• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian ini di Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta pada akhir perkuliahan semester gasal tahun akademik 2015/2016. Dengan menetapkan waktu penelitian pada akhir perkuliahan dalam satu semester, diharapkan responden memperoleh rujukan tentang variabel yang diteliti dari pengalaman.

B. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2006 : 55 ). Mengingat penelitian ini berangkat dari suatu teori dan mengadopsi berbagai penelitian sejenis yang pernah dilakukan, maka permasalahan yang coba untuk dijawab dalam penelitan ini diharapkan dapat dibuktikan pada ruang dan waktu yang berbeda. Pendekatan kuantitatif juga menekankan analisisnya pada data-data numerikal yang diolah dengan pendekatan statistik, serta dilakukan dalam rangka pengujian hipotesis.

(Azwar, 1998 : 5).

Metode riset yang digunakan adalah metode survey eksplanatif - Korelatif.

Metode survey eksplanatif karena penelitian ini bermaksud mengetahui apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Peneliti tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena, namun menjelaskan terjadinya fenomena tersebut serta pengaruhnya. Penelitian ini juga dimaksudkan membandingkan antara variable bebas untuk melihat variabel mana yang memberikan pengaruh yang lebih besar.

(Kriyantono, 2006 : 60).

(2)

commit to user C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Regular A dan B Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta yang terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik 2015/2016 sejumlah 295 orang. Mahasiswa Regular A adalah mahasiswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan Mahasiswa Regular B adalah mahasiswa yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan Analis Kesehatan (SMAK). Berikut data jumlah populasi :

Tabel 3.1. Data Jumlah Mahasiswa AAK Nasional Tahun Akademik 2015/2016

Tingkat Regular A Regular B Jumlah

I 30 70 100

II 30 70 100

III 26 70 96

TOTAL 296

Sumber : Penetapan Mahasiswa Semester Gasal Tahun Akademik 2015/2016 2. Sampel

Dalam memilih sample akan digunakan teknik sampling berstrata proposional, yaitu mengelompokkan populasi dalam kelompok-kelompok atau kategori yang disebut strata. (Kriyantono 2006 : 155). Pilihan teknik sampling ini dilakukan mengingat terdapat perbedaan lama berintaraksi dengan pengajar antara mahasiswa tingkat I, II, dan III, serta pengelompokan kelas regular A (yang berasal dari SMA) dan Mahasiswa Reguler B (Yang berasal dari SMK Analis Kesehatan)

Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan formulasi tabel Arkin dan Colton (1957), yaitu sebesar 50%

dari populasi untuk tingkat kepercayaan 95% dan standar error + 5%.

(Slamet, 2001). Besar sampel ditetapkan sebesar 50% dari populasi, mengingat jumlah populasi di bawah 500. Mengingat populasi terdiri dari 6 (enam) kelompok, yaitu mahasiswa regular A tingkat I, II, dan III, serta

(3)

commit to user

mahasiswa regular B tingkat I, II, dan III, maka pada setiap kelompok akan diambil secara proporsional sebanyak 50%.

Tabel 3.2 Jumlah sampel

Tingkat Jumlah Populasi Besarnya Sampel

Reg A Reg B Total Reg A Reg B Total

I 30 70 100 15 35 50

II 30 70 100 15 35 50

III 26 70 96 13 35 48

Total 296 Total 148

D. OPERASIONALISASI KONSEP

Terdapat tiga konsep utama yang akan dioperasionalkan dalam penelitian inim, yaitu : Kompetensi komunikasi Pengajar, Misbehavior Pengajar, dan Kredibilitas Pengajar . Operasionalisasi konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kompetensi Komunikasi Pengajar, operasionalisasi konsep dari variabel ini

mengadopsi kategorisasi kompetensi komunikasi oleh Littlejohn dan Foss.

Dengan memasukan pertimbangan Spitzberg dan Rubin, maka penelitian ini akan memusatkan diri pada pengujian kompetensi komunikasi pada empat faktor dimensi perilaku (behavioral), yang terdiri atas :

a. Message Skill : Merujuk pada bentuk-bentuk kemampuan menggunakan bahasa verbal dan nonverbal antara lain :

 Menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa yang digunakan oleh siswa

 Menggunakan bahasa tubuh untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

 Menggunakan nada, volume, dan intonasi yang membuat suara nyaman untuk didengar

 Mengungkapkan gagasan dengan jelas

b. Interaction Management merupakan kemampuan untuk mengimplementasikan aturan-aturan interaksional atas pesan verbal dan

(4)

commit to user

non verbal. Dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat menunjukkan minat, toleransi, dan kemampuan untuk mengarahkan kepada orang lain dalam interaksi untuk memulai dan mengakhiri percakapan. Interaction manajemen ditunjukkan dengan :

 Menunjukkan sikap supel.

 Mudah bergaul dengan seluruh mahasiswa maupun karyawan.

 Tidak menyela atau membiarkan orang lain menyelesaikan pendapatnya.

 Saat berbicara dengannya terasa menguntungkan.

 Menyimak pembicaraan dengan penuh perhatian.

c. Behavioral Flexibility menunjukkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan dengan situasi komunikasi yang berbeda dalam memilih strategi yang efektif dan sesuai untuk mencapai tujuan. Seorang yang kompeten membuat pilihan yang baik atas pesan untuk menandai status dan hubungan dari pihak yang terlibat dalam interaksi dalam bentuk :

 Dapat beradaptasi pada situasi yang berubah-ubah.

 Memperlakukan orang lain sesuai keunikan masing-masing.

 Peka terhadap kebutuhan siswa saat itu

 Menunjukkan perilaku yang luwes saat berhubungan dengan mahasiwa

d. Relationship Cultivation adalah kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain. Relationship cultivation pada umumnya diwujudkan dalam perilaku :

 Ramah

 Menunjukkan sikap membantu/tidak mempersulit urusan

 Bersahabat

2. Misbehavior Pengajar, mengambil dari apa yang telah dikonsepsikan oleh McCroskey dan Kearny yang terdiri dalam tiga dimensi perilaku :

a. Incompetence :

 Menyampaikan perkuliahan dengan tidak jelas atau penjelasan yang disampaikannya membingungkan.

(5)

commit to user

 Mengajukan pertanyaan yang membingungkan mahasiswa

 Membuat soal yang tidak berhubungan dengan catatan atau perkuliahan

Tidak melakukan review materi perkuliahan sebelum ujian tengah atau ujian akhir semester.

 Kurang antusias dalam memberikan perkuliahan sehingga perkuliahannya terkesan monoton

 Perkuliahan yang diberikan sekedar menampilkan slide presentasi (power point) namun kurang dapat memperinci maupun

menguraikan materi secara lebih luas

 Menggunakan materi yang sama setiap tahunnya tanpa adanya pembaharuan materi.

 Tidak dapat mengendalikan situasi kelas atau menarik minat mahasiswa untuk kembali fokus pada perkuliahaan (mahasiswa ramai sendiri atau tertidur)

b. Offensiveness :

 Memberikan komentar yang menyakitkan saat mahasiswa tidak dapat menjawab/jawaban tidak tepat

 Mengolok-olok/melecehkan siswa pada saat sedang mengalami kesulitan belajar/mendapat nilai buruk

 Menganggap dirinya benar sedangkan mahasiswa salah.

 Menggunakan kata kata kasar/ tidak senonoh dalam menegur mahasiswa

 Memberikan julukan tidak menyenangkan

 Mudah tersinggung dan marah apabila perilaku mahasiswa tidak sesuai dengan yang diharapkan

 Bertindak sewenang-wenang dan membuat aturan yang tidak masuk akal

 Pilih kasih terhadap mahasiswa

(6)

commit to user c. Indolence :

 Materi yang diberikan dosen tersebut kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan siswa

 Mengubah tanggal ujian atau batas waktu pengumpulan tugas secara mendadak.

 Menyajikan materi yang sangat menyimpang dari silabus

 Beberapa kali tidak hadir tanpa alasan yang jelas

 Sering terlambat masuk kelas tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan

 Tampak kurang persiapan dalam mengajar

 Lupa jadwal mengajar, atau mengganti jadwal mengajar namun lupa pada jadwal penggantinya

 Di dalam kelas dosen mengerjakan pekerjaan lain atau aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan perkuliahan (membuat laporan pembukuan, mengurus bisnisnya, bermain gadget, membaca koran/buku yang tidak berhubungan dengan mata kuliah tersebut).

3. Kredibilitas

Untuk mengukur kredibilitas, penulis mengadopsi 18 Factor Source Credibility Measures (McCroskey & Teven, 2013) yang menggunakan skala semantik deferensial. Ketiga dimensi kredibilitas dalam alat ukur tersebut, masing-masing memiliki 6 indikator. Untuk keperluan penelitian ini, penulis menggunakan masing-masing 5 indikator untuk setiap dimensi kredibilitas pengajar.

a. Competences (Kompetensi) : meupakan persepsi khalayak atas keahlian dan pengetahuan pembicara dalam hubungannya dengan topik yang sedang dibicarakan. Perilaku yang menunjukan kompetensi pengajar antara lain : menyampaikan materi yang kompleks dengan baik dan jelas, memiliki ketrampilan manajemen kelas yang baik, dapat menjawab pertanyaan yang diajukan siswa, serta berkomunikasi secara efektif

(7)

commit to user

Dalam 18 Factor Source Credibility Measures, competence diukur dalam skala berikut :

Intelligent 1 2 3 4 5 6 7 Unintelligent Untrained 1 2 3 4 5 6 7 Trained

Inexpert 1 2 3 4 5 6 7 Expert

Informed 1 2 3 4 5 6 7 Informed incompetent 1 2 3 4 5 6 7 Competent

Bright 1 2 3 4 5 6 7 Stupid

Sebagai bentuk penyesuaian terhadap responden, penulis hanya mengambil 5 indikator, serta membuat variasi skala semantik deferensial sebagai berikut.

 Tidak pandai – kurang pandai – cukup pandai – pandai – sangat pandai

 Tidak terlatih – kurang terlatih – cukup terlatih – terlatih – sangat terlatih

 Tidak ahli di bidangnya – kurang ahli dibidangnya – cukup ahli dibidangnya – ahli di bidangnya – sangat ahli di bidangnya.

 Berwawasan sempit – kurang berwawasan – cukup berwawasan – berewawasan luas – berwawasan sangat luas

 Tiak cerdas – kurang cerdas – biasa-biasa – cerdas – sangat cerdas

b. Trustworthiness : merupakan persepsi khayalak terhadap karakter yang dirasakan kejujurannya. Trustworthiness dalam komunikasi instruksional adalah suatu tingkatan dimana siswa mempercayai pengajarnya. Tevem dam Hanson (2004) mendeskripsikan beberapa perilaku pengajar yang dinilai tinggi tingkat kepercayaannya terhadap siswa, antara lain : menyajikan penjelasan yang rasional atas penilaian, memperlakukan siswa secara adil, memberikan umpan balik dengan segera, tidak pernah mempermalukan siswa atau kasar secara verbal terhadap siswa

(8)

commit to user

Dalam 18 Factor Source Credibility Measures, competence diukur dalam skala berikut :

Honest 1 2 3 4 5 6 7 Dishonest

Untrustworthy 1 2 3 4 5 6 7 Trustworthy Honorable 1 2 3 4 5 6 7 dishonorable

Moral 1 2 3 4 5 6 7 Immoral

Unethical 1 2 3 4 5 6 7 Ethical

phony 1 2 3 4 5 6 7 Genuine

Sebagai bentuk penyesuaian terhadap responden, penulis hanya mengambil 5 indikator, serta membuat variasi skala semantik deferensial sebagai berikut.

 Tidak jujur – Kurang Jujur – Cuku Jujur – Jujur – Sangat Jujur

 Tidak dapat dipercaya – Kurang dapat dipercaya – Cuku dapat dipercaya – Dapat dipercaya – sangat dapat dipercaya.

 tidak layak untuk dihormati – kurang layak untuk dihormati – cukup layak dihormati – layak dihormati – sangat layak dihormati

Tidak bermoral – Kurang bermoral – cukup bermoral – Bermoral – Sangat Bermoral

 Sangat palsu (dibuat-buat) – palsu (dibuat-buat) – Sedikit palsu (dibuat-buat) – cuku apa adanya – apa adanya.

c. Caring : merupakan kepedulian yang dirasakan oleh audiens atas beberapa perilaku pembicara. McCroskey (1992) mendeskripsikan kepedulian dalam tiga dimensi, yaitu :

 Understanding (mengerti), ditunjukkan dengan mengenal gagasan, perasaan, dan kebutuhan orang lain

 Emphaty (empati) , yaitu memahami pandangan orang lain dan mampu menerimanya sebagai pandangan yang sahih.

(9)

commit to user

 Responsiveness (Tanggap), dilihat dari kecepatan bereaksi terhadap komunikasi orang lain, menunjukkan perhatian penuh, serta intensitas tinggi dalam mendengarkan orang lain.

Dalam 18 Factor Source Credibility Measures, competence diukur dalam skala berikut :

Cares about me 1 2 3 4 5 6 7 Not Cares about me Has my interest at

heart

1 2 3 4 5 6 7 doesn’t has interest at heart

Self centered 1 2 3 4 5 6 7 Not-self centered Concerned with me 1 2 3 4 5 6 7 Not concerned with

me insensitive 1 2 3 4 5 6 7 Sensitive Not understand 1 2 3 4 5 6 7 Understanding

Sebagai bentuk penyesuaian terhadap responden, penulis hanya mengambil 5 indikator, serta membuat variasi skala semantik deferensial sebagai berikut :

 Tidak perduli – Kurang perduli – Cukup Perduli – Perduli – Sangat Perduli

 Sangat Egois – Egois – Cukup Egois – Sedikit egois – Tidak egois

 Tidak perhatian kepada siswa – Kurang perhatian kepada siswa – cukup perhatian kepada siswa - Perhatian kepada siswa – Sangat perhatian kepada siswa

 Tidak peka – kurang peka – cukup peka – peka - sangat peka

 Tidak pengertian – kurang pengertian – cukup pengertian – pengertian – sangat pengertian

(10)

commit to user E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Terdapat dua macam data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari responden dengan menggunakan alat pengukuran. Data sekunder adalah data diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, data ini dikutip dari literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian dan mendukung penelitian.

Kedua macam data tersesbut diperoleh dengan teknik berikut : 1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis pula.

Dalam penelitian ini peneliti menyebar kuesioner secara langsung kepada mahasiswa AAK Nasional. Seluruh skala pengukuran penilaian mahasiswa terhadap kredibilitas pengajar menggunakan skala ordinal, yaitu mengkuantifikasi gejala dengan memberikan jenjang terhadap gejala yang sedang diukur (Slamet, 2013: 13-14).

Untuk mengukur pengaruh kompetensi komunikasi dan misbehavior pengajar terhadap kredibilitas pengajar, penulis mengadopsi kuesioner 18 semantic deferensial Faktor Kredibilitas Sumber yang dirancang oleh McCroskey. (McCroskey & Teven, 2013). Hasil Uji realibilitas terhadap instrumen tersebut adalah 0.85 untuk kompetensi, 0.92 untuk trustworthiness, dan 0.92 untuk caring ( McCroskey & Teven, 1999)

Kuesioner untuk mengukur Kompetensi komunikasi dan misbehavior pengajar disusun atas definisi operasional dari setiap dimensi kedua variabel.

Kuesioner ini berusaha memperoleh penilaian mahasiswa atas perilaku

(11)

commit to user

pengajar yang diturunkan dari indikator setiap dimensi variabelnya. Karena bertujuan menilai arti suatu obyek dalam suatu rangkaian karakteristik, maka penulis menggunakan skala diferensial semantik. (Kriyantono, 2006 : 141- 142). Responden diminta menilai suatu pernyataan yang menggambarkan sikap maupun perilaku tertentu dari “tidak pernah”, “jarang”, “kadang- kadang”, “sering”, sampai dengan sangat sering.

2. Studi Pustaka

Yaitu dengan menggunakan studi pustaka melalui literatur atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

F. TEKNIK ANALISIS DATA

1. Uji Validitas dan Reabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana instrument akan mengukur apa yang ingin diukur. (Kriyantono, 2006 : 143). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋. ∑ 𝑌

√[𝑁 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2][𝑁 ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2]

(Arikunto, 2013 : 170) Instrumen dikatakan valid apabila nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r. (Abdurhaman dan Muhidin, 2009 : 36). Dalam menguji validitas, penulis menggunakan 30 responden, dimana nilai koefisien korelasi product moment (nilai r) sebesar 0,361 pada interval kepercayaan 95%. Dengan menggunakan program SPSS 20, hasil uji validitas kuesioner diperoleh sebagai berikut :

(12)

commit to user

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel X1 (Misbehavior Pengajar)

Dimensi Pertanyaan Pearson

Correlatio n

Keteranga n

Incompetence

Menyampaikan perkuliahan dengan tidak jelas atau penjelasan yang disampaikannya membingungkan.

0,241 Tidak valid (Tidak digunakan

)

Mengajukan pertanyaan yang membingungkan mahasiswa

0,466 Valid

Membuat soal yang tidak berhubungan dengan catatan atau perkuliahan

0,706 Valid

Tidak melakukan review materi

perkuliahan sebelum ujian tengah atau ujian akhir semester.

0,612 Valid

Kurang antusias dalam memberikan

perkuliahan sehingga perkuliahannya terkesan monoton

0,744 Valid

Perkuliahan yang diberikan sekedar menampilkan slide

0,750 Valid

(13)

commit to user presentasi (power point) namun kurang dapat memperinci maupun menguraikan materi secara lebih luas Menggunakan materi yang sama setiap tahunnya tanpa adanya pembaharuan materi.

0,703 Valid

Tidak dapat

mengendalikan situasi kelas atau menarik minat mahasiswa untuk kembali fokus pada perkuliahaan (mahasiswa ramai sendiri atau tertidur)

0,632 Valid

Offensiveness

Memberikan komentar yang menyakitkan saat mahasiswa tidak dapat menjawab/jawaban tidak tepat

0,806 Valid

Mengolok-

olok/melecehkan siswa pada saat sedang mengalami kesulitan belajar/mendapat nilai buruk

0,730 Valid

Menganggap dirinya benar sedangkan mahasiswa salah.

0,631 Valid

(14)

commit to user Menggunakan kata kata kasar/ tidak senonoh dalam menegur mahasiswa

0,435 Valid

Memberikan julukan tidak menyenangkan

0,715 Valid

Mudah tersinggung dan marah apabila perilaku mahasiswa tidak sesuai dengan yang diharapkan

0,733 Valid

Bertindak sewenang- wenang dan membuat aturan yang tidak masuk akal

0,555 Valid

Pilih kasih terhadap mahasiswa

0,671 Valid

Indolence

Materi yang diberikan dosen tersebut kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan siswa

0,528 Valid

Mengubah tanggal ujian atau batas waktu pengumpulan tugas secara mendadak.

0,677 Valid

Menyajikan materi yang sangat

menyimpang dari silabus

0,722 Valid

(15)

commit to user Beberapa kali tidak hadir tanpa alasan yang jelas

Sering terlambat masuk kelas tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabka n

0,570 Valid

Tampak kurang persiapan dalam mengajar

0,742 Valid

Lupa jadwal mengajar, atau mengganti jadwal mengajar namun lupa pada jadwal

penggantinya

0,716 Valid

Di dalam kelas dosen mengerjakan pekerjaan lain atau aktivitas lain yang tidak

berhubungan dengan perkuliahan (membuat laporan pembukuan, mengurus bisnisnya, bermain gadget, membaca koran/buku yang tidak

berhubungan dengan mata kuliah tersebut).

0,506 Valid

Variabel X1 (Kompetensi Komunikasi) Message Skill Menggunakan bahasa

yang sama dengan

0,593 Valid

(16)

commit to user bahasa yang digunakan oleh siswa

Menggunakan bahasa tubuh untuk

memperkuat pesan yang disampaikan

0,787 Valid

Menggunakan nada, volume, dan intonasi yang membuat suara nyaman untuk didengar

0,532 Valid

Mengungkapkan gagasan dengan jelas

0,357 Tidak Valid (Tidak digunakan

)

Interaction Management

Menunjukkan sikap supel.

0,476 Valid

Mudah bergaul dengan seluruh mahasiswa maupun karyawan.

0,613 Valid

Tidak menyela atau membiarkan orang lain menyelesaikan

pendapatnya.

0,563 Valid

Saat berbicara dengannya terasa menguntungkan.

0,722 Valid

(17)

commit to user Menyimak

pembicaraan dengan penuh perhatian.

0,642 Valid

Behavioral Flexibility

Dapat beradaptasi pada situasi yang berubah- ubah.

0,623 Valid

Memperlakukan orang lain sesuai keunikan masing-masing.

0,704 Valid

Peka terhadap kebutuhan siswa saat itu

0,786 Valid

Menunjukkan perilaku yang luwes saat berhubungan dengan mahasiwa

0,704 Valid

Relationship Cultivation

Ramah 0,803 Valid

Menunjukkan sikap membantu/tidak mempersulit urusan

0,853 Valid

Bersahabat 0,839 Valid

Variabel Y : Kredibilitas Pengajar

Dimensi Indikator Pearson

Correlatio n

Keteranga n

Competence Tidak pandai – Sangat Pandai

0,690 Valid

Tidak Terlatih – Sangat Terlatih

0,766 Valid

Tidak Ahli di Bidangnya – Sangat Ahli di Bidangnya

0,769 Valid

(18)

commit to user Berwawasan Sempit – Berwawasan sangat luas

0,566 Valid

Tidak Cerdas – Sangat Cerdas

0,606 Valid

Trustworthines s

Tidak Jujur – Sangat Jujur

0,693 Valid

Tidak dapat dipercaya – Sangat dapat

dipercaya

0,716 Valid

Tidak layak dihormati – Sangat layak

dihormati

0,790 Valid

Tidak bermoral – Sangat bermoral

0,815 Valid

Sangat palsu/dibuat – buat – Apa Adanya

0,722 Valid

Caring Tidak perduli – Sangat Perduli

0,798 Valid

Sangat egois – Tidak egois

0,798 Valid

Tidak Perhatian kepada mahasiswa – Sangat Perhatian Kepada Mahasiswa

0,837 Valid

Tidak peka – Sangat peka

0,766 Valid

Tidak pengertian – Sangat pengertian

0,779 Valid

(19)

commit to user b. Uji Reabilitias

Uji reabilitas terhadap alat ukur dilakukan untuk memastikan alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan, dan tetap (konsisten) (Kriyantono, 2006 : 145) Formula yang digunakan untuk uji reabilitas instrumen adalah koefisien Alfa (á) dari Cronbach sebagai berikut

𝑟11= ( 𝑘

𝑘 − 1) (1 −∑ 𝜎 𝑏2 𝜎2𝑡 ) r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir 𝜎2𝑡 = Varians total

(Arikunto 2013 ∶ 196) Apabila nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka instrumen dinyatakan reliabel. (Abdurhman dan Muhidin, 2009 : 41). Adapun nilai r tabel untuk taraf signifikansi 0,05 pada derajat kebebasan 27 (n- 3) dengan jumlah variabel 3 adalah 0,446. Sementara Nunnally (1994) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,7 ( Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2013 : 48). Dengan menggunakan SSPS 20, maka hasil uji reliabilitas di dapat sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Alpha Keterangan

Misbehavior Pengajar 0,893 Reliabel

Kompetensi Komunikasi 0,778 Reliabel

Kredibilitas Pengajar 0,882 Reliabel

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik berikut : a. Korelasi Ganda

(20)

commit to user

Korelasi ganda meupakan korelasi yang bermaksud untuk melihat ada tidaknya hubungan diantara tiga variabel atau lebih (Abdurhaman, Muhidin, & Somantri, 2011 : 201) Penggunaan uji statistik ini dalam penelitian adalah untuk menguji korelasi positif antara variabel bebas kompetensi pengajar dengan variabel terikat kridibilitas pengajar, serta korelasi negatif antara variabel bebas misbehavior pengajar dengan variabel terikat kredibilitas pengajar. Hipotesis yang diuji dengan teknik analisis ini adalah :

Ho1 : Tidak ada hubungan antara misbehavior pengajar dengan kredibilitas pengajar

H11 : Semakin tinggi misbehavior pengajar, semakin rendah kredibilitas pengajar

Ho2 : Tidak ada hubungan antara kompetensi komunikasi pengajar dengan kredibilitas pengajart

H12 : Semakin tinggi kompetensi komunikasi pengajar, semakin tinggi kredibilitas pengajar

Rumus korelasi ganda adalah sebagai berikut :

2 2 2

2 1

2 1 2 2 1

1 2

1 1

. . . 2

x x

x x y x y y x

x y x y

x

x r

r r r r

R r

 

Dimana

𝑟𝑠 R = Koefisien korelasi ganda 𝑁 r x1= Koefisien korelasi variabel X1

𝑁𝑖=1𝑑12 r x2= Koefisien korelasi variabel X2

(Abdurahman dan Muhidin, 2009 : 133) b. Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda digunakan untuk mengidentifikasi atau memprediksi nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (Abdurhman, Muhidin, & Somantri, 2011 : 223).

Dalam penelitian ini, analisis ini digunakan untuk memprediksi pengaruh dua variabel bebas yaitu kompetensi komunikasi pengajar

(21)

commit to user

(X1) dan misbehavior (X2) pengajar terhadap variabel terikat kredibilitas pengajar (Y). Rumusan hipotesis yang diuji dengan teknik analisis ini adalah :

Ho = 0 : Tidak ada pengaruh misbehavior pengajar dan kompetensi komunikasi terhadap kredibilitas pengajar.

H1  0 : Ada pengaruh misbehavior pengajar dan kompetensi komunikasi pengajar terhadap kredibilitas pengajar.

Persamaan Analisis Regresi Ganda adalah sebagai berikut : Y = a+b1X1+B2X2

𝑏1 = (∑ 𝑋22)(∑ 𝑋1𝑦) − (∑ 𝑥1𝑥2)(∑ 𝑋2𝑦) (∑ 𝑋12)(∑ 𝑋22) − (∑ 𝑋1𝑋2)2 𝑏12 = (∑ 𝑋12)(∑ 𝑋2𝑦) − (∑ 𝑥1𝑥2)(∑ 𝑋1𝑦)

(∑ 𝑋12)(∑ 𝑋22) − (∑ 𝑋1𝑋2)2 𝑎 = ∑ 𝑌

𝑛 − 𝑏1[∑ 𝑋1

𝑛 ] − 𝑏2[∑ 𝑋2 𝑛 ]

(Abdurahman, Muhidin, & Somantri, 2011 : 223-224) c. Analisis Kruskal Wallis dan Mann-Whitney Test

Statistik nonparametrik ini digunakan untuk uji beda dilakukan karena data interval yang digunakan tidak mampu mengisi keempat kuadran kombinasi varabel bebas sehingga untuk uji beda kembali menggunakan data ordinal. Pada tahap ini, data dari kedua variabel bebas (misbehavior dan kompetensi pengajar) dikategorikan sebagai tinggi dan rendah dengan menghitung nilai median, dimana

A < Median = Rendah A ≥ Median = Tinggi

Rumusan hipotesis yang diajukan adalah : Ho : M1 = M2 = M3 = M4

H1 : Sekurang-kurangnya ada dua M yang berbeda.

Hipotesis untuk uji beda antar kombinasi variabel bebas adalah : Ho1 : M1=M2 H11 : M1<M2 atau M1>M2

Ho2 : M1=M3 H12 : M1<M3 atau M1>M3

Ho3 : M1=M4 H13 : M1<M4 atau M1>M4

Ho4 : M2=M3 H14 : M2<M3 atau M2>M3

(22)

commit to user

Ho5 : M2=M4 H15 : M2<M4 atau M2>M4

Ho6 : M3=M4 H16 : M3<M4 atau M3>M4

Adapun statistik parametrik yang digunakan adalah Kruskal Wallis – Test untuk uji beda setiap kombinasi variabel bebas secara bersama- sama (uji F). Sedangkan Mann – Whitney Test digunakan pada uji beda antar kombinasi variabel bebas secara parsial (uji t).

Rumus Kruskal Wallis :

k

j

j N N

n R X S

4 ) 1 (

1 2 2

2

2 Dimana

N

N R Xij N N

S 4

) 1 ) (

1 (

1 2 2

2

Rj = Jumlah rank untuk kelompok ke-j R(xj)2 = Rank untuk skor

K = Banyaknya kelompok sampel

(Abdurahman, Muhidin, & Somantri, 2011 : 285) Rumus Mann – Whitney test

) 1 ( 4

) 1 ) (

( )

( ).

1 (

2 ) 1

(

2

1 1

2 2

1

 





 



 

  

 

N N n y n

R x

N R N

n n

n N x R Z

y x n

i

n

i i i

y x

n

i

x i

x y

x

Dimana :

R (xi) = Rank untuk x R (yi) = Rank untuk y

(Abdurahman, Muhidin, & Somantri, 2011 : 277)

d. Uji t

Analisis ini digunakan untuk membuktikan signifikansi asosiasi variabel bebas (misbehavior pengajar dan kompetensi komunikasi pengajar) dengan variabel terikat (kredibilitaas pengajar) secara parsial. Pengujian parsial ini dapat menggunakan rumus berikut :

𝑡 = 𝑟𝑠√𝑛 − 𝑘 − 1 1 − 𝑟𝑠2

(Sudjana,1966 dalam Abdurrahman, Muhidin, Somantri 2011 : 205)

(23)

commit to user

Dengan menggunakan program SPSS 20, untuk menentukan apakah hipotesis nihil (Ho) diterima atau ditolak dapat diambil dengan melihat ρ value. Apabila ρ value  0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat, sebaliknya apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

e. Uji F

Uji F dilakukan untuk membuktikan signifikansi pengaruh variabel bebas (kompetensi komunikasi pengajar dan misbehavior pengajar) terhadap variabel terikat (kredibilitas pengajar) secara bersama-sama.

Menurut Sudjana (1966), rumus yang digunakan untuk menghitung nilai F adalah :

𝐹 =

𝐽𝐾(𝑅𝑒𝑔) 𝑘 𝐽𝐾(𝑅𝑒𝑠)

𝑛−𝑘−1

Dimana :

JK(Reg) = Jumlah Kuadrat Regesi JK (Res) = Jumlah Kuadrat Residu k = banyaknya variabel bebas

(Abdurrahman, Muhidin, Somantri 2011: 207) Nilai F akan dihitung dengan menggunakan program SSPS 20.

Dengan membandingkan dengan nilai F tabel, dapat ditetapkan apabila nilai uji F nilai tabel F, maka hipotesi nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)diterima.

3. Uji Asumsi Parametik

Uji asumsi parametik dilakukan berkaitan dengan penggunaan analisis regresi ganda sebagai salah satu alat uji hipotesis dalam penelitian ini. Osborn dan Elaine (2002) menekankan empat uji asumsi regresi ganda yang harus selalu

(24)

commit to user

dilakukan oleh peneliti, yaitu : Normalitas, reliabilitas pengukuran, linearitas, dan heteroskodastisitas. (Osborne & Elaine, 2002) . Sementara Abdurrahman, Muhidin, Somantri (2011) mewajibkan uji asumsi normalitas, homogenitas, dan linearitas pada analisis regresi (Abdurrahman, Muhidin, Somantri, 2011 : 259 - 267).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data sehingga memperkecil/menghindari kesalahan dalam mengestimasi (Abdurrahman, Muhidin, Somantri, Ibid). Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain :

 Analisis Grafik

Dengan membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2013 : 154). Data berdistribusi normal grafik histogramnya akan membentuk lonceng.

 Menghitung Nilai z statistic Zskewness =

N Skewness

/

6 Zkurtosis =

N Kurtosis

/ 24

Jika nilai Z hitung > Z tabel maka distribusi tidak normal.

Uji Liliefors. Dalam uji ini, data ditransformasikan dengan nilai z untuk mengetahui proporsi teoritis pada tabel z, di mana :

S x Z xi

 dimana

n

X

Xi

dan

 

1

2 2

n n xi x

S

i

Selisih proporsi empiris dengan proporsi teoritis terbesar dibandingkan dengan nilai tabel D, apabila D hitung < nilai tabel, maka x mengikuti distribusi normal. Uji normalitas ini akan dilakukan dengan menggunakan program SSPS 20.

(25)

commit to user b. Uji Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi diantara variabel bebasnya. Dalam uji regresi yang baik tidak terjadi korelasi dalam variabel bebasnya. Dalam penelitian ini, uji multikolinearitas dilakukan dengan membandingkan besarnya VIF (Varian Inflation Factor) dengan Tolerance. Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance rendah dan berakibat pada VIF yang tinggi.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2016 : 107). Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW test). Apabila tidak terjadi autokorelasi, maka nilai du<d<4 – du.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam suatu model regresi (Ghozali, 2016 : 134). Model regresi yang baik apabila tidak terjadi heterokedastisitas, atau disebut homokedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas, penelitian ini menggunakan uji Glejser, dengan persamaan regresi :

│Ut│= α + βXt + vt.

Indikasi terjadinya Heterokedastisitas apabila variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen.

e. Uji Linearitas

Uji ini dimaksudkan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan benar atau tidak. Hal ini dimaksudkan agar estimasi yang diharapkan memperoleh ketepatan untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat. Tidak adanya hubungan atau pola hubungan yang lemah dalam uji regresi dapat disebabkan oleh pola hubungan yang tidak

(26)

commit to user

linear. (Abdurhaman, Muhidin, & Somantri, 2011 : 267). Salah satu uji asumsi linearitas adalah Ramsey test, yang menghasilkan F- hitung dengan rumus :

) /(

) 1

(

/ ) (

2 2 2

k n new R

m old R new F R

 

Dimana :

m = jumlah variabel independen yang baru masuk n = jumlah data observasi

k = banyaknya parameter dalam persamaan yang baru R2new = nilai R2 dari persamaan regresi baru

R2old = nilai R2 dari persamaan regresi awal

Nilai F ini akan dibandingkan dengan nilai F tabel, apabila nilainya >

maka model tidak dalam bentuk fungsi linear (Ghozali, 2016 : 160 - 161)

Gambar

Tabel 3.1.  Data Jumlah Mahasiswa AAK Nasional Tahun Akademik  2015/2016
Tabel 3.2   Jumlah sampel
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas  Variabel X 1  (Misbehavior Pengajar)
Tabel 3.4  Hasil Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang ditemukan di SD No 3 Darmasaba adalah minimnya media pembelajaran yang memfasilitasi guru dalam proses pembelajaran IPS pada kelas IV semester

Pengadaan Bahan Baku Bangunan Pembangunan Senderan lingkungan Pengadaan Langsung 79.640.000 6 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, KODE RUP: 23959702 KODE RUP SWAKELOLA:

Terjadi pasang surut penggunaan Asbuton di dalam negeri, sejak diketemukan pada tahun 1924 dan mulai diproduksi sejak tahun 1926 yang dalam penambangannya pernah mengalami

Jurusan Kedokteran akan melaksanakan proses belajar mengajar dalam rangka menyediakan sumber daya manusia dibidang Kedokteran yang dapat diterima oleh pengguna dengan

Perspektif ketiga dan perspektif yang akan digunakan oleh penulis dalam menganalisis proses ratifikasi perjanjian ekstradisi antara Indonesia dengan Singapura

Pendekatan studi kasus ini dilakukan untuk mendeskripsikan program rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan hutan rakyat di Desa Kalisidi Kecamatan Ungaran Barat

Penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan barang inventaris dimaksudkan untuk mencegah dari bahaya kerusakan yang disebabkan oleh faktor biologis, cuaca, suhu, sinar, air

1) Sistem FPU yang dapat diimplementasikan dengan menggunakan FPGA adalah FPU yang dapat mengoperasikan dua masukan operand dalam bentuk bilangan floating point