Berfungsi untuk memberikan penjelasan tambahan atas rincian unsur-unsur laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, atau penjelasan yang bersifat kualitatif.

f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif.

Disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan.

2.1.7.3 Pengguna Laporan Keuangan

PSAK No. 1 Tahun 2015 terdapat beberapa pengguna laporan keuangan dengan kebutuhan informasi yang berbeda yaitu:

a. Investor

Untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.

b. Karyawan

Untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman

Untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.

e. Pelanggan

(15)

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama jika mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada entitas.

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan untuk mengatur aktivitas entitas menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.

2.1.7.4 Analisis Laporan Keuangan

Pengertian analysis laporan keuangan sebagai mana dikemukakan oleh Maith dalam Harahap (2011), yaitu :

”Analisis laporan keuangan adalah penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam menghasilkan keputusan yang tepat”.

Sedangkan menurut Munawir (2010) :

“Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan mencakup semua pos-pos laporan keuangan dan menjelaskan semua pos-pos tersebut

(16)

sehingga dapat dimengerti dengan mudah dan dapat digunakan untuk mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.8 Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa hasil peneltian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, menjadi faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti JudulPenelitian MetodePenelitian Hasil dan Kesimpulan 1 YuliaPurnama

wati,

FeryPanjaitan, Marheni

Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Net Profit

Margin (NPM) terhadap Harga Saham

(Studi pada Perusahaan

Telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia PeriodeTahun 2012-

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh ROA, EPS, PER, dan NPM

terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah 6 Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2012- 2016

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 2 perusahaan dengan metode purposive sampling

 Analisis yang digunakan yaitu Uji Korelasi dan

Hasil dan kesimpulan penelitian:

 ROA, EPS, PER, dan NPM secara parsial tidak

berpengaruh terhadap Harga Saham

 ROA, EPS, PER, dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

(17)

2016) Regresi, Uji t, dan Uji F atau

ANOVA 2 Rizqi Aning

Tyas dan Rishi Septa Saputra

Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham

(Studi Kasus Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012–2014)

 ObjekPenelitian yang diteliti adalah Pengaruh DPS, ROE dan NPM terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitianadalah perusahaan telekomunikasi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2012-2014

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 6 perusahaan

 Analisis yang digunakan yaitu Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji t, dan Uji F

Hasil dan Kesimpulan Penelitian:

 Variabel NPM dan ROI secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 Variabel ROE dan EPS secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

 Variabel NPM, ROI, ROE, dan EPS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

3 Carmela Pinky Manoppo

Pengaruh ROA, ROE, ROS, dan EPS terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh ROA, ROE, ROS, dan EPS terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah 11 Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI tahun 2012-

Hasil dan kesimpulan penelitian:

 ROA

berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap Harga Saham

 EPS

(18)

2014

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 11 perusahaan

 Analisis yang digunakan yaitu Uji Asumsi Klasik,Analisis Regresi, Analisis Korelasi, Uji t, dan Uji F atau ANOVA

berpengaruh signifikan dan mempunyai hubungan positif terhadap Harga Saham

 ROE

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 ROS

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 ROA, ROE, ROS, dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan 4 Manis

Syahedeh, Ronny MalaviaMard ani, dan Budi Wahono

Pengaruh Devidend Per Share (DPS), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) TerhadapHargaSaha m

(Studi Empiris Pada Perusahaan

Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012- 2015))

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh DPS, ROE dan NPM terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitianadalah perusahaan sektor Infrastruktur, Utilitas

danTransportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan tahun 2012-2015

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 11

Hasil dan

kesimpulanpeneli tian:

 Variabel Devidend per Share (DPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

 Variabel Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham

 Variabel Net Profit Margin (NPM) tidak

(19)

perusahaan

 Analisis yang digunakan yaitu Analisis Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Uji t

berpengaruh signifikan terhadap harga saham

5 Gusti

Erwanda dan Ruzikna

Pengaruh Rasio Probabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh ROA, ROE, EPS, dan NPM

terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah perusahaan konstruksi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2010-2014

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 6 perusahaan menggunakan teknik purposive sampling

 Analisis yang digunakanyaitu Uji

AsumsiKlasik, AnalisisRegresi Linier

Berganda,Analisis KoefisiensiDeter minasi, Uji t, dan Uji F

Hasil dan Kesimpulan Penelitian:

 VariabelEPS berpengaruh signifikan terhadapHarga Saham

 Variabel ROA, ROE, dan NPM secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga saham

 VariabelROA, ROE, EPS, dan NPM secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham

(20)

6 Gerald Edsel Yermia Egam, Ventje Ilat, dan Sonny Pangerapan

Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share (EPS)

terhadapHargaSaham Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013- 2015

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh ROA, ROE, EPS, dan NPM

terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah perusahaanIndeks LQ45

yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2013-2015

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 20 perusahaan menggunakan teknik purposive sampling

 Analisis yang digunakanyaitu Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Analisis Koefisiensi Determinasi, dan Uji t

Hasil dan Kesimpulan Penelitian:

 Variabel ROA dan ROE secara parsial tidak

berpengaruh erhadap Harga Saham

 Variabel NPM secara parsial berpengaruh negative terhadap harga saham

 Variabel EPS berpengaruh positif terhadap harga saham

7 Yustina Wahyu Cahyaningru m dan Tiara Widya Antikasari

Pengaruh Earning Per Share, Price to Book Value, Return on Asset, dan Return on Equity Terhadap Harga Saham Sektor Keuangan yang terdaftar di Bursa

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh EPS, PBV, ROA dan ROE terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah perusahaan

Hasil dan Kesimpulan Penelitian:

 Variabel EPS, PBV, ROA dan ROE secara parsial berpengaruh

(21)

Efek Indonesia tahun 2010-2014

sektorkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2010-2014

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 237 perusahaan menggunakan teknik purposive sampling

 Analisis yang digunakanyaitu Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji t dan Uji F

signifikan terhadap Harga Saham

 Variabel EPS, PBV, ROA dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

8 Sunaryo Analisis Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan EPS (Earning Per Share) terhadap Harga Saham pada Kelompok Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh ROA, ROE, dan EPS terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah perusahaan sector keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2008

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar 36 perusahaan

 Analisis yang digunakan yaitu Uji Asumsi Klasik, Analisis

Hasil dan kesimpulan penelitian:

 Variabel EPS, berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 VariabelROA dan ROE secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 Variabe lROA, ROE, dan EPS secara simultan berpengaruh signifikan

(22)

Regresi Linier Berganda, Uji t dan Uji F

terhadap Harga Saham

9 Tri

NonikSumary anti

Pengaruh ROA, EPS, NPM, dan ROE terhadap Harga Saham Perusahaan Sub-Sektor Batu Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

 Objek Penelitian yang diteliti adalah Pengaruh ROA, ROE, dan EPS terhadap Harga Saham

 Populasi pada penelitian adalah perusahaan subsector batu bara yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

 Analisis yang digunakan yaitu Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda,Koefisi en Korelasi Berganda,

KoefisienDetermi nasi, Uji t dan Uji F

Hasil dan kesimpulan penelitian:

 VariabelROA dan NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 Variabel EPS dan ROE secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 Variabel ROA, EPS, NPM, dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

10 Pramita Riza Oktaviani dan Sasi Agustin

Pengaruh PER, EPS, DPS, dan DPR terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014

 ObjekPenelitian yang diteliti adalah Pengaruh PER, EPS, DPS, dan

DPRterhadapHarg aSaham

 Populasi pada penelitian adalah perusahaan

Hasil dan kesimpulanPenel itian:

 Variabel PER, EPS, dan DPS secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

(23)

subsector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)periode 2010-2014

 Jumlah sampel yang digunakan sebesar6

perusahaan

 Analisis yang digunakan yaitu Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji t dan Uji F

terhadap Harga Saham

 Variabel DPR secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

 VariabelPER, EPS, DPS, dan DPR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Sumber: penelitianterdahulu (jurnal)

2.2 Kerangka Berfikir Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Return On Assets terhadap Harga Saham

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu indikator keuangan yang sering digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Kasmir, 2015).

ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula

(24)

tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset yang akan mempengaruhi kenaikan harga saham (Sawir, 2005).

Hal inisesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Carmela (2015) dan Tri (2017) menyatakan bahwa Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.2.2 Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham

Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2015). Jika, perusahaan memiliki ROE yang tinggi maka deviden yang diberikan perusahaan tersebut akan tinggi. Dapat dikatakan, perusahaan ini mengelola equity dengan efektif dan efisien. Sehingga para investor akan percaya untuk dikemudian harinya perusahaan akan memberikan pendapatan yang lebih besar.

ROE adalah rasio yang paling penting karena ROE merupakan laba bersih bagi pemegang saham dibagi dengan total ekuitas pemegang saham.

Pemegang saham pastinya ingin mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka investasikan, dan ROE menunjukan tingkat yang mereka peroleh. Jika ROE tinggi, maka harga saham juga cenderung akan tinggi dan tindakan yang meningkatkan ROE kemungkinan juga akan meningkatkan harga saham (Brigham dan Houston, 2014).

Hal ini sesuai dengan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Carmela (2015) dan Yustina dan Tiara (2017) bahwa Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.2.3 Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham

Laba Per Saham – LPS (Earning Per Share – EPS) merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS mendeskripsikan

(25)

profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. EPS yang semakin tinggi tentu akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham serta kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima oleh pemegang saham (Darmadji dan Fakruddin, 2012).

Earning Per Share merupakan “Rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Rasio laba menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Jadi, disimpulkan bahwa EPS merupakan suatu rasio yang menunjukkan jumlah laba yang didapatkan dari setiap lembar saham yang ada (Kasmir, 2015).

Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS), maka semakin mahal suatu saham dan begitu pula sebaliknya. Dari penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa earning per share (EPS) memiliki pengaruh positif terhadap harga saham (Widoatmodjo, 2009).

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Carmela (2015) menyatakan bahwa Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

2.2.4 Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, dan Earning PerShare terhadap Harga Saham

Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangutan di pasar modal.

Permintaan dan penawaran terjadi karena adanya informasi positif/negatif menyangkut kinerja perusahaan yang berdampak pada perubahan harga saham (Jogiyanto, 2008).

Return On Assets, Return On Equity, dan Earning Per Share merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham (Iskandar Alwi, 2008). Hal tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

(26)

Sunaryo (2011) menyatakan bahwa Return On Assets, Return On Equity, dan Earning Per Share secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Return on Assets berpengaruh terhadap harga saham H2 : Return on Equity berpengaruh terhadap harga saham H3 : Earning per Share berpengaruh terhadap harga saham

H4 : Return on Assets, Return on Equity dan Earning per Share secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.

Return On Assets

Ina Rinati (2012) & Rahmalia Nurhasana (2014)

Return On Equity

Carmela (2015) & Yustina dan Tiara (2017)

Earning Per Share

Jajang Badruzaman (2017) &

Carmela (2015)

Harga Saham

Gusti Erwanda dan Ruzikna (2017) & Sunaryo (2015)

Referensi

Dokumen terkait

Kawasan Konservasi Perairan (KKP) atau Marine Protected Area (MPA) adalah wilayah perairan laut termasuk pesisir dan pulau-pulau kecil yang mencakup tumbuhan dan

(2) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian setelah menerima permohonan dari Kepala PPVTPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima

Secara keseluruhannya, dapatan kajian menunjukkan tahap persepsi berdasarkan faktor jantina dan kelompok bagi guru-guru Pendidikan Islam terhadap pentaksiran Dokumen

Rp.10 miliar Orang/bulan 1,250,000 Bidang SKPD yang mengelolah d Niiai pagu dana di atas Rp.10 miliar sd.Rp.25 miliar Orang/bulan 1,580,000 Anggaran 1 (satu)

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir

Saragih pada tahun 2011 juga melakukan penelitian dengan judul “Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar

Petugas Sudin Peternakan dan Pertanian Jakarta Pusat menunjukan tahu berformalin yang disita dari pedagang di Pasar Petojo.. Motor Dijual Iklan Baris Iklan Baris HONDA HONDA

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah; 1) hasil pengembangan berupa LKS dengan pendekatan scientific ini diharapkan dapat digunakan sebagai